Penelitian Sosiologi Ok
Penelitian Sosiologi Ok
Oleh
Nia Ramadhani
Kelas X.6
TP 2022-2023
DAFTAR ISI
Daftar Isi
....................................................................................................................................
i
Kata Pengantar
....................................................................................................................................
ii
BAB I : PENDAHULUAN
....................................................................................................................................
1
1.4 Manfaat
....................................................................................................................................
BAB V: PENUTUP
....................................................................................................................................
5.1 Kesimpulan
....................................................................................................................................
5.2 Saran
....................................................................................................................................
Daftar Pustaka
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga
penelitian ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bimbingan dari Ibu Wiwidya Marni, S.Sos dan teman-teman yang
bersedia menjadi narasumber dalam penelitian ini dan yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar penelitian
ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan penelitian ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan penelitian ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
BAB 11
KAJIAN PUSTAKA
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.
Artinya peneliti mengambil contoh beberapa klien untuk didalami kasus yang
terjadi pada objek penlitian tersebut.
Sumber data menjelaskan tentang dari mana dan dari siapa data diperoleh,
data apa saja yang dikumpulkan, bagaimna ciri-ciri informan atau subjek tersebut,
dan dengan cara bagaimana data dijaring sehingga validitasnya dapat dijamin.
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen/data tertulis, foto dan data
statistik.
Observasi partisipatif
Wawancara
Alat yang digunakan dalam wawacara meliputi buku catatan, tape recorder
dan kamera. Handphone besar permasalahn dari topik yang akan ditanyakan
mengacu pada metode dan materi mengenai gangguan mental health. Adapun
yang diwawancarai adalah siswa SMA negeri 5 pekanbaru tepat nya kelas X.6
yang memiliki ciri ciri gangguan mental.
Dokumentasi
Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang
dapat dikelola, mensintensiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan
apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceriterakan kepada orang lain.
BAB IV
a) Faktor Biologis
b) Faktor Psikologis
Sosial Budaya
Hubungan sosial yang tidak sehat seperti hujatan di media sosial dan
perundungan (Bully) dapat mempengaruhi kesehatan mental seorang remaja.
Media sosial merupakan sarana teknologi yang bebahaya bagi remaja, sebab di
sosmed banyak mengandung hal yang dapat merusak remaja, seperti
perundungan, ujaran kebencian, dan maraknya penyebaran berita hoax yang
belum mampu dicerna lebih baik oleh remaja.
Lingkungan
Kondisi Keluarga
Kebersihan diri yang buruk seperti jarang menyikat gigi, keramas, atau
berganti pakaian. Jika kebiasaan ini berlangsung dalam jangka waktu lama hingga
berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan maka ada kemungkinan kondisi
tersebut mengarah pada depresi, gangguan bipolar, trauma, atau bentuk gangguan
mental lainnya.
Usia remaja biasanya merupakan usia aktif. Namun terkadang remaja yang
aktif dapat menunjukkan tanda-tanda kelelahan fisik, mental, atau motivasional.
Itu adalah hal yang wajar. Tetapi jika mereka mulai menunjukkan tanda-tanda
kelelahan dan kelesuan yang ekstrem, itu bisa menjadi tanda dari kondisi
gangguan mental. Hal-hal umum yang harus diperhatikan dan dicari penyebabnya
adalah jika anak mengalami kantuk terus-menerus sepanjang hari, gerakannya jadi
lebih lamban, dan kesulitan untuk tetap terlibat di sekolah dan aktivitas lainnya.
Ciri-ciri gangguan mental pada remaja lainnya adalah pola tidur yang tidak
biasa, seperti tidur berlebihan atau malah insomnia. Remaja yang sedang depresi
atau memiliki gangguan mental, biasanya mengalami overthinking sehingga
berdampak pada jam istirahatnya, seperti begadang, insomnia, bahkan ada yang
tidak tidur sama sekali untuk meluapkan amarahnya.
Self harm biasanya dimulai sebagai cara untuk melepaskan tekanan dari
pikiran yang berat. Perilaku ini dapat memberikan rasa yang nyaman namun
hanya sementara saja karena masalah utama yang menyebabkan perilaku ini
masih belum dapat terselesaikan.
Alasan tiap orang untuk melakukan self harm bisa berbeda-beda, namun
alasan yang sering ditemukan antara lain adalah masalah keluarga, masalah
dengan teman, bullying, depresi, cemas, rasa rendah diri, perubahan lingkungan
seperti pindah sekolah, penggunaan narkoba ataupun alkohol.
Melukai diri sendiri tidak dimaksudkan sebagai upaya bunuh diri,
meskipun ini tidak berarti bahwa orang yang melakukannya tidak
mempertimbangkan untuk bunuh diri pada kesempatan lain. Ini adalah cara-cara
yang berbahaya dan maladaptif untuk mengatasi rasa sakit emosional, kemarahan,
dan frustrasi. Ini adalah cara untuk merasakan bahwa memiliki kendali atas
situasi, menyakiti diri sendiri dan merasakan ketenangan sesaat dan melepaskan
ketegangan. Namun, setelah melukai diri sendiri muncul rasa bersalah dan malu,
emosi yang menyakitkan kembali.
Perasaan dan pikiran kita akan memicu pelepasan sistem endokrin yang
mengatur pelepasan hormon dan mempengaruhi sistem kerja organ tubuh
seseorang. Itu kenapa ketika kondisi kesehatan mental remaja itu buruk, otomatis
berpengaruh ke kesehatan fisiknya juga. Terlebih lagi kalau gangguan mental
sudah dialami sejak lama dan bikin frekuensi keluhan fisik jadi lebih sering
muncul. Misalnya keluhan seperti nyeri otot, sakit kepala, masalah pencernaan,
dan masih banyak lagi.
Remaja yang memiliki gangguan mental, biasanya susah mengontrol diri dan
amarahnya. Sehingga dia meluapkan emosi lewat orang sekitarnya. Hal itu
disebabkan keadaannya yang membuat dia harus dapat bertahan dengan
melindungi dirinya sendiri agar tetap kuat. Perilaku yang keras tersebut terjadi
karena pergaulan yang buruk dan negatif, sehingga lingkungan negatif
menyebabkan remaja menjadi terpengaruh dengan kerasnya pergaulan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran