PROPOSAL
PROPOSAL
net/publication/330135309
PROPOSAL
CITATIONS READS
0 41,270
1 author:
Ulil Zairmi
Universitas Negeri Padang
2 PUBLICATIONS 0 CITATIONS
SEE PROFILE
All content following this page was uploaded by Ulil Zairmi on 04 January 2019.
Diajukan untuk
Oleh :
ULIL ZAIRMI
NIM: 18124054
PROGRAM PASCASARJANA
2018
1
KATA PENGANTAR
Penulis
1i
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1 ii
2
iii
3
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
iv
4
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
v
BAB I
PENDAHULUAN
berencana dan berlangsung secara terus menerus sepanjang hayat untuk membina
anak didik menjadi manusia paripurna, dewasa, dan berbudaya. Untuk mencapai
aspek potensi anak didik, diantaranya aspek kognitif, afektif, dan berimplikasi
yaitu adanya suatu kegiatan belajar dan mengajar. Pihak yang mengajar adalah
guru, sedangkan pihak yang belajar adalah siswa yang berorientasikan kepada
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kenyakinan pada peserta
didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
1
2
didik agar dapat belajar dengan baik. Namun dalam implementasinya, sering kali
Tema yang diberikan merupakan pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada hari Rabu dan
Kabupaten Padang Pariaman dengan tema Sehat Itu Penting pada subtema 1
pembelajaran ke 1 dan 2, yang berjumlah dua kelas. Terlihat pada kelas V A yang
berbicara dengan temannya, serta ada juga yang melakukan kegiatan lain seperti
menggambar. Dalam melakukan tanya jawab banyakk siswa yang tidak aktif dan
hanya diam saja. Pada saat guru memberikan latihan, siswa cenderung menunggu
hasil dari teman yang pintar, dan ada juga yang tidak mengerjakan latihan.
berbicara dengan temannya. Pada saat guru memberikan latihan, siswa juga
cenderung menunggu hasil dari teman yang pintar, dan ada juga yang tidak
mengerjakan latihan. Hal ini dikarenakan siswa kurang paham terhadap materi
rendahnya hasil belajar tematik terpadu siswa, hal ini dapat dilihat dari nilai Ujian
Dari tabel 1 terlihat bahwa hasil belajar tematik siswa tergolong rendah,
hasil ujian siswa belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah
pembelajaran menjadi baik dan tidak monoton, peneliti memberikan salah satu
B. Identifikasi Masalah
tanya jawab.
2. Pada saat guru memberikan latihan, siswa cenderung menunggu hasil dari
teman yang pintar, dan ada juga yang tidak mengerjakan latihan.
6. Sebagian besar hasil belajar belajar siswa masih rendah di bawah standar
C. Batasan Masalah
miliki, maka peneliti membatasi masalah pada aktivitas dan hasil belajar Tematik
Terpadu siswa ranah kognitif tingkat pengetahuan (C1) dan tingkat pemahaman
(C2) dengan menggunakan model pembelajaran Team Quiz siswa kelas V SDN
02 Enam Lingkung.
D. Rumusan Masalah
Padang Pariaman?
2. Apakah ada pengaruh model pembelajaran Team Quiz terhadap hasil belajar
Pariaman?
E. Tujuan Penelitian
Padang Pariaman.
belajar Tematik Terpadu ranah kognitif tingkat pengetahuan (C1) dan tingkat
Pariaman.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
selanjutnya.
2. Manfaat Praktik
a. Bagi guru
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan studi lanjutan bagi
mengajar guru dalam proses belajar mengajar di kelas agar guru dapat
dan dapat menumbuhkan suasana pembelajaran yang kondusif dan aktif antara
b. Bagi sekolah
pembelajaran karena metode ini dapat diterapkan pada seluruh mata pelajaran dan
d. Manfaat akademik
pengetahuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
dipisahkan antara satu dengan yang lain. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan
pendidikan sangat tergantung pada proses belajar mengajar yang dialami siswa
dan pendidikan, baik ketika para siswa itu berada di sekolah maupun di
Dengan demikian, belajar itu bukan sekedar mengingat atau menghafal saja,
namun lebih luas dari itu merupakan mengalami. Pendapat lain dikemukakan oleh
Susanto (2014:4), belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan
sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau
prilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir, merasa, maupun bertindak. Belajar
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam
pembentukan pribadi dan tingkah laku individu. (Arienta, VK, Firman, Karneli,
2017)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu upaya yang dilakukan
untuk mengadakan perubahan pada diri seorang individu, perubahan itu dapat
8
9
dari dua aktivitas belajar dengan mengajar. Aktivitas belajar secara metodologis
dilakukan oleh guru. Jadi, istilah pembelajaran adalah ringkasan dari kata belajar
dan mengajar. Dengan kata lain, pembelajaran adalah penyederhanaan dari kata
belajar dan mengajar (BM), proses belajar mengajar (PBM), atau kegiatan
sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses pemerolehan ilmu dan
kenyakinan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Namun dalam
mengajar.
dasarnya adalah suatu proses yang dilakukan oleh guru dan siswa sehingga
terjadi proses belajar dalam arti adanya perubahan perilaku individu siswa itu
sendiri.
10
guru untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai
yang baru dalam suatu proses yang sistematis melalui rancangan, pelaksanaan,
siswa. Tema yang diberikan merupakan pokok pikiran atau gagasan pokok yang
termasuk salah satu tipe atau jenis daripada model pembelajaran terpadu.
mata pelajaran atau sejumlah disiplin ilmu melalui pemaduan area isi/materi,
tersebut menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2010: 91) adalah (a) berpusat
pelajaran tidak begitu jelas, (d) menyajikan konsep dari berbagai mata
evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja.
mengkomunikasikan.
14
3. Model Pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain
pola-pola mengajar secara tatap muka da dalam kelas dan untuk menentukan
isi pelajaran kepada siswa. Melalui model pembelajaran guru dapat membantu
mengajar.
dapat meningkatkan tanggung jawab belajar peserta didik dalam suasana yang
strategi Team Quiz ini akan meningkatkan kerjasama tim dan juga dapat
meningkatkan tanggung jawab siswa tentang apa yang mereka pelajari dalam
suasana menyenangkan.
peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari melalui cara yang
dalam bentuk kuis berkelompok. Model Team Quiz merupakan salah satu tipe
cara yang digunakan guru dalam pembelajaran dengan prosedur siswa dibentuk
16
materi dan menjawab soal. Dalam model pembelajaran Team Quiz ini, diawali
dengan guru menerangkan materi pelajaran, dan siswa dibagi kedalam enam
pertandingan ini maka akan tercipta kompetisi antar kelompok, dan siswa akan
berusaha belajar dengan semangat yang tinggi agar dapat memperoleh nilai yang
tidak efektif untuk dibagi menjadi 3 kelompok yang terdiri dari delapan sampai
sembilan orang.
beda.
karena adanya kuis, melatih siswa untuk membuat kuis dengan baik, dapat
jawab siswa.
model pembelajaran Team Quiz yaitu pertanyaan yang dibuat bersifat sekedar
dibuat-buat saja karena siswa belum bisa membuat pertanyaan dengan benar,
5. Pembelajaran Konvensional
yang hendak dicapai. Metode ceramah adalah penyajian pelajaran oleh guru
2016)
21
seluruh siswa secara lisan dan siswa mendengar penjelasan pengajar kemudian
mencatat. Metode ini kurang memfasilitasi siswa untuk aktif dalam proses
pembelajaran.
kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal yang belum
pelajaran.
6. Aktivitas Belajar
Dalam kegiatan belajar, aktifitas fisik maupun mental harus selalu terkait sejalan
sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan, berarti anak itu tidak berpikir. Oleh
sebab itu agar anak berpikir sendiri maka harus diberi kesempatan untuk berbuat
171).
yang berisi 177 macam kegiatan siswa yang digolongkan sebagai berikut:
7. Hasil Belajar
belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan
belajar.
23
diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan
suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk
siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku sebagai
hasil belajar dalam pengertian yang luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotoris. Hasil belajar merupakan hasil akhir dari suatu proses belajar
mengajar dan merupakan perwujudan dari kemampuan diri yang optimal setelah
yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Belajar tidak hanya penguasaan konsep toeri mata pelajaran saja, tapi juga
merupakan proses yang kompleks dan terjadinya perubahan prilaku pada saat
proses belajar diamati pada perubahan prilaku siswa setelah dilakukan penilaian.
Menurut Sudjana, (2011:23) ada tiga ranah menjadi objek penilaian hasil
1) Ranah kognitif
Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah yang paling
rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi tipe prasyarat bagi tipe hasil
belajar berikutnya.
Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus.
menyeluruh.
dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materil, dll.
25
2) Ranah afektif
sebagai hasil belajar kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana
3) Ranah Psikomotoris
keterampilan, yakni:
Berdasarkan ketiga ranah tersebut hasil belajar yang akan diteliti yaitu
1) Faktor Internal
minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta
2) Faktor Eksternal
Faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil
pertengkaran suami istri, perhatian orangtua yang kurang tehadap anaknya, serta
kebiasaan sehari-hari yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-
belajar disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
siswa dan faktor yang berasal dari luar dirinya. Faktor yang datang dari dalam
diri siswa terutama kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Hasil belajar siswa
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berada diluar diri siswa yakni
sekolah adalah kualitas guru dan strategi mengajar. Kualitas guru terkait dengan
27
Seri Mahyuni (2015) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe
Team Quiz dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VIII MTsN Parak Laweh
hasil belajar sisw 77,5 untuk kelas eksperimen, sedangkan nilai rata-rata kelas
dengan judul “Penerapan Staregi Pembelajaran Aktif Tipe Team Quiz Yang
SMPN 11 Kerinci tahun Ajaran 2013/ 2014”, menunjukkan bahwa hasil belajar
penelitian yang peneliti laksanakan dengan penelitian relevan adalah pada jenis
penelitian, mata pelajaran, kelas penelitian, dan lokasi penelitian. Oleh karena
itu, penulis optimis bahwa penelitian yang akan dilakukan juga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui model Team
Quiz.
C. Kerangka Konseptual
berikut ini:
D. Hipotesis Penelitian
Pariaman.
Pariaman.
BAB III
METODE PENELITIAN
G. Jenis Penelitian
yang dirancang sedemikian rupa sehingga fenomena atau kejadian itu dapat
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen merupakan kelas
pembelajaran Team Kuis pada saat pembelajaran berlangsung, dan kelas kontrol
kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan
dengan model pembelajaran Team Quiz dan kelas kontrol dengan menggunakan
metode konvensional. Kemudian kedua kelas dilakukan tes (post-test) yang sama.
Rancangan pada penelitian ini dapat digambarkan pada tabel berikut ini:
30
31
Keterangan :
1. Populasi
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Sedangkan Menurut Yusuf (2013:144), “Populasi merupakan salah satu hal yang
esensial dan perlu mendapat perhatian dengan seksama apabila peneliti ingin
menyimpulkan suatu hasil yang dapat dipercaya dan tepat guna untuk daerah
(area) atau objek penelitiannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
2. Sampel
karakteristik yang di miliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan
peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, untuk itu
Pendapat lain juga diutarakan oleh Yusuf (2013:149), sampel adalah sebagian
“Sampel total adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
berikut :
b. Melakukan uji normalitas populasi. Dalam uji normalitas akan dilihat apakah
1) Data x1, x2, x3,……….xn yang diperoleh dari data yang terkecil hingga data
yang terbesar.
42, 42, 43, 55, 55, 58, 60, 63, 65, 68, 68, 68, 71, 72, 74, 74, 74,74, 75, 75, 75,
2) Data x1, x2, x3, ….xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, Z3,……Zn dengan
rumus:
xi x
Zi
S
Begitu seterusnya sampan Zn
Keterangan :
xi = skor yang diperoleh siswa ke-i
x = skor rata-rata
S = simpangan baku
peluang F ( Zi ) = P ( Z ≤ Zi ).
5) Diambil harga yang paling besar di antara harga mutlak selisih tersebut yang
disebut Lhitung
6) Membandingkan nilai Lhitung dengan nilai kritis Ltabel yang terdapat dalam
tabel nilai kritis L untuk uji Liliefors pada taraf nyata α = 0,05. Kriteria
terimanya yaitu hipotesis tersebut normal jika Lhitung lebih kecil dari Ltabel,
berikut:
rumus :
S12
F=
S22
Keterangan:
F= variansi kelompok data
S12 = variansi hasil belajar kelas IV B
S22 = variansi hasil belajar kelas IVA
d. Jika harga sudah didapat maka bandingkan dengan kriteria pengujian. Kriteria
diterima.
( ∑Xi )2
JK(R) =
∑ni
2) Menghitung jumlah kuadrat antar kelompok dengan rumus :
(∑Xi )2
JK(A) = − JK(R)
∑ni
JK (T) = ∑X 2I
35
JK (A)
RJK (A) =
K−1
JK (D)
RJK (D) =
n−1
RJK (A)
F=
RJK( D)
I. Variabel Penelitian
sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Yusuf (2013:101), ”Variabel adalah konsep
yang mempunyai variasi nilai, sedangkan konsep yang mempunyai satu nilai
ini, peneliti menggunakan dua variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel bebas
dependen (terikat). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah perlakuan yang
diberikan pada sampel penelitian yaitu pengaruh model pembelajaran Team Quis
(Kuis Kelompok) dalam pembelajaran tematik terpadu pada kelas eksperimen dan
2. Variabel terikat
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar dan hasil belajar tematik
terpadu siswa yang diperoleh berdasarkan tes yang diberikan pada akhir
penelitian.
J. Data Penelitian
1. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.
alat penilaian tertentu, misalnya tes, baik tes objektif maupun tes essay, berupa
data kuantitatif, yakni angka-angka atau bilangan numerik. Data kuantitatif dari
37
penelitian ini adalah data yang diambil dari data hasil belajar tematik siswa kelas
2. Sumber data
a. Data primer yaitu data yang langsung diambil dari subjek penelitian melalui
tes. Data primer dalam penelitian ini yaitu hasil belajar siswa kelas eksperimen
b. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari guru kelas V SDN 02 Enam
K. Prosedur Penelitian
Secara umum prosedur penelitian dapat dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu:
1. Tahap Persiapan
d. Menentukan kelas sampel yang terdiri dari kelas eksperimen dan kelas
kontrol
h. Menyusun tes akhir uji coba tes sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan proses pembelajran untuk kedua kelas tidak sama. Pada kelas
eksperimen diterapkan model pembelajaran Team Quiz dan pada kelas kontrol
3. Tahap Penyelesaian
kontrol. Tes yang akan digunakan pada kelas eksperimen sama dengan tes yang
L. Instrumen Penelitian
penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati. Jadi dapat dikatakan bahwa instrumen penelitian adalah alat
dibawah ini:
41
sebagai hasil belajar yang dicapai dalam kurun waktu tertentu. Tes yang diberikan
adalah tes objektif berbentuk pilihan ganda yang berjumlah 40 item soal dengan
empat option. Untuk mendapatkan kualitas soal yang baik dilakukan langkah-
4. Melakukan validasi soal tes. Soal ditelaah secara kualitatif atau divalidasi
dengan melihat KKM nya sama 75 dan sudah mempelajari materi yang akan
diajarkan.
6. Setelah diperoleh hasil uji coba soal, maka peneliti melakukan pengujian
Sebelum tes diberikan kepada kelas sampel, tes diuji cobakan dulu pada
sekolah yang KKM-nya sama dengan tempat penelitian. Sekolah sebagai tempat
uji coba soa dalam penelitian ini adalah SDN 01 Enam Lingkung Kabupaen
Padang Pariaman pada kelas V. Tujuan uji coba soal adalah untuk melakukan
analisis butir soal agar didapatkan butir soal yang baik ditinjau dari daya pembeda
soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek. Dengan analisis soal dapat
mengadakan perbaikan.
Analisis butir soal dilakukan setelah uji coba tes dilakukan. Hal ini
dilakukan untuk mengidentifikasi soal yang disusun baik atau tidak. Dalam
melakukan analisis butir soal ada empat hal yang harus diperhatikan yaitu:
1) Validitas Tes
jauh instrumen itu benar-benar mengukur apa (obyek) yang hendak diukur”. Suatu
tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur. Menurut Arikunto (2012:73) menyatakan bahwa “Sebuah tes disebut valid
apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur”. Sebuah tes
dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang
sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena itu materi
43
yang diajarkan tertera dalam kurikulum maka validitas ini sering disebut validitas
kurikuler.
N ∑ XY − ( ∑ X) ( ∑ Y)
rxy =
√[N ∑ X2 − (∑X)2 ] [N ∑ Y2 − (∑Y)2 ]
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang
dikorelasikan.
N = jumlah responden
𝛴𝑥𝑦 = jumlah perkalian x dan y
𝑥 2 = kuadrat dari x
𝑦 2 = kuadrat dari y
apakah suatu soal termasuk kedalam kategori mudah, sedang, atau sukar. Sebagai
mana yang di ungkapkan Arikunto (2012:222), “Soal yang baik adalah soal yang
antara 0,00 sampai dengan 1,0. Untuk mengetahui indeks tingkat kesukaran soal
B
P=
JS
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)
indeks kesukaran , indeks diskriminasi (daya pembeda) ini berkisar antara 0,00
sampai 1,00.
BA BB
D= − = PA −PB
JA J B
Keterangan:
45
4) Reliabilitas Tes
skor suatu instrumen penelitian terhadap individu yang sama dan diberikan dalam
waktu yang berbeda. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila instrumen itu
dicobakan kepada subjek yang sama secara berulang-ulang namun hasilnya tetap
n s2 −Σpq
r11 = [n−1] ( )
s2
Keterangan :
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1-p)
∑pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar variansi)
Kriteria yang digunakan untuk melihat reliabilitas tes adalah seperti pada
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini
merupakan pengukuran data yang akan menghasilkan data yang akurat dan
1. Observasi
mengajar di dalam kelas. Pada saat itu peneliti melihat aktivitas siswa dalam
awal saat guru membuka pelajaran, inti saat guru menjelaskan materi ajar, dan
2. Tes akhir
penelitian ini adalah data kuantitatif yang didapatkan setelah diberikan tes pada
akhir penelitian pada objek. Data kuantitatif ini didapatkan dari hasil belajar siswa
kognitif diperoleh setelah diberikan tes pada akhir penelitian. Adapun tahapannya
sebagai berikut:
a) Memberikan instrumen penelitian kepada kedua kelas sampel yaitu berupa tes
akhir.
c) Mengolah data dari kedua kelas sampel, baik kelas eksperimen maupun kelas
kontrol.
masalah terjawab, dan menghitung untuk uji hipotesis. Teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial.
48
dan kelas kontrol. Agar mendapatkan kesimpulan tentang hasil penelitian maka
dilakukan hasil hipotesis secara statistik untuk mengetahui apakah hasil belajar
tematik terpadu siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Dengan
1. Uji Normalitas
atau tidak. Untuk menguji normalitas pada penelitian ini digunakan uji Liliefors
a. Data x1, x2,....Xn dijadikan baku z1, z2, . . zn dengan menggunakan rumus
xi – x̅
zi =
S
Dimana :
𝑧𝑖 = bilangan baku
𝑥̅ = rata- rata
𝑆 = simpangan baku sampel
b. Untuk melihat bilangan baku ini dilihat daftar distribusi normal baku,
c. Selanjutnya dihitung proporsi 𝑧1 , 𝑧2, ....𝑧𝑛 yang lebih kecil atau sama dengan
tersebut. Sebutlah harga terbesar Lo pada uji liliefors, kriteria dan tidak
terdistribusi normal.
data mempunyai varians homogen atau tidak. Untuk mengujinya dilakukan uji F,
S12
F=
S22
Keterangan:
F= variansi kelompok data
S12 = variansi hasil belajar kelas eksperimen
S22 = variansi hasil belajar kelas kontrol
Kriteria pengujian adalah tolak H𝑜 jika : F ≥ F α (n1-1 : n2 -1) dalam kondisi lain H𝑜
diterima.
3. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, maka dilakukan uji
menggunakan uji gain ternormalisasi dan uji dua pihak (uji t).
a. Uji Gain
pretest dan posttets, dan merupakan indikator yang lebih baik dalam menunjukkan
tingkat efektivitas.
% (𝑆𝐹) − % (𝑆𝑖)
(g) =
100− % (𝑆𝑖)
Keterangan:
Kriteria
Uji t merupakan langkah setelah uji gain dilakukan. Pengujian ini merupakan
model Team Quiz. Berdasarkan Sugiyono (2010, 97) rumus untuk uji t yaitu:
51
Keterangan:
̅X : rata-rata xi
𝑠 : simpangan baku
1. Hipotesis pertama
2. Hipotesis kedua
Andestal, Erdian. 2014. Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Team Quiz
Yang Diawali Dengan Tugas Ringkasan Dalam Pembelajaran Biologi Di
Kelas VIII SMPN 11 Kerinci Tahun Ajaran 2013/ 2014. Padang: FKIP
Universitas Bung Hatta Padang.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: BNSP.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RINEKA
CIPTA.
Firman. (2016). Efektivitas Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan
Problem Based Learning Dan Motivasi Terhadap Hasil Belajar Peserta
Didik Kelas V Sd Negeri 113 Pekanbaru, 1–16.
Firman. (2017). Efektifitas Layanan Penguasaan Konten Menggunakan Model
Pembelajaran Role Playing Untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa
Dalam Belajar. Jurnal Ilmiah Konseling, (Juli), 1–8.
Hamalik, Oemar. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Khotimah, R. (2011). Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Metode
Team Quiz Dan Learning Cell Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Siswa, 7–10.
Lufri. 2005. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.
Mahyuni, Seri. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Aktif Tipe Team Quiz
Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas VIII MTsN Parak Laweh
Padang. Padang: FKIP Universitas Bung Hatta Padang.
Muhammadi dan Taufik, Taufina. 2011. Mozaik Pembelajaran Inovatif. Padang:
Sukabina Press.
Ngalimun, dkk. 2016. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Ratumanan, Tanwey Gerson. 2003. Evaluasi Hasil Belajar Yang Relevan Dengan
Kurikulum Berbasis Kompetensi. Surabaya : Unesa University Press.
Silberman, Melvin. L. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Pustaka Insani Madani.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
53
54