Anda di halaman 1dari 8

Pengujian Impact

MODUL PRAKTIKUM
LABORATORIUM METALURGI FISIK

PERCOBAAN
IMPACT

DEPARTEMEN MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN
GOWA 2023
Pengujian Impact

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada aplikasi pembebanan yang bekerja pada bahan terdapat jenis pembebanan yang
sifatnya tiba-tiba atau beban kejut. Jenis beban ini memiliki laju regangan tinggi yang
berbeda dengan pembebanan statis biasa. Beberapa bahan mengalami jenis pembebanan ini
seperti pada penumbuk (hammer), pada pegas kendaraan, crusher, penempaan forging, Jenis
beban ini dikenal dengan beban impak. Pengujian impak bahan pada dasarnya menguji
ketangguhan retak bahan dibawah beban tiba-tiba. Pengujian ini dilakukan dengan
menjatuhkan pendulum hingga mengenai bahan. Perubahan energi potensial dari pendulum
sebelum impak dan setelah impak menjadi ukuran besarnya energi yang diserap oleh bahan
setalah mengalami retakan. Selain perubahan energi potensial sebagai indikator besarnya
energi yang diserap oleh bahan maka bentuk perpatahan dan besarnya leverl deformasi juga
dapat menjadi ukuran.
Metode pengujian impak yang dikenal yaitu metode charpy dan metode izod. Dua
metode ini disebut pengujian impak bertakik. Kehadiran takikan pada bahan sangat
mempengaruhi kekuatan bahan. Bentuk-bentuk geometri yang tajam pada bahan menjadi
sumber pemusatan tegangan (stress concentrator) yang sangat rentan dengan pembentukan
retakan
Perilaku mekanik pada laju regangan tinggi berbeda dengan kondisi kuasi-statik atau
pada laju regangan rendah. Pada pembenanan jenis kuasi-statik dimana laju regangannya
berkisar 0.001/s hingga pada 0.1 /s. Pada kondisi pengujian pembebanan impak terdapat efek
inersia, efek penjalaran gelombang dan efek gelombang kejut yang mempengaruhi perilaku
mekanik

1.2. Tujuan dan Manfaat Pengujian


A. Tujuan pengujian
Setelah melakukan pengujian impact (tumbukan) praktikan dapat:
1. Menjelaskan definisi, tujuan, dan prosedur pengujian impact.
2. Mengetahui hubungan energi takikan terhadap kekuatan impact.
3. Membuat grafik hubungan antara energi impact dengan temperatur pada
beberapa jenis takikan.
4. Mengetahui pengaruh temperatur terhadap energi impact bahan.
5. Membandingkan grafik THP terhadap grafik transisi ulet-getas.
6. Mengetahui pengaruh temperatur terhadap laju patah getas.
7. Mengetahui laju pembebanan pada temperatur normal dan temperatur rendah
(ditentukan asisten).
8. Mengetahui hubungan ketangguhan retak dengan energi impact.
Pengujian Impact

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Dasar
Pembebanan pada bahan dapat digolongkan berdasarkan kecepatan pembebanan yang
mempengaruhi kecepatan regangan yang terjadi pada bahan. Berdasarkan regangan yang
terjadi dapat dibagi kedalam pembebanan laju regangan rendah, pembebanan laju regangan
sedang dan pembebanan laju regangan tinggi. Pembagian laju regangan tersebut dapat dilihat
pada gambar dibawah ini.

Kondisi pembebanan berdasarkan laju regangan yang terjadi

Pengujian impak adalah pengujian yang dilakukan pada bahan untuk mengetahui ketangguhan
bahan terhadap beban kejut. Bahan akan mengalami perubahan sifat mekanik berkaitan
dengan laju pembebanan tinggi. Bahan dengan tingkat keuletan yang tinggi akan
memperlihatkan perilaku getas apabila mengalami pembebanan kejut. Perilaku ini dikenal
dengan transisi ulet ke getas. Terdapat tiga faktor terjadinya transisi ini yaitu: laju regangan
tinggi, temperatur dan adanya takikan. Pembebanan laju regangan tinggi menyebabkan bahan
mengalami efek inersia, efek penjalaran gelombang dan efek gelombang kejut yang yang
menurunkan kekuatan mekanik bahan. Temperatur rendah juga cenderung menurunkan
kemampuan bahan dalam menyerap energi impak karena pada temperatur rendah
menyebabkan bahan berperilaku getas. Sementara kehadiran takikan menyebabkan kondisi
tegangan menjadi triaksial dan menjadi pusat tegangan. Pengujian impak standar dapat dibagi
dalam dua metode yaitu metode charpy dan metode izod. Kedua pengujian ini adalah pengujia
tipe pendulum atau juga biasa disebut single-blow impact test. Perbedaaan kedua metode ini
terletak pada bentuk spesimen dan geometri takikan serta arah pembebanan. Pengujian charpy
adalah jenis pengujian jenis pengujian three point loading dimana spesimen ditumpu pada
setiap ujungnya sementara izod hanya ditumpu pada salah satu ujungnya (cantilever beam
model). Pengujian jenis charp adalah pengujian yang paling banyak diaplkasikan pada
industri dibandingkan izod.
Pengujian impak charpy dilakukan dengan mengangkat pendulum hingga membentuk sudut
ketinggian sebesar 160o terhadap sumbu vertikal. Pada posisi ini pendulum memiliki energi
potensial Ho. Setelah pendulum dilepas dari ketinggian ini kemudian pendulum bergerak
mengayun dengan kecepatan tinggi membentur spesimen yang sebelumnya telah dipasang
pada bagian bawah. Bahan kemudian mengalami beban kejut dan menyerap energi potonsial
pendulum. Benturan yang dialami oleh pendulum mengakibatkan kecepatan pendulum
berkurang dan kemudian melanjutkan ayunannya membentuk sudut dan ketinggian setelah
bahan patah menjadi dua bagian. Perbedaan sudut sebelum dan setelah tumbukan dan
ketinggian sebelum dan setelah tumbukan menjadi ukuran energi yang diserap oleh bahan dan
menjadi nilai ketangguhan impak bahan.
Pengujian Impact

Gambar pengujian impak charpy.

Besarnya energi impak yang diserap oleh bahan adalah:


Ei = ( m . g . (Ho-H1)) / A
Dimana:
m = massa bandul
g = percepatan gravitasi
Ho = tinggi awal bandul sebelum impak
H1 = tinggi akhir abdul setelah impak
A = luas penampang bahan.

Impact Energy :
I = (m x g x H)/A [J]
Pengujian Impact

Gambar disamping adalah dua metode pengujian impak yaitu a. metode charpy dan b. metode
izod.

Gambar Tampak atas dari pengujian impak charpy

Temperatur Transisi
Temperatur transisi pada pengujian impak adalah temperatur yang memperlihatkan perubahan
perilaku ulet ke perilaku getas pada bahan. Gambar dibawah ini memperlihatkan adanya
penurunan kemampuan dalam menyerap energi tumbukan pada bahan dengan turunnya
temperatur bahan.
Pengujian Impact

2.2. Rumus-rumus yang digunakan


A. Tinggi beban sebelum dilepaskan (H1)
H1  R  R sin(   90) [m]
Dimana :
R = jari-jari bandul = 750 mm  m
α = simpangan bandul sebelum dilepaskan
catatan : untuk semua spesimen, H1 nilainya sama.
B. Beban dalam satuan (m)
U  m.g .H 1
U [kg]
m
g .H 1
Dimana :
m = massa bandul [kg]
C. Tinggi beban kalibrasi alat (Hk)
Uk
Hk  [m]
(m.g )
Dimana :
Uk = usaha kalibrasi [J]
g = gravitasi = 9,81 [m/s2]
D. Tinggi beban setelah dilepaskan (H2)
H 2  R  R sin(   90) [m]
Dimana :
β = sudut simpangan bandul setelah dilepaskan
E. Tinggi beban perhitungan (Hs)
H s  H1  H 2  H k [m]
F. Usaha yang dilakukan untuk mematahkan spesimen (Us)
U s  (m.g.H s ) [J]
G. Kekuatan impact (U1)
Us
U1 
A
Dimana :
A = luas penampang [J/m2]
Pengujian Impact

BAB III PENGUJIAN


3.1. Alat dan Bahan Yang Digunakan
A. Bahan
1. Baja Karbon rendah
2. Kertas gosok

B. Alat
1. Frank pendulum impact
Data teknis dan konstruksi
 No. 53580 didesain dengan standar DIN 51222, dan digunakan untuk mengukur
notch-bar strength dengan DIN 50115, impact bending strength untuk DIN 50116 dan
notch-bar bending strength untuk DIN 50122 dari logam-logam dan bahan serupa.
 stable base
 Pendulum hammer
 Mistar geser digunakan untuk mengukur dimensi spesimen.
 Gergaji dan kikir digunakan untuk memotong dan membuat takikan pada spesimen.
 Alat pendingin digunakan untuk mendinginkan atau menurunkan suhu spesimen
setelah diberi takik dibawah suhu kamar atau suhu ruang.
Pengujian Impact

PRAKTIKUM USED ONLY


INSTRUKSI KERJA Terbitan/Revisi : I / 0
Tanggal Revisi : -
LABORATORIUM Halaman : 6 dari 14
METALURGI FISIK UNIV. UJI IMPAK Disetujui : MM
HASANUDDIN

1. TUJUAN
Agar pekerjaan pengujian impak dilaksanakan dengan menggunakan peralatan yang tepat
dan dioperasikan dengan benar
2. ACUAN / REFERENSI
Prosedur Peralatan, ASTM
3. BAHAN DAN ALAT
Mesin Uji Impak, Vernier (Jangka sorong), Spesimen uji sesuai standar ASTM/JIS,
Formulir rekaman data
4. TATA CARA / PELAKSANAAN
1. Persiapan Spesimen
a. Bentuk spesimen sesuai dengan dimensi yang ditentukan pada standar ASTM/JIS
b. Berilah kode/nama pada spesimen agar mudah di identifikasi
2. Persiapan Alat Uji Impak
a. Pastikan besar beban pada pendulum sesuai dengan bahan/material yang akan diuji
b. Pastikan handel pengangkat pendulum, rem bekerja dengan baik
c. Pastikan ke dua jarum analog pada skala bekerja dengan baik
d. Pastikan daerah ayunan pendulum aman
3. Pengujian
a. Letakkan spesimen pada tumpuan sejajar dengan sumbu vertikal alat dan takikan
tegak lurus dengan sumbu horisontal penumbuk
b. Putarlah handel pengangkat pendulum untuk menggerakkan pendulum sampai pada
sudut α = 160o
c. Lepaskan pengait pendulum untuk memberikan tumbukan pada spesimen
d. Lakukan pengereman saat pendulum berayun sekali
4. Pengamatan selama Pengujian
a. Amatilah ayunan pendulum yang diikuti oleh gerakan jarum penunjuk pada skala
b. Catatlah pada form rekaman data hasil pengujian yang tersedia besar simpangan, ß
yang terjadi serta besar usaha, U yang dibutuhkan untuk mematahkan spesimen
c. Amatilah bentuk patahan pada spesimen
5. Pengujian Selesai
a. Kembalikan posisi pendulum dan pengaitnya pada posisi normal
b. Kembalikan posisi jarum penunjuk ke skala nol
c. Pastikan meninggalkan alat uji dalam keadaan bersih
5. PELAPORAN
Laporan hasil pengujian memuat :
5.1 Rekaman data hasil pengujian yang ditandatangani personel yang melaksanakan
pengujian
5.2 Dokumen kalibrasi peralatan terakhir
5.3 Hasil pengolahan data pengujian

Anda mungkin juga menyukai