Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Proses Hidup dan Kehidupan Sebagai Dasar Filsafat Pendidikan

Dosen Pengampu :

Prof. Dr. H. Suratno, M.Pd.

Disusun Oleh :

Nur Alif Zahrotul Mufidah 1910115320016

Nurul Mawarni 1910115320017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2021

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca.

Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Banjarmasin, 31 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................................ii

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................................1

A. Latar Belakang ..............................................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .........................................................................................................................1
C. Tujuan ...........................................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................................................2

1. Manfaat Mempelajari Filsafat Pendidikan ....................................................................................2


2. Hubungan Filsafat Dengan Filsafat Pendidikan Dan Filsafat Pendidikan Pancasila ...................3
3. Pandangan Filsafat Terhadap Perubahan Atau Pergantian Kurikulum ........................................4

BAB III PENUTUP ...................................................................................................................................5

A. Kesimpulan ...................................................................................................................................5
B. Saran .............................................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................6

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu
yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang dapat diamati oleh
manusia saja. Filsafat menjadi sumber dari segala kegiatan manusia atau mewarnai semua
aktivitas warga negara dari suatu bangsa.Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan
dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan
nilai-nilai yang ada di dalam lingkungan masyarakat dan lingkungan. Ilmu pendidikan yaitu
menyelidiki, merenungi tentang gejala-gejalan perbuatan mendidik. Hubungan antara filsafat dan
pendidikan terkait dengan persoalan logika, yaitu: logika formal yang dibangun atas prinsip
koherensi, dan logika dialektis dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi.
Hubungan interaktif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural dan pada
akhirnya menghasilkan yang disebut dengan filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan adalah hasil
pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai keakar-akarnya mengenai pendidikan.
Filsafat pendidikan dijabarkan dari filsafat, artinya filsafat pendidikan tidak boleh bertentangan
dengan filsafat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa manfaat mempelajari filsafat pendidikan?
2. Apa hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan filsafat pendidikan pancasila?
3. Bagaimana filsafat memandang perubahan/pergantian kurikulum pendidikan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui manfaat mempelajari filsafat pendidikan
2. Untuk mengetahui hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan filsafat pendidikan
pancasila
3. Untuk mengetahui pandangan filsafat terhadap perubahan/pergantian kurikulum pendidikan
4. Untuk memenuhi tugas mata kuliah filsafat pendidikan

1
BAB II

PEMBAHASAN

1. Manfaat Mempelajari Filsafat Pendidikan


Filsafat dapat diartikan sebagai Way Of Life manusia sepanjang kehidupan di dunia. Cita-cita
manusia selalu berkaitan dengan falsafah hidupnya. Filsafat bermakna sikap sadar serta penuh
tanggungjawab dalam memikirkan segala sesuatu secara integral dan kontemplatif. Kata filsafat
berasal dari bahasa Inggris dan bahasa Yunani. Dalam bahasa Inggris, yaitu philosophy,
sedangkan dalam bahasa Yunani philein atau philos dan sofein atau sophi. Ada pula yang
mengatakan bahwa filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah, yang artinya al-hikmah.
Philos, artinya cinta, sedangkan Sophia, artinya kebijaksanaan. Dengan demikian, filsafat dapa
diartikan “cinta kebijaksaan atau al-hikmah.” Orang yang mencintai atau mencari kebijaksanaan
atau kebenaran disebut dengan filsuf. Filsuf selalu belajar dan mencari kebenaran dan
kebijaksanaan tanpa mengenal batas. Mencari kebenaran dengan pendekatan filosofis yang
radikal dan kontemplatif, yaitu mencari kebenaran hingga ke akar-akarnya yang dilakukan secara
mendalam.
Kajian utama filsafat berkaitan dengan masalah ilmu pengetahuan dengan memikirkan hakikat
pengetahuan, dan hakikat keberadaan segala sesuatu. Kajiannya mengarahkan diri pada dasar-
dasar pengetahuan dalam bentuk penalaran, logika, sumber pengetahuan, dan kriteria kebenaran.
Hakikat filsafat memfokuskan kepada batas-batas penjelajahan ilmu yang dilengkapi perspektif
epistemologis tentang sistem berpikir dan struktur pengetahuan ilmiah. Penyelidikan filosofis
akan terus bekerja secara radikal sampai dengan ditemukannya jawaban masalah yang dikajinya.
Filsafat terus bekerja meskipun ilmu pengetahuan telah berhenti melakukan penyelidikan. Filsafat
tidak dimiliki oleh ilmu pengetahuan karena di dalamnya terdapat sistem kerja yang menyeluruh,
mendasar, praduga yang logis, rasional dan spekulatif.
Manfaat filsafat pendidikan adalah :
 Menjadi salah satu landasan dalam perkembangan ilmu pendidikan;
 Menjadi landasan dari kebijakan mengenai program pendidikan;
 Menjadi landasan untuk berkarya dan juga mengabdi di bidang pendidikan;
 Menentukan kurikulum dan juga materi yang harus diajarkan dalam bidang pendidikan;

2
 Memberikan pemahaman menyeluruh mengenai pendidikan;
 Membuat para pelaku di bidang pendidikan mampu memberikan materi pendidikan lebih
baik lagi;
 Menciptakan generasi pendidik dan tenaga pengajar yang berkualitas;
 Membuat para peserta didik dapat memahami apa saja yang sebenarnya harus diketahui
dan juga dipelajari selama menempuh jalur pendidikan tertentu;
 Meningkatkan kualitas pendidikan.
2. Hubungan Filsafat Dengan Filsafat Pendidikan Dan Filsafat Pendidikan Pancasila
Filsafat menjadikan manusia berkembang dapat mempunyai pandangan hidup yang menyeluruh
dan sistematis yang dimuat dalam bentuk kurikulum. Dengan kurikulum sistem pengajaran dan
pembelajaran dapat lebih terarah dan guru dapat dengan mudah menyusun rencana pembelajaran
untuk diajarkan kepada peserta didik. Pengembangan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan
beberapa cara, diantaranya : landasan filosofi, paradigma pendidikan, metodologi pengembangan
ilmu pendidikan, pengembangan teori ilmu-ilmu pendidikan dan daya dukung organisasi. Dengan
demikian, maka kita dapat berkesimpulan bahwa pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan
filsafat. Pandangan filsafat tentang pendidikan dapat dilihat pada empat aspek, yaitu : dasar dan
tujuan pendidikan, pendidikan dan peserta didik, kurikulum dan sistem pendidikan. Pandangan
hidup sebuah masyarakat atau bangsa yang dibangun di atas pondasi falsafah yang kuat, pasti
akan memberikan pengaruh yang besar terhadap masyarakat dan bangsa tersebut. Oleh karena itu,
filsafat pendidikan harus senantiasa dikembangkan berdasarkan kebutuhan dan prinsip-prinsip
filsafah yang dianut oleh masyarakat dan bangsa tersebut. Sehingga menghasilkan dan
membentuk suatu cara atau mekanisme yang dapat ditanamkan dan diwariskan kepada generasi
selanjutnya dalam konteks yang lebih luas.
Pandangan filsafat pendidikan sama pernaannya dengan landasan filosofis yang menjiwai
seluruh kebijaksanaan pelaksanaan pendidikan. Antara filsafat, pendidikan, dan pancasila terdapat
kaitan yang sangat erat. Filsafat mencoba merumuskan citra tentang manusia dan masyarakat,
sedangkan pendidikan berusaha mewujudkan citra tersebut. Formula tentang hakekat dan
martabat manusa serta masyarakat erutama di Indonesia dilandasi oleh filsafat yagn dianut bangsa
Indonesia dilandasi oleh fislafat yagn dianut bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Pancasila
merupakan sumber dari segala gagasan mengenai wujud manusia dan masyarakat yang dianggap
baik, sumber dari egama sumber yang menadi pangkal serta muara dari setiap keputusan dan
tindakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Brubacher (1950) mengemukakan tentang
hubungan antara filsafat dengan filsafat pendidikan, dalam hal ini pendidikan : bahwa filsafat
tidak hanya melahirkan sains atau pengetahuan baru, melainkan juga melahirkan filsafat

3
pendidikan. Filsafat merupakan kegiatan berpikir manusia yang berusaha untuk mencapai
kebijakan dankearifan. Sedangkan filsafat pendidikan merupakan ilmu ayng pad ahakekantya
jawab dari pertanyaa-pertanyaan yagn timbul dalam lapangan pendidkan. Oleh karen aberisfat
filosofis, dengan sendirinya filsafat pendidikan ini hakekatnya adalah penerapan dari suatu
analisa filosofis terhadap lapangan pendidikan.
Hubungan filsafat, filsafat pendidikan, dan filsafat pancasila adalah:Unsur Ketuhanan. Di
sekolah siswa diajarkan untuk mempelajari agama yang dianutnya, mematuhi semua perintah-
Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.
 Unsur Kemanusiaan. Siswa diajarkan untuk saling berempati terhadap lingkungan
disekitarnya entah itu terhadap tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia lainnya.
 Unsur Persatuan.siswa diajarkan untuk saling menjaga persatuan dan kesatuan yag telah
diperjuangkan oleh leluhur bangsa Indonesia dan berkat rahmat Allah kita bisa hidup
damai dan bersatu di Negri Indonesia.
 Unsur Kerakyatan. Disekolah siswa diajarkan dalam hidup bermasyarakat dahulukan
kepentingan orang banyak dari pada kepentingan pribadi.
 Unsur Keadilan. Di sekolah siswa diajarkan untuk bersikap adil terhadap diri sendiri,
orang lain, dan masyarakat.
3. Pandangan Filsafat Terhadap Perubahan Atau Pergantian Kurikulum
Diskursus kurikulum dapat dilihat dari beberapa aliran filsafat umum antara lain idealisme,
realisme, pragmatisme, dan eksistensialisme. Beberapa aliran-aliran filsafat tersebut menjadi
akar dari beberapa aliran filsafat pendidikan seperti perenialisme, esensialisme, progresivisme,
dan rekonstruksionisme. Berbagai ragam filsafat tersebut memiliki perbedaan pandangan pada
aspek realitas (ontologi), pengetahuan (epistemologi), nilai (aksiologi), peran guru, tekanan
pembelajaran, dan tekanan kurikulum. Filsafat idealisme memiliki pandangan ontologi tentang
adanya realitas spiritual, moral, dan mental yang tidak berubah. Secara epistemologis, aliran ini
memikirkan ulang ide yang terpendam. Peran guru adalah membawa pengetahuan dan ide yang
terpendam; pemikiran abstrak adalah bentuk yang paling sempurna. Penekanan kurikulum
didasarkan pada pengetahuan, mata pelajaran, pengetahuan klasik dan pengetahuan umum,
hirarki mata pelajaran; filsafat, teologi dan matematika adalah yang paling penting dibandingkan
dengan mata pelajaran atau bidang studi lain (Ornstein dan Hunkins, 2004: 37).
Filsafat pendidikan yang mendasari bentuk kurikulum antara lain filsafat pendidikan
perenialisme, esensialisme, progresivisme, dan rekonstruksionisme. Keempat aliran filsafat ini

4
memiliki perbedaan pada aspek basis filsafat, tujuan pendidikan, pengetahuan, peran
pendidikan, fokus kurikulum, dan tren kurikulum yang terkait. Kurikulum dikembangkan atas
dasar teori pendidikan berdasarkan standar dan teori pendidikan berbasis kompetensi.
Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai
kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap kurikulum. Standar kualitas nasional
dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan tersebut adalah
kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan. Standar kompetensi Lulusan
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan (PP nomor 19 tahun 2005). Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu (UU nomor 20 tahun 2003; PP nomor 19 tahun 2005). Kurikulum berbasis
kompetensi adalah kurikulum yang dirancang, baik dalam bentuk dokumen, proses, maupun
penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta
penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan
(Kemendikbud, 2012).

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Filsafat adalah kebenaran menyeluruh yang sering dipertentangkan dengan kebenaran ilmu
yang sifatnya relatif. Karena kebenaran ilmu hanya ditinjau dari segi yang dapat diamati oleh
manusia saja. Filsafat menjadi sumber dari segala kegiatan manusia atau mewarnai semua
aktivitas warga negara dari suatu bangsa.Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan
dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan
nilai-nilai yang ada di dalam lingkungan masyarakat dan lingkungan. Ilmu pendidikan yaitu
menyelidiki, merenungi tentang gejala-gejalan perbuatan mendidik. Hubungan antara filsafat dan
pendidikan terkait dengan persoalan logika, yaitu: logika formal yang dibangun atas prinsip
koherensi, dan logika dialektis dibangun atas prinsip menerima dan membolehkan kontradiksi.
Hubungan interaktif antara filsafat dan pendidikan berlangsung dalam lingkaran kultural dan pada
akhirnya menghasilkan yang disebut dengan filsafat pendidikan. Filsafat pendidikan adalah hasil
pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai keakar-akarnya mengenai pendidikan.
Filsafat pendidikan dijabarkan dari filsafat, artinya filsafat pendidikan tidak boleh bertentangan
dengan filsafat.

B. Saran
Dengan mempelajari dan mengkaji tenang filsafat pendidika ini, diharapkan mulai sekarang
mahasiswa lebih berpikir kritis terhadap masalah-masalah yang ada di dunia pendidikan, karena
sudah sepantasnya mahasiswa pendidikan nantinya akan menjadi penerus pendidik dan filsof di
dalam dunia pendidikan.

6
DAFTAR PUSTAKA

Djamaluddin, A. (2014). Filsafat Pendidikan. Istiqra: Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Islam, 1(2).

Idris, S. (2014). Demokrasi dan Filsafat Pendidikan (Akar Filosofis dan Implikasinya dalam
Pengembangan Filsafat Pendidikan).

Suparlan, H. (2015). Filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan sumbangannya bagi pendidikan
indonesia. Jurnal Filsafat, 25(1), 56-74.

Toenlioe, A. J. (2014). Teori dan Filsafat pendidikan. PENERBIT GUNUNG SAMUDERA [GRUP
PENERBIT PT BOOK MART INDONESIA].

Anda mungkin juga menyukai