Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

KERJA ENZIM KATALASE

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 5

1. Faiq Ahmad Rafifazaputra (11)


2. Fatikha Aulia Nurul Khusna (12)
3. Indriani Qoiru Nisa (15)
4. Nurfadlila Tri Wardana (25)
5. Oktavia Dewi Nugrahaning Putri (26)
6. Samsul Arifin (31)

SMA NEGERI 4 SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2023/2024


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii


A. Tujuan ............................................................................................................ 1
B. Landasan Teori ............................................................................................... 1
C. Alat dan Bahan .............................................................................................. 2
D. Cara Kerja ...................................................................................................... 3
E. Hasil Pengamatan .......................................................................................... 4
F. Pembahasan ................................................................................................... 5
G. Pertanyaan...................................................................................................... 6
H. Kesimpulan ...................................................................................................11
I. Dokumentasi ................................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 13

ii
A. Tujuan
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim kalase.
B. Landasan Teori
Metabolisme merupakan suatau reaksi kimia yang terjadi didalam tubuh
makhluk hidup. Reaksi metabolisme tersebut dimaksudkan untuk memperoleh
energi, menyimpan energi, menyusun bahan makanan, merombak bahan
makanan, memasukkan atau mengeluarkn zat - zat, melakukan gerakan,
menyusun struktur sel, merombak struktur - struktur sel yang tidak dapat
digunakan lagi, dan menanggapi rangsang.

Tentunya dalam suatu reaksi kimia terdapat zat-zat atau senyawa -


senyawa baik yang sifatnya menghambat (inhibitor), atau mempercepat reaksi
(aktivator). Senyawa - senyawa yang mempercepat suatu reaksi dikenal dengan
sebutan katalisator. Katalisator adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi
reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh
reaksi itu. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi
ataupun produk.

Metabolisme yang merupakan reaksi kimia memiliki katalisator yang


disebut dengan enzim. Enzim adalah biokatalisator organik yang dihasilkan
organisme hidup di dalam protoplasma, yang terdiri atas protein atau suatu
senyawa yang berikatan dengan protein, berfungsi sebagai senyawa yang
mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi dalam suatu reaksi kimia.
Enzim sangat penting dalam kehidupan, karena semua reaksi metabolisme
dikatalis oleh enzim (Poedjiadi, 1994).

Enzim katalase merupakan enzim perombak hidrogen peroksida yang


bersifat racun dan merupakan sisa/hasil sampingan dari metabolisme. Apabila
H2O2 tidak diuraikan oleh enzim ini, maka akan menyebabkan kematian pada
sel-sel tumbuhan. Oleh sebab itu, enzim ini bekerja dengan merombak H2O2
menjadi substansi yang tidak berbahaya,yaitu berupa air dan oksigen. Enzim
ini diproduksi oleh peroksisom.Enzim katalase termasuk ke dalam golongan
enzim desmolase, yaitu enzim yang dapat memecahkan ikatan C-C atau C-N
pada substrat yang diikatnya.

Berikut reaksi dari penguraian H2O2 oleh enzim katalase :

2 H2O2 →2 H2O + O₂

Enzim katalase mengandung empat gugus heme. Heme yang terdapat pada
enzim katalase juga terbentuk dari sebuah cincin protoporphyrin dan
mengandung atom besi tunggal. Enzim yang mengandung empat gugus ini juga
memiliki empat rantai polypeptide yang masing-masing bagian terdiri atas 500
lebih senyawa asam amino (Gaman, 1992).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kerja enzim menurut Poedjiadi


(1994):
a. Konsentrasi enzim
Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, kecepatan reaksi bertambah
dengan bertambahnya konsentrasi enzim.

1
b. Konsentrasi substrat
Dengan konsentrasi enzim yang tetap, maka pertambahan konsentrasi
substrat akan menaikan kecepatan reaksi. Akan tetapi pada batas
konsentrasi tertentu, tidak terjadi kenaikan kecepatan reaksi walaupun
konsentrasi substrat diperbesar. Keadaan ini telah diterangkan oleh
Michaelis-Menten dengan hipotesis mereka tentang terjadinya kompleks
enzim substrat
c. Suhu
Pada suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada suhu
yang lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat. karena enzim adalah suatu
protein, maka kenaikan suhu dapat menyebabkan terjadinya proses
denaturasi dan kecepatan reaksinya pun akan menurun. Kenaikan suhu
sebelum terjadinya proses denaturasi dapat menaikan kecepatan reaksi.
d. pH
Perubahan pH lingkungan akan berpengaruh terhadap efektivitas bagian
aktif enzim dalam membentuk kompleks enzim substrat. pH rendah atau
pH tinggi dapat pula menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini
akan mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim
e. Inhibitor
Hambatan yang dilakukan oleh inhibitor dapat berupa hambatan tidak
reversibel. Hambatan tidak reversibel pada umumnya disebabkan oleh
terjadinya proses destruksi atau modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih
yang terdapat pada molekul enzim. Hambatan reversibel dapat berupa
hambatan bersaing atau hambatan tidak bersaing

Enzim dapat mengatur reaksi tertentu sehingga dalam keadaan normal


tidak terjadi penyimpangan hasil reaksinya. Enzim akan kehilangan
aktivitasnya karena panas, asam dan basa kuat, pelarut organik atau apa saja
yang bisa menyebabkan denaturasi protein. Enzim dinyatakan mempunyai sifat
yang sangat khas karena hanya bekerja pada substrat tertentu (Girinda, 1986).

C. Alat dan Bahan

Alat Bahan
1) Rak tabung reaksi
2) Tabung reaksi 10 buah 1) Ekstrak hati segar, yaitu hati ayam
3) Gelas beaker 2 buah segar yang dihaluskan dengan
4) Termometer blender menjadi bubur
5) Kertas pH meter 2) Kentang
6) Lidi yang dipotong ±25 cm 3) Air panas
7) Kertas tisu 4) Es batu
8) Kertas koran 1 lembar 5) H2O2 30%
9) Lilin dan korek api 6) HCI 5 M dan NaOH 5 M
10) Parutan kelapa
11) Sarung tangan lateks

2
D. Cara Kerja
Cara Kerja Praktikum Enzim Katalase (Ekstrak Hati)
1. Letakkan kertas koran diatas meja percobaan sebagai alas.
2. Masukan ekstrak hati ke dalam tabung reaksi A, B, C, D dan E
(masing-masing setinggi 0,5 cm tabung reaksi).
3. Tambahkan HCI sebanyak 15 tetes ke dalam tabung reaksi C,
kemudian ukur pH larutan.
4. Letakkan tabung reaksi D ke dalam gelas beaker yang berisi air
panas, kemudian ukur suhunya.
5. Letakkan tabung reaksi E ke dalam gelas beaker yang berisi es batu,
kemudian ukur suhunya.
6. Siapkan larutan H2O2 pada tabung reaksi I, II,II,IV (masing-masing
setinggi 0,5 cm tabung reaksi). Hindarkan kulit anda dari larutan
dan busa H2O2 karena menyebabkan iritasi dan rasa gatal
7. Tuangkan H2O2 dari tabung reaksi I ke dalam ekstrak hati pada
tabung reaksi A dan segera lakukan uji gelembung gas dengan
menggunakan lidi yang membara.
8. Dengan hal yang sama, lakukan untuk tabung reaksi II terhadap B,
III terhadap C, IV terhadap D, dan V terhadap E.
9. Catat hasil pengamatan Anda ke dalam tabel
10. Setelah kegiatan selesai, cucilah rak dan tabung reaksi dengan
menggunakan sabun.

Cara Kerja Praktikum Enzim Katalase (Kentang)


1. Letakkan kertas koran diatas meja percobaan sebagai alas.
2. Masukan ekstrak kentang yang sudah diparut ke dalam tabung
reaksi A, B, C, D dan E (masing-masing setinggi 0,5 cm tabung
reaksi).
3. Tambahkan HCI sebanyak 15 tetes ke dalam tabung reaksi C,
kemudian ukur pH larutan.
4. Letakkan tabung reaksi D ke dalam gelas beaker yang berisi air
panas, kemudian ukur suhunya.
5. Letakkan tabung reaksi E ke dalam gelas beaker yang berisi es batu,
kemudian ukur suhunya.
6. Siapkan larutan H2O2 pada tabung reaksi I, II,II,IV (masing-masing
setinggi 0,5 cm tabung reaksi). Hindarkan kulit anda dari larutan
dan busa H2O2 karena menyebabkan iritasi dan rasa gatal
7. Tuangkan H2O2 dari tabung reaksi I ke dalam kentang pada tabung
reaksi A dan segera lakukan uji gelembung gas dengan
menggunakan lidi yang membara.
8. Dengan hal yang sama, lakukan untuk tabung reaksi II terhadap B,
III terhadap C, IV terhadap D, dan V terhadap E.
9. Catat hasil pengamatan Anda ke dalam tabel
10. Setelah kegiatan selesai, cucilah rak dan tabung reaksi dengan
menggunakan sabun.

3
E. Hasil Pengamatan

Tabung Perlakuan Kondisi Gelembung Nyala Keterangan


Percobaan Gas Bara Api

Banyak O2
A Hati + H2O2 Netral ++++ +++ dan H2O

Hati + HCl + Asam Tidak ada O2


B - - dan H2O
H2O2 (pH = 2)

Hati + NaOH + Basa Banyak O2


C +++ ++ dan H2O
H2O2 (pH = 9)

Hati + H2O2 Panas Ada O2


D ++ ++ dan H2O
(dalam air panas) (68℃)

Hati + H2O2 Dingin Ada O2


E ++ ++ dan H2O
(dalam es batu) (9℃)
Sedikit O2
A Kentang + H2O2 Netral + - dan tidak ada
H2O

Kentang + HCl Asam Tidak ada O2


B - - dan H2O
+ H2O2 (pH = 2)
Sedikit O2
Kentang + Basa dan tidak ada
C + -
NaOH + H2O2 (pH = 9) H2O

Sedikit O2
D Kentang + H2O2 Panas dan tidak ada
+ -
(dalam air panas) (70℃) H2O

Ada O2
Kentang + H2O2 Dingin dan tidak ada
E ++ -
(dalam es batu) (10℃) H2O

Pengisian data:
++++ = gelembung gas banyak sekali/nyala bara api besar sekali
+++ = gelembung gas banyak/nyala bara api besar
++ = gelembung gas sedang/nyala bara api sedang
+ = gelembung gas sedikit/nyala bara api kecil
- = gelembung gas tidak ada/nyala bara api tidak ada

4
F. Pembahasan

PERCOBAAN EKSTRAK HATI AYAM


• TABUNG A
Pada tabung A terlihat gelembung yang sangat banyak dan nyala bara api
cukup besar. Adanya gelembung yang keluar banyak serta nyalanya bara
api menandakan bahwa pada tabung A terjadi penguraian H2O2 menjadi
H2O dan O2. Enzim katalase pada tabung A bekerja secara optimal karena
berada di suhu netral.

• TABUNG B
Pada tabung B terlihat gelembung tidak ada dan bara api yang tidak
menyala. Seharusnya Gelembung tetap ada meski hanya sedikit dan bara
api seharusnya tetap menyala hanya kecil. Dalam percobaan ini ada sedikit
kesalahan para praktikum. Gelembung seharusnya tetap ada dimana
membuktikan bahwa gelembung dalam bekerja hati tidak dapat mengubah
secara sempurna dari H2O2 ke H2O. Untuk bara api yang seharusnya
menyala kecil dapat membuktikan bahwa tidak optimalnya penguraian
H2O2 menjadi O2 dan membuktikan bahwa kerja enzim katalase yang
terkena HCL tidak dapat bekerja secara optimal.

• TABUNG C
Pada percobaan tabung c, hati dengan H2O2 kemudian ditetesi dengan
NaOH. Penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk membuat
hati dalam keadaan basa. Ketika diuji terbentuk gelembung udara yang
sedang, hal tersebut membuktikan bahwa tidak terjadi penguraian
yang sempurna dari H2O2 menjadi H2O tetapi saat bara api dimasukkan ke
dalamnya tidak terjadi nyala api. Hal ini membuktikan bahwa enzim
katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi yang terlalu basa.

• TABUNG D
Pada tabung D terlihat banyak gelembung sedang dan bara api menyala
sedang. Seharusnya gelembung yang dihasilkan hanya sedikit karena enzim
katalase hanya bekerja secara optimal pada suhu 35℃-40℃ derajat
sehingga ketika di suhu 68 ℃, enzim akan mengalami denaturasi
(kerusakan) jika pun bisa bekerja hanya sedikit.

• TABUNG E
Pada tabung E terlihat banyak gelembung sedang dan bara api menyala
sedang karena ketika berada di suhu 9℃, enzim masih bekerja namun tidak
optimal. Faktor yang menyebabkan hal tersebut dapat terjadi karena
kemungkinan ketika praktikum terdapat hati yang berada di dinding tabung
yang tidak terkena es sehingga suhunya masih normal dan menyebabkan
munculnya gelembung.

5
PERCOBAAN EKSTRAK KENTANG
• TABUNG A
Tabung A hanya menghasilkan sedikit gelembung dan bara api tidak
menyala. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase dalam kentang
mengubah H2O2 menjadi H2O. Namun, bara api tidak muncul seharusnya
bara api muncul sedikit karena jika muncul sedikit dapat dibuktikan H2O2
dapat diuraikan menjadi O2 meski tidak optimal.

• TABUNG B
Tabung B tidak menghasilkan gelembung dan bara api tidak menyala. Hal
ini membuktikan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja pada kondisi
terlalu asam sehingga H2O2 tidak dapat diubah menjadi H2O dan H2O2 tidak
dapat diuraikan menjadi O2.

• TABUNG C
Tabung C hanya menghasilkan sedikit gelembung dan bara api tidak
menyala. Hal ini membuktikan bahwa terjadi penguraian H2O2 menjadi
H2O meski tidak optimal. Lalu H2O2 tidak terurai menjadi O2 karena bara
api yang tidak muncul. Hal ini membuktikan bahwa ketika kondisi terlalu
basa, enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal.

• TABUNG D
Tabung D hanya menghasilkan sedikit gelembung dan bara api tidak
menyala. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 menjadi H2O dapat diuraikan
namun kurang optimal karena gelembung yang muncul hanya sedikit .
Namun, H2O2 tidak terurai menjadi O2 karena bara api yang tidak muncul.

• TABUNG E
Tabung D menghasilkan gelembung yang lumayan banyak sedang dan bara
api tidak menyala. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 dapat diuraikan
menjadi H2O meski tidak optimal namun, H2O2 tidak dapat terurai menjadi
O2 karena bara api yang tidak muncul.

G. Pertanyaan
1. Dari variabel percobaan yang Anda lakukan, tentukan:
a. Variabel bebas (manipulasi) : suhu dan derajat keasaman (pH)
b. Variabel terikat (respon) : enzim katalase
c. Variabel kontrol : volume ekstrak hati ayam, volume ekstrak kentang,
konsentrasi HCl, konsentrasi NaOH, dan konsentrasi H2O2

6
2. Bandingkan hasil reaksi tabung A,B,C,D,E pada hati ayam dengan ekstrak
kentang. Manakah yang menghasilkan gelembung gas paling banyak?
Jelaskan alasannya.
Jawab :
• Pada tabung A hati ayam reaksi yang dihasilkan banyak sekali
gelembung gas sedangkan pada tabung A kentang menghasilkan
reaksi sedikit gelembung gas
• Pada tabung B hati ayam reaksi yang dihasilkan tidak ada
gelembung gas sedangkan pada tabung B kentang tidak
menghasilkan gelembung gas
• Pada tabung C hati ayam reaksi yang dihasilkan banyak gelembung
gas sedangkan pada tabung C kentang menghasilkan sedikit
gelembung gas
• Pada tabung D hati ayam reaksi yang dihasilkan yaitu jumlah
gelembung gas sedang, sedangkan pada tabung D kentang
menghasilkan sedikit gelembung gas
• Pada tabung E hati ayam reaksi yang dihasilkan yaitu jumlah
gelembung gas sedang, pada tabung E kentang juga menghasilkan
gelembung gas dengan jumlah sedang
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tabung A yang
menghasilkan gelembung gas paling banyak. Hal tersebut dikarenakan
tabung A hati ayam diberi larutan H2O2 dimana H2O2 dapat diuraikan
menjadi (O2) dan H2O dengan bantuan enzim katalase. Dengan perlakuan
pH, enzim katalase optimum bekerja pada pH netral (6-8).

3. Bandingkan hasil reaksi tabung A,B,C,D,E pada hati ayam dengan ekstrak
kentang. Manakah yang menghasilkan bara api paling banyak? Jelaskan
alasannya.
Jawab :
• Pada tabung A hati ayam menghasilkan nyala bara api yang besar,
sedangkan pada tabung A kentang tidak menghasilkan nyala api
• Pada tabung B hati ayam dan kentang sama-sama tidak
menghasilkan nyala api.
• Pada tabung C hati ayam menghasilkan nyala bara api yang kecil,
sedangkan pada tabung C kentang tidak menghasilkan nyala api.
• Pada tabung D hati ayam menghasilkan nyala bara api yang kecil,
sedangkan pada tabung D kentang tidak menghasilkan nyala api.
• Pada tabung D hati ayam menghasilkan nyala bara api yang kecil,
sedangkan pada tabung D kentang tidak menghasilkan nyala api.

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tabung A hati ayam nyala


apinya paling besar jika dibandingkan dengan yang lain. Hal tersebut
dikarenakan nyala api merupakan respon hati ayam (enzim katalase)
terhadap H2O2 dalam keadaan netral.

7
4. Gas apakah yang dihasilkan dari reaksi tersebut?
Jawab : Gas yang dihasilkan dari reaksi tersbeut adalah oksigen (O2).
Persamaan reaksi dapat ditulis sebagai berikut :
H2O2 → 2 H2O + O₂

5. Bandingkan rata-rata gelembung gas yang dihasilkan dari tabung A, B, C,


D dan E. Apakah perbedaan ukuran gelembung gas menunjukan perbedaan
kandungan jumlah oksigennya?
Jawab : Pada percobaan gelembung gas yang paling banyak dihasilkan
yaitu pada tabung A hati ayam. Sedangkan pada tabung C dan D gelembung
yang dihasilkan tidak sebanyak pada tabung A. Sedangkan pada tabung B
tidak menghasilkan gcelembung sama sekali. Perbedaan ukuran gelembung
gas tersebut menunjukan perbedaan kandungan jumlah oksigen, dimana
semakin banyak gelembung berarti semakin banyak oksigen yang
dihasilkan begitu pula sebaliknya.

6. Apakah fungsi enzim katalase yang terdapat dalam ekstrak hati dan ekstrak
kentang?
Jawab : Fungsi enzim katalase pada ekstrak hati dan ekstrak kentang yaitu
untuk merombak hidrogen peroksida yang bersifat racun yang merupakan
sisa / hasil sampingan dari proses metabolisme, dan enzim katalase inilah
yang berfungsi menguraikan Hidrogen Peroksida menjadi zat yang tidak
berbahaya bagi tubuh, yaitu air dan oksigen.

7. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase


Jawab :
1) Suhu
Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah.
Protein akan mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya
terlalu tinggi (panas).
2) Derajat keasaman (pH)
Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang
sangat kuat. Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada
kisaran pH lingkungan yang netral (pH = ±7). Di luar pH optimal,
kenaikan atau penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas
enzim dengan cepat.

3) Konsentrasi Enzim
Semakin banyak jumlah enzim, semakin cepat laju reaksi yang
dikatalisis sehingga mencapai kecepatan maksimum.
4) Konsentrasi Substrat
Semakin tinggi konsentrasi substrat, semakin cepat laju reaksi yang
terjadi hingga mencapai kecepatan maksimum. Setelah mencapai
kecepatan maksimum, penambahan substrat tidak akan
mempercepat laju reaksi sehingga laju reaksi menjadi konstan.

8
5) Inhibitor
Inhibitor adalah senyawa kimia yang menghambat kerja enzim.
Terdiri dari dua yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor non
kompetitif. Semakin banyak jumlah inhibitor semakin lambat laju
reaksi yang dikatalisis oleh suatu enzim.
6) Aktivator
Aktivator adalah senyawa yang mempermudah terjadinya ikatan
antara enzim dengan subtratnya.

8. Di dalam sel hidup, dihasilkan hidrogen peroksida (H2O2). Hasil dari


bioproses apakah zat tersebut? Apa akibatnya jika di dalam tubuh terdapat
banyak H₂O₂?
Jawab : Hidrogen peroksida (H₂O₂) dalam tubuh terbentuk dari proses sisa
metabolisme aerob yang merupakan produk sampingan yang tidak
diinginkan dan berbahaya bagi tubuh.Contohnya H₂O₂ dapat terbentuk dari
pemecahan asam amino dan asam lemak. Jika di dalam tubuh terdapat
banyak H₂O₂, sel-sel dalam tubuh terutama organ hati dapat rusak karena
H₂O₂ bersifat racun dalam tubuh. Karena hidrogen peroksida dapat diubah
menjadi radikal hidroksil yang dapat menyebabkan peroksidasi lipid pada
membran sel sehingga terjadi kerusakan sel. Apabila hati rusak, maka hati
tidak dapat menghasilkan enzim yang dapat menetralkan racun.

9. Selain di dalam sel hati, dimanakah enzim katalase dapat ditemukan?


Jawab : Selain di hati enzim katalase dapat ditemukan di darah, sumsum
tulang, membran mukosa dan ginjal. di dalam organel sel yaitu
peroksisome kaya akan enzim katalase. Khusus pada manusia dan hewan.

10. Selain enzim katalase, tuliskan contoh enzim lainnya yang terlibat dalam
metabolisme dan jelaskan fungsinya masing-masing.
Jawab : . Enzim yang terlibat dalam proses metabolisme, antara lain:
1) Enzim oksidase.
Enzim oksidase merupakan suatu enzim yang berperan untuk
mempercepat proses penggabungan oksigen atas zat / senyawa tertentu
serta melakukan proses reduksi atas oksigen sehingga akan
menghasilkan air.

2) Enzim hidrase
Enzim hidrase merupakan suatu enzim yang berperan untuk
meningkatkan maupun mengurangi air ari zat/ senyawa tertentu tanpa
harus menguraikan zat / senyawa yang tersebut.
3) Enzim dehidrogenase
Enzim dehidrogenase merupakan suatu enzim yang berperan untuk
melakukan proses perpindahan zat / senyawa hidrogen dari suatu
senyawa / zat tertentu kepad senyawa / zat yang lain.

9
4) Enzim transphosforilase
Enzim transphosforilase merupakan suatu enzim yang berperan untuk
memindahkan senyawa / zat asam fosfat/ asam ortofosfat (H3PO4) dari
suatu molekul kepada molekul lain dengan bantuan ion magnesium
(Mg2+).
5) Enzim karbosilase
Enzim karbosilase merupakan suatu enzim yang berperan untuk
mengubah senyawa / zat asam organik secara bola-balik, seperti yang
terjadi pada proses perubahan senyawa asam piruvat menjadi senyawa
asetaldehida dengan bantuan senyawa karbosilase piruvat.
6) Enzim desmolase
Enzim desmolase merupakan suatu enzim yang berperan untuk
membantu perpindahan atau penggabungan ikatan suatu karbon seperti
yang terjadi pada proses perubahan aldolase kedalam pemecahan
fruktosa sehingga menjadi gliseraldehida serta dehidroksiaseton.
7) Enzim peroksida
Enzim peroksida merupakan suatu enzim yang berperan untuk
membantu proses oksidasi zat / senyawa fenolat dengan menggunakan
oksigen yang diambil dari hidrogen peroksida.

11. Bagaimanakah cara kerja enzim pada umumnya?


Jawab :
• Teori kunci-gembok (lock and key theory)
Dimana enzim bekerja dengan cara spesifik. Sisi aktif enzim
memiliki bentuk spesifik sehingga hanya substrat yang memiliki
bentuk sesuai dengan sisi aktif enzim yang dapat berikatan dan
menghasilkan produk.
• Teori ketepatan induksi (Inducedfit)
Dimana enzim bekerja dengan cara fleksibel. Sisi aktif enzim
memiliki bentuk yang dapat berubah bentuk menyesuaikan bentuk
substratnya dan kemudian menghasilkan produk.

12. Jelaskan sifat-sifat enzim.


Jawab :
1) Biokatalisator, yaitu zat yang mampu mempercepat reaksi dalam
tubuh makhluk hidup dengan cara menurunkan energi aktivasi
(energi awal untuk memulai suatu reaksi) tetapi enzim tidak ikut
bereaksi.
2) Bersifat termolabil, karena tidak tahan panas. Enzim hanya dapat
bekerja optimal pada suhu normal (30-37ᣞC). Apabila suhu terlalu
panas maka enzim akan mengalami denaturasi dan apabila suhu
terlalu dingin maka enzim akan menjadi tidak aktif
3) Bersifat khusus/spesifik, yaitu enzim tidak dapat bekerja pada
semua zat, tetapi hanya mampu bekerja pada satu zat tertentu
(substrat).

10
4) Dapat digunakan berulang-ulang dan dibutuhkan dalam jumlah
sedikit, hal ini karena enzim dapat mempercepat reaksi tetapi tidak
ikut bereaksi.
5) Bekerja bolak balik/reversible, karena enzim dapat mengkatalisis
penguraian suatu senyawa menjadi senyawa lain serta mampu
mengkatalisis penyusunan senyawa lain hasil penguraian tadi
menjadi senyawa semula.

13. Jelaskan komponen penyusun enzim!


Jawab : Enzim disusun oleh apoenzim (protein) dan gugus prostetik (non-
protein). Adapun gugus prostetik dibagi lagi menjadi dua yaitu :
- Koenzim (senyawa organik seperti NADH, Koenzim A, dan vitamin).
- Kofaktor (senyawa anorganik seperti ion logam).

H. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa enzim
katalase sangat berpengaruh terhadap metabolisme makhluk hidup. Katalase
memecah sel berbahaya seperti hidrogen peroksida (H2O2) di dalam sel hati.
Dalam hal ini hidrogen peroksida bertindak sebagai substrat, bertindak sebagai
senyawa reaktif dan dapat merusak sel, kemudian akan dipecah oleh enzim
katalase menjadi air (H20) dan oksigen (O2). Selain itu, enzim katalase juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Beberapa di antaranya adalah:
1) Suhu
Enzim menjadi rusak bila suhunya terlalu tinggi atau rendah. Protein akan
mengental atau mengalami koagulasi bila suhunya terlalu tinggi (panas).
2) Derajat keasaman (pH)
Enzim menjadi nonaktif jika diperlakukan pada asam dan basa yang sangat
kuat. Sebagian besar enzim bekerja paling efektif pada kisaran pH
lingkungan yang netral (pH = ±7). Di luar pH optimal, kenaikan atau
penurunan pH menyebabkan penurunan aktivitas enzim dengan cepat.

11
I. Dokumentasi

Menambahkan HCl pada Memasukan H2O2 pada Tabung reaksi berisi hati
tabung C masing-masing tabung ayam dan juga kentang

Meletakkan tabung Mengukur pH (derajat Memasukkan lidi yang


reaksi E ke dalam gelas keasaman) terdapat bara api pada
beaker yang berisi es tabung reaksi
batu

12
DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Dyah. (2007). Biologi III. Jakarta:Esis


Campbell, jwrence G. Mitchell Neil A. (2004). Biologi edisi 5 jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Girindra, A. (1986). Enzim dalam Biokimia 1. Jakarta : Gramedia.
Poedjiadi. (1994). Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI Press.
Priadi, Arif. (2009). Biologi SMA XI. Bogor: Yudhistira.
Sudjadi, Bagod, dkk. (2007). Biologi 3A SMA kelas XII. Jakarta:Yudhistira.
Suhara. (2009). Dasar-Dasar Biokimia. Bandung: Prima Press
Syamsuri, Istamar. (2004). Biologi untuk SMA kelas XII. Malang Erlangga
Yani, Riana, dkk. (2008). SMS Biologi 3A SMA kelas XII. Bandung:Rosda

13

Anda mungkin juga menyukai