Anda di halaman 1dari 17

Keperawatan Anak Sakit Kronis dan Terminal

Indra Dewi,S.Kep.,Ns.,M.Kes

MAKALAH

Konsep Keperawatan Anak Dengan Penyakit Kronis dan Terminal

Oleh :

SUHARYATI

( NH0121099)

S1 KEPERAWATAN

STIKES NANI HASANUDDIN MAKASSAR

2023
Kata Pengantar
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Penyusun juga berterima kasih kepada dosen pengampuh Indra
Dewi,S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku dosen mata kuliah Keperawatan Anak Sakit Kronis
dan Terminal.

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Anak Sakit Kronis dan Terminal.

Demikian penulisan makalah ini, penyusun mohon maaf apabila terdapat


kesalahan dalam penulisan makalah dan penyusun mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca untuk bahan pertimbangan makalah ini. Penyusun sampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah berperan dalam penyusunan makalah ini.

Makassar, 16 September 2023

Penyusun

I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...............................................................................................................I

DAFTAR ISI.................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1

A. LATAR BELAKANG....................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH................................................................................1

C. TUJUAN.........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3

A. PENGERTIAN...............................................................................................3

B. JENIS-JENIS PENYAKIT KRONIS DAN TERMINAL PADA ANAK......4

C. KRITERIA PENYAKIT KRONIS DAN TERMINAL PADA ANAK.........4

D. RESPON KLIEN TERHADAP PENYAKIT KRONIK DAN TERMINAL. 5

E. TAHAPAN PENERIMAAN TERHADAP PENYAKIT KRONIK DAN


TERMIINAL.............................................................................................................6

F. KEBUTUHAN ANAK DENGAN PENYAKIT KRONIK DAN TERMINAL 9

G. PERAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI ANAK DENGAN


PENYAKIT KRONIK DAN TERMINAL........................................................10

H. PENERAPAN KONSEP ANAK SAKIT KRONIK DAN TERMINAL


PADA PENYAKIT DIABETES TIPE 1.................................................................11

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut data dari Departemen Kesehatan Indonesia, penyakit dengan
kardiovaskuler merupakan urutan kedua sebagai penyakit yang sering di derita
untuk anak-anak setelah anak dengan penyakit saluran pernafasan. Penyakit
syaraf merupakan urutan kedua dan ketiga sebagai penyebab kematian pada
anak.
Menurut Boyse (2019), meskipun jenis penyakit yang diderita oleh anak itu
berbeda-beda, namun kondisi yang dirasakan setiap anak dengan penderita
penyakit kronik itu pada umumnya sama. Mereka akan bergantung pada
keluarga, teman dan lingkungan akibat dari keterbatasan dan ketidakmampuan
sebagai respon dari rasa sakit dan trauma itu sendiri. Penyakit kronik anak
menimbulkan stress pada anak dan juga pada keluarga (Musatto, 2020).
Kondisi Terminal adalah: Suatu proses yang progresif menuju kematian
berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik , psikososial dan spiritual
bagi individu. (Carpenito ,2019 ). Pasien Terminal adalah : Pasien –psien yang
dirawat , yang sudah jelas bahwa mereka akan meninggal atau keadaan mereka
makin lama makin memburuk. (P.J.M. Stevens, dkk,2019 ) Pendampingan dalam
proses kematian adalah Suatu pendampingan dalam kehidupan , karena mati itu
termasuk bagian dari kehidupan . Manusia dilahirkan , hidup beberapa tahun ,
dan akhirnya mati. 1

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian penyakit kronis dan terminal ?
2. Apa saja jenis-jenis penyakit kronis dan terminal ?

1
Ahmad rizani,Rahmilah Agus Rahmadi, ‘Model Kualitas Hidup Pasien Gagalginjal’, Jurnal
Citra Keperawatan, 10.1 (2022), 61–72.

1
3. Apa saja Kriteria penyakit kronis dan terminal ?
4. Bagaimana Respon klien terhadap penyakit kronis dan terminal ?
5. Bagaimana Tahapan penerimaan terhadap penyakit kronis dan terminal ?
6. Apa saja kebutuhan anak dengan penyakit kronis dan terminal ?
7. Peran perawat dalam menghadapi anak dengan penyakit kronis dan terminal
8. Penerapan Konsep anak sakit kronik dan terminal pada penyakit

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit kronis dan terminal
2. Untuk mengetahui jenis-jenis penyakit kronis dan terminal
3. Untuk mengetahui Kriteria penyakit kronis dan terminal
4. Untuk mengetahui Respon klien terhadap penyakit kronis dan terminal
5. Untuk mengetahui Tahapan penerimaan terhadap penyakit kronis dan terminal
6. Untuk mengetahui kebutuhan anak dengan penyakit kronis dan terminal
7. Untuk mengetahui Peran perawat dalam menghadapi anak dengan penyakit
kronis dan terminal

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
1. Penyakit Kronik
Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang perjalanan penyakit
berlangsung lama sampai bertahun-tahun,bertambah berat,menetap,dan sering
kambuh. (Purwaningsih dan Karbina, 2019).
Penyakit kronis bisa menyebabkan kematian/ kondisi
terminal.Ketidakmampuan merupakan persepsi individu bahwa segala hal
yang dilakukan tidak akan mendapatkan hasil atau suatu keadaan dimana
individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau kegiatan yang baru
dirasakan.(Purwaningsih dan Karbina, 2019).
Jadi penyakit kronis yaitu penyakityang terjadi pada seseorang dalam
waktu lama akan membuat orang tersebut menjadi tidak mampu melakukan
sesuatu seperti biasanya.
2. Penyakit Terminal
Kondisi Terminal adalah Suatu proses yang progresif menuju
kematian berjalan melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial
dan spiritual bagi individu. (Carpenito ,2017 )
Pasien Terminal adalah Pasien–pasien yang dirawat, yang sudah jelas
bahwa mereka akan meninggal atau keadaan mereka makin lama makin
memburuk. (P.J.M.Stevens, dkk, 2019 )2
Bisa dikatakan Penyakit terminal adalah lanjutan dari penyaki tkronik/
penyakit akut yang sifatnya tidak bias disembuhkan dan mengarah pada
kematian.Pasien terminal illness adalah pasien yang sedang menderita sakit
2
Keifer GEffenberger F, ‘Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.’,
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 1967.

3
dimana tingkat sakitnya telah mencapai stadium lanjut sehingga pengobatan
medis sudah tidak mungkin dapat menyembuhkan lagi.Oleh karena itu,pasien
terminal illnes harus mendapatkan perawatan paliatif yang bersifat meredakan
gejala penyakit,namun tidak lagi berfungsi untuk menyembuhkan Jadi fungsi
perawatan paliatif pada pasien terminal illnes adalah mengendalikan nyeri
yang dirasakan serta keluhan-keluhan lainnya dan meminimalisir masalah
emosi, sosial dan spiritual.

B. JENIS-JENIS PENYAKIT KRONIS DAN TERMINAL PADA ANAK


 Infeksi saluran nafas bawah,Pneumonia dan Bronkitis
 HIV/AIDS
 Malaria
 Diare
 Tuberkulosis
 Campak
 Tetanus
 Infeksi Selaput otak (Meningitis)
 Difteri
 Penyakit Kanker
 Akibat kecelakaan fatal

C. KRITERIA PENYAKIT KRONIS DAN TERMINAL PADA ANAK


1. Kronik
Menurut Wristh Le(2017)mengatakan bahwa penyakit kronik mempunyai
beberapa sifat diantaranya adalah :
a. Progresif
Penyakit kronik yang semakin lama semakin bertambah parah.Contoh
penyakit kanker,Jantung.
b. Menetap

4
Setelah seseorang terserang penyakit,maka penyakit tersebut akan
menetap pada individu.Contoh penyakit diabetes mellitus.
c. Kambuh

Penyakit kronis yang dapat hilang timbul sewaktu-waktu dengan kondisi


yang sama atau berbeda.Contoh Penyakit Tuberkolosis.

2. Terminal
a. Penyakit sudah tidak dapat disembuhkan
b. Mengarah pada kematian
c. Diagnosa medis sudah jelas
d. Tidak obat untuk menyembuhkan
e. Prognosis jelek dan bersifat progresif3

D. RESPON KLIEN TERHADAP PENYAKIT KRONIK DAN TERMINAL


Penyakit kronik dan keadaan terminal dapat menimbulkan respon Bio-Psiko-
Sosial-Spritual ini akan meliputi respon kehilangan. Purwaningsih dan kartina,
(dalam Dian Angriyanti, 2019).
1. Kehilangan Kesehatan
Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kesehatan dapat berupa klien
merasa takut, cemas dan pandangan tidak realistic, aktivitas terbatas.
2. Kehilangan situasi
Klien merasa kehilangan situasi yang dinikmati sehari-hari bersama keluarga
Kelompoknya.
3. Kehilangan Rasa Nyaman
Gangguan rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan fungsi tubuh
seperti panas, nyeri, dll.
4. Kehilangan Kemandirian

3
Anak Agung Istri Wulan Krisnandari D and Ni Made Sri Rahyanti, ‘Hubungan
Pengetahuan Dengan Kemampuan Perawat Dalam Memberikan Perawatan Paliatif’, Jurnal
Keperawatan Sriwijaya, 9.2 (2022), 46–53 <https://doi.org/10.32539/jks.v9i2.157>.

5
Respon yang ditimbulkan dari kehilangan kemandirian dapat ditunjukan
melalui berbagai perilaku, bersifat kekanak-kanakan, ketergantungan.
5. Kehilangan Fungsi Fisik
Contoh dampak kehilangan fungsi organ tubuh seperti klien dengan gagal
ginjal harus dibantu melalui hemodialisa.
6. Kehilangan Fungsi Mental
Dampak yang dapat ditimbulkan dari kehilangan fungsi mental seperti klien
mengalami kecemasan dan depresi, tidak dapat berkonsentrasi dan berpikir
efisien sehingga klien tidak dapat berpikir secara rasional.
7. Kehilangan Konsep Diri
Klien dengan penyakit kronik merasa dirinya berubah mencakup bentuk dan
fungsi sehingga klien tidak dapat berpikir secara rasional (bodi image) peran
serta identitasnya. Hal ini dapat akan mempengaruhi idealism diri dan harga
diri rendah.identitasnya. Hal ini dapat akan mempengaruhi idealism diri dan
harga diri rendah.4

E. TAHAPAN PENERIMAAN TERHADAP PENYAKIT KRONIK DAN


TERMIINAL
1. Perilaku Klien Dengan Penyakit Kronik
Ada beberapa respon emosional yang muncul pada pasien atas
penyakit kronis yang dideritanya oleh klien atau individu(Purwaningsih dan
Kartina,2019) yaitu :
a. Penolakan (Denial)
Merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita penyakit kronis
seperti jantung, stroke dan kanker. Atas penyakit yang dideritanya ini,
pasien akan memperlihatkan sikap seolah-olah penyakit yang diderita
tidak terlalu berat (menolak untuk mengakui bahwa penyakit yang

4
Perawatan Paliatif and others, ‘Pastoral Konseling Berbasis Pemuridan Bagi Pasien’, Jurnal
Apokalupsis, 13.1 (2022), 40–69
<https://www.ojs.hits.ac.id/index.php/OJS/article/view/43>.

6
diderita sebenarnya berar) dan menyakini bahwa penyakit kronis ini akan
segera sembuh dan hanya akan memberi efek jangka pendek (menolak
untuk mengakui bahwa penyakit kronis ini belum tentu dapat
disembuhkan secara total dan menolak untuk mengakui bahwa ada efek
jangka panjang atas penyakit ini, misalnya perubahan body image).
b. Cemas
Setelah muncul diagnosa penyakit kronis, reaksi kecemasan
merupakan sesuatu yang umum terjadi. Beberapa pasien merasa terkejut
atas reaksi dan perubahan yang terjadi pada dirinya bahkan
membayangkan kematian yang akan terjadi padanya. Bagi individu yang
telah menjalani operasi jantung, rasa nyeri yang muncul di daerah dada,
akan memberikan reaksi emosional tersendiri. Perubahan fisik yang
terjadi dengan cepat akan memicu reaksi cemas pada individu dengan
penyakit kanker.
c. Depresi
Depresi juga merupakan reaksi yang umum terjadi pada penderita
penyakit kronis. Kurang lebih sepertiga dari individu penderita stroke,
kanker dan penyakit jantung mengalami depresi.
2. Tahapan Kondisi terminal yaitu:
Kubler-Ross (dalam Taylor, 1999) merumuskan lima tahap ketika
seseorang dihadapkan pada kematian. Kelima tahap tersebut antara lain:
a. Denial(penyangkalan)
Respon dimana klien tidak percaya atau menolak terhadap apa yang
dihadapi atau yang sedang terjadi. Dan tidak siap terhadap kondisi yang
dihadapi dan dampaknya. Ini memungkinkan bagi pasien untuk
membenahi diri. Dengan berjalannya waktu, sehingga tidak refensif
secara radikal. Penyangkalan merupakan reaksi pertama ketika seseorang
didiagnosis menderita terminal illness. Sebagian besar orang akan merasa
shock, terkejut dan merasa bahwa ini merupakan kesalahan.

7
Penyangkalan adalah awal penyesuaian diri terhadap kehidupan yang
diwarnai oleh penyakit dan hal tersebut merupakan hal yang normal dan
berarti.
b. Anger (Marah)
Fase marah terjadi pada saat fase denial tidak lagi bisa dipertahankan.
Rasa kemarahan ini sering sulit dipahami oleh keluarga atau orang
terdekat oleh karena dapat terpicu oleh hal hal yang secara normal tidak
menimbulkan kemarahan Rasa marah ini sering terjadi karena rasa tidak
berdaya, bisa terjadi kapan saja dan kepada siapa saja tetapi umumnya
terarah kepada orang- orang yang secara emosional punya kedekatan
hubungan.
Pasien yang menderita terminal illness akan mempertanyakan keadaan
dirinya, mengapa ia yang menderita penyakit dan akan meninggal. Pasien
yang marah akan melampiaskan kebenciannya pada orang-orang yang
sehat seperti teman, anggota keluarga, maupun staf rumah sakit. Pasien
yang tidak dapat mengekspresikan kemarahannya misalnya melalui
teriakan akan menyimpan sakit hati. Pasien yang sakit hati menunjukkan
kebenciannya melalui candaan tentang kematian, mentertawakan
penampilan atau keadaannya, atau berusaha melakukan hal yang
menyenangkan yang belum sempat dilakukannya sebelum ia meninggal.
c. Bargaining (menawar)
Klien mencoba untuk melakukan tawar menawar dengan tuhan agar
terhindar dari kehilangan yang akan terjadi, ini bisa dilakukan dalam diam
atau dinyatakan secara terbuka. Secara psikologis tawar menawar
dilakukan untuk memperbaiki kesalahan atau dosa masa lalu. Pada tahap
ini pasien sudah meninggalkan kemarahannya dalam berbagai strategi
seperti menerapkan tingkah laku baik demi kesehatan, atau melakukan
amal, atau tingkah laku lain yang tidak biasa dilakukannya merupakan

8
tanda bahwa pasien sedang melakukan tawar-menawar terhadap
penyakitnya.
d. Depresi
Tahap keempat dalam model Kubler-Ross dilihat sebagai tahap di
mana pasien kehilangan kontrolnya. Pasien akan merasa jenuh, sesak
nafas dan lelah Mereka akan merasa kesulitan untuk makan, perhatian,
dan sulit untuk menyingkirkan rasa sakit atau ketidaknyamanan. Rasa
kesedihan yang mendalam sebagai akibat kehilangan (past loss &
impending loss), ekspresi kesedihan ini verbal atau nonverbal merupakan
persiapan terhadap kehilangan atau perpisahan abadi dengan apapun dan
siapapun.
Tahap depresi ini dikatakan sebagai masa "anticipatory grief, di mana
pasien akan menangisi kematiannya sendiri. Proses kesedihan ini terjadi
dalam dua tahap, yaitu ketika pasien berada dalam masa kehilangan
aktivitas yang dinilainya berharga, teman dan kemudian mulai
mengantisipasi hilangnya aktivitas dan hubungan di masa depan.
e.Penerimaan (acceptance)
Pada tahap ini pasien sudah terlalu lemah untuk merasa marah dan
memikirkan kematian. Beberapa pasien menggunakan waktunya untuk
membuat perisapan, memutuskan kepunyaannya, dan mengucapkan
selamat tinggal pada teman lama dan anggota keluarga. Pada tahap
menerima ini, klien memahami dan menerima keadaannya yang
bersangkutan mulai kehilangan interest dengan lingkungannya, dapat
menemukan kedamaian dengan kondisinya, dan beristirahat untuk
menyiapkan dan memulai perjalanan panjang.

F. KEBUTUHAN ANAK DENGAN PENYAKIT KRONIK DAN TERMINAL


1. Komunikasi, dalam hal ini anak sangat perlu di ajak unuk berkomunikasi
atau berbicara dengan yang lain terutama oleh kedua orang tua karena

9
dengan orang tua mengajak anak berkomunikasi berbicara anak merasa
bahwa ia tidak sendiri dan ia merasa ditemani.
2. Memberitahu kepada anak bahwa ia tidak sendiri dalam menghadapi
penyakit tersebut.
3. Berdiskusi dengan siblings (saudara kandung) agar saudara kandung mau
ikut berpartisipasi dalam perawatan atau untuk merawat.
4. Social support meningkatkan koping.5

G. PERAN PERAWAT DALAM MENGHADAPI ANAK DENGAN


PENYAKIT KRONIK DAN TERMINAL
Menurut Benzart, et al (dalam Dian Angriyanti, 2019), selama anak dirawat
dengan kondisi yang membutuhkan tindakan seumur hidup dan perawat sebagai
tim dari perawatan paliatif, maka keluarga akan berkonsultasi pada perawat
tentang perawatan paliatif. Dalam hal ini perawat dapat memberikan dukungan
pada keluarga saat kondisi anaknya kritis serta memberikan informasi tentang
prognosis penyakit, mengatasi keluhan-keluhan, menjelaskan tujuan perawatan
dan dukungan psikososial serta dukungan spiritual.

Peran perawat dalam perawatan paliatif antara lain :


1. Dapat menerapkan pengetahuan dan ketrampilan dalam memberikan asuhan
keperawatan.
2. Menetapkan prioritas asuhan keperawatan,mengelola waktu secara efektif
dan saran-saranuntuk meningkatkan kualitas hidup.
3. Sebagai konselor bagi pasien, keluarga dankomunitas dalam menghadapi
perubahankesehatan, ketidakmampuan dan kematian.
4. Sebagai komunikator yang terapeutik danpendengar yang baik dalam
memberikan dukungandan perhatian.

5
Spiritual Dimension and Among Terminal, ‘Dimensi Spiritual Dalam Kalangan Pesakit
Terminal Spiritual Dimension Among Terminal Patients’, 93.1 (2023), 77–89.

10
5. Membantu pasien tetap independen sesuai kemampuan mereka sehinnga
6. Peran perawat dalam memberikan perawatan spiritual juga dibutuhkan.

Sedangkan penyakit kronis diantaranya yaitu:


1. Seorang perawat harus mampu menjadi pendengar yang empati untuk
pasien.
2. perawat ikut berdo'a bersama anak dan keluarga pasien serta memfasilitasi
kegiatan keagamaan seperti ibadah, sholat, menyediakan bacaan-bacaan atau
referensi tentang spiritual.
3. Memberikan motivasi keagamaan, dzikir, do'a yang dilakukan oleh tenaga
kerohanian.

H. PENERAPAN KONSEP ANAK SAKIT KRONIK DAN TERMINAL PADA


PENYAKIT DIABETES TIPE 1
Diabetes tipe 1 adalah jenis penyakit autoimun yang disebabkan oleh sistem
kekebalan tubuh menyerang sel beta pada organ tubuh penghasil insulin, yaitu
pankreas.
1. Perawatan anak dengan penyakit kronik dan terminal(dm tipe 1)
a. Development Focus
b. Manage Care
c. Perkembangan Keluarga
d. Mainstreaming
e. Family Centered Care
f. Home Care
g. Normalisasi
2. Peran perawat terhadap penyakit kronik dan terminal (dm tipe 1)
Penerapan yang dapat yang diperlukan dan digunakan pada anak yang
mengalami penyakit terminal dan kronik(DM Tipe 1) adalah "PALLIATIVE
CARE" tujuan perawatan paliatif ini adalah guna untuk meningkatkan
kualitas hidup anak dengan kematian minimal mendekati normal,

11
diupayakan dengan perawatan yang baik hingga pada akhirnya menuju pada
kematian.
a. Palliatife care
 Menambah kualitas hidup (anak) pada kondisi terminal.
 Perawatan paliatif berfokus pada gejala rasa sakit (nyeri, dypsnea) dan
kondisi(kesendirian) dimana pada kasus ini mengurangi kepuasan atau
kesenangan hidup anak.
 Mengontrol rasa nyeri dan gejala yang lain masalah psikologi, social
atau spiritualnya dari anak dalam kondisi terminal,

b. Prinsip dari perawatan palliative care


 Menghormati atau menghargai martabat dan harga diri dari pasient dan
keluarga pasien.
 Dukungan untuk caregiver
 Palliative care merupakan accses yang competent dan compassionet
 Mengembangkan professional dan social support untuk pediatric
palliative care
 Melanjutkan serta mengembangkan pediatrik palliative care melalui
penelitian dan pendidikan
c. Palliative care plane (rencana perawatan palliative)
 Melibatkan seorang partnership antara anak, keluarga, orang tua,
pegawai, guru, staff sekolah dan petugas kescatan yang professional
 Suport phisik, emosinal, pycososial, dan spiritual khususnya
 Melibatkan anak pada self care
 Anak memerlukan atau membutuhkan gambaran dan kondisi (kondisi
penyakit terminalnya) secara bertahap, tepat dan sesuai
 Menyediakan diagnostic atau kebutuhan intervensi terapeutik

12
 memperhatikan/memikirkan konteks tujuan dan pengaharapan dari
anak dan guna keluarga.6

6
Jurnal Sistem Komputer dan Sistem Informasi and others, ‘Penerapan Data Mining Untuk
Identifikasi Penyakit Diabetes Melitus Dengan Menggunakan Metode Klasifikasi’, Router
Research, 1.1 (2019), 1–6.

13
DAFTAR PUSTAKA
Agus Rahmadi, Ahmad rizani,Rahmilah, ‘Model Kualitas Hidup Pasien Gagalginjal’,
Jurnal Citra Keperawatan, 10.1 (2022), 61–72

Dimension, Spiritual, and Among Terminal, ‘Dimensi Spiritual Dalam Kalangan


Pesakit Terminal Spiritual Dimension Among Terminal Patients’, 93.1 (2023),
77–89

F, Keifer GEffenberger, ‘Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–


952.’, Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 1967

Paliatif, Perawatan, Sekaligus Pemberdayaan, Twin Hosea, Widodo Kristyanto, and


Rikardo P Sianipar, ‘Pastoral Konseling Berbasis Pemuridan Bagi Pasien’,
Jurnal Apokalupsis, 13.1 (2022), 40–69
<https://www.ojs.hits.ac.id/index.php/OJS/article/view/43>

Sistem Komputer dan Sistem Informasi, Jurnal, Pusat Studi Teknologi Komputasi
dan Informatika Stmik Bina Bangsa Kendari, Faizal Aris, Dosen Program Studi
Sistem Komputer, Program Studi Sistem Komputer, and Stmik Bina Bangsa
Kendari, ‘Penerapan Data Mining Untuk Identifikasi Penyakit Diabetes Melitus
Dengan Menggunakan Metode Klasifikasi’, Router Research, 1.1 (2019), 1–6

Wulan Krisnandari D, Anak Agung Istri, and Ni Made Sri Rahyanti, ‘Hubungan
Pengetahuan Dengan Kemampuan Perawat Dalam Memberikan Perawatan
Paliatif’, Jurnal Keperawatan Sriwijaya, 9.2 (2022), 46–53
<https://doi.org/10.32539/jks.v9i2.157>

14

Anda mungkin juga menyukai