Anda di halaman 1dari 10

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP A.

PENDAHULUAN
KONSUMEN ATAS KENYAMANAN KEAMANAN Latar Belakang
DAN KESELAMATAN DALAM MENGKONSUMSI Perekonomian yang pesat, telah
BARANG ATAU JASA 1 menghasilkan beragam jenis barang dan atau
Jasa. Dengan dukungan teknologi atau informasi,
Oleh : Onang Bambungan 2 perluasan ruang gerak dan atau transaksi barang
18071101138 atau jasa telah melintasi batas-batas wilayah
Negara, konsumen akhirnya dihadapkan pada
Hendrik Pondaag, SH,MH3 berbagai jenis pilihan barang dan atau jasa yang
Dr.Grace H. Tampongangoy, SH,MH 4 ditawarkan secara variabel. 5
Berkaitan dengan konsumen, berarti hukum
ABSTRAK memberikan perlindungan terhadap hak-hak
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui konsumen dari suatu yang mengakibatkan tidak
bentuk perlindungan hukum terhadap konsumen terpenuhinya hak tersebut.
atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan Perlindungan konsumen selalu menjadi
dalam mengkonsumsi barang atau jasa serta sesuatu yang menarik untuk dibahas karena
untuk mengetahui sanksi bagi pihak yang begitu banyaknya perkembangan yang terjadi
melanggar kenyamanan, keamanan dan dalam beberapa tahun yang lalu terakhir.
keselamatan hukum dalam mengkonsumsi Berdasarkan pasal 3 Undang-undang
barang atau jasa. Metode penelitian yang Perlindungan Konsumen, yang menjadi tujuan
digunakan adalah penelitian hukum normatif perlindungan konsumen, yaitu:6
atau penelitian hukum kepustakaan. Kesimpulan a. Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan
dari penelitian ini adalah : 1. Perlindungan hukum kemandirian konsumen untuk melindungi
terhadap konsumen atas kenyamanan keamanan diri;
dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang b. Mengangkat harkat dan martabat konsumen
atau jasa itu sangat penting karena menjamin dengan cara menghindarkannya dari akses
suatu adanya kepastian hukum untuk negatif pemakaian barang dan atau jasa;
memberikan perlindungan. Bentuk perlindungan c. Meningkatkan pemberdayaan konsumen
hukum terhadap konsumen atas kenyamanan dalam memilih, menentukan dan menuntut
keamanan dan keselamatan konsumen dengan hak-haknya sebagai konsumen
cara melakukan pengawasan serta melakukan d. Menciptakan sistem perlindungan konsumen
pemeriksaan di setiap pertokoan ataupun yang mengandung unsur kepastian hukum
penjualan lainnya oleh tim Badan Pengawas Obat dan keterbukaan informasi serta akses
dan Makanan (BPOM), Dinas Kesehatan, Dinas mendapatkan informasi
Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi. 2. e. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha
Sanksi yang tegas bagi pihak yang melanggar mengenai pentingnya perlindungan
diatur dalam Undang-undang No. 8 Tahun 1999 konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur
tentang Perlindungan Konsumen berupa sanksi dan bertanggung jawab dalam berusaha
administratif, sanksi pidana penjara dan denda f. Meningkatkan kualitas barang dan atau jasa
serta sanksi pidana tambahan karena pelaku yang menjamin kelangsungan usaha produksi
usaha melalaikan tanggung jawabnya dan barang atau jasa kesehatan, kenyamanan,
melakukan larangan-larangan yang disebutkan dan keselamatan konsumen.
dalam pasal 8 sampai dengan 18, dan juga yang Dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
disebutkan dalam pasal 62 ayat (1). tentang Perlindungan Konsumen Pasal 4
Kata Kunci : Perlindungan Hukum, Konsumen. menjelaskan bahwa salah satu hak dari
konsumen adalah hak atas kenyamanan,
keamanan, dan keselamatan dalam
mengkonsumsi barang dan atau jasa.

1 Artikel Skripsi 5 Zulham, Hukum Perlindungan Konsumen (Jakarta: kencana


2 Mahasiswa Fakultas Hukum Unsrat, NIM 18071101138 prenadamedia Group, 2013),hlm. 1.
3 Fakultas Hukum Unsrat, Magister Hukum 6 Happy Susanto, Hak-Hak Konsumen Jika Dirugikan,
4 Fakultas Hukum Unsrat, Doktor Ilmu Hukum (Jakarta: Transmedia Pustaka, 2008), hlm. 18.
Faktor utama yang menjadi kelemahan dari konsumen tidak mungkin produsen dapat
konsumen adalah tingkat kesadaran konsumen terjamin kelangsungan usahanya.
akan hak-haknya sebagai konsumen. Oleh karena Dalam rangka untuk mewujudkan
itu Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang keseimbangan antara dua kepentingan yang
Perlindungan Konsumen, berarti agar supaya berbeda yakni; pelaku usaha di satu sisi dan
menjadi suatu landasan hukum yang kuat bagi konsumen di sisi lain, maka penulis memandang
masyarkat agar dapat melakukan upaya bahwa peran pemerintah dalam perlindungan
pembinaan dan pendidikan konsumen.7 konsumen sangat strategis dan penting, bukan
Disini penulis memberikan perhatian khusus saja sebagai regulator, akan tetapi tidak kalah
terhadap poin pertama. Penulis beranggapan pentingnya adalah dalam hal pengawasan, dalam
bahwa perlindungan hukum terhadap konsumen rangka menjaga keseimbangan kepentingan
atas kenyamanan dan keselamatan dalam antara pelaku usaha dan konsumen. Dengan
mengkonsumsi barang atau jasa memang belum pentingnya suatu pengawasan dilakukan, karena
sepenuhnya terjamin. Karena masih banyak yang dengan pengawasan tersebut terhadap kegiatan
terjadi suatu produk yang memperlemah hak usaha dari pelaku usaha, maka kualitas produk
konsumen atas kenyamanan dan keselamatan yang dihasilkan diharapkan dapat terwujud.
konsumen dalam mengkonsumsi produk, baik itu Maka dengan demikian, maka konsumen lebih
berupa barang atau jasa. Seperti yang telah aman dan nyaman memakainya. Begitu pun
diuraikan mengenai keamanan konsumen yang sebaliknya mengabaikan atau kecenderungan
lemah dengan meningkatnya transaksi elektronik. membelakangi aturan hukum, etika serta moral
Hal ini tentu berpengaruh bagi kenyamanan akan menimbulkan kerugian dan keresahan
konsumen yang sangat bergantung pada sosial.
perdagangan e-commerce sebagai salah satu Di sini penulis menegaskan bahwa barang
sarana untuk mencari dan memenuhi kebutuhan yang menjadi fokus penulis tidak hanya berupa
hidupnya. Perlindungan hukum pada jual beli produk pangan, namun juga mencakup barang-
secara transaksi elektronik menjadi perhatian barang lainnya yang merupakan kebutuhan hidup
penting khususnya perlindungan terhadap masyarakat. Pangan merupakan kebutuhan dasar
konsumen karena banyak kasus kerugian yang utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap
dialami oleh konsumen.8 saat. Konsumen berhak mengonsumsi produk
Maka dalam transaksi elektronik ini, perlu pangan dan kebutuhan hidup lainnya yang benar-
menggunakan UU Informasi dan Transaksi benar layak.
Elektronik Nomor 19 Tahun 2016 tentang Untuk meningkatkan harkat dan martabat
Perubahan Atas Undang-undang No. 11 Tahun konsumen harkat dan martabat konsumen maka
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. perlu ditingkatkan kesadaran, pengetahuan,
Penulis berpendapat bahwa diperlukan kepedulian, kemampuan, dan kemandirian
mengenai perlindungan hukum terhadap konsumen untuk melindungi diri serta
konsumen atas kenyamanan dan keselamatan menumbuh kembangkan sikap pelaku usaha yang
dalam mengkonsumsi barang dan atau jasa. bertanggungjawab. Kewajiban untuk menjamin
Penting pula untuk mengetahui sejauh mana keamanan suatu produk agar tidak menimbulkan
sanksi yang diberikan dalam perlindungan kerugian bagi konsumen dibebankan kepada
konsumen sehingga dapat memberikan kepastian pelaku usaha dan produsen, karena pihak pelaku
bagi kenyamanan dan keselamatan dalam usaha dan produsen yang mengetahui komposisi
mengonsumsi barang atau jasa karena dalam dan masalah-masalah yang menyangkut
hubungan antara produsen dan konsumen saling keamanan suatu produk tertentu.
membutuhkan dan mempunyai tingkat Selain itu penulis juga memberi perhatian
ketergantungan, sebab tanpa dukungan terhadap bagaimana UU Informasi dan Transaksi
Elektronik dapat memberi perlindungan bagi
konsumen terkait hak atas kenyamanan dan
7 Repository.usu.ac.id, Tinjauan Yuridis terhadap
keselamatan, mengingat bahwa walaupun
Perlindungan Konsumen atas beredarnya makanan yang semakin menurun angka kematian atau sudah
kadaluwarsa, hlm.8, diakses tanggal 02 Maret 2014 berkurang tetapi konsumen lebih cenderung
8 Desy Ary Setyawati, Dahlan, M. Nur Rasyid, “Perlindungan lebih aktif menggunakan transaksi elektronik baik
Bagi Hak Konsumen dan Tanggung Jawab Pelaku Usaha untuk membeli barang dan melakukan
dalam Perjanjian Transaksi Elektronik”, Syiah Kuala Law
Jurnal, Vol.1 No. 3, Desember 2017,hlm.37. pemesanan terhadap layanan jasa.
mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau
B. Rumusan Masalah penggantian, apabila barang dan/atau jasa yang
1. Bagaimana bentuk perlindungan hukum diterima tidak sesuai dengan perjanjian atau
terhadap konsumen atas kenyamanan dan tidak sebagaimana mestinya; dan sebagainya.11
keselamatan dalam mengonsumsi barang Perlindungan yang disebut di atas, salah satu
atau jasa hak yang penting bagi perlindungan konsumen
2. Bagaimana sanksi hukum bagi pihak yang adalah hak atas kenyamanan dan keselamatan
melanggar kenyamanan, keamanan dan dalam mengkonsumsi barang dan/atau jasa. Hak
keselamatan dalam mengkonsumsi barang tersebut mengandung pengertian bahwa
atau jasa. konsumen berhak mendapatkan produk yang
nyaman, aman, dan memberi keselamatan. Oleh
C. Metode Penelitian sebab itu, konsumen perlu dilindungi dari seluruh
Jenis penelitian yang digunakan adalah bahaya yang mengancam kesehatan, jiwa, dan
penelitian hukum normatif. harta bendanya karena menggunakan atau
memakai produk (misalnya makanan). Dengan
PEMBAHASAN demikian masing-masing produk baik dari aspek
A. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen komposisi bahan, konstruksi, bahkan kualitasnya
atas Kenyamanan, Keamanan dan perlu diarahkan supaya mempertinggi rasa
Keselamatan dalam mengkonsumsi barang kenyamanan dan keselamatan konsumen.
atau jasa Hal pokok dari perlindungan konsumen atas
Perlindungan konsumen adalah istilah yang kenyamanan dan keselamatan dalam
dipakai untuk menggambarkan perlindungan mengkonsumsi barang dan/atau jasa yaitu pada
hukum yang diberikan kepada konsumen dalam “kenyamanan dan keselamatan”. Maka itu sangat
usahanya untuk memenuhi kebutuhannya dari penting untuk memahami arti dari kedua kata
hal-hal yang dapat merugikan konsumen itu tersebut. Kenyamanan berasal dari kata
sendiri. Dalam bidang hukum, istilah ini masih “nyaman” dan keselamatan berasal dari kata
relatif baru, khususnya di Indonesia,9 sedangkan “selamat”. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
di negara maju, hal ini mulai dibicarakan atau KBBI, kata “nyaman” memiliki arti segar,
bersamaan dengan berkembangnya industri dan sehat dan kenyamanan memiliki arti keadaan
teknologi.10 nyaman, kesejukan, dan enak.12 Sedangkan kata
Di Indonesia, Undang-undang Nomor 8 “selamat” yaitu terbebas dari bahaya,
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen malapetaka; bencana; tidak kurang suatu apa;
menjelaskan bahwa hak konsumen di antaranya tidak mendapat gangguan; kerusakan dan
adalah hak atas kenyamanan, Keamanan, dan sebagainya.13
Keselamatan dalam mengkonsumsi barang Hak atas kenyamanan dan keselamatan ini
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dimaksudkan untuk menjamin kenyamanan dan
dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan, hak keselamatan konsumen pemakaian barang dan
untuk diperlakukan atau dilayani secara benar atau jasa yang didapatnya, sehingga konsumen
dan jujur serta tidak diskrimantif; hak untuk dapat terhindar/terbebas dari kerugian (fisik
maupun psikis) apabila mengkonsumsi suatu
9 Sampai pada Kurikulum Nasional Fakultas Hukum se- produk.14 Konsumen mempunyai hak untuk
Indonesia tahun 1994, Hukum Perlindungan Konsumen ini dilindungi karena mendapatkan kenyamanan
belum ditetapkan sebagai mata kuliah tersendiri . terhadap barang ataupun jasa. Misalnya seperti
sementara itu, beberapa perburuan tinggi hukum (fakultas makanan dan minuman yang sedang dikonsumsi
hukum) mencantumkan mata kuliah Hukum Perlindungan
Konsumen atau hukum konsumen sebagai kurikulum itu harus aman bagi kesehatan konsumen dan
muatan lokal. Sedangkan dalam kurikulum bidang Hukum, masyarakat umunya.
khususnya Hukum Ekonomi yang di susun oleh ELIPS
Project, Hukum Perlindungan Konsumen menjadi mat
kuliah tersendiri. Lihat Adijaya Yusuf dan John W. Head, 11 Rosmawati, Op.Cit., hlm. 49-50.
1988, Topik-topik Mata kuliah Hukum Ekonomi dan 12 Tim KBBI Online, “Nyaman”, dikutip dari
Kurikulum, ELIPS, Jakarta. https://kbbi.web.id. diakses pada 25 November 2022
10 Teknologi membawa pengaruh yang cukup kompleks pukul 20:42 WIB
dalam kehidupan manusia sehingga menumbuhkan 13 Tim KBBI Online, “Selamat”, dikutip dari
pemikiran-pemikiran baru mengenai pemanfaatan dan https://kbbi.web.id. diakses pada 25 April 2022 pukul
penanggulangan dampaknya, termasuk pemikiran- 20:55 WIB
pemikiran hukum baru. 14 Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, Op.Cit., hlm. 41.
Terkait tentang hak-hak yang diatur dalam apalagi dalam pandemi covid-19 ini mengalami
ketentuan peraturan perundang-undangan pola perubahan yang sangat drastis di kalangan
lainnya, seperti hak-hak yang diatur dalam konsumen, yaitu berbelanja secara online.
Undang-undang Perbankan, Undang-undang Menurut Pasal 19 Undang-undang Nomor 8
Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
Tidak Sehat, Undang-undang Pangan, dan yang selanjutnya disingkat menjadi UUPK
Undang-undang tersebut, maka harus diingat menyatakan bahwa pelaku usaha bertanggung
bahwa Undang-undang Perlindungan Konsumen jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan,
adalah payung bagi semua aturan lainnya pencemaran dan/atau kerugian konsumen akibat
berkenaan dengan perlindungan konsumen. mengkonsumsi barang dan/atau jasa yang
Berbicara tentang perlindungan konsumen dihasilkan atau diperdagangkan.
sama halnya dengan membicarakan tanggung Pada keadaan seperti ini konsumen harus
jawab produsen/ tanggung jawab produk, karena perlu berhati-hati khususnya pada saat
pada dasarnya tanggung jawab produsen mengonsumsi suatu produk pangan. Dalam hal
dimaksudkan untuk memberikan perlindungan ini yang sudah dibahas sebelumnya bahwa
kepada konsumen. perlindungan konsumen perlu untuk memberikan
Tanggung jawab produk adalah terjemahan perhatian terhadap kenyamanan keamanan dan
dari istilah asing, yaitu: product (s) liability; keselamatan dalam mengkonsumsi barang atau
produk (en) aansprskelijkheid; sekalipun ada yang jasa. Untuk itu di sarankan bahwa pembeli harus
lebih tepat diterjemahkan sebagai “tanggung teliti supaya dapat membedakan mana makanan
jawab produsen”, yakni istilah Jerman yang sering yang sudah kadaluwarsa ataupun masih layak
digunakan dalam kepustakaan, yakni untuk digunakan. Ditambah lagi munculnya
produzenten-haftung. Untuk pengertian berbagai kasus di lingkungan produksi tersebut,
tanggung jawab produk, dibawah ini akan sehingga produk pangan semakin menambah
dikemukakan pendapat Agnes M. Toar, sebagai kekuatiran bagi para konsumen terlebih lagi yang
berikut:15 menjadi pelanggan dari produk pangan tersebut.
Tanggung jawab produk adalah tanggung jawab Maka itu pelaku usaha diwajibkan untuk
para produsen untuk produk yang telah di memperhatikan standar kebersihan dan
bawahnya ke dalam peredaran, yang kesehatan di lingkungan tempat mereka
menimbulkan/menyebabkan kerugian karena memproduksi suatu produk seperti makanan
cacat yang melekat pada produk tersebut.” maupun minuman.
Selain itu juga kegiatan berbelanja online
juga mengalami peningkatan. Hal ini bisa saja B. Sanksi Hukum Bagi Yang Melanggar
disebabkan karena aturan pemerintah untuk Kenyamanan, Keamanan dan Keselamatan
membatasi kegiatan diluar. Maka itu, masyarakat Hukum
lebih banyak memilih berbelanja kebutuhan dan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999
keinginan mereka dengan berbelanja secara Tentang Perlindungan Konsumen ini memuat
online di marketplace maupun e-commerce. Hal aturan-aturan hukum tentang perlindungan
ini bisa saja supaya masyarakat mampu kepada konsumen yang berbentuk payung bagi
mendapatkan layanan yang sesuai dengan perundang-undangan itu sehingga memperkuat
kebutuhan tanpa harus keluar rumah.16 penegakkan hukum di bidang perlindungan
Sekalipun berbelanja online mengalami konsumen.17
peningkatan tetapi bagi sebagian konsumen, Sanksi yang tegas bagi pelaku usaha yang
berbelanja langsung ditoko masih menjadi pilihan melakukan wanprestasi diatur dalam Undang-
utama. Umumnya hal tersebut bagi masyarakat undang No. 8. Tahun 1999 tentang Perlindungan
lainnya masih belum bisa menyesuaikan apalagi Konsumen berupa sanksi administratif, sanksi
dengan perubahan yang begitu secara tiba-tiba, pidana penjara dan denda serta sanksi pidana
tambahan karena pelaku usaha melalaikan
15 Agnes M. Toar, (1989), Op. Cit., hlm. 2-3. Penggunaan kata
tanggung jawabnya dan melakukan larangan-
tanggung jawab (bukan tanggung gugat) serta kata cacad larangan yang disebutkan dalam pasal 8 sampai
(bukan cacat) pada pengertian tanggung jawab produk, dengan 18, dan juga yang disebutkan dalam pasal
karena dikutip sesuai pendapat Agnes M. Toar. 62 ayat (1).
16 Nabila J. Amanda , “Bagaimana Pandemi Mempengaruh

Perilaku Konsumen”, dikutip dari https://vutura.io/blog,


diakses pada 26 April 2022 pukul 23.14 WIB 17 Janus Sidabalok, Op. Cit., hlm. 42.
Perlu diperhatikan penegasan dari pembuat Hubungan hukum antara konsumen dan
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang pelaku usaha pada umumnya terjadi karena
perlindungan konsumen ini sebagaimana dimuat adanya kebutuhan akan barang dan atau jasa
dalam bagian penjelasan bahwa Undang-undang tertentu. Hubungan hukum antara konsumen dan
Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan pelaku usaha lebih sering dilakukan secara lisan
konsumen ini bukan merupakan awal dan akhir (prjanjian lisan). Hubungan antara produsen
dari hukum yang mengatur tentang perlindungan (pelaku usaha) dengan konsumen biasanya
konsumen. Terbuka kemungkinan terbentuknya dilakukan dalam rangka terjadi suatu transaksi.
undang-undang baru yang pada dasarnya Dalam hal pelaku usaha atau penjual
memuat ketentuan-ketentuan yang melindungi ternyata melakukan penipuan, misalnya
konsumen. menggunakan identitas palsu atau melakukan
Sebagian hak keperdataan, konsumen harus tipu muslihat dalam jual beli online maka ia dapat
memperjuangkan sendiri haknya melalui juga dipidana berdasarkan pasal 378 KUHP jo.
prosedur hukum perdata dan institusi hukum pasal 28 ayat (1) UU ITE.
perdata yang disediakan oleh negara. Jelasnya Tetapi pada transaksi online juga
jika seorang konsumen dilanggar haknya dan mempunyai kelemahan. Karena yang
karena itu menimbulkan kerugian baginya, menggunakan transaksi online itu tidak bisa
konsumen itu dapat mengajukan tuntutan mempertemukan pemilik usaha online dengan
(gugatan) secara perdata untuk mempertahankan pembeli barang tersebut dikarenakan dilakukan
atau mendapatkan kembali haknya itu. secara online dan barang yang konsumen belikan
Di samping mempunyai aspek keperdataan, tidak dapat dilihat secara nyata (dalam bentuk
hukum perlindungan konsumen juga mempunyai dan wujud serta kondisi yang sebenarnya),
aspek pidana. Karena itu, hukum perlindungan sehingga itu menimbulkan kerugian bagi
konsumen juga mempunyai aspek pidana. Maka konsumen secara transaksi online. Contohnya,
itu, hukum perlindungan konsumen juga barang yang dibeli tidak sesuai dengan
termasuk bagian dari pidana. Hak konsumen tanggal/waktu yang ditentukan atau pengiriman
bagaimana dimaksudkan bahwa memiliki barang tersebut terlambat dan barang tidak
beragam publik sehingga dapat mampu untuk sesuai dengan dijanjikan. Aspek dari keamanan
dipertahankan melalui hukum pidana. Perbuatan transaksi secara online seperti keamanan
produsen, pelaku usaha yang menimbulkan pembayaran adalah salah satu akibat dari
kerugian kepada konsumen dalam tingkatan dan masyarakat yang membeli barang secara online.
kompleksitas tertentu mungkin saja berdimensi Jual beli disebut juga e-commerce. E-commerce
kejahatan. adalah satu set teknologi yang dinamis, aplikasi,
Sanksi atas pelanggaran Ketentuan tentang dan proses bisnis yang menghubungkan
kadaluwarsa sebagaimana diatur dalam pasal 8 perusahaan konsumen seta komunitas tertentu
angka 7 tersebut di atas telah diatur sebagai melalui transaksi elektronik berupa perdagangan
sanksi pidana. Ancaman pidana terdapat dalam jasa maupun informasi yang dilakukan melalui
pasal 62 ayat (1). media elektronik.18
Terbentuknya undang-undang Nomor 19 Walaupun transaksi online sangat
Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang- berkembang di kalangan masyarakat bahkan di
undang Nomor 11 Tahun 2008. berbagai daerah serta kota sekalipun tetapi
Peralihan/perubahan tersebut mengubah masih ada yang mengalami kerugian seperti
sejumlah pasal seperti Pasal 27 ayat (1) dan (3), barang yang sudah diterima tidak sesuai dengan
Pasal 28 ayat (2), dan pasal 31 ayat (3). Salah satu gambar atau foto bahkan pengirimannya
yang perlu diatur pada undang-undang ini adalah terlambat tidak sesuai dengan waktu yang
transaksi elektronik. Maka perlu diatur supaya ditentukan.
konsumen yang melakukan transaksi lebih aman Tanggung jawab pelaku usaha terhadap
dan nyaman. Karena itu transaksi elektronik pembeli dalam kegiatan jual-beli secara online
merupakan model bisnis yang sangat praktis dan memang secara umum belum diatur dengan baik
lebih mudah. Praktisnya bukan lagi menjadi dalam Undang-undang Informasi dan Transaksi
hambatan dalam bertransaksi barang, sehingga
para pelaku usaha menggunakan transaksi tidak
18 Onno W Purbo dan Anang Arief Wahyudi. Mengenai e-
harus bertemu secara langsung.
commerce (Jakarta: Alex Media computendo , 2000). Hlm.
13.
Elektronik. Undang-undang Informasi dan berbelanja online yang diskon besar-besaran
Transaksi Elektronik mengatur transaksi pada waktu tertentu.
elektronik saja dan tidak ada tertulis khusus Pemerintah sudah mengeluarkan banyak
untuk jual-beli secara detail. Kelemahan ini yang peraturan. Baik itu peraturan yang bersifat
menjadi faktor utama yang mempersulit perundang-undangan maupun peraturan yang
masyarakat umum dalam menuntut ganti rugi bersifat kebijakan. Di tengah peraturan tersebut
dari pelaku usaha dalam jual-beli online jika memiliki aturan kebijakan di mana berhubungan
terjadi kerugian bagi masyarakat umum atau dengan perlindungan konsumen atas
konsumen.19 kenyamanan dan keselamatan dalam
Berbelanja atau melakukan transaksi secara mengkonsumsi barang atau jasa.
elektronik di dunia internet atau di kenal dengan Hak-hak dalam Undang-undang
dunia maya sangat berbeda dengan transaksi Perlindungan Konsumen merupakan penjabaran
pada umunya atau yang dikenal dalam dunia dari pasal-pasal yang bercirikan negara
nyata. Perubahan drastis yang menimbulkan kesejahteraan, yaitu Pasal 27 ayat (2)20 dan pasal
perubahan dalam sistem kehidupan manusia. 3321 Undang-undang Dasar Republik Indonesia.22
Kenyataan ini menimbulkan keraguan mengenai Sehingga dengan adanya transaksi secara
hukum yang ada dan yurisdiksi hukum yang online atau belanja secara online itu sangat
mengikat kedua belah pihak yang melakukan membantu mengurangi kerumunan yang sangat
bisnis atau transaksi. padat bahkan mempermudah masyarakat untuk
Perjanjian e-commerce yang kini menjadi tren berbelanja. Akan tetapi, dalam belanja online
modern di satu sisi memberikan keuntungan mempunyai kekurangan yaitu barang yang sudah
sedangkan dilain pihak tidak menjanjikan jaminan di beli tidak sesuai dengan yang dilihat pada
dan perlindungan hak bagi para konsumen. gambar karena ada beberapa orang juga dalam
Konsumen di Indonesia dalam melakukan melakukan belanja online tersebut masih ada
transaksi mendapatkan perlindungan di dalam yang barangnya tidak sesuai atau barangnya
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang sampai di tujuan tapi sudah rusak. Maka perlu
Perlindungan Konsumen (UUPK) yaitu berupa Hak adanya kenyamanan dan keselamatan dalam
Konsumen yang terdapat dalam pasal 4. Adapun mengkonsumsi barang atau jasa
perlindungan konsumen dalam melakukan Lebih lanjut, Undang-undang Nomor 8
transaksi elektronik dalam hal mendapatkan Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
barang yang tidak sesuai dengan yang dijual menetapkan larangan-larangan bagi pelaku usaha
terdapat di dalam pasal 4 huruf b dan huruf a yang berujung pada kerugian konsumen.
yaitu konsumen berhak untuk memilih barang Pelanggaran terhadap larangan-larangan tersebut
dan atau jasa serta mendapatkan barang merupakan tindak pidana.
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar Pelaku usaha dilarang memperdagangkan
dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan dan barang yang rusak, cacat atau bekas, dan
konsumen berhak mendapatkan kompensasi, tercemar tanpa memberikan informasi secara
ganti rugi dan/atau penggantian, apabila barang lengkap dan benar atas barang yang dimaksud.23
dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai Pelaku usaha juga dilarang untuk
perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.
Penerapan undang-undang Informasi Transaksi 20 Pasal 27 ayat (2) ini berbunyi: “Tiap-tiap warga berhak
dan Elektronik untuk melindungi konsumen atas atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kenyamanan dan keselamatan dalam kemanusiaan”.
21 Pasal 33 ini berbunyi: “(1) perekonomian disusun sebagai
mengonsumsi barang dan/atau jasa tampaknya
usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan; (2)
masih belum cukup efisien karena masih terdapat Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
melalukan pelanggaran yang dilakukan oleh yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh
pelaku usaha. Kekurangan-kekurangan ini negara; (3) Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung
diharapkan menimbulkan kesadaran bahwa didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.”
transaksi elektronik seperti belanja online perlu 22 Lihat Ketentuan Konsideran ‘Mengingat” dalam Undang-
mendapatkan perhatian secara undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
pribadi/individual. Apalagi di tengah maraknya Konsumen, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor
3821.
19 I Putu Erick Sanjaya Putra, I Nyoman Putu Budiartha dan 23 Pasal 8 ayat (2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999

Ini Made Sukaryati Karma, Op. Cit., hlm.242. tentang Perlindungan Konsumen.
memperdagangkan sediaan farmasi dan pangan Perlindungan hukum bagi konsumen adalah
yang rusak, cacat atau bekas dan tercemar, dengan melindungi hak-hak konsumen.
dengan atau tanpa memberikan informasi secara Walaupun sangat beragam, secara garis besar
lengkap dan benar.24 Maka bagi pelaku usaha hak-hak konsumen dapat dibagi dalam tiga hak
yang melakukan pelanggaran tersebut, dilarang yang menjadi prinsip dasar, yaitu:28
memperdagangkan barang dan/atau jasa 1. Hak yang dimaksudkan untuk mencegah
tersebut serta wajib menariknya dari konsumen dari kerugian, baik kerugian
25
peredaran. personal, maupun kerugian harta kekayaan;
Perlindungan konsumen harus mendapat 2. Hak untuk memperoleh barang dan/atau jasa
perhatian yang lebih, karena investasi asing telah dengan harga wajar; dan
menjadi bagian dari pembangunan ekonomi 3. Hak untuk memperoleh penyelesaian yang
Indonesia juga berkaitan dengan ekonomi dunia. patut terhadap permasalahan yang dihadapi.
Persaingan Internasional dapat membawa Untuk menghindari kemungkinan adanya
implikasi negatif bagi konsumen.26 Perlindungan produk yang cacat atau berbahaya, maka perlu
konsumen tidak saja terhadap barang-barang ditetapkan standar minimal yang harus
berkualitas rendah, akan tetapi juga terhadap dipedomani dalam berproduksi untuk
barang-barang yang membahayakan kehidupan menghasilkan produk yang layak dan aman untuk
masyarakat. dipakai. Usaha inilah yang disebut dengan
Tegasnya, hukum perlindungan konsumen standardisasi adalah:
merupakan keseluruhan peraturan perundang- Standardisasi ini berkaitan erat dengan
undangan, baik undang-undang maupun keamanan dan keselamatan konsumen, yaitu
peraturan perundang-undangan lainnya serta berkaitan dengan kelayakan suatu produk untuk
putusan-putusan hakim yang substansinya dipakai atau dikonsumsi. Barang yang tidak
mengatur mengenai kepentingan konsumen.27 memenuhi syarat mutu, khususnya makanan,
Selain itu, faktor yang memengaruhi dapat menimbulkan malapetaka bagi konsumen.
pembentukan Undang-undang Perlindungan Selain merugikan konsumen dari segi finansial,
Konsumen di Indonesia adalah munculnya barang yang tidak memenuhi syarat mutu
beberapa kasus yang merugikan konsumen dan tersebut dapat pula mengancam keamanan dan
diakhiri dengan penyelesaian yang tidak keselamatan masyarakat umum.
memuaskan konsumen. Hak mendapat perlindungan hukum berarti
Dalam perlindungan konsumen pada produsen-pelaku usaha berhak memperoleh
pandemi covid-19 perlu untuk tetap diterapkan perlindungan hukum jika ada tindakan pihak lain,
karena masih banyak yang belum menerapkan yaitu konsumen yang dengan iktikad tidak baik
aturan yang sudah pemerintah terapkan menimbulkan kerugian baginya.
walaupun di era sekarang sudah mulai ada Perlindungan kepada konsumen berarti juga
perkembangan dengan diberlakukan pemerintah perlindungan terhadap seluruh warga negara
dengan adanya new normal tetapi harus tetap Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam
untuk menggunakan masker bahkan tetap tujuan pembangunan nasional yang tercantum
melakukan jaga jarak. Apalagi sekarang dalam Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
kebanyakan orang berbelanja online dan masih Sehubungan dengan tanggung jawab
banyak masyarakat belum tahu menggunakan produsen-pelaku usaha -penjual atas barang yang
belanja online bahkan ada yang kena tipu dengan dihasilkan dan diperdagangkannya, ketentuan
adanya perbelanjaan online karena belum terlalu tentang perbuatan melawan hukum (tort) dari
tahu cara menggunakan untuk belanja online. KUHPerdata dapat digunakan di sini, yaitu Pasal
1365 dan 1367 KUHPerdata.
Kemudian, dalam pasal 1367 KUHPerdata
24 Pasal 8 ayat (3) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 diatur mengenai pertanggungjawaban khusus
tentang Perlindungan Konsumen. sehubungan dengan perbuatan melawan hukum,
25 Pasal 8 ayat (4) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999

tentang Perlindungan Konsumen.


yaitu pertanggungjawaban atas barang.
26 Erman Rajagukguk, Pentingnya Hukum Perlindungan

Konsumen dalam Era Perdagangan Bebas, dalam Husni


Syawali dan Neni Sri Imaniyati (Penyunting), Hukum
Perlindungan Konsumen, Mandar Maju, (Bandung, 2000), 28 Ahmadi Miru, “Prinsip-prinsip Perlindungan Hukum Bagi
hlm. 2. Konsumen di Indonesia,” Disertasi, Program Pascasarjana
27 Inosentius Samsul, Op. cit., hlm. 34 Universitas Airlangga, Surabaya, 2000, hlm 140.
Pasal 19 ayat (1) Undang-undang Nomor 8 pihak lain dalam distribusi produk. Ditegaskan
Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen bahwa tanggung jawab atas barang terletak pada
menyebutkan bahwa unsur-unsur kerugian yang pembuat, kecuali barang itu kemudian diubah
menjadi tanggung jawab produsen-pelaku usaha sehingga tidak sama seperti semula lagi. Dalam
terdiri dari kerugian atas kerusakan, kerugian hal ada perubahan, maka tanggung jawab ada
atas pencemaran dan kerugian konsumen. Pada pada pelaku usaha terakhir yang melakukan
dasarnya bentuk atau wujud ganti kerugian perubahan itu.
dalam sengketa konsumen menurut Pasal 19 ayat Secara teoretis pertanggungjawaban terkait
(2) Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang dengan hubungan hukum yang timbul antara
perlindungan konsumen: pihak yang menuntut pertanggungjawaban
a. Pengembalian Uang dengan pihak yang dituntut untuk bertanggung
Yang dimaksud dengan pengembalian uang jawab. Oleh karena itu, berdasarkan jenis
sebagai wujud penggantian kerugian adalah hubungan hukum atau peristiwa hukum yang
mengembalikan uang yang telah dibayarkan ada, maka dapat dibedakan:
oleh konsumen pada waktu transaksi terjadi, a. Pertanggungjawaban atas dasar kesalahan
misalnya uang pembelian, uang jasa. Yaitu tanggung jawab yang dapat lahir karena
b. Pengembalian barang dan/atau jasa terjadinya wanprestasi, timbulnya perbuatan
Penggantian barang dan/atau jasa melawan hukum, tindakan yang kurang hati-
maksudnya menyerahkan barang dan/atau hati.
jasa sejenis atau dengan barang dan/atau b. Pertanggungjawaban atas dasar risiko
jasa lain sebagai penggani dari barang Yaitu tanggung jawab yang harus dipikul
dan/atau jasa yang telah diterima konsumen sebagai risiko yang harus diambil oleh
tetapi tidak dapat digunakan untuk seorang produsen-pelaku usaha atas kegiatan
memenuhi kebutuhannya. Misalnya, sebuah usahanya.
tape recorder yang dibeli ternyata rusak, oleh Sehubungan dengan tanggung jawab
produsen pelaku usaha diganti dengan tape produsen-pelaku usaha-penjual atas barang-
recorder yang lain. barang yang dihasilkan dan diperdagangkannya,
c. Perawatan Kesehatan ketentuan tentang perbuatan melawan hukum
Dengan perawatan kesehatan artinya (tort) dari KUHPerdata dapat dipergunakan di
produsen-pelaku usaha mengganti biaya sini, yaitu Pasal 1365 dan 1367 KUHPerdata.
perawatan yang ditanggung atau harus Kemudian, dalam Pasal 1367 KUHPerdata
ditanggung konsumen karena menderita diatur mengenai pertanggungjawaban khusus
penyakit akibat dari memakai atau sehubungan dengan perbuatan melawan hukum,
mengonsumsi barang dan/atau jasa yang yaitu pertanggungjawaban atas barang sebagai
diberikan oleh produsen-pelaku usaha. berikut:
d. Pemberian Santunan “seorang tidak saja bertanggung jawab untuk
Pemberian Santunan maksudnya kerugian yang disebabkan perbuatannya sendiri,
memberikan sejumlah uang kepada tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan
konsumen atau ahli warisnya apabila perbuatan orang-orang yang menjadi
konsumen cacat atau meninggal sebagai tanggungannya atau disebabkan oleh barang-
akibat dari memakai atau mengonsumsi barang yang berada di bawah pengawasannya.”
barang dan/atau jasa yang diberikan oleh Diperlukan adanya pengawasan ketat terkait
produsen-pelaku usaha. konten yang memuat informasi yang salah dan
Hak mendapat perlindungan hukum berarti memverifikasi serta mempromosikan konten
produsen-pelaku usaha berhak memperoleh terpercaya, serta mengadvokasikan kepada
perlindungan hukum jika ada tindakan pihak lain masyarakat apabila mengalami sengketa terkait
yang mempermasalahkan atau merugikan perlindungan konsumen.29
haknya. Terdapat beberapa institusi sebagaimana
Pasal 24 Undang-undang Nomor 8 Tahun tercantum dalam UU Perlindungan Konsumen,
1999 tentang perlindungan konsumen ini
mengatur tentang pertanggungjawaban atas
29 Sukmawati, 2019. “Tanggung jawab Hukum Pelaku Usaha
barang produksi yang dijual oleh pelaku usaha
lain dengan kata lain, mengatur tentang Online Shop Terhadap Konsumen Akibat Peredaran
Kosmetik Palsu”. Jurnal Kertha Semaya Fakultas Hukum
pertanggungjawaban dalam hal adanya pihak- Universitas Udayana, vol 7. No.3.
yaitu Badan Perlindungan Konsumen Nasional B. Saran
(BPKN), Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen 1. Bagi pemerintah yang merancang ataupun
(BPSK), dan Lembaga Perlindungan Konsumen sebagai pelaksana bahkan pengawas dalam
Swadaya Masyarakat (LPKSM). BPKN ini menjalankan suatu Undang-undang tentang
merupakan institusi negara independen yang perlindungan konsumen untuk lebih
bertanggung jawab langsung kepada presiden memperhatikan kejadian-kejadian yang
yang anggotanya mempresentasikan kepentingan terjadi pada saat ini baik tentang barang
pemerintah, pelaku usaha, konsumen, akademisi ataupun jasa yang dikonsumsi agar menjaga
atau pakar sosial perlindungan konsumen. BPSK kenyamanan keamanan dan keselamatan
merupakan suatu badan penyelesaian sengketa dalam mengkonsumsi barang atau jasa
konsumen di luar mekanisme pengadilan yang sehingga para pelaku usaha yang hanya
terletak di Daerah Tingkat II (Kabupaten atau mencari suatu keuntungan jangan sampai
Kotamadya). Dalam UU Perlindungan Konsumen merugikan orang lain.
disebutkan bahwa gugatan atas pelanggaran 2. Bagi pelaku usaha/kejahatan lebih
pelaku usaha, yang diajukan ke peradilan umum, meningkatkan mutu pelayanan disertai
dapat dilakukan baik oleh seorang konsumen pertanggungjawaban yuridis terhadap produk
(atau ahli warisnya), sekelompok konsumen, atau makanan yang mengandung bahan-bahan
lembaga perlindungan konsumen swadaya yang berbahaya demi menjaga kenyamanan,
masyarakat (LPKSM) berperan dalam lembaga keamanan dan keselamatan dalam
non pemerintah yang menjadi penting bagi mengkonsumsi barang atau jasa
kepentingan konsumen dalam memperoleh akses
keadilan. DAFTAR PUSTAKA

PENUTUP Buku-Buku
A. Kesimpulan Ali, Zainuddin. 2009. Metode Penelitian Hukum.
1. Perlindungan hukum terhadap konsumen Jakarta: Sinar Grafika.
atas kenyamanan keamanan dan Anonim. 2009. Undang-undang Perlindungan
keselamatan dalam mengkonsumsi barang Konsumen. Jakarta: Sinar Grafika
atau jasa itu sangat penting karena menjamin Hadjon, Phillipus M. 1987. Perlindungan Hukum
suatu adanya kepastian hukum untuk Bagi Rakyat Indonesia, Surabaya: Bina Ilmu
memberikan perlindungan. Bentuk Kristiyanti, Celina Tri Siwi. 2019. Hukum
perlindungan hukum terhadap konsumen Perlindungan Konsumen. Jakarta: Sinar
atas kenyamanan keamanan dan Grafika.
keselamatan konsumen dengan cara Marzuki, Peter Mahmud. 2005. Penelitian
melakukan pengawasan serta melakukan Hukum, Surabaya: Kencana Prenada Media
pemeriksaan di setiap pertokoan ataupun Group.
penjualan lainnya oleh tim Badan Pengawas Mertokusumo, Soedikno. 1991. Mengenal Hukum
Obat dan Makanan (BPOM), Dinas (Suatu Pengantar). Yogyakarta: Liberty.
Kesehatan, Dinas Perindustrian, Perdagangan Miru, Ahmadi dan Sutarman Yodo. 2014. Hukum
dan Koperasi sehingga produk yang di Perlindungan Konsumen Jakarta: Rajawali
gunakan konsumen baik itu barang atau pun Pers.
jasa merasa aman dan keselamatan terjamin M. Sadar, Moh. Taufik Makarao, dan Habloel
dari produk yang membahayakan. Mawadi. 2012. Hukum Perlindungan
2. Sanksi yang tegas bagi pihak yang melanggar Konsumen di Indonesia. Jakarta Barat:
diatur dalam Undang-undang No. 8 Tahun Akademia
1999 tentang Perlindungan Konsumen Nasution, Az. 2011. Hukum Perlindungan
berupa sanksi administratif, sanksi pidana Konsumen: Suatu Pengantar. Rev. Ed,
penjara dan denda serta sanksi pidana Jakarta: Diadit Media, 2011.
tambahan karena pelaku usaha melalaikan Rosmawati, 2018. Pokok-Pokok Hukum
tanggung jawabnya dan melakukan larangan- Perlindungan Konsumen Depok: Kencana
larangan yang disebutkan dalam pasal 8 Prenadamedia Group
sampai dengan 18, dan juga yang disebutkan Susanto, Happy.2008. Hak-Hak Konsumen Jika
dalam pasal 62 ayat (1). Dirugikan. Jakarta: Transmedia Pustaka.
Surachman, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian
Ilmiah: Dasar, Metode, dan Teknik. Bandung:
Tarsito.
Zulham. 2013. Hukum Perlindungan Konsumen.
Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Peraturan Perundang-Undangan
Undang-undang RI Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen.
Undang-undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik.

Artikel Ilmiah/Jurnal
Setyawati, Desy Ary, dkk. 2017. Perlindungan
Bagi Hak Konsumen dan Tanggung Jawab
Pelaku Usaha dalam Perjanjian Transaksi
Elektronik, Syiah Kuala Law Journal, Vol.4
No.2, September.

Anda mungkin juga menyukai