Modul 5 - Menjadi Saksi Ahli Dalam Persidangan
Modul 5 - Menjadi Saksi Ahli Dalam Persidangan
MODUL FA-2
TEKNIK DAN STRATEGI
MENJADI SAKSI/AHLI
DALAM PERSIDANGAN
BAB I
PENYELESAIAN INVESTIGASI
MELALUI PROSES LITIGASI
A. Pendahuluan
Investigasi merupakan bagian dari empat pilar dalam fraud auditing yang akan diikuti
dengan upaya penegakkan hukum (law enforcement) yang dilakukan untuk
mengungkap keberadaan suatu kecurangan (fraud) dalam suatu aktivitas yang
mencurigakan entitas tertentu akibat adanya perbuatan yang berindikasi fraud. Di
samping itu, sebagian besar auditor telah memahami bahwa jika dilaksanakan suatu
penugasan investigasi, maka muaranya adalah tindak lanjut dengan tuntutan hukum,
baik pidana maupun perdata.
Disadari atau tidak bahwa sebagai bagian dari upaya penegakkan hukum, maka
pelaksanaan investigasi pasti berkaitan dengan hukum sehingga membawa konsekuensi
timbulnya akibat hukum bagi pihak-pihak yang terkait, baik bagi orang yang diduga
melakukan kecurangan, pihak ketiga yang diduga mempunyai hubungan dengan
kecurangan maupun bagi fraud auditor sendiri.
Dalam mengungkap suatu kecurangan, peran fraud auditor selain diperlukan sebelum
diajukan tuntutan hukum, dapat juga diperlukan setelah diajukan tuntutan hukum, hal
ini dikarenakan bidang keahlian seorang fraud auditor bermula sejak pencegahan,
pendeteksian, investigasi hingga proses litigasi.
Bagi seseorang yang diduga melakukan kecurangan akibat hukumnya adalah dia harus
berhadapan dengan proses tuntutan hukum yang diajukan kepadanya dan
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Terhadap pihak ketiga yang diduga
mempunyai hubungan dengan kecurangan, akan menimbulkan akibat hukum bahwa ia
harus bertindak sebagai warga negara yang baik dengan melaksanakan kewajiban
hukumnya, sedang bagi auditor akan membawa akibat hukum bahwa ia harus dapat
1. Penyelidikan
Penyelidikan merupakan tahap awal proses acara pidana yang dilakukan, jika ada
pengaduan ataupun laporan kepada Penyidik mengenai dugaan adanya suatu
peristiwa yang merupakan tindak pidana. Selanjutnya Penyidik melakukan tindakan
penyelidikan untuk mencari dan menemukan peristiwa yang diduga sebagai tindak
pidana tersebut guna menentukan dapat atau tidaknya dilakukan penyidikan
menurut KUHAP.
Laporan Hasil Fraud Auditing dalam hal ini termasuk laporan yang berisi dugaan
adanya suatu peristiwa yang merupakan tindak pidana, yang merupakan bukti awal
bagi Penyidik untuk melakukan penyelidikan bahkan bila diperlukan sampai ke
tingkat penyidikan.
2. Penyidikan
Setelah Penyidik dapat menentukan bahwa terhadap pengaduan/laporan tersebut
dapat dilakukan penyidikan, maka penyidikan segera dilakukan untuk mencari dan
mengumpulkan bukti. Berdasarkan bukti tersebut dapat digunakan untuk membuat
terang suatu perkara/tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan orang yang
diduga patut menjadi tersangkanya, dengan cara, antara lain:
▪ Menangkap/menahan/memeriksa tersangka
▪ Memanggil/memeriksa saksi/ahli
▪ Menggeledah/menyita surat/barang
Jika sasaran tidak berhasil dicapai (tidak cukup bukti), maka Penyidik harus
menghentikan penyidikan. Sebaliknya apabila Penyidik berpendapat bahwa kasus
tersebut memenuhi persyaratan untuk diproses lebih lanjut, maka Penyidik akan
melimpahkan kasus tersebut kepada Penuntut Umum.
3. Pra-Penuntutan
Dilakukan oleh Penuntut Umum setelah menerima pelimpahan perkara dari Penyidik.
Yaitu kegiatan meneliti kelengkapan materiil berkas perkara dan memberi petunjuk
kepada Penyidik jika ada yang kurang lengkap atas berkas perkara.
4. Penuntutan
Baru dapat dilakukan pelimpahan berkas perkara ke Pengadilan, kalau sudah
terpenuhi alat bukti minimum (dua alat bukti sah menurut Undang-undang) dan
menghentikan penuntutan (kalau tidak cukup bukti). Apabila Penuntut Umum
berpendapat bahwa perkaranya telah siap untuk diajukan ke pengadilan, maka
Penuntut Umum menyusun Surat Dakwaan.
a. Banding
Upaya Banding ini dapat diajukan baik oleh Terdakwa maupun oleh Penuntut
Umum terhadap Putusan Hakim yang amarnya menyatakan:
▪ Terdakwa terbukti bersalah sehingga dijatuhi pidana
▪ Terdakwa terbukti bersalah tetapi ada alasan pemaaf ataupun pembenar
terhadapnya, sehingga dinyatakan lepas dari segala tuntutan hukum (bebas
tidak murni)
▪ Putusan bebas (tidak terbukti) tidak bisa dimintakan pemeriksaan banding
b. Kasasi
Ketentuan mengajukan upaya kasasi sama dengan ketentuan mengajukan upaya
Banding, akan tetapi pemeriksaannya berbeda karena pemeriksaan tingkat
kasasi hanya dilakukan Mahkamah Agung. Terhadap hal atau alasan yang
menyangkut formalitas perkara, yaitu peraturan hukum (hukum pembuktian)
tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya oleh Hakim tingkat
pertama ataupun tingkat banding, sedangkan pada upaya banding Pengadilan
Tinggi memeriksa baik formalitas maupun materialitas perkara.
(ADR), dengan harapan dapat memuaskan para pihak karena prinsipnya adalah tidak
ada yang dikalahkan (win-win solution).
Dalam unsur kepentingan hukum ini terkandung maksud bahwa pihak yang merasa
kepentingan hukumnya telah dirugikan dan ada pihak yang mengakibatkan
timbulnya kerugian tersebut, maka melalui pengadilan ia berkeinginan agar kerugian
yang telah dideritanya dapat dipulihkan. Terhadap pihak yang telah mengganggu
kepentingan hukum orang lain sehingga mengakibatkan timbulnya kerugian bagi
orang lain, kepadanya dapat dijatuhi sanksi perdata oleh pengadilan (Hakim).
Yang dimaksud dengan “Unsur Hubungan Hukum” disini adalah hubungan yang
akibatnya diatur oleh hukum, yang dapat terjadi karena perjanjian atau Undang-
undang. Suatu hubungan hukum yang terjadi karena perjanjian mengandung
pengertian bahwa akibat yang ditimbulkan oleh hubungan hukum tersebut memang
sejak awal sudah dikehendaki dan dituangkan ke dalam perjanjian.
Agar kasus fraud yang mengandung aspek perdata dapat dibuktikan kebenarannya
di persidangan, maka di dalam fraud yang ditemukan oleh auditor harus memenuhi
beberapa syarat, yaitu:
▪ Ada kerugian secara perdata;
▪ Ada perbuatan melawan hukum;
▪ Bukti-bukti yang ditemukan mengarah kepada alat bukti menurut hukum.
Penyelesaian sengketa secara ADR ini telah dilaksanakan oleh Indonesia dengan
memberlakukan Undang-undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan
Alternatif Penyelesaian Sengketa, pada tanggal 12 Agustus 1999.
Di atas telah dipaparkan cara-cara penyelesaian tuntutan hukum, akan tetapi dalam
praktiknya sering terjadi penyelesaian yang bersifat administratif walaupun atas
kerugian tersebut disebabkan dari perbuatan yang memenuhi rumusan tindak
pidana yang diatur dalam Undang-undang, misalnya pemecatan yang dilakukan oleh
Dalam kasus di atas, pelaporan atau pengaduan dari Pimpinan Kantor adalah
fakultatif sifatnya, tergantung dari pertimbangan untung-rugi yang akan diterima
Kantor apabila melaporkan perbuatan pidana tersebut kepada Penyidik. Kebijakan
pimpinan perusahaan tersebut tidak melanggar hukum, karena hal tersebut telah
diatur dalam Pasal 108 ayat (1) KUHAP yang berbunyi:
"Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan atau menjadi korban
peristiwa yang merupakan tindak pidana berhak untuk mengajukan laporan atau
pengaduan kepada penyelidik dan atau penyidik baik lisan maupun tertulis”.
Pada dasarnya tugas seorang fraud auditor telah selesai sampai dengan
diterbitkannya Laporan Hasil Investigasi yang didasarkan pada bukti audit yang
berhasil dikumpulkan dan dievaluasi oleh fraud auditor tersebut. Tuntutan hukum
yang merupakan tindak lanjut atas laporan hasil investigasi merupakan tugas
Penyidik dan Penuntut Umum, ataupun Pengacara. Merekalah yang selanjutnya
bertugas untuk menganalisa dan merubah bukti audit yang terdapat dalam laporan
menjadi bukti yang sah menurut hukum sehingga dapat mendukung tuntutan
hukum yang dilakukan.
Harus disadari bahwa hasil pelaksanaan investigasi, terutama dalam hal berkaitan
dengan “pencarian dan pengumpulan bukti”. Pada akhirnya seorang fraud auditor
hanya dapat menyajikan bukti-bukti yang sifatnya hanya sebagai “bukti pendukung”
dan bukan sebagai “bukti yang utama”, karena keterbatasan kewenangan yang
dimilikinya tersebut.
3. Contoh Kasus
Dalam kasus kecurangan yang memiliki aspek pidana mungkin bardasarkan bukti
pendukung tersebut dapat diperoleh bukti utama oleh penyidik, akan tetapi hal ini
akan sulit untuk diterapkan pada kasus kecurangan yang memiliki aspek
perdata. Misalnya dalam kasus sebagai berikut:
• A dan B pada tanggal 1 Januari 20X9 mengadakan perjanjian untuk kerjasama
Jual/Beli Beras dan dalam perjanjian tersebut masing-masing pihak dilarang
untuk bekerjasama dengan pihak lain untuk kegiatan yang sama (jual beli
beras).
• B mengetahui adanya akta tersebut dan dapat memperoleh copy akta di bawah
tangan selanjutnya karena merasa dirugikan, maka berdasarkan akta di bawah
tangan tersebut B kemudian mengajukan gugatan/tuntutan ganti rugi terhadap
A melalui Pengadilan.
• Cukup sulit dan bahkan mustahil untuk memperoleh bukti utama yang bersifat
materiil, yaitu pengakuan dari A ataupun C bahwa mereka telah
membuat/menandatangani akta di bawah tangan tanggal 30 September 20X9
tersebut.
1. Keterangan Saksi
Ketentuan Pasal 1 butir 26 KUHAP menyebutkan:
”Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan
penyidikan, penuntutan dan peradilan tentang suatu perkara pidana yang ia
dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan ia alami sendiri".
Saksi bukanlah alat bukti, tetapi keterangan dari Saksilah yang merupakan alat
bukti.
Ketentuan mengenai Keterangan Saksi diatur dalam Pasal 1 butir 27 KUHAP yang
menyebutkan:
“Keterangan Saksi adalah salah satu alat bukti dalam perkara pidana yang
berupa keterangan dari Saksi mengenai suatu peristiwa pidana yang ia dengar
sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri dengan menyebut alasan dari
pengetahuannya itu".
Mengenai isi dari Keterangan Saksi, selain diatur dalam Pasal 1 butir 27 KUHAP, juga
diatur dalam pasal-pasal yang lain, yaitu Pasal 185 Ayat (5) KUHAP yang
menyebutkan bahwa “Baik pendapat maupun rekaan yang diperoleh dari hasil
pemikiran saja, bukan merupakan keterangan Saksi”. Penjelasan Pasal 185 Ayat (1)
KUHAP menyebutkan bahwa “Dalam Keterangan Saksi tidak termasuk keterangan
yang diperoleh dari orang lain atau testimonium de auditu”.
Untuk menjamin kebenaran Keterangan Saksi, Pasal 160 Ayat (3) KUHAP
mewajibkan Saksi untuk mengangkat sumpah menurut agamanya sebelum
memberikan keterangannya.
Menjadi Saksi dalam perkara pidana adalah merupakan kewajiban bagi setiap orang.
Oleh karena itu orang yang menolak memberikan keterangannya sebagai Saksi
dalam suatu perkara pidana dapat diajukan ke depan sidang pengadilan.
(5) Baik pendapat atau rekaan, yang diperoleh dari hasil pemikiran saja,
bukan merupakan Keterangan Saksi.
(6) Dalam menilai kebenaran keterangan seorang Saksi, Hakim harus
dengan sungguh-sungguh memperhatikan:
(a) persesuaian antara Keterangan Saksi satu dengan yang lain;
(b) persesuaian antara Keterangan Saksi dengan alat bukti lain;
(c) alasan yang mungkin dipergunakan oleh Saksi untuk memberi
keterangan yang tertentu;
(d) cara hidup dan kesusilaan Saksi serta segala sesuatu yang pada
umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan itu
dipercaya.
(7) Keterangan dari Saksi yang tidak disumpah meskipun sesuai satu
dengan yang lain, tidak merupakan alat bukti, namun apabila
keterangan itu sesuai dengan keterangan dari Saksi yang disumpah
dapat dipergunakan sebagai tambahan alat bukti sah yang lain.
Keterangan Saksi harus diperoleh dengan cara yang sesuai dengan ketentuan
Undang-undang, misalnya Pasal 166 KUHAP yang melarang diajukannya
pertanyaan yang bersifat menjerat.
e. Aspek Sumpah
Dari aspek sumpah yang diucapkan, maka pemberi Keterangan Ahli akan
bersumpah untuk menerangkan yang sebenarnya berdasarkan pengetahuan
dalam bidang keahliannya. Sedangkan pemberi Keterangan Saksi akan
bersumpah untuk menerangkan yang sebenarnya tidak lain dari yang
sebenarnya berdasarkan apa yang ia lihat atau ia dengar atau ia alami sendiri.
atau tidak mendengar sendiri atau tidak mengalami sendiri peristiwanya, karena
Fraud auditor melihat atau mendengar atau mengalami sendiri akibat dari suatu
peristiwa setelah peristiwa itu berlangsung. Dengan demikian Fraud auditor tidak
tepat jika dikategorikan sebagai Saksi, karena tidak memenuhi kriteria Saksi.
Seorang Fraud auditor untuk dapat hadir sebagai Saksi di persidangan, minimal
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
o Auditor yang mengaudit masalah yang akan disidangkan.
o Auditor yang mendengar sendiri, melihat sendiri dan mengalami sendiri suatu
peristiwa pidana atau keadaan.
b. Keterangan Ahli
Namun demikian, tidak semua kasus atau perkara seorang Fraud auditor dapat
hadir sebagai saksi, karena setiap kasus atau perkara mempunyai karakter
berbeda sehingga harus berbeda pula cara penanganannya berdasarkan
ketentuan hukum yang berlaku. Misalnya dalam suatu perkara perdata di mana
tempat Fraud auditor tergabung termasuk salah satu pihak dalam perkara
tersebut maka Fraud auditor tersebut tidak dapat menjadi Saksi dalam perkara
tersebut. Karenanya sebelum hadir sebagai Saksi di persidangan harus terlebih
dahulu dipelajari bagaimana kasusnya agar tidak melanggar ketentuan yang
berlaku.
Jadi pendapat yang menyebutkan bahwa seorang Fraud auditor tidak dapat
dijadikan sebagai Saksi adalah tidak sepenuhnya benar, tetapi harus dilihat
kasus per kasus karena adakalanya dapat juga dijadikan sebagai Saksi
berdasarkan kesaksian berantai (ketting bewijs).
3) Keterangan Ahli harus diberikan di bawah sumpah (Pasal 120 Ayat (2),
Pasal 160 Ayat (3) dan Ayat (4), serta Pasal 161 Ayat (1) KUHAP).
4) Keterangan Ahli harus diberikan di depan persidangan (Pasal 186
KUHAP).
Ketentuan ini dapat disimpangi dengan mengacu kepada ketentuan Pasal
120 Ayat (1) Jo. Pasal 7 Ayat (1) huruf f KUHAP yang memungkinkan
pemberian Keterangan Ahli di luar sidang pengadilan karena di dalam
pasal tersebut disebutkan bahwa: “Dalam hal Penyidik menganggap
perlu, ia dapat minta pendapat orang Ahli atau orang yang memiliki
keahlian khusus”.
Dengan demikian seorang Fraud auditor telah memenuhi syarat sebagai seorang
Ahli di bidang akuntansi berdasarkan pengetahuan dan latihan atau pendidikan
khusus di bidang audit terhadap kecurangan, karenanya seorang Fraud auditor
dapat bertindak sebagai Ahli audit kecurangan di persidangan dalam rangka
membuat terang suatu peristiwa/kejadian yang memerlukan hitungan dan
analisa seorang Fraud auditor.
Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa seorang Auditor yang telah memberikan
keterangan sebagai Saksi pada suatu persidangan tidak dapat merangkap lagi
sebagai pemberi Keterangan Ahli dalam persidangan kasus yang sama.
apakah perlu untuk menghadirkan Ahli lain dalam bidang keahlian yang sama
dengan Ahli yang ditolak pendapatnya tersebut oleh pihak yang merasa
dirugikan, sehingga Fraud auditor tersebut yang menjadi pemberi Keterangan
Ahli tidak perlu khawatir atas penolakan/keberatan tersebut sepanjang apa yang
ia terangkan memang telah memenuhi prosedur atau norma-norma yang berlaku
dalam profesi keahliannya.
Di atas telah diuraikan bahwa setiap orang yang dipanggil secara sah untuk
memberikan keterangan (baik sebagai Saksi maupun sebagai Ahli) adalah wajib untuk
memenuhinya. Namun demikian tidak dengan sendirinya seseorang yang memberi
keterangan di persidangan adalah bebas untuk menerangkan apapun, tetapi harus tetap
berpegang pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dengan perkataan lain,
seorang pemberi keterangan di persidangan dalam memberikan keterangannya tidak
boleh melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku, karena terhadapnya
berpotensi untuk dapat dikenakan sanksi maupun tuntutan hukum.
Dalam hal terjadi perbedaan mengenai kesimpulan atas suatu hasil audit yang
tercantum dalam LHA “yang diajukan sebagai alat bukti Surat oleh Penuntut Umum”
dengan Keterangan Ahli Audit Kecurangan di persidangan, maka Hakim Ketua
Sidang yang akan memberikan penilaian atas kekuatan pembuktian kedua jenis alat
bukti tersebut yang akan dipergunakan olehnya sebagai dasar untuk mengambil
keputusan (vonis).
b. Tuntutan secara perdata terhadap Fraud auditor ini dapat diajukan oleh pihak
yang merasa dirugikan, baik secara bersamaan atau terpisah dengan pengajuan
tuntutan secara pidana.
BAB II
AUDITOR SEBAGAI PEMBERI KETERANGAN AHLI
b. Kompensasi. Saksi ahli yang ditunjuk berhak atas kompensasi yang layak
dalam jumlah yang diperbolehkan pengadilan. Kompensasi yang ditetapkan
tersebut dapat dibayarkan dari dana yang ditentukan oleh aturan hukum dalam
kasus pidana maupun perkara perdata dan tindakan hukum lainnya yang
menyangkut kompensasi demikian di bawah ketentuan amandemen ke lima.
Dalam perkara perdata, dan tindakan hukum lainnya kompensasi tersebut akan
dibayarkan oleh pihak-pihak yang terlibat dengan proporsi serta waktu tertentu
yang ditetapkan oleh pengadilan, dan kemudian dibebankan dengan cara yang
sama seperti biaya-biaya lain.
Saksi ahli mungkin diperiksa silang seperti saksi lainnya dan terutama mengenai
kualifikasi, dasar-dasar opini dan kompensasi atas pemberian kesaksiannya.
Akuntan dan auditor sering dipanggil untuk memberikan kesaksian dalam hal-hal
yang mendukung proses pengadilan dan tuntutan-tuntutan kriminal di mana jasa-
jasa mereka dimanfaatkan guna mendukung investigasi atas perkara-perkara
seperti: kecurangan keuangan, penggelapan, penyalahgunaan dana, pembakaran
yang disengaja untuk tujuan keuntungan (asuransi), kecurangan menyangkut
kepailitan dan tindakan menghindari pajak. Akuntan dan auditor juga mungkin
dimanfaatkan sebagai saksi yang atau sebagai dukungan kepada pengacara,
terdakwa, dalam persoalan-persoalan yang menyangkut masalah-masalah akuntansi
atau audit.
Pengacara terdakwa umumnya tidak mudah meragukan keahlian akuntan dan auditor,
dengan asumsi mereka telah memenuhi setidak-tidaknya standar minimum kompetensi
profesional. Untuk melakukan hal-hal demikian mungkin memberikan ahli-ahli ini satu
kesempatan untuk menonjolkan secara penuh mandat profesionalnya yang barangkali
menimbulkan kesan yang lebih dalam kepada jaksa, pengacara atau hakim, dengan
demikian semakin menambah bobot kesaksiannya. Oleh sebab itu, pengacara, terdakwa
sering melewatkan kesempatan untuk menentang keterangan saksi-saksi ahli ini.
Jika akuntan dan auditor dipanggil oleh pihak penuntut, mereka umumnya memberikan
kesaksian mengenai temuan mereka, yang bersifat investigasi; jika mereka dipanggil
oleh pihak pembela, mereka mungkin memberikan kesaksian mengenai kualitas temuan
atau opini yang diungkapkan oleh ahli akuntansi di pihak penuntut, agar menimbulkan
kesangsian dalam pikiran para hakim mengenai kredibilitas atau bobot ahli di pihak
penuntut.
Untuk menjadi seorang saksi ahli yang dapat dipercaya, akuntan dan auditor harus
mempunyai pengetahuan dalam bidangnya melalui pendidikan dan pengalaman serta
sebagai anggota, dengan kedudukan tertentu dalam profesinya, atau, dalam beberapa
aspek praktik tertentu yang berhubungan dengan kasus yang ditangani. Tetapi terdapat
pertimbangan-pertimbangan lain yang juga membuat seorang saksi ahli dapat
dipercaya. Ahli-ahli akan nampak dapat dipercaya jika mereka mengikuti saran-saran
ini:
• Berbicara dengan jelas dan dapat didengar.
• Menghindari penggunaan jargon-jargon profesional.
• Lebih banyak menggunakan istilah-istilah yang mudah daripada istilah-istilah yang
rumit untuk menggambarkan temuan dan opini.
• Memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan khusus yang ditanyakan: jangan
keluar dari jalur atau menyampaikan lebih dari apa yang ditanyakan.
• Jangan berpihak pada pengacara terdakwa atau jaksa penuntut.
• Pandang secara langsung si penanya (pengacara terdakwa atau jaksa penuntut).
• Pertahankan sikap profesional; jangan terlalu murah senyum pada hakim, pengacara
yang menyewa anda atau pengacara lawan.
• Tenang dan berhati-hati dalam menanggapi pertanyaan-pertanyaan; berbicaralah
jangan terlalu lambat maupun terlalu cepat.
• Berpakaian resmi/formal.
• Gunakan grafik, peta, dan alat bantu visual lain untuk membantu menjelaskan
sebuah masalah.
• Jangan membaca catatan-catatan bila anda dapat menghindarinya. (Ahli hukum
lawan mungkin akan meminta untuk melihat catatan-catatan semacam itu juga bila
anda melakukannya dan kemudian anda akan nampak seakan-akan telah melatih
kesaksian anda).
• Apabila anda memiliki dokumen-dokumen untuk diperlihatkan, siapkan dokumen—
dokumen dengan teratur supaya anda dapat dengan cepat menemukannya kembali
bila diminta oleh pengacara di pihak yang anda beri kesaksian.
• Jangan berbicara ragu-ragu atau gagap. Tetaplah tenang sewaktu pertanyaan yang
sulit dan rumit diajukan.
• Mintalah pengulangan dan penjelasan apabila anda tidak benar-benar memahami
pertanyaan itu.
• Apabila anda tidak tahu jawabannya, katakan saja apa adanya, jangan
mengira-ngira.
• Di dalam pemeriksaan silang, jangan menanggapinya dengan terlalu cepat.
Pengacara pihak anda mungkin bermaksud mengemukakan sebuah keberatan atas
pertanyaan itu.
• Apabila hakim sedang mengajukan sebuah pertanyaan, jawablah dengan
memandang kepadanya.
• Jangan tengak-tengok di ruangan, menatap lantai atau langit-langit.
• Bersikap ramah pada semua pihak.
• Jangan meninggikan suara anda dengan marah apabila pengacara lawan mencoba
menyerang anda.
• Jujurlah, Jangan mereka-reka, Jangan melebih-lebihkan.
Tujuan akuntan forensik adalah membuat temuannya, dapat dipahami oleh pengacara,
hakim, dan pengacara (jika mungkin), serta untuk menghindari adanya jargon dan
polemik akademik mengenai standar dan peraturan akuntansi. Fakta-fakta yang
disebutkan dengan sederhana dan singkat merupakan hal yang dibutuhkan dan siap
didengar seluruh hadirin. Segala sesuatu di luar itu hanya akan membuat akuntansi dan
auditing menjadi semakin tidak jelas.
Terima kasih, Sdr Jaksa penuntut atau penasihat hukum silakan dilanjutkan.
Jaksa Penuntut:
T. Tn Robert, apakah anda telah mempersiapkan sejumlah dokumen yang
berhubungan dengan berbagai transaksi menyangkut Metro Pallet Repair?
J. Ya.
T. Dapatkah saya memperlihatkan barang bukti A? Saya akan menunjukkan
sebuah dokumen kepada anda, dokumen yang agak besar, kita sebut barang
bukti A pada surat dakwaan. Saya akan meminta anda melihat dokumen itu
dan memberitahu saya apakah anda mengenalnya?
J. Ya, saya mengenalnya.
T. Apakah anda menyiapkan dokumen itu sendiri?
J. Ya, benar.
T. Apakah anda mau memegangnya sedemikian rupa sehingga hakim, terdakwa
dan penasihat hukumnya dapat melihat struktur dokumen itu? Nampaknya
dokumen itu terdiri dari sejumlah kolom, kolom-kolom vertikal. Apakah saya
benar?
J. Benar.
T. Apa judul dokumen itu?
J Judulnya "Analisa Penjualan Periode 1 Agustus 2003 hingga 3 Oktober
2003”.
Diterimanya bukti semacam itu telah ditetapkan dengan baik di Amerika Serikat. Di
dalam kasus Hoyer vs. United States, (1955), pengadilan menyatakan bahwa di
dalam sebuah tuntutan terhadap usaha menghindari pajak penghasilan,
ikhtisar-ikhtisar yang disajikan dari bukti dokumen maupun bukti lisan dapat
diterima untuk menunjukkan penghasilan bersih yang tepat dari terdakwa. Gardner,
Hakim Ketua, yang menyampaikan keputusan pengadilan menyatakan:
"... bukti-bukti ini dikumpulkan dan disiapkan sedemikian rupa untuk
menunjukkan penghasilan bersih yang tepat dari terdakwa selama tahun—
tahun yang diperkarakan.”
Bukti-bukti ini disiapkan oleh para ahli dari bukti dokumenter yang diajukan dan dari
kesaksian lisan. Dengan disajikannya bukti dokumenter, pengacara terdakwa
memiliki banyak kesempatan untuk memeriksanya dan untuk melakukan
pemeriksaan silang terhadap ahli mengenai kesaksian dasar dan perhitungan yang
mendasari kesaksian tersebut. Bukti-bukti ini jelas dapat diterima.
Dalam kasus Daniel vs United States, (1965), Hunter, hakim distrik yang
menyampaikan keputusan pengadilan, menyatakan:
“... Peraturan menyebutkan bahwa ikhtisar dari buku-buku dan
catatan-catatan tersebut dapat diterima, pemeriksaan silang yang dilakukan
diperbolehkan dan catatan-catatan asli tersedia. Di sini catatan-catatan
barang bukti berupa ikhtisar-ikhtisar yang mudah dilihat, dan orang yang
menyiapkannya tersedia untuk pemeriksaan silang.”
Sangatlah tepat bila para penggugat diijinkan menggunakan grafik-grafik ilustratif
untuk mengikhtisarkan beragam perhitungan dan dengan demikian juga membuat
bukti primer yang mendasari grafik-grafik tersebut menjadi lebih jelas bagi semua
pihak dan dapat meyakinkan hakim. Hakim distrik tidak menyalahgunakan
kebijaksanaannya dengan mengijinkan (mengizinkan dlm KBBI) penggunaan
ikhtisar-ikhtisar ini.
Dalam kasus ini ikhtisar-ikhtisar berguna bagi pihak yang akan naik banding,
menyangkut beberapa perhitungan.
Jika sebuah fakta dapat dipastikan hanya melalui pemeriksaan sejumlah besar
dokumen yang tersusun dari sejumlah besar pengiriman yang sangat rinci, seperti
saldo bersih yang dihasilkan dari tagihan selama satu tahun seorang bendaharawan
atau rekening-rekening selama satu tahun dalam sebuah buku besar bank adalah
jelas bahwa hal itu seringkali untuk menerapkan prinsip yang ada dengan
mengharuskan produksi seluruh dokumen dan catatan agar dibaca dengan seksama
oleh hakim atau dibacakan keras-keras untuk mereka. Kemudahan dari pengadilan
menuntut agar bukti lain diijinkan (izin KBBI) untuk diajukan dalam bentuk
kesaksian seorang saksi yang kompeten yang telah membaca dengan seksama
seluruh dokumen dan menetapkan secara ringkas hasil akhir. Suatu praktik demikian
merupakan suatu hal yang tepat. Sebagian besar pengadilan mensyaratkan, sebagai
suatu kondisi, bahwa dokumen-dokumen yang ringkasannya menjadi dasar
kesaksian, jika masalahnya nampak memerlukannya, diserahkan ke pengadilan, atau
setidak-tidaknya dapat diperoleh pihak lawan, agar kebenaran bukti dapat diuji
melalui pemeriksaan apabila dikehendaki, atau bahwa materi untuk pemeriksaan
silang mungkin tersedia.
Oleh karena itu, kami menganggap bahwa hakim pengadilan yang berpengalaman
tidak akan melakukan kesalahan di dalam menerima ikhtisar-ikhtisar yang telah
digambarkan sebelumnya.
Ahli juga harus bersikap analitis (kritis) dan memiliki kemampuan untuk bekerja dengan
data yang tidak lengkap; walaupun mereka tidak selalu mampu mengenali jika data
yang tersedia tidak lengkap. Sebagai akibatnya, ahli mungkin membuat berbagai asumsi
yang lalu akan terbuka terhadap interpretasi atau serangan. Jika semua data belum
disiapkan, maka cukup mungkin bahwa pengacara lawan mungkin menawarkan
skenario lain yang lebih masuk akal dalam kondisi tersebut dan dengan demikian
mendiskreditkan keterangan ahli.
Pertanyaan yang sering muncul adalah mengenai apakah seorang akuntan cukup
memenuhi syarat atau tidak sebagai seorang ahli. Pada umumnya, seseorang bisa
disebut ahli dalam bidang keahlian khususnya apabila ia memiliki cukup pengalaman
dan duduk sebagai anggota di organisasi profesinya. Hal ini tidak berarti bahwa seorang
akuntan beregister secara otomatis dianggap ahli; meskipun demikian hal ini telah
melewati kendala yang pertama. Untuk dianggap seorang ahli, sangat membantu untuk
memiliki pengalaman sebelumnya mengenai proses pengadilan atau masalah-masalah
kriminal. Hal ini terutama merupakan akibat kesadaran yang timbul berangsur-angsur
selama pengalaman memberikan kesaksian. Lebih lanjut, hal ini sering membantu untuk
diterima sebagai seorang dalam masalah-masalah lain dan dengan cara demikian
memudahkan penerimaan saat ini. Namun demikian suatu bahaya timbul.
Seringkali, pengacara yang mengajukan saksi akan membaca kualifikasi ahli atau
mengajukan pertanyaan khusus kepada saksi untuk membentuk kepercayaan terhadap
saksi tersebut. Kadang-kadang, kualifikasi saksi ahli dibacakan secara langsung dalam
dokumen pengadilan. Walaupun kualifikasi ahli seringkali tidak ditentang, namun
kemungkinan ini jelas dapat terjadi. Di samping disetujui oleh kedua belah pihak, yang
paling penting adalah bahwa saksi ahli disetujui oleh pengadilan.
Akuntan juga dapat dipanggil untuk memberikan opini yang berbeda dari yang diperoleh
akuntan ahli yang sama-sama dapat dipercaya. Kondisi ini dapat timbul karena adanya
interpretasi yang berbeda atas fakta-fakta dalam kasus atau adanya berbagai alternatif
teknik akuntansi yang mungkin digunakan dalam situasi demikian. Dalam beberapa
kasus, dengan adanya alternatif-alternatif yang sama masuk akalnya ini, kasus yang ada
seringkali ditentukan oleh pihak yang mengajukan saksi ahli yang paling dapat
dipercaya.
Hal ini juga penting untuk mengetahui pengaruh dari asumsi-asumsi lain terhadap
kesimpulan atau opini yang dimuat dalam laporan. Ahli mungkin sering terjebak dalam
pemberian opini yang mengandung alternatif, berdasarkan asumsi lain yang tidak
dipertimbangkan sebelumnya. Biasanya kertas kerja yang mendukung laporan dan
skedul-skedul akuntansi tidak menunjukkan kesimpulan yang bertentangan dengan
laporan, karena pertentangan tersebut baru muncul di pengadilan. Hal ini tidak
menganjurkan bahwa kertas kerja harus dihilangkan atau diubah dalam penyiapan
laporan; melainkan merupakan suatu peringatan agar kertas kerja dipersiapkan dengan
tujuan bahwa kertas kerja tersebut pada akhirnya dapat disampaikan ke pengadilan dan
dengan demikian dalam mempersiapkannya perlu menggunakan bentuk yang sesuai.
Aspek lain dari persiapan menjelang pemeriksaan berhubungan dengan tersedianya
seluruh catatan yang akan digunakan atau menjadi pegangan saksi. Catatan-catatan ini
dapat diminta sebagai bukti di pengadilan atau mungkin juga dapat dibuat selama
pemeriksaan.
Kegiatan-kegiatan lebih lanjut dapat terdiri dari menentukan cukup tidaknya bahan yang
diajukan untuk mendukung laporan. Hal ini mungkin diperlukan untuk mendapatkan
informasi dari saksi lain guna mendukung kesimpulan ahli. Hal ini biasanya diperoleh
dengan merujuk kepada penemuan-penemuan atau pernyataan-pernyataan (will-say)
terdahulu. Sayangnya, saksi tidak dapat merujuk pada hal-hal tersebut jika ia tidak
memiliki pengetahuan langsung mengenai isi referensi tersebut. Jika auditor
mengandalkan kepada opini atau informasi yang disajikan oleh saksi lain, maka ia harus
mendengar sendiri bukti itu di pengadilan atau memiliki salinan atau pernyataan yang
telah disepakati atas fakta-fakta yang ada. Jika tidak, pengambilan informasi dan opini
apapun dari saksi lain tidak akan diijinkan.
Hal ini seringkali bermanfaat untuk memiliki suatu daftar dari seluruh saksi lain
termasuk saksi-saksi untuk pihak lawan. Hal ini penting agar ahli tidak terkejut dengan
adanya saksi ahli atau laporan lain. Seseorang selanjutnya dapat menentukan apakah
ahli perlu dihadirkan dalam kesaksian saksi-saksi lain tersebut untuk memperoleh
persetujuan pengadilan yang berkaitan. Jika ahli lain akan hadir, maka wajib bagi saksi
ahli untuk menguji laporan alternatif tersebut dan menilai apakah hal-hal yang masuk
akal diberikan oleh pihak lawan yang mungkin mempengaruhi kredibilitas laporan ahli.
Kegiatan-kegiatan pra kesaksian lain meliputi pemberian jaminan bahwa setiap sajian
grafik yang diperlukan siap dan tersedia, bahwa semua pembahasan penting dengan
pengacara telah dilaksanakan sebagai bagian dari pertemuan-pertemuan pra kesaksian,
dan bahwa ahli sepenuhnya memahami laporan dan semua masalah relevan lain dalam
pengadilan yang berhubungan maupun tidak berhubungan dengan akuntansi. Yang
paling penting, ahli harus menjamin bahwa mereka telah sepakat dengan pengacara
mengenai rangkaian bukti ahli dan strategi penyajiannya. Hal ini sering bermanfaat
untuk menjalani suatu latihan dalam kesaksian langsung, dengan semua pertanyaan
yang diajukan oleh pengacara kepada saksi ahli dengan tujuan untuk menghindari
hal-hal yang tidak terduga selama proses di pengadilan.
Pada pertemuan pra kesaksian, seringkali perlu untuk membahas kualifikasi saksi sekali
lagi untuk memastikan bahwa mereka mutakhir, untuk membahas kekuatan dan
kelemahan kasus, dan untuk membahas serta mencari kesepakatan mengenai bagian
mana dari laporan Ahli, jika tidak seluruhnya, yang perlu diikutkan di pengadilan sebagai
barang bukti.
Beberapa hal perlu dihindari dalam memberikan bukti. Hal-hal ini bisa mulai dari minum
lima cangkir kopi sekaligus sebelum memberikan kesaksian atau mengunyah permen
karet ketika memberikan kesaksian, sampai pada perilaku fisik yang kecil-kecil mungkin
mempengaruhi penamplian anda. Perilaku fisik yang mungkin sederhana. seperti
menggosok-gosokkan tangan terus-menerus, menunduk, selalu bergerak-gerak di
tempat duduk, atau menggerincingkan uang logam dalam saku, dapat dengan segera
membuat jengkel hakim.
G. Pemeriksaan Langsung
Tujuan dari pemeriksaan langsung adalah untuk memungkinkan pengacara pihak anda
mendapatkan bukti keuangan untuk membuktikan kasus tersebut. Kemungkinan
terbesar, hal ini hanya akan merupakan suatu pengulangan dari apa yang telah
dibicarakan sebelumnya dengan pengacara anda di luar sidang pengadilan. Namun
demikian hal ini masih sangat penting untuk menyegarkan ingatan dengan merujuk
kepada segala sesuatu yang telah anda baca, anda tulis, atau telah anda berikan dalam
bukti pada kasus sebelumnya.
Bagi seorang saksi, pemahaman atas pertanyaan dan kemampuan untuk mendengarkan
merupakan suatu ketrampilan yang sangat penting. Sekalipun saksi mungkin telah
melewati latihan pemeriksaan langsung, adalah penting bahwa setiap pertanyaan
dievaluasi lagi dengan seksama. Saksi seharusnya memperhatikan pertanyaan yang
diajukan dan bukan mengantisipasinya (pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin
berubah dibandingkan waktu latihan). Secara keseluruhan adalah berguna untuk
mengingat bahwa aspek kesaksian ini telah dilatih sebelumnya dan dengan begitu
merupakan aspek pemeriksaan yang termudah.
hendaknya jelas dan ringkas, jika istilah-istilah rumit digunakan maka harus diperjelas.
Penggunaan catatan-catatan hendaknya dibatasi sebanyak mungkin agar dapat
menjaga kontak mata baik dengan hakim maupun pihak-pihak lain dalam pengadilan.
Bukti-bukti akuntansi harus diuraikan secara akurat dan ringkas dalam istilah-istilah
yang dimengerti oleh orang awam. Skedul-skedul menurut sifatnya adalah dokumen
yang ringkas dan harus digambarkan dengan cara yang ringkas pula. Jika opini
diberikan, harus segera disampaikan setelah dasar pertimbangannya diperoleh.
H. Pemeriksaan Silang
Pemeriksaan silang merupakan intisari yang sebenarnya dari sistem pengadilan lawan.
Hal ini memberikan kesempatan bagi pengacara baik untuk memperjelas maupun
membuat catatan yang merugikan saksi. Dengan demikian, biasanya ini merupakan
bagian yang paling sulit dari proses pengadilan, bagi setiap saksi. Sesuatu yang tidak
diharapkan mungkin muncul sehingga dapat menyudutkan atau mempermalukan saksi,
yang kredibilitasnya sedang dipertanyakan.
Ada tiga hal yang menjadi tujuan pengacara lawan selama pemeriksaan silang.
Pertama, mengurangi arti penting kesaksian ahli yang diajukan. Kedua, agar ahli
memberikan kesaksian yang mendukung posisi pihak lawan dengan menyiapkan
serangkaian asumsi. Ketiga, menyerang opini itu sendiri atau untuk menunjukkan tidak
memadainya pekerjaan ahli untuk sampai kepada opininya dan dengan demikian
mendiskreditkan opini, laporan dan saksi di mata pengadilan.
Pengacara lawan dapat menyerang atau mempertanyakan segala sesuatu yang telah
dikatakan atau diajukan ke pengadilan. Hal tersebut meliputi catatan-catatan, kertas
kerja, surat pernyataan, surat wasiat, laporan dan pemeriksaan pendahuluan di
pengadilan atau transkrip-transkrip penemuan. Seringkali pemeriksaan silang diadakan
dalam suasana konfrontasi dan kontradiksi. Dalam setiap kesempatan, perlu diingat
bahwa saksi ahli keuangan betapapun pentingnya dia dalam kasus tersebut, hanyalah
merupakan suatu bagian dari teka-teki.
Hal yang paling penting, saksi tidak boleh menyerang atau mencoba mendiskreditkan
saksi ahli secara pribadi. Terdapat banyak cara untuk mendiskreditkan seorang saksi
ahli. Sepanjang proses pemeriksaan, penting bagi saksi untuk tetap menjaga harga diri
dan integritas profesionalnya. Sebuah semboyan yang harus diingat adalah bahwa
"jangan mengabaikan hal yang sepele".
Pada umumnya, sikap dan perilaku yang baik selama pemeriksaan langsung juga dapat
diterapkan dalam pemeriksaan silang, kecuali bila pengacara lawan ingin mengurangi
atau membatasi dampak dari bukti yang diajukan saksi. Adalah wajar merasakan
kekhawatiran tertentu pada tahap ini dan saksi memerlukan banyak usaha untuk
menjaga agar tetap waspada.
Perubahan-perubahan kecil dalam gaya dan cara penyajian dapat dilakukan sesuai
keadaan. Pengacara lawan biasanya memiliki rencana pemeriksaan silang di dalam
benaknya dan seorang saksi ahli seharusnya mampu menentukan arah ini untuk
mencegah agar tidak terperangkap atau melakukan kesalahan. Sudah tentu bahaya dari
hal ini adalah bahwa saksi akan menggunakan banyak waktunya untuk menjawab
pertanyaan seperti yang telah dia rencanakan sebelumnya sehingga mungkin tidak
memberikan bobot yang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan saat itu. Lebih lanjut,
dalam usaha mengantisipasi pertanyaan, saksi mungkin mengalami salah pengertian
terhadap hal yang ditanyakan.
Saat pertanyaan diajukan, ahli harus mengevaluasinya dengan teliti dan meminta waktu
untuk mempertimbangkan jawabannya. Saksi hendaknya tenang dan berhenti sejenak
sebelum memberikan jawaban serta berlaku sangat hati-hati atas jawaban tersebut,
dengan mengetahui secara pasti bagaimana hubungan jawaban tersebut dengan
pertanyaan maupun masalah-masalah di muka pengadilan.
paling telak dalam proses pengadilan atau bagi terdakwa adalah bila saksi ahli
melakukan usaha yang jelas terlihat untuk menyembunyikan kesalahan atau kehilangan
kesabarannya.
Secara umum merupakan suatu aturan pokok bagi saksi ahli untuk tidak memberikan
atau menyampaikan secara sukarela suatu informasi. Lebih lanjut, selama memberikan
jawaban, mungkin sering sangat sulit untuk menghindari situasi terjebak dalam
berbagai asumsi, skenario “bagaimana jika", dan hal-hal umum yang diajukan oleh
pengacara selama pemeriksaan silang. Jika hal ini tejadi, berhati-hatilah dengan
meminta agar pertanyaan diulang pada bagian-bagian yang lebih rinci.
Hal yang sangat penting, adalah jangan sekali-kali meremehkan keahlian akuntansi dari
pengacara lawan. Seringkali, pengacara lawan menunjukkan kekurangpahaman mereka
atas persoalan-persoalan yang ada dengan tujuan membuat saksi ahli terlena dalam
suatu perasaan aman. Jelas, hal ini dapat membawa ahli ke dalam suatu situasi yang
sulit.
Dalam pengertian umum aturan terbaik bagi pengacara lawan adalah melakukan
pemeriksaan silang hanya jika hal tersebut memberikan manfaat bagi suatu kasus.
Dalam memberikan pertanyaan kepada saksi, pengacara lawan biasanya akan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan pendek sederhana atau pertanyaan-pertanyaan
"yang mengarahkan". Biasanya pengacara mengetahui jawaban atas pertanyaan
mereka dengan tujuan untuk menghilangkan hal-hal yang tidak terduga dan
memungkinkan mereka untuk mengendalikan saksi. Beberapa teknik juga tersedia
untuk menghancurkan saksi tanpa menyinggung bukti yang mereka ajukan.
alasan baru, dapatkah ini dikembangkan dan digunakan untuk memperkuat posisi
pengacara lawan?
Pengacara lawan akan sering menyiapkan diri dengan membaca semua publikasi dan
kesaksian saksi yang terdahulu. Pengacara lawan mungkin juga membicarakan dengan
ahli hukum lainnya mengenai penampilan saksi sebelumnya di pengadilan. Hal ini dapat
menunjukkan kelemahan-kelemahan khusus yang mungkin dimiliki saksi. Jika ada
sesuatu yang ditemukan, pertanyaan mengenai saksi mungkin akan diarahkan pada
lingkup tersebut.
Pengacara lawan mungkin juga mencoba mengendalikan seorang saksi secara psikologis
dengan cara:
• menggunakan kondisi fisiknya untuk mengintimidasi
• melakukan kontak mata terus-menerus
• keberatan atas keberadaan saksi
• mengajukan pertanyaan cepat untuk membingungkan saksi
• tidak memperbolehkan ahli untuk menjelaskan atau menyimpang dari pertanyaan
yang diajukan
Pengacara lawan sering menggunakan dominasi fisik. Dia akan dengan cepat
menemukan pola tanggapan ahli dan mungkin mengambil sikap agresif untuk mengarah
ke suatu titik dimana ahli menjadi tidak yakin dengan hasil-hasil yang efektif.
3. Kontradiksi
Pengacara lawan mungkin menggunakan pertanyaan "yang mengarahkan" untuk
menekan saksi dalam suatu posisi sulit atau mengandung kontradiksi. Secara
bergantian, pengacara dapat membangun kredibilitas dalam pengadilan mengenai
dokumen atau kutipan yang secara potensial bertentangan dengan artikel-artikel lain
yang ditulis oleh ahli lain dalam bidang yang sama. Jika dokumen atau artikel ini
bertentangan dengan ahli, maka ahli mungkin menerima adanya kontradiksi
tersebut. Jika kontradiksi tetap ada, ahli mungkin terjebak dalam suatu perdebatan
mengenai siapa ahli yang paling layak atau paling berpengalaman dalam keadaan
tersebut. Hal-hal tersebut juga terjadi apabila saksi mempertentangkan dirinya
sendiri atau artikel mereka sendiri yang ditulis beberapa tahun sebelumnya, hanya
karena mereka telah lupa atau bingung atas serangan pihak lawan.
4. Informasi Baru
Pengacara lawan mungkin memperkenalkan informasi baru yang mungkin tidak
disadari oleh ahli atau merujuk pada suatu relevansi khusus dalam kesimpulan yang
diambil saksi Ahli. Hal ini biasanya dilakukan untuk membingungkan saksi sehingga
dia mungkin mempertentangkan dirinya sendiri atau mengembangkan serangkaian
skenario alternatif yang mengandung informasi baru, yang menunjukkan bahwa
opini dan laporannya tidak lagi bernilai.
6. Bias
Metode ini mengajak pengacara pihak ahli dan ahli sendiri untuk secara
bersama-sama menunjukkan kerjasama yang memungkinkan atas bukti yang
disajikan dalam kesaksian dan karena itu menunjukkan bias. Hal ini dapat
ditunjukkan jika pengacara lawan menentukan bahwa pengacara pihak ahli telah
menginstruksikan saksi mengenai apa yang harus dikatakan atau dengan membatasi
lingkup ahli serta kesimpulannya. Pendekatan ini dapat juga menitikberatkan pada
pertanyaan apakah sebelumnya saksi telah diberitahu oleh kliennya mengenai apa
yang harus dilakukan dan dicari. Dengan pendekatan ini, pengacara lawan dapat
7. Konfrontasi
Metode yang sangat sederhana ini merupakan penggunaan secara terus-menerus
suatu konfrontasi keinginan untuk menempatkan saksi dalam situasi di mana
mereka mungkin kehilangan kendali dan menjadi marah. Sekali seorang saksi
terlihat marah besar, kredibilitasnya pun hilang.
8. Pembenaran
Metode ini menggunakan saksi sebagai suatu alat pembenaran yang
memberitahukan kembali kepada hakim mengenai aspek-aspek yang
menguntungkan (bagi pengacara lawan) dari kasus tersebut. Teknik ini sering
menggunakan pendekatan "Ini tidak benar” dan "Apakah anda setuju dengan
saya?". Kesepakatan terus-menerus yang konstan, berguna untuk menggertak ahli.
Bagi hakim dan juri, kesepakatan atas berbagai pertanyaan dari pengacara lawan
mungkin juga diinterpretasikan sebagai suatu persetujuan umum dengan posisi
pengacara lawan. Hal ini sering merupakan suatu alat psikologis yang berharga.
9. Imbalan/Upah
Metode ini menyulitkan saksi karena membutuhkan banyak sekali waktu untuk
mencapai hasil. Lebih lanjut, kesulitan ini mungkin menandai tidak lengkapnya
pekerjaan dan mungkin dihubungkan dengan imbalan/upah yang dibebankan
kepadanya sebagai ahli. Metode ini sering dikaitkan dengan konsep "bias" dan "visi
yang kabur". Disebabkan oleh tingginya imbalan/upah atau terjalinnya kembali
suatu perjanjian dengan seorang klien mungkin menimbulkan kesan bahwa saksi
dan gagasannya berpihak pada klien. Teknik ini sering membentuk suatu
kesimpulan dimana pengacara lawan menunjukkan bahwa pekerjaan ahli dangkal
dan tidak profesional, tetapi dia menerima sejumlah besar uang untuk hal ini dan
lingkup jasa lainnya bagi klien. Implikasi langsung berarti bahwa kesaksian tersebut
telah dibeli atau bahwa ahli dibayar untuk mengabaikan fakta-fakta yang bersifat
kontradiksi terhadap kesimpulannya.
Pendiskreditan mungkin juga melihat kualitas latar belakang pendidikan ahli guna
mengungkapkan setiap aktivitas lain yang tidak lazim yang mungkin menjadikan ahli
bias atau mengeluarkannya dari pengadilan sebagai ahli.
J. Teknik-Teknik Bertahan
Berikut ini sepuluh hal yang harus diingat oleh saksi ahli baik pada saat menyiapkan
maupun mengajukan bukti dalam pengadilan. Ingatlah untuk:
1. Menyiapkan materi anda secara lengkap
2. Memahami materi anda secara menyeluruh
3. Merencanakan terlebih dahulu kesaksian anda
4. Bersikap waspada
5. Mendengarkan dengan seksama
BAB III
STANDAR, KRITERIA DAN KUALIFIKASI AHLI
Untuk menentukan bahwa seseorang yang ditunjuk cukup memiliki pengetahuan dan
mampu bertindak sebagai seorang ahli tergantung pada 2 (dua) faktor. Pertama, apakah
seorang calon mempunyai kualifikasi objektif untuk tugas tersebut. Apabila calon tersebut
memiliki surat kepercayaan yang sesuai, pengalaman sebelumnya yang relevan, dan
informasi kritis yang mendukung keberhasilan pemecahan suatu kasus.
• Ijin praktik profesional, sertifikasi atau registrasi yang diakui oleh lembaga
profesional dalam bidang keahlian yang diperkarakan.
• Gelar akademis sarjana muda, sarjana, dan pasca sarjana yang dalam bidang
keahlian tersebut maupun adanya latar belakang yang sesuai dengan hal tersebut.
• Pelatihan yang khusus dan atau pendidikan profesi lanjutan di luar gelar akademis
yang menunjukkan pengetahuan yang mutakhir tentang pengembangan teknik
dalam bidang yang menjadi subjek.
• Tulisan dan publikasi yang menunjukkan opini teknis dan tersedia sebagai bagian
dari lembaga umum pengetahuan dalam bidang yang menjadi subjek.
• Pengajaran, pelatihan dan atau konsultansi yang relevan yang menunjukkan bahwa
dia memiliki pengakuan profesional yang tinggi dalam bidang yang menjadi subjek.
• Berafiliasi dengan asosiasi/organisasi profesi.
• Pengalaman sebelumnya yang relevan yang diperoleh secara langsung melalui
penugasan sejenis, apakah sebagai penasehat teknik atau saksi ahli, dalam bidang
yang menjadi subjek.
• Status khusus atau akses kepada informasi istimewa, khusus untuk kasus yang ada,
yang membuat seseorang dianggap sebagai ahli.
Suatu ijin praktik profesional, sertifikasi atau registrasi adalah satu faktor penting
dalam menilai tingkat kompetensi penasehat teknis dalam hampir semua bidang
keahlian yang berguna dalam investigasi keuangan dan kejahatan yang
berhubungan dengan komputer.
Menentukan standar yang digunakan untuk menilai kualifikasi seorang praktisi dalam
suatu profesi tertentu, dapat dengan mudah ditentukan dengan mengkonfirmasikan
kepada badan yang memberikan sertifikasi atau badan yang memberi ijin praktik.
Sebagai tambahan, banyak wilayah hukum meminta praktisi dalam berbagai macam
profesi yang mungkin telah mendapatkan surat kepercayaan mereka di lain tempat,
untuk mendaftarkan diri pada otoritas pemerintah pusat jika mereka mempraktekan
profesi mereka secara lokal. Badan registrasi pusat dapat menjadi sumber informasi
yang bermanfaat mengenai standar perijinan profesi lokal dan mungkin merupakan
sebuah sumber penyedia ahli.
Banyak organisasi profesi yang lebih tradisional menyediakan ahli untuk kasus
kriminal. Hal ini termasuk pengacara, insinyur, dan ahli kimia forensik. Banyak
negara bagian di Amerika Serikat mempunyai hukum yang menuntut kriteria untuk
perijinan praktik profesional dalam profesi yang lebih luas.
2. Gelar Akademis
Secara tradisional, gelar akademis yang mereka pegang menjadi kunci untuk
menentukan apakah profesional akan dikualifikasikan sebagai saksi ahli. Bahkan bila
ahli digunakan hanya di belakang layar dalam investigasi kejahatan yang berkaitan
dengan komputer, latar belakang mereka dapat diinvestigasi oleh pembela dan surat
kepercayaan mereka akan dipertimbangkan. Hal ini adalah benar sebab sebagai
penasehat teknik mereka menjadi saksi ahli yang potensial.
Meskipun strategi mengenai surat kepercayaan akademis yang sesuai bagi ahli yang
kredibilitasnya mungkin diragukan oleh pembela adalah penting, tetapi jangan
terlalu mengandalkan kualifikasi akademis semata. Banyak universitas tidak memiliki
Berapa banyaknya kursus pelatihan dan kursus pendidikan lanjutan yang mutakhir
dan relevan yang telah diikuti oleh calon ahli teknis? Seberapa mutakhimya hasil
kerjanya dalam bidang teknis. Tidak adanya pemutakhiran pendidikan saat ini tidak
hanya akan mempunyai suatu pengaruh yang kuat atas kualitas saran ahli yang
diberikan kepada pemerintah, tetapi hal tersebut dapat mengarah kepada
dicurigainya saksi ahli pemerintah dalam pemeriksaan silang dan ditentangnya
aspek-aspek akurasi teknis dari kasus pemerintah.
mengenai kejahatan yang berkaitan dengan komputer yang tetap dipakai oleh
sarjana/periset untuk membantu mendapatkan gambaran mengenai penjahat
komputer dan menentukan modus operandi dalam kasus kecurangan komputer
yang kompleks, akan relevan secara langsung. Tersedianya publikasi tersebut dapat
sangat membantu tim dengan menyediakan bagi tim suatu orientasi dan pendapat
yang dipublikasikan demikian dapat dipertimbangkan jika indentitas penasehat
teknis dapat ditemukan sebelum persidangan.
Buku-buku atau artikel-artikel apa yang telah ditulis penasehat teknis mengenai
subjek yang diperkarakan? Apakah buku dan artikel tersebut dipublikasikan, dan jika
ya, kapan yang terakhir? Bagaimana pekerjaan ahli tersebut diterima oleh sejawat
profesinya? Apakah pekerjaan ahli tersebut dianggap mempunyai kewenangan?
Apakah pekerjaan lainnya yang dipublikasikan dalam bidang yang sama dibantah
atau bertentangan dengan pendapat ahli yang dipublikasikan? Apakah pendapat ahli
yang dipublikasikan tersebut konsisten dalam semua tulisan mereka? Apakah
pendapat ahli yang dipublikasikan, yang konsisten diantara mereka, selaras dengan
pendapat ahli sekarang terhadap kasus yang ada? Ini semua adalah pertanyaan
kritis yang ditujukan ketika menyeleksi seorang ahli. Khususnya jika terdapat suatu
hubungan profesi yang mapan dan bertahan lama dengan ahli, pekerjaan konsultan
yang dipublikasikan harus dianalisis dan dipantau selama persiapan pra pengadilan
untuk menghindari ketidaksesuaian yang signifikan yang mungkin timbul antara
kesaksian ahli yang direncanakan saat ini dengan masa lalu, kemungkinan adanya
kontradiksi posisi yang harus diambil.
mungkin mempunyai bobot yang lebih dalam suatu kasus kejahatan yang berkaitan
dengan komputer dibandingkan derajat atau publikasi akademis. Suatu pengujian
yang hati-hati dari pemakai jasa calon saksi ahli yang terdahulu - peserta latihan
atau klien dengan siapa mereka berkonsultasi – dapat menjadi suatu cara yang
sangat baik untuk menilai keandalan dan kelebihan mereka, ditambah nilai dan sifat
dari pendapat mereka sebelum menunjuk mereka untuk suatu kasus tertentu.
Luasnya pengajaran dan atau konsultasi terdahulu dari ahli pihak pemerintah, jika
mereka ditunjuk dengan suatu imbalan/bayaran, kadang-kadang dapat
menyebabkan kerusakan penuntutan. Sebagai contoh, ahli yang karena
imbalan/bayaran telah menjalani pelatihan yang luas bagi investigator dan jaksa
penuntut kejahatan komputer dan atau orang yang dibayar untuk memberikan
kesaksian sering terjadi untuk penuntutan dalam kasus serupa tetapi bukan untuk
pembela, dapat dicurigai bersikap bias dan atau mempunyai kepentingan keuangan,
jika pemerintah memanggil mereka sebagai saksi ahli. Terutama jika suatu bagian
yang substansial dari pendapatan ahli diperoleh dari jasa penegakan hukum seperti
itu, kegunaan komparatifnya sebagai seorang saksi ahli mungkin dikompromikan.
Bahkan jika ahli demikian bukan merupakan saksi ahli yang potensial, identitas dan
keterlibatan mereka dalam persiapan kasus mungkin dapat dibuktikan oleh pembela
dan mengarah pada dugaan adanya bias dalam nasehat teknis yang diberikan pada
tahap investigasi. Selain pertimbangan ini, menunjuk seorang ahli yang telah secara
luas terlatih dan memberikan konsultasi hanya untuk satu pihak dalam kasus-kasus
semacam itu dapat mulai menurunkan nilai dasar dari ditunjuknya seorang ahli
pihak luar untuk memulai tim investigasi.
6. Asosiasi Profesi
Seperti dalam kasus mengenai perijinan profesi, sertifikasi calon saksi ahli atau
keanggotaan dalam asosiasi profesi menambah suatu anggapan kompetensi dan
secara rutin dimasukkan dalam pengajuan surat kepercayaan ahli kepada
pengadilan sebelum menyajikan kesaksian ahli. Sebagaimana halnya masalah
perijinan, gelar akademis, pendidikan lanjutan, dan konsultansi terdahulu,
keanggotaan dalam asosiasi profesi ditujukan untuk pengujian verifikasi dan untuk
mengumpulkan referensi dari sejawat profesi ahli. Hal ini merupakan pengujian
pengendalian mutu yang penting dan berguna.
Suatu kesukaran paling besar dalam menggunakan individu seperti itu sebagai
penasehat teknis sebelum persidangan atau sebagai saksi ahli dalam persidangan,
yaitu: (1) melihat dengan jelas mengenai kebenaran bidang kompetensi dan (2)
prasangka. Karyawan atau staf pelayanan mungkin mempunyai kualifikasi untuk
berbicara dalam kewenangannya hanya dari sudut pandang yang sempit dan
menjadi tidak lengkap kualifikasinya pada masalah yang berkaitan dengan masalah
lain. Sebagai tambahan, kesetiaan kepada majikan, pertimbangan keamanan
pekerjaan, atau sebaliknya, suatu dendam terhadap majikan atau karyawan lain
mungkin menodai objektivitas individu tersebut dan karena itu keperluannya. Dan
tentu saja, tim investigasi harus sangat berhati-hati menjadikan orang seperti itu
sebagai penasehat ahli, tanpa dan sampai kemungkinan keterlibatan mereka dalam
kejahatan dikesampingkan sepenuhnya.
Pengecekan referensi dan suatu review atau literatur dalam bidang tersebut
yang mengukur nilai lebih dan reputasi profesional ahli secara akurat merupakan
langkah penting yang harus dilakukan sebelum menggunakan jasa ahli tersebut.
Bahkan jika mereka tidak digunakan sebagai seorang saksi ahli yang potensial,
sifat peran mereka dalam kasus tersebut atau sifat perjanjian kerja dapat
membuat identitas ahli diungkapkan oleh pembela pada tahap pra pengadilan
dan oleh karena itu reputasi mereka mudah untuk diserang.
Menentukan sikap dan tingkah laku profesional dapat menjadi hal yang rumit.
Kesan pertama selama wawancara dan pembahasan awal tentang kasus adalah
penting, sebagaimana halnya penilaian melalui referensi atau oleh pihak luar
lainnya. Namun demikian, semua observasi ini kegunaannya terbatas. Ketertiban
dalam memainkan peran awal dalam proses dengan investigator atau pihak
penuntut yang melakukan interogasi atau pemeriksaan silang akan memberikan
informasi yang berguna mengenai reaksi ahli di bawah tekanan dan tanggapan
terhadap tantangan atas keahliannya. Bersilat kata dalam suatu diskusi dengan
ahli tentang pandangan atau opini mereka atas masalah teknis, atau meminta
mereka untuk membahas kelemahan dalam posisi mereka sendiri, atau menguji
mereka atas subjek di luar bidang keahlian mereka untuk menilai tingkat sampai
di mana mereka berpendirian keras, secara wajar adalah juga merupakan teknik
yang berguna. Secara singkat, tekanan-tekanan bagi ahli, apakah dipandang
sebagai ahli potensial atau tidak, adalah suatu alat yang penting untuk menilai
sikap dan tingkah laku ahli.
Hal ini merupakan suatu ketrampilan yang sangat penting pada setiap saksi ahli;
bagi saksi ahli yang potensial, penyaringan awal terhadap adanya ketrampilan
ini, dan kesempatan praktik untuk meningkatkannya bagi kepentingan
pengadilan, adalah merupakan suatu keharusan. Namun demikian, kemampuan
untuk membuat presentasi yang efektif kepada kelompok mungkin juga
merupakan kelengkapan yang diperlukan oleh penasehat teknis di belakang
layar, hal ini harus dipertimbangkan dalam penggunaan setiap ahli.
Penasehat dalam tahap investigasi atau pra pengadilan dari kasus-kasus yang
rumit mungkin dipanggil untuk memberikan sesi orientasi atas aspek-aspek
teknis kasus tersebut kepada suatu kelompok besar investigator dan penasehat
teknis lainnya. Hal ini mengharuskan ahli agar efektif dalam presentasi
kelompok. Sebagai tambahan, identitas penasehat teknis harus diperkenalkan
kepada pembela pada tahap pra pengadilan, tergantung pada sifat hubungan
mereka dengan pemerintah dan peran mereka dalam kasus tersebut, mereka
mungkin dipanggil secara tertulis untuk memberikan kesaksian. Hal ini akan
mengharuskan mereka memiliki kemampuan yang sama untuk secara efektif
menarik perhatian suatu kelompok seperti jika mereka ditunjuk oleh pemerintah
sebagai saksi ahli yang potensial.
Jika ahli telah melakukan konsultansi lain sebelumnya atau pernah menjadi saksi
ahli, penentuan apakah mereka memiliki keahlian ini harus dengan mudah
dibuktikan dengan melakukan suatu pengecekan referensi yang seksama.
Namun demikian, dengan tidak adanya pengalaman sebelumnya, suatu teknik
yang efektif akan mengharuskan calon ahli untuk menerangkan kepada suatu
kelompok staf kantor yang awam mengenai arti dari beberapa istilah atau
konsep teknis yang dipilih pewawancara. Jika staf kantor tidak dapat memahami
penjelasan ahli, berarti orang awam lain dalam tim investigasi atau hakim juga
tidak akan memahaminya. Ada atau tidak adanya keterampilan komunikasi antar
perseorangan yang kuat dari ahli adalah secara umum diakui sebagai suatu
faktor kunci dalam kelayakan penggunaan ahli.
bidang sering tidak menyadari atau enggan mengakui keterbatasan keahlian mereka.
Dalam situasi demikian, wakil dari organisasi yang menjadi korban atau pabrikan atau
penjual dari peralatan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang terlibat
dalam kejahatan mungkin merupakan petunjuk terbaik mengenai keahlian pihak luar
apa yang secara tepat dibutuhkan dan tipe orang apa yang mungkin memiliki
kemampuan yang dibutuhkan. Konsultasi dengan pihak penuntut atau investigator
kejahatan komputer yang berpengalaman, apakah mereka lokal atau dari wilayah
hukum lain, dapat memberikan informasi yang berguna mengenai ketentuan-ketentuan
hukum atas jaminan nasehat teknis pihak luar.