Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM BIOTEKNOLOGI

PERCOBAAN V
PEMBUATAN MIKROORGANISME LOKAL (MOL)

OLEH :
NAMA : GIAN PURNAMA SARI
STAMBUK : F1D1 20 008
KELOMPOK : VII (TUJUH)
ASISTEN PEMBIMBING : MUHAMAD YUSUF

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2023
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mikroorganisme memiliki kemampuan untuk melangsungkan aktivitas

kehidupan antara lain dapat mengalami pertumbuhan, menghasilkan energy

dan bereproduksi dengan sendirinya. Penggunaan mikroorganisme dapat

diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan, seperti bidang pertanian,

kesehatan, dan lingkungan. Mikroorganisme dapat digunakan untuk

peningkatan kesuburan tanah melalui fiksasi N₂, siklus nutrien dan peternakan

hewan, salah satunya dapat dimanfaatkan untuk pembuatan kompos.

Mikroorganisme (bakteri pembusuk) ini dapat berinteraksi membantu proses

pelapukan bahan-bahan organik seperti dedaunan, rumput, jerami, buah-buahan

yang telah sangat matang, sisa- sisa ranting dan dahan, kotoran hewan dan

lainnya.

Mikroorganisme lokal (MOL) adalah larutan hasil dari fermentasi yang

berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia setempat. Larutan

MOL mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung bakteri

yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan

dan sebagai agen pengendali hama maupun penyakit tanaman. MOL akan

mempercepat proses pengomposan dan sebagai dekomposer yang akan

mempercepat penguraian senyawa-senyawa organik. MOL dapat dibuat dengan

sangat sederhana yakni dapat memanfaatkan limbah dari rumah tangga.

Limbah tersebut berasal dari hasil pelapukan jaringan tanaman atau

bahan tanaman seperti jerami, daun-daunan dan rumput-rumputan termasuk


sayuran yang berupa limbah organik yang mudah diperoleh dari lingkungan

sekitar, didaur ulang dan dirombak dengan bantuan mikroorganisme perombak

seperti bakteri dan cendawan menjadi unsur-unsur hara yang tersedia yang

dapat diserap oleh tanaman. Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan

praktikum dengan judul Pembuatan Mikroorganisme Lokal (MOL).

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada praktikum ini adalah bagaimana cara

pembuatan mikroorganisme lokal (MOL) dari limbah-limbah organik?

C. Tujuan Praktikum

Tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan

mikroorganisme lokal (MOL) dari limbah-limbah organik.

D. Manfaat Praktikum

Manfaat pada praktikum ini adalah dapat mengetahui cara pembuatan

mikroorganisme lokal (MOL) dari limbah-limbah organik.


II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Mikroorganisme

Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang memiliki ukuran yang

sangat kecil. Mikroorganisme ada yang hanya terdiri dari sel tunggal

(uniseluler) maupun bersel banyak (multiseluler). Setiap sel dari

mikroorganisme memiliki kemampuan untuk mengalami pertumbuhan,

memperbanyak diri dan menghasilkan energi. Mikroorganisme berinteraksi

dengan sesama mikroorganisme maupun dengan organisme lain yang

kemudian akan memberikan efek yang beraneka ragam, baik menguntungkan

maupun merugikan. Mayoritas mikroorganisme dapat memberikan manfaat

yang sangat beragam dalam dunia bioteknologi (Faridah dan Sari, 2019).

B. Mikroorganisme Lokal (MOL)

MOL atau mikroorganisme lokal, yaitu sekumpulan mikroorganisme

yang dapat berfungsi sebagai pupuk organik cair. Larutan MOL

(Mikroorganisme Lokal) adalah larutan hasil fermentasi yang berbahan dasar

dari berbagai sumber daya yang tersedia baik dari tumbuhan maupun hewan.

Larutan MOL mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga mengandung

bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik dalam tanah,

perangsang pertumbuhan pada tanaman, sebagai agen pengendali hama dan

penyakit tanaman. Faktor-faktor yang menentukan kualitas larutan MOL antara

lain media fermentasi, kadar bahan baku atau substrat, bentuk dan sifat

mikroorganisme yang aktif di dalam proses fermentasi (Hadi, 2019).


C. Proses Pembuatan MOL

Pembuatan MOL pada bahan yang berbeda pada dasarnya dilakukan

dengan cara yang serupa, dalam pembuatan MOL buah-buahan digunakan air

cucian beras 4 liter sebagai sumber karbohidrat, gula merah 2 ons sebagai

sumber glukosa dan bonggol pisang 2 kg sebagai sumber mikroorganisme.

Buah dan gula merah yang telah dicacah kemudian dimasukkan ke dalam air

cucian beras dan difermentasi selama 2-3 minggu dalam kondisi anaerob.

Pembuatan MOL sayur-sayuran dilakukan dengan menghaluskan limbah

sayuran yang telah disediakan sebanyak 2 kg kemudian dicampurkan dengan

gula merah dan air kelapa sesuai dengan komposisi pada bahan baku utama,

ditambahkan dengan 2 ons gula merah, air kelapa sebanyak 3 liter dan

kemudian akan difermentasikan secara anaerob selama 3 minggu (Setiawan

dkk., 2020).

D. Manfaat Pembuatan MOL

MOL dapat digunakan baik sebagai pendekomposer, pupuk hayati dan

sebagai pestisida organik. Peran MOL dalam kompos, selain sebagai penyuplai

nutrisi juga berperan sebagai komponen bioreaktor yang bertugas menjaga

proses tumbuh tanaman secara optimal. MOL juga memiliki manfaat lain, yaitu

dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologis tanah, menyehatkan tanaman,

meningkatkan produksi tanaman dan menjaga kestabilan produksi,

mempercepat pengomposan sampah organik atau kotoran hewan dan


menambah unsur hara tanah dengan cara disiramkan ke tanah, tanaman, atau

disemprotkan ke daun (Kurniawan, 2018).

E. Indikator Keberhasilan Pembuatan MOL

Mikroorganisme lokal (MOL) berhasil, ditandai dengan aroma yang

dihasilkan yang menyerupai aroma tapai. Bau asam yang ditimbulkan pada

MOL merupakan hasil fermentasi yang menghasilkan asam organik, dimana

mikroorganisme yang terkandung dalam MOL akan melakukan fermentasi

bahan-bahan organik sehingga menghasilkan asam organik yang berbau asam

seperti tapai. Indikator selain bau, warna juga dapat dijadikan indikator

keberhasilan pembentukan MOL, dimana warna pada MOL dipengaruhi oleh

bahan-bahan utama yang digunakan, warna-warna yang dihasilkan dari

masing-masing bahan (Arifan dkk., 2020).


III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 21 Mei 2023 pukul

13.00-selesai WITA bertempat di Laboratorium Ekologi Lahan Basah, Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Bahan Praktikum

Bahan yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 3.1

Tabel 3.1. Bahan dan fungsinya


No. Nama Bahan Fungsi
1 2 3
1. Limbah buah-buahan dan Sebagai sumber substrat
limbah sayur-sayuran
2. Air cucian beras Sebagai sumber nutrisi mikroorganisme
3. Gula pasir Sebagai sumber Glukosa
4. Karet gelang Sebagai perekat penutup fermentor

C. Alat Praktikum

Alat yang digunakan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 3.2

Tabel 3.2. Alat dan fungsinya


No. Nama Alat Fungsi
1 2 3
1. Jirigen Sebagai tempat penampungan substrat
2. Corong Untuk membantu pemasukan substrat
3. Pisau Sebagai alat untuk memotong limbah sayur
dan buah
Sendok
4. Sebagai alat pengaduk
5. Kain saring Untuk menyaring substrat
6. Timbangan Untuk menimbag limbah
7. Baskom Sebagai temmpat penampungan sementara
8. Wadah bervolume sebagai alat mengukur volume larutan
D. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum mol yaitu sebagai

berikut:

1. Persiapan Bahan

 Menimbang limbah buah atau sayur sebanyak 2 kg, kemudian disimpan

kedalam wadah

 Menyiapkan air cucian beras sebanyak 1 L

 Menimbang gula pasir 40 % dari 1 L air biasa

2. Fermentasi

 Mencampur larutan gula pasir dan air cucian beras dengan bahan utama

didalam wadah fermentasi

 Menunggu proses fermentasi selama 14 hari

3. Pemanenan MOL

 Menyaring hasil fermentasi untuk memisahkan filtrat dengan residennya

 Filtrat yang mengandung MOL diukur pHnya


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan MOL


Gambar Pengamatan
No. Nama MOL pH akhir Karakteristik Keterangan
Sebelum Fermentasi Setelah Fermentasi
1 2 3 4 5 6 7

Terdapat
1. Tomat 5 gelembung, berbau Berhasil
(Solanum seperti Tape
lycopersicum)

Tidak terdapat
Mentimun 5 gelembung, berbau Berhasil
2. (Cucumis seperti tape
sativus)
Tabel 4.1 Lanjutan.
1 2 3 4 5 6 7

Terdapat
3 Semangka 5 gelembung, berbau Berhasil
(Citrullus seperti tape
lanatus)

Pisang (Musa Terdapat


4
sp.) 4 gelembung, berbau Berhasil
seperti tape

Pepaya Terdapat
5 (Carica 4 gelembung, berbau Berhasil
papaya) seperti tape
Tabel 4.1 Lanjutan.
1 2 3 4 5 6 7

Kol (Brassica
6
oleracea) 5 Berbau seperti tape, Berhasil
Terdapat gelembung

Bayam Berhasil
7 (Amaranthus 4 Berbau Asam dan
sp.) Bergelembung

4 Berbau seperti Tape, Berhasil


Kangkung
Bergelembung
8 (Ipomea
aquatica)
Tabel 4.1 Lanjutan.
1 2 3 4 5 6 7

Sawi
9 (Brassica Berbau seperti Tape, Berhasil
5
chinensis) tidak bergelembung
B. Pembahasan

Mikroorganisme Lokal (MOL) adalah mikro-organisme setempat atau

lokal dan dapat dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik

padat maupun pupuk organik cair. Larutan MOL mengandung unsur makro

seperti Nitrogen (N), Phospat (P) dan Kalium (K) dan unsur mikro seperti

Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn). Selain

itu mengandung mikroorganisme Saccharomyces sp., Pseudomonas sp.,

Lactobacillus sp., Azospirillum sp., Azotobacter sp., Bacillus sp., yang

bermanfaat untuk menyuburkan tanah atau mempercepat pengomposan.

Manfaat dari MOL ini seperti sebagai penyubur tanah, sebagai penyubur

tanaman, sebagai starter pembuatan pupuk kompos serta mempercepat

pembungaan atau pembuahan.

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pembuatan MOL yang

dilakukan dengan cara menimbang limbah buah atau sayuran sebagai sumber

mikroorganisme sebanyak 2 kg, kemudian disimpan ke dalam wadah,

selanjutnya menyiapkan air cucian beras sebanyak 1L sebagai sumber

karbohidrat dan menimbang gula pasir yang merupakan sumber glukosa

sebanyak 40% dari 1L air biasa. Tahap fermentasi dilakukan dengan

mencampur larutan gula pasir dan air cucian beras dengan bahan utama yaitu

limbah buah atau sayur pada wadah yang memiliki lubang kecil, hal ini

dilakukan agar saat fermentasi larutan MOL tidak terkontaminasi oleh partikel

diluar wadah seperti masuknya serangga ke dalam wadah. Tahap selanjutnya

yaitu fermentasi selama 14 hari. Tahap pemanenan MOL dilakukan dengan


menyaring hasil fermentasi untuk memisahkan filtrat dan residunya, kemudian

diukur pHnya.

Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa setiap MOL yang

berasal dari limbah sayuran maupun buah dikatan berhasil, hal ini karena tiap

MOL yang diperoleh memenuhi keriteria pembuatan MOL yaitu, terdapat

gelembung yang menunjukkan terjadinya respirasi, berbau asam seperti tape,

dimana bau yang ditimbulkan ini dihasilkan akibat proses fermentasi, selain itu

terdapat gelembung dan pada residu MOL memiiliki pH Asam antara 4-5. Hal

ini sesuai dengan pernyataan Arifan dkk., (2020) dimana pembentukan mikro

organisme lokal (MOL) berhasil, ditandai dengan aroma yang dihasilkan yang

menyerupai aroma tapai dan pH yang baik untuk MOL yang akan dijadikan

starter pembentukan pupuk organik yaitu antara 4- 5.

Mikroorganisme pada proses pembuatan MOL ini ada beberapa fase

yang dilalui. Fase pertama membutuhkan tahap adaptasi terlebih dahulu,

kemudian pada fase klimaks mikroorganisme tersebut telah melakukan

aktivitasnya yang ditandai dengan terbentuknya gelembung serta menghasilkan

bau asam tapai seperti saat pengamatan. Fase terakhir yaitu masa kematian bagi

mikroorganisme, maka dari itu lama fermentasi berpengaruh ada proses

pembautan MOL, dimana jika fermentasi dilakukan terlalu lama maka

mikroorganisme seperti jamur akan berhifa dan mikroorganisme tersebut akan

mengeluarkan bau busuk.

Keberhasilan dalam proses pembuatan MOL ini dipengaruhi oleh

beberapa faktor. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam


proses pembuatan MOL diantaranya yaitu lama fermentasi, temperatur, pH,

biomassa mikroorganisme, dimana Biomassa mikroorganisme juga

berpengaruh pada saat pembuatan MOL, dimana semakin banyaknya biomassa

mikroorganisme maka ruang yang tersedia bagi mikroorganisme tersebut akan

semakin sedikit, nutrisi yang dibutuhkan juga akan kurang, namun sebaliknya

jika biomassanya sedikit maka ruang bagi mikroorganisme tersebut dan nutrisi

yang dibutuhkan juga akan semakin banyak. Faktor lainnya yaitu rasio C/N

dalam bahan. Menurut Purnomo dkk., (2017) Rasio C/N bahan organik adalah

perbandingan antara banyaknya kandungan unsur karbon (C) terhadap

banyaknya kandungan unsur nitrogen (N) yang ada pada suatu bahan organik

dimana mikroorganisme membutuhkan karbon dan nitrogen untuk aktivitas

hidupnya
V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum ini adalah cara pembuatan mikroorganisme

lokal (MOL) dari limbah-limbah organik yaitu dilakukan dengan persipaan

bahan seperti meimbang limbah, kemudian menyiapkan air cucian beras dan

menyiapkan air larutan gula. Tahap selanjutnya yaitu fermentasi yang

dilakukan dengan mencampurkan semua bahan dan difermentasi selama 14

hari dan tahap terkahir yaitu memanen MOL yang dilakukan dengan

menyaring filtrat MOL dan residu MOL di ukur pHnya. Hasil yang diperoleh

pada semua MOL berhasil karena sesuai dengan indikator keberhasilan MOL

yaitu berbau seperti tapai dan terdapat gelembung serta residunya memiliki pH

asam yaitu 4-5, adapun faktor yang dapat mempengaruhi seperti lama

fermentasi, biomassa mikroorganisme, pH, suhu, rasio C/N.

B. Saran

Saran yang dapat diajukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk laboratorium, diharapkan selalu menjaga kebersihan lab saat

praktikum.

2. Untuk asisten, agar selalu tetap ramah kepada praktikan.

3. Untuk praktikan, diarapkan kerjasama yang baik saat praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Arifan, F., Setyati, W.A., Broto, R.T.D.W. & Dewi, A.L. (2020). Pemanfaatan
Nasi Basi sebagai Mikroorganisme Lokal (MOL) untuk Pembuatan Pupuk
Cair Organik di Desa Mendongan Kecamatan Sumowono Kabupaten
Semarang, Jurnal Pengabdian Vokasi, 1(4), 252-254

Faridah, H.D. & Sari, S.K. (2019). Pemanfaatan Mikroorganisme dalam


Pengembangan Makanan Halal berbasisi Bioteknologi, Journal of Halal
Product and Research, 2(1), 33-34.

Hadi, R.A. (2019). Pemanfaatan MOL (Mikroorganisme Lokal) dari Materi yang
Tersedia di Sekitar Lingkungan, Jurnal Agroscience, 9(1), 93-95.

Kurniawan, A. (2018). Produksi MOL (Mikroorganisme Lokal) dengan


Pemanfaatan Bahan-Bahan Organik yang Ada di Sekitar, Jurnal Hexagro,
2(2), 36-38.

Setiawann, T., Rahman, R. & Rasud, Y. (2020). Uji Berbagai Jenis


Mikroorganisme Lokal (MOL) terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Pakchoy (Brassica rapa L.) secara Hidroponik, Junal Ilmu Pertanian,
3(1), 1-3.
Purnomo, E.A., Sutrisno, E. dan Sumiyati, S., 2017, Pengaruh Variasi C/N Rasio
terhadap Produksi Kompos dan Kandungan Kalium (K), Pospat (P) dari
Batang Pisang dengan Kombinasi Kotoran Sapi dalam Sistem
Vermicomposting, Jurnal Teknik lingkungan, 6(2): 1-2

Anda mungkin juga menyukai