Anda di halaman 1dari 54

Bed Site-Teaching

Kanker Payudara
Kelompok A2
Patrick Limbardon
Viktris Gracia Salsalina
Dara Ayu Panjaitan
Biodya Digna Philohtra
Whyra Pratama Said
Pembimbing
dr. Suyatno, Sp. B(K)ONK
TEORI
DEFINISI
ANATOMI
Letak : Iga ke 2-6, di antara
sternum dan linea midaksilaris
Areola: kelenjar sebasea dan
keringat (Montgomery) untuk
lubrikasi puting susu
Puting susu: duktus laktiferus
Axillary Tail (Spence): ekstensi
jaringan payudara superolateral
menuju aksila; terkadang dapat
diraba saat premenstruasi atau
laktasi
JARINGAN PAYUDARA

Parenkim Stroma
● Acini • Ligamentum suspensorium cooper
● Lobulus • Jaringan ikat, lemak, saraf
● Lobus • Pembuluh darah
● Duktus Laktiferus • Pembuluh limfe
● Sinus Laktiferus
VASKULARISASI
Arteri
• A. Mammaria Interna
• A. Thorakalis Anterior
• A. Thorakalis Lateralis
• A. Thorakalis Dorsalis

Vena mengikuti aliran arteri


• Drainase → V. Thoracica
interna, V. Aksilaris, dan V.
Interkostalis
SISTEM LIMFATIK

Pembuluh getah bening aksila


• Mengalirkan getah bening dari daerah-daerah sekitar
areola mamma, kuadran lateral bawah dan kuadran
lateral atas payudara.
Pembuluh getah bening Mammaria interna
• Mengalirkan getah bening dari bagian dalam dan
medial payudara.
FAKTOR RISIKO
Patofisiologi
Kanker disebabkan oleh senyawa karsinogenik. Benzo(a)pyrene adalah salah satu senyawa
prekarsinogenik yang dikonversi menjadi karsinogen aktif oleh sitokrom P450. Karsinogen aktif
sangat reaktif dan mudah menyerang kelompok nukleofilik dalam DNA, RNA, dan protein,
yang menyebabkan mutasi. Gen P53 mengkode protein p53 yang berfungsi sebagai protein
penekan tumor. Karsinogenesis dimulai dengan kerusakan atau mutasi gen p53. Gen p53
bermutasi mensintesis protein p53 mutan. Pada pasien kanker, protein p53 mutan terakumulasi
dalam jaringan tumor dan serum darah. Protein p53 mutan dalam serum pasien tumor meningkat
dengan tingkat bahaya penyakit, sehingga dapat digunakan sebagai biomarker awal tumor
Patofisiologi
Klasifikasi
INVASIVE BREAST CANCER
DIAGNOSIS: ANAMNESIS
DIAGNOSIS: PEMERIKSAAN FISIK
Klasifikasi stadium TNM (AJCC 2018)
Klasifikasi Staging KGB secara Klinis
Klasifikasi Staging Metastasis
PENUNJANG: MAMMOGRAFI
STAGING Anatomis
PENUNJANG: MAMMOGRAFI
PENUNJANG: USG PAYUDARA
PENUNJANG: MRI
TATA LAKSANA
Tatalaksana
Pembedahan
Pembedahan → terapi paling awal dikenal untuk pengobatan kanker
payudara. Terapi pembedahan dikenal sebagai berikut :
• Terapi atas masalah lokal dan regional : Mastektomi, breast conserving
surgery, diseksi aksila dan terapi terhadap rekurensi lokal/regional.
• Terapi pembedahan dengan tujuan terapi hormonal : ovariektomi,
adrenalektomi, dsb.
• Terapi terhadap tumor residif dan metastase. Terapi rekonstruksi, terapi
memperbaiki kosmetik atas terapi lokal/regional, dapat bersamaan
(immediate) atau (delay).
Pembedahan
Mastektomi Radikal Modifikasi (MRM)
MRM adalah tindakan pengangkatan tumor payudara dan seluruh payudara termasuk
kompleks. puting-areola, disertai diseksi kelenjar getah bening aksilaris level I sampai II
secara en bloc.
Indikasi: Kanker payudara stadium I, II, IIIA dan IIIB. Bila diperlukan pada stadium IIIb,
dapat dilakukan setelah terapi neoajuvan untuk pengecilan tumor.

Mastektomi Radikal Klasik (Classic Radical Mastectomy)


Mastektomi radikal adalah tindakan pengangkatan payudara, kompleks
puting-areola, otot pektoralis mayor dan minor, serta kelenjar getah bening aksilaris
level I, II, III secara en bloc. Indikasi:
- Kanker payudara stadium IIIb yang masih operable
- Tumor dengan infiltrasi ke muskulus pectoralis mayor
Mastektomi simpel adalah pengangkatan seluruh payudara beserta kompleks puting-
areolar,tanpa diseksi kelenjar getah bening aksila.
Pembedahan
Breast Conserving Therapy (BCT)
BCS (=Breast Conserving Surgery), dan Radioterapi (whole breast dan tumor
sit).
BCS adalah pembedahan atas tumor payudara dengan mempertahankan
bentuk (cosmetic) payudara, dengan atau tanpa dengan rekonstruksi.
Tindakan yang dilakukan adalah lumpektomi atau kuadrantektomi disertai
diseksi kelenjar getah bening aksila level 1 dan level 2
Tambahan radioterapi pada BCS dikatakan memberikan hasil yang lebih baik
Indikasi :
- Kanker payudara stadium I dan II.
- Kanker payudara stadium III dengan respon parsial setelah terapi neoajuvan.
Terapi Sistemik
Kemoterapi
• Kemoterapi yang diberikan dapat berupa obat tunggal atau berupa gabungan
beberapa kombinasi obat kemoterapi.
• Kemoterapi diberikan secara bertahap, biasanya sebanyak 6 – 8 siklus agar
mendapatkan efek yang diharapkan dengan efek samping yang masih dapat
diterima
• Hasil pemeriksaan imunohistokimia memberikan beberapa pertimbangan
penentuan regimen kemoterapi yang akan diberikan.
Terapi Hormonal
• Pemeriksaan imunohistokimia memegang peranan penting dalam menentukan pilihan
kemo atau hormonal sehingga diperlukan validasi pemeriksaan tersebut dengan baik.
• Terapi hormonal diberikan pada kasus-kasus dengan hormonal positif.
• Terapi hormonal bisa diberikan pada stadium I sampai IV
• Pada kasus kanker dengan luminal A (ER+,PR+,Her2-) pilihan terapi ajuvan
utamanya adalah hormonal bukan kemoterapi. Kemoterapi tidak lebih baik dari
hormonal terapi.
• Pasien yang sudah menopause dan Her2—> pilihan terapi tamoxifen sebaiknya
didahulukan dibandingkan pemberian aromatase inhibitor Lama pemberian ajuvan
hormonal selama 5-10 tahun.
Terapi Target
• Pemberian terapi anti target hanya diberikan di rumah sakit tipe A/B
• Pemberian anti-Her2 hanya pada kasus-kasus dengan pemeriksaan IHK yang
Her2 positif.
• Pilihan utama anti-Her2 adalah herceptin, lebih diutamakan pada kasus-kasus
yang stadium dini dan yang mempunyai prognosis baik (selama satu tahun: tiap 3
minggu)
• Penggunaan anti VEGF atau m-tor inhibitor belum direkomendasikan.
Radioterapi
Radioterapi dalam tatalaksana kanker payudara dapat diberikan sebagai terapi kuratif ajuvan
dan paliatif.
Radioterapi seluruh payudara pada pasca BCS diberikan pada semua kasus kanker
payudara (ESMO Level 1, grade A). Hal ini disebabkan radioterapi pada BCS meningkatkan
kontrol lokal dan mengurangi angka kematian karena kanker payudara dan memiliki
kesintasan yang sama dengan pasien kanker payudara stadium dini yang ditatalaksana
dengan MRM.
Radioterapi seluruh payudara dapat diabaikan pada pasien kanker payudara pasca BCS
berusia > 70 tahun dengan syarat: (ESMO Level 2, grade B, NCCN kategori 1).
• Reseptor estrogen +
• Klinis N0
• T1 yang mendapat terapi hormonal
Radiasi bila :
• Setelah tindakan operasi terbatas (BCT)
• Tepi sayatan dekat / tidak bebas tumor
• Tumor sentral / medial
• KGB(+)>3 atau dengan ekstensi ekstrakapsuler
Indikasi BCT:
• Tumor tidak lebih dari 3 cm
• Atas permintaan pasien
• Memenuhi persyaratan sebagai berikut :
-Tidak multipel dan/atau mikrokalsifikasi luas dan/atau terletak sentral
- Ukuran T dan payudara seimbang untuk tindakan kosmetik
- Bukan ductal carcinoma in situ (DCIS) atau lobular carcinoma in situ (LCIS)
• Belum pernah diradiasi dibagian dada
• Tidak ada Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau skleroderma
• Memiliki alat radiasi yang adekuat
PENCEGAHAN
PRIMER SEKUNDER TERSIER
• Pola hidup yang Deteksi dini : • Mencari
sehat pengobatan
• Makanan yang • SADARI (Periksa sebaik dan
sehat, asupan Payudara Sendiri) setepat mungkin
nutrisi yang cukup • Pemeriksaan Fisik sehingga tidak
• Aktivitas yang (Oleh Dokter) terjadi
sehat • Mamografi ( kekambuhan ->
• Olahraga cukup memudahkan
Wanita usia diatas
• Menghindari stress pengobatan
40 tahun) berikutnya
SADARI
PROGNOSIS
● Prognosis kanker payudara dini baik.
● Tahap 0 dan tahap I keduanya memiliki tingkat keberhasilan kelangsungan
hidup 100% dalam 5 tahun .
● Tingkat kelangsungan hidup 5 tahun kanker payudara stadium II dan
stadium III masing-masing sekitar 93% dan 72%.
● Ketika penyakit menyebar secara sistemik, prognosisnya memburuk
● Hanya 22% pasien kanker payudara stadium IV yang dapat bertahan
hidup selama 5 tahun ke depan.
Status Orang Sakit
IDENTITAS
Nama : S.B.
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 59 Thn
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Pintu Air IV
Status : Sudah Menikah
RM : 0088114
Anamnesis
Keluhan utama: Adanya benjolan pada payudara kanan
Telaah:
● Hal ini disadari sejak 10 tahun yang lalu. Pada awalnya, benjolan dirasakan sebesar biji kelereng
kemudian perlahan membesar dan mengeras. Benjolan menimbulkan nyeri namun dirasakan
hilang timbul. Benjolan tidak berubah ukurannya saat haid. Pasien mengeluhkan keluar cairan
berwarna merah dari puting. Kemerahan dan luka pada payudara dijumpai. Benjolan di ketiak
kanan dijumpai.
● Batuk dijumpai selama 1 bulan ini. Sesak napas dijumpai 1 bulan ini sehingga pasien tidak dapat
berbaring. Demam dijumpai 2 minggu ini dan turun dengan obat penurun panas. Nyeri pinggang
dijumpai sejak 2 minggu ini. Nyeri kepala tidak dijumpai. Pandangan buram disangkal. Mual
dijumpai 1 minggu ini. Muntah tidak dijumpai.
● Riwayat menggunakan kontrasepsi disangkal. Riwayat merokok dan minum alkohol disangkal.
Riwayat terpapar asap, cat dan konsumsi makanan yang dipanggang disangkal. Riwayat sering
dan suka konsumsi makanan berlemak disangkal.
Anamnesis
● OS sudah menikah dan tidak memiliki anak. Riwayat menyusui tidak dijumpai. Riwayat
menstruasi saat usia 13 tahun.
● Riwayat mengalami tumor jinak atau ganas/ kanker sebelumnya disangkal. Riwayat
keluarga mengalami hal yang sama atau kanker disangkal. Riwayat terpapar radiasi
berlebih disangkal.
● Pasien sudah berobat 3 tahun yang lalu ke RS Penang dan dianjurkan untuk melakukan
operasi namun pasien menolak karena masalah keuangan. Pasien memutuskan untuk
berobat tradisional selama bertahun-tahun sebelum memutuskan untuk berobat ke RS.
Pasien merupakan rujukan dari RS Mitra Sejati dan dianjurkan untuk biopsi.
RPO: Paracetamol, cefadroxil, ambroksol, sukralfat, vitamin, curcuma
RPT: HT (-), DM (-)
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Sens : Compos Mentis
TD : 130/80 mmHG
HR : 95 x/ menit
RR : 22 x / menit
T : 36.9 C
TB : 159 cm
BB : 85 Kg
IMT (WHO) : Obesitas Grade II (33,62 Kg/ m2)
Mata : Konjungtiva anemis (-/-) Sklera ikterik (-/-)
Thorax : Sp Vesikuler (+/+) , Ronkhi (-/-) BJ I = BJ II, murmur (-) gallop (-)
Abdomen : Soepel, Hepatosplenomegali(-) BU (+) dbn
Ext : Akral hangat, CRT <2’ odema (+/+)
Pemeriksaan Fisik
Status Lokalisata
Adanya benjolan di;
Lokasi : Payudara kanan kuadran lateral
atas
Konsistensi : Padat
Permukaan : Berbenjol benjol
Mobilitas : Immobile
Batas : Tidak tegas
Nyeri : Ada, terlokalisasi
Ukuran : 5 cm x 4 cm

Peau d'orange (-), Ulkus (+), krusta (+),


Venektasi (-), keluar cairan (+), retraksi puting
(+), skin dimpling (-)

KGB aksila (+/-), infraklavikula dan


Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Darah Lengkap (27/03/23) Fungsi ginjal (21/03/23)
Hb/ Leu/ Plt: 9,6/790/12.000 Ur/ Cr: 27/0,6

Elektrolit (27/03/23) Fungsi Hati (21/03/23)


Na/ K/ Cl: 139/4,2/ 106 SGOT/SGPT: 95/66

KGD (27/03/23): 41 mg/dL


Foto Thorax (27/03/23)
Jantung tidak membesar. Aorta baik. Mediastinum superior tidak melebar.
Trakea di tengah. Kedua hilus tidak menebal. Tampak infiltrat noduler di
lapangan bawah paru kanan. Tampak nodul di lapangan bawah paru kiri.
Sinus kostofrenikus kiri tumpul. Sinus kostofrenikus dan hemidiafragma
kanan baik. Tulang-tulang dan jaringan lunak baik.

Kesimpulan: Solitary pulmonary nodule DD/ 1. Metastasis paru, 2. Round


pneumonia, 3. Suspek efusi pleura kiri
USG

Kesimpulan:
(R) Breast lesion (BIRADS 5)
(R) Axial lession (+)
Diagnosis
(R) Breast Neoplasma Sugg Malignant cT4cN2M0 +
Hipoglikemia (41) + Leukopenia (790) +
Trombositopenia (12.000)
Rencana
● Transfusi TC 7 bag
● Injeksi leucogen 1 vial/hari selama 3 hari
● Cek bleeding time dan clotting time

Anda mungkin juga menyukai