Anda di halaman 1dari 2

REVIEW BUKU “BUDAYA POLITIK KERAJAAN BALANIPA MANDAR”

Buku ini ditulis oleh Syahrir Kila, dan ditertbitkan oleh Pustaka Refleksi pada tahun
2016. Pada buku ini sumber yang dipakai si penulis adalah dokumen yang diperoleh dari
penelitian lapangan di perpustakaan, di sini penulis juga banyak menggunakan sumber
sekunder sebagai data penelitiannya. Metode sejarah yang digunakan si penulis meliputi
empat tahap yaitu; mencari dan menemukan sumber, kritik sumber yang meliputi kritik intern
dan ekstern, interpretasi atau upaya perangkaian penafsiran fakta-fakta menjadi keseluruhan
makna yang harmonis dan masuk akal, dan Historiografi yaitu penyampaian hasil
rekonstruksi yang sesuai dengan data yang didapat oleh si peneliti, hingga menjadi suatu
kisah sejarah.

Buku ini berisi empat bab yang pada setiap bab memilki isi dari kesimpulan dari bab
itu. Pada bab pertama Pendahuluan berisi latar belakang dari penelitian, masalah, tujuan
penelitian, dan metode sejarah yang digunakan oleh si peneliti. Bab kedua membahas
gambaran umum dari profil singkat mengenai Kabupaten Polewali Mandar yang terletak di
Sulawesi Barat yang pada tahun 2004 masih merupakan Sulawesi Selatan, dan dulu wilayah
ini bernama Kabupaten Polewali Mamasa, akan tetapi pada paska pemekaran wilyah
namanya diubah menjadi Kabupaten Polewali Mandar berdasarkan PP. No. 74 tahun 2005
tanggal 1 Januari 2006. Gambaran umum dari profil singkat ini dapat berupa jumlah
penduduk yang mendiami daerah tersebut, kekayaan alam, kebudayaan dan juga sistem sosial
yang ada di daerah tersebut. di bab ini juga dibahas asal mula Kerajaan Balanipa yang
kerajaan nya sangat berpengaruh bagi masyarakat mandar. Pada buku ini kerajaan Balanipa
mulai eksis pada awal abab ke-16, pada awalnya kepemimpinan di kerajaan ini adalah
dipimpin oleh Tomakaka, Tomakaka merupakan gelar dari sebuah wilayah atau banua dan
Tomakaka yang pernah muncul di wilayah in sudah sebanyak 41. Namun masyarakat di
wilayah ini mengenal keberadaan seorang Tomanurung sebagai pendiri kerajaan, meskipun
Tomanurung itu yang menurunkan asal mulanya sistem pemerintahan di Mandar, namun
berdasarkan penuturan masyarakat setempat menyatakan bahwa sebelum Tomanurung ada di
Mandar, sistem kepemimpinan Tomakaka terlebih dahulu sudah ada.

Pada bab ketiga bentuk dan sistem pemerintahan Kerajaan Balanipa, pada awal
berudirinya, susunan pemerintahan di kerajaan ini sangat sederhana dan bentuk
pemerintahannya adalah berbentuk kerajaan dan tak bersifat bersifat monarki yang otoriter.
Artinya, Kerajaan Balanipa mempunyai bentuk pemerintahan yang berbentuk kerajaan.
Kerajaan ini dipimpim oleh seorang Mara’dia, akan tetapi dasar kekuasaan dari kerajaan ini
tetap demokrasi, yang artinya kekuasaan Mara’dia tetap dibatasi oleh dewan adat, hal ini
dapat dilihat dari mara’dia pertama yang dilantik dan telah membuat sebuah sumpah. Pada isi
sumpah tersebut dijelaskan bahwa Mara’dia dalam menjalankan roda pemerintahannya harus
taat dan mengikuti isi dari sumpah/perjanjian tersebut.

Anda mungkin juga menyukai