Isi Thesis (Yoan Bahalau)
Isi Thesis (Yoan Bahalau)
PENDAHULUAN
maupun spiritual untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan
berdasarkan tujuan Negara yang tertuang dalam Pancasila di dalam wadah Negara
kegiatan basis (basic activities) adalah kegiatan ekonomi yang menghasilkan barang-
daerah.Sedangkan kegiatan ekonomi bukan basis (non basic activities) adalah usaha
ekonomi bukan basis tidak menghasilkan produk untuk diekspor ke luar daerahnya.
Inti dari teori basis ekonomi menurut (Arsyad 2010) menyatakan bahwa faktor
1
dengan permintaan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan industri yang
menggunakan sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk
diekspor akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job
creation).
Setiap daerah atau wilayah mempunyai potensi yang berbeda dengan daerah
lainnya. Perbedaan potensi ini yang membuat pemerintah daerah setempat harus bisa
mengidentifikasi dengan tepat sektor apa yang mempunyai potensi besar dan bias
terus untuk dikembangkan. Pengembangan potensi daerah yang sesuai dan efektif
daerah. Sektor basis di suatu daerah jika dikembangkan dengan tepat bisa menjadi
yang penting guna untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi di suatu
negara atau disuatu wilayah. Untuk pertumbuhan sendiri tidak identik dengan
pembangunan, pertumbuhan ekonomi yaitu salah satu ciri dari banyaknya syarat yang
meningkatnya tingkat produksi barang dan jasa secara nasional, dan sedangkan untuk
daerah.
Pada pesoalan pokok di dalam suatu pembangunan daerah yang letaknya pada
sumber daya dan potensi yang dimiliki disuatu daerah guna menciptakan peningkatan
2
jumlah dan suatu jenis peluang kerja untuk masyarakat pada daerah itu sendiri. Untuk
terwujudnya suatu tujuan dengan adanya kerjasama antar pemerintah dan masyarakat
untuk dapat mengidentifikasi potensi- potensi yang ada disuatu daerah dan perlu
basis yaitu pertumbuhan ekonomi pada suatu wilayah yang dipengaruhi oleh
tingginya suatu angka ekspor pada wilayah tertentu. Dalam teori ini terbagi menjadi 2
sektor yaitu basis dan non basis. Dengan semakin melambatnya angka pertumbuhan
ekonomi yang cukup tajam di beberapa tahun terakhir yang telah dicatat oleh BPS
penurunan modal atau investasi. Oleh sebab itu, dengan berbagai upaya pemerintah
disuatu wilayah terbagi menjadi dua kategori yaitu kategori dasar dan non dasar atau
biasa disebut kategori basis atau kategori non basis. Dapat dikatakan kategori basis
jika suatu aktivitas ekonomi dapat melakukan ekspor dan berdampak kemakmuran
dari luar sedangkan untuk kategori non basis yaitu saat kegiatan mendukung dari
aktivitas basis. Lebih tepatnya dapat dikatakan basis saat memenuhi konsumsi dalam
suatu wilayah, produksi barang yang bersifat homogen, dan produksi barang yang
bersifat tetap atau tidak berubah. Atau sektor basis dengan kegiatan ekonomi yang
menyediakan baik pasar di daerah tersebut maupun luar daerah. Dengan secara tidak
langsung daerah memiliki kemampuan untuk mengekspor barang dan jasa yang
3
dihasilkan oleh suatu sektor ke daerah lain. Untuk sektor non basis yaitu sektor yang
yang dilakukan pemerintah daerah bertujuan untuk meningkatkan PDRB daerah yang
bersangkutan. Tetapi dalam hal ini perkembangan PDRB Provinsi Sulawesi Utara di
sepanjang Tahun 2010-2018 justru mengalami peningkatan yang signifikan, hal ini
Grafik 1.1
Perkembangan PDRB ADHK Provinsi Sulawesi Utara
Tahun 2010-2019
sektor ekonomi dan juga oleh perkembangan daerah baik kabupaten maupun kota
4
yang ada di Sulawesi Utara, termasuk didalamnya daerah Kabupaten Kepulauan yaitu
Provinsi Sulawesi Utara adalah salah satu provinsi yang memiliki “frontiers”
(zona batas dua negara) di wilayah utara Indonesia. Wilayah ini terdapat garis batas
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) antara Indonesia dan Filipina sepanjang 1.161,13 km.
wilayah perairan, dengan luas perairan mencapai 53.426,61km2, dan 2253,24 km2
adalah total dari luas pulau-pulau (kurang lebih terdapat 200 pulau) di kawasan yang
sering disebut Nusa Utara ini. Awalanya ketiga Kabupaten ini masih bergabung
dengan nama Kabupaten Kepulauan Sangihe, daerah ini dikenal dengan hasil
perkebunannya antara lain kelapa, cengkeh, pala, dan coklat, dimana komoditi pala
termuda di wilayah nusa utara hasil pemekaran dari Kabupaten Sangihe pada tahun
2007. Nama Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) sendiri diambil dari nama 3 pulau
terbesar di kabupaten ini, yaitu pulau Siau, pulau Tagulandang dan pulau Biaro,
tanah yang subur untuk pertanian dan perkebunan, dimana salah satu hasil
perkebunannya yaitu pala sangat terkenal di penjuru dunia dan hal ini mampu
5
menunjang berkembangnya pendapatan daerah yang ada yang dapat dilihat pada
(Siau, Tagulandang dan Biaro) selama tahun 2010-2019 secara rinci dapat dilihat
Grafik 1.2
Perkembangan PDRB ADHK Kabupaten Kepulauan Sitaro
Tahun 2010-2019
6
2019, tentunya dari perkembangan PDRB yang ada ditunjang oleh tujuh belas sektor
yang ada didalamnya, dan dari tujuh belas sektor terdapat empat sektor yang memiliki
kehutanan dan perikanan, sektor jasa lainnya, sektor konstruksi dan sektor
perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan sepeda. Selain Kabupaten
Kepulauan SItaro terdapat pula Kabupaten Sangihe yang nilai PDRB mengalami
peningkatan.
Kepulauan Sangihe dan Talaud pada tahun 2002. Kabupaten Sangihe memiliki tanah
yang subur dan pengasil laut yang melimpah, hal ini karena wilayah Kabupaten
sangihe yang strategis, tak berbeda dengan kabupaten Sitaro serta wilayah Sulawesi
Utara lainnya. Kabupaten ini, juga memiliki beberapa gunung yang menghiasi
wilayahnya. Gunung Awu (1.320 mdpl) dan Gunung Kakiralong (1.002 mdpl) di
Tahuna, Gunung Sandaruman (1.046 mdpl) di Tamako, dan Gunung Banua Wuhu (5
wilayah yang subur. Kondisi perekonomian yang ada di Kabupaten ini terus
mengalami pertumbuhan pada setiap tahunnya yang dapat dilihat dalam grafik
7
Grafik 1.3
Perkembangan PDRB ADHK Kabupaten Kepulauan Sangihe
Tahun 2010-2019
Kepulauan Sangihe terus mengalami peningkatan dari Tahun 2010-2019, hal ini
tentangga Filipina. Daerah ini dahulu adalah daerah gabungan dengan Kabupaten
melambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya tahun 2017. Hal ini ditunjukkan
dengan angka laju pertumbuhan ekonomi sebesar 5,07 persen. Lebih kecil
8
dibandingkan dengan angka laju pertumbuhan ekonomi tahun 2017 yang sebesar 5,10
persen. Salah satu penyebab yang ada adalah karena melambatnya sektor pertanian
yang berkontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun
2018, yaitu sebesar 42 persen. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kabupaten
Kepulauan Talaud pada tahun 2016 sebesar 2,05 Triliun Rupiah. Angka PDRB
ADHB ini dapat digunakan untuk membandingkan volume ekonomi, namun tidak
Grafik 1.4
Perkembangan PDRB ADHK Kabupaten Kepulauan Talaud
Tahun 2010-2019
sama terjadai seperti pada kabupaten nusa utara yang lainnya, Kabupaten Kepulauan
9
PDRB atras dasar harga konstan mengalami peningkatan yang siginifkan pada setiap
tahunnya, dan di Tahun 2019 mencapai angka PDRB sekita 1,60 juta. Dan untuk
berdasarkan lapangan usaha yang ada. Guna mencapai perkonomian yang lebih
sejahtera dan mampu bersaing dengan daerah yang ada di sekitar Kabupaten
Kepulauan Talaud.
1. Sektor ekonomi manakah yang merupakan sektor ekonomi basis dan sektor
Sitaro ?
1. Untuk mengetahui sektor ekonomi basis dan sektor ekonomi non basis di
10
2. Untuk mengetahui sektor ekonomi yang memiliki daya saing terhadap
Sitaro
3. Untuk mengetahui sektor prima, sektor potensial, sektor berkembang, dan sektor
1. Manfaat Ilmiah
a. Sebagai bahan informasi atau referensi bagi pihak lain yang berkepentingan
b. Sebagai tambahan informasi dan pengetahuan tentang sektor basis dan strategi
2. Manfaat Praktis
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
(Tarigan,2005). Teori basis ini digolongkan kedalam dua sektor yaitu sektor basis dan
sektor non basis. Sektor basis yaitu sektor atau kegiatan ekonomi yang melayani baik
pasar di daerah tersebut maupun luar daerah. Secara tidak langsung daerah
mempunyai kemampuan untuk mengekspor barang dan jasa yang dihasilkan oleh
Sektor non basis adalah sektor yang menyediahkan barang dan jasa untuk
suatu daerah. Inti dari teori ini adalah bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah
Sektor basis dan non basisekonomi suatu wilayah dapat diketahui dengan
seberapa besar tingkat spesialisasi sektor basis atau unggulan dengan cara
12
2.1.2 Pertumbuhan Ekonomi
menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara atau wilayah.
Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu syarat dari banyak syarat yang diperlukan
produksi barang dan jasa secara nasional, sedangkan pembangunan berdimensi lebih
luas. Salah satu sasaran pembangunaan ekonomi daerah adalah menigkatkan laju
kerja dan modal di wilayah tersebut. Pertumbuhan output per tenaga kerja sering
digunakan sebagai indikator adanya perubahan daya saing wilayah tersebut (melalui
13
Ada beberapa teori mengenai pertumbuhan seperti yang diuraikan sebagai
berikut :
Teori Rostow menjelaskan bahwa ada tahap-tahap yang dilewati suatu negara
ekonomi adalah dengan memperkuat tabungan nasional. Teori ini diperjelas lagi
dengan teori Harord-Domar yang menyebutkan bahwa semakin banyak porsi PDB
ekonomi. Kedua teori tersebut menjelaskan bahwa tingkat tabungan dan capital stock
empiris menunjukkan hasil yang berbeda antara negara-negara di Eropa Timur dan di
Afrika. Hal ini menunjukkan adanya faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan
Teori ini berfokus pada mekanisme yang membuat negara-negara miskin dan
modern dan sektor jasa-jasa. Teori ini dipeloperi oleh W. Arthur Lewis. Menurut
Lewis, dalam perekonomian yang terbelakang ada 2 sektor yaitu sektor pertanian dan
sektor industri manufaktur. Sektor pertanian adalah sector tradisional dengan marjinal
produktivitas tenaga kerjanya nol. Dengan kata lain, apabila tenaga kerjanya
14
dikurangi tidak akan mengurangi output dari sector pertanian. Sektor industri modern
adalah sektor modern dan output dari sektor ini akan bertambah bila tenaga kerja dari
sektor pertanian berpindah ke sector modern ini. Dalam hal ini terjadi pengalihan
tenaga kerja, peningkatan output dan perluasan kesempatan kerja. Masuknya tenaga
c. Teori Solow
modal dan tenaga kerja dapat ditulis dalam bentuk fungsi sebagai berikut.
y = f (k) ......................................................................................................................(1)
Dari persamaan 1 terlihat bahwa output per pekerja (y) adalah fungsi dari
capital stock per pekerja. Sesuai dengan fungsi produksi yang berlaku hukum “the
law of deminishing return”, dimana pada titik produksi awal, penambahan kapital per
labor akan menambah output per pekerja lebih banyak, tetapi pada titik tertentu
penambahan capital stock per pekerja tidak akan menambah output per pekerja dan
bahkan akan bisa mengurangi output per pekerja. Sedangkan fungsi investasi
i = s f(k) ......................................................................................................................(2)
15
Dalam persamaan tersebut, tingkat investasi per pekerja merupakan fungsi
capital stock per pekerja. Capital stock sendiri dipengaruhi oleh besarnya investasi
dan penyusutan dimana investasi akan menambah capital stock dan penyusutan akan
menguranginya.
Δk = i - γ kt .................................................................................................................(3)
tinggi akan berpengaruh terhadap peningkatan capital stock dan akan meningkatkan
kurun waktu tertentu pertumbuhan ekonomi akan mengalami perlambatan jika telah
mencapai apa yang disebut steady-state level of capital. Kondisi ini terjadi jika
meningkatkan jumlah labor dan dengan sendirinya akan mengurangi capital stock per
bahwa negara-negara dengan pertumbuhan populasi yang tinggi akan memiliki GDP
16
Kemajuan teknologi dalam teori Solow dianggap sebagai faktor eksogen.
tenaga kerja efektif. Pengaruh dari kemajuan teknologi terhadap perubahan modal
tumbuh.
Menurut teori Solow ada beberapa hal yang dilakukan untuk memacu
yang sesuai dalam perekonomian baik dalam bentuk fisik maupun non-fisik.
pertumbuhan adalah peningkatan akumulasi modal dalam arti yang luas. Modal
dalam hal ini tidak hanya dalam sifat fisik tetapi juga yang bersifat non-fisik berupa
17
ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan teknologi ini akan mengembangkan
produktivitas. Sehingga dalam hal ini kualitas sumber daya manusia adalah factor
dalam bukunya mengatakan bahwa ada beberapa indicator yang dapat dijadikan
sebagai tolak ukur untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah adalah sebagai
berikut :
a. Ketidakseimbangan Pendapatan
secara adil, 80 persen populasi terbawah akan menerima 80 persen dari total
penduduk dibagi tiga, yaitu 40 persen populasi terendah, 40 persen populasi sedang,
18
Dalam masyarakat yang maju, pembangunan ekonomi yang dilaksanakan
bahwa kontribusi (peran) sektor petanian terhadap nilai PDRB akan menurun,
peranan sangat penting dalam pembangunan nasional dan regional, sektor industri
kepada masyarakat, menghasilkan devisa yang dihasilkan dari exspor. Oleh karena
itu, perekonomian suatu wilayah harus di orientasikan selain sektor pertanian, tetapi
harus pula diorientasikan kepada sektor industri. lapangan kerja yang luas,
dihasilkan dari exspor. Oleh karena itu, perekonomian suatu wilayah harus di
orientasikan selain sektor pertanian, tetapi harus pula diorientasikan kepada sektor
industri.
Indonesia yang berjumlah lebih dari 240 jiwa, tingkat pengangguran cukup tinggi dan
mengatasi krisis ekonomi yang sangat luas tersebut, diperlukan peranan pemerintah.
Salah satu langkah strategis yang ditempuh adalah pembangunan prasarana (misalnya
19
arti luas (meliputi tanaman pangan, perkebunan, perikanan, peternakan, dan
kebutuhan untuk dapat melakukan kegiatan usaha misalnya mendapatkan bahan baku,
bahan penolong, suku cadang, listrik, air bersih, dan jasa-jasa seperti jasa angkutan,
dalam kurun waktu tertentu ialah menggunakan data Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB), dapat menggunakan atas dasar harga berlaku ataupun atas dasar harga
per kapita dalam jangka yang panjang, penekanannya ialah pada tiga aspek yakni
proses, output per kapita, serta jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi merupakan
20
daerah.Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan jumlah nilai tambah
yang dihasilkan untuk seluruh wilayah usaha dan jasa dalam suatu wilayah,
menerapkan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan seluruh unit
ekonomi. PDRB sendiri dapat diartikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan
oleh seluruh unit usaha atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa oleh
Semakin tinggi nilai PDRB suatu daerah maka ini menunjukkan tingginya
suatu daerah dapat terjadi ketika penentu-penentu endogen (faktor dari dalam daerah)
Metode Langsung
1) Pendekatan Produksi
produk domestik bruto diperoleh dengan menjumlahkan nilai pasar dari seluruh
barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai sektor dalam perekonomian.
Dengan demikian, GNP atau GDP menurut pendekatan produksi ini adalah
penjumlahan dari masing-masing barang dan jasa dengan jumlah atau kuantitas
21
barang dan jasa yang dihasilkan, hal ini secara matematis dapat dinyatakan sebagai
Keterangan :
Y = Pendapatan Nasional
Q1, Q2, Q3, dan Qn = jumlah jenis barang ke-1, ke-2, ke-3, ke-n
P1, P2, P3, dan Pn = harga jenis barang ke-1, ke-2, ke-3, ke-n
2) Pendekatan Pendapatan.
dari faktor produksi yang menyumbang terhadap proses produksi. Dalam hubungan
pendapatan.
a) Kompensasi untuk pekerja (compensation for employees), yang terdiri dari upah
(wages) dan gaji (salaries) ditambah faktor rent terhadap upah dan gaji (misalnya
pemilik perusahaan yang mana sebagian dari padanya digunakan untuk mambayar
kepada para pemilik saham (stock holders) sebagai deviden, dan sebagian lagi
22
c) Pendapatan usaha perorangan (proprictors income), yang merupakan kompensasi
atas penggunaan tenaga kerja dan sumber-sumber dari self employeed person,
pendapatan sewa dari mereka yang tidak terikat dalam bisnis real estate :
pendapatan sewa dihitung untuk rumah-rumah yang non form yang dihuni oleh
pemiliknya sendiri; dan royalties yang diterima oleh orang dari hak paten, hak
e) Bunga netto (net interest) terdiri atas bunga yang dibayar perusahaan dikurangi
oleh bunga yang diterima oleh perusahaan ditambah bunga netto yang diterima
dari luar negeri. Bunga yang dibayar oleh pemerintah dan yang dibayar oleh
NI = Yw + Yi + Ynr + Ynd
Dimana:
Ynr dan Ynd : Pendapatan dari keuntungan dari perusahaan dan pendapatan lainnya
3) Pendekatan Pengeluaran
23
Pendekatan pengeluaran adalah pendekatan pendapatan nasional atau produk
domestik regional bruto diperoleh dengan cara menjumlahkan nilai pasar dari seluruh
permintaan akhir (final demand) atas output yang dihasilkan dalam perekonomian,
diukur pada harga pasar yang berlaku. Dengan perkataan lain produk nasional atau
produk domestik regional bruto adalah penjumlahan nilai pasar dari permintaan
sektor rumah tangga untuk barang-barang konsumsi dan jasa-jasa (C), permintaan
barang dan jasa-jasa (G), dan pengeluaran sektor luar negeri untuk kegiatan ekspor
regional sebagai alokator digunakan yang paling besar tergantung atau erat kaitannya
dengan produktifitas kegiatan ekonomi tersebut melalui PDRB menurut harga berlaku
dan harga konstan. Pendapatan regional suatu provinsi dapat diukur untuk
(kenaikan rill).
ii. Kenaikan pendapatan yang disebabkan oleh karena inflasi, kenaikan pendapatan
yang disebabkan kerena kenaikan harga pasar tidak menaikkan daya beli
24
penduduk dan kenaikan seperti ini merupakan kenaikan pendapatan yang tidak
riil. Oleh karena itu berdasarkan kenyataan diatas untuk mengetahui kenaikan
pendapatan yang sebenarnnya (riil) maka faktor yang harus dieliminir pendapatan
Sektor unggulan dipastikan memiliki potensi lebih besar untuk tumbuh lebih
cepat dibandingkan sektor lainnya dalam suatu daerah terutama adanya faktor
sektor unggulan yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan (Rachbini, 2001).
ekonomi suatu wilayah tidak hanya mengacu pada lokasi secara geografis saja
melainkan pada suatu sektor yang menyebar dalam berbagai saluran ekonomi
lainnya, baik sektor yang mensuplai inputnya maupun sektor yang memanfaatkan
25
Sektor unggulan biasanya berkaitan dengan suatu perbandingan, baik itu
internasional, suatu sektor dikatakan unggulan jika sektor tersebut mampu bersaing
dengan sektor yang sama dengan negara lain. Sedangkan pada lingkup nasional, suatu
sektor dapat dikategorikan sebagai sektor unggulan apabila sektor di wilayah tertentu
mampu bersaing dengan sektor yang sama yang dihasilkan oleh wilayah lain, baik di
pasar nasional ataupun domestik. Suatu daerah akan mempunyai sektor unggulan
apabila daerah tersebut dapat memenangkan persaingan pada sektor yang sama
dengan daerah lain sehingga dapat menghasilkan ekspor (Suyanto, 2000:146). Sektor
unggulan di suatu daerah (wilayah) berhubungan erat dengan data PDRB dari daerah
bersangkutan.
Menurut Rachbini (2001) ada empat syarat agar suatu sektor tertentu menjadi
cukup besar sehingga laju pertumbuhan berkembang cepat akibat dari efek
permintaan tersebut.
2. Karena ada perubahan teknologi yang teradopsi secara kreatif maka fungsi
3. Harus terjadi peningkatan investasi kembali dari hasil-hasil produksi sektor yang
26
4. Sektor tersebut harus berkembang sehingga mampu memberi pengaruh terhadap
sektor-sektor lainnya.
perencanaan pembangunan daerah sesuai era otonomi daerah saat ini, dimana daerah
dapat dirumuskan beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam penelitian studi
ini,yakni meliputi:
kontribusi rata-rata dalam PDRB atau penyerapan tenaga kerja lebih tinggi
dibandingkan dengan kontribusi rata-rata sektor yang sama pada wilayah referensi
(cakupan wilayah yang lebih luas) dan memiliki laju pertumbuhan PDRB atau
penyerapan tenaga kerja rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan sektor yang
b) Sektor ekonomi sebagai sektor basis dan mana pula yang tidak. sektor ini
serta memiliki potensi untuk mengekspor hasil produksi ke wilayah lain atau
27
penyerapan tenaga kerja sebanding atau lebih tinggi daripada laju pertumbuhan
tersebut mempunyai permintaan yang tinggi, baik pasar lokal ataupun pasar
ekspor.
wilayah lain baik regional atupun internasional serta merupakan sektor yang
tumbuh lebih pesat di dalam lingkup wilayah referensi dan memiliki tingkat
pertumbuhan PDRB atau penyerapan tenaga kerja yang relatif lebih tinggi
dibandingkan sektor yang sama dalam lingkup wilayah referensi, dimana tingkat
Differential Shift (DS), dengan menggunakan variabel PDRB atau tenaga kerja.
Sehingga akan dapat pula mendorong pengembangan ekspor barang maupun jasa.
yang tinggi (Backward Linkage), yang dinilai melalui indeks daya menarik (IDM)
dan indeks derajat kepekaan (IDK), Sektor yang dikategorikan sebagai sektor
ekonomi unggulan adalah sektor yang memiliki indeks derajat kepekaan dan
indeks daya menarik lebih dari satu, Sektor ini mampu mendorong pertumbuhan
28
pembangunanya yang efisien dan saling mendukung sehingga perekonomian
penetapan kawasan andalan antara lain teori basis ekonomi, teori pertumbuhan
daerah lain dalam satu wilayah regional, kawasan andalan dinilai memiliki beberapa
akumulasi modal yang bersumber dari masuknya investasi baik berasal dari dalam
negeri maupun asing, pertumbuhan jumlah penduduk yang dapat dilihat dari angka
fertilitas, mortalitas dan migrasi yang dalam pertumbuhannya mengikuti deret ukur,
menciptakan peluang investasi dan juga dapat menarik minat investor. Sektor
unggulan yang merupakan sektor ekonomi basis dari suatu daerah dapat ditemukan
aktivitas dari kegiatan sektor non basis merupakan implikasi dari pembangunan
29
Kriteria penetapan kawasan andalan dianggap relevan dengan teori
dilakukannya pembagian kerja maka akan menyebabkan masyarakat lebih efektif dan
efektif, melalui pembagian seluruh proses produksi kepada unit khusus yang telah
membentuk jaringan perdagangan yang lebih luas adalah ciri perekonomian maju.
30
2.2 Penelitian Terdahulu
31
sebagai penyokong utama
perekonomian di Kabupaten
Lamongan. Artinya bahwa
Kabupaten Lamongan masih
tergolong ke dalam struktur ekonomi
Sektor Pertanian yang hanya
mengandalkan alam untuk
matapencaharian sehari-hari di
Kabupaten Lamongan.
Sari Sasmita Analisis sektor LQ Hasil penelitian menunjukan bahwa
Sambuari basis di sektor yang memiliki nilai LQ > 1
2015 Kabupaten adalah sektor basis. Artinya sektor
Bolaang tersebut telah mampu untuk
Mongondow memenuhi kebutuhannya sendiri
Utara juga untuk memenuhi kebutuhan
daerah lainnya. Selama kurun waktu
2009-2013 yang termasuk sektor
basis terdapat pada sektor pertanian,
sektor petambangan dan penggalian
dan sektor jasa-jasa. Sedangkan
sektor yang memiliki nilai LQ < 1
adalah sektor non basis. Hal ini
menunjukkan sektor tersebut belum
mampu untuk memenuhi kebutuhan
daerah. Sektor tersebut adalah sektor
perdagangan hotel dan restoran,
sektor industri pengolahan, sektor
listrik, gas dan air bersih, sektor
kontruksi, sektor pengangkutan dan
komunikasi dan sektor keuangan,
real estat dan jasa perusahaan.
Azhar Analisis sektor LQ 1.Sektor yang menjadi basis di
2003 basis dan non Nanggroe Aceh Darussalam dari
basis di Provinsi tahun 1992 sampai dengan 2001
Nanggroe Aceh yaitu sektor pertambangan dan
Darussalam penggalian, sektor industri
pengolahan serta sektor pertanian.
Sedangkan keenam sektor lainnya
menjadi sektor non basis.
2.Laju pertumbuhan sektor basis
dan sektor non basis dari tahun
1992 sampai dengan 2001
mengalami kenaikan dan
penurunan atau berfluktuasi.
Dedi Setiawan Analisis LQ Berdasarkan hasil analisis korelasi
2018 hubungan sektor dapat di simpulkan bahwa hipotesis
32
ekonomi basis tentang terdapat hubungan yang
dengan positif dan kuat antara pertumbuhan
penyerapan ekonomi sektor basis tersebut di
tenaga kerja di Kabupaten Merangin, tidak dapat di
Kabupaten buktikan atau tidak berpengaruh
Merangin secara signifikan karena tidak
seluruh sektor basis memiliki
korelasi yang kuat dengan
penyerapan tenaga kerja.
Puspasari Ayu Analisis potensi LQ dan Shift Hasil analisis LQ dan Shift Share
Ningrum sektor basis dan Share Esteban Marquillas menunjukkan
2017 non basis bahwa tahun 2010-2015 yang sektor
ekonomi pada basis di Kota Salatiga adalah sektor
perubahan pengadaan listrik dan gas, pengadaan
struktur air, pengelolaan sampah, limbah dan
perekonomian di daur ulang, industri pengolahan,
Kota Salatiga konstruksi, penyediaan akomodasi
Tahun 2010-2015 dan makan minum, jasa keuangan
dan asuransi, real estate, jasa
perusahaan, administrasi
pemerintahan, pertahanan dan
jaminan sosial wajib, jasa
pendidikan, jasa kesehatan dan
kegiatan sosial dan terjadi perubahan
struktur ekonomi dari sektor modern
ke tradisional tahun 2013-2015.
Vicky Y. Analisis sektor LQ dan Shift 1. Dari hasil LQ di dapat bahwa di
Takalumang ekonomi Share Kabupaten Kepulauan Sangihe
2018 unggulan dalam dari 17 sektor terdapat 6 sektor
mendorong yang basis atau unggulan. sektor
pertumbuhan Administrasi Pemerintahan,
ekonomi Pertahanan dan Jaminan Sosial
Kabupaten Wajib, sektor Pertanian,
Kepulauan Kehutanan, dan Perikanan, sektor
Sangihe Real Estate, sektor Perdagangan
Besar dan Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor dan yang
terakhir sektor Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial. Sektor-sektor ini
merupakan sektor Basis atau
unggulan artinya, sektor-sektor ini
telah mampu memenuhi
kebutuhan daerahnya sendiri.
Secara umum dapat pula diartikan
bahwa sektor-sektor basis tidak
hanya mampu berproduksi untuk
33
memenuhi kebutuhan daerahnya
sendiri, tetapi juga mampu
memasok untuk kebutuhan daerah
lain. Sektor-sektor ini sangat
berpotensi untuk di kembangkan
dan bisa menjadi sumber daya
untuk mendorong perekonomian
Kabupaten Kepulauan Sangihe
Karena memiliki kekuatan dan
prospek yang baik dimasa datang.
2. Dari hasil perhitungan Shift Shre
atau Pengaruh terbesar di
Kabupaten Kepulauan Sangihe
yaitu sektor Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan, sektor
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor, sektor Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib, sektor
Konstruksi dan sektor
Transportasi dan Pergudangan.
Perekonomian Kabupaten
Kepulauan Sangihe mendapatkan
hasil yang sangat positif terhadap
nilai Total Kinerja selama kurun
waktu 2010-2015 karena
mengalami kenaikan nilai absolut
serta keunggulan kinerja
perekonomian daerah.
Patrick Ch. Analisa Shift Share Hasil penelitian didapat ialah
Wauran komoditas/produk peningkatan perekonomian di
2018 unggulan di Kabupaten Kepulauan SITARO
Kabupaten disumbangkan oleh sektor pertanian,
Kepulauan kehutanan dan perikanan, sektor
SITARO perdagangan Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor, sektor konstruksi dan
transportasi. Perekonomian
Kabupaten Kepulauan SITARO
mempunyai daya saing yang tinggi
dan keunggulan kompetitifnya
tinggi. untuk komoditi/ produk
unggulan yang sangat cocok dengan
kondisi wilayah di Kabupaten
Kepulauan SITARO untuk pertanian
34
ialah komoditi pala, cengkeh,ubi
kayu, kelapa, keneri dan jagung.
Untuk buah-buahan ialah salak,
mangga, kedondong, jeruk ikan,
jeruk nipis dan pisang mas.
Sedangkan untuk perikanan ialah
malalugis, cakalang, tude, deho dan
tongkol. Bidang usaha untuk
perdagangan ialah toko kelontong,
kios UKM dan distributor makan.
Bidang usaha di sektor transportasi
ialah taxi antar pulau, taxi lokal dan
mini bus. Budang usaha sektor
konstruksi ialah konstruksi bangunan
dan jalan.
Neltji Janis Identifikasi sektor LQ dan Shift Melalui analisis LQ (location
2015 ekonomi Share Quotient) dan shift share diperoleh
unggulan Kota sub sektor yang memiliki
Tomohon Tahun keunggulan baik dilihat dari PDRB
2009-2013 Kota Tomohon Atas Dasar Harga
Berlaku dan Atas Dasar Harga
Konstan yaitu sektor Konstruksi,
Sektor Pertambangan dan
Penggalian, Sektor listrik, Gas dan
Air Bersih, dan sektor jasa-jasa.
Keempat sektor ini menunjukan
bahwa Kota Tomohon mampu
memenuhi sendiri kebutuhannya, dan
memungkinkan untuk mengekspor
keluar daerah.
Made Antara Basis Sector in DLQ and Shift The results of analysis showed that
2017 the Economic Share the basis sectors in economic
Structure of structure of Badung Regency is
Badung Regency, water supply, waste, and recycling
Bali, Indonesia sector, construction sector,
transportation and warehousing
sector, and accommodation and
feeding supply sector. The
agricultural sub-sector has three
sub-sub-sectors that are able to
become the basis sub-subsector in
the future are food crop sub-sub-
sectors, horticultural crops sub-
subsector, and fishery sub-sector.
Two factors causing the change of
agriculture, forestry and fishery sub-
35
sector positions in the economic
structure of Badung Regency,
namely economic structure and
location factor
Martin Neil US Descriptive On the other hand, there are some
Baily Manufacturing: potential causes for concern. First,
2014 Understanding Its though n the other hand, there are
Past and Its some potential causes for concern.
Potential Future First, though manufacturing’s output
share of GDP has remained stable
over 50 years, and manu-
anufacturing’s output share of GDP
has remained stable over 50 years,
and manufacturing retains a
reputation as a sector of rapid
productivity improvements, this
acturing retains a reputation as a
sector of rapid productivity
improvements, this is largely due to
the spectacular performance of
one subsector of manufacturing: s
largely due to the spectacular
performance of one subsector of
manufacturing: computers and
electronics. Meanwhile, the
90 percent of manufacturing that lies
omputers and electronics.
Meanwhile, the 90 percent of
manufacturing that lies outside the
computer and electronics industry
has seen its share of real GDP fall
utside the computer and electronics
industry has seen its share of real
GDP fall substantially, while its
productivity growth has been fairly
slow. Complicating the
Hardiani Analysis of LQ, Shift The results of the analysis found that
2017 leading sector of share, of the 14 basic sectors in Jambi City
Jambi City Tippoligi (based on LQ analysis), there are
Klassen four priority sectors namely
electricity and gas procurement,
building, large and retail trade, car
and motorcycle repairs, health
service and social activities
Willy Arafah Determining LQ The analysis showed that
2017 Factors of in the year 2013-2014 the Trade and
36
Potential Retail sector; Car and Motorcycles
Economy Sectors Repair sector; Real Estate sector;
of Bantaeng Government Administration sector;
Regency in South Defence and Compulsory Social
Sulawesi Security; and Other Services Sector
Province of is the leading economy sector in
Indonesia: An Bantaeng Regency. And in the year
Analysis Using 2014-2015, the Trade and Retail
the Location sector; Cars and Motorcycles Repair
Quotient sector; Real Estate sector; Service
Approach Sector Health and Social Work; and
Other Services Sector is the leading
economy sector in Bantaeng
Regency.
Chandrasiri Accrual Basis descriptive This study uses the political
ABEYSINGHE and Political economic perspective and
2016 Interest in Public accordingly hegemonic analysis of
Sector Gramsci (1971). The study is carried
Accounting. The out as a qualitative case study in the
Case of a phenomenological tradition at the
Municipal Colombo Municipal Council (CMC)
Council in Sri of Sri Lanka. Findings show that
Lanka accrual basis in the current
accounting framework does not work
because it does not address the
political interest dominating over
public sector organisations. It
concludes emphasizing the need of
reconsidering the accounting
framework of public sector having
regard on political interest in the
state sector before introducing
accrual accounting.
37
2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran Teoritis
PDRB ADHK
Sektor Unggulan
BAB III
38
METODE PENELITIAN
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang tercakup dalam penelitian ini
adalah data PDRB Kabupaten Kepulauan Sangihe, Talaud, Sitaro Tahun 2010-2019
Atas Dasar Harga Konstan, demikian juga data PDRB Provinsi Sulawesi Utara Tahun
2010-2019 Atas Dasar Harga Konstan, disertai dengan data-data sekunder lain yang
secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis secara kualitatif akan dipresentasikan secara
a. Location Quotien
b. Shift-Share
c. Tipolgy Klassen
menentukan sektor basis dan non basis, dengan tujuan untuk melihat keunggulan
39
komparatif suatu daerah dalam menentukan sektor unggulannya. Dalam teknik ini,
menurut Tarigan (2005) kegiatan ekonomi suatu daerah dapat dibagi menjadi dua
golongan yaitu :
1. Sektor basis adalah sektor ekonomi yang mampu untuk memenuhi kebutuhan
baik pasar domestik maupun pasar luar daerah itu sendiri. Artinya sektor ini
2. Sektor non basis merupakan sektor ekonomi yang hanya mampu memenuhi
kebutuhan daerah itu sendiri, sektor seperti ini dikenal sebagai sektor non
unggulan.
barang dan jasa yang dapat dijual keluar daerah yang meningkatkan pendapatan
daerah tersebut, maka secara berantai akan meningkatkan investasi yang berarti
akan industri non basis. Dengan dasar teori ini maka sektor basis perlu diprioritaskan
yang kemudian digunakan dalam penentuan sektor basis dan non basis di dalam
40
Keterangan:
basis sebagai langkah awal untuk memahami sektor kegiatan yang menjadi pemacu
Dari rumus diatas, apabila LQ > 1 berarti porsi lapangan kerja atau nilai tambah
sektor i di wilayah analisis terhadap total lapangan kerja atau nilai tambah wilayah
adalah lebih besar dibandingkan dengan porsi lapangan kerja atau nilai tambah untuk
sektor yang sama secara nasional. LQ > 1 memberikan indikasi bahwa sektor tersebut
adalah basis sedangkan apabila LQ < 1 berarti sektor tersebut adalah non basis.
2. PDRB Provinsi
masing. Begitu juga dengan metode analisis LQ. Analisis LQ sebagai salah satu
analisis untuk menentukan sektor basis atau unggulan dan setktor non basis atau non
unggulan. Kelebihan yang dimiliki analisis LQ yaitu penerapannya yang mudah dan
41
sederhana, tidak membutuhkan data yang sangat banyak, tidak memerlukan software
analisa data cukup microsoft excel pada komputer yang tidak rumit dan berat, hasil
yang didapatkan bisa menjadi langkah awal sebagai gambaran sektor unggulan di
wilayah tersebut.
yang sederhana, dibutuhkan data yang akurat. Hasil analisis LQ yang begitu baik
akan sia - sia jika data yang digunakan tidak begitu valid. Oleh karena itu, validasi
data sebelum melakukan analisis LQ perlu dilakukan dan merupakan hal yang paling
penting. Selain itu, untuk menghindari bias musiman dan tahunan diperlukan nilai
rata - rata dari data series yang cukup panjang minimal 5 tahun. Sementara proses
pengumpulan data series yang panjang merupakan tantangan karena ketersediaan data
yang terbatas.
pertumbuhan sektor di daerah, yang dibandingkan dengan sektor yang sama pada
tingkat daerah yang lebih tinggi atau nasional. Analisis tersebut dapat digunakan
yang didominasi oleh sektor yang lamban pertumbuhannya akan tumbuh di bawah
42
tingkat pertumbuhan perekonomian daerah di atasnya. Untuk mengkaji kinerja
keunggulan kompetitif suatu wilayah juga dapat diketahui melalui teknik analisis
Metode analisis shift share diawali dengan mengukur perubahan nilai tambah
bruto atau PDRB suatu sektor-i di suatu region-j (Dij) dengan formulasi :
Dimana,
PNij= Eij . Ra
sebagai berikut :
Ra= (En,t-En)/En
Keterangan:
43
Dij : Perubahan PDRB sektor/subsektor-i di wilayah Kabupaten Kepulauan Sangihe,
Talaud dan Sitaro yang disebabkan oleh pengaruh pertumbuhan ekonomi yang
Talaud dan Sitaro yang disebabkan oleh pengaruh pertumbuhan sektor-i di Provinsi
Sulawesi Utara
Sangihe, Talaud dan Sitaro yang disebabkan oleh keunggulan kompetitif sektor-I
44
besar (provinsi/nasional). Analisis ini membandingkan laju pertumbuhan sektor-
yang lebih tinggi tingkatannya (provinsi). Analisis ini memberikan data tentang
kinerja perekonomian dalam tiga bidang yang saling berhubungan satu sama lain,
yaitu :
kerja agregat secara sektoral dibandingkan dengan perubahan pada sektor yang
jauh daya saing industri daerah (lokal) dengan perekonomian yang dijadikan
acuan.
Klassen/Daerah (Tarigan, 2010). Kriteria yang digunakan terdiri dari empat; Kuadran
I yakni daerah yang cepat maju dan cepat tumbuh (high income and high growth).
Kuadran II yakni daerah maju tapi tertekan (high income but low growth). Kuadran
III yakni daerah berkembang cepat (high growth but low income). Kuadaran IV
45
Tipology klassen dengan pendekatan secara sektoral dapat menghasilkan
empat klasifikasi sektor dengan karakteristik yang berbeda yaitu sebagai berikut:
Pada kuadran ini sektor dengan laju pertumbuhan PDRB (gi) yang lebih besar
apabila dibandingkan dengan pertumbuhan daerah yang telah menjadi sebuah acuan
atau secara nasional (g) dan memiliki kontribusi terhadap PDRB (si) yang lebih besar
dibandingkan dengan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi
sebuah acuan secara nasional (s). Hasil dari klasifikasi ini biasanya dilambangkan
dengan tanda ‘gi’ lebih besar dari ‘g’ dan ‘si’ lebih besar dari ‘s’. sektor yang ada
didalam kuadran I bisa diartikan sebagai sektor yang memiliki potensi karena
memiliki kinerja laju pertumbuhan ekonomi dan pangsa yang lebih besar daripada
Pada sektor ini berada pada kuadran ini dengan memiliki nilai pertumbuhan
PDRB (gi) yang lebih rendah apabila dibandingkan dengan pertumbuhan PDRB
daerah yang menjadi sebuah acuan atau secara nasional (g), akan tetapi telah
memiliki nilai kontribusi terhadap PDRB daerah yang menjadi acuan atau secara
nasional (s). hasil klasifikasi ini bisa digambarkan dengan ‘gi lebih kecil dari ‘g’ dan
‘si’ lebih besar dari ‘s’. Kedudukan sektor dalam kategori ini dapat dikatakan sebagai
sektor yang telah lama atau bisa dikatakan pada posisi yang jenuh.
3. Kuadran III / Sektor Potensial atau Masih Dapat Berkembang dengan Pesat.
46
Pada kuadran ini sektor yang telah memiliki nilai pertumbuhan PDRB (gi)
yang lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB daerah yang menjadi acuan atau secacra
nasional (g), tetapi kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB (si) harus kebih kecil
dibandingkan nilai kontribusi nilai kontribusi suatu sektor tersebut terhadap PDRB
daerah yang menjadi acuan atau secara nasional (s). Klasifikasi ini biasanya
digambarkan dengan ‘gi’ lebih besar dari ‘g’ dan ‘si’ lebih kecil apabila dibandingkan
dengan nilai kontribusi sektor tersebut terhadap nilai PDRB daerah yang menjadi
acuan atau secara nasional (s).hasil klasifikasi ini dilambangkan dengan ‘gi’ yang
lebih besar dari ‘g’ dan ‘si’ akan lebih kecil dari s. Setiap sektor yang termasuk dalam
kuadran III dapat diartikan sebagai sektor yang sedang menjadi trend/sedang
Kuadran ini ditempati oleh sektor yang memiliki nilai pertumbuhan PDRB
(gi) lebih rendah apabila dibandingkan dengan nilai pertumbuhan PDRB daerah yang
telah menjadi sebuah acuan atau secara nasional (g) selain itu juga telah memiliki
nilai kontribusi tersebut terhadap PDRB (si) yang lebih kecil apabila dibandingkan
dengan nilai kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi acuan
47
BAB IV
Sulawesi Utara, dengan ibu kota Tahuna. Secara Astronomis, Kabupaten Kepulauan
Sangihe terletak antara 20 4’13” – 40 44’ 22” Lintang Utara dan 1250 9’ 28” – 1250
56’ 57” Bujur Timur. Kabupaten Kepulauan Sangihe terdiri dari 15 kecamatan.
Gambar 4.1
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Sangihe, 2018
adalah kecamatan Tabukan Utara, dan untuk kecamatan dengan luas wilayah terkecil
adalah kepulauan Marore. Dan daerah kabupaten kepulauan yang ada di Sulawesi
48
Utara lainnya adalah Talaud. Secara astronomis, Kepulauan Talaud terletak antara 3⁰
38’ Lintang Utara dan 5⁰ 33’ Lintang Selatan dan antara 126⁰ 38’−127 ⁰ 10’ Bujur
Barat – Laut Sulawesi; Timur - Samudera Pasifik. Kepulauan Talaud terdiri dari 19
Kecamatan.
Gambar 4.2
Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Talaud, 2018
terluas adalah kecamatan Beo Utara dan untuk wilayah terkecil adalah kecamatan
adalah pulau Marore. Selain Kabupaten Talaud ada salah satu daerah hasil pemekaran
daerah Nusa Utara adalah Kabupaten Siau, Tagulandang dan Biaro (Sitaro).
49
Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro atau yang sering disingkat
dengan SITARO merupakan salah satu dari kabupaten yang berada di Provinsi
Sulawesi Utara yang terletak pada koordinat 2007’48’’ – 2 048’36”” Lintang Utara
dan 125009’36’’ – 125029’24”” Bujur Timur. Wilayah ini memiliki batas dengan
Gambar 4.3
Luas Daerah dan Jumlah Pulau Menurut Kecamatan
di Kabupaten Kep. Siau Tagulandang Biaro, 2018
Berdasarkan gambar yang ada dapat dilihat bahwa daerah dengan wilayah
terluas adalah Kecamatan Siau barat dan untuk daerah dengan wilayah terkecil di
4.1.2 Kependudukan
50
Sumber utama data kependudukan adalah sensus penduduk yang dilaksanakan
setiap sepuluh tahun sekali. Sensus penduduk telah dilaksanakan sebanyak enam kali
sejak Indonesia merdeka, yaitu tahun 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010. Di
anggota korps diplomatik negara sahabat beserta keluarganya. Dan berikut adalah
Sulawesi Utara.
Gambar 4.4
Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro
Tahun 2018
berdasarkan hasil proyeksi penduduk adalah 130.833 jiwa dengan jumlah rumah
Tabukan Utara merupakan wilayah dengan jumlah populasi terbesar sebanyak 15,05
51
persen dari total penduduk di Kabupaten Kepulauan Sangihe, sedangkan Kecamatan
yaitu 749,46 jiwa per kilometer persegi. Dan untuk daerah Kabupaten KepulauaN
Talaud, Badan Pusat Statisik telah melakukan proyeksi penduduk berdasarkan hasil
untuk Kabupaten Kepulauan Siau, Tagulandang dan Biaro Berdasarkan data hasil
proyeksi, pada 2018 jumlah penduduk Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
adalah sebesar 66.225 orang, yang terdiri dari 32.694 laki-laki (49,37%) dan 33.531
Tahun
Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
A. Pertanian, 12281007 12154188 1291808 13765299 14243121 14605520 15141887 15817344 1637854 17339482
52
Kehutanan dan
Perikanan 1 2
B. Pertambangan
dan Penggalian 2483774 2687953 2868258 3022999 3229654 3503755 3659303 3991183 4343225 4714004
C. Industri
Pengolahan 5711852 6116248 6562011 6902307 7138172 7338083 7417070 8010190 8368986 8395329
D. Pengadaan
Listrik dan Gas 45210 47773 53703 62215 71813 80507 94610 99137 102620 112041
E. Pengadaan Air,
Pengelolaan
Sampah, Limbah
dan Daur Ulang 75081 79759 85585 91761 94749 97046 100025 100831 104147 108748
1135193
F. Konstruksi 6296245 6947714 7324263 7933964 8402906 9219900 9862174 10593031 9 12011695
G. Perdagangan
Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil 1070047
dan Sepeda Motor 6227521 6899099 7250163 7811064 8533451 9037800 9587905 10117866 7 11645210
H. Transportasi
dan Pergudangan 4173610 4438279 4749998 5059981 5584990 6006603 6552877 6922865 7467829 7878269
I. Penyediaan
Akomodasi dan
Makan Minum 1034086 1101929 1192722 1285411 1423030 1543969 1736047 1848842 1958951 2013893
J. Informasi dan
Komunikasi 2127935 2307958 2486363 2698253 2948475 3210496 3505986 3753807 4046717 4369734
K. Jasa Keuangan
dan Asuransi 1800407 1981032 2208805 2346430 2410856 2506806 2986973 3187945 3203612 3323865
L. Real Estate 1791270 1944458 2087886 2225737 2421902 2605499 2790025 2991486 3218628 3363395
M,N. Jasa
Perusahaan 38969 42655 45790 49534 53639 57912 61889 67490 73591 78927
O. Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial
Wajib 3661523 3836540 4210914 4258466 4639202 5056200 5293650 5581654 5875031 5872911
P. Jasa Pendidikan 1329150 1418717 1508664 1586533 1650377 1767208 1876574 1982364 2161349 2422244
Q. Jasa Kesehatan
dan Kegiatan
Sosial 1859992 2045619 2198488 2338158 2485135 2680959 2894963 3115678 3444889 3690477
R,S,T,U. Jasa
Lainnya 783702 860975 925893 984387 1029286 1107067 1202705 1303761 1458158 1687826
5867758 8425869
PDRB 51721334 54910898 7 62422499 66360757 70425330 74764661 79485474 1 89028051
Sumber : Sulut dalam angka Tahun 2009-2020
53
Analisis LocationQuotient (LQ) digunakan untuk mengetahui sektor-sektor
Ekonomi dalam PDRB yang dapat digolongkan ke dalam sektor basis dan non basis.
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan Indeks Location Quotient Kabupaten Kepulauan Sangihe
Dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Dari
Tahun 2010-2019
SEKTOR 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
A. Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan 1.4389 1.4342 1.4525 1.4531 1.4573 1.4788 1.4700 1.4656 1.4663 1.4496
B. Pertambangan dan Penggalian 0.8418 0.8545 0.8550 0.8569 0.8421 0.8236 0.8327 0.8128 0.8025 0.7941
C. Industri Pengolahan 0.4404 0.4553 0.4492 0.4506 0.4514 0.4534 0.4646 0.4551 0.4608 0.4626
D. Pengadaan Listrik dan Gas 0.5366 0.5555 0.5711 0.5792 0.5594 0.5578 0.5668 0.5689 0.5765 0.5627
E. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.5695 0.5781 0.5810 0.5832 0.5852 0.5969 0.5923 0.6058 0.6174 0.6212
F. Konstruksi 0.6989 0.6943 0.7030 0.6901 0.6938 0.7110 0.7132 0.7180 0.7208 0.7292
G. Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1.1115 1.1217 1.1110 1.1387 1.1582 1.1646 1.1722 1.2041 1.2306 1.2287
H. Transportasi dan Pergudangan 0.8539 0.8785 0.8779 0.8811 0.8731 0.8688 0.8508 0.8701 0.8692 0.9076
I. Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 0.3066 0.3102 0.3047 0.3054 0.2965 0.2878 0.2727 0.2755 0.2812 0.2894
J. Informasi dan Komunikasi 0.2711 0.2752 0.2758 0.2730 0.2696 0.2653 0.2607 0.2647 0.2692 0.2725
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 1.1451 1.1558 1.1333 1.1049 1.1380 1.1331 1.2239 1.1645 1.1485 1.1215
L. Real Estate 1.1613 1.1731 1.1725 1.1747 1.1627 1.1549 1.1508 1.1541 1.1526 1.1819
M,N. Jasa Perusahaan 0.2523 0.2545 0.2596 0.2612 0.2619 0.2618 0.2647 0.2618 0.2592 0.2599
O. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib 1.5782 1.6408 1.5999 1.6153 1.5960 1.5579 1.5652 1.5955 1.6240 1.6272
P. Jasa Pendidikan 0.9758 0.9836 0.9859 0.9841 4.4864 0.9841 0.9738 0.9782 0.9538 0.9021
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 1.0910 1.0962 1.1021 1.1071 1.0884 1.1034 1.0920 1.0947 1.0747 1.0963
R,S,T,U. Jasa Lainnya 0.4344 0.4326 0.4320 0.4315 0.4215 0.4318 0.4217 0.4166 0.3988 0.3743
PDRB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Sumber : Data diolah MS Excel, 2010
Tabel 4.3
Perbandingan Sektor Basis (Unggulan) dan Non Basis (Bukan Unggulan)
Di Kabupaten Kepulauan Sangihe Berdasarkan Hasil LQ
54
Sektor Rata-rata Keterangan
A. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1.4566 Basis/Unggulan
B. Pertambangan dan Penggalian 0.8316 Non basis
C. Industri Pengolahan 0.4543 Non basis
D. Pengadaan Listrik dan Gas 0.5634 Non basis
E. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
Daur Ulang 0.5931 Non basis
F. Konstruksi 0.7072 Non basis
G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor 1.1641 Basis/Unggulan
H. Transportasi dan Pergudangan 0.8731 Non basis
I. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.2930 Non basis
J. Informasi dan Komunikasi 0.2697 Non basis
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 1.1468 Basis/Unggulan
L. Real Estate 1.1639 Basis/Unggulan
M,N. Jasa Perusahaan 0.2597 Non basis
O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib 1.6000 Basis/Unggulan
P. Jasa Pendidikan 1.3208 Basis/unggulan
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.0946 Basis/Unggulan
R,S,T,U. Jasa Lainnya 0.4195 Non basis
PDRB 1
Sumber : Data diolah MS Excel, 2010
dapat dianalisis dan disimpulkan sebagai berikut : LQ lebih > 1, maka ini merupakan
sektor basis, artinya tingkat spesialisasi Kabupaten lebih tinggi dari tingkat provinsi.
Dan dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa yang menjadi sektor unggulan dari
jaminan sosial dengan nilai rata-rata 1,6000, kemudian sektor pertaninan, kehutanan
dan perikanan dengan nilai rata-rata 1,4566 hal ini memang sangat Nampak karena
kondisi geografis dari Kabupaten Kepulauan Sangihe dilihat dari kondisi tanah dan
perairan yang tercakup besar. Kemudian sektor unggulan lainya adalah sektor jasa
pendidikan dengan nilai rata-rata LQ sebesar 1,3208, sektor perdagangan besar dan
55
eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1,1641 dan Sektor Jasa kesehatan
Gambar 4.5
Trend Pertumbuhan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kabupaten Sangihe Tahun 2010-2019
menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat
spesialisasinya lebih tinggi dari pada provinsi, sektor pertanian dapat bersaing dengan
sektor-sektor yang lain, tanaman perkebunan kelapa, cengkih dan pala yang besar
terhadap sektor pertanian, dan untuk sektor perkebunan, dan perikanan dimana luas
wilayah laut dan hasil yang ada di Kabupaten Sangihe mampu menunjang
56
mengalami penurunan di karenakan adanya bencana menimpa Kabupaten Kepulauan
4.2.1.2 Sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor Kabupaten Sangihe
Gambar 4.6
Trend Pertumbuhan Sektor Perdagangan Besar dan Eceran : Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor Kabupaten Sangihe Tahun 2010-2019
Berdasarkan analisis LQ, perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan
sepeda motor menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019 > 1
artinya tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari pada provinsi, sektor ini dapat
bersaing dengan sektor-sektor yang lain, sektor ini menjadi salah satu sektor basis
Kabupaten Kepulauan Sangihe, hal ini dapat terlihat dari bayaknya perdagangan
komoditi yang sesuai dengan nilai yang ada di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Dan
57
dari trendnya pertumbuhan sektor ini mengalami peningkatan, dan hal yang sama
terajadi pada sektor ini di Tahun 2019 yaitu mengalami sedikit penurunan.
Gambar 4.7
Trend Pertumbuhan Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi
Kabupaten Sangihe Tahun 2010-2019
nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat spesialisasinya lebih
tinggi dari pada provinsi Sulawesi Utara, pekembangan sektor jasa yang ada di
PDRB di kabupatan kepulauan sangihe dan merupakan salah satu sektor basis
unggulan dan tren dari sektor ini mengalami penurunan dari Tahun 2017 sampai pada
akhir 2019.
58
4.2.1.4 Sektor Real Estate Kabupaten Sangihe
Gambar 4.8
Trend Pertumbuhan Sektor Real Estate Kabupaten Kepulauan Sangihe
Tahun 2010-2019
Berdasarkan analisis LQ, real esate menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010
sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari pada provinsi
Sulawesi Utara yang artinya sekor real estate yang ada di Kabupaten Kepulauan
Sangihe merupakan sektor basis unggulan yang mampu bersaing dengan daerah-
daerah lain serta mempu memberikan sumbangsi yang besar terhadap perkembangan
perekonomian daerah maupun Provinsi, dan trend dari sektor real estate ini
di akhir tahun 2019 mengalami peningkatan yang sangat pesat dibanding dengan
tahun-tahun sebelumnya.
59
4.2.1.5 Sektor Administrasi Pemerintahan dan Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib Kabupaten Sangihe
Gambar 4.9
Trend Pertumbuhan Sektor Administrasi Pemerintahan dan Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib Kabupaten Sangihe Tahun 2010-2019
dan jaminan sosial wajib menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019
> 1 artinya tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari pada provinsi Sulawesi Utara,
artinya sektor ini merupakan salah satu sektor basis unggulan yang ada didaerah
peningkatan PDRB kabupaten Kepulauan Sangihe, dan untuk trend dari sektor ini
60
4.2.1.6 Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Kabupaten Sangihe
Gambar 4.10
Trend Pertumbuhan Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Kabupaten Sangihe Tahun 2010-2019
menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat
spesialisasinya lebih tinggi dari pada provinsi Sulawesi Utara, yang artinya sektor ini
fluktuasi.
keseluruhan sektor di Kabupaten Sangihe memiliki nilai komponen Nij yang positif.
dipengaruhi oleh pertumbuhan Provinsi. Dalam hal ini kebijakan umum yang
61
dilakukan oleh pemerintah dalam hal pengembanghan dan peningkatan produksi
di Sangihe.
Tabel 4.4
Analisis shift share Kabupaten Kepulauan Sangihe Tahun 2010-2019
menunjukkan nilai yang positif terhadap semua sektor ekonomi dengan total nilai
output yakni sebesar 8.38158E-05, hal ini berarti bahwa pertumbuhan regional
Sulawesi utara. Dan untuk sektor yang memiliki pertumbuhan paling cepat di
62
kabupaten Sangihe adalah sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan
Daur Ulang dengan angka komponen Ns yang paling tinggi dari seluruh sektor
maka perekonomian regional Kabupaten Kepulauan Sangihe tergolong maju hal ini
dapat dilihat dari nilai PS total yang positif yaitu sebesar 8.3816E-05. jika ditinjau
secara sektoral hanya sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang lambat
kemajuan atau pertumbuhannya dibandingkan dengan sektor yang sama pada level
perekonomian provinsi Sulawesi utara sebab sektor ini memiliki nilai PS sektoral
yang negative yaitu sebesar (-0.000320297), sedangkan untuk sektor ekonomi lainnya
sudah tergolong maju atau cepat pertumbuhannya dibandingkan sektor yang sama
pada level perekonomian sulut sebab sektor-sektor ekonomi tersebut memiliki nilai
positif.
keunggulan kompetitif regional yang tinggi atau kuat terhadap perekonomian Sulut.
Hal ini terlihat pada nilai DS total yang positif yakni sebesar 99.99983237 secara
memiliki nilai DS yang positif. Sektor-sektor yang memiliki nilai positif ini berarti
bahwa sektor ekonomi tersebut memiliki daya saing yang kuat atau memiliki
keunggulan kompetitif yang tinggi terhadap sektor yang sama pada level
perekonomian di Sulut. Nilai Dij yang positif baik secara sektoral maupun total
63
mengandung arti bahwa selama kurun waktu tahun 2010-2019 maka perekonomian
Gambar 4.11
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sangihe
Tahun 2011-2019
didominasi oleh meningkatnya nilai dari masing-masing sector baik sector yang
dikategorikan basis maupun non basis, yang memiliki potensi guna bersaing dengan
64
4.2.3 Hasil Tipologi Klassen Kabupaten Sangihe
Tabel 4.5
Kontribusi Sektoral Terhadap Provinsi Sulawesi Utara
Tahun 2010-2019
Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan 22.13 22.02 22.05 21.46 20.74 20.25 19.90 19.44 19.48 22.13
Pertambangan dan
Penggalian 4.90 4.89 4.84 4.87 4.98 4.89 5.02 5.15 5.29 4.90
Industri Pengolahan 11.14 11.18 11.06 10.76 10.42 9.92 10.08 9.93 9.43 11.14
Pengadaan Listrik dan
Gas 0.09 0.09 0.10 0.11 0.11 0.13 0.12 0.12 0.13 0.09
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur
Ulang 0.15 0.15 0.15 0.14 0.14 0.13 0.13 0.12 0.12 0.15
Konstruksi 12.65 12.48 12.71 12.66 13.09 13.19 13.33 13.47 13.49 12.65
Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda
Motor 12.56 12.36 12.51 12.86 12.83 12.82 12.73 12.70 13.08 12.56
Transportasi dan
Pergudangan 8.08 8.10 8.11 8.42 8.53 8.76 8.71 8.86 8.85 8.08
Penyediaan
Akomodasi dan
Makan Minum 2.01 2.03 2.06 2.14 2.19 2.32 2.33 2.32 2.26 2.01
Informasi dan
Komunikasi 4.20 4.24 4.32 4.44 4.56 4.69 4.72 4.80 4.91 4.20
Jasa Keuangan dan
Asuransi 3.61 3.76 3.76 3.63 3.56 4.00 4.01 3.80 3.73 3.61
Real Estate 3.54 3.56 3.57 3.65 3.70 3.73 3.76 3.82 3.78 3.54
Jasa Perusahaan 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.09 0.09 0.08
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 6.99 7.18 6.82 6.99 7.18 7.08 7.02 6.97 6.60 6.99
Jasa Pendidikan 2.58 2.57 2.54 2.49 2.51 2.51 2.49 2.57 2.72 2.58
Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 3.73 3.75 3.75 3.74 3.81 3.87 3.92 4.09 4.15 3.73
Jasa Lainnya 1.57 1.58 1.58 1.55 1.57 1.61 1.64 1.73 1.90 1.57
PDRB 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : data diolah
65
Tabel 4.6
Kontribusi Sektoral Terhadap Kabupaten Kepulauan Sangihe
Tahun 2010-2019
Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan 31.74 31.98 32.04 31.28 30.67 29.77 29.16 28.50 28.23 31.74
Pertambangan dan
Penggalian 4.18 4.18 4.15 4.10 4.10 4.08 4.08 4.14 4.20 4.18
Industri Pengolahan 5.07 5.02 4.98 4.86 4.72 4.61 4.59 4.58 4.36 5.07
Pengadaan Listrik dan
Gas 0.05 0.05 0.06 0.06 0.06 0.07 0.07 0.07 0.07 0.05
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur
Ulang 0.08 0.08 0.09 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08
Konstruksi 8.78 8.77 8.77 8.79 9.31 9.41 9.57 9.71 9.84 8.78
Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda
Motor 14.09 13.73 14.25 14.89 14.95 15.03 15.33 15.63 16.07 14.09
Transportasi dan
Pergudangan 7.10 7.11 7.14 7.35 7.41 7.46 7.58 7.70 8.03 7.10
Penyediaan
Akomodasi dan
Makan Minum 0.62 0.62 0.63 0.64 0.63 0.63 0.64 0.65 0.65 0.62
Informasi dan
Komunikasi 1.16 1.17 1.18 1.20 1.21 1.22 1.25 1.29 1.34 1.16
Jasa Keuangan dan
Asuransi 4.17 4.27 4.15 4.13 4.03 4.89 4.67 4.37 4.19 4.17
Real Estate 4.15 4.17 4.19 4.24 4.27 4.29 4.34 4.40 4.47 4.15
Jasa Perusahaan 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 11.46 11.48 11.02 11.16 11.19 11.08 11.20 11.32 10.73 11.46
Jasa Pendidikan 2.54 2.53 2.50 11.16 2.47 2.44 2.44 2.45 2.45 2.54
Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 4.08 4.13 4.15 4.08 4.20 4.23 4.29 4.39 4.54 4.08
Jasa Lainnya 0.68 0.68 0.68 0.65 0.68 0.68 0.68 0.69 0.71 0.68
PDRB 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : data diolah
66
Berdasarkan hasil analisis tipologi klassen, dapat dilihat dari kontirbusi
Sangihe dapat dilihat mana yang merupakan sector potensial, berkembang ataupun
Tabel 4.7
Hasil Tipologi Klassen Kabupaten Sangihe
67
Sektor Keterangan Gambar
4. Sektor gi =10.51% < g = 10.72%
Pengadaan si = 0.06% < s = 0.11%
Listrik dan Gas Sektor Pengadaan Listrik
dan Gas merupakan
Sektor yang terkebelakang
68
Sektor Keterangan Gambar
9. Sektor gi = 6.23% < g =7.72%
Penyediaan si = 0.64% < s = 2.19%
Akomodasi Sektor Penyediaan
dan Makan Akomodasi dan Makan
Minum Minum
69
Sektor Keterangan Gambar
13. Sektor Jasa gi = 7.74% < g =8.16%
Perusahaan si = 0.02% < s = 0,08%
Sektor Jasa Perusahaan
merupakan Sektor yang
masih bisa berkembang
atau potensial
70
4.2.4 Hasil Analisis Location Quotient (LQ) Kabupaten Kepulauan Talaud
Ekonomi dalam PDRB atas dasar harga konstan yang dapat digolongkan ke dalam
sektor basis dan non basis. LQ Merupakan suatu perbandingan tentang besarnya
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Indeks Location Quotient Kabupaten Kepulauan Talaud
Dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Dari
Tahun 2010-2019
SEKTOR 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
A. Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan 2.0573 2.0833 2.0779 2.0799 2.0878 2.1314 2.1445 2.1426 2.1490 2.1171
B. Pertambangan dan Penggalian 0.3776 0.3763 0.3701 0.3718 0.3670 0.3557 0.3539 0.3450 0.3363 0.3337
C. Industri Pengolahan 0.1949 0.2012 0.1986 0.1970 0.1970 0.1984 0.2035 0.2013 0.2057 0.2110
D. Pengadaan Listrik dan Gas 1.9542 2.1149 2.1290 2.1924 2.3057 2.3516 2.3248 2.2951 2.2947 2.2862
H. Transportasi dan Pergudangan 0.4635 0.4803 0.4782 0.4804 0.4767 0.4716 0.4619 0.4704 0.4672 0.4700
I. Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 0.3147 0.3208 0.3177 0.3173 0.3109 0.3045 0.2921 0.2940 0.2966 0.3020
J. Informasi dan Komunikasi 0.1226 0.1250 0.1278 0.1278 0.1284 0.1285 0.1258 0.1261 0.1296 0.1399
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 0.5554 0.5692 0.5619 0.5814 0.5963 0.5959 0.5974 0.6190 0.6550 0.6431
L. Real Estate 0.5420 0.5446 0.5458 0.5496 0.5493 0.5519 0.5550 0.5586 0.5581 0.5440
M,N. Jasa Perusahaan 0.3123 0.3028 0.2936 0.2845 0.2760 0.2670 0.2677 0.2627 0.2564 0.2484
O. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib 1.3714 1.4187 1.3655 1.3883 1.3903 1.3798 1.4035 1.4295 1.4505 1.4606
P. Jasa Pendidikan 0.3973 0.4077 0.4130 0.4146 0.4154 0.4109 0.4111 0.4139 0.4121 0.4079
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 1.3476 1.3828 1.3980 1.4073 1.4010 1.3681 1.3483 1.3609 1.3468 1.3751
R,S,T,U. Jasa Lainnya 0.3648 0.3735 0.3656 0.3604 0.3580 0.3464 0.3336 0.3324 0.3191 0.3035
PDRB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Sumber : Data diolah MS Excel, 2010
71
Tabel 4.9
Perbandingan Sektor Basis (Unggulan) dan Non Basis (Bukan Unggulan)
Di Kabupaten Kepulauan Talaud Berdasarkan Hasil LQ
dapat dianalisis dan disimpulkan sebagai berikut : LQ lebih > 1, maka ini merupakan
sektor basis, artinya tingkat spesialisasi Kabupaten lebih tinggi dari tingkat provinsi.
Dan dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa yang menjadi sektor unggulan dari
ke 17 sektor yang pertama adalah sector pengadaan listrik dan gas nilai rata-rata
2.224866, kemudian sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan nilai rata-rata
2.107075 hal ini memang sangat nampak jelas karena kondisi geografis dari
Kabupaten Kepulauan Talaud dilihat dari kondisi tanah dan perairan yang tercakup
72
besar. Kemudian sektor unggulan lainya adalah sektor Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib dengan nilai rata-rata LQ sebesar 1.405802,
sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 1.373599 dan Sektor Perdagangan
Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor dengan nilai rata-rata 1.077158.
Gambar 4.12
Trend Pertumbuhan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kabupaten Talaud Tahun 2010-2019
menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat
spesialisasinya lebih tinggi dari pada provinsi, sektor pertanian dapat bersaing dengan
sektor-sektor yang lain, tanaman perkebunan kelapa, cengkih dan pala yang besar
terhadap sektor pertanian, dan untuk sektor perkebunan, dan perikanan dimana luas
wilayah laut dan hasil yang ada di Kabupaten Talaud mampu menunjang
mengalami penurunan.
73
4.2.4.2 Sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor Kabupaten Talaud
Gambar 4.13
Trend Pertumbuhan Sektor Perdagangan Besar dan Eceran : Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor Kabupaten Talaud Tahun 2010-2019
Berdasarkan analisis LQ, perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan
sepeda motor menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019 > 1
artinya tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari pada provinsi, sektor ini dapat
bersaing dengan sektor-sektor yang lain, sektor ini menjadi salah satu sektor basis
Kabupaten Kepulauan Talaud, hal ini dapat terlihat dari bayaknya perdagangan
komoditi yang sesuai dengan nilai yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud. Dan
dari trendnya pertumbuhan sektor ini mengalami peningkatan sampai pada Tahun
2019.
74
4.2.4.3 Sektor Pengadaan Listrik dan Gas Kabupaten Talaud
Gambar 4.14
Trend Pertumbuhan Sektor Pengadaan Listrik dan Gas
Kabupaten Talaud Tahun 2010-2019
LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat spesialisasinya lebih
tinggi dari pada provinsi Sulawesi Utara, pekembangan sektor listrik dan gas yang
PDRB di kabupaten kepulauan Talaud dan merupakan salah satu sektor basis
unggulan dan tren dari sektor ini mengalami penurunan dari Tahun 2017 sampai pada
akhir 2019.
75
4.2.4.4 Sektor Administrasi Pemerintahan dan Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib Kabupaten Talaud
Gambar 4.15
Trend Pertumbuhan Sektor Administrasi Pemerintahan dan Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib Kabupaten Talaud Tahun 2010-2019
dan jaminan sosial wajib menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019
> 1 artinya tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari pada provinsi Sulawesi Utara,
artinya sektor ini merupakan salah satu sektor basis unggulan yang ada didaerah
peningkatan PDRB kabupaten Kepulauan Talaud, dan untuk trend dari sektor ini
76
4.2.4.5 Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Kabupaten Talaud
Gambar 4.16
Trend Pertumbuhan Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Kabupaten Talaud Tahun 2010-2019
menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat
spesialisasinya lebih tinggi dari pada provinsi Sulawesi Utara, yang artinya sektor ini
keseluruhan sektor di Kabupaten Talaud memiliki nilai komponen Nij yang positif.
dipengaruhi oleh pertumbuhan Provinsi. Dalam hal ini kebijakan umum yang
77
dilakukan oleh pemerintah dalam hal pengembangan dan peningkatan produksi
di Talaud.
Tabel 4.10
Analisis shift share Kabupaten Kepulauan Talaud Tahun 2010-2019
menunjukkan nilai yang positif terhadap semua sektor ekonomi dengan total nilai
output yakni sebesar 0.000153684, hal ini berarti bahwa pertumbuhan regional
Sulawesi utara. Dan untuk sektor yang memiliki pertumbuhan paling cepat di
78
dan Daur Ulang dengan angka komponen Ns yang paling tinggi dari seluruh sektor
maka perekonomian regional Kabupaten Kepulauan Talaud tergolong maju hal ini
dapat dilihat dari nilai PS total yang positif yaitu sebesar 0.000153684, jika ditinjau
secara sektoral hanya sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang lambat
kemajuan atau pertumbuhannya dibandingkan dengan sektor yang sama pada level
perekonomian provinsi Sulawesi utara sebab sektor ini memiliki nilai PS sektoral
yang negative yaitu sebesar (-0.00040543). sedangkan untuk sektor ekonomi lainnya
sudah tergolong maju atau cepat pertumbuhannya dibandingkan sektor yang sama
pada level perekonomian sulut sebab sektor-sektor ekonomi tersebut memiliki nilai
positif.
keunggulan kompetitif regional yang tinggi atau kuat terhadap perekonomian Sulut.
Hal ini terlihat pada nilai DS total yang positif yakni sebesar 99.99969263. secara
memiliki nilai DS yang positif. Sektor-sektor yang memiliki nilai positif ini berarti
bahwa sektor ekonomi tersebut memiliki daya saing yang kuat atau memiliki
keunggulan kompetitif yang tinggi terhadap sektor yang sama pada level
perekonomian di Sulut dan untuk nilai Dij yang positif baik secara sektoral maupun
total mengandung arti bahwa selama kurun waktu tahun 2010-2019 maka
79
perekonomian regional kabupaten Sitaro tetap mengalami pertambahan nilai absolute
Gambar 4.17
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kepulauan Talaud Tahun 2011-2019
peningkatan sampai pada tahun 2016 kemudian di tahun 2017 sampai pada tahun
80
4.2.6 Hasil Tipologi Klassen Kabupaten Talaud
Tabel 4.11
Kontribusi Sektoral Terhadap Provinsi Sulawesi Utara
Tahun 2010-2019
Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan 22.13 22.02 22.05 21.46 20.74 20.25 19.90 19.44 19.48 20.83
Pertambangan dan
Penggalian 4.90 4.89 4.84 4.87 4.98 4.89 5.02 5.15 5.29 4.98
Industri Pengolahan 11.14 11.18 11.06 10.76 10.42 9.92 10.08 9.93 9.43 10.44
Pengadaan Listrik dan
Gas 0.09 0.09 0.10 0.11 0.11 0.13 0.12 0.12 0.13 0.11
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 0.15 0.15 0.15 0.14 0.14 0.13 0.13 0.12 0.12 0.14
Konstruksi 12.65 12.48 12.71 12.66 13.09 13.19 13.33 13.47 13.49 13.01
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor 12.56 12.36 12.51 12.86 12.83 12.82 12.73 12.70 13.08 12.72
Transportasi dan
Pergudangan 8.08 8.10 8.11 8.42 8.53 8.76 8.71 8.86 8.85 8.49
Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minum 2.01 2.03 2.06 2.14 2.19 2.32 2.33 2.32 2.26 2.19
Informasi dan
Komunikasi 4.20 4.24 4.32 4.44 4.56 4.69 4.72 4.80 4.91 4.54
Jasa Keuangan dan
Asuransi 3.61 3.76 3.76 3.63 3.56 4.00 4.01 3.80 3.73 3.76
Real Estate 3.54 3.56 3.57 3.65 3.70 3.73 3.76 3.82 3.78 3.68
Jasa Perusahaan 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.09 0.09 0.08
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib 6.99 7.18 6.82 6.99 7.18 7.08 7.02 6.97 6.60 6.98
Jasa Pendidikan 2.58 2.57 2.54 2.49 2.51 2.51 2.49 2.57 2.72 2.55
Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 3.73 3.75 3.75 3.74 3.81 3.87 3.92 4.09 4.15 3.87
Jasa Lainnya 1.57 1.58 1.58 1.55 1.57 1.61 1.64 1.73 1.90 1.64
PDRB 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : data diolah
81
Tabel 4.12
Kontribusi Sektoral Terhadap Kabupaten Kepulauan Talaud
Tahun 2010-2019
Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan 46.11 45.75 45.87 44.81 44.20 43.43 42.64 41.77 41.23 43.98
Pertambangan dan
Penggalian 1.84 1.81 1.80 1.79 1.77 1.73 1.73 1.73 1.77 1.77
Industri Pengolahan 2.24 2.22 2.18 2.12 2.07 2.02 2.03 2.04 1.99 2.10
Pengadaan Listrik dan
Gas 0.18 0.19 0.22 0.25 0.27 0.29 0.29 0.28 0.29 0.25
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01 0.01
Konstruksi 10.86 10.88 10.93 11.27 11.75 12.10 12.34 12.64 12.93 11.75
Perdagangan Besar dan
Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor 12.99 13.32 13.36 13.76 13.78 13.89 14.03 14.20 14.75 13.79
Transportasi dan
Pergudangan 3.88 3.87 3.89 4.01 4.02 4.05 4.10 4.14 4.16 4.01
Penyediaan Akomodasi
dan Makan Minum 0.64 0.65 0.65 0.67 0.67 0.68 0.68 0.69 0.68 0.67
Informasi dan
Komunikasi 0.53 0.54 0.55 0.57 0.59 0.59 0.60 0.62 0.69 0.59
Jasa Keuangan dan
Asuransi 2.05 2.12 2.19 2.17 2.12 2.39 2.48 2.49 2.40 2.27
Real Estate 1.93 1.94 1.96 2.00 2.04 2.07 2.10 2.13 2.06 2.03
Jasa Perusahaan 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib 9.91 9.80 9.47 9.72 9.91 9.94 10.04 10.11 9.63 9.84
Jasa Pendidikan 1.05 1.06 1.05 1.03 1.03 1.03 1.03 1.06 1.11 1.05
Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 5.15 5.24 5.27 5.25 5.21 5.22 5.33 5.51 5.70 5.32
Jasa Lainnya 0.59 0.58 0.57 0.56 0.54 0.54 0.55 0.55 0.58 0.56
PDRB 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : data diolah
Talaud dapat dilihat mana yang merupakan sector maju, potensial berkembang
82
Tabel 4.13
Hasil Tipologi Klassen Kabupaten Talaud
83
Sektor Keterangan Gambar
4. Sektor gi = 11.29 % > g = 10.72 %
Pengadaan si = 0.25 % > s = 0.11 %
Listrik dan Gas Sektor Pengadaan Listrik dan
Gas merupakan Sektor yang
maju atau berkembang pesat
84
Sektor Keterangan Gambar
9. Sektor gi = 5.85% < g =7.72%
Penyediaan si = 0.67% < s = 2.19%
Akomodasi dan Sektor Penyediaan Akomodasi
Makan Minum dan Makan Minum merupakam
sector yang terkebelakang
85
Sektor Keterangan Gambar
14. Sektor gi = 4.82% < g =5.44%
Administrasi si = 9.84% > s =6.98%
Pemerintahan, Sektor Administrasi
Pertahanan dan Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Jaminan Sosial Wajib
Wajib merupakan Sektor yang masih
bisa berkembang atau potensial
86
4.2.5 Hasil Analisis Location Quotient (LQ) Kabupaten Kepulauan
Siau Tagulandang Biaro (SITARO)
dalam PDRB atas dasar harga konstan yang dapat digolongkan ke dalam sektor basis
dan non basis. LQ Merupakan suatu perbandingan tentang besarnya peranan suatu
Tabel 4.14
Hasil Perhitungan Indeks Location Quotient Kabupaten Kepulauan Sitaro
Dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Dari
Tahun 2010-2019
SEKTOR 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
A. Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan 1.6607 1.7042 1.7072 1.6914 1.7080 1.7137 1.7273 1.7397 1.7519 1.7447
B. Pertambangan dan Penggalian 0.6841 0.6719 0.6650 0.6609 0.6405 0.6277 0.6391 0.6224 0.6086 0.5979
C. Industri Pengolahan 0.0846 0.0853 0.0831 0.0825 0.0847 0.0847 0.0851 0.0818 0.0828 0.0867
D. Pengadaan Listrik dan Gas 0.6733 0.6826 0.6775 0.6798 0.6387 0.6150 0.5615 0.5725 0.5823 0.5632
E. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0.6244 0.6208 0.6133 0.6081 0.6127 0.6289 0.6396 0.6361 0.6441 0.6316
F. Konstruksi 0.7626 0.7655 0.8162 0.7988 0.7876 0.7739 0.7779 0.7823 0.7769 0.7796
G. Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1.1321 1.1253 1.1225 1.1323 1.1403 1.1465 1.1559 1.1704 1.1849 1.1777
H. Transportasi dan Pergudangan 1.0135 1.0312 1.0240 1.0565 1.0440 1.0327 1.0117 1.0195 1.0069 1.0222
I. Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 0.3715 0.3573 0.3485 0.3391 0.3288 0.3259 0.3149 0.3150 0.3197 0.3330
J. Informasi dan Komunikasi 0.1485 0.1489 0.1468 0.1435 0.1404 0.1379 0.1373 0.1353 0.1368 0.1381
K. Jasa Keuangan dan Asuransi 0.3923 0.3868 0.3635 0.3570 0.3562 0.3459 0.3329 0.3345 0.3403 0.3279
L. Real Estate 1.1556 1.1574 1.1447 1.1554 1.1607 1.1639 1.1731 1.1712 1.1515 1.1438
M,N. Jasa Perusahaan 0.3437 0.3398 0.3387 0.3320 0.3355 0.3281 0.3323 0.3196 0.3064 0.3113
O. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib 1.6421 1.7143 1.6925 1.7696 1.7533 1.8179 1.8414 1.8578 1.8994 1.9398
P. Jasa Pendidikan 0.3582 0.3554 0.3495 0.3429 0.3388 0.3365 0.3376 0.3370 0.3750 0.3541
Q. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 1.5836 1.5710 1.5426 1.5162 1.5047 1.5037 1.5047 1.5113 1.4567 1.4569
R,S,T,U. Jasa Lainnya 0.0754 0.0757 0.0741 0.0740 0.0739 0.0738 0.0727 0.0714 0.0680 0.0625
PDRB 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Sumber : Data diolah MS Excel, 2010
87
Tabel 4.15
Perbandingan Sektor Basis (Unggulan) dan Non Basis (Bukan Unggulan)
Di Kabupaten Kepulauan Sitaro Berdasarkan Hasil LQ
dapat dianalisis dan disimpulkan sebagai berikut : LQ lebih > 1, maka ini merupakan
sektor basis, artinya tingkat spesialisasi Kabupaten lebih tinggi dari tingkat provinsi.
Dan dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa yang menjadi sektor unggulan dari
ke 17 sektor yang pertama adalah Pertanian, kehutanan dan perikanan dengan nilai
rata-rata LQ 1.71487, sector Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor nilai rata-rata LQ sebesar 1.02622, kemudian sektor Transportasi dan
Pergudangan dengan nilai rata-rata LQ 2.107075, Sektor Real Estate dengan nilai
88
rata-rata LQ sebesar 1.15773, sector Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib dengan nilai rata-rata LQ sebesar 1.79282 dan Kemudian
sektor unggulan lainya adalah sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dengan nilai
Gambar 4.18
Trend Pertumbuhan Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kabupaten Sitaro Tahun 2010-2019
menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat
spesialisasinya lebih tinggi dari pada provinsi, sektor pertanian dapat bersaing dengan
sektor-sektor yang lain, tanaman perkebunan kelapa, cengkih dan pala yang
merupakan salah satu kualitas pengahasil pala terbaik di dunia yang memiliki
kontribusi yang besar terhadap sektor pertanian, dan untuk sektor perkebunan, dan
perikanan dimana luas wilayah laut dan hasil yang ada di Kabupaten Sitaro mampu
89
menunjang perekonomian Kabupaten Sitaro. Tetapi dari trendnya di tahun 2019
4.2.4.2 Sektor Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor Kabupaten Sitaro
Gambar 4.19
Trend Pertumbuhan Sektor Perdagangan Besar dan Eceran : Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor Kabupaten Sitaro Tahun 2010-2019
Berdasarkan analisis LQ, perdagangan besar dan eceran reparasi mobil dan
sepeda motor menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019 > 1
artinya tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari pada provinsi, sektor ini dapat
bersaing dengan sektor-sektor yang lain, sektor ini menjadi salah satu sektor basis
Kabupaten Kepulauan Sitaro, hal ini dapat terlihat dari banyaknya perdagangan
komoditi yang sesuai dengan nilai yang ada di Kabupaten Kepulauan Sitaro. Dan
90
dari trendnya pertumbuhan sektor ini mengalami peningkatan sampai pada Tahun
Gambar 4.20
Trend Pertumbuhan Sektor Transportasi dan Pergudangan
Kabupaten Sitaro Tahun 2010-2019
nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat spesialisasinya lebih
tinggi dari pada provinsi Sulawesi Utara, pekembangan sektor transportasi dan
satu sektor basis unggulan dan trend dari sektor ini berfluktuasi sebanyak 4 kali dan
Tahun 2019.
91
4.2.4.4 Sektor Real Estate Kabupaten Sitaro
Gambar 4.21
Trend Pertumbuhan Sektor Real Estate Kabupaten Sitaro Tahun 2010-2019
Berdasarkan analisis LQ, sektor real estate menunjukkan nilai LQ dari tahun
2010 sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari pada
provinsi Sulawesi Utara, artinya sektor ini merupakan salah satu sektor basis
unggulan yang ada didaerah Kabupaten Kepulauan Sitaro yang mampu mendorong
untuk trend dari sektor ini mengalami penurunan sejak tahun 2017 sampai pada tahun
2019.
92
4.2.4.4 Sektor Administrasi Pemerintahan dan Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib Kabupaten Sitaro
Gambar 4.22
Trend Pertumbuhan Sektor Administrasi Pemerintahan dan Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib Kabupaten Sitaro Tahun 2010-2019
dan jaminan sosial wajib menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019
> 1 artinya tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari pada provinsi Sulawesi Utara,
artinya sektor ini merupakan salah satu sektor basis unggulan yang ada didaerah
peningkatan PDRB Kabupaten Kepulauan Sitaro, dan untuk trend dari sektor ini
93
4.2.4.5 Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Kabupaten Sitaro
Gambar 4.23
Trend Pertumbuhan Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Kabupaten Sitaro Tahun 2010-2019
menunjukkan nilai LQ dari tahun 2010 sampai dengan 2019 > 1 artinya tingkat
spesialisasinya lebih tinggi dari pada provinsi Sulawesi Utara, yang artinya sektor ini
sektor basis ini menujukkan adanya penurunan sampai pada tahun 2019.
keseluruhan sektor di Kabupaten Sitaro memiliki nilai komponen Nij yang positif.
dipengaruhi oleh pertumbuhan Provinsi. Dalam hal ini kebijakan umum yang
94
maupun pendapatan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan sektor pembangunan
di Sitaro.
Tabel 4.24
Analisis shift share Kabupaten Kepulauan Sitaro Tahun 2010-2019
menunjukkan nilai yang positif terhadap semua sektor ekonomi dengan total nilai
output yakni sebesar 0.166668, hal ini berarti bahwa pertumbuhan regional Sitaro
tumbuh lebih cepat dibanding dengan pertumbuhan rata-rata provinsi Sulawesi utara.
Dan untuk sektor yang memiliki pertumbuhan paling cepat di Kabupaten Kepulauan
Sitaro adalah Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang dengan
95
angka komponen Ns yang paling tinggi dari seluruh sektor ekonomi di Kabupaten
maka perekonomian regional Kabupaten Kepulauan Sitaro tergolong maju hal ini
dapat dilihat dari nilai PS total yang positif yaitu sebesar 0.167224919, jika ditinjau
secara sektoral hanya sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang lambat
kemajuan atau pertumbuhannya dibandingkan dengan sektor yang sama pada level
perekonomian provinsi Sulawesi utara sebab sektor ini memiliki nilai PS sektoral
yang negative yaitu sebesar (-0.547622433), kemudian sektro pengadaan listrik dan
negative yaitu sebesar (-560.5547294) dan sector jasa perusahaan yang juga
untuk sektor ekonomi lainnya sudah tergolong maju atau cepat pertumbuhannya
dibandingkan sektor yang sama pada level perekonomian sulut sebab sektor-sektor
keunggulan kompetitif regional yang tinggi atau kuat terhadap perekonomian Sulut.
Hal ini terlihat pada nilai DS total yang positif yakni sebesar 99.666665. namun jika
di tinjau secara sektoral ada salah satu sector yang mengalami pergeseran negative
yaitu sector pengadaan listrik dan gas dengan nilai (-12.72453) dan selain sector
pengadaan listrik dan gas, secara keseluruhan semua sector ekonomi yang ada di
96
Kabupaten Kepulauan Sitaro memiliki nilai DS yang positif. Sektor-sektor yang
memiliki nilai positif ini berarti bahwa sektor ekonomi tersebut memiliki daya saing
yang kuat atau memiliki keunggulan kompetitif yang tinggi terhadap sektor yang
sama pada level perekonomian di Sulut dan untuk nilai Dij yang positif baik secara
sektoral maupun total mengandung arti bahwa selama kurun waktu tahun 2010-2019
Gambar 4.25
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro
Tahun 2011-2019
Kepulauan Sitaro menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sampai pada tahun 2012
dan sampai pada tahun 2013 menurun sampai pada tahun 2019.
97
4.2.6 Hasil Tipologi Klassen Kabupaten Sitaro
Tabel 4.17
Kontribusi Sektoral Terhadap Provinsi Sulawesi Utara
Tahun 2010-2019
Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan 22.13 22.02 22.05 21.46 20.74 20.25 19.90 19.44 103.65 22.13
Pertambangan dan
Penggalian 4.90 4.89 4.84 4.87 4.98 4.89 5.02 5.15 150.82 4.90
Industri Pengolahan 11.14 11.18 11.06 10.76 10.42 9.92 10.08 9.93 5.56 11.14
Pengadaan Listrik
dan Gas 0.09 0.09 0.10 0.11 0.11 0.13 0.12 0.12 162.19 0.09
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur
Ulang 0.15 0.15 0.15 0.14 0.14 0.13 0.13 0.12 78.05 0.15
Konstruksi 12.65 12.48 12.71 12.66 13.09 13.19 13.33 13.47 102.68 12.65
Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda
Motor 12.56 12.36 12.51 12.86 12.83 12.82 12.73 12.70 155.98 12.56
Transportasi dan
Pergudangan 8.08 8.10 8.11 8.42 8.53 8.76 8.71 8.86 97.10 8.08
Penyediaan
Akomodasi dan
Makan Minum 2.01 2.03 2.06 2.14 2.19 2.32 2.33 2.32 49.55 2.01
Informasi dan
Komunikasi 4.20 4.24 4.32 4.44 4.56 4.69 4.72 4.80 141.02 4.20
Jasa Keuangan dan
Asuransi 3.61 3.76 3.76 3.63 3.56 4.00 4.01 3.80 66.31 3.61
Real Estate 3.54 3.56 3.57 3.65 3.70 3.73 3.76 3.82 79.46 3.54
Jasa Perusahaan 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.08 0.09 128.10 0.08
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 6.99 7.18 6.82 6.99 7.18 7.08 7.02 6.97 -0.64 6.99
Jasa Pendidikan 2.58 2.57 2.54 2.49 2.51 2.51 2.49 2.57 213.25 2.58
Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 3.73 3.75 3.75 3.74 3.81 3.87 3.92 4.09 125.95 3.73
Jasa Lainnya 1.57 1.58 1.58 1.55 1.57 1.61 1.64 1.73 278.26 1.57
PDRB 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : data diolah
98
Tabel 4.18
Kontribusi Sektoral Terhadap Kabupaten Kepulauan Sitaro
Tahun 2010-2019
Sektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan
dan Perikanan 37.72 37.58 37.30 36.66 35.54 34.98 34.62 34.05 33.98 37.72
Pertambangan dan
Penggalian 3.29 3.25 3.20 3.12 3.12 3.13 3.13 3.14 3.17 3.29
Industri Pengolahan 0.95 0.93 0.91 0.91 0.88 0.84 0.82 0.82 0.82 0.95
Pengadaan Listrik dan
Gas 0.06 0.06 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.07 0.06
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur
Ulang 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.09 0.08 0.08 0.08 0.09
Konstruksi 9.69 10.19 10.15 9.97 10.13 10.26 10.43 10.47 10.52 9.69
Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi
Mobil dan Sepeda
Motor 14.14 13.87 14.17 14.66 14.71 14.82 14.90 15.05 15.41 14.14
Transportasi dan
Pergudangan 8.33 8.29 8.56 8.79 8.81 8.87 8.88 8.92 9.05 8.33
Penyediaan
Akomodasi dan
Makan Minum 0.72 0.71 0.70 0.71 0.71 0.73 0.73 0.74 0.75 0.72
Informasi dan
Komunikasi 0.63 0.62 0.62 0.62 0.63 0.64 0.64 0.66 0.68 0.63
Jasa Keuangan dan
Asuransi 1.40 1.37 1.34 1.29 1.23 1.33 1.34 1.29 1.22 1.40
Real Estate 4.10 4.07 4.12 4.24 4.31 4.38 4.41 4.40 4.32 4.10
Jasa Perusahaan 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03 0.03
Administrasi
Pemerintahan,
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 11.98 12.15 12.07 12.26 13.05 13.04 13.05 13.24 12.80 11.98
Jasa Pendidikan 0.92 0.90 0.87 0.84 0.84 0.85 0.84 0.96 0.96 0.92
Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 5.85 5.78 5.68 5.63 5.72 5.83 5.92 5.96 6.04 5.85
Jasa Lainnya 0.12 0.12 0.12 0.11 0.12 0.12 0.12 0.12 0.12 0.12
PDRB 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
Sumber : data diolah
99
Berdasarkan hasil analisis tipologi klassen, dapat dilihat dari kontirbusi
Sitaro dapat dilihat mana yang merupakan sector maju, potensial berkembang
Tabel 4.19
Hasil Tipologi Klassen Kabupaten Sitaro
100
Sektor Keterangan Gambar
4. Sektor gi = 9.54% < g = 10.72%
Pengadaan si = 0.07% < s = 18.12%
Listrik dan Gas Sektor Pengadaan Listrik dan
Gas merupakan Sektor yang
terkebelakang
101
9. Sektor gi = 7.43 % < g = 7.72 %
Penyediaan si = 0.72 % < s = 7.44 %
Akomodasi dan Sektor Penyediaan Akomodasi
Makan Minum dan Makan Minum merupakam
sector yang terkebelakang
102
14. Sektor gi = 8.43 % > g =5.44%
Administrasi si = 12.63 % > s = 6.18 %
Pemerintahan, Sektor Administrasi
Pertahanan dan Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Jaminan Sosial Wajib
Wajib merupakan Sektor yang maju
pesat
103
Kondisi perekonomian masing-masing dari Kabupaten Kepulauan Nusa Utara
yang pada dasarnya mampu menunjang akan pertumbuhan ekonomi yang ada di
berikut :
Gambar 4.26
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kepulauan Nusa Utara
Tahun 2011-2019
indikator, seperti angka pertumbuhan ekonomi dan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB). Oleh sebab itu, sebagai gambaran kemampuan ekonomi secara makro di
104
Kabupaten Induk maupun di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dapat
dilihat pada capaian PAD, laju pertumbuhan ekonomi, PDRB perkapita serta
Pemkab. Sitaro saat sekarang sedang mengupayakan dalam jangka pendek (sekitar 1
transformasi yang signifikan dari sektor primer ke sektor sekunder atau jasa.
efisiensi perdagangan dan pelayanan umum serta peningkatan arus barang dan jasa.
Dengan demikian pada kisaran waktu jangka menengah (3 tahun sampai dengan 5
tahun mendatang) diprediksi akan terjadi pergeseran peran dari sektor primer ke
sektor sekunder secara signifikan, dan sesuai data yang ditampilkan pertumbuhan
induk Sangihe dan Talaud. Untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam mendorong
lebih mampu memanfaatkan sumber daya ekonomi secara optimal dengan melihat
sektor-sektor apa yang basis ataupun potensial dalam mendorong dan meningkatkan
sumber daya yang melimpah di bidang pertanian dengan luas lahan yang masih bisa
sumber-sumber potensi lainnya. Dengan potensi sumber daya alam yang banyak ini
105
dengan program-program perencanaan pembangunan yang lebih di khususkan lagi
dengan kondisi yang ada di daerah tersebut, sehingga bisa meningkatkan dan
mendorong pertumbuhan ekonomi yang semakin lebih baik lagi. Pemerintah juga
seharusnya lebih inisiatif lagi untuk mengelolah sektor potensial dengan cara
membangun sektor potensial yang bisa memberikan multiplier effect terhadap sektor
lain sehingga pembangunan beberapa sektor unggulan lainnya akan memiliki dampak
Gambar 4.27
Rata-rata Sektor Kabupaten Kepulauan Nusa Utara Tahun 2011-2019
106
Sektor-sektor ekonomi Kabupaten Kepulauan Nusa Utara jika dibandingkan
yang terbesar adalah sector jasa pendidikan, dan sector dengan nilai yang terkecil
adalah sector pertanian, perikanan dan kehutanan dan untuk Kabupaten Talaud,
sektor pengadaan listrik dan gas dan untuk sektor yang memiliki nilai terkecil adalah
sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, dan untuk Kabupaten kepulauan Sitaro
sektor yang memiliki nilai terbesar adalah sektor pengadaan listrik dan gas dan untuk
sektor dengan nilai terkecil adalah sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah
Gambar 4.28
Presentase Rata-rata Total Pertumbuhan PDRB Kabupaten Nusa Utara
Kepulauan Nusa Utara, Sitaro memiliki nilai persentase lebih besar yaitu sekitar 41
persen, sementara Sangihe memperoleh nilai presentase sebesar 31 persen dan Talau
107
Kabupaten Nusa Utara diharapkan mampu menunjang dan mendorong peningkatan
perekonomian wilayah Provinsi Utara agar menjadi lebih baik, harga komoditas
utama Bumi Nyiur Melambai mulai menunjukkan trend positif sejak Oktober 2019.
Selain itu, potensi penyesuaian kebijakan perikanan akan menjadi pendorong kinerja
lapangan usaha (LU) pertanian dan industri pengolahan serta ekspor dari sisi
Optimisme itu sejalan dengan adaptasi masyarakat terhadap kisaran harga tiket
pesawat dan peningkatan aksesibilitas di wilayah Sulut. Selainitu perlu juga adanya
gerakan non tunai, dan mendorong pengembangan sumber daya manusia Bumi Nyiur
komponen utama dari sisi produksi dan pengeluaran pada 2019. Dari sisi produksi,
tumbuh 0,31 persen pada 2019 atau lebih rendah dari 4,48 persen tahun sebelumnya.
pada 2019 dibandingkan dengan periode 2018. Komponen itu tercatat hanya tumbuh
2,08 persen atau lebih rendah dari 6,10 persen tahun sebelumnya. Selain itu,
108
komponen ekspor barang dan jasa juga tercatat tumbuh melambat tahun lalu.
Tercatat, terjadi perlambatan pertumbuhan dari 12,14 persen pada 2018 menjadi 0,54
memegang peranan 17,03 persen dalam struktur ekonomi Sulut menurut pengeluaran
pada 2019. Sementara itu, ekspor barang dan jasa berkontribusi sebesar 24,33 persen.
109
BAB V
5.1 Kesimpulan
bahwa Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor perdagangan besar dan
eceran : reparasi mobil dan sepeda motor, sektor jasa keuangan dan asuransi,
sektor real estate, sektor administrasi pemerintah dan pertahanan dan sosial wajib,
sektor jasa pendidikan, dan sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial merupakan
sektor basis dan untuk Kabupaten Kepulauan Talaud menunjukkan bahwa Sektor
pertanian, kehutanan dan perikanan, sektor pengadaan listrik dan gas, sektor
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, sektor Transportasi dan Pergudangan, sektor
Wajib, dan sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial adalah sektor-sektor yang
110
2. Pergeseran Proporsional secara keseluruhan atau total maka perekonomian
Sangihe, Talaud dan Sitaro tergolong maju, untuk sektor ekonomi lainnya sudah
tergolong maju atau cepat pertumbuhannya dibandingkan sektor yang sama pada
positif dan cenderung lebih besar dari pertumbuhan sektor konstruksi yang ada di
maka perekonomian regional Kabupaten Nusa Utara memiliki daya saing atau
sulut dan selama kurun waktu tahun 2010-2019 maka perekonomian regional
3. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa sektor yang tergolong sektor
maju dan tumbuh dengan cepat di Kabupaten Kepulauan Sangihe adalah sektor
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor, Sektor Jasa Pendidikan, dan Sektor Jasa
Kesehatan dan kegiatan sosial, Kabupaten Kepulauan Talaud dari hasil analisis
tipologi klassen menunjukkan bahwa hanya sektor pengadaan litstrik dan gas
111
Perikanan, Sektor Real Estate, Sektor Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
5.2 Saran
sektor unggulan dengan tidak mengabaikan sektor non basis dalam perencanaan
dan pelaksanaan pembangunan agar supaya mampu berjalan secara merata guna
sumberdaya alam dan mendongkrak sumber daya manusia agar memberikan nilai
112
Daftar Pustaka
Afrizal, Fitrah. 2013. Analisis Pengaruh Tingkat Investasi, Belanja Pemerintah Dan
Tenaga Kerja Terhadap PDRB Di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2001-
2011.Skripsi Jurusan Ilmu Ekonomi. Universitas Hasanudin. Makassar
Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional-Teori dan Aplikasi Edisi Revisi. Bumi
Aksara. Jakarta
Thoha, Mahmud dan Soekarni, M., 2000. Studi Kelayakan Ekonomi Pembentukan
Propinsi Baru: Kasus Banten, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan (JEP), VIII 2000.
113
Todaro, M. 2006. Pengembangan Ekonomi Dunia Ketiga. Edisi Kedelapan. Jakarta:
Penerbit Erlangga
114