Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171

Volume 2, Nomor 3, Juli 2022

Studi Kasus: Program Fisioterapi pada Kondisi Carpal Tunnel


Syndrome di RS Cakra Husada Klaten
Kevin Faizal Adhatama1, Arif Pristianto2*, Sumarsono3
1,2,3Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi Profesi Fisioterapi, 3Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta,
Indonesia
3PraktikFisioterapi Sumarsono, Klaten, Indonesia
Email: 1kadhatama28@gmail.com, 2*arif.pristianto@ums.ac.id

Abstrak--Pendahuluan: Carpal Tunnel Syndrome merupakan gangguan pada anggota tubuh bagian tangan yang
menyebabkan rasa sakit dan mati rasa terutama di skitar ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan sisi radial jari manis. Di
Indonesia sendiri, angka kejadian Carpal Tunnel Syndrome sekitar 90% dari berbagai neuropati lainnya. Setiap tahunnya
kejadian Carpal Tunnel Syndrome mencapai 267 dari 100.000 populasi dengan prevalensi 9,2% pada perempuan dan 6%
pada laki-laki. Tujuan: untuk mengetahui pengaruh dari pemberian intevensi berupa Infra Red, Ultrasound, dan Neural
Mobilization dalam mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot dan meningkatkan lingkup gerak sendi pada kondisi
Carpal Tunnel Syndrome. Metode Penelitian: dilakukan secara langsung kepada 1 pasien dengan kondisi Carpal Tunnel
Syndrome dengan pemberian terapi sebanyak 3 kali pertemuan. Didapatkan hasil setelah dilakukannya terapi sebanyak 3 kali
sesi terapi bahwa terdapat penurunan nyeri, meningkatnya kekuatan otot, dan meningkatnya lingkup gerak sendi.
Kesimpulan: dapat dikatakan bahwa program fisioterapi komprehensif pada kasus Carpal Tunnel Syndrome terbukti mampu
mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot, dan meningkatkan lingkup gerak sendi.
Kata Kunci: Carpal Tunnel Syndrome, Infra Red, Ultra Sound, Neural Mobilization, Exercise.
Abstract−Introduction: Carpal Tunnel Syndrome is a disorder of the limbs of the hand that causes pain and numbness,
especially around the thumb, index finger, middle finger, and the radial side of the ring finger. In Indonesia, the incidence of
Carpal Tunnel Syndrome is about 90% of various other neuropathy. Every year the incidence of Carpal Tunnel Syndrome
reaches 267 out of 100,000 population with a prevalence of 9.2% in women and 6% in men.Objective: to determine the
effect of giving interventions in the form of infrared, ultrasound, and exercise therapy in reducing pain, increasing muscle
strength and increasing joint range of motion in Carpal Tunnel Syndrome conditions. Methods: conducted directly on 1
patient with Carpal Tunnel Syndrome condition with therapy given 3 times. The results were obtained after 3 sessions of
therapy that there was a decrease in pain, an increase in muscle strength, and an increase in the range of motion of the
joints. Conclusion: it can be said that a comprehensive physiotherapy program in the case of Carpal Tunnel Syndrome is
proven to be able to reduce pain, increase muscle strength, and increase joint range of motion.
Keywords: Carpal Tunnel Syndrome, Infra Red, Ultra Sound, Neural Mobilization, Exercise.

1. PENDAHULUAN
Carpal Tunnel Syndrome merupakan gangguan pada anggota tubuh bangian tangan yang menyebabkan
rasa sakit dan mati rasa terutama di sekitar ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan sisi radial jari manis. Carpal
Tunnel Syndrome muncul ketika syaraf Medianus mengalami kompresi pada saluran dalam pergelangan tangan
(Muthoharoh et al, 2018). Dengan kondisi tersebut, problematika yang muncul berupa penurunan kekuatan otot
dan aktivitas sehari-hari yang melibatkan tangan akan terganggu (Alessia & Dix 2020).
Berdasarkan laporan American Academy of Orthopedic Surgeons, Kejadian Carpal Tunnel Syndrome
di Amerika Serikat diperkirakan 1-3 kasus per 1000 subyek per tahun. Prevalensinya berkisar sekitar 50 kasur
per 1.000 subyek pada populasi umum (Faidah & Rakasiwi 2019). Di Indonesia sendiri, angka kejadian Carpal
Tunnel Syndrome sekitar 90% dari berbagai neuropati lainnya. Setiap tahunnya kejadian Carpal Tunnel
Syndrome mencapai 267 dari 100.000 populasi dengan prevalensi 9,2% pada perempuan dan 6% pada laki-laki.
Sedangkan di Inggris, angka kejadian mencapai 6%-17% yang lebih tinggi dari pada Amerika yaitu 5%
(Paramita et al, 2021).
Menurut Tana (2019), penanganan Carpal Tunnel Syndrome dengan mendatangi berbagai tenaga
kesehatan salah satunya adalah dengan fisioterapi. Infra Red, Ultra Sound, dan Neural Mobilization merupakan
modalitas fisioterapi yang diberikan dengan tujuan untuk mengurangi nyeri, meningkatkan kekuatan otot,
meningkatkan lingkup gerak sendi (Fatimah 2020).
Infra Red merupakan gelombang elektromagnetik yang menggunakan panjang gelombang 750-400.000
nm (Park et al 2021). Menurut Baic et al (2018), sinar panas yang dihasilkan oleh Infra Red akan menyebabkan
terjadinya vasodilatasi pembuluh darah yang akan mengakibatkan peningkatan volume darah ke jaringan, maka
akan terjadi proses metabolisme tubuh yang akan memperlancar suplai pemberian oksigen dan nutrisi ke
jaringan kemudian terjadi pembuangan sisa-sisa hasil metabolisme melalui keringat, akhirnya nyeri berkurang.

26
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 2, Nomor 3, Juli 2022

Menurut Sulaiman and Anggriani (2019), Infra Red merupakan salah satu bentuk modalitas dalam menangani
pasien fisioterapi yang mengalami gangguan fisik. Efek terapeutik yang dihasilkan dari pemberian Infra Red
dapat mengurangi atau menghilangkan nyeri, rileksasi otot, meningkatkan suplai darah dan menghilangkan sisa-
sisa hasil metabolisme.
Ultra Sound merupakan modalitas terapi yang menggunakan gelombang suara tinggi dengan frekuensi
1 atau 3 MHz dari 20.000 Hz. Pemberian Ultra Sound bertujuan untuk mengurangi muscle spasme, mengurangi
rasa nyeri dan mempercepat proses penyembuhan pada collagen jaringan (Andayani et al, 2020). Efek dari
pemberian Ultra Sound yaitu akan terjadi perbaikan saraf serta terdapat efek anti inflamasi, sehingga dapat
memberikan pemulihan pada kompresi saraf medianus (Qudus & Arofy 2021). Menurut Wiesler et al (2020),
Ultra Sound telah digunakan oleh fisioterapi sebagai alat terapeutik yang bertujuan untuk merangsang perbaikan
jarring yang mengalami injury dan untuk mengurangi nyeri. Ultrasound dapat membantu mengurangi
perlengketan jaringan sehingga dapat meningkatkan lingkup gerak sendi.
Neural Mobilization exercise melibatkan tindakan peregangan pada system saraf dan betujuan untuk
membantu mengembangkan gerakan jaringan saraf melalui gerakan sendi, seperti bahu, siku, tangan, dan
pergelangan tangan (Pristianto & Sudawan 2021). Latihan ini terbagi menjadi 2 gerakan: (a) abduksi
glenohumeral, ekstensi wrist, dan supinasi, dan (b) ektensi elbow, ekstensi wrist, dan gerakan kontra lateral
(Shem, Wong, and Dirlikov 2020).
Berdasarkan uraian di atas mengenai keluhan yang muncul pada pasien Carpal Tunnel Syndrome,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kepada pasien Carpal Tunnel Syndrome dengan diberikan modalitas
berupa Infra Red, Ultra Sound, dan Neural Mobilization exercise.

2. KERANGKA TEORI
2.1 Prosedur Pengambilan Data
a. Pemeriksaan Subjektif
Keluhan utama pasien mengeluhkan nyeri pada pergelangan tangan kanan dan kaku pada 3 jari, juga
terasa kebas dan kesemutan ketika malam hari dan pagi hari. Pasien sempat mengabaikan rasa sakit
yang muncul selama satu bulan, kemudian mengunjungi dokter ketika sudah tidak dapat menahan sakit.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan inspeksi statis dan dinamis, serta palpasi. Hasil pemeriksaan
inspeksi dinamis ditemukan bahwa tampak perbedaan lingkup gerak sendi ketika pasien diinstruksikan
untuk melakukan gerakan secara bersamaan antara wrist kanan dan wrist kiri. Hasil pemeriksaan
palpasi ditermukan nyeri tekan pada pergelangan tangan, tidak terdapat pitting oedema, dan suhu
normal.
Tabel 1. Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi Aktif Wrist Dextra

Wrist Dextra ROM Nyeri


Dorsi fleksi Tidak Full +
Palmar fleksi Tidak Full +

3. METODE PENELITIAN
Studi kasus ini dilaksanakan pada pasien yang terdiagnosis Carpal Tunnel Syndrome di Rumah Sakit
Cakra Husada, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Studi dilaksanakan pada bulan Desember 2021.
Keluhan yang dirasakan pasien berupa nyeri pada pergelangan tangan, kelemahan pada otot, dan keterbatasan
pada lingkup gerak sendi. Serta terganggunya aktivitas sehari-hari yang melibatkan tangan. Program intervensi
fisioterapi yang diberikan berupa Infra Red,Ultra Sound, dan terapi latihan berupa Neural Mobilization.
Pengukuran dilakukan yaitu pengukuran nyeri menggunakan Verbal Descriptive Scale (VDS) untuk
nyeri, nilai 0 tidak ada spasme, nilai 1 nyeri ringan, nilai 2 nyeri sedang, nilai 3 nyeri ringat, nilai 4 nyeri tidak
begitu berat, nilai 5 cukup berat, nilai 6 nyeri berat, nilai 7 nyeri hamper tidak tertahankan. Penilaian kekuatan
otot menggunakan Manual Muscle Testing (MMT) dengan rentang nilai 0-5, nilai 0 tidak ada kontraksi, nilai 1
ada kontraksi namun tidak terjadi adanya gerakan, nilai 2 mampu bergerak namun belum bisa melawan
gravitasi, nilai 3 pasien mampu bergerak Lingkup Gerak Sendi (LGS) penuh melawan gravitasi namun belum
bisa melawan tahanan, nilai 4 dapat bergerak penuh melawan gravitasi dab dapat melawan tahanan sedang, nilai
5 dapat penuh melawan gravitasi dan mampu melawan tahanan maksimal. Pengukuran Lingkup Gerak Sendi
(LGS) menggunakan Goniometer.

27
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 2, Nomor 3, Juli 2022

4. HASIL
4.1 Hasil Pemeriksaan Evaluasi nyeri dengan menggunakan Verbal Descriptive Scale (VDS)

Tabel 2. Hasil Evaluasi Nyeri

Jenis Nyeri T0 T1 T2 T3
Nyeri diam 4 4 3 2
Nyeri tekan 6 6 5 4
Nyeri gerak 6 6 6 5
Pada Tabel 2 menunjukkan adanya penurunan nyeri dari nyeri diam, nyeri tekan, dan nyeri gerak. Pada
nyeri diam T0 = 4 menjadi T3 = 2. Pada nyeri tekan T0 = 6 menjadi T3 = 4. Dan pada nyeri gerak T0 = 6
menjadi T3 = 5.

4.2 Hasil Pemeriksaan Evaluasi kekuatan otot dengan Manual Muscle Test (MMT)

Tabel 3. Hasil Evaluasi kekuatan otot


Otot Wrist T0 T1 T2 T3
Fleksor 4 4 4+ 5
Ekstensor 3 3+ 4 5

Pada Tabel 3 menunjukkan hasil evaluasi kekuatan otot dengan menggunakan Manual Muscle Test
(MMT). Yaitu didapatkan hasil adanya peningkatan nilai kekuatan otot pada fleksor wrist yaitu pada T0 = 4
menjadi T3 = 5 yang berarti dapat bergerak penuh melawan gravitasi dan mampu melawan tahanan maksimal.
Sedangkan pada ekstensor wrist didapatkan hasil T0 = 3 menjadi T3 = 5 yang berarti dapat bergerak penuh
melawan gravitasi dan mampu melawan tahanan maksimal.
4.3 Hasil Pemeriksaan Evaluasi Lingkup Gerak Sendi (LGS) menggunakan Goniometer

Tabel 4. Hasil Evaluasi Lingkup Gerak Sendi (LGS) menggunakan Goniometer

Gerakan T0 T1 T2 T3
Aktif 45º-0º-50º 50º-0º-55º 50º-0º-58º 55º-0º-60º
Pasif 50º-0º-60º 50º-0º-60º 50º-0º-60º 55º-0º-60º

Hasil berdasarkan Tabel 4 menunjukkan adanya peningkatan lingkup gerak sendi pada gerakan aktif
maupun pasif. Peningkatan Lingkup Gerak Sendi (LGS) berhubungan dengan penurunan nyeri yang dirasakan
oleh pasien. Nyeri cukup berpengaruh terhadap Lingkup Gerak Sendi (LSG) dikarenakan adanya rasa tidak
nyaman yang menyebabkan pasien kesulitan ketika pergelangan tangan digerakan secara aktif maupun pasif.
Pada gerak aktif T0 didapatkan 45º-0º-50º kemudian pada T3 menjadi 55º-0º-60º. Sedangkan pada gerak pasif
T0 didapatkan 50º-0º-60º kemudian pada T3 menjadi 55º-0º-60º.

5. KESIMPULAN
Studi kasus yang dilaksanakan sebanyak 3 kali sesi terapi di bulan Desember 2021 pada pasien Carpal
Tunnel Syndrome di Rumah Sakit Cakra Husada Klaten didapatkan bahwa pemberian program fisioterapi
berupa Infra Red, Ultra Sound, dan terapi latihan berupa Neural Mobilization telah menunjukkan adanya
penurunan derajat nyeri, terdapat peningkatan kekuatan otot, dan peningkatan Lingkup Gerak Sendri (LGS).

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Qudus & Shopia Ma’rifa Arofy. 2021. “Politeknik Piksi Ganesha.” Pengaruh Terapi Ultrasound Terhadap Nyeri
Pada Pasien Carpal Tunnel Syndrome Di Rsud Kesehatan Kerja Rancaekek 261(1): 53–57.

28
Jurnal Kesehatan dan Fisioterapi (Jurnal KeFis) | e-ISSN : 2808 - 6171
Volume 2, Nomor 3, Juli 2022

Alessia, G, and Olivia Dix. 2020. “Carpal Tunnel Syndrome: A Review of the Literature.” Dental hygiene 12(3): 1–8.
Andayani, Ni Luh Nopi, Ari Wibawa, and Made Hendra Satria Nugraha. 2020. “Effective Ultrasound and Neural
Mobilization Combinations in Reducing Hand Disabilities in Carpal Tunnel Syndrome Patients.” Jurnal Keperawatan
Indonesia 23(2): 93–101.
Baic, Agnieszka et al. 2018. “Can We Use Thermal Imaging to Evaluate the Effects of Carpal Tunnel Syndrome Surgical
Decompression?” Medicine (United States) 96(39): 1–5.
Faidah, Nurul, and Andung Maheswara Rakasiwi. 2019. “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Carpal Tunnel
Syndrome ( CTS ) Dextra Dengan Modalitas Ultra Sound ( US ) Dan Terapi Latihan Di RSUD Bendan Kota
Pekalongan.” Pena Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 27(1): 55–64.
Fatimah, D. dkk. 2020. “Literature Review : Gambaran Pengaruh Ultrasound Terhadap Penurunan Nyeri Carpal Tunnel
Syndrome ( CTS ).” Naskah Publikasi Program Studi Sarjana Fisioterapi: 1–18.
Muthoharoh, Sarinah Basri K, and Tating Nuraeni. 2018. “Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Carpal Tunnel
Syndrome (CTS) Pada Karyawan SPBE Di Indramayu.” Afiasi : Jurnal Kesehatan Masyarakat 3(2): 37–44.
Paramita, Trisha Indah, Kumara Tini, I Gusti Ngurah Ketut Budiarsa, and Dewa Putu Gde Purwa Samatra. 2021. “Prevalensi
Dan Karakteristik Carpal Tunnel Syndrome Pada Pekerja Garmen Di Kota Denpasar.” Jurnal Medika Udayana 10(2):
6–11. https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum.
Park, Dougho et al. 2021. “Application of Digital Infrared Thermography for Carpal Tunnel Syndrome Evaluation.”
Scientific Reports 11(1): 1–11. https://doi.org/10.1038/s41598-021-01381-5.
Pristianto, Arif, and Ekki Agus Sudawan. 2021. “Efektivitas Dosis Pemberian Myofascial Release Terhadap Fleksibilitas
Otot.” Jurnal Kesehatan 14(2): 126–31.
Shem, Kazuko, Joseph Wong, and Benjamin Dirlikov. 2020. “Effective Self-Stretching of Carpal Ligament for the
Treatment of Carpal Tunnel Syndrome: A Double-Blinded Randomized Controlled Study.” Journal of Hand Therapy
33(3): 272–80. https://doi.org/10.1016/j.jht.2019.12.002.
Sulaiman, and Anggriani. 2019. “Pelita Masyarakat.” Pengaruh Penggunaan Infra Red di Posyandu Lansia Desa Lama
1(September): 46–54.
Tana, Lusianawaty. 2019. “The Role of Hand Exercise in Preventing the Carpal Tunnel Syndrome among Female Garment
Workers.” Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 11(2): 167–77. https://media.neliti.com/media/publications/83203-ID-
peran-latihan-tangan-dalam-pencegahan-ca.pdf.
Wiesler, Ethan R et al. 2020. “Ultrasound and Carpal Tunnel Syndrome.” Journal of Hand Surgery 31(5): 726–32.

29

Anda mungkin juga menyukai