Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMBELAJARAN MIKRO DAN PENGELOLAAN

KELAS

Disusun oleh:
Muhammad Dhzuhri Agistian

PENDIDIKAN TEKNOLOGI INFORMASI JURUSAN


SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
Latihan

1. Carilah dan sebutkan contoh lain dari model perencanaan pembelajaran yang ada di
internet dan cantumkan sumbernya!
2. Apakah pada saat melakukan kegiatan belajar mengajar guru harus menyampaikan
motivasi sebelum menyampaikan motivasi, jelaskan!
3. Jelaskan kelebihan tes berbentuk objektif dan tes berbentuk non objektif!
4. Jelaskan mengapa perencanaan pembelajaran itu penting!
5. Carilah bahan ajar yang sesuai dengan topik yang anda pilih, sebagai referensi,
upload ke drive masing- masing dan kumpulkan linknya!

Jawaban:

1. Berikut beberapa model perencanaan pembelajaran:


a. Model ADDIE merupakan pendekatan sistematis untuk perencanaan,
pengembangan dan evaluasi pembelajran. Pada model ADDIE, perancang
pembelajaran penting untuk melakukan modifikasi berdasarkan kebutuhan
pembelajaran. Keuntungan dari model ini adalah terdapat kerangka kerja yang
kuat bagi pendidik untuk merencanakan, mengembangkan dan mengevaluasi
pembelajaran secara sistematis (Branch et al., 2015). 5 fase pada model
ADDIE diantaranya:
i. Analisis
Fase ini melibatkan identifikasi kebutuhan pembelajaran dan
pengumpulan data tentang tujuan, peserta didik, sumber daya dan
lingkungan pembelajaran. Analisis ini memberikan dasar untuk
merancang pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.
ii. Desain
Desainer instruksional merancang struktur dan konten pembelajaran
termasuk pengembangan tujuan pembelajaran, pemilihan metode
pengajaran, perancangan materi dan pengembangan asesmen.
iii. Pengembangan
Materi pembelajaran sebenarnya dikembangkan. Pada tahap ini
mencakup pembuatan materi, pengembangan media, pengujian bahan
dan pengembangan alat pembelajaran.
iv. Implementasi
Tahap ini melibatkan lingkungan sebenarnya beserta siswa pada
pelaksanaan pembelajaran. Pendidik mengajar berdasarkan desain
yang telah dibuat dan menggunakan materi yang telah dikembangkan.
v. Evaluasi
Tahap akhir adalah evaluasi dari seluruh pembelajaran. Tahap ini
melibatkan pengumpulan data dan feedback dari peserta didik dan
pendidik. Evaluasi digunakan untuk mengevaluasi keefektifan
pembelajaran dan menentukan apakah perubahan atau perbaikan
diperlukan.
b. Model Kemp merupakan pendekatan perencanaan pembelajaran yang dinilai
bersifat sistematis. Model ini dikembangkan sebagai alternatif untuk model-
model perencanaan pembelajaran yang kompleks (Kemp & Morrison, 2003).
Terdapat 6 tahap agar perancangan pengalaman pembelajran efektif.
i. Tujuan pembelajaran
Pendidikan harus mengindentifikasi tujuan pembelajaran yang jelas
dan spesifik. Tujuan tersebut harus terkait dengan capaian
pembelajaran oleh siswa setelah menyelesaikan kegiatan
pembelajaran.
ii. Metode Instruksional
Tahap kedua melibatkan pemilihan metode-metode instruksional yang
sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti metode direct
instruction, proyek, diskusi atau metode lain yang sesuai.
iii. Pemilihan sumber daya
Pendidik perlu memilih sumber daya yang akan digunakan seperti
buku teks, materi online, perangkat lunak atau sumber daya lain yang
dapat digunakan dan mendukung pembelajaran.
iv. Pemilihan evaluasi pembelajaran
Pemilihan alat evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur apakah
tujuan pembelajaran telah tercapai. Evaluasi ini termasuk tes, tugas,
proyek atau bentuk evaluasi lain.
v. Pengembangan materi instruksional
Pendidik mengembangkan materi instrksional berdasarkan tujuan
pembelajaran. Termasuk diantaranya merancang bahan-bahan
pembelajaran, membuat peresentasi atau mengembangkan aktivitas
pembelajaran.
vi. Evaluasi dan revisi
Setelah materi instruksional selesai, tahap terakhir adalah evaluasi
keseluruhan rencana pembelajaran. Ini melibatkan pengujian materi
instruksional dengan siswa, mengumpulkan umpan balik dan
membuat perubahan jika diperlukan untuk meningkatkan
pembelajaran.
c. Model Gagne’s Nine Events of Instruction merupakan model perencanaan
pembelajaran yang dikembangkan oleh Robert Gagne, seorang psikolog
pendidikan terkenal. Tujuan dari model ini adalah untuk merancang
pengalaman pembelajaran efektif dengan cara memperhatikan bagaimana
behavior siswa belajar dan memproses informasi (Gagne et al., 1992).
Tahapan pada model Gagne adalah sebagai berikut.
i. Perhatian
Peristiwa pertama adalah membangkitkan perhatian siswa terhadap
materi pembelajaran. Ini dapat dicapai melalui pertanyaan, cerita
menarik, ilustrasi, atau elemen lain yang menarik perhatian.
ii. Informasi Tujuan
Pada tahap ini, guru harus menjelaskan secara jelas tujuan
pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa selama pelajaran. Tujuan
ini harus spesifik dan dapat diukur.
iii. Stimulasi Ingatan Pembelajaran Sebelumnya
Ini melibatkan mengaktifkan pengetahuan atau pengalaman
sebelumnya yang relevan dengan topik pembelajaran. Ini membantu
siswa menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang
sudah ada.
iv. Penyajian Konten
Tahap ini melibatkan penyajian materi pembelajaran secara sistematis.
Ini dapat melibatkan pemberian informasi dalam bentuk teks, gambar,
video, atau demonstrasi.
v. Memberikan Panduan Pembelajaran
Guru harus memberikan panduan yang jelas kepada siswa tentang
bagaimana mereka dapat memahami materi. Ini bisa berupa petunjuk,
contoh, atau panduan praktis.
vi. Menyebabkan Kinerja
Siswa harus diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam
pembelajaran dengan melakukan tugas atau latihan yang relevan. Hal
ini memungkinkan mereka untuk mengaplikasikan pengetahuan yang
telah dipelajari.
vii. Memberikan Umpan Balik
Siswa perlu menerima umpan balik tentang kinerja mereka. Ini
membantu mereka memahami kesalahan mereka dan meningkatkan
pemahaman mereka.
viii. Mengevaluasi Kinerja
Guru perlu mengukur sejauh mana siswa mencapai tujuan
pembelajaran. Ini dapat melibatkan penggunaan tes, proyek, atau
bentuk evaluasi lainnya.
ix. Meningkatkan Retensi dan Transfer
Tahap terakhir adalah menggambarkan pentingnya praktik dan
penerapan pengetahuan dalam situasi nyata. Ini membantu siswa
mempertahankan pengetahuan dan menerapkannya di luar kelas.

2. Penyampaian motivasi sangatlah penting. Bahkan termasuk ke bagian pertama


keterampilan dasar mengajar terkait kemampuan membuka Pelajaran. Motivasi ini
juga merupakan prinsip perencanaan pembelajaran yang mampu membangkitkan etos
kerja peserta didik dalam belajar dan mengerjakan tugas (Ibrahim and Nana, 2010).
Selain itu, adanya motivasi pada proses pembelajaran yang baik dinilai mampu
mendorong usaha pencapaian prestasi peserta didik (Kompri, 2016). Motivasi sebagai
faktor utama dalam belajar yakni berfungsi menimbulkan, mendasari, dan
menggerakkan perbuatan belajar. Untuk itu, apabila peserta didik memiliki motivasi
belajar yang baik, maka hasilnya juga akan baik.
3. Kelebihan tes objektif
➔ Tes objektif memiliki kriteria penilaian yang jelas. Hal tersebut mengurangi bias
penilai karena penilaian yang dilakukan terhadap jawaban siswa bersifat objektif
dan konsisten. Tes objektif dinilai efisien karena berbentuk singkat berupa pilihan
ganda atau isian singkat. Adanya pengukuran yang luas membuat tes objektif
dapat mencakup konsep atau topik dalam satu tes dan memungkinkan pengukuran
yang lebih luas. Siswa dapat dengan mudah mengetahui hasil tes objektif mereka
sehingga dapat memberi umpan balik dan belajar dari kesalahan mereka (Popham,
2018).
Kelebihan tes non-objektif
➔ Tes non-objektif mampu mengukur pemahaman mendalam siswa tentang topik
tertentu. Hal tersebut karena mereka harus menjelaskan, mengembangkan dan
menerapkan pengetahuan mereka. Tes non-objektif memungkinkan siswa untuk
berpikir secara analitis dan kritis serta mengungkapkan pendapat dan argument
mereka secara rinci.Tes non-objektif mampu dirancang guna mengukur
kemampuan berpikir kreatif, berkomunikasi dan menyelesaikan masalah (Tapp &
Koh, 2011).
4. Perencanaan pembelajaran sangat penting untuk membantu memastikan bahwa
pengalaman pembelajaran siswa telah dirancang dengan baik dan efektif. Beberapa
alasan perencanaan pembelajaran itu penting:
a. Perencanaan pembelajaran membantu guru atau instrktur untuk mengarahkan
proses pembelajaran dengan tujuan yang jelas. Ini membantu siswa dan guru
memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang dicapai selama
pembelajaran.
b. Perencanaan pembelajaran mencakup penilaian yang membantu dalam
mengukur kemajuan siswa. Dengan merencanakan metode evaluasi yang
sesuai, guru dapat mengidentifikasi tingkat pemahaman siswa dan mengambil
langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan pembelajaran.
c. Dengan merencanakan sebelumnya, guru dapat menggunakan sumber daya
pendidikan, seperti materi ajar, waktu, dan teknologi, dengan lebih efisien. Ini
menghindari pemborosan sumber daya.
d. Perencanaan pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan individu
siswa. Ini memungkinkan guru untuk memberikan dukungan tambahan
kepada siswa yang memerlukan bantuan khusus atau untuk menantang siswa
yang lebih cemerlang.
e. Perencanaan yang baik memungkinkan guru untuk menciptakan pengalaman
pembelajaran yang bermakna. Ini melibatkan merancang aktivitas, tugas, dan
materi yang relevan dengan kehidupan siswa dan dunia nyata (Tomlinson,
2014).
5. Berikut link untuk melihat bahan ajar link.
Daftar Pustaka

Branch, R. M., & Dousay, T. A. (2015). Survey of Instructional Design Models. In Handbook of
Research on Educational Communications and Technology, 375-385.
Gagne, R. M., Briggs, L. J., & Wager, W. W. (1992). Principles of instructional design. Holt,
Rinehart and Winston.
Ibrahim, R. & Nana, S. S. (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Kemp, J. E., & Morrison, G. R. (2003). Designing effective instruction. Pearson Education.
Kompri, K. (2016). Motivasi Pembelajaran Perspektif Guru Dan Siswa. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Tapp, L., & Koh, C. (2011). Advantages and disadvantages of different types of test questions.
Journal of Online Learning and Teaching, 7(3), 259-267.
Tomlinson, C. A. (2014). Differentiated Classroom: Responding to the Needs of All Learners.
ASCD.
Popham, W. J. (2018). Assessment Literacy for Educators in a Hurry. ASCD.

Anda mungkin juga menyukai