Anda di halaman 1dari 2

PIDATO

Yth. ...
Yth. ...
Yth. ...
Yth. ...

Assalamualaikum Wr. Wb.


Salam Sejahtera
Om Swastyastu
Namo Buddhaya
Salam Kebajikan
Rahayu

Selamat Pagi,
Puji Syukur kepada Tuhan YME yang telah memberikan kesehatan sehingga kita dapat
berkumpul dalam acara Parents Day pagi ini. Tentu ini menjadi waktu yang istimewa untuk
kami (sebut nama satu persatu) dan 172 teman kami yang lain, karena pada hari ini kami
dapat bertemu dengan orang tua kami setelah 3 bulan masa basis.

Ada sebuah kutipan dari pepatah lama yang bunyinya “Obat dari sebuah kerinduan adalah
temu”. Kami rasa pepatah itu benar adanya, mengingat tiga bulan yang telah berlalu, kami
disini begitu banyak menanggung rindu kepada keluarga kami, kepada ayah, ibu, adik, kakak,
semua anggota keluarga yang memiliki tempat di hati kami. Perasaan rindu itu kini hampir
mencapai klimaksnya, sebab di hadapan kami saat ini, telah hadir ayah dan ibu tercinta; obat
dari penyakit rindu yang kami rasakan selama ini.

Ayah dan Ibu, Kami ingin menyampaikan bahwa kami telah belajar banyak hal di Ksatrian
Nala ini. Ayah dan Ibu pasti banyak khawatir kepada kami. Tapi Ayah dan Ibu dapat melihat
sendiri hari ini, kami sehat, kami gagah, kami baik-baik saja. Kami telah melewati masa yang
berat selama tiga bulan ini, kami menghadapi kebiasaan-kebiasaan baru yang penuh tekanan,
kami mengalami kesulitan, tentu saja. Tapi kami terus berjalan sebab kami ingat tujuan awal
kami ketika masuk ke tempat ini. Kami terus berjuang sebab kami ingat harapan ayah dan
ibu. Kami terus melakukan segala usaha, sebab kami mendengar doa Ayah dan Ibu
menggema di hati kami.

“Where there is no struggle, there is no strength” Sebuah kalimat dari Oprah Winfrey yang
menurut kami begitu mewakili perasaan kami selama masa basis ini. Kami datang ke tempat
ini sebagai anak lulus SMP dengan sisa sikap kekanak-kanakan kami. Tiga bulan lalu,
barangkali kami hanyalah anak manja yang berpikir bahwa kami sudah cukup mandiri untuk
bisa lepas dari pengawasan Ayah Ibu. Kami tiba dengan seribu cita-cita manis yang membuat
kami optimis bahwa kami bisa bertahan. Nyatanya, satu minggu pertama menjadi masa yang
paling berat. Kami diberikan program-program pembinaan fisik yang membuat kami merasa
begitu lelah. Kami juga ditempa secara mental yang membuat kami rasanya ingin menyerah.
Kami dibiasakan bangun pukul tiga pagi, melaksanakan olahraga pagi, mengikuti apel,
menjalankan fullday school, olahraga sore, sampai study night. Di tengah-tengah jadwal yang
padat itu, kami juga harus tetap mengurus keperluan kami secara mandiri. Kami tidak bisa
lagi meminta bantuan Ayah dan Ibu untuk mengurus keperluan kami. Kami melakukannya
sendiri. Memang benar yang dikatan Oprah Winfrey, dimana tidak ada tantangan, maka tidak
akan ada kekuatan. Disini kami membuktikannya, bahwa banyaknya tantangan yang kami
hadapi, itulah yang membuat kami semakin kuat.

Ayah dan Ibu, tidak dapat dipungkiri bahwa kami disini terkadang menangis. Tapi air mata
kami bukan air mata yang membuat kami lemah. Justru air mata itu lah yang membuat kami
semakin kuat, membuat kami percaya diri, membuat kami menemukan jati diri kami,
membuat kami begitu mandiri. Harapan Ayah dan Ibu untuk memiliki anak yang gagah dan
tidak manja, kini telah terpenuhi. Kami mampu bertahan sejauh ini adalah bukti bahwa kami
dapat melewati fase sulit dalam hidup kami. Masalah tidak untuk dikeluhkan dan diratapi,
melainkan untuk dipecahkan dan diatasi. Saat ini, kami telah melakukannya.

Sebagai penutup cerita kami pagi ini, ijinkan kami mengucapkan mohon maaf atas segala hal
yang selama ini membuat Ayah dan Ibu khawatir, sedih, dan terluka. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih karena Ayah dan Ibu telah banyak berjuang untuk kami, serta
mendoakan kami dengan tulus. Dalam hitungan kurang dari satu jam, barangkali kita benar-
benar dapat bersua. Semoga pertemuan kita setelah tiga bulan ini, menjadi pertemuan yang
semakin memotivasi kami untuk menjadi lebih baik.

Wassalamualaikum Wr. Wb.


Om Santi Santi Om.

Anda mungkin juga menyukai