Anda di halaman 1dari 12

SEDIMENTOLOGI

ANALISIS LAJU SEDIMENTASI TERHADAP KETERSEDIAAN AIR


IRIGASI DAN ARAHAN KONSERVASI PADA BENDUNG LAKITAN
(Journal)

Oleh :
Dita Almanda Situmorang
2110716320006

PROGRAM STUDI DIV


ILMU KELAUTAN
2023
Judul ANALISIS LAJU SEDIMENTASI
TERHADAP KETERSEDIAAN AIR
IRIGASI DAN ARAHAN KONSERVASI
PADA BENDUNG LAKITAN
Jurnal Jurnal Teknik Pengairan, Volume 7,
Nomor 1, Mei 2016, hlm 95-106
Tahun 2016
Penulis Rio Trianto, Ussy Andawayanti, Runi
Asmaranto
Reviewer Dita Almanda Situmorang
Taanggal 5 September 2023
Latar Belakang Pengelolaan Sumber Daya Air merupakan salah
satu pengendalian potensi strategis yang
memberikan kontribusi terhadap penyediaan
prasarana dan sarana pertanian dalam rangka
memenuhi kebutuhan Pangan Nasional. Daerah
Irigasi Lakitan adalah salah satu Daerah Irigasi
di Provinsi Sumatera Selatan yang dipersiapkan
untuk mendukung Program lumbung Pangan
Nasional (Peraturan Daerah Kabupaten Musi
Rawas, 2010)
Perumusan Masalah Permasalahan pada Daerah Aliran Sungai
Lakitan ini dapat dirumuskan diantaranya
berapa besar erosi dan sedimen di Bendung
Lakitan serta ketersediaan air daerah irigasi di
Bendung Lakitan dan upaya konservasi yang
digunakan untuk pengendalian bahaya erosi dan
sedimentasi terhadap Bendung Lakitan di DAS
Lakitan.

Manfaat dari studi ini adalah memberikan


informasi dalam pengelolaan Bendung Lakitan
dan sebagai acuan atau arahan dalam
pelaksanaan pembangunan yang akan datang
sesuai dengan tujuan dan fungsinya.
Metode Penelitian Metodologi penelitian ini menggunakan
metode analisa pemodelan yaitu meng-gunakan
aplikasi pemprograman hidrologi DAS
AVSWAT 2000.

Data yang digunakan dalam penelitian


adalah sebagai berikut:

Data Sekunder meliputi:


1. Data curah hujan
2. Data jenis tanah. Data debit lapangan
Automatic Water Level Recorder
(AWLR) Selangit
3. Peta Topografi
4. Peta penggunaan lahan Tahun 2007
5. Peta penggunaan lahan Tahun 2012
6. Pengumpulan data-data lain yang terkait
dengan erosi dan sedimen di wilayah
Sub DAS Lakitan.

Sedangkan data Primer meliputi:


1. Foto Dokumetasi
2. Tanya jawab sama warga setempat
Hasil Prosedur analisa dan perencanaan khususnya
Studi Hidrologi dan Konservasi, dibutuhkan
kualitas data yang bagus seperti kualitas data
hujan, kualitas data spasial, kualitas hasil
pengukuran dilapangan dan lain lain yang
menunjang analisa perencanaan pada studi ini.
berikut ini adalah manajemen pengolahan dan
analisa data yang dilakukan untuk penyelesaian
studi ini:
1. Uji Kualitas Data Hujan Metode RAPS
Digunakan untuk menguji ketidak
panggahan (inconsistency) data suatu
stasiun itu sendiri dengan mendeteksi
nilai rata-rata (mean) (Harto,1982).
2. Pengujian Abnormalitas Data (Uji
Inlier-Outlier Data) Uji ini digunakan
untuk mengetahui apakahdata
maksimum dan minimum dari
rangkaian data yang ada layak
digunakan atau tidak.
Uji Konsistensi Data Hujan Uji ini dilakukan
karena perubahan atau gangguan lingkungan
disekitar alat penakaran hujan di pasang.
Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan yang
telah dilakukan maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisa Erosi simulasi
AVSWAT 2000 kondisi Tataguna
Lahan Tahun 2007 didapat erosi Rerata
sebesar 12,06 ton/ha/thn dan Erosi
Maksimum sebesar 66,03 ton/ha/thn
sedangkan untuk Erosi kondisi
Tataguna Lahan Tahun 2012 didapat
Erosi Rerata sebesar 12,13 ton-/ha/thn
dan Erosi Maksimum sebesar 66,03
ton/ha/thn.
2. Berdasarkan hasil analisa sedimen
Inflow hasil simulasi AVSWAT 2000
kondisi Tataguna Lahan Tahun 2012
maka disimpulkan bahwa rerata
sedimen inflow Bendung Lakitan adalah
sebesar 353.-691,98 m3/thn, maka
Bendung Lakitan akan terisi penuh
sedimen dalam kurun waktu 5 Tahun.
3. Untuk hasil Rerata Debit Inflow
Bendung Lakitan Tataguna Lahan
Tahun 2007 sebesar 22,39 m3/dtk dan
Rerata Debit Inflow Bendung Lakitan
Tataguna Lahan Tahun 2012 sebesar
26,06 m3/dtk.
4. Upaya konservasi penetapan status
lahan yang disarankan untuk DAS
Bendung Lakitan adalah:
Usulan Konservasi Vegetatif antara
lain:
- Kawasan Budidaya dengan luas
4425,26ha
- Kawasan Lindung dengan luas 261,34
ha
- Kawasan Penyangga dengan luas
9838,81 ha
Usulan konservasi bangunan sipil
mekanik adalah:
- Usulan pembangunan Checkdam di
outlet sub DAS Lakitan
3. Usulan pengerukan sedimen di
tampungan Bendung Lakitan sebesar
353-691,98 m3/thnsimpang tersebut
mencapai angka -49,09%. Artinya jarak
pandang eksisting masih kurang baik
karena masih di bawah standar yang
ada. Berdasarkan analisa dari
kesesuaian radius putar dengan
kecepatan eksisiting pada masing-
masing kaki simpang pada titik
kecelakaan di ruas jalan Ir. H. Alala
kesesuaian terhadap standar minimum
dari radius putar yang sesuai dengan
kecepatan eksisting di masing-masing
kaki simpang masih dapat dikatakan
belum memenuhi standar karena masih
terdapat ketidaksesuaian antara kondisi
eksisting dengan standar yang telah
ditentukan dimana rata-rata persentase
ketidaksesuaian radius pada kaki
simpang tersebut mencapai -51,06%.
Artinya radius putar eksisting masih
kurang baik, masih diperlukan
peningkatan terhadap radius putar.
Berdasarkan pengamatan terhadap
kondisi prasarana dan fasilitas
perlengkapan jalan yang ada pada ruas
jalan Ir. H. dapat di katakan bahwa
masih banyak perlengkapan jalan tidak
ada, seperti tidak adanya rambu lalu
lintas, marka, dan juga terdapat bukaan
median yang lurus langsung dengan
persimpangan, sehingga dilihat dari sisi
keselamatan dapat menimbulkan
kecelakaan.
SEDIMENTOLOGI
ANALISIS SEDIMENTASI DI PELABUHAN PULAU BAAI
KOTA BENGKULU (Journal)

Oleh :
Dita Almanda Situmorang
2110716320006

PROGRAM STUDI
S1-ILMU KELAUTAN
2023
Judul ANALISIS SEDIMENTASI DI
PELABUHAN PULAU BAAI
KOTA BENGKULU
Jurnal Jurnal Enggano Vol. 3, No. 1, April 2018:
129-143
Tahun 2018
Penulis Putri Zilfi Hutari, Yar Johan, Bertoka
Fajar Surya Perwira Negara
Kata Kunci Pulau Baai Port, Sedimentation,
Sedimentation Rate, Sediment Texture,
Water Quality
Reviewer Dita Almanda Situmorang
Taanggal 5 September 2023
Latar Belakang Pelabuhan adalah sentral ekonomi
daerah yang dapat menghubungkan
perpindahan muatan barang-barang
produk kebutuhan sehari-hari baik dalam
negeri maupun ekspor (Triatmodjo,
1996). Keadaan pelabuhan harus
diperhatikan baik dari kenyaman,
keamanan dan biaya yang harus sesuai
dengan kebutuhan masyarakat.

Pelabuhan Pulau Baai adalah pelabuhan vital


yang dugunakan sebagai satu-satunya jalur
pengangkutan laut beberapa komoditi dan
barang kebutuhan pokok baik yang masuk
Bengkulu maupun yang keluar (Supiyati dkk.,
2009). Pelabuhan Pulau Baai berada sekitar
20 km dari pusat kota Bengkulu, dengan titik
koordinat geograris 102o 16’ 00″ - 102o 18’
30″ BT dan 03o 53’ 00″ - 03o 55’ 30″ LS dengan
luas perairan luar 2.183,47 ha dan perairan
dalam 1.000 ha (Hamdani, 2013). Kendala
utama pengoperasian Pelabuhan Pulau Baai
adalah sedimentasi alur dan kolam dengan
debit sedimen mencapai 800.000 m3/tahun,
sehingga memerlukan perawatan pengerukan
secara rutin dengan biaya relatif besar
(PELINDO, 2009).
Perumusan Masalah Pemilihan area Pulau Baai sebagai daerah
baru untuk kolam pelabuhan tidak terlepas
dari kondisi geografis yang baik untuk
dijadikan area kolam pelabuhan karena
memiliki kolam labuh yang besar dan
merupakan lokasi terbaik yang tersedia di
area Bengkulu, namun di area alur pelayaran
terdapat masalah yakni transport sedimen
yang besar sehingga perlu dilakukan
perawatan secara berkala. Panjang
breakwater sebelah kiri 652 m dengan lebar 6
m, sebelah kanan panjang 2.300 m dengan
lebar 6 m.
Metode Penelitian Metodologi penelitian ini menggunakan
metode analisa pemodelan yaitu meng-gunakan
aplikasi pemprograman hidrologi DAS
AVSWAT 2000.

Data yang digunakan dalam penelitian


adalah sebagai berikut:

Data Sekunder meliputi:


7. Data curah hujan
8. Data jenis tanah. Data debit lapangan
Automatic Water Level Recorder
(AWLR) Selangit
9. Peta Topografi
10. Peta penggunaan lahan Tahun 2007
11. Peta penggunaan lahan Tahun 2012
12. Pengumpulan data-data lain yang terkait
dengan erosi dan sedimen di wilayah
Sub DAS Lakitan.

Sedangkan data Primer meliputi:


1. Foto Dokumetasi
2. Tanya jawab sama warga setempat
Hasil A. Gambaran Umum Pelabuhan Pulau Baai
Pelabuhan Pulau Baai adalah satu -
satunya pelabuhan yang terletak di Kota
Bengkulu dan berhadapan langsung
dengan Samudera Hindia yang terletak
di Kecamatan Selebar Kota Bengkulu,
berada di posisi 03o 47’ 30’’ LS dan
102o 15’ 04” BT.

B. Analisis Kualitas Air


Pengukuran parameter kualitas air
dilakukan secara in situ pada penelitian
ini meliputi temperatur, pH, salinitas
dan kecerahan

C. Analisis Pengukuran Tekstur Sedimen


Hasil analisis sampel sedimen dari 6
lokasi penelitian yang diletakkan pada
sedimen trap selama 21 hari dan
diambil 7 hari sekali

D. Fraksi Sedimen
Fraksi sedimen yang dominan di setiap
stasiun penelitian adalah fraksi pasir
halus. Pada stasiun I, II, III dan V fraksi
sedimen diklasifikasikan dalam pasir
halus, Stasiun IV fraksi sedimen yang
dianalisis adalah pasir kasar

E. Analisis Laju Sedimentasi


Hasil analisis sampel sedimen yang
terperangkap dan kemudian
dikeringkan di oven dengan suhu 60 oC
selama 27 jam (sampai berat sampel
konstan).
Kesimpulan Laju sedimentasi di Pelabuhan Pulau Baai
berkisar 680,60 mg/cm2/tahun sampai
dengan 49.363,82 mg/cm2/tahun. Laju
sedimentasi tertinggi terdapat di stasiun III
yaitu alur pelayaran, sedangkan laju
sedimentasi yang paling rendah pada stasiun
VI di dekat Muara Sungai. Seluruh tekstur
sedimen yang ada di Pelabuhan Pulau Baai
adalah pasir.
CHARACTERISTIC OF SEDIMENT AT LEKOK COASTAL
WATERS, PASURUAN REGENCY, EAST JAVA
(Journal)

By :
Dita Almanda Situmorang
2110716320006

Study Program:
S1-Marine science
2023
Title CHARACTERISTIC OF SEDIMENT AT LEKOK
COASTAL WATERS,
PASURUAN REGENCY, EAST JAVA
Journal Department of Marine Science and Technology
FPIK-IPB, ISOI, and HAPPI 235
Year 2020
Authors Rifka Rimbi Anggraini, Uun Yanuhar and Yenny
Risjani
Reviewer Dita Almanda Situmorang
Date 26 Mei 2023
Background Muara is an area of land and seawater
where the sedimentation of fine mud as a
result of interactions that occur in waters,
such as currents, tides, and salinity. This
causes the estuary to function as an area
with the limited exchange that can act as a
discharge or source of sediment, and
sediments associated with contaminants are
discharged into the aquatic environment
(Rainey et al., 2003). One of the goals of
sedimentology is to interpret the
environmental conditions of the grain size
distribution found in sediment deposits
(McLaren and Bowles, 1985).
Characteristics regarding the texture of
sediments, especially in estuaries, are
essential in classifying various micro-
depositional environments (Ganesh et al.,
2013). Sediment deposition is assumed
through the distribution of sediment grain
size (Nugroho and Basit, 2014). The
essential sedimentary characteristics are
particle size and sediment grain, porosity,
shape, and sediment fall velocity (Bayhaqi
et al., 2015).
Research Methods This research has been conducted in
October-November 2019. The method used
to collect the data in this study refers to a
purposive sampling technique where the
determination of the location points
represent
how many watersheds in the Lekok coastal
waters (Figure 1). Sampling is done at low
tide (Dewi et al., 2015). This research is a
descriptive exploratory study in which this
study describes a condition in the form of
descriptions and descriptions in a
systematic,
factual and accurate manner about the facts,
traits and examines the relationship between
the phenomena that investigated (Nasir,
1983).
Figure 1.
Results a. The Characteristic of Bottom Sediment
in Lekok coastal waters

The grain size data obtained is based on


the number of samples used, which are
nine samples taken from the Lekok
coastal waters. Samples that have been
analyzed by the gravimetric method to
determine the grain size of the
sediment illustrate the variation in
value and percentage of sediment grain
size. The results obtained can be
interpreted and given naming through
the Shepard Triangle Diagram (Shepard,
1954) (Figure 2), thus providing
convenience in interpreting and
grouping types of sediments

b. Statistical Interpretation of Sediment


Grain Size

Sediment distribution for sorting


value at the observation location is
in a wellsorted to the moderate
sorted condition where the sediment
conditions are well sorted with an
indication that the speed of the
current affects the high deposition.
Skewness value at skewed
observation location is skewed
positively where the value indicates
positively skewed sediment
condition, which indicates that the
observation location is on the fine-
sized substrate but does not lead to
mud. The kurtosis value at the study
site is leptokurtic, where the value is
known that the sediments from site 1
to site 9 are homogeneous.
Conclusion The results of Lekok coastal waters
sediment grain size analysis are dominated
by three basic sediment types, namely sandy
loam, loam, and silt loam. Sandy loam types
dominate basic sediment types in Lekok
water. Sediment distribution for sorting
values is in a well-sorted to moderately
wellsorted condition. Furthermore, the value
of skewness is dominantly skewed
positively. The kurtosis value at the study
site is leptokurtic, where the value is known
that the sediments from site 1 to site 9 are
homogeneous. Skewness, kurtosis, and
sorting data are data used to see the source
of sediment originating.

Anda mungkin juga menyukai