Anda di halaman 1dari 2

Nama : Zulkifli Pelana

NIM : 4415120305
Prodi : Pendidikan Sejarah (A)
MK : Sejarah Indonesia Masa Kolonial

Review Film

Max Havelaar

Film Max Havelaar ini merupakan karya Fons Rademakers sebagai bagian kemitraan
Belanda-Indonesia yang tayang perdana pada tahun 1976. Film ini diadaptasi dari sebuah
roman dengan judul yang sama karya Multatuli (nama pena dari Edward Douwes Dekker).
Max Havelaar yang berupa roman dibuat Multatuli pada tahun 1859 di Belgia, dengan judul
aslinya: Max Havelaar of de koffij-veilingen der Nederlandsche Handel-Maatschappij (Max
Havelaar dan Makelar Kopi Perusahaan Dagang Belanda), dan terbit pertama kali pada tahun
1860. Kemudian, HB Jassin menerjemahkan karya Multatuli ini ke dalam bahasa Indonesia
pada tahun 1972, hingga mengalami beberapa kali cetak hingga sekarang.

Film Max Havelaar menceritakan nasib penderitaan rakyat pribumi Indonesia pada masa
kolonial Belanda sekitar abad ke-19. Dalam film ini, Max Havelaar adalah seorang asisten
residen yang mendapat tugas birokrasi di daerah Lebak, Banten. Lebak merupakan daerah
yang subur, tapi ironis, masyarakatnya sangat miskin. Max Havelaar mempelajari situasi di
daerah Lebak dan mendapatkan fakta yang sangat mengagetkan bahwa kemiskinan di Lebak
bukan hanya disebabkan oleh penindasan yang dilakukan bangsa Belanda, tetapi justru
penderitaan rakyat pribumi Lebak diperparah dengan tindakan sewenang-wenang,
ketidakadilan, korupsi yang dilakukan oleh bupatinya sendiri. Sungguh sebuah fakta yang
sangat ironis, bangsa sendiri justru ikut menjajah bangsa sendiri karena takut kehilangan
harta dan kekuasaan.

Buruknya perilaku birokrasi pemerintahan pada masa itu (abad ke-19) polanya berulang
pada masa sekarang. Sehingga tidak mengherankan masih banyak perilaku pejabat-pejabat
birokrasi sekarang yang sama buruk dengan birokrasi zaman kolonial. Betapa bangsa sendiri
tega melakukan tindakan sewenang-wenang terhadap saudara sebangsanya yang seharusnya
dilindungi dari kekejaman bangsa kolonial.
Lebak tidak hanya miskin, juga menyimpan kasus terselubung kejahatan bupati atas
asisten residen sebelum Max Havelaar. Mr. Slotering, asisten residen sebelum Max Havelaar
datang ternyata mempunyai niat yang sama dengan Max Havelaar untuk membantu
meringankan penderitaan rakyat Lebak akan kerakusan yang dilakukan oleh bupati Lebak.
Namun dalam sebuah jamuan makan malam, Mr. Slotering diracun oleh seorang demang
suruhan bupati Lebak, sehingga saat Mr. Slotering diperiksa dokter, ia tervonis penyakit liver.

Max Havelaar pun berusaha keras untuk mengungkap misteri ini dan juga membantu
meringankan penderitaan rakyat Lebak dari tindakan sewenang-wenang bupati yang
merupakan satu bangsa dan satu tanah air dengan rakyatnya sendiri. Namun apalah daya,
kekuasaan kolonial tetap merupakan tirani yang sulit dirobohkan. Bupati Lebak ternyata
sudah berkolusi dengan Gubernur Jenderal Belanda. Gubernur Jenderal Belanda pun lebih
memihak pada Bupati Lebak daripada Max Havelaar yang sama-sama orang Eropa, karena
alasan kekuasaan. Akhirnya, karena merasa gagal membantu rakyat Lebak dan dengan rasa
kemanusiaan Max Havelaar seperti diinjak-injak oleh perilaku bupati Lebak itu, akhirnya ia
meninggalkan Lebak atas perintah Gubernur Jenderal. Beruntung Max Havelaar tidak
mengalami nasib yang sama dengan pendahulunya, Mr. Slotering.

Anda mungkin juga menyukai