Anda di halaman 1dari 4

A.

Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran terdiri atas dua kata, media dan pembelajaran. Kata media berasal
dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti “tengah, perantara atau pengantar”.
Sedangkan dalam bahasa Arab, media merupakan perantara atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan.
Media terbagi menjadi dua bagian, yaitu dalam arti luas dan dalam arti sempit
(Gerlach dan Ely, 1971). Dalam arti luas, media adalah kegiatan yang dapat menciptakan
suatu kondisi, sehingga memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dan
keterampilan. Sedangkan dalam arti yang sempit, media itu memiliki wujud : foto, grafik, alat
mekanik, dan alat elektronik yang digunakan untuk menangkap, memproses serta
menyampaikan informasi. AECT (Association of Education and Comunication Technology)
tahun 1997 memberikan batasan tentang media, yaitu sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Lain halnya dengan itu, NEA
(National Education Association) memberikan batasan bahwa media merupakan bentuk-
bentuk komunikasi, baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya.
Pengertian media juga dikemukakan oleh beberapa ahli, seperti Blake dan Haralsen
yang berpendapat bahwa media adalah medium yang digunakan untuk menyampaikan
sesuatu pesan, di mana medium ini merupakan jalan atau alat dengan suatu pesan berjalan
antara komunikator dengan komunikan. Lain halnya dengan Gagne (1970) yang berpendapat
bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar. Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa media
adalah perantara yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi serta sebagai
perantara proses komunikasi, baik tercetak maupun yang berbentuk audio visual.
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan
berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi sampai ke liang lahat nanti (Sadiman, dkk.,
1996). Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap.
(Gredler, 1994: 1). Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai hasil
pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat, atau kecelakaan) dan bisa
melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikannya kepada orang
lain (Pidarta, 2000: 197). Dengan demikian belajar menuntut adanya perubahan yang relatif
permanen pada pengetahuan atau perilaku seseorang karena pengalaman (Mayer, 1982: 1040
dalam Seels & Richey, 2000: 13). Dalam kegiatan pembelajaran tidak dapat dilakukan
sembarangan, tetapi harus menggunakan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar
bisa bertindak secara tepat (Dimyati & Mudjiono, 2002: 41-42). Setiap orang memiliki ciri
yang berbeda-beda untuk belajar. Hal ini disebabkan oleh efisiensi mekanisme
penerimaannya dan kemampuan tanggapannya.
Pembelajaran sendiri memiliki arti, yaitu usaha-usaha yang tersusun dan terencana
dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta
didik (Sadiman, dkk., 1986: 7). Pembelajaran disebut juga kegiatan instruksional yang
dilakukan untuk mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara
positif tertentu dalam kondisi tertentu (Miarso, 2004: 528). Pembelajaran adalah suatu sistem
yang bertujuan untuk membantu proses belajar peserta didik, yang berisi serangkaian
peristiwa yang dirancang, disususn sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung
terjadinya proses belajar peserta didik yang bersifat internal (Gagne dan Briggs, 1979: 3).
Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dan
informasi yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang berbentuk perangkat keras
maupun perangkat lunak guna mencapai proses dan hasil pembelajaran secara efektif dan
efisien, serta memudahkan tercapainya tujuan pembelajaran itu sendiri. Oleh karena itu,
media bukan hanya sekadar perantara komunikasi antara pengajar dengan peserta didik, tetapi
lebih dari itu media merupakan bagian yang saling berkaitan antara komponen yang lain
yang saling berinteraksi dan memengaruhi.

B. Fungsi Media Pembelajaran

Fungsi media pembelajaran terdapat berbagai macam pendapat. Peranan media dalam
kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang sangat menentukan efetivitas dan efisiensi
pencapaian tujuan pembelajaran.

McKown dalam bukunya “Audio Visual Aids To Instruction” mengemukakan empat


fungsi media. Keempat fungsi tersebut adalah sebagai berikut.

1. Mengubah titik berat pendidikan formal, yang artinya dengan media pembelajaran
yang tadinya abstrak menjadi kongkret, pembelajaran yang tadinya teoritis menjadi
fungsional praktis.
2. Membangkitkan motivasi belajar, dalam hal ini media menjadi motivasi ekstrinsik
bagi pebelajar, sebab penggunaan media pembelajaran menjadi lebih menarik dan
memusatkan perhatian pebelajar.
3. Memberikan kejelasan, agar pengetahuan dan pengalaman pebelajar dapat lebih jelas
dan mudah dimengerti maka media dapat memperjelas hal itu.
4. Memberikan stimulasi belajar, terutama rasa ingin tahu pebelajar. Daya ingin tahu
perlu dirangsang agar selalu timbul rasa keingintahuan yang harus penuhi melalui
penyediaan media.

Rowntree mengemukakan enam fungsi media, yaitu:

1) membangkitkan motivasi belajar,


2) mengulang apa yang telah dipelajari,
3) menyediakan stimulus belajar,
4) mengaktifkan respon siswa,
5) memberikan umpan balik dengan segera, dan
6) menggalakkan latihan yang serasi.

Fungsi media pembelajaran juga dapat berlangsung secara efektif dalam konteks
pembelajaran yang tidak menuntut kehadiran guru. Media pembelajaran sering dalam bentuk
“kemasan” untuk mencapai tujuan. Dalam hal situasi ini, tujuan telah ditetapkan, petunjuk
atau pedoman kerja untuk mencapai tujuan telah diberikan, bahan-bahan atau material telah
disusun dengan rapih, dan alat ukur atau evaluasi juga disertakan. Media pembelajaran yang
mempersyaratkan situasi seperti di atas dapat berwujud modul, paket belajar, kaset dan
perangkat lunak komputer yang dipakai oleh peserta didik (pelajar) atau peserta pelatihan.
Dalam kondisi ini, guru atau instruktur berfungsi sebagai fasilitator pembelajaran.

C. Kedudukan Media Pembelajaran Matematika

Kedudukan media pembelajaran dalam proses pembelajaran matematika adalah sebagai


fasilitas, alat pembelajaran dan peragaan. Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi
dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran menempati posisi yang cukup
penting sebagai salah satu komponen sistem pembelajaran. Tanpa media pembelajaran
komunikasi tidak akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak
akan bisa berlangsung secara optimal.

D. Batasan Media dalam Pembelajaran Matematika


AECT (Association of Education and Comunication Technology) tahun 1997
memberikan batasan tentang media, yaitu sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan
untuk menyampaikan pesan atau informasi. Dari pernyataan tersebut dapat kita ketahui
bahwa batasan dari media adalah perntara dalam menyampaikan pesan atau informasi. Dalam
pembelajaran matematika batasan media adalah sebagai sarana prasarana atau perantara
dalam menyampaikan informasi. Informasi tersebut dapat berupa materi matematika yang
akan diajarkan nanti. Penggunaan media dalam pembelajaran matematika membuat proses
belajar mengajar menjadi efektif dan efisien. Dengan penggunaan media pembelajaran, maka
peserta didik akan mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Anda mungkin juga menyukai