Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

Teori Sosiologi Agama:

Ibnu Khaldun, Ali Syariati dan Kuntowijoyo

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas pada mata kuliah

“ Sosiologi Agama “

Dosen Pengampu : Nasihun Amin.

Disusun oleh :

Muhammad Khisin Azmi (2104016059)

AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
Tahun 2022/2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat
ALLAH SWT. Yang telah memberi kita rahmat, hidayah, serta inyah nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya dan semoga bermanfaat
bagi semua para pembaca dan penulis. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada
junjungan kita nabi akhirulzaman yakni Nabi Muhammad SAW. Yang telah
menuntun kita dari jalan yang gelp menuju jalan yang terang benderang yakni addinul
islam.
Terima kasih kami ucapkan kepada bapak dosen pengampu mata kuliah
filsafat islam klasik yang telah memberi kita tugas membuat makalah ini dengan judul
“Teori Sosiologi Agama: Ibnu Khaldun, Ali Syariati dan Kuntowijoyo” sehingga
kami bisa menambah wawasan ilmu tentang judul tersebut dengan pengetahuan dan
lebih memahami tentang mata kuliah ini.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dan
menyelesaikan tugas pada mata kuliah “Sosiologi Agama”. Selain itu maksud dari
penulisan makalah adalah untuk memberikan mafaat dan juga menambah wawasan
pengetahuan bagi para pembaca dan tentunya untuk kita penulis makalah ini.
Meskipun tidak banyak yang kami tulis akan tetapi, kami sebagai penulis berharap
kepada para pembaca bisa mengambil hikmah dari pembuatan makalah yang telah
tersusun ini.
Kami juga menyadari pasti banyak kekurangan yang terdapat pada makalah
yang kami buat ini, karena kami juga masih berproses dalam menempuh jalan
pembelajaran. Oleh karena itu, kami mohon maaf sebesar-besarnya kepada para
pembaca sekalian apabila ketika membaca menemukan kerancuan kata maupun
kesalahan ketik. Kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan dari makalah kami.

Semarang, 28 Februari 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan selalu mempunyai latar belakang sejarah yang penuh
dengan peristiwa berkaitan dengan perbaikan kehidupan manusia dan alam. Oleh karenanya,
selalu ada motivasi untuk bisa mengembangkan ke kehidupan yang lebih baik dan mapan.
Berbagai ilmu pengetahuan sudah di kembangkan dengan harapan dapat dapat merubah pola
kehidupan yang lebih progres (maju).
Sosiologi agama sendiri dalam peekembangannya memberikan ruang luas pada para
tokoh disiplin ilmu untuk lebih merambah pada kebutuhan masyarakat yang disesuaikan dengan
tuntutan zaman dan perkembangan peradaban manusia. Dari sinilah lahir Sosiologi Agama yang
akarnya pun tidak
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Tasawuf, ilmu kalam dan filsafat islam?
2. Apa hubungan antara Tasawuf, Ilmu Kalam dan Filsafat Islam?
C. Tujuan Penulisan
Kami penulis makalah ini berharap kepada para pembaca dapat memahami dengan apa
yang kami tulis ini dan semoga bermanfaat bagi para pembaca. Kami mengetahui bahwa apa
yang kami tulis ini belum sepenuhnya untuk memuaskan pengetahuan para pembaca dan semoga
bermanfaat. Kami dari penulis makalah ini berharapkan saran dan kritik dari para pembaca
makalah yang kami buat ini.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Ilmu Kalam

Pengertian ilmu kalam

Didalam agama islam ilmu yang membahas masalah ketuhanan sebagai dasar
aqidah/kepercayaan adalah ilmu kalam. Ahli ilmu kalam disebut sebagai mutakallimin, golongan
ini bisa dianggap sebagai golongan yang bisa berdiri sendiri yang menggunakan akal fikiran
(alasan-alasan pikiran) dalam memahami nash-nash (teks-teks) agama dan mempertahankan
kepercayaan-kepercayaannya. 1
Ilmu kalam adalah ilmu yanv membahas tentang wujud-wujud tuhan (Allah) sifat-sifat
yang semestinya ada pada-Nya, sifat-sifat yang jaiz disifatkan kepadanya dan tentang sifat-sifat
yang sama sekali yang wajib ditiadakan (mustahil) daripada-Nya, dan membicarakan rosul-rosul
tuhan untuk menetapkan kerasulannya dan mengetahui sifat-sifat yang mesti ada padanya dan
sifat sifat yang tidak ada padanya.
Menurut ibn khaldun, ilmu kalam adalah ilmu yang mengandung argumentasi rasional
yang digunakan untuk membela akidah-akidah imaniyyah dan mengandung penolakan terhadap
pandangan ahli bid’ah yang didalam alkidah-akidahnya menyimpang dari madzhab al-salaf al-
salih dan ahl sunnah, untuk kemudian masuk pada keyakinan yang hakiki yang menjadi rahasia
dari tauhid. Ilmu kalam juga dinamakan ‘ilm ‘aqa’id atau ‘ilm usul al-din. Ilmu kalam juga sama
dengan ilmu teologi bagi orang-orang masehi.2
Alasan dinamakan ilmu kalam yaitu:
1. Persoalan pennting yang menjadi pembicaraan pada abad-abad permulaab hijriyah ialah
“Firman Tuhan” (kalam Allah) dan non azalinya Qur’an (khalq Al-Qur’an).
2. Dasar ilmu kalam adalah dalil-dalil pikiran dan pengaruh dalil ini tampak jelas dalam
pembicaraan para mutakalllimin.Jrang juga menngambil dari dalil naqli (Qur’an dan Hadits),
kecuali sesudah menetapkan benarnya pokok persoalan terlebih dahulu.
3. Cara pembuktian kepercayaan-kepercayaan agama menyerupai logika dan filsafat, maka
pembuktian ilmu kalam mengunakan logika dengan filsafat.3

Sebab-sebab berdirinya ilmu kalam

Ilmu kalam sebagai ilmu yang berdiri sendiri belum dikenal pada masa Nabi Muhammad
SAW. Maupun pada masa sahabat, akan tetapi baru muncul atau dikenal pada masa berikutnya,
setelah banyak orang yang membicarakan persoalan metafisik ahmad hanafi menerangkan nahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya ilmu kaalam terbagi menjadi dua yakni, faktor-

1
Drs. Abuddin nata,M.A,ilmu kalam, filsafat, dan tasawuf,hlm 3

2
Hanafi, Theology Islam (ilmu kalam), 5

3
Ahmad hanafi, Teologi islam,hlm 4-5
faktor yang datang dari islam dan kaum muslimin dan faktor-faktor yang datang dari luar
mereka, karena adanya kebudayaan-kebudayaan lain dan agama-agama yang bukan islam.
Faktor dari dalam yaitu pertama, Al-Qur’an sendiri yang mengajak kepada tauhid dan
kenabian, dan juga golongan-golongan tentang kepercayaan tauhid. Kedua,ketika kaum
musklimin membuka negara-negara baru untuk masuk islam, dan mulai muncul persoalan agama
dan berusaha menjawabnya. Ketiga, persoalan-persoalan politik.
Faktor dari luar yaitu pertama, banyak diantara pemeluk-pemeluk islam yang mula-mula
beragama yahudi, masehi dan lain-lain, apalagi menjadi ulama’ yang kemudian masuk islam.
Kedua, golongan islam yang dulu terutama golongan mu’tazilah memusatkan perhatiannya untuk
penyiaran islam dan membantah alasan-alasan mereka yang memusuhi islam. Ketiga, para
mutakallimin hendak mengimbangi lawan-lawannya yang menggunakan filsafat, yang terutama
ketuhanan.4

4
Ibid, Theology islam (ilmu kalam), hal,10-12

Anda mungkin juga menyukai