Anda di halaman 1dari 56

TUGAS AKHIR

GAMBARAN PELAKSANAAN SARANA JAMBAN SEHAT DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN
2019

Disusun oleh :

Tesa Septiari, S.Ked

G1A219029

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT/KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020

PAGE \* MERGEFORMAT v
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Gambaran Sarana Jamban Sehat
di Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2019” sebagai
salah satu syarat untuk dapat melewati stase kepaniteraan klinik Ilmu
Kesehatan Masyarakat 1 (IKM1). Selanjutnya shalawat beriring salam tak lupa
pula selalu dihaturkan kepada Nabi Besar Muhammad Sallallahu Alaihi
Wassalam, yang telah membawa manusia dari zaman kegelapan menuju zaman
yang terang benderang dan penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat
sekarang ini.

Dalam menyelesaikan tugas akhir ini, penulis banyak memperoleh


bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak sehingga tugas akhir ini dapat
diselesaikan dengan baik. Karena itulah, pada kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terimakasih kepada dr. H. Emildan Pasai selaku Kepala
Puskesmas Putri Ayu atas waktu, bimbingan, dan petugas kesehatan
lingkungan Puskesmas Putri Ayu yang sangat membantu dalam
menyempurnakan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan tugas akhir ini. Akhir kata dengan segala
kekurangan yang ada, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat
bermanfaat terutama kepada pembaca dan penulis sendiri.
Jambi, Juli 2020

Penulis

PAGE \* MERGEFORMAT vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Tujuan Umum, Khusus ...................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. STBM ................................................................................................. 5
2.2. Sarana Jamban Sehat .......................................................................... 12
BAB III METODE PENGUMPULAN DATA 13
3.1 Lokasi dan waktu pengumpulan data .................................................. 13
3.2 Data yang dikumpulkan ...................................................................... 13
3.2 Cara pengambilan data ........................................................................ 13
BAB IV HASIL KEGIATAN PUSKESMAS
4.1. Gambaran umum Puskesmas Putri Ayu ............................................ 14
4.2. Profil Puskesmas Putri Ayu ............................................................... 16
4.3. Hasil Inspeksi Sanitasi sarana Jamban Sehat Puskesmas Putri Ayu 19
4.4. Perolehan data primer ........................................................................ 20
BAB V MASALAH KESEHATAN
5.1. Identifikasi masalah ........................................................................... 24
5.2. Penentuan prioritas masalah ............................................................... 26
5.3. Identifikasi faktor-faktor penyebab masalah dan penyebab masalah
dominan .................................................................................................... 28
BAB VI PEMECAHAN MASALAH PRIORITAS DAN USULAN
KEGIATAN UNTUK PEMECAHAN MASALAH
6.1. Alternatif cara pemecahan masalah ................................................... 32
6.2. Alternatif pemecahan masalah terbaik. .............................................. 33

PAGE \* MERGEFORMAT v
6.3. Rencana Penerapan ............................................................................ 33
6.4. Penerapan dan Monitoring ................................................................. 35
6.5. Evaluasi .............................................................................................. 35
BAB VII PENUTUP
6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 37
6.2 Saran .................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 40

PAGE \* MERGEFORMAT vi
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Putri Ayu


Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2019 .............................. 15
Tabel 4.2 Tenaga Kerja Kesehatan di Puskesmas Putri Ayu Kota
Jambi ..................................................................................... 17
Tabel 4.3 Tenaga Kerja Non Kesehatan di Puskesmas Putri Ayu Kota
Jambi ..................................................................................... 17
Tabel 4.4 Kondisi Sarana Sanitasi Jamban Wilayah Kerja Puskesmas
Putri Ayu tahun 2019 ......................……………………… 20
Tabel 5.1 MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment) ..................... 26
Tabel 5.2 Teknik Skoring USG Menetukan Prioritas Masalah ............ 27
Tabel 6.1 Kemungkinan Penyebab Masalah dan Penyelesaiannya ...... 32
Tabel 6.2. Alternatif Pemecahan Masalah ............................................. 33
Tabel 6.3 Bagan Rencana Penerapan Pemecahan Penyebab Masalah
Terpilih ................................................................................. 34
Tabel 6.4 Monitoring Pelaksanaan Kegiatan Pemecahan Masalah ...... 35
Tabel 6.5 Contoh Format Evaluasi Kegiatan ................................. 36

PAGE \* MERGEFORMAT v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Dokumentasi Kegiatan

Lampiran 2 EKP Putri Ayu Tahun 2019

PAGE \* MERGEFORMAT vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan


ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan
kemiskinan. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tinginya. 1
lingkungan menjadi salah satu faktor yang berperan dalam menentukan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal disamping faktor kualitas pelayanan
kesehatan, dan perilaku hidup bersih dan sehat.2

Penyakit berbasis lingkungan (PBL) menjadi permasalahan kesehatan


yang dihadapi indonesia saat ini. Diare menjadi penyebab nomor satu kematian
bayi di Indonesia (yaitu 42% dari total angka kematian bayi usia 0-11 bulan).
Di Indonesia, sekitar 162 ribu balita meninggal setiap tahun atau sejumlah 460
balita setiap harinya.3 Pada tahun 2017 terjadi 21 kali KLB Diare yang tersebar
di 12 provinsi, 17 kabupaten/kota. Kabupaten Polewali Mandar, Pohuwato,
Lampung Tengah dan Merauke masing-masing terjadi 2 kali KLB. Jumlah
penderita 1.725 orang dan kematian 34 orang (CFR 1,97%).4

Hasil studi WHO (2007), intervensi melalui modifikasi lingkungan


dapat menurunkan risiko penyakit diare sampai dengan 94%. Modifikasi
lingkungan tersebut mencakup penyediaan air bersih menurunkan risiko 25%,
pemanfaatan jamban menurunkan risiko 32%, pengolahan air minum tingkat
rumah tangga menurunkan risiko sebesar 39% dan cuci tangan pakai sabun
menurunkan risiko sebesar 45%.5

Sehingga pemerintah melalui Kementrian Kesehatan Republik


Indonesia membuat upaya untuk mengatasi permasalah tersebut dengan cara

PAGE \* MERGEFORMAT 1
PAGE \* MERGEFORMAT 4

mengembangkan dokumen Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis


Masyarakat (STBM) dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008, yang
menjadikan STBM sebagai Program Nasional dan merupakan salah satu
sasaran utama dalam RPJMN 2010 – 2014, yang menargetkan bahwa pada
akhir tahun 2014, tidak akan ada lagi masyarakat Indonesia yang melakukan
praktik buang air besar sembarangan (BABS).5,6

STBM memiliki 5 pilar, dan salah satu yang menjadi perhatian khusus
adalah pilar pertama yaitu tidak buang air besar sembarangan atau Open
defecation free (ODF).7 Tidak buang air besar sembarangan atau Open
defecation free adalah suatu kondisi ketika setiap individu dalam suatu
komunitas tidak buang air besar di sembarang tempat, tetapi di sarana jamban
sehat. Jamban sehat merupakan fasilitas pembuangan tinja yang efektif untuk
memutuskan mata rantai penularan penyakit. 8 Berdasarkan dari data riset
kementrian kesehatan menyatakan bahwa indonesia belum terverifikasi ODF
100%. Data Riskesdas tahun 2013 menyebutkan bahwa proporsi rumah tangga
yang memiliki jamban sehat atau BAB di jamban sebesar 81,9%.9

Dari data studi dan survey sanitasi, proporsi rumah tangga di Indonesia
yang menggunakan fasilitas buang air besar (BAB) milik sendiri adalah
75,93%, milik bersama sebanyak 10,25% dan fasilitas umum adalah 2,74%.
Rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas BAB atau masih BAB
sembarangan (open defecation) yaitu sebesar 10,84%. Di provinsi Jambi
terdapat 13,26% rumah tangga yang tidak memiliki fasilitas BAB.10

Adanya program kesehatan lingkungan diharapkan agar dapat


membantu memfasilitasi terlaksananya program sarana jamban sehat ini.
Pencapaian hasil setiap kegiatan program kesehatan lingkungan puskesmas
Putri Ayu telah mencapai target yang diharapkan. Walaupun demikian, masih
dijumpai kendala dan masalah dalam pelaksanan program kesehatan
lingkungan di puskesmas Putri Ayu. Upaya untuk perbaikan dan peningkatan
PAGE \* MERGEFORMAT 3

mutu dan kualitas pelayanan terus dilakukan guna memberikan pelayanan yang
terbaik bagi masyarakat dan lingkungannya. Atas dasar latar belakang tersebut,
perlu dilakukan analisa terkait “Gambaran Pelaksanaan Sarana Jamban
Sehat di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi Tahun 2019“ sehingga
kedepannya diharapkan program kesehatan lingkungan puskesmas Putri Ayu
dapat memberikan pelayanan yang lebih maksimal lagi bagi masyarakat dan
lingkungan serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan lingkungan
yang setinggi-tingginya.

1.2. Tujuan

1.2.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan, permasalahan dan alternatif


pemecahan masalah dalam pelaksanaan program sarana jamban sehat di
wilayah kerja puskesmas Putri Ayu Kota Jambi.

1.2.2. Tujuan Khusus

1 Untuk mengidentifikasi masalah dalam pelaksanaan program sarana


jamban sehat di wilayah kerja puskesmas Putri Ayu Kota Jambi.
2 Untuk menentukan prioritas masalah dalam pelaksanaan program
sarana jamban sehat di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi.
3 Untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab masalah dalam
pelaksanaan program sarana jamban sehat di wilayah kerja puskesmas
Putri Ayu Kota Jambi.
4 Untuk menentukan alternatif pemecahan masalah dalam pelaksanaan
program sarana jamban sehat di wilayah kerja puskesmas Putri Ayu
Kota Jambi.
5 Untuk menentukan pemecahan masalah yang terpilih dalam
pelaksanaan program sarana jamban sehat di wilayah kerja puskesmas
Putri Ayu Kota Jambi.
PAGE \* MERGEFORMAT 4

6 Untuk merencanakan usulan kegiatan pemecahan masalah yang terpilih


dalam pelaksanaan program sarana jamban sehat di wilayah kerja
puskesmas Putri Ayu Kota Jambi.
7 Untuk menentukan monitoring dan evaluasi kegiatan pelaksanaan
program sarana jamban sehat di wilayah kerja puskesmas Putri Ayu
Kota Jambi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. STBM

2.1.1. Pengertian STBM

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk


merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan dengan metode
pemicuan. Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait pembangunan kesehatan,
khususnya bidang, higiene dan sanitasi masih sangat besar. Untuk itu perlu
dilakukan intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Pemerintah
merubah pendekatan pembangunan sanitasi nasional dari pendekatan sektoral
dengan penyediaan subsidi perangkat keras yang selama ini tidak memberi
daya ungkit terjadinya perubahan perilaku higienis dan peningkatan akses
sanitasi, menjadi pendekatan sanitasi total berbasis masyarakat yang
menekankan pada 5 (lima) perubahan perilaku higienis.5

Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan lima


pilar akan mempermudah upaya meningkatkan akses sanitasi masyarakat yang
lebih baik serta mengubah dan mempertahankan keberlanjutan budaya hidup
bersih dan sehat. Pelaksanaan STBM dalam jangka panjang dapat menurunkan
angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh sanitasi yang kurang baik,
dan dapat mendorong tewujudnya masyarakat sehat yang mandiri dan
berkeadilan.5

Perubahan perilaku dalam STBM dilakukan melalui metode Pemicuan


yang mendorong perubahan perilaku masyarakat sasaran secara kolektif dan
mampu membangun sarana sanitasi secara mandiri sesuai kemampuan.

PAGE \* MERGEFORMAT 5
PAGE \* MERGEFORMAT 6

2.1.2. Tujuan STBM

Tujuan STBM adalah untuk mencapai kondisi sanitasi total dengan


mengubah perilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat
yang meliputi 3 komponen yaitu penciptaan lingkungan yang mendukung,
peningkatan kebutuhan sanitasi, peningkatan penyediaan sanitasi dan
pengembangan inovasi sesuai dengan konteks wilayah.

2.1.3. Lima Pilar STBM

Lima Pilar STBM terdiri dari:5

1. Stop Buang air besar Sembarangan (SBS)

Suatu kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air
besar sembarangan. Perilaku SBS diikuti dengan pemanfaatan sarana sanitasi
yang saniter berupa jamban sehat. Saniter merupakan kondisi fasilitas sanitasi
yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan yaitu:

a. tidak mengakibatkan terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang


berbahaya bagi manusia akibat pembuangan kotoran manusia; dan
b. dapat mencegah vektor pembawa untuk menyebar penyakit pada pemakai
dan lingkungan sekitarnya.

Jamban sehat efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit.


Jamban sehat harus dibangun, dimiliki, dan digunakan oleh keluarga dengan
penempatan (di dalam rumah atau di luar rumah) yang mudah dijangkau oleh
penghuni rumah.5

2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)


CTPS merupakan perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan
air bersih yang mengalir. Langkah-langkah CTPS yang benar :
a. Basahi kedua tangan dengan air bersih yang mengali
PAGE \* MERGEFORMAT 11

b. Gosokkan sabun pada kedua telapak tangan sampai berbusa lalu


gosok kedua punggung tangan, jari jemari, kedua jempol, sampai
semua permukaan kena busa sabun.
c. Bersihkan ujung-ujung jari dan sela-sela di bawah kuku.
d. Bilas dengan air bersih sambil menggosok-gosok kedua tangan
sampai sisa sabun hilang.
e. Keringkan kedua tangan dengan memakai kain, handuk bersih, atau
kertas tisu, atau mengibas-ibaskan kedua tangan sampai kering.
Waktu penting perlunya CTPS, antara lain:
a. sebelum makan
b. sebelum mengolah dan menghidangkan makanan
c. sebelum menyusui
d. sebelum memberi makan bayi/balita
e. sesudah buang air besar/kecil
f. sesudah memegang hewan/unggas
Kriteria Utama Sarana CTPS yaitu :
a. Air bersih yang dapat dialirkan
b. Sabun
c. Penampungan atau saluran air limbah yang aman
3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMM-RT)
PAMM-RT merupakan suatu proses pengolahan, penyimpanan, dan
pemanfaatan air minum dan pengelolaan makanan yang aman di rumah tangga.
Tahapan kegiatan dalam PAMM-RT, yaitu:
a. Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga
1) Pengolahan air baku
2) Pengolahan air untuk minum
3) Wadah Penyimpanan Air Minum
4) Hal penting dalam PAMM-RT
PAGE \* MERGEFORMAT 12

- Cucilah tangan sebelum menangani air minum dan mengolah


makanan siap santap.
- Mengolah air minum secukupnya sesuai dengan kebutuhan
rumah tangga.
- Gunakan air yang sudah diolah untuk mencuci sayur dan buah
siap santap serta untuk mengolah makan siap santap.
- Tidak mencelupkan tangan ke dalam air yang sudah diolah
menjadi air minum. Secara periodik meminta petugas kesehatan
untuk melakukan pemeriksaan air guna pengujian laboratorium5
b. Pengelolaan Makanan Rumah Tangga
Makanan harus dikelola dengan baik dan benar agar tidak menyebabkan
gangguan kesehatan dan bermanfaat bagi tubuh. Cara pengelolaan makanan
yang baik yaitu dengan menerapkan prinsip higiene dan sanitasi makanan.
Pengelolaan makanan di rumah tangga, walaupun dalam jumlah kecil atau
skala rumah tangga juga harus menerapkan prinsip higiene sanitasi makanan.5
4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga
Tujuan Pengamanan Sampah Rumah Tangga adalah untuk menghindari
penyimpanan sampah dalam rumah dengan segera menangani sampah.
Pengamanan sampah yang aman adalah pengumpulan, pengangkutan,
pemrosesan, pendaur-ulangan atau pembuangan dari material sampah dengan
cara yang tidak membahayakan kesehatan masyarakat dan lingkungan.
5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga
Proses pengamanan limbah cair yang aman pada tingkat rumah tangga
untuk menghindari terjadinya genangan air limbah yang berpotensi
menimbulkan penyakit berbasis lingkungan. Untuk menyalurkan limbah cair
rumah tangga diperlukan sarana berupa sumur resapan dan saluran
pembuangan air limbah rumah tangga. Limbah cair rumah tangga yang berupa
tinja dan urine disalurkan ke tangki septik yang dilengkapi dengan sumur
resapan. Limbah cair rumah tangga yang berupa air bekas yang dihasilkan dari
PAGE \* MERGEFORMAT 11

buangan dapur, kamar mandi, dan sarana cuci tangan disalurkan ke saluran
pembuangan air limbah.5

2.2. Sarana Jamban Sehat

2.2.1. Pengertian Jamban

Menurut Soeparman (2003), jamban adalah suatu ruangan yang


mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat
jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa
(cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk
membersihkan.11 Jamban sehat adalah sarana pembuangan tinja yang efektif
untuk memutus mata rantai penularan penyakit.5

2.2.2. Jenis Jamban

1. Jamban Cemplung (pit latrine)

Jamban cemplung ini sering dijumpai di daerah pedesaan tapi kurang


sempurna, misalnya tanpa rumah jamban. Pada jamban ini, kotoran langsung
masuk ke jamban dan tidak boleh terlalu dalam sebab bila terlalu dalam akan
mengotori air tanah dibawahnya. Dalamnya pit latrine berkisar antara 1,5 – 3
meter saja. Jarak dari sumber air minum sekurang-kurangnya 15 meter.

Cara dan beberapa syarat pembuatan jamban galian (cemplungan)


adalah:

a. Jauh dari tempat kediaman/perumahan


b. Lubang digali sedalam 2-3 dengan garis tengah 80 cm
c. Dalamnya tergantung keadaan tanah, permukaan air tanah dan lama
penggunaan
d. Letaknya diusahakan pada tanah yang agak longgar tapi kokoh hingga
tidak memerlukan dinding penahan
e. Pada lubang bagian atas perlu diberi dinding dan pondasi penguat
PAGE \* MERGEFORMAT 12

f. Bila tanahnya terlalu longgar dan mudah runtuh, lubang bagian dalam
perlu diberi penahan atau penguat dari beton, batu-batu, kaleng atau
drum, anyaman bambu atau bahan lainnya
g. Pondasi disekitar atas lubang dibuat dari beton, batu bata bersemen, atau
balok kayu
h. Di sekitar lantai dan pondasi ditimbun tanah agar jamban tetap kering
i. Ditutup yang layak dan memenuhi syarat kesehatan

2. Jamban Cemplung Berventilasi (Ventilation Improved Pit Latrine)

Jamban ini hampir sama dengan jamban cemplung, bedanya lebih


lengkap, yakni menggunakan ventilasi pipa. Untuk daerah pedesaan pipa
ventilasi ini dapat dibuat dengan bambu.

3. Watersealed Laterine (Angsa Trine)

Jamban tangki septik/leher angsa : Adalah jamban berbentuk leher angsa


sehingga akan selalu terisi air. Fungsi air ini sebagai sumbat bau busuk dari
cubluk sehingga tidak tercium di ruangan rumah kakus. Bila dipakai, faecesnya
tertampung sebentar dan bila disiram air, baru masuk ke bagian yang menurun
untuk masuk ke tempat penampungannya (pit). Penampungannya berupa
tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses
penguraian/dekomposisi kotoran manusia yang dilengkapi dengan resapannya.
Kakus ini yang terbaik dan dianjurkan dalam kesehatan lingkungan.

Laterine jenis septic tank ini merupakan cara yang paling memenuhi
persyaratan, oleh sebab itu, cara pembuangan tinja semacam ini dianjurkan.
Septic tank terdiri dari tangki sedimentasi yang kedap air dimana tinja dan air
buangan masuk dan mengalami dekomposisi.

Di dalam tangki ini, tinja akan berada selama beberapa hari. Selama
waktu tersebut tinja akan mengalami 2 proses, yakni :
PAGE \* MERGEFORMAT 11

a. Proses kimiawi

Akibat penghancuran tinja akan direduksi dan sebagian besar (60-70%)


zat-zat padat akan mengendap didalam tangki sebagai sludge. Zat-zat yang
tidak dapat hancur bersama-sama dengan lemak dan busa akan mengapung dan
membentuk lapisan yang menutup permukaan air dalam tangki tersebut.
Lapisan ini disebut scum yang befungsi mempertahankan suasana anaerob dari
cairan dibawahnya, yang memungkinkan bakteri-bakteri anaerob dan fakultatif
anaerob dapat tumbuh subur, yang akan berfungsi pada proses berikutnya.

b. Proses biologis

Dalam proses ini terjadi dekomposisi melalui aktivitas bakteri anaerob


dan fakultatif anaerob yang memakan zat-zat organik alam, sludge dan scum.
Hasilnya, selain terbentuk gas dan zat cair lainnya, adalah juga mengurangi
volume sludge sehingga memungkinkan septic tank tidak cepat penuh.
Kemudian cairan enfluent sudah tidak mengandung bagian-bagian tinja dan
mempunyai BOD yang relatif rendah. Cairan enfluent ini akhirnya dialirkan
keluar melalui pipa dan masuk ke dalam tempat perembesan.12

2.2.3. Syarat Jamban Sehat

Standar dan persyaratan kesehatan bangunan jamban terdiri dari :

a. Bangunan atas jamban (dinding dan/atau atap)


Bangunan atas jamban harus berfungsi untuk melindungi pemakai dari
gangguan cuaca dan gangguan lainnya.
b. Bangunan tengah jamban
Terdapat 2 (dua) bagian bangunan tengah jamban, yaitu:
1. Lubang tempat pembuangan kotoran (tinja dan urine) yang saniter
dilengkapi oleh konstruksi leher angsa. Pada konstruksi sederhana
(semi saniter), lubang dapat dibuat tanpa konstruksi leher angsa, tetapi
harus diberi tutup.
PAGE \* MERGEFORMAT 12

2. Lantai Jamban terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan
mempunyai saluran untuk pembuangan air bekas ke Sistem
Pembuangan Air Limbah (SPAL).

c. Bangunan Bawah

Merupakan bangunan penampungan, pengolah, dan pengurai


kotoran/tinja yang berfungsi mencegah terjadinya pencemaran atau
kontaminasi dari tinja melalui vektor pembawa penyakit, baik secara langsung
maupun tidak langsung.

Terdapat 2 (dua) macam bentuk bangunan bawah jamban, yaitu:

1. Tangki Septik, adalah suatu bak kedap air yang berfungsi sebagai
penampungan limbah kotoran manusia (tinja dan urine). Bagian padat
dari kotoran manusia akan tertinggal dalam tangki septik, sedangkan
bagian cairnya akan keluar dari tangki septik dan diresapkan melalui
bidang/sumur resapan. Jika tidak memungkinkan dibuat resapan maka
dibuat suatu filter untuk mengelola cairan tersebut.
2. Cubluk, merupakan lubang galian yang akan menampung limbah
padat dan cair dari jamban yang masuk setiap harinya dan akan
meresapkan cairan limbah tersebut ke dalam tanah dengan tidak
mencemari air tanah, sedangkan bagian padat dari limbah tersebut
akan diuraikan secara biologis. Bentuk cubluk dapat dibuat bundar
atau segi empat, dindingnya harus aman dari longsoran, jika
diperlukan dinding cubluk diperkuat dengan pasangan bata, batu kali,
buis beton, anyaman bambu, penguat kayu, dan sebagainya.13
BAB III

METODE PENGUMPULAN DATA

3.1 Lokasi dan Waktu Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di ruang kesehatan lingkungan puskesmas


Putri Ayu dan Wawancara pengunjung puskesmas yang bertempat tinggal di
Kelurahan Legok

3.2 Data yang Dikumpulkan

Data yang dikumpulkan oleh penulis yaitu :

1. Data Primer
Data primer didapat melalui wawancara yaitu untuk memperoleh
informasi mengenai pelaksanaan program sarana jamban sehat dan
permasalahan yang terjadi dalam pelaksanaan program sarana jamban sehat
puskesmas Putri Ayu yang dilakukan kepada petugas kesehatan lingkungan
puskesmas Putri Ayu, dan wawancara pengunjung puskesmas di wilayah
kerja puskesmas Putri Ayu.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari laporan hasil kegiatan program sarana
Jamban Sehat puskesmas Putri Ayu tahun 2019.

3.3. Cara Pengumpulan Data

Data primer diperoleh melalui wawancara dengan petugas kesehatan


lingkungan puskesmas Putri Ayu dan masyarakat di wilayah kerja puskesmas
Putri Ayu. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan cara meminjam data
dari petugas kesehatan lingkungan puskesmas Putri Ayu.

13
BAB IV

HASIL KEGIATAN PUSKESMAS

4.1 Gambaran Umum Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi

4.1.1 Data geografis

a. Batas wilayah Puskesmas Putri Ayu


Puskesmas Putri Ayu terletak di kecamatan Danau Sipin dengan batas
wilayah sebaga berikut:
1. Sebelah Timur berbatasan kecamatan Pasar Jambi
2. Sebelah Barat berbatasan kelurahan Selamat dan kecamatan
Telanaipura
3. Sebelah Utara berbatasan Sungai Batanghari
4. Sebelah Selatan berbatasan kecamatan Jelutung
b. Wilayah kerja Puskesmas
Wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu mencakup 5 kelurahan, yaitu:
1. Kelurahan Legok
2. Kelurahan Sungai Putri
3. Kelurahan Murni
4. Kelurahan Solok Sipin
5. Kelurahan Murni

14
PAGE \* MERGEFORMAT 23

Gambar 4.1 Peta Wilayah Cakupan Puskesmas Putri Ayu

4.1.2 Data Demografi


Puskesmas Putri Ayu memiliki luas wilayah ± 962 ha atau ± 61 km2
yang terdiri dari daerah dataran tinggi sebelah selatan dan dataran rendah
disebelah utara. Dengan jumlah penduduk wilayah kerja puskesmas Putri Ayu
berdasarkan data akhir tahun 2019 berjumlah 47.594 jiwa, yang terdiri dari:

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Wilayah


Kerja Puskesmas Putri Ayu Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2019

Desa L P
Kel. Legok 6.909 6.532
Kel. Solok Sipin 5.399 5.160
Kel. Sungai Putri 4.527 4.452
Kel. Murni 2.721 2.835
Kel. Selamat 4.499 4.560
PAGE \* MERGEFORMAT 24

4.2 PROFIL PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI


4.2.1 Sejarah dan Profil Puskesmas Putri Ayu
Puskesmas Putri Ayu berdiri tahun 1978 dengan nama Puskesmas
Wilayah IV Putri Ayu berada dalam kecamatan Danau Sipin. Puskesmas Putri
Ayu Kota Jambi sebagai salah satu Unit Pelayanan Teknis (UPT) Dinas
Kesehatan Kota Jambi dituntut menjadi ujung tombak pembangunan kesehatan
khususnya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang bersifat
promotif, preventif, kuratif dan rehabilatif untuk mempertinggi derajat
kesehatan dengan memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu, pelayanan kesehatan ini berdasarkan
Permenkes No. 75 Tahun 2014 tertuang dalam 6 program pokok dan program
pengembangan puskesmas yaitu:
1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. Kesehatan Ibu dan Anak &Keluarga Berencana
4. Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan.

4.2.2 Fasilitas Puskesmas Putri Ayu

Puskesmas Putri Ayu dengan fasilitas puskesmas rawat jalan yang


cukup lengkap seperti alat dan ruang IGD, poli umum, poli gigi, poli KIA, KB,
poli usila, poli anak sakit dan sehat (MTBS), imunisasi, laboratorium
sederhana dan konsultasi gizi, konsultasi kesehatan reproduksi, kesehatan
lingkungan, P2M (TB paru), apotik dan gudang obat. Selain itu, puskesmas
juga memiliki mobil ambulans.

4.2.3 Ketenagaan

Untuk data ketenagaan di Puskesmas Putri Ayu dapat dijabarkan dalam


tabel berikut:
PAGE \* MERGEFORMAT 23

Tabel 4.2 Tenaga Kerja Kesehatan di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi
No. Profesi Jumlah
(orang)
1 Dokter spesialis 0
2 Dokter umum 5
3 Dokter gigi 2
4 Perawat 16
5 Perawat gigi 4
6 Bidan (tidak termasuk Bidan Desa) 26
7 Bidan di desa/di Poskesdes 0
8 Apoteker & S1 farmasi 0
9 Asisten apoteker 4
10 Analis farmasi 0
11 Kesmas (S1) 3
12 Kesmas (S2) 0
13 Sanitarian 2
14 Ahli gizi 1
15 Keterapian fisik 0
16 Keteknisian medis 2
Total 65

Tabel 4.3 Tenaga Kerja Non Kesehatan di Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi
No. Jenis Tenaga Non Kesehatan Jumlah
(orang)
1 Pekarya 1
2 Administrasi umum 4
3 Sopir 0
4 Keuangan 0
5 Tenaga non kesehatan lain 0
Total 5
PAGE \* MERGEFORMAT 24

4.2.4 Program Puskesmas Putri Ayu


a. Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
Upaya kesehatan wajib yang ada di Puskesmas Putri ayu
adalah sebagai berikut:
1. Promosi kesehatan
2. Kesehatan lingkungan
3. Kesehatan ibu dan anak
4. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
5. Gizi masyarakat
6. Upaya pengobatan
b. Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas
Upaya kesehatan pengembangan yang ada di Puskesmas
Putri Ayu adalah sebagai berikut:
1. Rawat inap
2. Upaya kesehatan usia lanjut
3. Upaya kesehatan mata/pencegahan kebutaan
4. Upaya kesehatan telinga/pencegahan gangguan pendengaran
5. Kesehatan jiwa
6. Kesehatan olah raga
7. Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi
8. Perawatan kesehatan masyarakat
9. Bina kesehatan tradisional
10. Bina kesehatan kerja

4.2.5 Struktur Organisasi Puskesmas Putri Ayu


PAGE \* MERGEFORMAT 23

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Puskesmas Putri Ayu

4.3. Hasil Inspeksi Sanitasi Sarana Jamban Sehat Puskesmas Putri Ayu
PAGE \* MERGEFORMAT 24

Tabel 4.4 Kondisi sarana sanitasi jamban wilayah kerja puskesmas Putri Ayu
tahun 2019:

Keterangan :

C : Cemplung

CP : Cemplung dengan Plengsengan

L : Leher Angsa

LP : Leher Angsa dengan Plengsengan

LST : Leher Angsa dengan Septic Tank

4.5 Data penduduk yang akses Jamban Sehat di wilayah Puskesmas Putri
Ayu
PAGE \* MERGEFORMAT 23

Tabel 4.5 Penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak
( Jamban Sehat menurut Kecamatan dan Kabupaten/Kota di wilayah kerja
puskesmas Putri Ayu tahun 2019 :

4.4. Perolehan Data Primer

4.4.1. Wawancara dengan Petugas Kesehatan Lingkungan di Puskesmas


Putri Ayu Kota Jambi
Dari hasil wawancara dengan petugas kesehatan lingkungan puskesmas
Putri Ayu didapatkan sebagai berikut:
1. Bagaimana alur pelaksanaan program sarana jamban sehat di puskesmas
Putri Ayu?
Jawaban :
“Untuk alurnya yang pertama kitamulai dari dinas, nah dari pak
walikota ada MOU ke kelurahan masing-masing harus ODF, dari dinas
kesehatan ke puskesmas melaksanakan sosisalisasi kemudian pemicuan,
setelah pemucuan akan dibuat tim untuk mengerjakan STBM dengan
kelurahan yang sepakat untuk melakukan STBM, dan kesling puskesmas
kan sebagai tenaga penyuluh ya, jadi kita petugas kesehetan lingkungan
ya sekedar menyuluhkan tentang jamban sehat, perubahan perilaku dari
jamban tidak sehat ke jamban yang sehat.”
PAGE \* MERGEFORMAT 24

2. Berapa banyak petugas yang turun untuk melakukan kegiatan


pemeriksaan sarana jamban sehat?
Jawaban :
“Kami petugas kesehatan lingkungan ada tiga orang, satu orang masih
tenaga tks. Biasanya kami turun dibantu oleh petugas dari promosi
kesehatan 2 orang untuk membantu penyuluhan, dan 1 orang pembina
wilayah.”
3. Apakah yang dilakukan oleh tim pemicu ?
Jawaban :
“Puskesmas kan hanya tim fasilitator jadi kami hanya memfasilitasi
mereka agar mereka bisa mempunyai jamban yang sehat dengan cara
mereka sendiri. Yang dilakukan tim pemicuan adalah mengumpulkan
warga yang belum memiliki jamban sehat kemudian ditandai rumahnya
di peta dan melakukan dengan metode lain”
4. Apakah kegiatan sarana jamban sehat ini telah dilakukan ?
Jawaban :
“sudah, untuk wilayah kerja Putri Ayu, semua nya telah dilakukan
penyuluhan dan pemicuan, tapi ya kendalanya itu ada yang datang, ada
yang tidak datang ketika diadakan penyuluhan ”
5. Pada saat melakukan kegiatan sosialisasi dan pemicuan sarana jamban
sehat apakah ada hambatan ?
Jawaban :
“ya terkadang itu sebagian penduduk ada yang tidak memiliki kesadaran
akan jamban sehat dan tidak peduli sehingga mereka tidak hadir dalam
kegiatannya.Mereka pikir tidak penting untuk ikut kegiatan”
6. Apakah masih ada masyarakat yang mengalami penyakit berbasis
lingkungan di lingkungan wilayah kerja puskesmas?
Jawaban :
“masih ada , penyakitnya seperti diare, penyakit kulit badan nyagatal-
gatal”
PAGE \* MERGEFORMAT 23

4.4.2. Wawancara dengan warga yang memiliki rumah di wilayah kerja


Puskesmas Putri Ayu Kota Jambi
Hasil wawancara adalah sebagai berikut :
1. Apakah bapak sudah lama tinggal di daerah ini?
Jawaban :
“Saya sudah ngontrak kurang lebih 3 tahun tinggal di daerah ini”
2. Apakah bapak tau tentang jamban sehat ?
Jawaban :
“tau sedikit-sedikit, saya pernah dijelaskan dulu”
3. Maaf pak kalau boleh tahu , bapak dirumah menggunakan jamban/WC
jenis apa?
Jawaban :
“Saya pakai jamban yang ado di sungai , ”
4. Saluran pembuangan limbahnya ngalirnya kemana pak ?
Jawaban :
“Tidak ada salurannya, langsung saja ke aliran sungai”
5. Mengapa bapak memilih mengalirkan limbahnya ke sungai?
Jawaban :
“ya karena rumah saya tepat di tepi sungai, terus dimano lagi selain
disitu mbak''
6. Apakah petugas dari puskesmas sering datang untuk memeriksa jamban
kesini pak ?
Jawaban :
“Ada si beberapa kali tapi terkadang saya tidak dirumah karena kerja”
7. Apa saja yang dilakukan petugas puskesmas waktu memeriksa jamban di
dekat rumah bapak ?
Jawaban :
“Ya waktu saya dirumah , Mereka ya nanya nanya lah kayak mbak ni,
udah tu mereka lihat ke jamban nya, terus mereka foto”
PAGE \* MERGEFORMAT 24

8. Kalo misalnya petugas datang, apakah bapak langsung mau membukakan


pintu untuk mempersilahkan mereka masuk atau bertanya dahulu siapa
mereka?
Jawaban :
“Ya saya kadang lihat dulu mbak kalo mereka dak pakai seragam yo
kadang saya kurang percaya, takutnya orang maling kan atau orang mau
nawari barang, kalo mereka nampak dari puskesmas ya saya bukain
pintu mbak”
BAB V

MASALAH KESEHATAN

5.1. Identifikasi Masalah

5.1.1. Curah Pendapat (Brainstorming)


1. Perilaku masyarakat yang tidak peduli akan jamban sehat (input)
2. Masyarakat banyak yang tidak hadir saat dilakukan sosialisasi dan
pemicuan (proses)
3. Masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah kebawah tidak memiliki
dana dan lahan untuk membuat jamban sehat (input)
4. Masih ada masyarakat di wilayah kerja puskesmas Putri Ayu yang tidak
menggunakan jamban sehat (output)
5. Masih adanya risiko pencemaran rendah sampai sedang (output)
6. Masih terdapat kasus diare, penyakit kulit dan gatal-gatal di wilayah
kerja puskesmas Putri Ayu (outcome)

5.1.2. Konfirmasi Masalah dengan Data

5.1.2.1 Data Primer


1. Masih ada masyarakat di wilayah kerja puskesmas Putri Ayu yang tidak
menggunakan jamban sehat (OUTPUT)
Dari hasil wawancara dengan petugas kesehatan lingkungan, didapatkan
bahwa masih ada warga yang tidak memiliki jamban sehat di wilayah
kerja puskesmas Putri Ayu, disebabkan oleh perilaku masyarakat yang
kurang peduli akan jamban sehat, kemudian disebabkan oleh dana dan
lahan yang tidak ada dan tidak mencukupi untuk membuat septic tank.
Dilakukan pengamatan dari jauh ke wilayah kerja puskesmas Putri Ayu
di kelurahan legok dan didapatkan masih ada rumah yang tidak memiliki
sarana air bersih dan jamban sehat.

24
PAGE \* MERGEFORMAT 31

2. Masih adanya resiko pencemaran rendah sampai sedang (OUTPUT)


Dari hasil wawancara dengan petugas kesehatan lingkungan, didapatkan
bahwa masih adanya resiko pencemaran rendah sampai sedang,
disebabkan oleh masih rendahnya kepedulian dan kesadaran masyarakat
tentang jamban yang memenuhi syarat kesehatan.
3. Terdapat kasus diare, penyakit kulit dan gatal-gatal yang masih banyak
terjadi di wilayah kerja puskesmas Putri Ayu (OUTCOME)

5.1.2.2 Data sekunder


Data diperoleh dari laporan hasil inspeksi kondisi sanitasi (jamban) di
wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu pada periode 2019.
1. Masih ada warga yang tidak memiliki jamban sehat di wilayah kerja
puskesmas Putri Ayu tahun 2019. Dari EKP Putri Ayu tahun 2019
didapatkan ada 80% masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu
Desa yang menggunakan STBM. Dan 15,5 % masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Putri Ayu yang akses fasilitas layak jamban sehat (Data
Terlampir)
2. Masih adanya resiko pencemaran rendah sampai sedang. Dari 780 rumah
yang diperiksa, ada 383 rumah yang memiliki resiko pencemaran rendah,
dan 397 rumah yang memiliki resiko pencemaran sedang

5.1.2.3 Pernyataan Masalah


1. Terdapat 15,5% masyarakat yang akses fasilitas layak jamban sehat di
wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu tahun 2019
2. Dari 780 rumah yang diperiksa, terdapat 383 rumah yang memiliki resiko
pencemaran rendah, dan 397 rumah yang memiliki resiko pencemaran
sedang di wilayah kerja puskesmas Putri Ayu pada tahun 2019
3. Terdapat kasus diare, penyakit kulit dan gatal-gatal yang masih banyak
terjadi di wilayah kerja puskesmas Putri Ayu
PAGE \* MERGEFORMAT 38

5.2. Penentuan prioritas masalah


Menentukan prioritas masalah menggunakan metode MCUA (Multiple
Criteria Utility Assessment), dan teknik scoring USG (Urgency, Seriousness,
Growth)
Tabel 5.1 MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)

N Pengaruh Pengaruh Kemampuan


Kriteria Komitmen
O terhadap terhadap Teknologi &
Bobot Politik JUMLAH
Masalah kesehatan kesehatan SDM yang
masyarakat pasien dimiliki
Bobot 5 4 3 2
1 Terdapat 15,5 % N 9 9 3 4
masyarakat yang BN 45 36 9 8 98

menggunakan akses
fasilitas layak jamban
sehat di wilayah kerja
Puskesmas Putri Ayu
tahun 2019

2 Dari 780 rumah yang N 8 7 3 4


diperiksa, terdapat 383 BN 40 28 9 8 85

rumah yang memiliki


resiko pencemaran
rendah, dan 397 rumah
yang memiliki resiko
pencemaran sedang di
wilayah kerja
puskesmas Putri Ayu
pada tahun 2019

3 Terdapat kasus diare, N 6 7 3 4


kulit dan gatal-gatal BN 30 28 9 8 75
PAGE \* MERGEFORMAT 31

yang masih banyak


terjadi di wilayah kerja

Keterangan :
B = Bobot *Bobot ditentukan 1-5, nilai ditentukan 1-10.
N = Nilai
BN = Bobot x Nilai = Skor (S)

Tabel 5.2 Teknik Skoring USG Menetukan Prioritas Masalah

NO MASALAH U S G Total
Terdapat 15,5% masyarakat yang
menggunakan akses fasilitas layak jamban
1. 4 4 4 12
sehat di wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu
tahun 2019
Dari 780 rumah yang diperiksa, terdapat 383
rumah yang memiliki resiko pencemaran
2. rendah, dan 397 rumah yang memiliki resiko 4 4 3 11
pencemaran sedang di wilayah kerja
puskesmas Putri Ayu

Terdapat kasus diare, kulit dan gatal-gatal


3. 3 3 3 9
yang masih banyak terjadi di wilayah kerja
puskesmas Putri Ayu

Keterangan :
Total :U+S+G
U (Urgency) : Seberapa mendesak isu harus dibahas
S (Seriousness) : Seberapa serius isu perlu dibahas
G (Growth) : Kemungkinan isu berkembang
PAGE \* MERGEFORMAT 38

Nilai :

- 4 : Sangat Mendesak, Sangat Serius, Sangat mungkin isu untuk


berkembang
- 3 : Mendesak, Serius, mungkin isu untuk berkembang
- 2 : Kurang Mendesak, Kurang Serius, Kurang mungkin isu untuk
berkembang
- 1 : Tidak Mendesak, Tidak Serius, Tidak mungkin isu untuk berkembang

Dari hasil penentuan masalah menggunakan tabel USG maka masalah


yang menjadi prioritas berdasarkan skor penilaian adalah terdapat 15,5%
masyarakat yang menggunakan akses fasilitas layak jamban sehat di wilayah
kerja Puskesmas Putri Ayu tahun 2019

5.3. Identifikasi faktor-faktor penyebab masalah dan penyebab masalah


dominan

5.3.1 Diagram Alur (Flow Chart)


Diagram alur ini dibuat untuk mengkaji kembali tahapan kegiatan yang
dilakukan selama ini dalam melakukan kegiatan yang menjadi masalah.
Berikut alur kegiatan dalam pelaksanaan pemeriksaan inspeksi sanitasi sarana
jamban sehat Puskesmas Putri Ayu.
PAGE \* MERGEFORMAT 31

Petugas Kesehatan
Surat Lingkungan turun ke
Tugas rumah-rumah warga

Pencatatan hasil inspeksi


sanitasi sarana jamban
Melakukan inspeksi sanitasi sehat wilayah kerja
jamban sehat dirumah warga Puskesmas Putri Ayu

Sosialisasi/
Pemicuan Jamban sehat di Penyuluhan bagi
wilayah kerja puskesmas Putri sanitasi Jamban
Ayu Sehat dan SPAL
beresiko pencemaran
pencemaran rendah

Komitmen
kelurahan untuk
mengikuti kegiatan
STBM

Diagram Alur Kegiatan Kesehatan Lingkungan Jamban Sehat Puskesmas Putri Ayu

Sebelum membuat bagan tulang ikan, berdasarkan simpul kegiatan


yang rawan diatas dapat dicari siapa-siapa yang terkait pada kegiatan tersebut.
PAGE \* MERGEFORMAT 38

5.3.2 Analisis Penyebab Masalah dengan Diagram Tulang Ikan (Fish


Bone)
Mengetahui sebab terjadinya masalah tersebut dengan menggunakan
diagram tulang ikan (Fish Bone) atau diagram sebab akibat. Alat bantu ini
dapat :
a. Melakukan identifikasi sebab-sebab dari suatu masalah
b. Sangat efektif untuk membantu tim dalam mencari akar
penyebab suatu masalah
c. Sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi dan memperagakan
sebab-sebab masalah
Dalam mencari faktor-faktor penyebab masalah dominan dalam
permasalahan ini, maka digunakan diagram Fish Bone :
PAGE \* MERGEFORMAT 31

Manusia Proses

Masyarakat tidak peduli Pemeriksaan dan


dengan jamban sehat penyuluhan kurang

Masyarakat tidak tau


akibat dari tidak
memakai jamban sehat
Jumlah petugas
kesling
Tidak menghadiri kurang/sedikit
Terdapat 15,5 %
acara/penyuluhan
jamban sehat masyarakat yang
menggunakan akses
fasilitas layak jamban
Masyarakat tidak ada Sumber air yang tidak sehat di wilayah kerja
atau kekurangan dana memadai yang hanya
Puskesmas Putri Ayu
untuk membuat jamban dari sungai
2019
sehat dan septitank

Tingkat Letak rumah


ekonomi yang berdekatan
masyarakat dengan sungai
yang

Lingkungan
Bahan /Material
PAGE \* MERGEFORMAT 38

5.3.3 Mencari Dukungan Data untuk Membuktikan Penyebab Paling


Mungkin Menjadi Akar Penyebab
Dukungan data berguna untuk membuktikan penyebab paling mungkin
yang menjadi akar penyebab masalah.
a. Faktor Manusia
- Masyarakat yang kurang peduli akan jamban sehat disebabkan oleh
pengetahuan akan akibat dari BABS yang rendah. Pengetahuan akan
akibat dari BABS yang rendah disebabkan karena tidak menghadiri
penyuluhan atau sosialisasi jamban sehat.
b. Faktor Bahan/Material
Tidak adanya dana untuk membuat jamban sehat & septic tank disebabkan
karena tingkat ekonomi masyarakat yang tergolong menengah kebawah.
c. Faktor Proses
Pemeriksaan dan penyuluhan mengenai jamban sehat yang kurang efektif
disebabkan karena jumlah petugas kesling yang sedikit.
d. Faktor Lingkungan
Sumber air berasal dari sungai karena rumah masyarakat berada di dekat
sungai.

5.3.4 Menentukan Penyebab Masalah Dominan


Dari beberapa akar penyebab, dicari penyebab yang paling dominan.
Artinya dengan menanggulangi penyebab yang paling dominan, sebagian besar
masalah sudah dapat dipecahkan.
Karena itu dilakukan urutan dominan dengan cara diskusi, adu
argumentasi, dan justifikasi antar anggota tim pemecah masalah untuk
menentukan penyebab yang paling dominan dan didapatkan hasil bahwa
penyebab yang paling dominan yaitu “masyarakat tidak menghadiri acara
sosialisasi jamban sehat”. Hal ini menyebabkan ketidaktauan masyarakat akan
jamban sehat. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya rumah masyarakat yang
tidak memiliki jamban sehat.
BAB VI
PEMECAHAN MASALAH, PRIORITAS, DAN USULAN KEGIATAN
UNTUK PEMECAHAN MASALAH

6.1 Alternatif Cara Pemecahan Masalah


Setelah ditemukan penyebab masalah yang dominan, maka tahap
berikutnya adalah mencari cara penanggulangan yang terbaik.
Tabel 6.1. Kemungkinan Penyebab Masalah dan Penyelesaiannya
Masalah Penyebab Alternatif Pemecahan Masalah

Terdapat 15,5 % Masyarakat tidak  Membuat acara yang menarik


masyarakat yang menghadiri acara saat dilakukan sosialisasi jamban

menggunakan akses sosialisasi jamban sehat sehat


 Bekerjasama dengan kader
fasilitas layak jamban
membuat dan menyebarkan
sehat di wilayah kerja
poster yang berisi informasi
Puskesmas Putri Ayu
tentang jamban sehat
tahun 2019

32
PAGE \* MERGEFORMAT 35

6.2 Memilih Alternatif Cara Pemecahan Masalah yang Terbaik


dengan tabel MCUA
Untuk memilih alternatif pemecahan masalah yang terbaik digunakan
tabel MCUA yang dapat dilihat pada Tabel 6.2.
Tabel 6.2. Alternatif Pemecahan Masalah

Membuat acara yang Bekerjasama dengan kader


menarik saat Membuat dan Menyebarkan
Bobot dilakukan sosialisasi poster yang berisi informasi
No Kriteria jamban sehat tentang jamban sehat

N BN N BN

1 Dapat memecahkan 5 8 40 6 30
masalah dengan
sempurna

2 Mudah dilaksanakan 4 7 28 5 20

3 Murah biaya 3 8 24 4 12

4 Waktunya singkat 2 8 16 6 12

Jumlah 108 74

Berdasarkan hasil tabel MCUA didapatkan bahwa hasil prioritas untuk


pemecahan masalah adalah “Membuat acara yang menarik saat dilakukan
sosialisasi jamban sehat.”

6.3 Rencana Penerapan


6.3.1 Kemungkinan Faktor Pendorong
a. Motivasi masyarakat akan pentingnya penggunaan sarana jamban
sehat
b. Kemauan masyarakat untuk menggunakan jamban sehat
PAGE \* MERGEFORMAT 38

c. Keterlibatan tokoh-tokoh masyarakat, agama dan petugas kesehatan


sebagai acuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
menggunakan jamban sehat
6.3.2 Kemungkinan Faktor Penghambat
a. Persepsi yang salah mengenai penggunaan jamban sehat
6.3.3 Upaya Antisipasi Faktor Penghambat
a. Memberikan pemahaman tentang pengaruh buang air besar
sembarangan, agar timbul kesadaran masyarakat akan pentingnya
penggunaan jamban sehat
6.3.4 Cara Peecahan Setelah Antisipasi kemungkinan faktor
penghambat
a. Pengawasan kegiatan oleh kepala puskesmas
b. Melakukan evaluasi setelah melakukan penyuluhan
c. Mengajak dan melakukan diskusi terbuka sesama petugas
puskesmas berkaitan dengan penyuluhan
6.3.5 Rencana Usulan Kegiatan Pemecahan Masalah yang Terpilih
Tabel 6.3 Bagan Rencana Penerapan Pemecahan Penyebab Masalah Terpilih
No Rincian Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Pelaksana Biaya Target
1. Membuat acara Meningkatkan Masyarakat di Pada bulan Petugas Bantuan 100%
yang menarik saat kehadiran wilayah kerja Agustus - kesehatan Operasio
dilakukan masyarakat saat puskesmas September lingkungan nal
sosialisasi jamban sosialisasi dan Putri Ayu dibantu Kesehata
2020
sehat meningkatkan oleh kader n
pengetahuan
masyarakat
tentang jamban
sehat

6.4 Penerapan dan Monitoring


PAGE \* MERGEFORMAT 35

Tim pelaksana dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana


yang telah disepakati. Selama pelaksanaan, perlu dilakukan monitoring untuk
melihat seberapa jauh kegiatan sudah dilaksanakan dan seberapa jauh indikator
keberhasilan telah dicapai.
Tabel 6.4 Monitoring Pelaksanaan Kegiatan Pemecahan Masalah
No Kegiatan Indikator Standar Hasil Ket
1. Membuat acara yang Jumlah dan Terlaksana Masyarakat Tercapai
menarik saat dilakukan persentase menghadiri
sosialisasi jamban masyarakat acara
sehat
menggunakan sosialisasi
jamban sehat dan
Sosialisasi
tentang
jamban sehat
tersampaikan

6.5 Evaluasi
Kegiatan ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan yang telah
dilaksanakan dapat memecahkan masalah. Evaluasi dapat dilaksanakan dengan
cara:
1) Membandingkan frekuensi atau tingkat masalah atau sebab masalah
sebelum intervensi dan sesudah intervensi. Untuk itu dapat menggunakan
bar chat atau,
2) Menggunakan format evaluasi yang disediakan.

No Kegiatan Indikator Awal Akhir Efektifitas Ket


PAGE \* MERGEFORMAT 38

1. Membuat acara Jumlah dan 15,5 % 100% 84,5 % Ada Peningkatan


yang menarik persentase
saat dilakukan masyaraat
sosialisasi
menggunaka
jamban sehat
n jamban
sehat

Tabel 6.5 Contoh Format Evaluasi Kegiatan


BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan berbagai upaya dalam memecahkan
masalah pada pelaksanaan program sarana jamban sehat Puskesmas Putri Ayu
Kota Jambi dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Masih adanya kendala dalam pelaksanaan program sarana jamban sehat
Puskesmas Putri Ayu.
2. Terdapat 3 masalah yaitu Terdapat 15,5 % masyarakat yang
menggunakan akses layak jamban sehat di wilayah kerja Puskesmas
Putri Ayu tahun 2019, dari 780 rumah yang diperiksa, terdapat 383
rumah yang memiliki resiko pencemaran rendah, dan 397 rumah yang
memiliki resiko pencemaran sedang di wilayah kerja puskesmas Putri
Ayu, dan masih banyak kasus diare, kulit dan gatal-gatal yang terjadi di
wilayah kerja puskesmas Putri Ayu.
3. Masalah yang diprioritaskan adalah Terdapat 15,5 % masyarakat yang
menggunakan akses fasilitas layak jamban sehat di wilayah kerja
puskesmas Putri Ayu tahun 2019
4. Faktor-faktor penyebab masalah yaitu :
- Masyarakat yang kurang peduli akan jamban sehat disebabkan oleh
pengetahuan akan akibat dari BABS yang rendah. Pengetahuan akan
akibat dari BABS yang rendah disebabkan karena tidak menghadiri
penyuluhan atau sosialisasi jamban sehat.
- Tidak adanya dana untuk membuat septic tank disebabkan karena
tingkat ekonomi masyarakat yang tergolong menengah kebawah.
- Pemeriksaan dan penyuluhan mengenai jamban sehat yang kurang
efektif disebabkan karena jumlah petugas kesling yang sedikit.
- Sumber air berasal dari sungai karena rumah masyarakat berada di
dekat sungai.

PAGE \* MERGEFORMAT 37
PAGE \* MERGEFORMAT 38

5. Penyebab dominan adalah masyarakat tidak menghadiri penyuluhan


atau sosialisasi jamban sehat.
6. Alternatif pemecahan masalah yang terpilih yaitu Membuat acara yang
menarik saat dilakukan sosialisasi jamban sehat,
7. Rencana usulan Kegiatan :

Pelaksan
No Rincian Kegiatan Tujuan Sasaran Waktu Biaya Target
a
1. Membuat acara Meningkatkan Masyarakat Pada bulan Petugas Bantuan 100%
yang menarik kehadiran di wilayah Agustus- kesehatan Operasio
saat dilakukan masyarakat kerja September lingkunga nal
sosialisasi saat puskesmas 2020 n dibantu Kesehata
jamban sehat sosialisasi dan Putri Ayu oleh kader n
meningkatkan
pengetahuan
masyarakat
tentang
jamban sehat

8. Monitoring dan evaluasi kegiatan

No Kegiatan Indikator Standar Hasil Ket


1. Membuat acara yang Jumlah dan Terlaksana Masyarakat Tercapai
menarik saat persentase menghadiri
dilakukan sosialisasi masyaraat acara
jamban sehat menggunakan sosialisasi
jamban sehat dan
Sosialisasi
tentang
jamban sehat
PAGE \* MERGEFORMAT 39

tersampaikan

No Kegiatan Indikator Awal Akhir Efektifitas Ket


1. Membuat acara Jumlah dan 15,5 % 100% 84,5 % Ada Peningkatan
yang menarik persentase
saat dilakukan masyaraat
sosialisasi
menggunaka
jamban sehat
n jamban
sehat

7.2 Saran
1 Petugas perlu menjelaskan mengenai sarana jamban sehat kepada kader
dan masyarakat dengan teliti
2 Mengevaluasi kinerja petugas kesehatan lingkungan agar dapat
memberikan pelayanan yang lebih baik lagi
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI.”Sistem Kesehatan Nasional” Jakarta,2009.


2. Fitriyani MS, dkk..Perilaku masyarakat dalam pengelolaan kesehatan
lingkungan (Jurnal Penelitian Sains).Volume 18. Nomor 1. Januari 2016.
Universitas Sriwijaya;2016.
3. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010. Jakarta :Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI ; 2011.
4. Kementrian Kesehatan RI. Profil Kesehatan RI 2017. Jakarta; Kemenkes
RI. 2018.
5. http://stbm.kemkes.go.id/public/docs/reference/
5b99c4c2576e12f4c9a2019139312658b2f3704c9abc5.pdf : Panduan
STBM. Kemenkes
6. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
852/MENKES/SK/IX/2008
7. Kementrian Kesehatan RI. Menuju 100% Akses sanitasi indonesia 2019.
Jakarta; Kemenkes RI. 2019. Diunduh dari URL :
http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=16060100003
8. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan Dan PerilakuKesehatan. Jakarta;
RinekaCipta. 2003.
9. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta :Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI ; 2014.
10. Kemenkes RI. Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2016.
Jakarta; Kemenkes RI. 2017
11. Suparmin, Soeparman. Pembuangan Tinja dan Limbah Cair. Jakarta;
ECG. 2002
12. Dinkes Jatim,. Panduan Fasilitasi CLTS di komunitas. Surabaya : TIM
CLTS Dinkes Prop. Jatim. 2005

PAGE \* MERGEFORMAT 40
13. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Permenkes RI Nomor 3 Tahun
2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat. Jakarta; Menkes RI.
2014.
Lampiran 1

DOKUMENTASI KEGIATAN WAWANCARA


DOKUMENTASI JAMBAN

Lampiran 2
EKP PUTRI AYU TAHUN 2019

Anda mungkin juga menyukai