Anda di halaman 1dari 22

Makalah

PENYAKIT KULIT

MIKOSIS

Dr. JULIA ANDRIANI


NIP.19850720 201412 2 002

PUSKESMAS SIAK KABUPATEN SIAK


2023
I. PENDAHULUAN

Katarak adalah penyakit yang ditandai oleh kekeruhan pada lensa mata yang
mengakibatkan gangguan penglihatan.
Penyakit mata katarak mengenai hampir semua orang yang diakibatkan oleh proses
degeneratif dimana kejadiannya menyerupai timbulnya uban dikepala.
Katarak dapat juga timbul akibat kelainan congenital, sesudah trauma mata atau
akibat penyakit lain.
Di Indonesia Penyakit katarak merupakan penyebab kebutaan paling tinggi ( prevalensi
0,78% ) disamping beberapa penyakit mata lainnya.
Penanggulangan buta katarak ini agak sulit dilaksanakan karena berbagai hal
antara lain:
 Pelayanan kesehatan mata yang belum menjangkau daerah terpencil.
 Penyebaran dokter spesialis mata yang kurang merata.
 Pengertian masyarakat yang menganggap katarak merupakan penyakit akibat
usia tua yang harus diterima apa adanya.
 Masih mahalnya biaya operasi katarak bagi masyarakat golongan ekonomi
lemah.
Beberapa usaha penanggulangan buta katarak sudah dilakukan baik oleh
pemerintah maupun beberapa LSM berupa kegiatan operasi katarak massal atau operasi
katarak gratis. Namun usaha ini belum berhasil mengatasi jumlah penderita yang
semakin hari semakin bertambah banyak.
Untuk penanggulangan buta katarak ini terutama pada masyarakat kurang mampu
kita perlu melakukan terobosan berupa kegiatan penanggulangan yang berkesinambungan
dengan memberdayakan segala potensi yang ada ditengah masyarakat itu sendiri.
Puskesmas merupakan ujung tombak dalam usaha penanggulangan buta katarak
ini terutama dalam pencarian penderita buta katarak.
Tenaga yang ada di Puskesmas dapat diberdayakan bersama para kader, baik di
Posyandu, tempat Imunisasi, pada saat penyuluhan kesehatan maupun kegiatan lainnya
untuk mencari kasus katarak.
Setelah dilakukan seleksi penderita katarak dan didapatkan kasus yang memerlukan
operasi maka kegiatan lebih lanjut dapat dikoordinasikan dengan Dinas Kesehatan dan
dokter spesialis mata untuk menentukan lokasi dan penjadwalan operasi.
II. PENYAKIT KATARAK

A. PATOFISIOLOGI.
Sampai saat ini penyebab utama timbulnya katarak masih belum dapat dipastikan.
Beberapa teori mengatakan proses degerasi memegang peranan penting dalam hal
timbulnya katarak pada usia lanjut.
Dari beberapa penelitian juga diketahui bahwa peranan sinar matahari (sinar ultra
violet) dapat mempercepat timbulnya katarak pada seseorang. Hal ini dapat kita lihat
sehari-hari dimana orang yang bekerja dibawah terik matahari seperti petani, nelayan dan
lain-lainnya menderita katarak lebih cepat dibandingkan dengan orang yang bekerja
dibawah atap misalnya guru, pegawai kantor dan sebagainya.
Penyakit sistemik seperti Diabetes mellitus (kencing manis), hipertensi dan
penyakit autoimun ( alergi ) juga berperan mempercepat terjadinya katarak. Penderita
yang mengkonsumsi obat golongan kortiko steroid ( misalnya penderita asma ) ternyata
menderita katarak lebih cepat. Hal ini disebabkan terjadinya gangguan metabolisme
karbohidrat dalam lensa mata.
Keadaan lain yang dapat menyebabkan timbulnya katarak adalah trauma mekanik,
fisika dan trauma kimia pada mata. Pada prinsipnya keadaan ini mengakibatkan
gangguan metabolisme pada lensa mata yang lambat laun menyebabkan kekeruhan.
Pada bayi baru lahir, anak balita dan usia remaja juga dapat kita temukan katarak
yang sebetulnya sudah dibawa dari dalam kandungan. Katarak jenis ini disebut dengan
katarak developmental.

B. KLASIFIKASI KATARAK.
Klasifikasi penyakit katarak yang banyak dipakai saat ini adalah:
1. Katarak Senilis (Katarak pada usia lanjut).
2. Katarak Developmental (Katarak pada masa pertumbuhan).
3. Katarak Traumatika.
4. Katarak Komplikata.
5. Katarak Sekunder.
B.1. Katarak Senilis (Katarak pada usia lanjut).
Pada usia lanjut setiap orang mengalami proses degenerasi pada berbagai organ
tubuhnya termasuk lensa mata. Degenerasi pada lensa mata ditandai dengan timbulnya
kekeruhan lensa yang semakin lama semakin padat.
B.1.1. Katarak Insipiens (Katarak baru mulai).
Pada keadaan ini penderita mulai mengeluh adanya gangguan penglihatan
terutama apabila berada ditempat terang atau dengan cahaya matahari. Pandangan seperti
berasap atau berkabut.
Pada penderita ini penglihatannya masih dapat dikoreksi dengan bantuan kacamata.
B.1.2. Katarak Immature (Katarak belum masak).
Kekeruhan lensa bertambah padat, jarak pandang semakin dekat. Karena terjadi
proses miopisasi pada lensa seringkali pada periode ini penderita dapat membaca tanpa
kacamata dekat.

B.1.3. Katarak Matur (Katarak sudah masak).


Pada periode ini penglihatan penderita sangat terbatas, mungkin hanya bisa
melihat pada jarak setengah meter atau hanya bisa melihat gerakan tangan didepan mata
(visus 1/300).
Pada masa ini adalah yang terbaik dilakukan operasi katarak.

B.1.4. Katarak Hipermatur (Katarak terlalu masak).


Pada keadaan ini penderita hanya bisa melihat cahaya senter, tidak dapat lagi
membedakan jenis benda yang dilihatkan kepadanya.
Apabila kita temukan penderita pada kondisi ini secepatnya kita anjurkan untuk operasi.
Pada katarak hipermatur seringkali timbul komplikasi seperti glaucoma dan
uveitis yang dapat menyebabkan kerusakan pada saraf mata. Penderita dengan kerusakan
saraf mata apabila kita lakukan operasi katarak tetap penglihatannya tidak baik atau kabur
karena penglihatan yang baik itu kita dapatkan dari fungsi saraf mata yang baik pula.

B.2. Katarak Developmental.


Dibedakan atas: a. Katarak Kongenital.
b. Katarak Jouvenil.
Proses kejadiannya sama-sama berasal dari dalam kandungan, yang membedakan
adalah usia timbulnya katarak .
Dapat terjadinya apabila ibu yang sedang hamil mengalami infeksi virus atau
mengkonsumsi jamu dan obat-obat yang mengganggu pertumbuhan janin.
Katarak Kongenital langsung terlihat pada saat bayi dilahirkan.
Katarak Jouvenil terlihat beberapa tahun kemudian yaitu pada usia anak-anak atau usia
remaja.

B.3. Katarak Traumatika.


Adalah katarak yang timbul setelah adanya trauma mekanik (benturan), trauma
fisika ataupun trauma kimia.
Trauma pada mata mengakibatkan gangguan metabolisme pada lensa mata sehingga
timbul kekeruhan lensa.

B.4. Katarak Komplikata.


Adalah katarak yang terjadi akibat penyakit lain atau akibat pemakaian obat-obatan.
Penderita Diabetes mellitus (kencing manis), Uveitis (peradangan uvea), Penyakit auto-
imun (misalnya asma bronchial dan alergi), Hipertensi dan lain-lainnya.
Pemakaian obat golongan kortiko steroid seperti prednison, deksametason dan lain-
lainnya dapat mempercepat terjadinya katarak pada seseorang.

B.5. Katarak Sekunder.


Adalah katarak yang terjadi kembali setelah dilakukan operasi katarak pada
seseorang.
Hal ini dapat disebabkan oleh proses operasi yang kurang bersih atau terjadinya reaksi
hipersensitif pada mata yang menyebabkan timbulnya membran pada daerah pupil.

III. PENATALAKSANAAN KATARAK.


Pada prinsipnya untuk semua jenis katarak harus dilakukan operasi katarak guna
pemulihan fungsi penglihatannya.

1. Katarak senilis.
Untuk katarak senilis dilakukan operasi apabila sudah matur.
Namun penderita dengan katarak immatur dapat dilakukan operasi sesuai dengan
kebutuhan kegiatannya atau menderita gangguan penglihatan pada kedua matanya yang
menyulitkan kegiatannya sehari-hari.
Pada katarak hipermature harus segera dilakukan operasi sebelum terjadi komplikasi
atau penyulit lainnya.
Kalau ditemukan katarak hipermatur dengan komplikasi (misalnya glaucoma atau
fakotoksik uveitis) tetap dilakukan operasi untuk mengatasi keluhan dan gejala dari
komplikasi tersebut serta mempertahankan sisa penglihatan yang masih ada.
Operasi katarak pada usia lanjut ini dapat dilakukan dengan dua cara:
a. Operasi Katarak Intra Kapsular dimana lensa yang katarak dan kapsulnya
diangkat seluruhnya. Mata dalam keadaan tidak ada lensa dan disebut dengan
afakia. Pada mata afakia perlu kita koreksi dengan kacamata plus 10 dioptri agar
penderita dapat melihat jauh.
Apabila kita akan memasang lensa tanam (“IOL = Intra Okuler Lens”) maka lensa
tersebut diletakkan didepan iris.
IOL anterior ini biasanya dengan ukuran dioptri lebih rendah dibandingkan
dengan IOL posterior.
b. Operasi Katarak Ekstra Kapsular dimana lensa yang katarak diangkat dengan
meninggalkan kapsul lensa bagian belakang (posterior). Hasil operasi ini disebut
dengan afakia juga dan dikoreksi dengan kacamata plus 10 dioptri.
Apabila kita akan memasang lensa tanam (IOL) maka lensa tersebut diletakkan
dibelakang iris sesuai dengan anatomisnya dan biasanya dengan hasil yang lebih
baik.

Kontrol paska operasi katarak perlu dilakukan untuk mengevaluasi hasil operasi dan
mengamati adanya komplikasi yang terjadi.

2. Katarak Developmental.
1. Katarak kongenital.
Pada katarak congenital operasi dilakukan sesegera mungkin agar perkembangan makula
tidak terganggu. Operasi dapat ditunda sampai usia bayi agak besar ( biasanya usia 2
tahun ) jika kekeruhan lensa tidak menutupi seluruh celah pupil.
Operasi dilakukan dengan pembiusan umum ( narkose) dan teknik operasi “Linear
Discitio”.
Pemasangan lensa tanam (IOL) direkomendasikan pada anak usia diatas 6 tahun. Dengan
demikian bayi dan anak dibawah 6 tahun akan mengalami afakia dan lensa tanam dapat
dipasang dengan melakukan operasi berikutnya.

2. Katarak jouvenile.
Pada anak yang lebih besar dan usia remaja operasi katarak tetap dilakukan dengan
pembiusan umum (narkose).
Apabila keadaan memungkinkan lensa tanam (IOL) dapat langsung dipasang pada saat
operasi.

3. Katarak traumatika.
Katarak traumatika pada umumnya timbul beberapa lama setelah kejadian trauma
mata. Munculnya katarak sangat bervariasi dari beberapa hari sampai beberapa bulan
paska trauma.
Penatalaksanaan katarak traumatik disamping mengobati traumanya, dilakukan operasi
katarak sesuai dengan kondisi mata penderita.
Teknik operasi sama dengan operasi katarak senilis, dapat dilakukan dengan atau tanpa
pemasangan lensa tanam.

4. Katarak komplikata.
Karena katarak komplikata timbul akibat penyakit lain maka sebelum operasi
dilakukan, penyakit utamanya diobati lebih dahulu.
Setelah keadaan memungkinkan baru dilakukan operasi dengan tetap memperhatikan
penyakit utamanya.
Katarak yang disebabkan penyakit diabetes mellitus seringkali disertai komplikasi
glaukoma paska operasi karena timbulnya jaringan pembuluh darah baru (neovaskuler)
disekitar iris.

5. Katarak sekunder.
Katarak sekunder yang terjadi setelah dilakukan operasi katarak harus dioperasi
ulang karena menyebabkan penglihatan tetap kabur. Operasi dilakukan dengan teknik
disisio dan mengisap semua sisa kortek yang tertinggal atau menarik keluar semua
membran yang menutupi daerah pupil.
Paska operasi ulang pada umumnya dengan hasil baik dan penderita dapat melihat
kembali.

9
Foto 1.
Penderita laki-laki umur 62 tahun dengan Katarak matur.
Pupil dilebarkan dengan tetes Midriatyl 1%.

Foto 2.
Penderita wanita umur 48 tahun dengan Katarak matur.

IV. PEMBAHASAN

Pasien yang memiliki keluhan pada kedua penglihatan sering datang ke


puskesmas dengan mata terasa kabur, terasa ada yang menghalangi, tidak nyaman berair,
peka terhadap sinar atau cahaya, dapat melihat ganda pada satu benda. Rata-rata usia
pasien yang mengeluhkan hal seperti ini berumur diatas 45 tahun.Pada pemeriksaan di
poliklinik biasanya ditemukan lensa mata pasien buram warna keputihan, seperti
susu.biasanya kebanyakan belum matang,namun dalam hal ini pasien biasanya dirujuk ke
spesialis mata di rumah sakit untuk dilakukan tindakan selanjutnya, karena pada
prinsipnya tindakan untuk mengatasi katarak ini adalah operasi sesuai dengan kebutuhan
pasien terhadap kegiatannya sehari-hari terlepas dari apakah katarak tersebut sudah
matang atau belum.
Proses menua dapat terlihat secara fisik dengan perubahan yang terjadi pada
tubuh dan berbagai organ serta penurunan fungsi tubuh serta organ tersebut. Kebanyakan
pasien yang datang ke puskesmas lebih banyak berjenis kelamin perempuan
dibandingkan dengan laki-laki.
Pemerintah memiliki program khusus untuk menangani katarak di Indonesia, hal
itu dapat dilihat dari adanya Keputusan Menteri Kesehatan RI Rencana Strategi Nasional
Penanggulangan Gangguan Penglihatan dan kebutaan. Yang dilakukan salah satunya
adalah pemanfaatan pelayanan posyandu lansia.

Anda mungkin juga menyukai