Anda di halaman 1dari 5

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PEKERJA TENTANG KESELAMATAN­

KERJA DI BAGIAN PELAYANAN MEDIK LINGKUNGAN KERJA BALAI


KESEHATAN­KERJA MASYARAKAT PROVINSI JAWA BARAT
BANDUNG 2012­
Agus Mi’raj Darajat, Eviana Dewi, Ai Damayanti

ABSTRAK
Keselamatan Kerja Merupakan salah satu upaya meningkatkan derajat kesehatan para pekerja dengan­
cara pencegahan penyakit akibat kerja, pengendalian ditempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan
dan rehabilitasi.­Rendahnya standar penerapan program keselamatan kerja , salah satu penyebab adalah­
kurangnya informasi dan pengetahuan pekerja tentang keselamatan kerja sehingga banyak pekerja­yang
mempunyai sikap yang kurang mendukung atau tidak peduli terhadap penerapan keselamatan­kerja.­
Peneliti­ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan sikap dan praktek pekerja tentang
keselamatan­kerja. Pada akhirnya diharapkan dapat member kontribusi dalam meningkatkan produktifitas­
sumber daya manusia di instansi, dan member dasar pemikiran tentang penerapan keselamatan kerja di
bagian Pelayanan­Medik lingkungan kerja BKKM Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan di Bagian­
Pelayanan Medik Lingkungan kerja Balai Kesehatan Provinsi Jawa Barat metode penelitian­survey­dengan­
jumlah sempel 30 orang, dengan pendekatan cross sectional. Dalam penelitian ini terdapat­2 variable,
yaitu pengetahuan pekerja (X) sebagai variable bebas (dependent variable). Dan sikap pekerja­tentang­
keselamatan­keja (Y) sebagai variable terkait (dependent variable). Hipotesis penelitian­ ini adalah­; ada
gambaran­pengetahuan­sikap dan praktek pekerja tentang keselamatan kerja. Terbukti dari hasil penelitian­
ini, bahwa ada gambaran yang bermakna antara pengetahuan dan sikap pekerja tentang­Keselamatan­Kerja­.
Hal ini perlu mendapat perhatian dari para menejer dalam rangka meningkatkan­standar keselamatan­
kerja di instansi, dengan membentuk sikap yang positif para pekerja melalui pelatihan­–pelatih­an, sehingga
diharapkan tercapai produktivitas sumber daya manusia yang optimal.­

Kata kunci: Pengetahuan, sikap, keselamatan kerja

ABSTRACT

Keselamatan Kerja is a work safety effort that ensures a certain degree of health for employees through prevention­
services, the controlling of the work environment according to health codes, the promotion of a healthy lifestyle,
treatments, and rehabilitation. The lack of an established standard regarding the work safety effort is one reason­
that employees are often uninformed and indifferent about the issue of safety in their work environments. This
study aims to illustrate the attitudes held by employees towards Keselamatan Kerja and the degree of application­
of the work safety effort displayed by employees. Ultimately, we would like to be able to contribute to the increase­
of productivity of the workforce and to be able to implant the suggestion of the application of work safety efforts­
in the medical service sector of West Java. This study was conducted in the medical service sector that served
the work environment of West Java’s health center. There were 30 people who served as samples from whom
data was gathered through surveys; a cross sectional approached was used. There are two variables in this
study: the employees­’ knowledge of work safety efforts/Keselamatan Kerja as the independent variable (X) and
the employees’ attitudes regarding work safety efforts/Keselamatan Kerja as the dependent variable (Y). This
study’s hypothesis­is that there will be a correlation between the knowledge regarding and attitudes held towards­
work safety efforts­. Results show that there was a significant relationship between the knowledge regarding­
and attitudes­held rowards work safety efforts/Keselamatan Kerja. The above result needs to be brought to the
attention­ of managers of the medical service sector of West Java to encourage them to increase work safety­
standards,­ which can be achieved through workshops and trainings. We also hope that this study can help
increase­and optimize the productivity of the sector’s workforce.

Keywords: knowledge, attitude, work safety

280
Agus Mi’raj D., Gambaran Pengetahuan dan Sikap Pekerja.... 281

PENDAHULUAN bahaya keselamatan kerja, tetapi kenyataanya masih


Perkembangan teknologi di segala bidang kehidupan ada pekerja­yang tidak tahu akan hal tersebut. dan hal ini
baik instansi penghasil jasa selalu menimbulkan potensi merupakan­masalah dalam kesehatan dan keselamatan­kerja,­
bahaya­di tempat kerja seperti kecelakaan dan penyakit yang dapat­berdampak pada menurunnya produktivitas­
akibat­kerja, yang berdampak pada rendahnya produktifitas. tenaga yang bersangkutan.
Tenaga kerja adalah aset pembangunan yang perlu­ Untuk melihat kondisi di atas dari sudut ilmiah, dalam
diperhatikan­kesehatan dan keselamatannya. Dalam Undang­ hal ini mengenai gambaran antara pengetahuan dan sikap
-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan dan pekerja­terhadap keselamatan kerja di bagian pelayanan­
pencegahan kecelakaan dijelaskan bahwa perusahaan wajib­ medik, karena­bagian ini memiliki risiko kecelakaan yang
melindungi keselamatan pekerja yaitu dengan memberi­ tinggi dibandingkan dengan kantor bagian lainnya yaitu
penje lasan kepada tenaga kerja tentang kondisi dan bahaya bagian­Tata Usaha, Medrek, maka penulis tertarik melakukan­
tempat kerja, alat pelindung diri, yang diharuskan dalam penelitian tentang “gambaran Pengetahuan dan Sikap Pekerja
tempat kerja, alat pelindung diri bagi tenaga kerja serta cara tentang keselamatan kerja di Bagian Pelayanan­Medik Balai­
dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaan. Kesehatan­Kerja Masyarakat Provinsi Jawa Barat tahun
Dewasa ini perkembangan dan penerapan Kesehatan 2012”.
dan Keselamatan Kerja (K3) sudah semakin luas, upaya METODE PENELITIAN
K3 tidak hanya diterapkan di sektor-sektor industri, tetapi­ Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
sudah diterapkan di sektor-sektor penghasil jasa lainnya,­ metode­deskriptif dengan mengambil sampel tertentu
hal ini disebabkan­karena disadari bahwa keselamatan­ dari populasi.­Survei merupakan suatu metode untuk
berhubungan­erat dengan tingkat kesejahteraan dan memaparkan­data dari objek penelitian, menginterpretasikan­
kebutuhan­hidup manusia,­sedangkan manusia yang dan menganalisisnya­secara sistematis tentang fakta-fakta
sejahtera­ produktifitas kerjanya akan meningkat, sehingga penting yang berhubungan dengan aspek tertentu.
konsep sistem Manajemen­K3 sudah menjadi kebutuhan Variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Tingkat
dan standar yang harus diterapkan oleh setiap perusahaan. Pengetahuan­sebagai variabel independen. 2. Sikap tentang
Di Indonesia menurut Menteri Tenaga Kerja dan Keselamatan Kerja sebagai variabel dependen
Transmigrasi­Muhaimin Iskandar, menilai kasus kecelakaan­ Populasi dalam penelitian ini adalah pelayanan
kerja di Indonesia masih menyedihkan. Sepanjang tahun­2009 medik yang bekerja pada Kantor Balai Kesehatan Kerja
terjadi 54.398 kasus kecelakaan kerja, walaupun menurun­ Masyarakat Sebanyak 30 orang Karyawan.
dibandingkan tahun 2008 mencapai 58.600 kasus. Dari Sampel adalah sebagian individu atau wakil populasi­
54.398 kasus kecelakaan kerjai itu, sebanyak 20.086 kasus yang diteliti. Sedangkan untuk menentukan besaran sampel
tergolong pelanggaran K3. (Depnaker.¶ 2, www.kabar­bisnis. apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil­
com diperoleh tanggal 15 April 2011) di Provinsi Jawa Barat semua,­sehingga penelitiannya merupakan penelitian
menurut Data Kementrian Tenaga Kerja­dan Trnsmigrasi­ populasi,­selanjutnya­jika jumlah subjeknya besar dapat
(Kemenakertrans) Provinsi Jawa Barat hingga­akhir triwulan diambil­antara­15% atau 29% sampai dengan 25% atau
pertama tahun 2010 tercatat 1.571 kasus kecelakaan­kerja lebih, tergantung­setidak-tidaknya dari ; 1) Kemampuan
1.358 orang berhasil sembuh total, 352 orang cacat fungsi, peneliti dilihat dari segi waktu, tenaga dan dana. 2) Sempit­
24 cacat tetap dan 5 orang meningal dunia­(Sopandi, 2011). luasnya­wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena
Hal ini menunjukkan masih rendahnya standar penerapan­ hal ini menyangkut­banyak sedikitnya data, dan 3) Besar
program Keselamatan Kerja di Indonesia. Salah satu kecilnya­resiko yang ditanggung peneliti. Arikunto (2006).
penyebabnya­adalah kurangnya informasi dan pengetahuan­ Berdasarkan pernyataan diatas, karena jumlah populasi­
pekerja tentang Keselamatan Kerja sehinga­banyak pekerja kurang dari 100 orang maka Sampel dalam penelitian ini
yang mempunyai sikap yang kurang mendukung­atau tidak menggunakan sampel jenuh atau total sampling, yaitu
peduli terhadap penerapan Kesehatan­Kerja (Azwar dalam sebanyak­30 orang.
Ramli, 2010). Penelitian menggunakan data primer yang diperoleh
Balai Kesehatan Kerja Masyarakat Provinsi Jawa Barat secara langsung dari objek penelitian atau responden. Data
(BKKM) adalah salah satu Dinas Kesehatan Provinsi tersebut berupa jawaban dari pertanyaan/kuesioner yang
Jawa Barat dan berada di Wilayah Jalan Raya Rancaekek diajukan kepada karyawan Bagian Kantor Balai Kesehatan
yang bergerak dibidang Pelayanan, dalam mengerjakan­ Kerja Masyarakat Provinsi Jawa Barat. Teknik yang dipakai
pekerjaannya,­karyawan BKKM ini menggunakan peralatan­ diantaranya adalah dengan melakukan wawancara.
seperti Alat Medis, Komputer, Obat-obatan dan lain-lain, Alat pengukur atau pengumpulan data yang dimaksud­
untuk dapat bekerja di bagian Pelayanan minimal harus adalah menggunakan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan­
menguasai cara penanganan. menyangkut dua variabel yaitu pengetahuan 20 item
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Balai pertanyaan­dan sikap yang terdiri dari 20 item pertanyaan­.
Kesehatan­Kerja Masyarakat di bagian Pelayanan dan Pengukuran variabel pengetahuan menggunakan­kuesioner
peralatan­yang digunakan mempunyai suatu dampak jika dengan pilihan ganda (memilih salah satu jawaban yang
dipandang dari segi Keselamatan Kerja yaitu adanya bahaya­ dianggap­benar) dengan pilihan jawaban A sampai E, untuk
fisik bagi karyawan seperti risiko tersayat, tertusuk jarum, mengukur variabel sikap menggunakan skala Likert dengan
terkena percikan cairan infeksius tentunya menimbulkan­ kisaran 1-5.
Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 6, September 2012. Hal. 280-284 282

Validitas adalah sejauh mana ketepatan sauatu alat ukur Pemilihan patokan ini dilakukan dengan
dalam mengukur suatu data. Untuk menguji validitas alat mempertimbangkan­sebaran nilai akhir (distribusi
ukur atau instrumen penelitian, terlebih dahulu di cari nilai frekuansi),­sehingga diperoleh jumlah yang merata pada
(harga) korelasi dengan menggunakan rumus koefisien masing-masing kategori.
Korelasi­Product Moment Pearson sebagai berikut : Analisa univariat dalam penelitian ini Bertujuan
untuk­menggambarkan distribusi masing-masing variabel
n ( ∑ XY) - ( ∑ X) ( ∑ Y) pengetahuan­dan variabel sikap dari hasil penelitian. Hasil
rxy = analisa univariat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi
√ { n∑ X2 - ( ∑ X) 2} { n∑ Y2 - ( ∑ Y) 2}
dan persentase dari tiap variabel.
Keterangan : P=∑X
rs : Koefisien Korelasi
n : Jumlah Responden Xid
Y : Jumlah Skor total seluruh item Keterangan :
X : Jumlah Skor tiap item P = persentase skor rata-rata yang dicari,
Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan­ ∑ X = adalah jumlah skor hasil penelitian, dan
membandingkan nilai r tabel dengan nilai r hitung. Dinyatakan­ Xid = skor ideal untuk setiap variabel
valid, jika nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Tabel 3.2
Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan terhadap Kategori Pernyataan Responden Berdasakan Skala Likert
15 orang karyawan yang mempunyai karakteristik umur, Kategori Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
jenis pekerjaan, beban resiko yang hampir sama dengan
Sangat setuju 5 1
responden­yang akan diteliti di Hyperkes Jln Golp Bandung.
Hasil uji validitas pada instrumen variabel pengetahuan­dan Setuju 4 2
sikap adalah ; dari 20 item pertanyaan variabel pengetahuan,­ Tidak setuju 2 4
17 pertanyaan dinyatakan valid dan 3 pertanyaan­tidak valid Sangat tidak setuju 1 5
( soal no 15, 19, 20). Dari 20 item pertanyaan­variabel sikap,
sebanyak 19 pertanyaan dinyatakan­valid dan 1 pertanyaan Tempat penelitian ini adalah di Bagian Pelayanan Medik
tidak valid (pertanyaan­no. 9). Dengan soal yang tidak valid, dan Pelayanan Lingkungan Kerja Balai Kesehatan Kerja
penulis tidak memasukkan­dalam daftar pertanyaan yang Masyarakat Provinsi Jawa Barat dilaksanakan mulai bulan
diajukan­kepada­responden dalam penelitian. Juli sampai dengan bulan Agustus 2012.
Jika suatu alat ukur atau instrumen penelitian dapat
digunakan­dua kali untuk mengukur gejala yang sama HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
dengan­hasil pengukuran relatif konsisten, maka alat ukur Analisa univariat ini bertujuan untuk menjelaskan
atau instrumen tersebut reliable. karakteristik masing-masing variabel yang diteliti (Hastono,­
Untuk mengetahui reliabilitas adalah dengan 2006). Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini
membandingkan­r hasil dengan nilai r tabel dalam reliabilitas­ adalah­ordinal, maka analisa univariat yang digunakan
nilai r adalah niali alpha. Dengan ketentuan bila nilai Alpha adalah­distribusi frekuensi dan persentase masing-masing
> r tabel, maka pertanyaan tersebut reliabel. variabel.
Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan terhadap­ Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa data, tingkat
15 orang karyawan yang mempunyai karakteristik­umur, pengetahuan responden dapat dikelompokan menjadi tiga;
jenis pekerjaan, beban resiko yang hampir sama dengan­ baik, cukup, dan kurang.
responden yang akan diteliti di Balai Kesehatan Kerja
Masyarakat Provinsi Jawa Barat. Hasil uji reliabilitas Tabel 4.1
semua­pertanyaan (17 item pengetahuan dan 19 item sikap) Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pengetahuan dan Sikap
dinyatakan­ reliabel. Tentang Keselamatan Kerja di Bagian Pelayanan Medik BKKM
Provinsi Jawa Barat Tahun 2012
Setelah data dikumpulkan, langkah berikutnya adalah
melakukan pengolahan data yang meliputi sebagai berikut : No Variabel Frekuensi Persentase (%)
Pada proses pengolahan data perlu dilakukan pemberian­
1 Baik 14 60
nilai/skoring yang meliputi :
1. Pemberian nilai (skoring) untuk masing-masing aspek 2 Cukup 10 22,5
variabel. 3 Kurang 6 17,5
2. Penjumlahan nilai akhir skoring Jumlah 30 100
3. Menghitung nilai akhir untuk masing-masing variabel­
dengan menggunakan rumus : total skor dibagi skor Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dari 30 orang
maksimal dikalikan 100. responden­yang diwawancarai sebagian besar (60,0%)
4. Pengelompokkan penghitungan nilai akhir kedalam­ memiliki­tingkat pengetahuan baik, dan hanya sebagian
kategori­dengan menggunakan kecenderungan nilai kecil saja yang memiliki pengetahuan cukup dan kurang,
tengah­ (median) dengan ketentuan buruk apabila ≤ yaitu masing-masing sebesar 22,5% memiliki pengetahuan
median­dan baik apabila > median. cukup dan 17,5% dengan tingkat pengetahuan kurang. Jika
Agus Mi’raj D., Gambaran Pengetahuan dan Sikap Pekerja.... 283

data tersebut dikaitkan dengan pengalaman dan kesiapan dan terakhir­yang berpengetahuan kurang. Sebaliknya
kerja, maka sebagian responden sudah memiliki modal responden­dengan tingkat pengetahuan kurang lebih banyak
dasar berupa pengetahuan yang baik tentang Kesehatan dan yang bersikap­negatif tentang Keselamatan Kerja.
Keselamatan Kerja (K3).
Tabel 4.2 SIMPULAN DAN SARAN
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap Tentang K3 Simpulan
di Bagian Pelayanan Medik Lingkungan Kerja Tahun 2012
Berdasarkan uraian dan pembahasan yang telah
No Variabel Frekuensi % dikemukakan­peneliti pada bab sebelumnya, maka peneliti
1 Positif 20 55,0 dapat menarik beberapa kesimpulan mengenai gambaran
2 Negatif 10 45,0 penetahuan sikap dan praktek pekerja tentang keselamatan
Total 30 100
kerja di bagian pelayanan medik di Balai Kesehatan Kerja
Masyarakat Provinsi Jawa Barat tahun 2012.
Berdasarkan data pada tabel 4.2, dapat dilihat, mayoritas­ a. Sebagian besar responden di Bagian Pelayanan Medik
(55%) sikap responden tentang Keselamatan Kerja Lingkungan Kerja BKKM provinsi Jawa Barat memiliki
adala­positif. Untuk dapat berperilaku dan menerapkan pengetahuan yang baik tentang keselamatan kerja
Keselamatan­Kerja di Bagian pelayanan Medik diperlukan b. Dari hasil penelitian sebagian besar responden di bagian
sikap yang positif terhadap K3 tersebut. pelayanan medik di lingkungan kerja BKKM memiliki
Lebih dari setengahnya atau sebagian besar (60%) sikap positif tentang keselamatan kerja.
responden­memiliki pengetahuan baik tentang Keselamatan Saran
Kerja,­kuesioner yang digunakan terdiri dari 17 pertanyaan Berdasarkan hal tersebut diatas diatas, saran–saran yang
yang terdiri atas pengetahuan responden tentang pengertian dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :
Keselamatan Kerja, aspek-aspek Keselamatan Kerja, tujuan 1. Bagi Manajemen Balai Kesehatan Kerja Masyarakat
Keselamatan Kerja, gambaran Keselamatan Kerja dengan agar meningkatkan Program Pendidikan dan Pelatihan
produktifitas kerja, faktor resiko terjadinya kecelakaan tentang Manajemen Keselamatan Kerja.
kerja,­standar prosedur kerja, landasan hukum Keselamatan­ 2. Bagi institusi Pendidikan diharapkan hsil penelitian ini
Kerja dan manajemen Keselamatan Kerja. Berdasarkan dijadikan sebagai bahan referensi atau bahan bacaan
distribusi jawaban responden pengetahuan tentang aspek- untuk­menambah penetahuan
aspek­Keselamatan­Kerja dan kerugian langsung­tidak 3. Bagi Peneliti Selanjutnya disarankan untuk menggali
menerapkan­ Keselamatan Kerja adalah dimensi pertanyaan faktor lain yang berhubungan dengan keselamatan kerja,­
yang rendah nilai jawabannya. sehingga dapat mendukung atau membuktikan lebih
Lebih setengahnya dari responden yaitu 55% dari, lanjut hasil penelitian ini dan diperoleh kesimpulan yang
mempunyai­sikap positif tentang keselamatan kerja. lengkap dan menyeluruh.
Sikap­yang positif akan menjadi dasar yang kuat untuk
menerapkan­Keselamatan­Kerja di instansi. Sikap pekerja ini DAFTAR PUSTAKA
penting­diketahui­untuk melihat kepatuhan pekerja tentang Arikuntoro, S, Prof, DR, 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Keselamatan­Kerja. Teori terbentuknya sikap salah satunya Pendekatan Praktis. Rineka Cipta.
didasari atas pengetahuan yang baik terhadap sesuatu objek. Budiono, S. A.M., Yusuf, R.M.S, & Pusparini A, 2005.
Namun demikian secara kuantitas masih ada sebanyak 45% Hyperkes­dan KK. Semarang : Bahan Penerbit
orang yang memiliki sikap negatif terhadap Keselamatan Universitas­ Diponogoro
Kerja. Buku Paduan Penulis dan penyusunan Skripsi. Bandung:
Pengetahuan dikategorikan menjadi tiga kategori yaitu STIKes Bhakti Kencana
baik, cukup, dan kurang, pengkategorian ini didasarkan­ Depnaker RI, 2009. Sistem Manajemen Keselamatan Kerja
bahwa­karyawan ini umumnya sudah pernah terpapar dengan­ SMK3. Jakarta
Keselamatan K ­ erja, baik yang diperoleh pada saat di bangku­ Mufarokhah. L, 2006. Hubungan Pengetahuan Keselamatan­
pendidikan­maupun melalui penyuluhan­dan pelatihan­­­oleh Kerja­dengan Pelaksanan Pencegahan kecelakaan
instansi, namun pemahaman dan aplikasinya­masih bervariasi.­ kerja pada karyawan Bagian Spinining Di PT
Primatexco­Indonesia Batang. Program Sarjana
Hasil penelitian menunjukan­bahwa sebagian­besar­dari
Universitas­Negeri Semarang.
responden­memiliki tingkat pengetahuan­yang baik.
Muhaimin Iskandar, Depnaker, 2011. 2, www.kabarbisnis.
Secara teori pengetahuan berhubungan dengan baik com diperoleh tanggal 15 April 2011)
buruknya­atau positif dan negatif sikap seseorang terhadap­ Notoadmodjo, S, Prof, Dr, 2007. Promosi Keselamatan
Keselamatan kerja. Pengetahuan merupakan dasar dari Kerja dan Ilmu Prilaku. Jakarta :Rineka Cipta
pembentukan sikap Rahardi C, 2011. 2, www.kabarbisnis.com diperoleh tanggal­
Dari hasil analisa, secara persentase responden 15 April 1012).
berpengetahuan­baik tentang Keselamatan Kerja lebih­ Ramli S., 2010. sistim manajemen Keselamatan Kerja
banyak­memiliki sikap positif tentang Keselamatan & Kesehatan Kerja OHSAS 18001, Jakarta; Dian
Kerja­tersebut, diikuti responden berpengetahuan cukup Rakyat
Bhakti Kencana Medika, Volume 2, No. 6, September 2012. Hal. 280-284 284

Saebani, 2008, 2, http://www.scribd.com /deleted­/52677508/


query= Pengetahuan+menurut=Kamus=Besar+baha
sa+Saebani,diperoleh tanggal 15 April 2011).
Sopandi W.,2010. Sistem Keselamatan Kerja serta Penyakit­
Akibat Kerja yang ada di PT Hansoll Hyun Desa
Wanakerta­Kecamatan Purwodadi Kabupaten
Subang.­STIKes Bhakti Kencana
Sugiono, Prof, DR,2010. Metodologi Penelitian Kuanlitatif
Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Tarwaka, 2004, 2, http;//repository. Usu.ac.id/
bitstream/­123456789/17022/6/Chapter%201.pdf
diperoleh tanggal 15 April 2011.
Yusuf, R.M>S, 2003. Managemen Hyperkes dan
Keselamatan­kerja di perusahaan. Dalam Budiono,­
S.A.M., Yusuf, R>S>M, & Pusparini A Badan
Penerbit­Universitas Diponogoro, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai