Anda di halaman 1dari 2

REVIEW BUKU “BUDAYA MASYARAKAT CINA DI DESA GEDONG

KABUPATEN BANGKA”

NAMA : GREGORIUS JOEHANDIE PUTRA YUDHARICKA

NIM : 204314019

PRODI : SEJARAH

Buku ini ditulis Dwi Setiati dan diterbitkan oleh Kementrian Kebudayaan dan
Parawisata Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Tanjungpinang tahun 2010.
Tujuan penulis di sini antara lain untuk menyusun laporan penelitian sejarah tentang budaya
masyarakat Cina di Desa Gedong sehingga masyarakat luas dapat mengetahui dan mengenal
secara lebih baik tentang sejarah budaya Cina di desa Gedong.
Buku ini umumnya membahas mengenai sejarah budaya masyarakat Cina di
kabupaten Bangka, terutama di Desa Gedong yang terletak di Kecamatan Belinyu, salah satu
kecamatan di Kabupaten Bangka, desa ini memiliki pengaruh budaya Cina yang sangat
kental, dan sebagaian warganya merupakan keturunan China dan dulunya merupakan pekerja
penambang timah. Desa Gedong telah menjadi pemukiman masyarakat Cina sejak berabad-
abad yang lalu, di desa ini tradisi dan budaya Cina masih mendominasi komunitas Desa
Gedong sampai saat ini. Pada bab 4 dalam buku ini membahas budaya yang terdapat di Desa
Gedong dan sistem-sistem yang berjalan disana, terdapat lima sistem yang terdiri dari: sistem
kemasyarakatan, pengetahuan, ekonomi, teknologi, dan religi. Sistem kemasyarakatan di desa
Gedong menganut sistem kekeluargaan atau kekerabatan karena masyarakat Cina pada
umumnya diajarkan untuk menjaga hubungan kekeluargaan agar bersifat harmonis dan
sejahtera, terutama dalam melestarikan marga/klan mereka, ajaran ini berasal dari ajaran
agama Konghucu. Sistem pengetahuan di Desa Gedong berasal dari kepercayaan nenek
moyang masyarakat Desa Gedong yang meyakini bahwa di kawasan Desa Gedong itu adalah
sumber kehidupan. Sistem ekonomi di Desa Gedong dulunya mengandalkan pertambangan
timah sebagai sumber ekonominya namun seiring berjalannya waktu generasi muda di Desa
Gedong mulai meninggalkan sumber pencaharian ini dan memutuskan untuk merantau demi
untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Ini dikarenakan pertambangan timah disana
mulai tidak terkendali dan mulai merusak lingkungan sekitar, dengan timah sekarang tidak
menjadi sumber utama ekonomi di Desa Gedong, masyarakat di sana mulai mencari sumber
pencaharian lain seperti bertani, berwiraswasta, dan menjadi nelayan. Sitem teknologi di
Desa Gedong sebagaian besar mengandalkan sumber dari alam dulunya nenek moyang di
Desa Gedong hidup berlimpah dikarenakan mereka hidup sebagai penambang timah,
dikarenakan kejayaan tambang timah mulai dilupakan. Banyak masyarakat Desa Gedong
sekarang mengandalkan kehidupan mereka menjadi nelayan atau membuat industri rumah
tangga yang disana disebut pengrajin kemplang dan prosesnya dilakukan secara tradisional.
Sistem religi kehidupan religi di masyarakat Desa Gedong sebagaian besar merupakan
pemeluk agama Buddha dan Konghucu ini tercermin dari tempat-tempat pemujaan yang
berada di seputar desa dan di rumah warga. Dari segi bahasa masyarakat Desa Gedong
dulunya menggunakan bahasa daerah mereka sebagai komunikasi, namun generasi sekarang
mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan sekarang berkomunikasi dengan baik
menggunakan bahasa Indonesia. Di Desa Gedong juga memiliki pertunjukan kesenian yang
disebut Atraksi Sun Go Khong yang dilaksanakan setiap tahun di desa tersebut, tradisi
kesenian ini telah diwariskan oleh nenek moyang yang dulunya adalah pendiri Desa Gedong.
Atraksi Sun Go Khong ini dapat diartikan sebagai kesenian karena tedapat tari-tarian dan di
sisi lain juga atraksi merupakan sebuah ritual karena pada dasarnya atraksi ini dibuat dalam
rangkan penghormatan untuk Dewa Sun Go Khong yang melambangkan kesaktian, kekuatan,
dan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai