Makalah CL - Luka Tembak
Makalah CL - Luka Tembak
“LUKA TEMBAK”
Oleh:
Angga Pratama 1911201005
Bilkhairi 1911201013
Dewi Indayani 1911201016
Fauzan Atha Farhan 1911201020
Nur Fadhilatusholiha 1911201039
Randy Aflah 1911201044
Sarah Putri Aryanda Dewi 1911201047
Yuli Kesuma 1911201057
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan karunianya serta
memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Collaborative Learning yang berjudul “Luka Tembak”. Shalawat
beriringkan salam kepada Nabi Muhammad SAW, serta keluarga dan sahabatnya
yang telah membawa umat manusia yang penuh ilmu pengetahuan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PEDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
akan ada beberapa asap mengotori dan luka bakar serta kulit dan
rambut dapat terbakar, meskipun ini sangat bervariasi dan tergantung
pada senjata dan amunisinya digunakan. Bentuk luka masuk
memberikan panduan untuk sudut yang dibuat pistol dengan area kulit
itu yaitu seperti Bila lonjong maka peluru menembus miring. Arah dan
sudut kemiringan luka tembak masuk dapat
ditentukan dari bagian yang lebih lebar dari cincin memar. (Simpson,
2003)
Ciri luka masuk biasanya dalam bentuk yang berentetan
dengan abrasi tepi yang melingkar di sekeliling defek yang dihasilkan
oleh peluru. Abrasi tepi tersebut berupa goresan atau lecet pada kulit
yang disebabkan oleh peluru ketika menekan masuk ke dalam tubuh.
Ketika ujung peluru melakukan penetrasi ke dalam kulit, maka hal
tersebut akan menghasilkan abrasi tepi yang konsentris, yaitu goresan
pada kulit berbentuk cincin dengan ketebalan yang sama, oleh karena
peluru masuk secara tegak lurus terhadap kulit. (Simpson, 2003)
Gambar : luka tembak masuk, kontak pistol bunuh diri di pelipis. Kulit terbakar
dan terbelah karena gas yang keluar
3
mengena media perantara, hal ini yang menyebabkan terbentuknya
abrasi tepi yang tidak khas pada luka tembak masuk, ketika peluru
mengena kulit. Jenis lain dari luka masuk yang tidak khas terjadi
ketika mulut senjata api mengalami kontak langsung dengan kulit
diatas permukaan tulang, seperti pada tulang tengkorak atau sternum.
(Simpson, 2003)
Gambar: luka tembak keluar menunjukkan everted klasik dan tepi terbelah
4
Lukatembak keluar tidak menunjukkan rasa terbakar,
menghitam, tato, abrasi atau kerah memar. Ujung-ujungnya
melengkung, sobek atau berkerut dengan potongan memar, lemak
subkutan hemoragik atau otot yang menonjol keluar dari defek. Luka
tembak luar bentuk shored umumnya ditemukan pada pemakaian
pakaian seperti jika kulit pada luka keluar ditopang oleh benda keras
atau pakaian ketat, misalnya ikat pinggang, bra atau dasi, atau tubuh
bersandar pada benda keras, seperti dinding atau lantai, luka keluar
tampak sebagai cacat melingkar yang dikelilingi oleh margin abrasi
menyerupai luka masuk. (Biswas, 2015)
5
Luka tembak dekat ketika jarak tembakan beberapa sentimeter
dari permukaan kulit. Pada luka tembak dekat akan menghasilkan luka
yang sama seperti luka tembak tempel, tetapi tidak ada bekas
moncong senjata karena terdapat jarak antara moncong senjata dan
kulit, terdapat pembakaran kulit, smoke soiling mungkin lebih banyak,
powder tattooing biasanya ditemukan disekitar luka masuk. (James et
al. 2011).
6
tembak intermediate tidak ditemukan laserasi dan efek bakar dari gas
dan api karena penyeberan pendingan (Dispersive cooling) terjadi
sebelum mencapai kulit. Terdapat Powder tattooing (Tato bedak),
lubang tembaknya bulat atau oval terdapat memar, terdapat
penghitaman pada kulit. Semakin meningkat jarak penghitaman dan
Powder tattooing berkurang sedangkan pola bedak meningkat. (Vij,
K. 2011)
Powder tattooing fenomena antemortem apabila ditemukan
oren-kemerahan, apabila postmortem ditemukan warna abu-
kekuningan. (Vij, K. 2011)
7
Gambar: luka tembak jarak jauh
8
kedua adalah luka yang menyebabkan terhalangnya melakukan
jabatan/pekerjaan/ aktivitas untuk sementara waktu. Kesimpulan luka
derajat kedua di dalam visum et repertum di dalam konteks hukum
pidana dikategorikan sebagai tindak pidana penganiayaan (biasa)
sebagaimana ditentukan di dalam Pasal 351 ayat (1) KUHP;
(Catatan: kategori luka yang memerlukan perawatan untuk sementara
waktu di dalam kualifikasi luka derajat kedua tidak ditentukan berapa
lama masa atau waktu sementara tersebut. Seyogianya masa sementara
waktu terhalangnya menjalankan jabatan/pekerjaan/aktivitas
ditentukan lebih lanjut dalam peraturan perundangan yang diperlukan
untuk pembuktian unsur-unsur tindak pidana di dalam kasus
penganiayaan).
c. Luka derajat ketiga (golongan A), yaitu luka yang mengakibatkan luka
berat sehingga terhalang dalam menjalankan jabatan/
pekerjaan/aktivitas. Berhubungan dengan luka berat, KUHP Pasal 90
menentukan, luka berat pada tubuh adalah: penyakit atau luka yang tak
dapat diharapkan akan sembuh lagi secara sempurna, atau luka yang
dapat mendatangkan bahaya maut; terus menerus tidak cakap lagi
melakukan jabatan atau pekerjaan; tidak lagi memiliki salah satu
pancaindera; kudung (rompong), lumpuh, berubah pikiran (akal) lebih
dari empat minggu lamanya; membunuh anak dari kandungan ibu.
Kualifikasi luka derajat ketiga dari hasil pemeriksaan kedokteran
forensik, di dalam konteks hukum pidana menurut KUHP
dikualifikasikan sebagai penganiayaan berat yang diatur di dalam Pasal
351 ayat (2) dan/atau Pasal 354 ayat (1).
Merujuk pada KUHP yang berkorelasi dengan penentuan
kualifikasi luka di dalam ranah ilmu kedokteran, dalam penentuan berat
atau ringannya luka di dalam kasus penganiayaan dihubungkan dengan
pekerjaan/jabatan seseorang. Dengan demikian, kondisi luka seseorang
dengan pekerjaan/jabatan/profesi tertentu akan berpengaruh dan
berkorelasi pula pada penentuan derajat/kualifikasi luka, misalnya luka
9
parah pada jari kelingking seorang pemain biola profesional kualifikasi
lukanya akan berbeda dengan seorang pemain sepak bola. Terlukanya
jari kelingking seorang pemain biola akan berpengaruh pada
terhalangnya dalam menjalankan pekerjaan/ aktivitas dalam bermain
biola, baik untuk sementara waktu maupun selamanya. Oleh karena itu,
urgensi penentuan “masa” sementara waktu terhalangnya menjalankan
pekerjaan/aktivitas di dalam derajat/kualifikasi luka akan berhubungan
dengan kualifikasi tindak pidana penganiayaan biasa atau penganiayaan
berat dan pertanggungjawaban pidananya.
10
b. Leher
11
2.6. Mekanisme Mati Akibat Luka Tembak
disebut sebagai contusio ring. Anak peluru melewati luka, diameter luka
lebih besar dari diameter anak peluru. Karena elastisitas kulit, maka sesudah
anak peluru lewat kulit akan mengkerut, sehingga diameternya lebih kecil.
Luka tembak masuk umumnya berbentuk bulat akibat apabila peluru
mengenai kulit posisinya tegak lurus, kecuali apabila ada tulang tebal di
bawah kulit atau pada luka tembak kontak. Pada keadaan ini tulang akan
menghalangi masuknya gas-gas sehingga gas akan berbalik keluar dan
menyebabkan robekan pada kulit sekitar lubang.
Pada tembakan tegak lurus akan terdapat suatu gelang kontusi yang
rata sekitar lubang luka, sedangkan pada tembakan miring maka lubang luka
tembak masuk mungkin bulat atau oval tetapi konfigurasi dari gelang
kontusinya berbeda. Gelang kontusinya akan berbentuk oval dengan bagian
yang tebal menunjukkan arah datang nya peluru, sebab peluru akan
menyentuh dan menimbulkan lecet dahulu sebelum menembus kulit.
Seringkali luka tembak masuk akan menunjukkan bercak keabuan
di tepinya yang disebabkan karena jelaga dari laras dan dari anak peluru
yang terusapkan pada waktu peluru menembus kulit. Gelang dari jelaga ini
disebut grease mark atau grease ring, ini harus dibedakan dengan kotoran
akibat api, asap atau mesiu. Gelang jelaga ini lebih sering ditemukan pada
12
anak peluru dari timah, jarang pada anak peluru bermantel
(Yudianto.Ahmad,2020).
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Luka tembak adalah luka akibat kekerasan mekanik terutama yang
disebabkan oleh senjata api. dimana ketika peluru tersebut bergerak melewati
kulit akan menyebabkan penggoresan (lecet/abrasi) di kulit melalui pergerakan
peluru yang berputar-putar terhadap kulit yang terdorong masuk ke dalam.
Klasifikasi luka tembak dapat ditentukan berdasarkan ciri-ciri yang khas
ditimbulkan pada setiap tembakan yang dilepaskan dari berbagai jarak. Luka
tembak dapat diklasifikasikan menjadi luka tembak masuk dan luka tembak
keluar. Berdasarkan jarak antara senjata dengan korban, luka tembak masuk
dapat dibedakan menjadi luka tembak tempel, luka tembak jarak sangat dekat,
luka tembak jarak menengah (intermediate), dan luka jarak jauh. Penyebab Mati
Akibat Luka Tembak adanya pendarahan disertai dengan rusaknya jaringan otak,
terhentinya sistem pernafasan karena tembakan di area leher dan dada.
14
DAFTAR PUSTAKA
Biswas, G. (2015). Review of Forensic Medicine and Toxicology Third Edition. New
Delhi: Jaypee.
James et al. 2011. Simpson’s Forensic Medicine Edition 13. London: Hodder
Arnold.
15
16