Anda di halaman 1dari 44

PROGRAM KERJA

KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA


TAHUN 2022

RSUD SULTAN THAHA SAIFUDDIN TEBO


KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah bagi Allah S.W.T, Tuhan semesta alam yang telah
memberikan Rido dan Petunjuk–Nya, sehingga Program Kerja Komite Tenaga
Kesehatan Lainnya ini dapat selesaikan dan dapat diterbitkan. Program ini
dibuat untuk menjadi panduan kerja bagi Komite Tenaga Kesehatan Lainnya
dalam tugas dan wewenangnya yang terkait di RSUD STS Tebo. Dalam ini
berisi tentang tatalaksana yang harus pahami dan dilaksanakan oleh Komite
Tenaga Kesehatan Lainnya dan staf terkait. Untuk peningkatan mutu
pelayanan diperlukan pengembangan kebijakan, pedoman, panduan dan
prosedur yang tertuang dalam Program Kerja ini. Masukan, kritik dan saran
yang konstruktif untuk pengembangan Program Kerja ini sangat kami
harapkan.

Tim Penyusun
Komite Tenaga Kesehatan Lainnya
BAB I
PENDAHULUAN

Komite Tenaga Kesehatan Lainnya merupakan kelompok jabatan


fungsional di dalam rumah sakit untuk menunjang keberhasilan fungsi rumah
sakit sebagai pemberi pelayanan penunjang kepada masyarakat. Keputusan
Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2002 Tentang Pedoman Susunan
Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit daerah, Pasal 6 menyatakan :
susunan organisasi Rumah Sakit Daerah sekurang-kurangnya terdiri dari :
Direktur, Wakil Direktur, Sekretariat, Bidang, Komite Medik, Staf Medik
Fungsional, Komite Tenaga Kesehatan Lainnya, Instalasi, Susunan Pengawas
Intern. Dalam keputusan tersebut menyatakan Komite Tenaga Kesehatan
Lainnya mempunyai tugas membantu Direktur menyusun standar Prosedur
Tenaga Kesehatan Lainnya, pembinaan asuhan Tenaga Kesehatan Lainnya,
melaksanakan pembinaan etika profesi Tenaga Kesehatan Lainnya.
Untuk meningkatkan peran komite Tenaga Kesehatan Lainnya di RSUD
STS Tebo secara efektif dalam membantu Direktur, diperlukan program kerja
yang rinci dan efisien. Rencana kerja disusun dalam rapat kerja. Rapat kerja,
yaitu rapat yang dilaksanakan pada awal masa satu periode kerja Komite
Tenaga Kesehatan Lainnya. Penyusunan program kerja komite Tenaga
Kesehatan Lainnya diperlukan waktu dan konsentrasi tinggi, dengan
pemikiran yang menyeluruh dari setiap anggota komite Tenaga Kesehatan
Lainnya.
BAB II
LATAR BELAKANG

Dalam rangka membentuk persamaan persepsi, pemahaman, cara


pandang dan perubahan paradigma Apoteker, Asisten Apoteker, Perawat
Anastesi, Perawat Gigi, Refraksionis, Analis Kesehatan, Fisiotherapy, Rekam
Medis, Nutrisionis, Sanitarian, dan Elektromedis di RS STS Tebo maka
diperlukan adanya program kerja bagi komite Tenaga Kesehatan Lainnya di
RSUD STS Tebo. Dengan pemahaman yang sama pada seluruh Apoteker,
Asisten Apoteker, Perawat Anastesi, Perawat Gigi, Refraksionis, Analis
Kesehatan, Fisiotherapy, Rekam Medis, Nutrisionis, Sanitarian, dan
Elektromedis di RSUD STS Tebo
RSUD STS Tebo diharapkan akan mempermudah terselenggaranya
komite Tenaga Kesehatan Lainnya yang bisa membangun iklim
profesionalisme Tenaga Kesehatan Lainnya dalam rangka meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan di RSUD STS Tebo, sehingga berdampak pada
kepuasan pasien/pelanggan/pengguna RSUD STS Tebo.
BAB III
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS KEGIATAN

A. Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi komite Tenaga Kesehatan Lainnya dalam
menyelenggarakan kegiatan untuk meningkatkan profesionalisme
Apoteker, Asisten Apoteker, Perawat Anastesi, Perawat Gigi,
Refraksionis, Analis Kesehatan, Fisiotherapy, Rekam Medis, Nutrisionis,
Sanitarian, dan Elektromedis.
B. Tujuan Khusus
1. Terbentuknya persamaan pemahaman, persepsi dan cara pandang
serta paradigma dalam penyelenggaraan komite Tenaga Kesehatan
Lainnya di RSUD STS Tebo.
2. Terselenggaranya komite Tenaga Kesehatan Lainnya di RSUD STS
Tebo yang memiliki makna terhadap tata kelola klinis (clinical
governance) Tenaga Kesehatan Lainnya sesuai evidence based
melalui kegiatan kredensialing, CPD (Continuing Professional
Development), audit Tenaga Kesehatan Lainnya, pembinaan etika
dan disiplin profesi.
3. Terbentuknya iklim professional Tenaga Kesehatan Lainnya dalam
rangka meningkatkan kualitas pelayanan asuhan Tenaga
Kesehatan Lainnya di RSUD STS Tebo, sehingga berdampak pada
kepuasan terutama pada pasien Rumah Sakit.
BAB IV
KEGIATAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA

Tabel 1
Kegiatan Pokok Komite Tenaga Kesehatan Lainnya Rumah Sakit
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 Kredensial a. Menyusun draf kewenangan klinis
b. Menyusun buku putih (white
paper) yang berisi kewenangan
klinis
c. Verifikasi persyaratan kredensial
d. Melakukan tahapan kredensial
e. Membuat laporan hasil kredensial
kepada ketua komite diteruskan
ke Direktur Rumah Sakit
f. Merekomendasikan pemulihan
kewenangan klinis bagi Apoteker,
Asisten Apoteker, Perawat
Anastesi, Perawat Gigi,
Refraksionis, Analis Kesehatan,
Fisiotherapy, Rekam Medis,
Nutrisionis, Sanitarian, dan
Elektromedis dan penerbitan
sertifikasi kewenangan klinis
2 Penyusunan data dasar a. Berkoordinasi dengan bidang
profil tenaga Tenaga Penunjang dan Seksi Pelayanan
Kesehatan Lainnya dan Non Medik
kebidanan sesuai area b. Membuat data profil ketenagaan
praktik Apoteker, Asisten Apoteker,
Perawat Anastesi, Perawat Gigi,
Refraksionis, Analis Kesehatan,
Fisiotherapy, Rekam Medis,
Nutrisionis, Sanitarian, dan
Elektromedis dalam bentuk folio
3 Evaluasi pelayanan a. Memilih topik yang akan
Tenaga Kesehatan dilakukan evaluasi
Lainnya b. Menetapkan standar dan kriteria
c. Menetapkan jumlah kasus/
sample yang akan diaudit
d. Membandingkan standar/kriteria
dengan pelaksanaan pelayanan
e. Melakukan perbaikan
f. Melakukan pelaporan dan
mendokumentasikan hasil
evaluasi
4 Supervisi indikator mutu Melakukan supervisi indikator mutu
Tenaga Kesehatan Tenaga Kesehatan Lainnya.
Lainnya
5 Rapat Komite a. Mengidentifikasikan kesenjangan
kompetensi yang berasal data sub
komite kredensial sesuai
perkembangan IPTEK dan
perubahan standar profesi
b. Melakukan koordinasi dengan
bidang Tenaga Kesehatan Lainnya
dan diklat untuk program CPD
(Continuing Professional
Development)
6 Pembinaan etik dan a. Melakukan prosedur penegakan
disiplin profesi Tenaga disiplin profesi melalui supervisi
Kesehatan Lainnya Tenaga Kesehatan Lainnya.
b. Membuat keputusan dan
melakukan tindak lanjut sesuai
SPO
c. Melakukan pembinaan etik dan
disiplin profesi tenaga Tenaga
Kesehatan Lainnya
7 Pengembangan SDM Mengajukan Pelatihan Bagi Pengurus
Komite
BAB V
CARA MELAKUKAN KEGIATAN

Cara yang digunakan untuk melakukan delapan kegiatan pokok komite


Tenaga Kesehatan Lainnya RSUD STS Tebo adalah :
A. Rapat koordinasi dengan :
Bidang Penunjang dan seksi pelayanan non medis untuk penyusunan
profile tenaga Tenaga Kesehatan Lainnya dan kompetensi tenaga Tenaga
Kesehatan Lainnya sesuai area prakteknya.
B. Melaksanakan pengembangan profesional berkelanjutan dengan
melakukan :
1. Diskusi, Evaluasi pelayanan Tenaga Kesehatan Lainnya.
2. Audit Tenaga Kesehatan Lainnya.
C. Melaksanakan kegiatan pemantauan indikator mutu Tenaga Kesehatan
Lainnya, etika dan disiplin profesi melalui supervisi Tenaga Kesehatan
Lainnya
D. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
BAB VI
SASARAN

Tabel 2
Sasaran Program Kerja Komite Tenaga Kesehatan Lainnya Rumah Sakit
No Sasaran Target Penanggung Jawab Frekuensi
1 2 3 4 5
1 Kredensial 100% a. Ketua komite Tenaga 1 tahun
Kesehatan Lainnya
b. Sub komite kredensial
2 Penyusunan 100% a. Sub komite mutu 1 tahun
data dasar profesi
profil tenaga

3 Evaluasi 80% Sub komite mutu profesi 6 bulan


Pelayanan
Tenaga
Kesehatan
Lainnya
4 Supervisi 100% a. Supervisi Tenaga 1 tahun
indikator mutu Kesehatan Lainnya
Tenaga b. Ketua komite Tenaga
Kesehatan Kesehatan Lainnya
Lainnya
5 Rapat Komite 50% a. Sub komite mutu 1 tahun
profesi
b. Diklat
c. Bidang Penunjang dan
Seksi Pelayanan Non
Medik
d. Ketua komite Tenaga
Kesehatan Lainnya
6 Pembinaan etik 80% a. Sub komite etik dan 6 bulan
dan disiplin disiplin
profesi Tenaga b. Bidang Penunjang dan
Kesehatan Seksi Pelayanan Non
Lainnya Medis
c. Organisasi profesi
d. Ketua komite Tenaga
Kesehatan Lainnya
7 Pengembangan 80% Ketua komite Tenaga 1 Tahun
SDM Kesehatan Lainnya
BAB VII
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN KOMITE TENAGA KESEHATAN LAINNYA RUMAH SAKIT

Tabel 3
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Komite Tenaga Kesehatan Lainnya Rumah Sakit
Tahun 2022
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
1 Kredensial √ √ √
2 Penyusunan data dasar profil tenaga √ √
3 Evaluasi Pelayanan Tenaga Kesehatan √ √
Lainnya
4 Supervisi indikator mutu Tenaga √
Kesehatan Lainnya
5 Rapat Komite √ √
6 Pembinaan etik dan disiplin profesi Tenaga
Kesehatan Lainnya dan kebidanan

7 Pengembangan SDM √ √
BAB VII
PENUTUP

Demikian program kerja komite Tenaga Kesehatan Lainnya ini disusun


agar dapat dipergunakan dalam meningkatkan pelayanan Tenaga Kesehatan
Lainnya di RSUD Sultan Thaha Saifuddin, dan senantiasa akan dilakukan
revisi sebagai bentuk penyesuaian dengan perkembangan yang ada.

PEMERINTAH KABUPATEN TEBO

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN THAHA SAIFUDDIN


Jln.Sultan Thaha Saifuddin Km.4 Muara Tebo Telp.(0744)21727,21372, FAX.(0744) 21727
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN THAHA
SAIFUDDIN KABUPATEN TEBO
NOMOR : 445/ /KEP/DIR/X/2022

TENTANG

PEMBERLAKUAN PANDUAN KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAINNYA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN THAHA SAIFUDDIN
KABUPATEN TEBO

MENIMBANG : a. bahwa dalam penyelenggaraan panduan kredensianl tenaga kesehatan


lainnya.
b. bahwa agar penyelenggaraan panduan kredensial tenaga kesehatan
lainnya dapat melaksanakan dengan baik, perlu adanya kebijakan di
Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten
Tebo sebagai landasan penyelenggaraan panduan kredensial tenega
kesehatan lainnya.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam a dan
b, perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit
Umum Daerah Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo.
MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tenntang
Rumah Sakit.
3. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Nomor.
HK.02.04/I/2790/11 tentang Satndar Akreditasi Rumah Sakit.
4. Keputusan menteri Kesehatan RI No. 009 Tanggal 10 April 2012
tentang Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah
5. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha
Saifuddin Kabupaten Tebo Nomor. 445/06.21/KEP/DIR/IV/2018
tentang Komite Tenaga Kesehatan Lainnya.
6. Surat Tugas Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha
Saifuddin Kabupaten Tebo Nomor. 445./ ./KEP/DIR/ IV/2018
tentang Tim Adhoc untuk melakukan kredensial bagi Tenaga
Kesehatan Lainnya.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :

Pertama : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha Saifuddin
Kabupaten Tebo tentang kebijakan pemberlakuan Panduan Kredensial
Tenaga Kesehatan Lainnya di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha
Saifuddin Kabupaten Tebo.

Kedua : Memberikan Panduan Kredensial Tenaga Kesehatan Lainnya


Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari
ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Ditetapkandi MuaraTebo
PadaTanggal 5 Oktober 2022

DIREKTUR

OKTAVIENNI

KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAINNYA BAGI


TENAGA BARU
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
A
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit Direktur utama

5 Oktober 2022
RSUD SULTAN
THAHA SAIFUDDIN
KABUPATEN TEBO Dr. vienni, M.Ked.An,Sp.An
NIP : 19771001200604 2 014
SPO
PENGERTIAN Kredensial adalah proses evaluasi tahap tenaga kesehatan professional
lainyan untuk menentukan kelayakan pemberi kewenangan klinis
Kredensial tenaga kesehatan lainnya bagi tenaga baru adalah kredensial
yang dilakukan bagi tenaga kesehatan lainnya yang baru masuk ke
RSUD Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo
TUJUAN Menjamin Tenaga Kesehatan Profesional Lain kompeten dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan
kompetensi
KEBIJAKAN Semua Tenaga Kesehatan Lainnya yang akan menjalankan praktek
kesehatan harus melalui proses kredensial sebelum memperoleh surat
penugasan kerja klinis (SPKK) / clinical appointment
PROSEDUR a. Tenaga baru menjalani proses orientasi yang ditentukan oleh kepala
bagian yang membawahi instalasi
b. Setelah selesai proses magang, kepala bagian yang membawahi
instalasi melakukan Assesment Kompetensi bersama Assosor dan
Tim Mitra Bestari
c. Kepala bagian SDM mengajukan permintaan tertulis kepada komite
Tenaga Kesehatan Profesional Lain untuk melakukan kredensial
kepada tenaga baru
d. Tenaga baru mengajukan permohonan kredensial sesuai dengan
form yang telah disediakan
e. Tenaga baru mengumpulkan semua dokumen :
1) Ijazah dan transkip nilai yang sudah dilegalisir oleh institusi
pendidikan yang bersangkutan
2) Surat Tanda Registrasi (STR) atau keterangan sedang mengurus
STR yang masih berlaku
3) Surat Izin Kerja (SIK)
4) Sertifikat Kompetensi (pelatiohan, magang, dll)
5) Pengalaman kerja
f. Ketua Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lain mengajukan
permohonan kepada Sub komite kredensial melakukan kegiatan
kresensialing bersama Tim Mitra Bestari. Adapun kegiatan
kredensial adalah :
1) Kompetensi Akademis
- Kognitif
- Psikomotor
2) Kesehatan
- Kompetensi Fisik
- Kesehatan Mental/Perilaku
g. Sub Komite Kredensial bersama Tim Mitra Bestai menetapkan
kompetensi dan rincian kewenangan klinis (clinical previlage)
h. Sub Komite Kredensial merekomendasikan hasil kredensial kepada
Ketua Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lain
i. Ketua Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lain memberikan
rekomendasi kepada Direktur Utama untuk diterbitkan Surat
Penugasan Kerja Klinik (SPKK) / clinical appointment berdasarkan
rincian kewenangan klinis / clinical privilege
j. Tenaga baru melaksanakan tugas berdasarkan Surat Penugasan
Kerja Klinis (SPKK)
UNIT TERKAIT Kepala bagian yang membawahi instalasi, Bagian SDM, Asesor,
Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lain

RE-KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAINNYA BAGI


TENAGA BARU
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
A
Ditetapkan oleh,
Tanggal Terbit Direktur utama
RSUD SULTAN
THAHA SAIFUDDIN
5 Oktober 2022
KABUPATEN TEBO

Dr. vienni, M.Ked.An,Sp.An


NIP : 19771001200604 2 014
SPO
PENGERTIAN Re-kerdensial adalah Proses Re-evoluasi terhadap tenaga kesehatan
lainnya yang telah memiliki kewengangan klinis untuk menentukan
kelayakan pemberian kewenang klinis tersebut kelayakan pemberi
kewenangan klinis Tersebut
Re-kredensial dilakukan kepada seluruh tenaga kesehatan lainnya yang
sudah habis masa berlaku kewengan klinis Sebelumnya yang sudah
bekerja di RSUD Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo
TUJUAN Menjamin Tenaga Kesehatan Lainnya bekompeten dalam memberikan
pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan kompetensi
KEBIJAKAN Semua Tenaga Kesehatan Lainnya yang akan menjalankan praktek
kesehatan harus melalui proses kredensial sebelum memperoleh surat
penugasan kerja klinis (SPKK) / clinical appointment
PROSEDUR k. Tenga Kesehatan yang sudah habis Masa Berlaku kewenagan klinis
wajib Melukan Proses Re-Kerdensial
l. Tenaga Kesehatan yang sudah habis Masa berlaku Kewenangan
Klinisnya mengajukan permohonan Re-kredensial sesuai dengan
form yang telah disediakan
m. Tenaga Kesehatan yang sudah habis masa beerlaku kewenagan
klinisnya mengumpulkan semua dokumen :
6) Ijazah dan transkip nilai yang sudah dilegalisir oleh institusi
pendidikan yang bersangkutan
7) Surat Tanda Registrasi (STR) atau keterangan sedang mengurus
STR yang masih berlaku
8) Surat Izin Kerja (SIK)
9) Sertifikat Kompetensi (pelatiohan, magang, dll)
10) Pengalaman kerja
n. Ketua Komite Tenaga Kesehatan Lainnya mengajukan permohonan
kepada Sub komite kredensial melakukan kegiatan Re-kresensialing
bersama Tim Mitra Bestari. Adapun kegiatan kredensial adalah :
3) Kompetensi Akademis
- Kognitif
- Psikomotor
4) Kesehatan
- Kompetensi Fisik
- Kesehatan Mental/Perilaku
o. Sub Komite Kredensial bersama Tim Mitra Bestai menetapkan
kompetensi dan rincian kewenangan klinis (clinical previlage)
p. Sub Komite Kredensial merekomendasikan hasil kredensial kepada
Ketua Komite Tenaga Kesehatan Lainnya
q. Ketua Komite Tenaga Kesehatan Lainnya memberikan rekomendasi
kepada Direktur Utama untuk diterbitkan Surat Penugasan Kerja
Klinik (SPKK) / clinical appointment berdasarkan rincian
kewenangan klinis / clinical privilege
r. Tenaga Kesehatan yang sudah habis masa berlaku kewenangan
klinisnya dapat melaksanakan kembali tugasnya berdasarkan Surat
Penugasan Kerja Klinis (SPKK)
UNIT TERKAIT Kepala bagian yang membawahi instalasi, Bagian SDM, Asesor,
Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lain

BAB I
DEFENISI
A. LATAR BELAKANG
Untuk mendapatkan tenaga kesehatan yang bermutu dan berkualitas, institusi rumah
sakit seharusnya membuat sistem mulai dari proses masuk tenaga kesehatan, karena setiap
tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit harus melakukan pekerjaan sesuai dengan
standar yang berlaku di rumah sakit. Hal ini sesuai dengan UU no.44 / 2009 pasal 13 yang
menyatakan bahwa setiap tenaga kesehatan yang bekerja di rumah sakit harus bekerja
sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan rumah sakit, standar prosedur operasional
yang berlaku, etika profesi, menghormati hak pasien dan mengutamakan keselamatan
pasien.
Salah satu faktor penting dalam keselamatan pasien adalah kewenangan klinis tenaga
kesehtan karena pada hakikatnya seseorang tidak mungkin menguasai semua bidang.
Dalam hal tenaga kesehatan yang kurang kompeten dalam melakukan tindakan profesinya
karena sebab apapun, belum ada mekanisme yang mencegah tenaga kesehatan untuk
melakukan tindakan profesinya di rumah sakit. Pada akhirnya ini meningkatkan resiko
terjadinya kecelakaan atau kejadian tidak diharapkan pada pasien.
Demi menjaga keselamatan pasien dari kesalahan tenaga kesehatan lainnya yang
kurang kompeten , rumah sakit perlu mengambil langkah-langkah pengamanan dengan cara
pemberian kewenangan klinis mealui proses kredensial. Proses kredensial merupakan upaya
untuk melindungi, mencegah kejadian yang tidak diharapkan karena inkompetensi dari
tenaga kesehatan lainnya.
Pemilihan proses tindak lanjut dari prose kredensial, diharapkan dapatkan tenaga-
tenaga kesehatan yang profesional dan berkualitas baik yang bekerja di Unit-unit Rumah
Sakit Trikora Salakansesusai dengan keahlian tertentu sesuai kewenangannya, sehingga
akan meningkatkan kualitas tenaga dan mutu pelayanan kepada pelanggan dengan
mengedepankan patiensafety.Hal ini akan berdampak secara langsung ataupu tidak
langsung, keselamatan pasien maupun keselamatan tenaga kesehatannya termasuk di
dalamnya adalah tenaga kesehatan lainnya.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pedoman kredensial profesi tenaga kesehatan lainnya di Rumah Sakit Umum
Daerah Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo dibuat dengan tujuan umum untuk
melindungi keselamatan pasien melalui mekanisme kredensial masing-masing profesi di
tenaga kesehatan lainnya di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha Saifuddin
Kabupaten Tebo.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan pedoman mekanisme kredensial dan re-kredensial bagi petugas-
petugas tenaga kesehatan lainnya di Rumah Sakit Umum Daerah Trikora Salakan.

b. Memberikan pedoman bagi tim tenaga kesehatan lainnya untuk menyusun jenis
kewenangan klinis ( klinikal privilege ) bagi setiap tenaga profesi tenaga kesehatan
lainnya di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo.
c. Memberikan pedoman bagi jajaran manajemen lainnya untuk melakukan tindakan
Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo.
d. Meningkatkan profesionalisme dan akuntabilitas tenaga kesehatan lainnya di
institusi fasilitas pelayanan kesehatan.
BAB II
RUANG LINGKUP
A. KREDENSIAL PROFESI TENAGA KESEHATAN LAINNYA
1. DefenisiKredensial
Kredensial merupakan proses mencari, menemukan dan menarik profesi tenaga
kesehatan lainnya untuk ditugaskan atau dipekerjakan oleh suatu institusi rumah sakit
sebagai langkah awal calon tenaga kesehatan lainnya menduduki suatu pekerjaan.
Adapun profesi tenaga kesehatan lainnya yang akan di kredensial adalah sebagai
berikut:
a. Fisioterapi
b. Radiologi
c. Gizi
d. Rekam Medik
e. Laboratorium
f. Farmasi
g. Sanitarian
h. Teknik Elektro
i. Perawat Gigi
j. Perawat Anestesi

2. Proses Kredensial
Suatu proses evaluasi oleh rumah sakit terhadap tenaga kesehatan lainnya untuk
menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi kewenangan klinis menjalankan
tindakan sesuai profesinya dalam lingkungan rumah sakit tersebut untuk suatu periode
tertentu.
Proses kredensial di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha Saifuddin
Kabupaten Tebo adalah suatu proses evaluasi terhadap tenaga kesehatan untuk
menentukan apakah yang bersangkutan layak diberi kewenangan klinis menjalankan
tindakan sesuai profesinya dalam lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha
Saifuddin Kabupaten Tebo untuk suatu periode tertentu.
3. Proses Re-Kredensiall
Proses re-evaluasi oleh suatu rumah sakit terhadap profesi kesehatan yang telah
bekerja dan memiliki kewenangan klinis di rumah sakit untuk menentukan apakah yang
bersangkutan masih layak diberi kewenangan klinis tersebut untuk periode tertentu.
Proses re-evaluasi di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha Saifuddin
Kabupaten Tebo terhadap profesi tenaga kesehatan yang telah bekerja dan memiliki
kewenangan klinis di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten
Tebo untuk menentukan apakah yang bersangkutan masih layak diberi kewenangan
klinis tersebut.
4. Tahapan Proses Kredensial
Seorang yang termasuk dalam tenaga kesehatan mengajukan permohonan untuk
memperoleh kewenangan klinis dengan metode self asesment; sub komite kredensial
mengkaji dan memberikan rekomendasi tindakan sesuai profesinya yang diajukan oleh
pemohon selanjutnya Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha
Saifuddin Kabupaten Tebo menerbitkan surat penugasan.

5. Kewenangan Klinis
Lingkup praktik bagi tenaga kesehatan yang spesifik, serta ditetapkan melalui
proseskredensialingberdasarkan pendidikan / pelatihan, pengalaman dan keberhasilan
yang telah dibuktikan dalam waktu yang cukup lama / terus menerus.
6. Surat Penugasan
Adalah surat yang diterbitkan oleh Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah
Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo kepada seorang profesi tenaga kesehatan
untuk melakukan tindakan di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha Saifuddin
Kabupaten Tebo berdasarkan daftar kewenangan klinis yang telah ditetapkan baginya.
7. Tim Kredensial
Adalah sekelompok orang dengan reputasi tinggi yang memiliki kesamaan
profesi dan atau dianggap dapat menilai kompetensi untuk melakukan tindakan
profesinya. Tim Kredensial adalah sekelompok orang yang ditunjuk dan diberi tugas
untuk dapat menilai kompetensi profesinya yang di tuangkan dalam bentuk Surat
Keputusan Direktur Utama.

B. KONSEP DASAR KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN LAINNYA DI RUMAH


SAKIT UMUM DAERAH SULTAN THAHA SAIFUDDIN KABUPATEN TEBO
Salah satu upaya Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten
Tebo dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk menjaga keselamatan
pasiennya adalah dengan menjaga standar profesi dan kompetensi para tenaga kesehatan
dalam menjalankan tugas dan kewenangannya. Upaya ini dilakukan dengan cara mengatur
agar setiap tindakan yang dilakukan terhadap pasien hanya dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang kompeten.
Walaupun seorang tenaga kesehatan telah senior, maka rumah sakit wajib
melakukan verifikasi dalam kompetensi seseorang untuk melakukan tindakan profesinya
dalam lingkup spesialis tersebut, hal ini dikenal dengan proses credentialing.
Proses credentialing ini dilakukan dengan dua alasan utama. Alasan yang pertama, banyak
faktor yang mempengaruhi kompetensi setelah sesorang mendapat brevet spesialis dari
kolegium. Perkembangan ilmu dan teknologi berkembang pesat sehingga kompetensi yang
diperoleh saat brevet diterima sudah kadaluarsa, bahkan biasa dianggap sebagai tindakan
yang tidak aman bagi pasien. Alasan kedua, keadaan kesehatan sesorang dapat menurun
akibat penyakit tertentu atau bertambahnya usia sehingga mengurangi keselamatan tindakan
terhadap pasien.
Setelah seseorang dinyatakan kompetensi melalui proses kredensial, di rumah sakit
menerbitkan suatu izin bagi yang bersangkutan untuk melakukan serangkaian tindakan-
ttindakan tertentu di rumah sakit tersebut, hal ini dikenal sebagai kewenangan klinis
(clinikal privilege). Tanpa adanya kewenangan klinis tersebut seoarang yang termasuk
dalam tenaga kesehatan belum diperkenankan melakukan tindakan.Luasnya kewenangan
klinis tersebut antara satu kesehatan dengan tenaga kesehatan yang lain dapat saja berbeda
walaupun mempunyai jenjang lulusan yang sama. Dalam hal tindakan yang dapat
membahayakan pasien maka kewenangan klinis dapat saja dicabut sehingga tidak
diperkenankan untuk melakukan tindakan tersebut. Pencabutan ini dilakukan melalui
prosedur tertentu yang melibatkan komite kredensial masing-masing profesi.

BAB III
TATA LAKSANA

Tim kredensial yang ada pada tenaga kesehatan lainnya berperan penting dalam mekanisme
kredensial profesi di rumah sakit, karena tugas utama tim adalah menjaga profesionalisme tenaga
kesehatan dan melindungi pasien rumah sakit untuk hal-hal yang berkaitan dengan tindakan yang
dilakukan.
A. TUGAS UTAMA TIM KREDENSIAL
Tiga tugas utama tim kredensialadalah :
a. Rekomendasi pemberian izin untuk melakukan tindakan ( Entering to the pefession )
b. Memelihara kompetensi dan perilaku profesi ( Maintainingprofesionalism )
Sub komite mutu profesi melalui audit tenaga kesehatan lainnya sesuai profesi
masing-masing dan pengembangan profesi berkelanjutan ( Continuing profesional
development )
c. Merekomendasikan penanggungan kewenangan klinis tertentu hingga pencabutan izin
melakukan tindakan / pekerjaan (Expelling from the profession )
Sub komite eti dan disiplin profesi.
B. TAHAPAN PROSES KREDENSIAL
Tahapan proses kredensialadalah :
1. Profesi tenaga kesehatan mengajukan permohonan untuk memeperoleh kewenangan
klinis dengan metode self assesment. Profesi tenga kesehatan mengisi formulir yang
isinya daftar tindakan ataau kompetensi yang akan diuji sesuai bidang aslinya. Profesi
tenaga kesehatan memilih kompetensi yang tertera dalam formulir dengan mencontreng
dan menyerahkan dokumen yang dipersyaratkan.

Syarat-syarat tersebut di antaranya syarat administrasi, meliputi :


a. Luluasan D III, DIV / S I / Profesi dan spesialis
b. Memiliki STR
c. Memiliki SIP/SIK
d. Memiliki sertifikat kompetensi ( jika sudah ada )
e. Sehat jasmani dan rohani
Setelah persyaratan lengkap rumah sakit menyerahkan kepada tim kredensial komite
nakes.
2. Rumah sakit menugaskan komite nakes lainnya dalam hal ini Tim
kredensial( Timadhoc ) untuk menyiapkan kredensial yang merupakan tim yang ditunjuk
oleh Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo. Tim
kredensial( Timadhoc ) mengkaji dan memberikan rekomendasi tindakan Profesi tenaga
kesehatan yang diajukan oleh pemohon. Berdasarkan core kompetensi Profesi tenaga
kesehatan lainnya yang terdiri dari :
a. Kemampuan menganalisis ilmu sebagai dasar praktik
b. Kemampuan menganalisis kebutuhan pasien / klien
c. Kemampuan merumuskan diagnosa
d. Kemampuan merencanakan tindakan
e. Kemampuan melakukan intervensi
f. Kemampuan melakukan evaluasi da re-evaluasi

g. Kemampuan berkomunikasi dan berkoordinasi yang efisien dan efektif


h. Kemampuan melakukan pendidikan ( edukasi pasien / klien )
i. Kemampuan menerapkan prinsip-prinsip manajemen dalam praktik
j. Kemampuan melaksanakan penelitian
k. Kemampuan melakukan tanggung jawab da tanggung gugat praktik masing-masing
profesi tenaga kesehatn lainnya.

3. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo
menerbitkan surat penugasan.
Direktur Utama rumah sakit menerbitkan surat penugasan klinis kepada pemohon
berdasarkan rekomendasi tersebut. Surat penugasan tersebut memuat sejumlah daftar
kewenangan klinis untuk melakukan tindakan. Setiap tenaga kesehatan lainnya dapat
saja memeiliki kewenangan klinis yang berbeda di antara satu dengan yang lainnya.
C. BERAKHIRNYA KEWENANGAN KLINIS
Kewenangan klinis akan berakhir bila surat penugasan habis masa berlakunya atau
dicabut Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo.
Surat penugasan untuk setiap tenaga kesehatan memiliki masa berlaku untuk periode tertentu,
misalnya tiga tahun. Pada akhir masa berlakunya surat penugasan tersebut rumah sakit harus
melaksanakan re kredensial terhadap tenaga kesehatan yang bersangkutan. Proses
rekredensial ini lebih sederhana dibandingkan dengan proses kredensial awal sebagaimana
diuraikan di atas.
Surat penugasan dapat berakhir setiap saat bila seorang tenaga kesehatan tersebut
dinyatakan tidak kompeten untuk melakukan tindakan tertentu. Walaupun seorang tenaga
kesehatan yang bersangkutan sebelumnya telah memperoleh kewenangan untuk melakukan
tindakan tertentu, namun kewenangan tersebut dapat dicabut berdasarkan pertimbangan
tertentu. Atau bisa jadi kewenangan dicabut karena dapat terjadi kecelakaan yang diduga
karena inkompetensi atau karena tindakan disiplin dari komite medik / nakes lainnya. Namun
demikian kewenangan klinis dapat diberikan kembali setelah yang bersangkutan pulih
kembali dan direkomendasikan kembali oleh komite nakes lainnya setelah melalui
pembinaan.
Mekanisme kredensial dan rekredensial bagi tenaga kesehatan di rumah sakit adalah
tanggung jawab tim kredensial tenaga kesehatan yang telah ditugaskan oleh Direktur Utama
Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo.

Pada proses kredensial dilakukan oleh tim kredensial dengan melakukan serangkaian
kegiatan berupa proses permohonan kebutuhan setiap profesi pada tenaga kesehatan. Tim
kredensial tenaga kesehatan melakukan proses kredensialmelalui uji tulis dan wawancara
pada waktu tertentu. Pada akhir proses kredensialtimkredensial tenaga kesehatan
memberikan rekomendasi kepada jajaran direksi terkait.
Pada proses re-kredensial dilakukan oleh tim kredensial tenaga kesehatan dengan
melakukan serangkaian kegiatan orientasi tenaga baru, on the job training di unit kerja
melalui proses bimbingan preceptorship dan selanjutnya ada proses evaluasi yang dilakukan
oleh manajerial di unit kerja yang bersangkutan. Hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai data
untuk memberikan rekomendasi untuk diterima atau tidak sebagai tenaga tetap di lingkungan
rumah sakit.

BAB IV
DOKUMENTASI

Dengan adanya pengaturanmekanisme kredensial tenaga kesehatan di Rumah Sakit oleh


tim kredensial / komite tenaga kesehatan lainnya diharapkan dapat :
1. Menjalankan tata kelolah klinik yang baik
2. Mendukung Rumah Sakit dan tenaga kesehatan lainnya agar dapat terhindar atau
meminimalis tuntutan pasien
3. Menjaga mutu pelayanan tenaga kesehatan lainnya
4. Menjaga disiplin tenega kesehatan khususnya kepatuhan mengikuti kebijakan, standar
dan SPO
5. Merinci dan menjaga kompetensi tenaga kesehatan lainnya.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Lampiran 1 : Form Pengajuan Kredensial
Lampiran 2 : Rincian Kewenangan Klinis Profesi Tenaga Kesehatan Lainnya
Lampiran 3 : Contoh Surat Penugasan Klinis

Lampiran 1 : Form pengajuan kredensial

RINCIAN KEWENANGAN KLINIS TENAGA KESEHATAN

Identitas :
Nama :
Unit Kerja : ..........................................................
Pendidikan Formal ........................................................... ( diisi dengan tempat pendidikan tenaga
kesehatan lainnya )

Pernyataan
Saya menyatakan bahwa saya kompeten untuk memberikan asuhan .......................... dengan
prosedur teknis seperti tercantum dibawah ini dengan bagian dari kewenangan klinis ( clinical
privilege ) berdasarkan status kesehatan saat ini. Pendidikan dan pelatihan yang telah saya jalani
serta pengalaman yang saya miliki.

Kode pengisian kewenangan klinik

Kode untuk .............................. Kode untuk Mitra bestari


( Penilaian mandiri untuk tenaga kesehatan ) ( sebagai rekomendasi )
Nilai M :Mandiri Nilai M: Disetujui berwenang penuh
Nilai DS :DalmSupervisi Nilai DS : Disetujui dibawah supervisi
Nilai X : belum berkompeten Nilai X : Tidak disetujui karena belum kompeten

Muara Tebo , ......................................2022

( ........................................................... )

DAFTAR TIM KREDENSIAL / MITRA BESTARI

N
NAMA SPESIALIS TANDA TANGAN
O

REKOMENDASI TIM KREDENSIAL

DISETUJUI

KOMPETEN TIDAK DISETUJUI


DENGAN SUPERVISI
(Berwenang Penuh )

Tanggal :

Catatan :
Mengetahui Ka. Sub Komite Kredensial
Ketua Komite Tenaga Kesehatan Lainnya

( ................................... ) ( .......................................... )

Lampiran 2 : Contoh surat Penugasan Klinis


Nomor :
Perihal : PermohonanSuratPenugasan
KlinisdanRincianKewenanganKlinis
Lampiran : 1 (satu) Berkas

KepadaYth,
DirekturRumah Sakit AvecienaMedika
Di tempat

Denganhormat,
Setelah Sub KomiteKredensial melakukan kredensialberdasarkanrekomendasi
Dari Asessor, makadenganini kami merekomendasikan:

Nama :
Keahlianprofesi :

Dapatdiberikansuratpenugasanklinisdanrinciankewenanganklinis (terlampir).
UntukitudiusulkankepadaDirekturRumahSakit Umum Daerah SulatanThaha Saifuddin Kabupaten
Tebountukdapatmemprosessuratpenugasanklinis.

Demikiansuratini kami sampaikan, atasperhatianyadiucapkanterimakasih.

Muara Tobo…………2018
KetuaKomiteTenagaKesehatanLainnya

KREDENSIAL TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL


RSUD SULTAN LAIN BAGI TENAGA BARU
THAHA No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
SAIFUDDIN A
KABUPATEN Ditetapkan oleh,
TEBO Tanggal Terbit Direktur utama

Dr. OktavienniM.Ked.An,Sp.An
SPO NIP : 19771001200604 2 014
PENGERTIAN Kredensial adalah proses evaluasi tahap tenaga kesehatan professional
lain untuk menentukan kelayakan pemberi kewenangan klinis
Kredensial tenaga kesehatan professional lain bagi tenaga baru adalah
kredensial yang dilakukan bagi tenaga kesehatan professional lain yang
baru maduk ke RSUD Sultan Thaha Saifuddin Kabupaten Tebo
TUJUAN Menjamin Tenaga Kesehatan Profesional Lain kompeten dalam
memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan
kompetensi
KEBIJAKAN Semua Tenaga Kesehatan Profesional Lain yang akan menjalankan
praktek kesehatan harus melalui proses kredensial sebelum memperoleh
surat penugasan kerja klinis (SPKK) / clinical appointment
PROSEDUR s. Tenaga baru menjalani proses orientasi yang ditentukan oleh kepala
bagian yang membawahi instalasi
t. Setelah selesai proses magang, kepala bagian yang membawahi
instalasi melakukan Assesment Kompetensi bersama Assosor dan
Tim Kerdensial
u. Kepala bagian Penunjang Medis mengajukan permintaan tertulis
kepada komite Tenaga Kesehatan Profesional Lain untuk melakukan
kredensial kepada tenaga baru
v. Tenaga baru mengajukan permohonan kredensial sesuai dengan form
yang telah disediakan
w. Tenaga baru mengumpulkan semua dokumen :
11) Ijazah dan transkip nilai yang sudah dilegalisir oleh institusi
pendidikan yang bersangkutan
12) Surat Tanda Registrasi (STR) atau keterangan sedang mengurus
STR yang masih berlaku
13) Surat Izin Kerja (SIK)
14) Pas Foto 4 * 6 sebanyak 3 lembar
15) Sertifikat Kompetensi (pelatiohan, magang, dll)
16) Pengalaman kerja
x. Ketua Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lain mengajukan
permohonan kepada Sub komite kredensial melakukan kegiatan
kresensialing bersama Tim Kredensial Adapun kegiatan
kredensialadalah :
5) Kompetensi Akademis
- Kognitif
- Psikomotor

6) Kesehatan
- Kompetensi Fisik
- Kesehatan Mental/Perilaku
y. Sub Komite Kredensial bersama Tim Kredensial menetapkan
kompetensi dan rincian kewenangan klinis (clinical previlage)
z. Sub Komite Kredensial merekomendasikan hasil kredensial kepada
Ketua Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lain
aa. Ketua Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lain memberikan
rekomendasi kepada Direktur Utama untuk diterbitkan Surat
Penugasan Kerja Klinik (SPKK) / clinical appointment berdasarkan
rincian kewenangan klinis / clinical privilege
bb. Tenaga baru melaksanakan tugas berdasarkan Surat Penugasan
Kerja Klinis (SPKK)
UNIT TERKAIT Kepala bagian yang membawahi instalasi, Kepala Bagian Penunjang
Medis, Asesor, Komite Tenaga Kesehatan Profesional Lain
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN THAHA SAIFUDDIN
KABUPATEN TEBO
Nomor : 07.18/KEP/DIR/I/2022

TENTANG
PANDUAN ETIK TENAGA KESEHATAN LAINNYA
RSUD SULTAN THAHA SAIFUDDIN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


SULTAN THAHA SAIFUDDIN KABUPATEN TEBO

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan


rumah sakit, maka diperlukan Tenaga kesehatan yang
profesional;
b. bahwa agar terlaksana dengan baik, perlu adanya
kebijakan tentang Panduan Mutu Tenaga Kesehatan
Lainnya di RSUD Sultan Thaha Saifuddin;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam a dan b perlu ditetapkan dengan
keputusan direktur RSUD Sultan Thaha Saifuddin
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo,
Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung
Timur (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 182,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3903); Sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 14 tahun
2000 tentang perubahan Undang-Undang Nomor 54
Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten
Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi
dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara
Tahun 1999 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3969);
2. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 144, tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5063);

3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah


Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5072);
4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5494);
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
6. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5607);
7. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Hubungan
Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2022 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6757);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 57,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6659);
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017
tentang Keselamatan Pasien (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 308);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2018
tentang Badan Layanan Umum Daerah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1213);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Tebo Nomor 12 Tahun
2003 tentang Pembentukan Rumah Sakit Umum Daerah
Sultan Thaha Saifuddin (Lembaran Daerah Kabupaten
Tebo Tahun 2003 Nomor 12);
12. Peraturan Bupati Tebo Nomor 19 Tahun 2022 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Daerah Sultan
Thaha Saifuddin (Berita Daerah Kabupaten Tebo Tahun
2022 Nomor 19).

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PANDUAN ETIK TENAGA KESEHATAN LAINNYA DI RSUD

SULTAN THAHA SAIFUDDIN


Pertama : Panduan ini digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan

kegiatan etik untuk Tenaga Kesehatan Lainnya di RSUD


Sultan Thaha Saifuddin
Kedua : Perubahan panduan harus dibahas sekurang - kurangnya

setiap 2 (dua) tahun sekali dan apabila diperlukan, sewaktu-


waktu akan dilakukan perubahan sesuai dengan
perkembangan yang ada.
Ketiga : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan

ketentuan akan diubah dan dibetulkan sebagaimana


mestinya apabila ternyata terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini.

Ditetapkan di : Muara Tebo


Pada tanggal : 04 Januari 2022
DIREKTUR,

OKTAVIENNI
PANDUAN ETIK
TENAGA KESEHATAN LAINNYA

RSUD SULTAN THAHA SAIFUDDIN


KABUPATEN TEBO
LEMBAR PENGESAHAN

Panduan Etik Profesi Tenaga Kesehatan Lainnya RSUD Sultan Thaha


Saifuddin ini telah diperiksa dan ditetapkan oleh direktur RSUD Sultan
Thaha Saifuddin, pada tanggal 02 September 2017 di RSUD Sultan Thaha
Saifuddin Kabupaten Tebo.

Ditetapkan,
Direktur RSUD Sultan Thaha Saifuddin

dr. OKTAVIENNI, M.Ked.An., Sp.An


NIP. 19771001 200604 2 014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala nikmat dan anugerah yang telah diberikan kepada penyusun,
sehingga Panduan Etik Tenaga Kesehatan Lainnya RSUD Sultan Thaha
Saifuddin ini dapat selesai disusun. Tidak lupa penyusun menyampaikan
terimakasih sebesar-besarnya atas bantuan semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan Panduan ini.
Panduan ini masih ini akan ditinjau secara berkala dan berkelanjutan
untuk disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan pelayanan
kesehatan yang ada. Akhirnya disampaikan terimakasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan sehingga penerbitan Buku Panduan
Etik Tenaga Kesehatan Lainnya ini dapat terlaksana. Panduan ini tidak
terlepas dari adanya kekurangan dan kelemahan. Adanya masukan dari
para pengguna buku ini sangat bermanfaat bagi untuk perbaikan
selanjutnya.

Muara Tebo, 02 September 2017


Penyusun
Komite Tenaga Kesehatan Lainnya
DAFTAR ISI

BAB I DEFINISI ........................................................................................ 1


BAB II RUANG LINGKUP ............................................................................
BAB III TATA LAKSANA...............................................................................
BAB IV DOKUMENTASI ..............................................................................
BAB I
DEFINISI

A. PENGERTIAN
Dalam rangka menjamin kualitas pelayanan di fasilitas kesehatan
RSUD Sultan Thaha Saifuddin, tidak terlepas dari peran tenaga
profesional lainnya yang sebagai pemberi pelayanan juga harus memiliki
kompetensi, etik dan kepekaan terhadap budaya kerja. Penerapaan
mutu dan etik profesi Tenaga Kesehatan Lainnya harus selalu
ditingkatkan melalui program pengembangan profesional berkelanjutan
yang disusun secara sistematis, terarah dan terpola/terstruktur.
Mutu dan pelaksanaan etik profesi Tenaga Kesehatan Lainnya
harus selalu ditingkatkan secara terus menerus sesuai perkembangan
masalah kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan
standar profesi, standar pelayanan serta hasil - hasil penelitian terbaru.
Kemampuan dan keinginan untuk meningkatkan mutu dan etik profesi
Tenaga Kesehatan Lainnya di rumah sakit terkadang masih belum
maksimal dikarenakan tidak semua Tenaga Kesehatan Lainnya terbiasa
melatih berpikir kritis dan reflektif, beban kerja berat sehingga tidak
memiliki waktu, fasilitas - sarana terbatas, belum berkembangnya
sistem pendidikan berkelanjutan bagi Tenaga Kesehatan Lainnya.
Tenaga kesehatan profesional lain adalah tenaga kesehatan
profesional non medis dan non keperawatan yang sudah diterima
sebagai mitra kerja RSUD Sultan Thaha Saifuddin serta memiliki
pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan serta mempunyai
kewenagan untuk melakukan pelayanan penunjang dalam upaya
kesehatan. Tenaga kesehatan profesional lain yang dimaksud adalah :
1. Tenaga kefarmasian : apoteker dan tenaga teknis kefarmasian
2. Tenaga Gizi
3. Tenaga keterapian fisik : Fisioterapi, terapi wicara , terapi okupasi
4. Tenaga keteknisian medis : Teknisi elektromedis
5. Tenaga teknik biomedikan : Radiografer dan analis kesehatan,
elektromedik
6. Tenaga perekam medis dan informasi kesehatan
7. Tenaga kesehatan lingkungan
Setiap tenaga kesehatan lainnya harus memiliki disiplin profesi
yang tinggi dalam memberikan asuhan penunjang medis dengan
menerapkan standar pelayanan, prosedur operasional serta menerapkan
etika profesi dalam praktiknya. Profesialisme tenaga kesehatan lainnya
dapat ditingkatkan dengan melakukan pembinaan dan penegakan
disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam kehidupan profesi.
Penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu
dilakukan secara terencana, terarah dan dengan semangat yang tinggi
sehingga pelayanan penunjang medis yang diberikan benar-benar
menjamin pasien akan aman dan mendapat kepuasan. Melatar
belakangi hal tersebut maka penerapan disiplin etik Tenaga Kesehatan
Lainnya perlu diatur dalam aturan dan kebijakan-kebijakan RSUD
Sultan Thaha Saifuddin, salah satunya dalam bentuk Panduan Etik
Tenaga Kesehatan Lainnya.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai panduan etik profesi tenaga kesehatan lainnya yang
berorientasi kepada keselamatan pasien sesuai kewenangannya di
pelayanan penunjang medik dan tenaga non medis RSUD Sultan
Thaha Saifuddin.
2. Tujuan Khusus
a. Melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga
kesehatan lainnya yang tidak layak.
b. Memelihara dan meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan
lainnya serta tenaga non medis.

C. TUGAS DAN KEWENANGAN SUB KOMITE ETIK TENAGA KESEHATAN


LAINNYA DAN NON MEDIS
1. Melakukan penegakkan disiplin profesi tenaga kesehatan lainnya dan
tenaga non medis.
2. Memberikan nasehat pertimbangan dalam mengambil keputusan etis
dalam asuhan penunjang medis.
3. Melakukan audit pelanggaran disiplin terkait etik profesional lainnya
4. Membantu menyelesaikan masalah - masalah pelanggaran disiplin
dan masalah - masalah etik dalam pelayanan asuhan penunjang
medis serta melakukan pembinaan etika tenaga kesehatan lainnya.
D. BATASAN OPERASIONAL
1. Etika adalah kebiasaan hidup yang baik,tata cara hidup yang
baik,baik pada diri seseorang maupun masyarakat.

2. Disiplin profesi adalah hal-hal yang mencangkup unsur-unsur


ketaatan, kesetiaan, kesungguhan dalam menjalankan tugas dan
kesanggupan berkorban, dalam arti mengorbankan kepentingan
pribadi dan golongannya untuk kepentingan negara dan masyarakat,
sesuai dengan profesi yang melekat pada dirinya.
3. Disiplin Etik Profesi adalah Etik Tenaga Non Medis dan Tenaga
Kesehatan Lainnya adalah suatu rangkuman nilai dan norma yang
dipakai sebagai pedoman operasional untuk melaksanakan pelayanan
sesuai profesinya baik yang berhubungan dengan pasien, keluarga,
masyarakat maupun terhadap teman sejawat dan diri sendiri.
4. Kode Etik Tenaga Non Medis dan Tenaga Kesehatan Lainnya
5. Kode etik Tenaga Non Medis dan Tenaga Kesehatan Lainnya adalah
pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman
perilaku yang menjadi kerangka kerja dalam membuat keputusan.
Kode etik juga memberikan pemahaman kepada tenaga non medis
dan Tenaga Kesehatan Lainnya untuk melakukan prosedur dan
tindakan dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sesuai
etika, moral dan akan menghindarkan dari tindakan kelalaian yang
akan menyababkan pasien tidak nyaman atau bahkan menyebabkan
nyawa pasien terancam.
6. Pelanggaran Disiplin Etik Profesi adalah setiap bentuk tindakan atau
perilaku yang dilakukan oleh setiap Tenaga Kesehatan Lainnya
berkaitan dengan disiplin dan etik profesi masing – masing.

E. ETIK TENAGA KESEHATAN PROFESIONAL LAIN


1. Etik Dalam Berpakaian Kerja bagi tenaga fungsional maupun
struktural, antara lain :
a. Pakaian sesuai ketentuan Rumah Sakit lengkap dengan tanda
pengenal
b. Memakai sepatu tidak dengan hak tinggi dan tidak memakai
sepatu yang menimbulkan suara keras serta tidak menggunakan
sepatu bermodel crocs
c. Kuku tangan pendek dan tidak diperkenankan memakai kutek
baik henna maupun lainnya
d. Tidak memakai perhiasan baik cincin maupun gelang (emas
maupun tidak emas)
e. Rambut pendek tidak gondrong.
f. Kuku pendek

2. Etik dalam Menjalankan Tugas bagi Tenaga Kesehatan Lainnya


antara lain :
a. Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
b. Senyum, Salam, Sapa, Sopan dan Santun (5S)
c. Memperhatikan keluhan pasien dan keluarga pasien
d. Memberikan informasi yang jelas dan lengkap yang dapat diterima
oleh pasien maupun keluarga pasien.
e. Menampilkan sikap sopan, ramah dan sabar dalam berinteraksi
f. Menjaga kehormatan dan privasi pasien
g. Mejaga keamanan dan kenyamanan pasien
h. Tidak bersenda gurau
i. Mendengarkan keluhan pasien maupun keluarganya.
j. Menampilkan sikap sopan, ramah dan lugas dalam beriteraksi
k. Cekatan, Inisiatif dan Ulet
l. Mahir dalam mengambil tindakan pelayanan sesuai kebutuhan
pasien
m. Memperhatikan keluhan pasien dan keluhan keluarga pasien
n. Memberikan informasi yang jelas dan lengkap, dapat diterima oleh
pasien dan keluarga pasien
o. Memakai bahasa yang mudah dimengerti oleh pasien dan
keluarga pasien
p. Tidak membedakan suku, bangsa, agama, status sosial ekonomi
dan budaya.
q. Memberikan/ menunjukkan sikap empati dan simpati
r. Mencegah infeksi nosokomial
3. Etik Dalam Pergaulan Tenaga Kesehatan Lainnya dengan Sesama
Mitra Kerja
a. Menghormati yang senior
b. Menghargai yang junior
c. Jangan menjelekkan/menyalahkan sesama karyawan di depan
rekan lain/ pasien
d. Menghargai pendapat yang positif dari rekan lain.
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup etik yang dilakukan oleh sub komite etik tenaga kesehatan
profesional lainnya adalah menjaga disiplin, etika dan perilaku profesi
tenaga kesehatan lain dan teanga non medis yang berada di lingkungan
RSUD Sultan Thaha Saifuddin meliputi :
1. Tenaga kefarmasian : apoteker dan tenaga teknis kefarmasian
2. Tenaga Gizi
3. Tenaga keterapian fisik : Fisioterapi, terapi wicara , terapi okupasi
4. Tenaga keteknisian medis ; Teknisis elektromedis
5. Tenaga teknik biomedikan : Radiografer dan analis kesehatan
6. Tenaga perekam medis dan informasi kesehatan
7. Tenaga kesehatan lingkungan
8. Tenaga non medis.
BAB III
TATA LAKSANA

1. Melakukan prosedur penegakan disiplin terkait etik profesi Tenaga


Kesehatan Lainnya dengan tahapan sebagai berikut :
a. Melakukan identifikasi sumber laporan dari manajemen rumah sakit,
dokter atau tenaga kesehatan lain serta pasien dan keluarganya, juga
dapat berasal dari laporan hasil konferensi atau audit klinis dan
kematian.
b. Melakukan pemeriksaan didahulukan oleh Tim/ Panel disiplin profesi
melalui proses pembuktian.
c. Bekerjasama dengan Tim/ panel tertentu dapat menggunakan
keterangan saksi ahli sesuai kebutuhan, seluruh pemeriksaan
dilakukan tertutup dan rahasia.
d. Keputusan panel dilakukan berdasarkan suara terbanyak. Bila
tenaga kesehatan merasa keberatan terhadap keputusan maka yang
bersangkutan dapat mengajukan bukti - bukti baru yang kemudian
sub komite disiplin membetuk panel baru. Akhirnya keputusan
dilaporkan kepada direktur rumah sakit melalui komite tenaga
kesehatan lain dan tenaga non medis.
e. Laporan dan evaluasi dari hasil kegiatan penegakkan disiplin etik
profesi Tenaga Kesehatan Lainnya.

2. Memberikan nasehat pertimbangan dalam mengambil keputusan


tindakan disiplin etik dalam asuhan penunjang medis diantaranya :
a. Memberikan tindakan disiplin etik profesi tenaga kesehatan lainnya
berupa :
1) Teguran;
2) peringatan tertulis;
3) pembatasan sampai pencabutan wewenang klinis sementara atau
selamanya, serta bekerja dibawah supervisi dari penunjang medis
yang memiliki kewenangan.
b. Memberikan keputusan tindakan disiplin etik profesi untuk
dilaksanakan, keputusan sub komite etik profesi kemudian
diserahkan kepada pemimpin/ direktur rumah sakit dalam bentuk
rekomendasi komite tenaga kesehatan lainnya dan tenaga non medis
untuk selanjutnya disampaikan kepada bagian penunjang medis oleh
pemimpin/ direktur RS untuk dilaksanakan dan ditegakkan.

3. Melakukan audit pelanggaran disiplin terkait etik Tenaga Kesehatan


Lainnya
1. Bekerjasama dengan unit SDM dan sub komite kredensial untuk
dapat mengaudit pelaksanaan pelanggaran disiplin etik tenaga
kesehatan profesional lain.
2. Bekerjasama dengan sub komite kredensial dan sub komite mutu
tenaga kesehatan profesional lain untuk melaporkan kepada direktur
terkait indikator mutu pelayanan unit sebagai bahan evaluasi mutu
pelaksanaan etik Tenaga Kesehatan Lainnya
3. Berkoordinasi dengan sub komite lain membuat laporan dan evaluasi
dari hasil kegiatan audit profesi tenaga kesehatan profesional lain

4. Melakukan pembinaan profesionalisme Tenaga Kesehatan Lainnya.


Pembinaan profesionalisme merupakan bagian penting dari tahapan
sosialisasi profesionalisme tenaga kesehatan lainnya untuk mencapai
profesionalisme. Beberapa hal terkait pembinaan profesionalisme untuk
meminimalisasi masalah - masalah pelanggaran disiplin dan masalah -
masalah etik dalam pelayanan asuhan penunjang medis dan
pelasksanaan tugas lainya antara lain :
a) Pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat dalam
pelaksanaan praktik tenaga kesehatan sehari - hari.
b) Menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, materi/topic dan
metode serta evaluasi.
c) Metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, lokakarya,
seminar/ workshop, refleksi diskusi kasus dan lain - lain disesuaikan
dengan lingkup pembinaan dan sumber yang tersedia bekerjasama
dengan Sub Mutu dan Sub Kredensial.
d) Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan bidang penunjang
medis, diklat dan kelompok fungsional tenaga kesehatan lainnya
untuk melakukan pembinaan
e) Membuat laporan dan evaluasi dari hasil kegiatan pembinaan
profesioalisme tenaga profesional lainnya.
BAB IV
DOKUMENTASI

Semua kegiatan Sub Etik Tenaga Kesehatan Lainnya dicatat dan


didokumentasikan untuk dijadikan bahan pelaporan. Untuk pelaksanaan
kegiatan sub komite etik didokumentasikan dalam bentuk :
1. RKA seminar, workshop, pelatihan Tenaga Kesehatan Lainnya
2. Laporan hasil seminar, workshop, pelatihan Tenaga Kesehatan
Lainnya
3. Laporan Indikator Mutu dari setiap unit terkait
4. Laporan hasil penilaian kinerja mitra kerja
5. Rekap kritik dan saran untuk Tenaga Kesehatan Lainnya

Anda mungkin juga menyukai