Anda di halaman 1dari 4

Kista

Ditinjau oleh dr. Fadhli Rizal Makarim

Kista adalah sebuah kantung yang terbentuk dari jaringan membran dan berisiko cairan, udara,
semisolid, hingga zat lainnya. Kista dapat muncul pada beberapa bagian tubuh hingga dibawah
kulit.

Gejala Kista
Gejala utamanya adalah benjolan yang tumbuh pada bagian tubuh tertentu, yang letaknya
tergantung kepada jenis yang dialami. Benjolan dapat tumbuh di wajah, leher, dada, punggung,
kulit kepala, telapak tangan, dan telapak kaki.

Namun, beberapa tumbuh di bagian tubuh dalam sehingga perkembangan benjolan tidak dapat
dirasakan dengan baik, seperti pada payudara hingga ovarium.

Kista memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang sangat lambat. Selain itu, ia juga tidak
menyebabkan rasa nyeri pada pengidapnya, kecuali jika mengalami infeksi.

Berikut ini tanda kista mengalami infeksi:

 Keluar darah atau nanah berbau tidak sedap dari benjolan.


 Kemerahan di kulit sekitar area.
 Infeksi yang memicu nyeri.
 Kaku atau kesemutan, terutama pada bagian tubuh yang ditumbuhi kista.
 Mual dan muntah.
 Demam.
 Pusing.

Selain infeksi, kondisi ini juga dapat menyebabkan rasa tidak nyaman. Ketika ukuran kista
sangat besar, ia bisa menimpa saraf atau pembuluh darah, tumbuh pada area yang sensitif, hingga
memengaruhi fungsi organ tubuh.

Penyebab Kista
Berikut ini hal-hal yang dapat memicu atau memperparah kista:

 Kondisi genetik.
 Tumor.
 Infeksi.
 Kelainan pada perkembangan embrio.
 Cacat pada sel.
 Kondisi inflamasi kronis.
 Penyumbatan pada saluran pada tubuh.
 Parasit.
 Cedera.

Baca juga mengenai jenis-jenis penyakit ini:

 Kista Ovarium
 Kista Payudara
 Kista Ginjal
 Kista Ganglion

Faktor Risiko Kista


Berikut ini beberapa faktor pemicu yang harus diketahui:

1. Usia

Menurut U.S National Library of Medicine (NLM), wanita yang berusia di antara usia pubertas
sampai menopause menempati risiko paling tinggi untuk terkena kista di bagian ovarium.
Pasalnya pada masa ini wanita masih mengalami periode menstruasi. Pada saat wanita
mengalami menstruasi, munculnya benjolan cairan di ovarium bisa saja terbentuk. Ini bukan
menjadi masalah selama benjolan di ovarium bisa hilang dengan sendirinya, tidak membesar,
dan tidak menyebabkan gejala.

Kondisi penyebab kista ovarium jarang terjadi pada wanita setelah menopause. Namun, wanita
yang sudah menopause dan mempunyai benjolan berisi cairan di ovarium mempunyai risiko
yang lebih tinggi untuk terkena kanker ovarium.

2. Sindrom ovarium polikistik (PCOS)

Wanita yang memiliki sindrom ovarium polikistik mempunyai risiko benjolan di ovarium yang
lebih tinggi. Sindrom ovarium polikistik terjadi ketika tubuh tidak memproduksi cukup hormon
bagi folikel dalam ovarium untuk melepaskan sel telur. Akibatnya, terbentuklah benjolan folikel.
Sindrom ovarium polikistik juga dapat mengganggu produksi hormon pada wanita, sehingga
banyak masalah yang dapat terjadi karena hal ini.

3. Endometriosis

Endometriosis terjadi saat bagian dari jaringan yang melapisi rahim (endometrium) terbentuk di
bagian luar rahim, seperti pada tuba falopi, ovarium, kandung kemih, usus besar, vagina, ataupun
rektum. Terkadang, kantung berisi darah (benjolan/fibroid) terbentuk pada jaringan ini. Benjolan
berisi yang terbentuk karena endometriosis ini disebut dengan endometrioma. Benjolan ini dapat
menyebabkan pengidap merasa sakit saat berhubungan intim dan selama periode menstruasi.
4. Obat penyubur kandungan

Obat penyubur kandungan biasanya dipakai untuk membantu ovulasi (melepaskan sel telur)
seperti gonadotropin, clomiphene citrate, ataupun letrozole. Ini karena mereka dapat
memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh. Penggunaan obat penyubur kandungan juga
dapat meningkatkan risiko adanya benjolan di ovarium, seringnya dalam jenis kista fungsional.

Penggunaan obat ini dapat menyebabkan terbentuknya kondisi ini dalam jumlah banyak dan
dalam ukuran besar pada ovarium. Kondisi ini disebut dengan sindrom hiperstimulasi ovarium
(ovarian hyperstimulation syndrome).

5. Kemoterapi dengan tamoxifen

Wanita pengidap kanker payudara yang pernah menjalankan kemoterapi dengan tamoxifen
memiliki risiko adanya benjolan di ovarium yang lebih tinggi. Tamoxifen dapat menyebabkan
terbentuknya benjolan di ovarium Namun, benjolan berisi cairan ini dapat hilang setelah
pengobatan selesai.

Baca lebih lanjut mengenai kita dalam artikel ini: Hal-Hal yang Perlu Diketahui Tentang Miom
dan Kista.

Diagnosis Kista
Dokter dapat melakukan diagnosis dengan melakukan pemeriksaan fisik pada benjolan. Namun
untuk memastikannya, dokter perlu melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti:

 Uji Pencitraan. Dokter dapat menjalankan USG, CT scan, atau MRI, terutama bila
benjolan tidak terlihat langsung (misalnya, kista ovarium). Uji pencitraan dilakukan
untuk melihat isi benjolan, dan apakah benjolan bersifat kanker.
 Biopsi. Biopsi adalah pengambilan sampel jaringan untuk diteliti di laboratorium. Biopsi
akan membantu dokter menentukan apakah kondisi ini bersifat kanker.

Pengobatan Kista
Kista dapat hilang dengan sendirinya tanpa diobati. Pengidap pun dapat mempercepat proses
penyembuhan dengan penggunaan kompres hangat. Namun jangan mencoba memecahkannya,
karena dapat menyebabkan infeksi.

Bila kista tidak hilang, kunjungi dokter spesialis untuk mendapatkan penanganan medis. Dokter
dapat menghilangkan kista dengan beberapa metode berikut:

 Pengangkatan melalui operasi, bila aspirasi tidak berhasil.


 Menyuntikkan kortikosteroid, guna mengurangi radang.
 Menusuk kista dengan jarum dan melakukan penyedotan (aspirasi) cairan.
Komplikasi Kista
Kista yang membesar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada pengidapnya. Maka sebaiknya
segera lakukan pemeriksaan jika mengalami berbagai keluhan kesehatan yang terkait dengan
kemunculan kondisi ini.

Pencegahan Kista
Meskipun pada umumnya tidak dapat dicegah, tapi beberapa jenisnya dapat dihindari. Contoh,
Kalazion dapat dicegah dengan membersihkan kelopak mata menggunakan pembersih yang
lembut. Sedangkan kista pilonidal, bisa dicegah dengan menjaga kulit tetap kering dan bersih,
serta tidak duduk terlalu lama. Wanita dengan kista ovarium dapat mencegah terbentuknya kista
baru dengan minum pil KB.

Kapan Harus ke Dokter?


Jika kamu mengalami gejala-gejalanya, segera diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan
diagnosis dan penanganan yang tepat. Kamu bisa berdiskusi dengan dokter melalui fitur chat
dengan dokter di Halodoc kapan dan di mana saja.✔️

Referensi:

Healthline. Diakses pada 2022. What’s Causing This Cyst?

Medical News Today. Diakses pada 2022. What to Know About Cysts.

Very Well Health. Diakses pada 2022. What Is a Cyst?

Diperbarui pada 23 Mei 2022.

Anda mungkin juga menyukai