Anda di halaman 1dari 14

BAB III

PROSES PEMBUATAN BAJA

A. Pendahuluan
Baja adalah campuran antara besi (Fe) dan carbon (C). Baja dibuat dari bahan dasar
besi kasar (pig iron) hasil proses dari dapur tinggi (blast furnace). Besi kasar belum bisa
digunakan sebagai komponen mesin atau konstruksi oleh karena besi kasar masih
mempunyai unsur-unsur tambahan seperti mangan (Mn), sulfur/belerang (S), phospor (P),
silisium (Si), dimana unsur-unsur tersebut akan mengurangi kemampuan baja.
Pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap besi kasar adalah sbb. :

Unsur Pengaruhnya terhadap baja


C Dengan nilai % tertentu, carbon akan menambah kekerasan dan kekuatan
(Carbon) baja, tetapi bila nilai kandungannya melebihi nilai tertentu maka akan
membuat baja menjadi getas dan rapuh.
Mn Dengan kandungan yang tidak lebih dari 0,3%, mangan (Mn) dapat
(Mangan) membantu deoksidasi baja, mencegah pembentukan inklusi besi sulfida, dan
meningkatkan kekuatan melalui peningkatan hardenability. Selain itu
mangan juga mampu meningkatkan ketangguhan dan mampu mesin
(machineability)
Si Silikon memberikan pengaruh dalam proses gratifikasi, dan bersama mangan
(Silisium)) bertindak sebagai stabilisator karbida. Silikon larut dalam kristal besi dan
cenderung memberikan pengaruh pada kekuatannya. Dengan kandungan
0,2%, silikon digunakan sebagai deoxidizer selama proses steel making.
Oleh karena patahan besi kasar yang mengandung banyak silikon berwarna
kelabu, maka besi kasar yang mengandung banyak silikon disebut besi kasar
kelabu.
S (Sulfur) Sulfur bersifat merugikan kualitas baja. Sulfida besi yang terbentuk FeS
bersifat sangat rapuh, dan bertitik lebur rendah. Kandungan sulfur yang
melebihi 0,05% cenderung menyebabkan kerapuhan dan mengurangi
kemampuan las baja (weldability).
P Phospor dianggap sebagai unsur pengotor yang tidak diinginkan dalam baja.
(Phospor) Jika kandungannya tidak lebih dari 1% maka phospor akan larut dalam baja.
Tetapi jika kandungannya lebih maka phospor akan membentuk endapan
iron phosphide (Fe3P) yang sifatnya rapuh. Oleh karena besi kasar yang
mengadnung banyak phospor patahannya berwarna putih, maka besi kasar
yang banyak mengandung phospor disebut besi kasar putih.
Oleh karena itu dalam proses pembuatan baja maka unsur-unsur tersebut harus
diminimalisir, sehingga baja mempunyai sifat-sifat seperti yang diinginkan.
B. Tahapan proses pembuatan baja dari besi kasar.
Dalam pembuatan baja dari besi kasar, maka alat dan cara yang digunakan akan
berbeda antara besi kasar cair dan besi kasar padat. Terdapat 3 (tiga) macam alat (dapur)
yang bisa digunakan untuk proses pembuatan baja, yaitu :
 Dengan convertor (Basic Oxigen Furnace atau BOF)
 Dengan dapur Siemens-Martin (Open Heart Furnace)
 Dengan dapur listrik (electrical Furnace)
Tahapan-tahapan dalam pembuatan baja adalah seperti dalam diagram di bawah.

Gambar 3.1 Penggolongan besi kasar dan dapur yang digunakan dalam proses pembuatan baja

Dari diagram atau gambar di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa besi kasar yang
diproses untuk pembuatan baja bisa dalam keadaan cair ataupun padat. Besi kasar cair bisa
dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu besi kasar cair putih (banyak mengandung unsur P atau
phospor) dan besi kasar cair kelabu (banyak mengandung unsur Si atau silisium).
1. Convertor Bessemer
Convertor Bessemer merupakan tabung yang berbentuk bulat lonjong, yang di bagian
dindingnya dilapisi dengan batu tahan api yang mengandung kwarsa asam atau aksid
asam (SiO2) (lihat gambar 3.2 di bawah). Oleh karena sifat dinding konvertor inilah
maka besi kasar cair yang bisa diporses dalam konvertor ini adalah besi kasar cair
kelabu.
Besi kasar cair dituangkan ke dalam konventor kemudian dihembuskan udara/oksigen
sehingga bahan dan unsur pengotornya akan terbakar dan keluar dari besi cair berupa gas

atau terak. Cara ini mula-mula diperkenalkan oleh Henry Bessemer, maka disebut
Convertor Bessemer.
Gambar 3.2 Convertor (Basic Oxigen Furnace)

Gambar 3.3 Prinsip kerja convertor

Dalam convertor Bessemer, untuk mempermudah pengisian besi cair maka convertor
dimiringkan. Secara bersamaan juga dimasukkan bahan/unsur tambahan lainnya (untuk
meningkatkan kualitas baja). Kemudian posisi convertor ditegakkan, dan pada saat itu
dihembuskan udara panas, sehingga terjadilah reaksi :
2 Fe + O2  2 FeO
Sebagian oksida besi ini menjadi terak, dan yang lainnya berreaksi dengan Si dan Mn,
Si + 2 FeO  SiO2 + 2 Fe
Mn + FeO  MnO + Fe
Reaksi-reaksi tersebut akan menyebabkan panas (exothermic), dan akan menaikkan suhu
cairan.
Pada saat Si dan Mn hampir habis, maka suhu besi sair menajdi sangat tinggi, dan
carbon mulai terbakar,
C + FeO  Fe + CO
CO berupa gas dan keluar melalui mulut konventor, disini CO akan terbakar dan
menjadi CO2. Hal ini di tandai dengan nyala api yang panjang dan terang. Bila nyala api
mulai meredup dan yang ada adalah asap kemerahan hal ini berarti C sudah habis
terbakar, dan hembusan angin harus segera dihentikan, agar besi tidak habis terbakar.
Kemudian konvertor dimiringkan dan cairan besi dikeluarkan. Karena dalam cairan baja
ini masih banyak oxygen maka perlu diberikan oksidan (ferromangan, ferrosilikat, atau
alumunium) untuk menghilangkannya. Sedangkan pengaturan kadar karbon dapat
dilakukan dengan menambahkan sejumlah besi scrab ke dalam baja cair.
2. Convertor Thomas
Pada dasarnya convertor Thomas hampir sama dengan convertor Bessmer.
Perbedaaannya terletak pada lapisan batu tahan api pada dindingnya. Pada convertor
Thomas batu tahan apinya bersifat basa atau dolomit [kalsium karbonat dan magnesium
(CaCO3 + MgCO3)].
Dengan demikian maka besi kasar cair yang diolahnyapun hanya besi kasar putih, besi
kasar yang banyak mengandung unsur phospor (P). Setelah unsur Mn dan Si terbakar,
maka unsur phospor (P) akan membentuk oksida phospor (P 2O5), dan untuk
mengeluarkannya harus ditambahkan zat kapur (CaO).
3 CaO + P2O5  Ca3 (PO4)2 (terak cair)
3. Dapur Siemens-Martin
Dapur ini direncanakan oleh seorang bangsa Perancis bernama Wilhelm
Siemens pada tahun 1800 yang kemudian disempurnakan oleh Pierre Martin pada
tahun 1865. Oleh karena itu dapur ini dinamakan dapur Siemens-Martin (dapur SM).
Mula-mula dapur ini digunakan untuk mengolah besi atau baja bekas/rongsokan tetapi
kemudian dapat juga digunakan untuk mengolah besi mentah (pig iron) hasil
pengolahan dapur tinggi atau tanur tinggi. Jika yang diproses besi mentah kelabu, maka
harus digunakan batu tahan api yang bersifat asam seperti batu tahan api silika, karena
kandungan unsur fosfornya cukup tinggi.

A B

Gambar 3.4 Bentuk sketsa dapur Siemens Martin


Dalam prosesnya Open Heart Furnace (dapur SM) menggunakan sistem
regenerator yang bisa menghasilkan temperatur hingga 2000oC. Fungsi dari regenerator
dalam hal ini adalah :
 Memanaskan gas dan udara sehingga menambah temperatur dapur
 Sebagai pondasi/landasan dapur
 Menghemat pemakaian tempat
Dapur SM mempunyai 4 buah ruangan regenerator yang dibuat dari batu tahan
api. Dua buah regenerator untuk gas bakar dan dua buah regenerator untuk udara panas.
Pada bagian atas terdapat ruang peleburan (ruang reduksi), dimana terdapat lubang atau
jendela untuk pengisian besi kasar atau scrab dan bahan-bahan lainnya.
Proses kerja dapur SM dapat diuraikan sebagai berikut :
Sebelum proses peleburan dimulai dapur dipanaskan terlebih dahulu dengan
menggunakan bahan bakar gas hingga ruang peleburan menjadi panas. Misalkan gas
panas dan udara panas masuk melalui regenerator A, kemudian masuk ke ruang
peleburan, maka ruang peleburan menjadi panas. Udara atau gas buang dari ruang
peleburan keluar melalui regenerator B, maka gas dan udara yang ada di regenerator B
menjai panas. Kemudian kran atau valve diputar/digeser sehingga udara dan gas yang
masuk ke ruang peleburan adalah udara dan gas dari regenerator B, artinya udara dan
gas yang sudah panas. Setelah waktu tertentu maka udara dan gas yang ada di
regenerator A akan menjadi semakin panas, maka kran atau valve digeser lagi, sehingga
udara yang masuk ke ruang peleburan sekarang dari regenerator A, demikian dan
seterusnya. Lama kelamaan suhu di ruang peleburan akan semakin tinggi, bahkan bisa
mencapai 2000oC atau bahkan lebih.
Selanjutnya dimulailah pengisian besi kasar (padat ataupun cair) atau besi/baja
bekas. Besi/baja bekas (scrap) dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas baja yang
dihasilkan proses nantinya. Jika yang diisikan besi kasar maka yang paling bagus adalah
besi kasar yang masih cair yang diperoleh langsung dari dapur tinggi. Sedangkan jika
berupa besi/baja bekas, maka harus dibuat dengan ukuran-ukuran kecil agar volume
pengisian bisa lebih banyak.
Reaksi-reaksi yang terjadi pada dapur Siemens-Martin adalah sama dengan
reaksi-rekasi yang terjadi pada convertor Bessemer maupun Thomas, artinya bisa
dalam keadaan asam maupun basa. Dalam keadaan asam, maka dinding dapur harus
diganti setiap selesai peleburan.
Pada pembakaran zat arang terjadi gas CO dan CO2 yang naik ke atas dan
mengakibatkan cairan besi bergolak, dengan demikian akan terjadi reaksi yang sangat
kuat antara api dengan bahan-bahan tambahan yang dimasukkan ke dapur tinggi. Bahan
tambahan akan bersenyawa dengan zat asam membentuk terak yang menutup cairan
tersebut sehingga melindungi cairan itu dari oksida lebih lanjut.
Setelah proses berjalan selama 6 jam, terak dikeluarkan dengan memiringkan
dapur tersebut dan kemudian baja cair dapat dituangkan. Hasil akhir dari proses Martin
disebut baja Martin. Baja ini bermutu baik karena komposisinya dapat diatur dan
ditentukan dengan teliti pada proses yang berlangsung agak lama.
Lapisan dapur pada proses Martin dapat bersifat asam atau basa tergantung dari
besi kasarnya mengandung fosfor sedikit atau banyak. Proses Martin asam teradi
apabila mengolah besi kasar yang bersifat asam atau mengandung fosfor rendah dan
sebaliknya dikatakan proses Martin basa apabila muatannya bersifat basa dan
mengandung fosfor yang tinggi.
Keuntungan dari proses Martin dibanding proses Bessemer dan Thomas adalah
sebagai berikut :

 Proses lebih lama sehingga dapat menghasilkan susunan yang lebih baik dengan
jalan percobaan-percobaan.

 Unsur-unsur yang tidak dikehendaki dan kotoran-kotoran dapat dihindarkan atau


dibersihkan.

 Penambahan besi bekas dan bahan tambahan lainnya pada akhir proses menyebabkan
susunannya dapat diatur sebaik-baiknya.

Selain keuntungan di atas, dan karena udara pembakaran mengalir di atas


cairan, maka hasil akhir akan sedikit mengandung zat asam dan zat lemas. Proses
Martin basa biasanya masih mengandung beberapa kotoran seperti zat asam, belerang,
fosfor dan sebagainya. Sedangkan pada proses Martin asam kadar kotoran-kotoran
tersebut lebih kecil.

Pada proses Open-Hearth digunakan campuran besi mentah (pig iron) padat
atau cair dengan baja bekas (steel scrap) sebagai bahan isian (charge). Pada proses ini
temperatur yang dihasilkan oleh nyala api dapat mencapai 1800°C. Bahan
bakar (fuel) dan udara sebelum dimasukkan ke dalam dapur terlebih dahulu dipanaskan
dalam “Cheekerwork” dari renegarator.
Untuk menyempurnakan baja hasil proses dapur SM, maka terdapat 4 (empat)
macam proses lagi, yaitu :

a. Proses Hoecsh
Proses Hoecsh merupakan penyempurnaan dari proses SM. Caranya yaitu setelah
muatan di dalam dapur SM mencair kemudian langsung dikeluarkan dan dimasukkan
dalam kuali yang terbuka untuk membakar phospor (P) dan belerang atau sulfur (S).
Sementara pembakaran dilakukan, dapur Siemens Martin dibersihkan dan kemudian
lantai dapur ditaburi dengan serbuk bijih besi (Fe2O3 atau Fe3O4). Setelah selesai
mengadakan pembakaran fosfor, belerang dan besi cair yang berada di dalam kuali
tadi dimasukkan kembali ke dalam dapur Siemens Martin untuk menyelesaikan
pembakaran unsur-unsur lain yang belum hilang, terutama zat arang.
Setelah proses pembakaran zat arang dianggap selesai, terak yang terjadi dikeluarkan
selanjutnya baja cair ditampung dalam panci penuangan untuk dituang atau dicetak
menjadi balok tuangan
b. Proses Bertrand Thiled
Proses ini menggunakan dua buah dapur Siemens Martin. Pada dapur yang pertama
dilakukan pemijaran dan pembakaran untuk memisahkan fosfor, sedangkan dalam
dapur kedua diisi dengan besi cair hasil dari dapur yang pertama. Setelah terak
dikeluarkan, di dalam dapur yang kedua tersebut juga diberi tambahan bijih besi
yang baru.
c. Proses Dupleks
Proses ini dilakukan dengan cara mengeluarkan zat arang terlebih dahulu yang
berada konvertor-konvertor dan memurnikannya di dalam dapur Siemens Martin.
Proses Dupleks terutama dilakukan oleh pabrik-pabrik baja yang berada di dekat
perusahaan dapur tinggi.
Setelah proses di dalam dapur tinggi (setelah teraknya dihilangkan) cairan besi kasar
itu dimasukkan kedalam konvertor (Bessemer atau Thomas) dan dicampur dengan
batu kapur serta baja bekas dalam jumlah yang dikehendaki.
Pengembusan udara di dalam konvertor dilakukan sampai kandungan fosfor menjadi
rendah kira-kira 1 sampai 1,5 %, ditambah dengan kokas yang telah digiling
selanjutnya memindahkan isinya ke dalam dapur Siemens Martin.
d. Proses Thalbot
Proses Thalbot dilakukan dengan menggunakan dapur Siemens Martin yang dapat
diputar-putar dan dijungkitkan. Setelah pemijaran didalam dapur Martin, sebagian
cairan dituangkan ke dalam panci tuang dan ke dalam dapur tadi sambil ditambahkan
besi kasar, bijih besi dan batu kapur.
Proses selanjutnya adalah menjaga agar cairan besi di dalam panci tuang tadi tidak
terjadi oksidasi, artinya mengusahakan pendinginan yang cepat. Akibat dari cara ini
adalah hasil yang diperoleh dalam setiap proses dari satu dapur tidak sama
kualitasnya. Baja yang dihasilkan dari proses Thalbot adalah baja biasa seperti hasil
dari proses konvertor Bessemer maupun Thomas.
4. Dapur listrik
Gambar 3.5 Dapur listrik

Tanur Busur Listrik disebut juga dapur listrik busur cahaya, adalah tanur listrik
yang menggunakan busur listrik sebagai pemanasnya. Busur listrik diperoleh dari reaksi
elektrode dengan elektrode atau elektrode dengan cairan besi. Elektrode menghasilkan
busur listrik dengan suhu peleburan sekitar 3.000o C. dapur ini sering juga disebut
sebagai Electrical Arc Furnace (EAF) adalah alat yang digunakan untuk proses
pembuatan logam/peleburan logam, dimana besi bekas atau besi kasar dipanaskan dan
dicairkan dengan busur listrik yang berasal dari elektroda ke elektroda, atau dari
elektroda ke besi bekas atau besi kasar di dalam tanur.
Ada dua macam arus listrik yang bisa digunakan dalam proses peleburan dengan
EAF, yaitu arus searah (direct current ) dan arus bolak – balik ( alternating current).
Dan yang biasa digunakan dalam proses peleburan adalah arus bolak-balik dengan 3 fase
menggunakan electroda graphite.
Salah satu kelebihan EAF dari basic oxygen furnance adalah kemampuan EAF untuk
mengolah scrap menjadi 100 % baja cair. Menurut survei sebanyak 33% dari produksi
baja kasar (crude steel) diproduksi menggunakan Tanur busur listrik (EAF). Sedangkan
kapasitas porduksi dari EAF bisa mencapai 400 ton. Kelebihan lain dari EAF ini adalah
energi yang dikeluarkan busur listrik terhadap logam bahan baku sangant besar,
menyebabkan terjadinya oksidasi besar pada logam cair. Hal ini menyebabkan karbon
yang terkandung di dalam logam bahan baku teroksidasi sehingga kadar karbon dalam
logam tersebut menjadi berkurang. Bentuk fisik dari dapur (EAF) ini cukup rendah
sehingga dalam hal pengisian bahan bakunya pun sangat mudah. Dalam hal
pengoperasiannya pun EAF juga tidak terlalu sulit karena hanya memerlukan beberapa
orang operator yang memantau proses peleburan dan penggunaan listrik pada dapur
tersebut.

C. Klasifikasi baja
1. Baja carbon
Sesuai dengan kandungan carbonnya, baja dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Baja carbon rendah (low carbon steel), dengan kandungan carbon 0,1 % – 0,3 %,
atau disebut juga mild steel. Sifat baja ini mudah ditempa dan mudah dikerjakan
dengan mesin, sehingga sangat baik digunakan untuk bodi mobil, bangunan,
perpipaan, paku keling, baut, dan sebagainya.
b. Baja carbon menengah (medium carbon steel), dengan kandungan carbon 0,3 % - 0,7
%. Oleh karena lebih kuat dan lebih keras dari pada medium carbon steel maka baja
ini sangat baik digunakan untuk connecting rod, crankshaft, rail, hammer,….dan
sebagainya.
c. Baja carbon tinggi (high carbon steel), dengan kandungan carbon antara 0,7 – 1,2%.
Oleh karena baja ini banyak digunakan sebagai alat potong, maka sering disebut
sebagai tool steel. Sifat baja ini sangat keras tapi getas, sulit dipotong dan dilas, serta
sulit dikerjakan dengan mesin. Oleh kakrena itu baja ini banyak digunakan sebagai
alat potong, seperti pahat bubut, cutter, kikir, gergaji, dan sebagainya.
2. Baja paduan (alloy steel)
Untuk meningkatkan sifat-sifatnya, terutama sifat mekanis, maka baja sering
ditambahkan dengan unsur-unsur tertentu, misal chromium (Cr), kobalt (Co), nikel (Ni),
vanadium (Va), molybdenum (Mo), wolfram/tungsten (Wo), titanium (Ti), yang sering
disebut sebagai baja paduan (alloy steel).
Pengaruh unsur-unsur di atas terhadap baja adalah sebagai berikut :
Cr Chromium ditemukan dalam jumlah yang banyak pada baja-baja
(chromium) perkakas dan merupakan elemen penting setelah karbon. Chromium
merupakan salah satu unsur-unsur pembentuk karbida dan dapat
meningkatkan ketahanan korosi dengan membentuk lapisan oksida
di permukaan logam. Selain meningkatkan kekerasan dan
ketangguhan, Cr juga meningkatkan ketahanan terhadap aus.
Co Digunakan dalam pembuatan peralatan pahat, meningkatkan
(cobalt) kekerasan pada suhu tinggi.
Mn Semua baja mengandung mangan karena sangat diperlukan dalam
(manganese) proses pembuatan baja. Kandungan mangan kurang lebih 0,6 %
masih belum dikatakan paduan dan tidak mempegaruhi sifat baja.
Dengan bertambahnya kandungan mangan suhu kritis seimbang.
Baja dengan 12 % Mn adalah austenit karena itu suhu kritisnya
dibawah suhu kamar akibatnya baja tidak dapat diperkeras. Unsur ini
dapat berfungsi sebagai deoksidasi dari baja dan dapat mengikat
sulfur dengan membentuk senyawa MnS yang titik cairnya lebih
tinggi dari titik cair baja. Dengan demikian akan dapat mencegah
pembentukkan Fe, S, yang titik cairnya lebih rendah dari titik cair
baja. Akibatnya kegetasan pada suhu tinggi dapat dihindari,
disamping itu menguatkan fasa ferit, serta kekerasan permukaan,
ketahanan mulur, dan beban kejut.
Mo Unsur ini dapat menguatkan fasa ferit dan menaikkan kekuatan baja
(molybdenum) tanpa kehilangan keuletan. Molybdenum juga dapat berfungsi
sebagai penyetabil karbida, sehingga mencegah pembentukkan grafit
pada pemanasan yang lama. Karena itu penambahan Mo ke dalam
baja dapat menaikkan kekuatan dan ketahanan terhadap creep pada
suhu tinggi. Selain itu juga dapat meningkatkan kekuatan, ketahanan
terhadap beban kejut dan panas.
Ni Nikel mempunyai pengaruh yang sama seperti mangan yaitu
(nikel) menurunkan suhu kritis dan kecepatan pendinginan kritis,
memperbaiki kekuatan tarik, tahan korosi. Selain itu Ni juga dapat
meningkatkan ketangguhan atau ketahanan terhadap beban benturan
(impact), serta ketahanan terhadap korosinya.
Wo (wolfram/ Tungsten juga merupakan salah satu unsur pembentuk karbida
tungsten) kompleks pada baja-baja perkakas. Karbida kompleks ini terbentuk
dengan adanya pendinginan yang sangat lambat. Karbida ini bersifat
meningkatkan kekerasan dan kekuatannya, serta struktur garis batas
antar struktur mikro (grain).
Va Dalam baja perkakas (tool steel), vanadium selain merupakan
(vanadium) pembentuk karbida, juga unsur penstabil martensit. Oleh karena itu
vanadium dapat meningkatkan kekuatan, ketangguhan dan
ketahanan beban kejut serta ketahanan terhadap korosi.
Cr - Va Meningkatkan kekuatan tarik secara signifikan, keras namun mudah
untuk dibengkokkan dan dipotong.

Berdasarkan prosentase kandungan unsur-unsur di atas, maka baja paduan dapat


dibagi menjadi :
a. Baja paduan rendah (low alloy steel), apabila kandungan unsur paduannya ≤ 2,5%.
b. Baja paduan sedang (medium alloy steel), apabila kandungan unsur paduannya antara
2,5 – 10%.
c. Baja paduan tinggi (high alloy steel), apabila kandungan unsur paduannya > 10%.
d. Baja paduan khusus (special alloy steel).
Baja ini dibuat untuk tujuan-tujuan tertentu, misalnya sebagai alat potong (high
speed steel atau HSS), baja tahan karat (stainless steel), baja paduan rendah tetapi
kekuatan tinggi (high strength low alloy steel atau HSLS), dan sebagainya.
3. Besi tuang
Secara umum besi tuang (cast iron) adalah besi yang mempunyai kandingan carbon
2.5% – 4%. Oleh karena itu besi tuang sifat mampu lasnya (weldability) sangat
rendah. Karbon dalam besi tuang dapat berupa sementit (Fe3C), atau biasa disebut
dengan karbon bebas (grafit). Perlu di ketahui juga kandungan phosfor (P) dan
sulphur/belerang (S) dari material ini sangat tinggi dibandingkan baja.
Ada beberapa jenis besi tuang yaitu :
a. Besi tuang putih (white cast iron), dimana besi tuang ini seluruh karbonnya
berupa sementit sehingga mempunyai sifat sangat keras dan getas.
Mikrostrukturnya terdiri dari karbida yang menyebabkan berwarna putih.
b. Besi tuang mampu tempa (malleable cast iron), besi tuang jenis ini dibuat dari
besi tuang putih dengan melakukan heat treatment kembali yang tujuannya
menguraikan seluruh gumpalan graphit (Fe3C) akan terurai menjadi matriks
ferrite, pearlite dan martensite. Besi tuang mampu tempa ini mempunyai sifat
yang mirip dengab baja.
c. Besi tuang kelabu (grey cast iron), jenis besi tuang ini sering dijumpai (sekitar
70% besi tuang berwarna abu-abu). Mempunyai grafite yang berbentuk flake.
Sifat dari besi tuang ini kekuatan tariknya tidak begitu tinggi dan keuletannya
rendah sekali (nul ductility).
d. Besi tuang nodular (nodular cast iron) adalah perpaduan besi tuang kelabu. Ciri
besi tuang ini bentuk graphite flake dimana ujung – ujung flake berbentuk takik-
an yang mempunyai pengaruh terhadap ketangguhan, keuletan & kekuatan. Oleh
karena untuk menjadi lebih baik, maka graphite tersebut berbentuk bola
(spheroid) dengan menambahkan sedikit inoculating agent, seperti magnesium
atau calcium silicide. Karena besi tuang mempunyai keuletan yang tinggi maka
besi tuang ini di kategorikan ductile cast iron.

D. Soal-soal latihan
1. Jelaskan perbedaan baja dan besi tuang?
2. Karena unsur apa yang menyebabkan besi kasar putih tidak boleh diproses dengan
convertor Bessemer, dan besi kasar kelabu tidak boleh diproses dengan convertor
Thomas?
3. Reaksi kimia apa yang terjadi bila pada besi kasar cair dalam convertor ditiupkan udara
panas?
4. Jelaskan, bagaimana panas tinggi bisa terjadi dalam ruang peleburan pada dapur Siemens
Martin (open heart furnace)?
5. Jelaskan proses Bertrand Thield, dan untuk apa dilakukan?
6. Sebutkan kelebihan dan kekurangan dapur listrik bila dibandingkan dengan dapur
Siemens Martin, atau convertor?
7. Peningkatan sifat-sifat apa yang diharapkan dari baja apabila dipadu denagn chromium-
vanadium (Cr-Va)?
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan high strength low alloy steel (HSLS)?
9. Untuk mencegah korosi pada baja, cara-cara apa saja yang harus dilakukan?
10. Mengapa besi tuang sulit untuk dilakukan pengelasan?

Anda mungkin juga menyukai