Konstruksi Tangga
Konstruksi Tangga
Dosen
Ir. Nuriman M. Toha, M.T.
Mata Kuliah
Konstruksi Bangunan
Disusun oleh
Ramadhina (5415152280)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas ke-hadirat Tuhan yang Maha Esa.
Karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Konstruksi Tangga” ini dapat selesai tepat pada waktunya. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas pada Mata Kuliah Konstruksi Bangunan 1 yang
diampu oleh Ir. Nuriman M. Toha, M.T.
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya dukungan dari pihak lain makalah ini
tidak akan selesai. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada :
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul…………………………………………………………………….i
Kata Pengantar……………………………………………………………………ii
Daftar Isi………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………..1
B. Rumusan Masalah ...………………………………………………….
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………..2
BAB II ISI
Daftar Pustaka
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini karena semakin padatnya perumahan diperkotaan serta
semakin sempitnya daerah ( area ) tanah yang ada untuk bangunan, dan juga
harga tanah yang relatif mahal jika dibandingkan dengan harga bangunannya,
maka perluasan bangunan tidak lagi dalam arah mendatar ( horisontal ), tetapi
dibuat pada arah ke atas ( vertikal ). Mengingat hal tersebut maka , untuk
menghubungkan ruang di bawah dengan di atasnya maka digunakan alat
penghubung yaitu tangga.
Karena tangga hanya digunakan sebagai penghubung ruang saja, maka
tangga di buat dengan lebar seminimal mungkin. Penempatan tangga di buat
sedemikian rupa sehingga terlihat indah dan untuk rumah tinggal, tangga
dibuat didekat pintu masuk utama (entrance). Pada bangunan yang besar dan
luas digunakan beberapa buah tangga, sedangkan pada bangunan yang
mempunyai banyak tingkat dipasang tangga lain yang di tempatkan di luar
bangunan sebagai tangga darurat dan dipakai apabila gedung tersebut terjadi
sesuatu seperti kebakaran, oleh karenanya sering disebut sebagai tangga
kebakaran.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
1. Secara Teoritis.
Makalah ini diharapkan menambah bahan kepustakaan pengembangan
ilmu pengetahuan dalam bidang teknik sipil. Berguna bagi masyarakat
pada umumnya dan bagi mahasiswa teknik sipil khususnya.
2. Secara Praktis.
Diharapkan penelitian ini mampu memberikan masukan yang berguna
bagi masyarakat, mahasiswa, dan instansi terkait untuk
mengembangkannya dalam kehidupan sehari-hari di bidang teknik sipil.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tangga
3
6. Sudut tangga dengan horisontal tidak boleh lebih dari lima puluh
derajat dan tidak kurang dari dua puluh derajat.
7. Anak tangga tidak boleh licin, dan tanpa ada baut, sekrup, atau paku
yang menonjol.
B. Bagian-Bagian Tangga
1. Ibu Tangga
4
bisa menyatu dengan anak tangga (tangga beton) atau terletak di
tengah atau di tepi anak tangga (tangga besi dan kayu). Pada beberapa
konstruksi tangga yang anak tangganya seakan terlihat melayang,
sebetulnya induk tangga tetep ada, yaitu berupa balok beton yang
disembunyikan di dalam dinding. Material yang digunakan untuk
membuat ibu tangga misalnya antara lain, beton bertulang, kayu, baja,
pelat baja, baja profil canal, juga besi.Kombinasi antara ibu tangga dan
anak tangga biasanya untuk bu tangga misalnya, beton bertulang di
padukan dengan anak tangga dari bahan papan kayu, bisa juga
keduanya dari bahan baja, untuk ibu tangga menggunakan profil kanal
untuk menopang anak tangga yang menggunakan pelat baja.
2. Anak Tangga
3. Railing
5
Railing / pegangan / balustrade. Adalah pagar yang terletak di tepi
tangga. Fungsinya sangat jelas, yaitu untuk keamanan tangga. Tinggi
railing antara 80-100cm. Terbuat dari bahan yang cukup kuat untuk
menahan beban berat tubuh manusia. Bila balustrade terdiri dari kisi-
kisi, maka jarak maksimal antar kisi adalah 15cm. Pada bagian atas
yang menjadi pegangan tangan, haruslah memenuhi standar ergonomis
yang aman dan nyaman untuk digenggam.
4. Bordes
6
atas tidak mencukupi. Bordes juga berfungsi sebagai pengubah arah
tangga. Umumnya, keberadaan bordes setelah anak tangga ke 15.
5. Baluster
Merupakan penyangga pegangan tangga, biasanya bentuknya
mengarah vertikal. Material baluster bisa terbuat dari kayu, besi, beton,
juga baja. Terkadang juga material baluster menggunakan kaca. Untuk
keamanan dan kenyamanan pengguna tangga, usahakan jarak antar
baluster tidak terlalu jauh, terutama untuk keamanan anak kecil. Untuk
ukuran ketinggian baluster, standarnya kurang lebih antara 90-100 cm.
Juga merupakan konstruksi pengaman dan berfungsi sebagai pendukung
pegangan tangga agar tidak melentur pada waktu dipakai sebagai
pegangan. Jarak baluster satu dengan yang lain maksimum 30 cm.
Bentuk penampang baluster dapat bervariasi bisa bulat, persegi, empat
persegi panjang dsb. Kayu untuk baluster harus kaku dan cukup kuat.
Ruang ini adalah area imajiner yang terletak tepat sebelum dan
setelah tangga. Meskipun secara fisik ruang ini tidak terlihat, tetapi
berperan penting untuk menunjang fungsi tangga dan keselamatan
pemakai. Idealnya terdapat clearance sebesar minimal 90cm di awal
dan di akhir tangga.
Konstruksi tangga utama yaitu kayu, baja, dan beton. Ketiga bahan
konstruksi utama tangga tersebut dapat digabungkan dengan material yang
lain sebagai pegangan tangga. Material pegangan tangga bisa berupa
dinding bata, beton, kaca, kayu, besi galvanized, besi tempa, atau
aluminium. Berikut macam kontruksi tangga :
7
1. Konstruksi Tangga Kayu
Untuk bangunan sederhana dan semi permanen . Tangga kayu
biasanya dipilih untuk memunculkan kesan eksotis atau etnik.
Kelemahan tangga kayu adalah bentuknya kurang fleksibel. Saat ini
juga sulit untuk menemukan material kayu dengan kualitas yang baik
dengan harga yang terjangkau. Selain aspek estetika, waktu
pengerjaan yang cepat juga merupakan pilihan digunakannya material
kayu.
8
Material baja dipilih untuk memunculkan kesan ringan, minimalis,
dan moderen. Tangga besi juga unggul dalam kekuatan dan kecepatan
pengerjaan. Tangga kayu dan baja disarankan untuk konstruksi tangga
yang dibuat menyusul kemudian pada saat renovasi bangunan, karena
pengerjaan dengan material tersebut lebih bersih dan cepat.
9
• Bentuk yang sering dipakai tangga lurus dan tangga putar.
10
dengan konstruksi cor beton ini dapat memakai papan kayu baik dari
papan kayu utuh maupun papan kayu sambungan.
Tulangan/pembesian :
tulangan pembagi : Ø 8, Ø 10
untuk balok :
beugel/sengkang : Ø 8, Ø10
tulangan pembagi : Ø 8, Ø 10
11
Eskalator adalah salah satu transportasi vertical berupa konveyor
untuk mengangkut orang yang terdiri dari tangga terpisah yang dapat
bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti jalur yang berupa rail
atau rantai yang digerakkan oleh motor.
Tangga ini sering juga disebut atau dikenal dengan nama One
Wall Stair. Tangga ini menerus dari bawah ke atas tanpa adanya
belokan. Tapi terkadang ada juga yang berisi bordes atau tempat
istirahat sementara.Tangga jenis ini sangat banyak memerlukan lahan
dan cocok untuk rumah yang luas. Selain itu bagian yang berada
dibawah tangga bisa dimanfaatkan menjadi ruangan tertentu. Tangga
lurus membutuhkan ruang tangga yang panjang, artinya butuh tempat
yang lebih banyak secara horizontal. Dapat dikatakan inilah
kelemahan,tangga model lurus karena akan memakai lahan yang
panjang. Biasanya digunakan pada rumah luas yang berbentuk
12
memanjang seperti lorong yang beratap sedang atau rendah.
Penggunaan bentuk ini akan menghasilkan ruang bawah tangga yang
cukup luas sehingga dapat dimanfaatkan menjadi ruang tertentu.
13
Tangga paling umum digunakan oleh masyarakat kita. Hampir
sama dengan tangga model L, hanya saja tangga model ini pada
ketinggian tertentu tidak hanya berbelok arah tapi berbalik arah dari
arah datang. Tidak terlalu membutuhkan ruang seluas tangga model I
ataupun U. Sangat umum digunakan di unit-unit perumahan yang rata-
rata tidak terlalu luas. Ruang bawah tangga lebih luas dibandingkan
dengan model I dan L, bahkan bisa digunakan untuk kamar mandi atau
gudang.
14
berikutnya karena tangga bentuk ini fungsi estetisnya lebih
ditonjolkan. Selain dirumahrumah mewah biasanya dibangun di
gedung-gedung penting.
6. Tangga Melingkar
Bisa jadi inilah tangga yang paling mewah, karena bentuknya
yang sangat artistik karena melengkung dimana lengkungannya
menciptakan keindahan ruang. Biasanya digunakan pada rumah yang
luas dan memiliki atap yang tinggi. Jika memilih mempunyai tangga
melingkar, sebaiknya jangan gunakan ruang bawah tangga untuk
15
fungsi apapun karena bisa mengurangi tampilan tangga. Lebih cocok
untuk model rumah type klasik, meskipun tidak menutup kemungkinan
untuk yang diterapkan pada rumah minimalis.
BAB III
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
https://ritalaksmitasari.wordpress.com/2013/05/13/rencana-tangga-dari-
bentuk-ukuran-sampai-konstruksi/
http://tekniksipilinfo.blogspot.co.id/2011/08/definisi-konstruksi-
perhitungan-tangga.html
http://saefulasdy.blogspot.co.id/2012/06/perhitungan-konstruksi-
tangga.html
http://www.rudydewanto.com/2011/01/enam-bentuk-tangga.html
https://septanabp.wordpress.com/tag/tangga/