Lajur
Lajur
V. Dasar Teori
Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai laju pengurangan pereaksi atau pertambahan
produk untuk satuan waktu. Hukum laju sebanding dengan konsentrasi komponen
pereaksi yang menentukan laju reaksi. Reaksi kimia akan terjadi jika molekul-molekul
bertumbukan satu sama lain. Teori tumbukan dari laju reaksi adalah suatu model yang
mengasumsikan bahwa agar reaksi terjadi, molekul pereaksi harus bertumbukan dengan
energi yang lebih besar daripada nilai minimum yang ada dan dengan orientasi yang
tepat (searah sumbu utama) (Yayan, 2013). Terdapat istilah energi aktivasi dalam reaksi
kimia atau disebut juga dengan energi pengaktifan. Energi aktivasi merupakan energi
kinetik minimum yang harus dimiliki molekul-molekul pereaksi agar tumbukan antar
molekul menghasilkan zat hasil reaksi (Sandri, 2009).
1. Konsentrasi
Umumnya laju reaksi pada temperatur tetap lebih sering dinyatakan sebagai
laju perubahan konsentrasi komponen- komponennya dalam sistem, sehingga
dapat dikatakan bahwa laju reaksi bergantung pada konsentrasi pereaksi atau
hasil reaksi. Ketergantungan laju reaksi pada konsentrasi pereaksi atau hasil
reaksi diungkapkan sebagai persamaan laju reaksi atau hukum laju
2. Luas permukaan
3. Temperatur
4. Katalis
Secara umum, hubungan antara laju reaksi dan konsentrasi zat-zat pereaksi hanya
diperoleh dari data eksperimen. Bilangan pangkat yang menyatakan hubungan
antara konsentrasi zat pereaksi dan laju reaksi disebut orde reaksi.
Bahan :
- Na2S2O3 0,05M
- Padatan CaCO3
- KMNO4 0,1M
- H2C2O4 0,1M
- H2SO4 0,5M
I. Alur Percobaan
1. Percobaan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
5 ml larutan natrium tiosulfat 0,05M
A B C D
-Ditambahkan 5 ml -Ditambahkan 10 ml -Ditambahkan 15 ml -Ditambahkan 25 ml
HCl 3M aquades aquades aquades
-Dikocok hingga -Dikocok hingga -Dikocok hingga -Dikocok hingga
homogen homogen homogen homogen
-Nyalakan stopwatch -Ditambahkan 5 ml -Ditambahkan 5 ml -Ditambahkan 5 ml
saat penambahan HCl HCl 3M dan dikocok HCl 3M dan dikocok HCl 3M dan dikocok
-Dihentikan lagi hingga homogen lagi hingga homogen lagi hingga homogen
stopwatch saat larutan -Nyalakan stopwatch -Nyalakan stopwatch -Nyalakan stopwatch
menjadi keruh saat penambahan HCl saat penambahan HCl saat penambahan HCl
-Membuat kurva 1/t -Dihentikan -Dihentikan -Dihentikan
-Menentukan orde stopwatch saat stopwatch saat stopwatch saat larutan
reaksi larutan menjadi keruh larutan menjadi keruh menjadi keruh
-Membuat kurva 1/t -Membuat kurva 1/t -Membuat kurva 1/t
-Menentukan orde -Menentukan orde -Menentukan orde
reaksi reaksi reaksi
Hasil Hasil Hasil Hasil
Reaksi:
1. Na2SO3 + H2O(l) Na2S2O3(aq)
2. Na2S2O3(aq) + 2HCl(aq) 2NaCl(aq) + S(s) + SO2(g) + H2O(l)
2. Percobaan pengaruh luas permukaan sentuhan terhadap laju reaksi
Padatan CaCO3
Reaksi:
CaCO3(aq) + 2HCl(aq) CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
3. Percobaan pengaruh temperatur terhadap laju reaksi
H2C2O4 KMnO4
-Diencerkan 10 tetes asam oksalat -Diencerkan 10 tetes KMnO4 hingga
hingga volumenya 5 ml (Larutan A) volumenya 5 ml (Larutan B)
Hasil Hasil
Reaksi:
1. KMnO4(aq) + H2O(l) KMnO4(aq)
2. 2KMnO4(aq) + 5H2C2O4(aq) + 3H2SO4(aq) 2MnSO4(aq) + H2SO4(aq) + 8H2O(l) + 10CO2(g)
II. Hasil Pengamatan
No Hasil Pengamatan Dugaan / Kesimpulan
Perc Prosedur Percobaan Sebelum Sesudah Reaksi
.
1 Pengaruh konsentrasi pada laju reaksi -Larutan Gelas A Na2S2O3 (aq) + Berdasarkan
Reaksi antara Natrium Tiosulfat (Na2SO3) dan Asam Klorida Na2SO3 tidak 5 ml Na2SO3 + H2O(l) percobaan yang
(HCl) berwarna 5 ml HCl 3M Na2S2O3 (aq) dilakukan dapat
5 mL larutan Natrium Tiosulfat 0,05 -Larutan HCl = berwarna disimpulkan bahwa
M
-Dituang ke dalam gelas A, B, C, D 3M tidak putih keruh++ Na2S2O3 (aq) + pengaruh
berwarna + 2HCl(aq) konsentrasi pada
A B C D -Aquades tidak 2NaCl(aq) + S(s) laju reaksi,
-Ditambah -Ditambah -Ditambah -Ditambah berwarna + SO2(g)+H2O(l) semakin tinggi
kan 5 ml kan 10 ml kan 15 ml kan 25 ml Gelas B konsentrasi
HCl 3M aquades dan aquades dan aquades dan 5 ml Na2SO3 + Na2SO3 maka
-Dikocok dikocok dikocok dikocok 5 ml HCl 3M+ larutan semakin
hingga hingga hingga hingga 10 ml aquades keruh dan semakin
homogen homogen homogen homogen = berwarna cepat bereaksi yang
-Nyalakan -Ditambah -Ditambah -Ditambah putih keruh++ dibuktikan dengan
stopwatch kan 5 ml kan 5 ml kan 5 ml perubahan waktu
saat HCl 3M dan HCl 3M dan HCl 3M dan yaitu:
penambahan dikocok lagi dikocok lagi dikocok lagi T1 = 160 detik
HCl hingga hingga hingga Gelas C T2 = 299 detik
kan orde saat larutan saat larutan saat larutan 5 ml HCl 3M+
Hasil Hasil
3 Pengaruh temperatur pada laju reaksi Sebelum Sesudah
Reaksi antara Kalium Permanganat dan Asam Oksalat -Larutan -Larutan A: KMnO4 (aq) + Semakin tinggi
H2C2O4 KMnO4 H2C2O4 0,1M : H2C2O4 0,1M + 5C2H2O(aq) + temperatur, maka
-Diencerkan 10 tetes asam -Diencerkan 10 tetes kalium tidak berwarna aquades hingga 3H2SO4 (aq) semakin cepat laju
oksalat hingga volumenya permanganat hingga 5 ml: tidak K2SO4 (aq) + reaksinya sehingga
0
0
30menjadi 0
35(larutan
5 ml A) 40
0
450 menjadi 50
volumenya 5 ml -Larutan berwarna 8H2O(l) + waktu yang
-Dimasuk -Dimasuk -Dimasuk -Dimasuk
(larutan B) -Dimasuk H2SO4 : tidak 10CO2(g) dibutuhkan semakin
kan 2 tetes kan-Disiapkan
2 tetes kan 2 tetes
tabung kan 2 tetes
reaksi kan 2 tetes berwarna -Larutan B: kecil.
larutan A larutan A larutan A larutan A larutan A KMnO4 0,1M + KMnO4 (aq) +
dan 2 tetes dan 2 tetes dan 2 tetes dan 2 tetes dan 2 tetes -Larutan aquades hingga H2O(l)
larutan larutan larutan larutan larutan KMnO4 0,1M : 5 ml: berwarna KMnO4 (aq)
asam sulfat asam sulfat asam sulfat asam sulfat asam sulfat berwarna ungu ungu
0,5M ke 0,5M ke 0,5M ke 0,5M ke 0,5M ke H2C2O4 (aq) +
dalam dalam dalam dalam dalam -H2O(l) : tidak Suhu 30° C: H2O(l)
tabung tabung tabung tabung tabung berwarna 2 tetes larutan H2C2O4 (aq)
reaksi reaksi reaksi reaksi reaksi A + 2 tetes
H2SO4 0,5 M
tidak
berwarna
+ Larutan B
-Ditambah -Dipanas -Dipanas -Dipanas -Dipanas
kan 1 tetes kan hingga kan hingga kan hingga kan hingga
0
larutan B, suhu 350 C suhu 40 C suhu 450 C suhu 500 C
nyalakan -Ditambah -Ditambah -Ditambah -Ditambah
stopwatch kan 1 tetes kan 1 tetes kan 1 tetes kan 1 tetes
saat tetes larutan B, larutan B, lar hingga larutan B,
terakhir nyalakan nyalakan warna nyalakan
-dicatat stopwatch stopwatch larutan stopwatch
waktu yang saat tetes saat tetes hilang saat tetes
diperlukan terakhir terakhir -Dibuat terakhir
hingga -Dicatat -Dicatat tabel -Dicatat
warna waktu yang waktu yang pengama waktuyang
larutan diperlukan diperlukan tan dan diperlukan
hilang hingga hingga hingga
-dibuat warna warna warna
tabel larutan larutan larutan
pengama hilang hilang hilang
tan dan -Dibuat -Dibuat -Dibuat
kurva 1/t tabel tabel tabel
pengama pengama pengama
tan dan tan dan tan dan
Hasil
Hasil Hasil Hasil Hasil Hasil
kurva 1/t kurva 1/t kurva 1/t kurva 1/t
Alat yang digunakan ada labu erlenmeyer 250 ml, stopwatch, gelas ukur, penjepit,
pipet tetes, gelas kimia, mortal dan alu, balon, tabung reaksi dan rak, pengaduk gelas,
serta termometer. Bahan-bahan yang diperlukan ada Natrium Tiosulfat 0,05M, Asam
Klorida 3M, 0,5M, dan 1M, padatan CaCO3, Asam Oksalat 0,1M, Asam Sulfat 0,5M,
Kalium Permanganat 0,1M, dan Mangan (II) Sulfat.
Percobaan pertama
Pada percobaan pertama yaitu pengaruh konsentrasi pada laju reaksi dengan
mereaksikan antara natrium tiosulfat dengan asam klorida. Mula-mula 5ml larutan
Na2S2O3 dimasukkan ke dalam gelas kimia yang telah diberi label (A, B, C, D). Untuk
gelas B,C,dan D ditambahkan berturut-turut 10 ml, 15 ml dan 25 ml aquades. Gelas
kimia kemudian dikocok secara hati-hati agar terjadi pencampuran yang sempurna.
Larutan Na2S2O3 tidak berwarna. Setelah itu ditambahkan 5ml larutan HCl 3M pada
masing-masing gelas B, C, D dan dikocok lagi hingga homogen. Larutan HCl tidak
berwarna. Stopwatch dinyalakan saat penambahan HCl dan dihentikan tepat pada saat
terjadi kekeruhan pada larutan. Setelah larutan Na2S2O3 ditambahkan dengan 5ml HCl,
larutan berubah warna menjadi putih keruh. Gelas A membutuhkan waktu 160 detik.
Gelas B membutuhkan waktu 299 detik. Gelas C membutuhkan waktu 463 detik.
Gelas D membutuhkan waktu 663 detik untuk berubah warna menjadi putih keruh.
Reaksi yang terjadi ialah:
Na2S2O3(l) + H2O(aq) Na2S2O3(aq)
Pada percobaan ini konsentrasi Na 2S2O3 pada gelas A tidak sama dengan gelas
lainnya, karena terjadi pengenceran pada gelas B, C, D, sedangkan yang dibuat tetap
adalah HCl baik konsentrasi ataupun volumenya dan responnya adalah waktu yang
dibutuhkan untuk larutan menjadi keruh. Ketika masing-masing gelas kimia
ditambahkan HCl 3M terjadi kekeruhan. Kekeruhan pada reaksi ini disebabkan oleh
pembebasan belerang (S) atau adanya endapan belerang (S) dan gas yang dihasilkan
adalah SO2. Fungsi HCl pada percobaan ini adalah untuk menguraikan natrium tiosulfat
menjadi SO2, S, dan H2O. Dengan adanya S dapat diketahui dari warna larutan yang
putih keruh. Dari percobaan ini diperoleh data sebagai berikut:
Pengenceran:
Gelas A Gelas C
M1×V1 = M2×V2 M1×V1 = M2×V2
0,05×5 = M2×5 0,05×5 = M2×20
0,25 = M2× 5 0,25 = M2×20
M2 = 0,05 M M2 = 0,012 M
Gelas B Gelas D
M1×V1 = M2×V2 M1×V1 = M2×V2
0,05×5 = M2×15 0,05×5 = M2×30
0,25 = M2×15 0,25 = M2×30
M2 = 0,016 M M2 = 0,008 M
Kurva Konsentrasi
Orde Reaksi:
V c K [Na2 S 2 O3 ] x HCl y
=
V d K [Na2 S 2 O3 ] x HCl y
DIAGRAM JUGA BELOMMMMMM
Dari grafik pengaruh konsentrasi larutan Na 2S2O3 terhadap laju reaksi tersebut
dapat diketahui bahwa ada pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi yang ditandai
dengan waktu yang dibutuhkan oleh larutan untuk berubah menjadi putih keruh. Laju
reaksi akan semakin cepat seiring bertambahnya konsentrasi pereaksi begitu juga
sebaliknya. Jika konsentrasi pereaksi bertambah, maka jumlah partikel pereaksi akan
semakin banyak. Semakin bertambahnya jumlah partikel pereaksi maka akan semakin
mudah terjadi tumbukan antar partikel pereaksi sehingga kemungkinan terjadinya reaksi
semakin besar. Hal inilah yang menyebabkan jika konsentrasi pereaksi semakin besar
maka dapat menyebabkan laju reaksi semakin cepat.
Percobaan kedua
Percobaan ketiga
Pada percobaan ketiga bertujuan untuk menguji faktor temperatur terhadap laju
reaksi. Untuk mengujinya dilakukan dengan mengencerkan 10 tetes H 2C2O4 hingga
volumenya 5 ml dan diberi label larutan A, kemudian mengencerkan 10 tetes KMnO 4
hingga volumenya 5 ml dan diberi label larutan B. Untuk percobaan pertama,
ditambahkan 2 tetes larutan A dan ditambahkan 2 tetes larutan asam sulfat 0,5M pada
tabung reaksi I. Diukur suhu awalnya, lalu ditambahkan 1 tetes larutan B bersama
dengan dijalankannya stopwatch. Stopwatch diberhentikan saat warnanya menghilang.
Untuk percobaan kedua, ditambahkan 2 tetes larutan A dan ditambahkan 2 tetes larutan
asam sulfat 0,5 M ke dalam tabung reaksi sebanyak 4 tabung. Dicatat suhu awalnya,
kemudian dipanaskan sampai suhu 50°C, 45°C, 40°C, 35°C (pemanasan dimulai dari
suhu yang lebih tinggi). Setelah mencapai suhunya, ditambahkan 1 tetes larutan B. Saat
penambahan larutan B, stopwatch dijalankan dan diberhentikan saat warnanya hilang.
Reaksi yang terjadi yaitu:
1. H2C2O4(aq) + H2O(l) H2C2O4(aq)
2. KMnO4(aq) + H2O(l) KMnO4(aq)
3. 2KMnO4(aq) + 5H2C2O4(aq) + 3H2SO4(aq) K2SO4(aq) + 8H2O(l) + 10CO2(g)
35oC 90 0,011
40oC 22 0,045
45oC 11 0,090
50oC 7 0,142
Percobaan keempat
Pada percobaan keempat bertujuan untuk menguji faktor katalis terhadap laju reaksi.
Untuk mengujinya, dilakukan percobaan dengan mengencerkan 10 tetes larutan KMnO 4
0,1 M hingga volumenya 10 ml. Tabung I ditambahkan 2 tetes larutan C 2H2O4 0,1 M
dan 2 tetes larutan H2SO4 0,5 M. Larutan encer KMnO4 dimasukkan dalam tabung
reaksi I dan dijalankan stopwatch saat penambahan terakhir serta dihentikan saat warna
KMnO4 hilang. Waktu yang dibutuhkan yaitu 170 detik. Pada tabung II ditambahkan 2
tetes larutan C2H2O4 0,1 M dan 2 tetes larutan H 2SO4 0,5 M dan ditambahkan 1 tetes
MnSO4 0,5 M . Larutan encer KMnO 4 dimasukkan dalam tabung reaksi II dan
dijalankan stopwatch serta dihentikan saat warna permanganat hilang. Waktu yang
dibutuhkan yaitu 2 detik. Reaksi yang terjadi yaitu:
Penambahan asam sulfat untuk memberi suasana asam. Reaksi ini harus diberi
suasana asam karena reaksi ini termasuk reaksi redoks, jadi membutuhkan suasana
asam atau basa. Jika diberi suasana basa maka menghasilkan MnO 2, maka dari itu
untuk bisa mengurai KMnO4 menjadi Mn2- dibutuhkan suasana asam. Mn2- bereaksi
dengan anion sulfat membentuk MnSO4 yang tidak berwarna sehingga laju reaksi yang
terjadi dapat terdeteksi. Warna KMnO4 tidak nampak seiring bertambahnya waktu
-
akibat penambahan asam sulfat yang membentuk garam sulfat dengan ion MnO4 dan
garam tersebut tidak berwarna, sehingga warna KMnO4 yang berwarna ungu semakin
lama menjadi pudar dan akhirnya hilang.
Percobaan ini menguji pengaruh katalis terhadap laju reaksi. Katalis berperan
penting, karena katalis berfungsi untuk mempercepat laju reaksi kimia pada suhu
tertentu tanpa mengalami perubahan oleh reaksi itu sendiri. Katalis bukan sebagai
pereaksi ataupun produk, katalis menurunkan energi aktivasi sehingga jika ke dalam
suatu reaksi ditambahkan katalis, maka reaksi akan lebih mudah terjadi. Hal ini
disebabkan karena zat-zat yang bereaksi akan lebih mudah melampaui energi aktivasi.
Kehadiran katalis dalam suat u reaksi dapat memberikan mekanisme alternatif untuk
menghasilkan hasil reaksi dengan energi yang lebih rendah dibandingkan dengan
reaksi yang tanpa katalis. Energi pengaktifan yang lain lebih rendah menunjukkan
bahwa jumlah bagian dari molekul- molekul yang memiliki energi kinetik cukup untuk
bereaksi jumlahnya lebih banyak. Jadi kehadiran katalis adalah meningkatkan adanya
tumbukan yang efektif, yang berarti juga memperbesar laju reaksi.
IV. Diskusi
Pada teori praktikum percobaan kedua, balon yang berisi padatan CaCO 3 yang
dihaluskan mengembang lebih cepat daripada balon yang berisi padatan CaCO 3.
Namun, pada praktikum yang dilakukan pada balon yang berisi padatan CaCO 3
mengembang lebih cepat dibandingkan dengan balon yang berisi padatan CaCO 3 yang
dihaluskan. Hal ini dapat disebabkan oleh kontaminasi pada bahan yang menyebabkan
bahan tidak bereaksi sebagaimana mestinya atau padatan CaCO 3 yang kurang halus
sehingga hanya sebagian partikel dari senyawa tersebut yang bertumbukan dengan
pereaksi.
V. Kesimpulan