Anda di halaman 1dari 19

TUGAS KELOMPOK 1 : DOSEN PENGAMPU :

SEJARAH ISLAM ASIA TENGGARA BILHAKKI PUTRA, S.Pd.I., M.Pd.

“KEDATANGAN ISLAM DAN

PENETRASINYA DI ASIA TENGGARA”

Oleh :

1. Elsa Maheswari ( 12211621743 )


2. Nurul Ushwatun Hasanah ( 12211620664)
3. Tata Tricahyani ( 12211621582 )

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya dengan sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai satu acuan petunjuk maupun pedoman bagi para pembaca
dalam memahami tentang Kedatangan Islam dan Penetrasinya di Asia Tenggara.
Kami sebagai penulis merasa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah
ini, baik secara teknis maupun materi mengingat minimnya kemampuan yang
dimiliki. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
dibutuhkan demi penyempurnaan makalah mi.
Kami sampaikan ucapan terima kasih kepada orang tua yang telah
mengizinkan dan mendukung dalam penyusunan makalah ini. Dan kami ucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam penyelesaian makalah
ini.
Demikian yang kami sampaikan, semoga Allah SWT memberikan imbalan
setimpal kepada mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua
bantuan itu sebagai amal ibadah. Amin Ya Rabbal Alamin.

Pekanbaru, 14 September 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3

A. Teori Kedatangan Islam di Asia Tenggara................................................3


B. Sejarah Kedatangan Islam di Asia Tenggara............................................6
C. Proses Masuknya Islam di Asia Tenggara.................................................8
D. Penyebaran Islam di Asia Tenggara..........................................................12
E. Proses Islamisasi di Asia Tenggara............................................................12

BAB III PENUTUP..................................................................................................14

A. Kesimpulan...................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asia Tenggara merupakan kawasan yang cukup luas dan cukup
berpengaruh di kancah dunia. Asia Tenggara dipilah dalam dua kelompok
yakni Asia Tenggara Daratan yaitu Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand,
Vietnam, dan Asia Tenggara Maritim yakni Brunei Darussalam, Filipina,
Indonesia, Malaysia, Singapura, Timor Leste.
Kawasan Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang yang
mempunyai sikap sosial dan kepercayaan yang beragam. Secara sosial budaya
penduduk di kawasan ini lebih mayoritas beragama Islam, akan tetapi
kenyataan realitas sosial, budaya dan keyakinan yang berkembang di dalamnya
menunjukkan keragaman dan heterogen.
Islam di negara-negara Asia Tenggara, sangat diperhitungkan karena
jumlah kuantitasnya, hampir seluruh negara yang ada di Asia Tenggara,
penduduknya baik mayoritas ataupun minoritas memeluk agama Islam.
Misalnya, Islam menjadi agama resmi negara federasi Malaysia, Kerajaan
Brunei Darussalam, negara Indonesia (Sekitar 90% menganut agama Islam),
Burma (hanya ada sebagian kecil wilayah Republik Filipina, Kerajaan
Muangthai, Kampuchea, dan Republik Singapura).
Warga Muslim di Asia Tenggara diperkirakaan jumlah mereka adalah 300
juta jiwa. Atas dasar tersebut pantas jika dikatakan bahwa negara-negara di
Asia Tenggara dapat dikatakan sangat luas jika dianalogikan itu dari Islam
terbentang dari kawasan Afrika Barat Daya sampai Asia Selatan, yang jumlah
Muslimnya terbesar. Negara-negara yang berada di kawasan Asia Tenggara
sebagai besar jumlah penduduknya memeluk agama lslamnya. Salah satunya
wilayah-wilayah yang masuk kawasan India jauh sampai Lautan Cina dan
mencakup lndonesia, Malaysia dan Filipina. Namun kita tidak boleh terlalu
berbangga hati dengan data statistik yang di atas, justru data itu dapat menjadi
acuan bagi kita untuk menggali lebih dalam lagi tentang sejarah masuknya

iv
agama Islam di Asia Tenggara dan bagaimana agama Islam bisa menjadi
agama yang mempunyai penganut terbanyak dan menjadi kekuatan sosial yang
begitu kuat, padahal Islam bukan agama yang pertama kali masuk atau agama
yang dianut pertama kali oleh masyarakat yang ada di Asia Tenggara.
Makalah ini akan membahas lebih mendalam lagi tentang kedatangan
Islam di Asia Tenggara, penyebaran Islam dan karakteristik Islam di Asia
Tenggara itu sendiri. Tema ini penting dibahas pada makalah ini, dikarenakan
bisa menjadikan pijakan pertama kita untuk meneliti dan menulis kembali
perkembangan Islam di negara-negara yang ada di Asia Tenggara, terutama
perkembangan Islam di negara tercinta kita Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Teori Kedatangan Islam di Asia Tenggara?
2. Bagaimana Sejarah Kedatangan Islam di Asia Tenggara?
3. Bagaimana Proses Masuknya Islam di Asia Tenggara?
4. Bagaimana Penyebaran Islam di Asia Tenggara?
5. Bagaimana Proses Islamisasi di Asia Tenggara?

C. Tujuan
1. Mengetahui Teori Kedatangan Islam di Asia Tenggara
2. Mengetaui Sejarah Kedatangan Islam di Asia Tenggara
3. Mengetahui Proses Masuknya Islam di Asia Tenggara
4. Mengetahui Penyebaran Islam di Asia Tenggara
5. Mengetahui Proses Islamisasi di Asia Tenggara

v
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Kedatangan Islam di Asia Tenggara


Asia Tenggara, dengan keragaman budaya, agama, dan sejarahnya yang
kaya, merupakan wilayah yang penting dalam pemahaman perkembangan
agama-agama dunia, termasuk Islam. Penyebaran Islam di Asia Tenggara
adalah fenomena sejarah yang kompleks, yang melibatkan berbagai faktor yang
memengaruhi kedatangan dan akulturasi agama ini di wilayah ini.
Mengenai kedatangan Islam di Asia Tenggara terdapat beberapa teori yang
menjadi dasar sekaligus sejarah awal mula kedatangan Islam di Asia Tenggara.
Para sejarawan dan peneliti memiliki berbagai pendapat mengenai teori
kedatangan Islam di Asia Tenggara. Adapun beberapa teori mengenai
kedatangan Islam di Asia Tenggara adalah sebagai berikut :
1. Teori Gujarat
Teori ini dikemukaan oleh Pijnapel, Snouck Hurgonje dan
Moquette. Teori ini mengatakan bahwa Islam yang berkembang di
Nusantara bukan berasal dari Persia atau Arabia, melainkan dari orang-
orang Arab yang telah bermigrasi dan menetap di wilayah India dan
kemudian membawanya ke Nusantara. Teori ini mendasarkan pendapatnya
melalui tori mazhab dan teori nisan. Menurut teori ini, ditemukan adanya
persamaan mazhab yang dianut oleh umat Islam Nusantara dengan umat
Islam Gujarat. Mazhab yang dianut oleh kedua komunitas Muslim ini
adalah mazhab Syafii. Pada saat bersamaan teori mazhab dikuatkan
dengan teori nisan, yakni ditemukannya model dan bentuk nisan pada
makam-makam baik di Pasai, Semenanjung Malaya dan di Gresik, yang
bentuk dan modelnya sama dengan yang ada di Gujarat. Karena bukti-
bukti tersebut, mereka memastikan Islam berkembang di Nusantara
pastilah berasal dari Gujarat.

vi
2. Teori Bengal (Bangladesh)
Teori ini dikemukakan oleh Kern, Winstedt, Bousqute, Vlenke,
Gonda, Schrike dan Hall. Teori Bengal didasarkan pada teori nisan.
Menurut mereka, model dan bentuk nisan yang mirip bentuk dan gayanya
di Bruas, pusat kerajaan kuno Melayu di Perak, Semenanjung Malaya. Ia
berpendapat baahwa seluruh batu nisan di Bruas, Gresik, Pasai
didatangkan dari Gujarat, oleh karena itu, menurutnya pastilah, Islam juga
berasal dari sana.6 Namun teori ini menjadi lemah dengan diajukannya
teori mazhab. Mengikuti teori mazhab, ternyata perbedaan mazhab yang
dianut oleh umat Islam Bengal yang bermazhab Hanafi, sementara umat
Islam Nusantara menganut mazhab Syafi’i. Dengan demikian teori Bengal
ini tidak kuat.
3. Teori Persia
Teori ini mengatakan bahwa Islam di Nusantara berasal dari Persia.
Hal ini terbukti dari banyaknya ditemukan tradisi dan budaya Persia dan
Syi’ah yang masuk ke Nusantara, seperti halnya dalam model upacara
keagamaan seperti tabut di Minangkabau, metode pembelajaran
pembacaan Al-Qur’an seperti metode bagdadiyah, istilah-istilah bazaar,
Mulud Fatimah, dan sebagainya.
4. Teori Coromandel dan Malabar
Teori ini dikemukakan oleh Marrison dengan mendasarkan pada
pendapat yang dipegangi oleh Thomas W. Arnold. Teori Coromandel dan
Malabar yang mengatakan bahwa Islam yang berkembang di Nusantara
berasal dari Coromandel dan Malabar adalah juga dengan menggunakan
penyimpulan atas dasar teori mazhab. Ada persamaan mazhab yang dianut
oleh umat Islam Nusantara dengan umat Islam Coromandel dan Malabar
yaitu mazhab Syafi’i. Dalam pada itu menurut Marrison, ketika terjadi
islamisasi Pasai tahun 1292, Gujarat masih merupakan kerajaan Hindu.
Untuk itu tidak mungkin kalau asal muasal penyebaran Islam berasal dari
Gujarat.

vii
5. Teori Arabia
Teori ini dikemukakan oleh Thomas W. Arnold. Coromandel dan
Malabar bukan satu-satunya tempat asal Islam dibawa. Ia mengatakan
bahwa para pedagang Arab juga menyebarkan Islam ketika mereka
dominan dalam perdagangan Barat-Timur sejak awal-awal abad Hijriah
atau abad ke-7 dan 8 Masehi. Hal ini didasarkan pada sunber-sumber Cina
yang mengatakan bahwa menjelang akhir abad ke-7 seorang pedagang
Arab menjadi pemimpin sebuah pemukiman Arab-Muslim di pesisir pantai
Barat Sumatera.
6. Teori Mesir
Teori yang dikemukakan oleh Kaijzer ini juga mendasarkan pada
teori mazhab, dengan mengatakan bahwa ada persamaan mazhab yang
dianut oleh penduduk Mesir dan Nusantara, yaitu bermazhab Syafi’i. Teori
Arab-Mesir ini juga dikuatkan oleh Niemann dan de Hollander. Tetapi
keduanya memberikan revisi, bahwa bukan Mesir sebagai sumber Islam
Nusantara, melainkan Hadramaut. Sementara itu dalam seminar yang
diselenggarakan tahun 1969 dan 1978 tentang kedatangan Islam ke
Nusantara menyimpulkan bahwa Islam langsung datang dari Arabia, tidak
melalui dan dari India.
7. Teori yang dikemukakan oleh Azyumardi Azra
a. Teori Dai
Penyebar Islam adalah para guru dan penyebar professional (para
da’i). Mereka secara khusus memiliki missi untuk menyebarkan agama
Islam. Kemungkinan ini didasarkan pada riwayat-riwayat yang
dikemukakan historiografi Islam klasik, seperti misalnya Hikayat Raja-
raja Pasai (ditulis setelah 1350), Sejarah Melayu (ditulis setelah 1500)
dan Hikayat Merong Mahawangsa (ditulis setelah 1630).
b. Teori Perdagangan
Islam disebarkan oleh para pedagang. Mengenai peran pedagang
dalam penyebaran Islam kebanyakan dikemukakan oleh sarjana Barat.
Menurut mereka, para pedagang Muslim menyebarkan Islam sambil

viii
melakukan usaha perdagangan. Elaborasi lebih lanjut dari teori
pedagang adalah bahwa para pedagang Muslim tersebut melakukan
perkawinan dengan wanita setempat dimana mereka bermukim dan
menetap. Dengan pembentukan keluarga Muslim, maka nukleus
komunitaskomunitas Muslim pun terbentuk. Selanjutnya dikatakan,
sebagian pedagang ini melakukan perkawinan dengan keluarga
bangsawan lokal yang dalam perkembangannya memberikan
kemungkinan untuk mengakses pada kekuasaan politik yang dapat
dipakai untuk menyebarkan Islam.
c. Teori Sufi
Seraya mempertimbangkan kecilnya kemungkinan bahwa para
pedagang memainkan peran terpenting dalam penyebaran Islam, A.H.
Johns mengatakan bahwa adalah para sufi pengembara yang terutama
melakukan penyiaran Islam di kawasan Nusantara ini. Menurutnya
banyak sumber-sumber lokal yang mengaitkan pengenalan Islam ke
wilayah ini dengan guruguru pengembara dengan karakteristik sufi
yang kental. Para sufi ini telah berhasil mengislamkan jumlah besar
penduduk Nusantara setidaknya sejak abad ke-13. Faktor utama
keberhasilan para guru sufi adalah pada kemampuannya menyajikan
Islam dalam kemasan yang atraktif, khususnya dengan menekankan
kesesuaian Islam dengan kepercayaan dan praktik keagamaan lokal.

B. Sejarah Kedatangan Islam di Asia Tenggara


Islam masuk di Asia Tenggara sejak Abad VII didasarkan bukti arkiologis
berupa batu nisan yang bertuliskan arab kufi dengan menyebut nama Ahmad
bin Abu Ibrahim bin Abu Aradah alias Abu Kamil wafat pada hari Kamis 29
safar 431 H ditemukan di jalur pelayaran dan perdagangan di Pharang, Campa
Selatan, yang kini masuk daerah Vietnam. Batu nisan yang kedua, keadaannya
sudah rusak dan tulisannya lebih mirip tulisan jawi (Arab-Melayu) yang isinya
mengenai pembayaran pajak, utangpiutang dan tempat tinggal. Dari bukti

ix
arkiologis itu terlihat bahwa Islam telah datang di daerah Campa dan
membentuk komunitas muslim. (Busman Edyar Dkk.2009).
Peninggalan berupa batu nisan di temukan juga di pekuburan dekat jalan
Resedensi Bandar Sri Begawan, yang memuat tulisan seperti di Campa, pada
nisan itu disebutkan nama seorang wanita yang bernama Makhdarah yang
wafat pada tahun 440 H/1048 M. dan masih banyak lagi penemuan-penemuan
yang lain.
Kedatangan Islam sejak abad VII di beberapa daerah di Asia Tenggara
dapat dikatakan baru pada tahap pembentukan komunitas muslim yang terdiri
dari pada gang. Nanti pada Abad XIII sampai abad XVI, telah tampak kerajaan
bercorak Islam yang merupakan hasil dari penye-baran Islam. Hal itu terwujud
setelah melalui dua tahap, yaitu: Pertama, Islam meghadapi masyarakat yang
bercorak Hindu-Budha, anggota masyarakatnya masih memiliki struktur
pemerintahan semacam desa atau kesatuan desa dengan kepercayaan
Animisme dan Dinamisme. (Busman Edyar Dkk.2009). Kedua, muncul
kerajaan Islam di Pelak pada tahun 25 H/847 M atau abad IX yang diperintah
oleh 8 Sultan. Pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Amin Syah (125-
1263 M.) terjadi pernikahan antara Putri Pelak dan Merah Seu yang terkenal
dengan nama Sultan Malikus As-Sholeh, beliaulah yang mendirikan kerajaan
Samudera Pasai. Kerajaan tersebut tumbuh dan berkembang dan diterima oleh
para ahli sejarah sebagai kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara.
Pada abad XIII sampai abad XVI M, pelayaran dan perdagangan yang
dilakukan orang muslim dari Arab, Persia, Irak, India Selatan, dan Srilangka
semakin ramai. Mereka bukan hanya mendatangi kerajaan Samudera Pasai
tetapi juga meneruskan pelayaran dan perdagangan ke negeri-negeri lain di
kawasan Asia.
Azyumardi Azra menyatakan bahwa tempat asal datangnya Islam ke Asia
Tenggara, sedikitnya ada tiga teori. Pertama, teori yang menyatakan bahwa
Islam datang langsung dari Arab (Hadramaut). Kedua, Islam datang dari India,
yakni Gujarat dan Malabar. Ketiga, Islam datang dari Benggali (kini Bang-
lades). (Azyumardi Azra.2005)

x
Dengan masuknya Islam di Asia Tenggara, bukan saja berpengaruh
terhadap politik, tetapi juga dalam sosial, budaya dan ekonomi. Pengaruh
masuk dan berkembangnya Islam di Asia Tenggara dalam bidang politik
diwujudkan dengan munculnya kerajaan-kerajaan Islam atau kesultanan di
Asia Tenggara. Pengaruh Islam di Sumatera Utara diwujudkan dalam kerajaan
Samudera Pasai. Yang merupakan kerajaan Islam pertama di Asia Tenggara,
khususnya Nusantara. Raja pertamanya adalah Sultan Malik Al-Sholeh yang
menjabat sekitar tahun 1297 M. (Busman Edyar Dkk.2009).
Kerajaan Samudera Pasai terhubung dengan kerajaan Malaka melalui para
pedagang muslim dan juga disertai para muballig dan guru sufi, sehingga
Bandar Malaka semakin ramai dan raja Malaka Aramesywara memeluk agama
Islam. Setelah memeluk agama Islam beliau berganti nama dengan gelar Sultan
Iskandar Syah. Setelah Malaka menjadi kerajaan Islam, para pedagang,
muballig, guru sufi dari negeri timur tengah dan India makin ramai
mendatangai kota Bandar Malaka dan Samudera Pasai. Dari kedua Bandar ini,
Islam di bawa ke Pattami dan tempat lainnya di semenanjung, seperti Pahang,
Johor dan Perak. Pembawa Islam pertama ke Pattami adalah Syekh Said,
seorang muballig dari Pasai, yang berhasil menyembuhkan raja Pattami,
bernama Paya Tu Ngapu, yang sedang sakit parah. Setelah masuk Islam Paya
mendapat gelar Sultan Ismail Syah Zilullah fi al-Alam. Kesultanan Malaka
merupakan pusat perdagangan internasional antar barat dan timur, pelabuhan
transit, serta pintu gerbang bagi kerajaan di Nusantara.
Begitulah awal mula Islam masuk di Asia Tenggara. Terlebih dalam
bahasan ini banyak berkaitan dengan Nusantara dari pada Asia Tenggara,
karena perlu diketahui Negara Indonesia (Nusantara) merupakan salah satu
negara di Asia Tenggara yang paling pertama pali cepat Islam masuk ke
wilayah Negara Indonesia.

C. Proses Masuknya Islam di Asia Tenggara


Islam masuk ke Asia Tenggara disebarluaskan melalui kegiatan kaum
pedagang dan para sufi. Hal ini berbeda dengan daerah Islam di Dunia lainnya

xi
yang disebarluaskan melalui penaklulan Arab dan Turki. Islam masuk di Asia
Tenggara dengan jalan damai, terbuka dan tanpa pemaksaan sehingga Islam
sangat mudah diterima masyarakat Asia Tenggara.
Mengenai kedatangan Islam di negara-negara yang ada di Asia Tenggara
hampir semuanya didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah
kepulauan dengan para pedagang Arab, India, Bengal, Cina, Gujarat, Iran,
Yaman dan Arabia Selatan. Pada abad ke5 sebelum Masehi Kepulauan Melayu
telah menjadi tempat persinggahan para pedagang yang berlayar ke Cina dan
mereka telah menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar Pesisir. Kondisi
semacam inilah yang dimanfaatkan para pedagang Muslim yang singgah untuk
menyebarkan Islam pada warga sekitar pesisir.
Menurut Uka Tjandra Sasmita, prorses masukya Islam ke Asia Tenggara
yang berkembang ada enam, yaitu:
1. Jalur Perdagangan
Pada taraf permulaan, proses masuknya Islam adalah melalui
perdagangan. Kesibukan lalu-lintas perdagangan pada abad ke-7
hingga ke-16 membuat pedagangpedagang Muslim (Arab,Persia dan
India) turut ambil bagian dalam perdagangan dari negeri-negeri bagian
Barat, Tenggara dan Timur Benua Asia. Saluran Islamisasi melaui
perdagangan ini sangat menguntungkan karena para raja dan
bangsawan turut serta dalam kegiatan perdagangan, bahkan mereka
menjadi pemilik kapal dan saham. Mereka berhasil mendirikan masjid
dan mendatangkan mullah-mullah dari luar sehingga jumlah mereka
menjadi banyak, dan karenanya anak-anak Muslim itu menjadi orang
Jawa dan kaya-kaya. Di beberapa tempat penguasa-penguasa Jawa
yang menjabat sebagai Bupati Majapahit yang ditempatkan di pesisir
Utara Jawa banyak yang masuk Islam, bukan karena hanya faktor
politik dalam negeri yang sedang goyah, tetapi karena factor hubungan
ekonomi drengan pedagang-rpedrarrgarng Muslim.
Perkembangan selanjutnya mereka kemudian mengambil alih
perdagangan dan kekuasaan di tempat-tempat tinggalnya.

xii
2. Jalur Perkawinan
Dari sudut ekonomi, para pedagang Muslim memiliki status sosial
yang lebih baik daripada kebanyakan pribumi, sehingga penduduk
pribumi terutama puteri-puteri bangsawan, tertarik untuk menjadi isteri
saudagar-saudagar itu. Sebelum dikawin mereka diislamkan terlebih
dahulu. Setelah mereka mempunyai keturunan, lingkungan mereka
makin luas, akhirnya timbul kampung-kampung, daerah-daerah dan
kerajaan Muslim.
Dalam perkembangan berikutnya, ada pula wanita Muslim yang
dikawini oleh keturunan bangsawan; tentu saja setelah mereka masuk
Islam terlebih dahulu. Jalur perkawinan ini jauh lebih menguntungkan
apabila antara saudagar Muslim dengan anak bangsawan atau anak raja
dan anak adipati, karena raja dan adipati atau bangsawan itu kemudian
turut mempercepat proses Islamisasi. Demikianlah yang terjadi antara
Raden Rahmat atau sunan Ampel dengan Nyai Manila, Sunan Gunung
Jati dengan puteri Kawunganten, Brawijaya dengan puteri Campa yang
mempunyai keturunan Raden Patah (Raja pertama Demak) dan lain-
lain.
3. Jalur Tasawuf
Pengajar-pengajar tasawuf atau para sufi mengajarkan teosofi yang
bercampur dengana jaran yang sudah dikenal luas oleh masyarakat
Indonesia. Mereka mahir dalam soal magis dan mempunyai kekuatan-
kekuatan menyembuhkan. Diantara mereka juga ada yang mengawini
puteri-puteri bangsawab setempat. Dengan tasawuf, “bentuk” Islam
yang diajarkan kepada penduduk pribumi mempunyai persamaan
dengan alam pikiran mereka yang sebelumnya menganut agama
Hindu, sehingga agama baru itu mudah dimengerti dan diterima.
Diantara ahli-ahli tasawuf yang memberikan ajaran yang mengandung
persamaan dengan alam pikiran Indonesia pra-Islam itu adalah
Hamzah Fansuri di Aceh, Syekh Lemah Abang, dan Sunan Panggung

xiii
di Jawa. Ajaran mistik seperti ini masih dikembangkan di abad ke-19
M bahkan di abad ke-20 M ini.
4. Jalur Pendidikan
Islamisasi juga dilakukan melalui pendidikan, baik pesantren
maupun pondok yang diselenggarakan oleh guru-guru agama, kiai-kiai
dan ulama. Di pesantren atau pondok itu, calon ulama, guru agama dan
kiai mendapat pendidikan agama. Setelah keluar dari pesantren,
mereka pulang ke kampung masing-masing atau berdakwak ketempat
tertentu mengajarkan Islam. Misalnya, pesantren yang didirikan oleh
Raden rahmat di Ampel DentaSurabaya, dan Sunan Giri di Giri.
Kleuaran pesantren ini banyak yang diundang ke Maluku untuk
mengajarkan Agama Islam.
5. Jalur Kesenian
Jalur Islamisasi melaui kesenian yang paling terkenal adalah
pertunjukan wayang. Dikatakan, Sunan Kalijaga adalah tokoh yang
paling mahir dalam mementaskan wayang. Dia tidak pernah meminta
upah pertunjukan, tetapi ia meminta para penonton untuk
mengikutinya mengucapkan kalimat syahadat. Sebagian besar cerita
wayang masih dipetik dari cerita Mahabarata dan Ramayana, tetapi
dalam serita itu di sisipkan ajaran nama-nama pahlawan Islam.
Kesenian-kesenian lainnya juga dijadikan alat Islamisasi, seperti sastra
(hikayat, babad dan sebagainya), seni bangunan dan seni ukir.
6. Jalur Politik
Di Maluku dan Sulawesi selatan, kebanyakan rakyat masuk Islam
setelah rajanya memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja
sangat membantu tersebarnya Islam di daerah ini. Di samping itu, baik
di Sumatera dan Jawa maupun di Indonesia Bagian Timur, demi
kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangi
kerajaankerajaan non Islam. Kemenangan kerajaan Islam secara politis
banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu masuk Islam.

xiv
Banyak di antara penduduk di Asia Tenggara masuk Islamsetelah
rajanya atau kepala negaranya memeluk Islam terlebih dahulu.
Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam di suatu
wilayah. Kemenangan kerajaan Islam secara politis dapat menarik
penduduk kerajaan bukan Islam masuk memeluk agama Islam

D. Penyebaran Islam di Asia Tenggara


Sejak abad pertama, kawasan laut Asia Tenggara khususnya Selat Malaka
sudah mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam kegiatan pelayaran
dan perdagangan internasional yang dapat menghubungkan negeri-negeri di
Asia Timur jauh, Asia Tenggara dan Asia Barat. Perkembangan pelayaran dan
perdagangan internasional yang terbentang jauh dari Teluk Persia sampai
China melalui Selat Malaka itu kelihatan sejalan pula dengan muncul dan
berkembangnya kekuasaan besar yaitu China di bawah Dinasti Tang (618-907),
kerajaan Sriwijaya (abad ke 7- 14) dan Dinasti Umayyah (660-749).
Mulai abad ke-7 dan ke-8 (abad ke-1 dan ke-2 H), orang muslim Persia
dan Arab sudah turut serta dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan sampai
ke negeri China. Pada masa pemerintahan tai Tsung (627-650) kaisar ke-2 dari
Dinasti Tang telah datang empat orang muslim dari jazirah Arabia. Yang
pertama bertempat di Canton (Guangzhou), yang kedua menetap di kota Chow,
yang ketiga dan keempat bermukim di Doang Chow. Orang muslim pertama
Sa'ad bin Abi Waqqas adalah seorang mubaligh dan sahabat dari Nabi
Muhammad SAW dalam sejarah Islam di China. Ia bukan saja mendirikan
masjid di Canto, yang disebut masjid Wa-Zhin-Zi (mesjid kenangan atas nabi).

E. Proses Islamisasi di Asia Tenggara


Islam masuk ke Asia Tenggara disebarluaskan melalui kegiatan kaum
pedagang dan para sufi. Hal ini berbeda dengan daerah Islam di dunia lainnya
yang disebarluaskan melalui penaklukan Arab dan Turki. Islam masuk di Asia
Tenggara dengan Jalan damai, terbuka dan tanpa pemaksaan sehingga Islam
sangat mudah diterima masyarakat Asia Tenggara.

xv
Mengenai kedatangan Islam di negara-negara yang ada di Asia Tenggara
hampir semuanya didahului oleh interaksi antara masyarakat di wilayah
kepulauan dengan para pedagang Arab, India, Bengal, China, Gujarat, Iran,
Yaman dan Ariabia Selatan. Pada abad ke-5 sebelum masehi kepulauan
Melayu telah menjadi tempat persinggahan para pedagang yang berlayar ke
China dan mereka telah menjalin hubungan dengan masyarakat sekitar pesisir.
Kondisi semacam inilah yang dimanfaatkan para pedagang muslim yang
singgah untuk menyebarkan Islam pada warga sekitar pesisir.
Proses Islamisasi dan intensifikasi keislaman banyak dipengaruhi oleh
situasi dan faktor-faktor lokal yang menyebabkan timbulnya perbedaan-
perbedaan dalam tingkat presentrasi Islam di kawasan Asia Tenggara yang
berakibat perbedaan pandangan, penghayatan dan pengalaman Islam oleh
penganutnya. Islamisasi dan intensifikasi merupakan proses konversi kepada
Islam dan peningkatan kesadaran serta upaya untuk memahami dan
mengamalkan Islam sesuai dengan doktrin-doktrin yang sebenarnya, yang
bersih dari Bid'ah dan percampuran dengan unsur-unsur non Islam lainnya.
proses ini disebut sebagai kembali kepada Al-Quran dan Hadist.
Pembentukan kebudayaan dan tatanan politik Islam di dunia dapat
berkembang karena adanya tasawuf. Proses internasionalisasi Islam tasawuf
tidaklah berjalan sendiri karena diperlukan adanya keterikatan tasawuf kepada
syariah secara sufistik.

xvi
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyebaran Islam di Asia Tenggara adalah fenomena sejarah yang
kompleks, yang melibatkan berbagai faktor yang memengaruhi kedatangan dan
akulturasi agama ini di wilayah ini. Beberapa teori mengenai kedatangan Islam
di Asia Tenggara adalah teori gujarat, teori bengal (Bangladesh), teori persia,
teori coromandel dan malabar, teori arabia, teori mesir, teori dai, teori
perdagangan dan teori sufi.
Islam masuk di Asia Tenggara sejak Abad VII didasarkan bukti arkiologis
berupa batu nisan yang bertuliskan arab kufi dengan menyebut nama Ahmad
bin Abu Ibrahim bin Abu Aradah alias Abu Kamil wafat pada hari Kamis 29
safar 431 H ditemukan di jalur pelayaran dan perdagangan di Pharang, Campa
Selatan, yang kini masuk daerah Vietnam.
Islam masuk ke Asia Tenggara disebarluaskan melalui kegiatan kaum
pedagang dan para sufi. Hal ini berbeda dengan daerah Islam di dunia lainnya
yang disebarluaskan melalui penaklukan Arab dan Turki. Islam masuk di Asia
Tenggara dengan Jalan damai, terbuka dan tanpa pemaksaan sehingga Islam
sangat mudah diterima masyarakat Asia Tenggara.
Menurut Uka Tjandra Sasmita, prorses masukya Islam ke Asia Tenggara
yang berkembang ada enam, yaitu: jalur perdagangan, jalur perkawinan, jalur
tasawuf, jalur pendidikan, jalur kesenian dan jalur politik.
Pada abad ke-7 dan ke-8 (abad ke-1 dan ke-2 H), orang muslim Persia dan
Arab sudah turut serta dalam kegiatan pelayaran dan perdagangan sampai ke
negeri China. Pada masa pemerintahan tai Tsung (627-650) kaisar ke-2 dari
Dinasti Tang telah datang empat orang muslim dari jazirah Arabia. Yang
pertama bertempat di Canton (Guangzhou), yang kedua menetap di kota Chow,
yang ketiga dan keempat bermukim di Doang Chow. Orang muslim pertama
Sa'ad bin Abi Waqqas adalah seorang mubaligh dan sahabat dari Nabi

xvii
Muhammad SAW dalam sejarah Islam di China. Ia bukan saja mendirikan
masjid di Canto, yang disebut masjid Wa-Zhin-Zi (mesjid kenangan atas nabi).
Proses Islamisasi dan intensifikasi keislaman banyak dipengaruhi oleh
situasi dan faktor-faktor lokal yang menyebabkan timbulnya perbedaan-
perbedaan dalam tingkat presentrasi Islam di kawasan Asia Tenggara yang
berakibat perbedaan pandangan, penghayatan dan pengalaman Islam oleh
penganutnya. Islamisasi dan intensifikasi merupakan proses konversi kepada
Islam dan peningkatan kesadaran serta upaya untuk memahami dan
mengamalkan Islam sesuai dengan doktrin-doktrin yang sebenarnya, yang
bersih dari Bid'ah dan percampuran dengan unsur-unsur non Islam lainnya.
proses ini disebut sebagai kembali kepada Al-Quran dan Hadist.

xviii
DAFTAR PUSTAKA

Al-Usairy, Ahmad. 2013. Sejarah Islam. Jakarta: Akbar Media.

Azyumardi Azra, Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad
XVII dan XVIII (Jakarta: Kencana, 2005.)

Busman Edyar Dkk, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta; Pustaka Asatrus 2009)

Hamka. 2006. Sejarah Umat Islam. Singapura: Pustaka Nasional.

Herawati,A. (2018). EksistensiIslam di AsiaTenggara.Ash-Shahabah.

Prothero, George Walter. Sejarah Islam Klasik: Perkembangan Islam dari Turki
hingga Afrika terj. Sutrisno. Yogyakarta: Indopublika, 2015.

Rahmawati, “Islam di Asia Tenggara”, Rihlah: Jurnal Sejarah dan Kebudayaan,


vol. II, no. 1, (2014), p. 104-113. Diakses pada 24 Maret 2020.

Setyawati,D.P.(2022). Peradaban Islam di Asia Tenggara. STAI Nida El Adabi


Parung Panjang.

Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam. Bandug: CV. Pustaka Setia, 2008.

xix

Anda mungkin juga menyukai