Anda di halaman 1dari 10

BAB 13

AKUNTANSI KECAMATAN

11.1 PENDAHULUAN
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan, akuntansi dapat dimaknai sebagai
sebuah proses yaitu kegiatan-kegiatan yang terdiri dari kegiatan
identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian,
pengikhtisaran semua transaksi dan aktifitas keuangan, penyajian
laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya.
Akuntansi sebaagai sebuah proses tidak hanya diterapkan pada
organisasi privat namun juga para organisasi pemerintah baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pada organisasi
pemerintah daerah, proses akuntansi merupakan kegiatan
identifikasi, pencatatan, pengukuran dan pengklasifikasian transaksi
dan aktifitas keuangan yang menjadi kewenangan pemerintah
daerah agar dapat menghasilkan Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (LKPD).
Bab ini akan membahas apa saja transaksi keuangan pada
pemerintah daerah? siapa yang melaksanakan proses akuntansi
pada pemerintah daerah? apa hasil akhir proses akuntansi?
bagaimana cara menghasilkan laporan keuangan pemerintah daerah

11.2 TRANSAKSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH


Transaksi yang diproses oleh pemerintah daerah meliputi transaksi
sesuai kewenangan daerah. Sesuai dengan struktur Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maka transaksi-transaksi

1
keuangan meliputi transaksi pendapatan, transaksi belanja dan
transaksi pembiayaan.
Menurut Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah pasal 285, transaksi pendapatan daerah
bersumber dari: (1) Pendapatan Asli Daerah, (2) Pendapatan
Transfer, dan (3) Lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Sedangkan transaksi belanja daerah, berdasarkan Pasal 55
Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, merupakan transaksi-transaksi berupa
pengeluaran pemerintah daerah yang diklasifikasi dalam kelompok
belanja yaitu belanja operasi, belanja modal, belanja tidak terduga
dan belanja transfer.

11.3 PENGELOLA AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH


Pada bagian sebelumnya telah dibahas mengenai transaksi-
transaksi apa saja yang akan diidentifikasi, dicatat, diukur oleh
pemerintah daerah. Pada bagian ini akan dibahas pihak-pihak yang
bertanggungjawab atas pencatatan transaksi dan pelaporan
keuangan pemerintah daerah.
Menurut Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, Daerah dibedakan menjadi dua, yaitu daerah
Provinsi dan daerah Kabupaten-Kota. Daerah provinsi memiliki
perangkat daerah yang terdiri dari sekretariat daerah, sekretariat
DPRD, inspektorat, dinas dan badan. Sedangkan perangkat daerah
Kabupaten/kota meliputi sekretariat daerah, sekretariat DPRD,
inspektorat, dinas, badan dan kecamatan
Pada konteks pihak yang bertanggungjawab terhadap penyajian
laporan keuangan, pihak yang melaksanakan proses akuntansi
dibagi menjadi dua entitas, yaitu entitas akuntansi dan entitas
pelaporan.
Kerangka Konseptual Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
memberikan penjelasan tentang kedua entitas sebagai berikut:

2
a. Entitas akuntansi merupakan unit pada pemerintahan yang
mengelola anggaran, kekayaan, dan kewajiban yang
menyelenggarakan akuntansi dan menyajikan laporan
keuangan atas dasar akuntansi yang diselenggarakannya.
Entitas akuntansi meliputi Satuan Kerja Perangkat Daerah
yang meliputi sekretariat daerah, sekretariat DPRD,
inspektorat, dinas, badan dan kecamatan.
Contoh: Dinas Pendidikan, Badan Kepegawaian Daerah.
b. Entitas Pelaporan merupakan unit pemerintahan yang terdiri
dari satu atau lebih entitas akuntansi yang menurut
ketentuan peraturan perundang-undangan wajib menyajikan
laporan pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan
yang bertujuan umum dalam konteks pemerintah daerah
entitas pelaporan. Entitas pelaporan merupakan pemerintah
daerah.
Contoh Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah,
Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten.

11.4 LAPORAN KEUANGAN DAERAH


Pada bagian sebelumnya telah dibahas transaksi apa saja yang akan
dicatat oleh pemerintah daerah dan siapa yang bertanggungjawab
atas pencatatan transaksi tersebut. Pada bagian ini akan dibawas
hasil akhir pencatatan transaksi yaitu laporan keuangan pemerintah
daerah (LKPD).
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 01
tentang Penyajian Laporan Keuangan PSAP 1, laporan keuangan
merupakan laporan mengenai posisi keuangan dan transaksi-
transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas.
Menurut Kerangka Konseptual Peraturan Pemerintah Nomor 71
Tahun 2010 laporan keuangan pemerintah daerah meliputi:
A. Laporan Realisasi Anggaran
B. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
C. Neraca
3
D. Laporan Arus Kas
E. Laporan Operasional
F. Laporan Perubahan Ekuitas
G. Catatan atas Laporan Keuangan
Ditinjau dari pelaksana penyaji laporan keuangan laporan dapat
dibagi menjadi dua yaitu laporan yang dihasilkan oleh SKPD dan
laporan yang dihasilkan oleh PPKD.
Berdasarkan pembagian kewenangan maka laporan keuangan pada
entitas daerah terdiri dari dua jenis yaitu laporan yang disusun oleh
SKPD dan laporan keuangan yang disusun oleh pemerintah daerah.
SKPD menyajikan lima laporan yaitu Laporan Realisasi Anggaran,
Laporan Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas
dan Catatan Atas Laporan Keuangan sedangkan PPKD menyajikan
semua laporan.
Menurut Peraturan Pemerintah nomor 12 tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, laporan keuangan SKPD disusun dan
disajikan oleh Kepala SKPD selaku pengguna anggaran, sedangkan
Laporan keuangan Pemerintah Daerah disusun dan disajikan oleh
kepala SKPKD selaku PPKD sebagai entitas pelaporan.
Pada dasarnya laporan keuangan pemerintah daerah dapat dibagi
menjadi tiga kateogri yaitu 1) Laporan Pelaksanaan Anggaran, 2)
Laporan Finansial dan 3) Catatan Atas Laporan Keuangan.
Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari laporan realisasi
anggaran dan laporan perubahan saldo anggaran lebih merupakan
laporan pelaksanaan anggaran. Sedangkan neraca, laporan
operasional, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas
merupakan laporan finansial. Penjelasan rinci atas pos-pos pada
laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial akan
tertuang dalam catatan atas laporan keuangan.

11.5 PROSES PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH


Pada bagian sebelumnya telah dibahas transaksi apa saja yang
dicatat oleh pemerintah daerah, siapa yang bertanggungjawab atas

4
pencatatan transaksi tersebut dan hasil akhirnya yaitu LKPD. Pada
bagian ini akan dibahas cara menyajikan laporan keuangan
pemerintah daerah.
Pada dasarnya siklus akuntansi pada organisasi pemerintah daerah
tidak jauh berbeda dengan siklus akuntansi pada organisasi privat.
Siklus akuntansi merupakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
untuk mengubah input berupa dokumen transaksi keuangan ke
dalam catatan-catatan akuntansi hingga menghasilkan ouput berupa
laporan keuangan.
Kegiatan-kegiatan dalam Siklus akuntansi yaitu:
1. Melakukan analisis transaksi.
2. Menjurnal transaksi.
3. Memposting ke buku besar.
4. Menyusun Neraca Saldo.
5. Menjurnal dan memposting jurnal penyesuaian.
6. Menyusun Neraca Saldo Disesuaikan.
7. Menyusun laporan keuangan.
8. Menjurnal dan dan memposting ayat jurnal penutup.
9. Menyusun neraca saldo setelah penutupan.
Pada pelaksanaannya kegiatan penyusunan laporan keuangan
memerlukan kertas kerja (worksheet) untuk mempermudah
penyusunan laporan keuangan.
Menurut Peraturan Pemerintah nomor 12 tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah, akuntansi Pemerintah Daerah
dilaksanakan berdasarkan:
1. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah
2. Ssitem Akuntansi Pemerinah Daerah (SAPD)
3. Bagan Akun Standar (BAS) untuk Daerah,

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah merupakan prinsip, dasar-


dasar, konvensi, aturan dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh
Pemerintah Daerah sebagai pedoman dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuangan pemerintah daerah. Kebijakan
akuntansi tersebut disusun oleh Pemerintah Daerah dan ditetapkan
dalam Peraturan Kepala Daerah.
5
Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD) merupakan rangkaian
prosedur, penyelenggara, alat-alat dan elemen lain untuk
mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai
dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintahan
daerah. SAPD ditetapkan dalam Peraturan Kepala Daerah sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari Sistem dan Prosedur Pengelolaan
Keuangan Daerah.
Bagan Akun Standar (BAS) merupakan pedoman yagn digunakan
sebagai acuan oleh pemerintah daerah dalam melakukan kodefikasi
akun yang menggambarkan struktur laporan keuangan secara
lengkap. BAS digunakan dalam pencatatan transaksi pada buku
jurnal, pengklasifikasian pada buku besar, pengikhtisaran pada
neraca saldo, dan penyajian pada laporan keuangan. BAS terdapat
dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor tentang Penerapan
Akuntansi pada Pemerintah Daerah.

11.6 PROSES PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD


Pada umumnya, proses akuntansi SKPD dilaksanakan dengan
menggunakan prosedur yang digambarkan sebagai berikut:
Pencatan Data Pencatatan Transaksi
Anggaran Ke Jurnal sepanjang Tahun ke
Anggaran & Jurnal Realisasi Posting ke Buku Besar
Pencataan Saldo Awal Anggaran dan Jurnal
Ke Jurnal Finansial Finansial

Pencatatan Jurnal Penyusunan Neraca Penyusunan Laporan


Penyesuaian Saldo Keuangan

Pencatatan Jurnal
Penutup

Gambar 11.1: Gambaran Umum Penyusunan Laporan Keuangan SKPD

6
Penjelasan masing-masing kegiatan sebagai berikut:
a. Pencatatan data anggaran ke dalam jurnal anggaran dan
pencatatan saldo awal ke dalam jurnal finansial.
Data anggaran SKPD dicatat ke jurnal anggaran berdasarkan
data yang terdapat di DPA SKPD. Sedangkan saldo awal SKPD
dicatat ke jurnal finansial berdasarkan neraca akhir tahun
lalu.
b. Pencatatan transaksi selama tahun berjalan ke dalam jurnal
anggaran dan jurnal finansial.
Buku jurnal yang digunakan SKPD terdiri dari dua buah buku
yaitu buku Jurnal Finansial dan buku Jurnal Realisasi
Anggaran.
Jurnal Finansial merupakan jurnal untuk mencatat transaksi
yang mengakibatkan terjadinya perubahan atas akun akun
pada neraca (Aset, Kewajiban, Ekuitas) dan akun-akun pada
Laporan Operasional yaitu Pendapatan LO dan Beban.
Jurnal Realisasi Anggaran merupakan untuk mencatat
transaksi yang mengakibatkan perubahan pada akun-akun
Laporan Realisasi Anggaran yaitu Pendapatan LRA, Belanja,
Transfer dan Pembiayaan.
c. Pencatatan ayat jurnal penyesuaian di Buku Jurnal.
Jurnal penyesuaian dilakukan untuk mencatat penyesuaian
perhitungan hutang piutang, persediaan, depresiasi dan
akun-akun lain sebagai akibat penerapan prinsip akrual.
Akun-akun yang menjadi obyek ayat jurnal penyesuaian
hanya akun pada jurnal finansial yaitu akun dengan kode
awal 1 yaitu Aset, 2 yaitu Kewajiban, 3 yaitu Ekuitas, 8 yaitu
Pendapatan LO dan 9 yaitu -Beban.
d. Posting ke Buku Besar.
Posting ke buku besar merupakan pemindahan transaksi
dari buku jurnal ke dalam Buku Besar.

7
e. Penyusunan Neraca Saldo Setelah Penyesuaian .
Neraca saldo merupakan rekapitulasi saldo seluruh buku
besar berupa ringkasan saldo seluruh buku besar. Neraca
saldo memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk menyusun
laporan keuangan.
f. Penyusunan Laporan Keuangan.
Laporan keuangan SKPD yang secara langsung dapat disusun
dari Neraca Saldo adalah Laporan Operasional, Laporan
Realisasi Anggaran, Neraca dan Laporan Perubahan Ekuitas.
a. Pencatatan Jurnal Penutup di Buku Jurnal.
Jurnal penutup memiliki fungsi untuk memindahkan seluruh
saldo akun buku besar pendapatan LRA dan belanja ke dalam
akun Estimasi Perubahan SAL dan memindahkan seluruh
saldo akun buku besar pendapatan LO dan beban ke dalam
akun Ekuitas.
Fungsi jurnal penutup adalah membuat akun-akun yang
bersifat sementara yaitu akun-akun pendapatan LRA,
pendapatan LO, belanja dan beban, menjadi bersaldo nol.
Oleh karena itu akun yang masih memiliki saldo hanya akun-
akun neraca saja.

11.6 PROSES PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD


Penanggunjawab utama penyusunan laporan keuangan pemerintah
daerah terletak pada fungsi akuntansi pemerintah daerah yang
dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPKD).
Pada berbagai daerah penamaan SKPD dapat berbeda beda antara
lain dinamakan Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
(BPKAD), Badan Pengelola Perpajakan, Keuangan dan Aset Daerah
(BPPKAD).
SKPKD menyelenggarakan sistem akuntansi SKPD untuk
menghasilkan laporan keuangan SKPD dan sistem akuntansi
konsolidator untuk menghasilkan laporan keuangan pemerintah
daerah.
8
Sistem akuntansi konsolidator yang diselenggarakan oleh SKPKD
akan menghasilkan laporan keuangan pemerintah daerah dalam
bentuk Laporan Keuangan Konsolidasian.
Laporan konsolidasian ini pada dasarnya merupakan laporan
keuangan gabungan dari laporan keuangan entitas pelaporan dan
entitas akuntansi. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah disusun
dengan melakukan proses konsolidasi dari seluruh laporan
keuangan entitas akuntansi yang terdapat pada Pemda
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64
tahun 2013, proses konsolidasi dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Menyiapkan kertas kerja (worksheet) dengan lajur sesuai
dengan banyaknya SKPD dan PPKD sebagai alat untuk
menyusun Neraca Saldo Gabungan SKPD dan PPKD. Neraca
Saldo SKPD dan Neraca Saldo SKPD yang dimasukkan dalam
kertas kerja konsolidasi adalah Neraca Saldo yang sudah
disesuaikan.
Setelah memasukkan neraca saldo ke dalam kertas kerja
konsolidasi, fungsi akuntansi PPKD membuat jurnal
eliminasi untuk menghapus akun transitoris yaitu akun RK-
PPKD lawan RK-SKPD.
2. Menyusun Laporan Keuangan Konsolidasi Berdasarkan Neraca
saldo setelah eliminasi.
Fungsi Akuntansi Konsolidator Pemerintah Daerah kemudian
mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen
Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional (LO)
dan Neraca.

Daftar Pustaka
Kementerian Keuangan Republik Indonesia (2016). Modul
Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah - Akuntansi
Keuangan Pemerintah Daerah
Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah
9
Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2020 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 thaun 2013 tentang
Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis Akrual
pada Pemerintah Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah

BIODATA PENULIS

Yanto Darmawan, S.E., M.Sc., Ak., CA., CAP


Dosen Program Studi Sarjana Terapan Akuntansi Sektor Publik
Politeknik YKPN Yogyakarta

Penulis menyelesaikan pendidikan DIII Akuntansi di Akademi


Akuntansi YKPN, S1 Akuntansi di Universitas Gadjah Mada dan S2
Ilmu Akuntansi di Universitas Gadjah Mada. Penulis juga pemegang
sertifikat Chartered Accountan dan Certified Accurate Profesional.
Penulis menekuni bidang Menulis, karya buku yang telah diterbitkan
antara lain Praktikum Akuntansi Desa Seri I – Pengelolaan Keuangan
Desa dan Praktikum Akuntansi Desa Seri II – Aplikasi Siskeudes 2.0

10

Anda mungkin juga menyukai