Makalah Psikologi
Makalah Psikologi
1. FATASHYA Z. MAHATHER
2. ANGGLITA SIMANULLANG
3. EIRENE N.F PLALLY
4. CHESYA MRIFI DUWIT
5. AGNES MALAK
6. VIRALIYANTI MANGGAPROUW
7. YUNIICE SALAMALA
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat-nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
ucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi. Kami berharap
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca, juga agar
makalah ini bisa pembaca praktekan dalam kehidupan sehari-hari. Kami
sebagai penyusun masi banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kritik dan sarat yg membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR KSK.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………1
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………..2
C. TUJUAN MASALAH ………………………………………………….....3
D. MANFAAT…………………………………........................................4
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang pengukuran dan uji psikologi berkaitan erat dengan
perkembangan ilmu psikologi sebagai ilmu yang mengkaji perilaku, pikiran, dan
emosi manusia. Pengukuran dan uji psikologi penting untuk mengembangkan
pemahaman tentang berbagai aspek psikologis dan untuk mendukung
pengambilan keputusan yang berdasarkan pada data objektif. Berikut adalah
gambaran lengkap tentang latar belakang pengukuran dan uji psikologi:
3. Galton dan Uji Pewarisan Intelejensi: Pada abad ke-19, Francis Galton
mengembangkan uji untuk mengukur pewarisan intelijensi melalui tes
fisik dan kognitif. Meskipun pendekatannya belum sepenuhnya ilmiah,
konsepnya merupakan tonggak awal dalam pengukuran kapasitas
mental.
4. Binet dan Uji Kecerdasan: Pada awal abad ke-20, Alfred Binet
memperkenalkan tes kecerdasan pertama yang lebih terfokus pada
kemampuan kognitif. Tes ini dikembangkan untuk mengidentifikasi anak-
anak yang memerlukan bantuan ekstra dalam pendidikan.
Pengembangan tes kecerdasan terus berkembang seiring waktu.
5. Munculnya Statistik dalam Psikologi: Statistik menjadi lebih penting
dalam psikologi karena memungkinkan para peneliti untuk mengukur,
menganalisis, dan menginterpretasi data dengan cara yang lebih
sistematis. Ini membantu dalam pengembangan uji psikologis yang valid
dan reliabel.
C. Tujuan
D. Manfaat
PEMBAHASAN
3. Pengembangan Alat Ukur: Alat ukur, seperti skala atau tes, dibuat untuk
mengumpulkan data tentang variabel psikologis yang ingin diukur. Alat
ukur ini harus memiliki kualitas psikometrik yang baik, termasuk
reliabilitas (kemampuan untuk menghasilkan hasil yang konsisten) dan
validitas (kemampuan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur).
Alat psikologi adalah instrumen atau metode yang digunakan oleh para
psikolog dan profesional terkait untuk mengukur, mengamati, atau
mengumpulkan informasi mengenai aspek-aspek psikologis individu atau
kelompok. Berikut ini adalah ciri-ciri umum dari alat-alat psikologi:
3. Validitas: Alat psikologi yang baik memiliki tingkat validitas yang tinggi,
artinya alat tersebut benar-benar mengukur apa yang diinginkan dan
relevan untuk diukur. Ada beberapa jenis validitas, seperti validitas isi,
validitas konstruk, dan validitas prediktif.
C. Uji psikologis
Menyusun alat tes psikologi adalah tugas yang kompleks dan memerlukan
perencanaan yang baik agar menghasilkan instrumen yang valid dan reliabel.
Berikut adalah langkah-langkah umum yang dapat Anda ikuti untuk menyusun
alat tes psikologi secara lengkap:
1. Identifikasi Tujuan Tes: Tentukan tujuan utama dari alat tes Anda. Apakah
Anda ingin mengukur kepribadian, kognisi, emosi, atau area lainnya?
Definisikan dengan jelas apa yang ingin Anda ukur dengan tes ini.
3. Tentukan Format Tes: Pilih format tes yang sesuai dengan tujuan dan
konsep yang Anda ukur. Apakah itu pilihan ganda, skala likert, pertanyaan
terbuka, observasi, atau kombinasi dari beberapa jenis?
4. Buat Daftar Pertanyaan atau Item: Berdasarkan konsep yang ingin diukur,
buat daftar pertanyaan atau item yang mencakup berbagai aspek dari konsep
tersebut. Pastikan pertanyaan atau item menggambarkan variasi yang cukup
dari respons yang mungkin.
5. Validitas Konten: Ajukan daftar pertanyaan atau item Anda untuk dinilai
oleh sejumlah ahli dalam bidang yang sesuai. Mereka akan menilai apakah
pertanyaan atau item tersebut relevan dan mewakili konsep yang ingin diukur.
6. Uji Coba Awal: Lakukan uji coba awal alat tes pada sejumlah kecil orang
yang mewakili populasi yang akan diuji. Ini akan membantu Anda
mengidentifikasi masalah potensial dengan pertanyaan, instruksi, atau format
tes.
7. Validitas Konstruksi: Lakukan analisis statistik terhadap data uji coba awal
untuk mengukur validitas konstruksi. Ini akan membantu memastikan bahwa
alat tes benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
8. Revisi: Berdasarkan hasil uji coba awal dan analisis validitas, lakukan revisi
pada alat tes Anda. Perbaiki pertanyaan yang ambigu, hilangkan item yang
kurang relevan, dan pastikan instruksi jelas.
9. Uji Coba Lanjutan: Lakukan uji coba lebih lanjut dengan jumlah partisipan
yang lebih besar untuk menguji reliabilitas dan validitas alat tes. Gunakan
metode seperti uji split-half, konsistensi internal, dan analisis faktor untuk
mengukur reliabilitas dan validitas konten.
10. Normalisasi (Opsional): Jika alat tes dirancang untuk membandingkan hasil
dengan norma populasi, lakukan studi norma untuk mendapatkan data
pembanding yang representatif.
11. Finalisasi Alat Tes: Berdasarkan hasil uji coba lanjutan, lakukan perbaikan
terakhir pada alat tes. Pastikan pertanyaan atau item yang ada tidak ambigu,
instruksi jelas, dan alat tes siap digunakan.
13. Validitas dan Reliabilitas Selanjutnya: Setelah alat tes digunakan dalam
skala yang lebih besar, terus pantau validitas dan reliabilitasnya. Lakukan
analisis reguler untuk memastikan bahwa alat tes tetap konsisten dan efektif.
14. Publikasi dan Penyebaran: Jika alat tes Anda terbukti valid dan reliabel,
pertimbangkan untuk mempublikasikan hasilnya dalam jurnal ilmiah. Ini akan
memungkinkan komunitas ilmiah untuk memahami dan menggunakan alat tes
Anda.
Perlu diingat bahwa menyusun alat tes psikologi adalah pekerjaan yang
berkelanjutan dan memerlukan kerja keras dalam memastikan validitas dan
reliabilitasnya. Juga, penting untuk memahami etika pengembangan dan
penggunaan tes psikologi untuk menghindari dampak negatif pada individu
yang diuji.
E. Jenis jenis psikologis
Ingatlah bahwa beberapa bidang psikologi bisa tumpang tindih dan memiliki
perspektif yang saling melengkapi. Setiap jenis psikologi ini memiliki kontribusi
unik terhadap pemahaman kita tentang perilaku dan proses mental manusia.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
2. Pilih Instrumen yang Valid dan Reliabel: Pastikan instrumen yang Anda
pilih telah teruji secara ilmiah untuk validitas (apakah alat tersebut
mengukur apa yang seharusnya diukur) dan reliabilitas (seberapa
konsisten alat tersebut menghasilkan hasil yang sama pada pengujian
berulang). Banyak instrumen teruji dan terbukti validitasnya dalam
literatur ilmiah.
https://chat.openai.com/?model=text-davinci-002-render-sha/
https://chat.openai.com/c/560f3069-6ea6-4cc0-9622-46f0aff9f10d/
https://chat.openai.com/c/4cf2568a-b7d0-4b93-b2eb-ad302730faaa/
https://chat.openai.com/c/89783b44-3ac6-4dbf-be04-69a2321b9855/
https://chat.openai.com/c/e79f6bd0-5212-4a26-889f-ca9dd3c41b8d/
https://chat.openai.com/c/c147ca7c-2595-4900-8e41-7834e40a9f71/
https://chat.openai.com/c/8db4ea76-d899-4619-b1e7-4711f6a07c7e