Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN SURVEILANS ACUTE FLACCID PARALYSIS

(SURVEILANS AFP)

I. PENGERTIAN

Kasus AFP adalah semua anak berusia kurang dari 15 tahun dengan
kelumpuhan yang sifatnya Flaccid (layuh),terjadi secara akut (MENDADAK), bukan
disebabkan oleh ruda paksa.
Yang dimaksud kelumpuhan terjadi secara akut adalah : perkembangan
kelumpuhan yang berlangsung cepat (rapid progressive) antara 1-14 hari sejak
terjadinya gejala awal (rasa nyeri, kesemutan, rasa tebal/kebas) sampai kelumpuhan
maksimal.
Yang dimaksud kelumpuhan Flaccid : kelumpuhan bersifat lunglai, lemas
atau layuh bukan kaku, atau terjadi penurunan tonus otot.
Dalam hal ada keraguan dalam menentukan sifat kelumpuhan apakah akut dan
flaccid, atau ada hubungannya dengan ruda paksa/kecelakaan, dilaporkan kasus
tersebut sebagai kasus AFP.
Semua penderita berusia 15 tahun atau lebih yang di duga kuat sebagai kasus
poliomyelitis oleh dokter, dilakukan tatalaksana seperti kasus AFP
Kasus AFP dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Kasus Polio Pasti (confirmed polio case) :
Kasus AFP yang pada hasil pemeriksaan tinjanya dilaboratorium ditemukan virus
polio liar, cVDPV, atau hot case dengan salah satu specimen kontak positif VPL.
2. Kasus polio Kopatibel :
Kasus AFP yang tidak cukup bukti untuk diklasifikasikan sebagai kasus non polio
secara laboratories (virologist) yang dikarenakan antara lain :
- Spesimen tidak adekuat dan terdapat paralisis residual pada kunjungan
ulang 60 hari setelah terjadinya kelumpuhan.
- Spesimen tidak adekuat dan kasus meninggal atau hilang sebelum
dilakukan kunjungan ulang 60 hari.
Kasus polio kompatibel hanya dapat ditetapkan oleh Kelompok Kerja Ahli
Surveilans AFP Nasional berdasarkan kajian data/dokumen secara klinis atau
epidemiologis maupun kunjungan lapangan.
Polio kompatibel menunjukkan bahwa system surveilans AFP masih lemah, karena
specimen tidak adekuat yang disebabkan oleh keterlambatan pengambilan specimen,
dan atau pengamanan specimen yang tidak baik.

II. RUANG LINGKUP


Semua anak yang berusia kurang dari 15 tahun dengan kelumpuhan yang
sifatnya Flaccid (layuh),terjadi secara akut (MENDADAK), bukan disebabkan oleh
ruda paksa.

III. TATALAKSANA
Surveilans AFP dilakukan oleh petugas surveilans dengan melibatkan lintas program
dan lintas sektor yang terkait dengan sasaran semua anak dibawah usis 15 tahun
Pelaksanaan Surveilans AFP dilakukan dengan beberapa tahap :
1. Penyelidikan Epidemiologi (PE ) kasus AFP dilaksanakan antara 1-14 hari sejak
terjadinya gejala awal (rasa nyeri, kesemuatan,rasa tebal/kebas)
2. Pelaksanaan Surveilans AFP
A. Petugas Surveilans AFP harus dapat menemukan semua kasus AFP dalam
wilayah yang diperkirakan minimal 2 kasus AFP diantara 100.000 penduduk
usia <15 tahun per tahun (non polio AFP rate minimal 2/100.000 pertahun)
Strategi penemuan kasus AFP dapat dilakukan melalui :
a. Sistem surveilans aktif rumah sakit yaitu :
- Petugas surveilans aktif mengamati dan mengumpulakan data di RS
dengan cara berkoordinasi dengan penanggung jawab ruangan yang
merawat anak < 15 tahun
b. Sistem surveilans masyarakat yaitu :
- Petugas menemukan kasus di pelayanan kesehatan diantaranya : pustu,
ponkesdes, poliklinik desa, klinik swasta
B. Pelacakan Kasus AFP
Petugas melakukan pelacakan kasus untuk memastikan bahwa kelumpuhan
tersebut adalah AFP dalam waktu 1x24 jam setelah laporan diterima.
C. Melaporkan Kasus AFP ke Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik selambat-
lambatnya 24 jam setelah kasus ditemukan
D. Mengisi Format pelacakan (FP1) dengan menanyakan riwayat sakit dan
vaksinasi polio dan melakukan pemeriksaan fisik kasus AFP
E. Pengumpulan Spesimen Kasus AFP
- Menjelaskan kepada orang tua tentang pentingnya rehabilitasi medic
- Pengumpulan 2 spesimen diupayakan dalam kurun waktu 14 hari
pertama setelah kelumpuhan
- Pengumpulan specimen dengan manggunakan pot tinja
- Penderita diminta buang air besar diatas kertas / bahan lain yang bersih
agar tidak terkontaminasi dan mudah diambil.
- Masukkan tiap specimen ke dalam pot tinja yang telah disiapkan, tutup
rapat,
- Beri label masing-masing pot tinja dengan menggunakan tinta tahan air
yang mencantumkan : nomor spid, nama penderita, tanggal pengambilan
specimen
- Spesimen dimasukkan ke dalam specimen carrier yang diberi cold packs
sehingga suhu dapat dipertahankan antara 2° - 8° C
F. Pengiriman Spesimen ke Dinas Kesehatan Kabupaten gresik
G. Melakukan kunjungan ulang 60 hari
H. Membuat Laporan Ke Dinkes

IV. DOKUMENTASI
1. Form Laporan W1
2. Formulir Pelacakan FP 1
3. Formulir Pelacakan FP – S1
4. Formulir Pelacakan FP – S2 (hasil lab)
5. Kunjungan kembali setelah 60 hari
6. Laporan mimgguan W2
PENUTUP
%anduan sur(ei'ans %ene$ahan dan %en$enda'ian In*eks ini disusun, se&a$aiauan
untuk me'aksan
akan upa)a pene$ahan dan pen$enda'ian in*eksi sehari  hari.Diharapkan me'a'ui
panduan sur(ei'ans ini, dapat teripta kesera$aman pemahamandan persepsi, da'am
mewu+udkan pe'a)anan )an$ &erkua'itas den$an kepedu'iantin$$i terhadap
pene$ahan dan pen$enda'ian in*eksi di Rumah Sakit Umum Anwar Medika seara
n)ata.Den$an pesatn)a perkem&an$an i'mu pen$etahuan dan tekno'o$i
kedokteran,m a k a t i d a k m e n u t u p k e m u n $ k i n a n p e d o m a n ) a n $
s a a t i n i & e r ' a k u h a r u s disempurnakan. ;'eh karenan)a panduan te
r h a d a p p a n d u a n i n i p u n a k a n t e t a p di'akukan e(a'uasi seara &erka'a a$ar
dipero'eh perkem&an$an )an$ ter&aru, demiupa)a penin$katan kua'itas pe'a)anan di Rumah
Sakit Umum Anwar Medika. Setiapmasukan demi per&aikan pe'a)anan pene$ahan dan
pen$enda'ian in*eksi di rumahsakit diterima seara ter&uka demi mewu+udkan
pe'a)anan )an$ &erkua'itas.
PEDOMAN / PANDUAN ADALAH KUMPULAN KETENTUAN DASAR YG MEMBERI ARAH
LANGKAH2 YANG HARUS DILAKUKAN. PEDOMAN MERUPAKAN DASAR UNTUK
MENENTUKAN DAN MELAKSANAKAN KEGIATAN. PANDUAN ADALAH PETUNJUK
DALAM MELAKUKAN KEGIATAN SEHINGGA DAPAT DIARTIKAN PEDOMAN MENGATUR
BEBERAPA HAL, SEDANGKAN PANDUAN HANYA MENGATUR 1 KEGIATAN.
PEDOMAN/PANDUAN DAPAT DITERAPKAN DGN BAIK DAN BENAR MELALUI
PENERAPAN sop

Anda mungkin juga menyukai