Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

HASIL PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DAN


PARASITOLOGI

(seterilsasi, pembuatan media, dan pembiakan bakteri)

DOSEN PEMBIMBING:
apt. MASRUHEN S.F,M.M

DISUSUN OLEH:

ARI RUMI ULFA

NIM:224079

PROGRAM STUDI DIII FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI,


SAINS, DAN KESEHATAN RS DR. SOEPRAOEN MALANG.
TOPIK 1
STERILISASI

A. TUJUAN
Menerapkan macam-macam teknik sterilisasi.
B. DASAR TEORI
1. Pengertian
Sterilisasi yaitu proses membunuh semua mikroorganisme termasuk spora bakteri
pada benda yang telah didekontaminasi dengan tepat
2. Tujuan
Tujuan sterilisasi yaitu untuk memusnahkan semua bentuk kehidupan
mikroorganisme patogen termasuk spora, yang mungkin telah ada pada peralatan
kedokteran dan perawatan yang dipakai.
Contoh penerapan sterilisasi di Rumah Sakit:
Sterilisasi peralatan yang berkaitan dengan perawatan pasien secara fisik dengan
pemanasan pada suhu ± 121° C selama 30 menit atau pada suhu 134° C selama 13 menit
dan harus mengacu pada petunjuk penggunaan alat sterilisasi yang digunakan.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih metode sterilisasi:
1. Sifat bahan yang akan disterilkan
2. Metode yang paling mudah, murah namun cukup efektif.
3. Bila terdapat beberapa fasilitas untuk melakukan sterilisasi, haruslah dipilih cara
yang baik.
3. Metode Sterilisasi
a. Sterilisasi secara fisik
Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengan bahan kimia tidak akan
berubah akibat temperatur tinggi atau tekanan tinggi. Cara membunuh mikroorganisme
tersebut adalah dengan panas. Panas kering membunuh bakteri karena oksidasi komponen-
komponen sel. Daya bunuh panas kering tidak sebaik panas basah. Pemanasan basah dapat
memakai otoklaf (alat serupa tangki minyak yang dapat diisi dengan uap air), tyndalisasi
(metode dengan mendidihkan medium dengan uap beberapa menit saja) dan pasteurisasi
(suatu cara disinfeksi dengan pemanasan untuk mengurangi jumlah mikrooranisme tanpa
merusak fisik suatu bahan). Pemanasan kering dapat memakai oven dan pembakaran.
Selain itu dapat dilakukan penyinaran dengan sinar gelombang pendek (Waluyo, 2005).
b. Sterilisasi secara kimia
Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik kimia. Pemilihan antiseptik
terutama tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki.
Perlu juga diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dan kepekaan kulit sangat
bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat dipakai untuk sterilisasi antara lain halogen (senyawa
klorin, yodium), alkohol, fenol, hidrogen peroksida, zat warna ungu kristal, derivat akridin,
rosalin, deterjen, logam-logam berat, aldehida, ETO, uap formaldehid ataupun beta-
propilakton (Volk, 1993).
c. Sterilisasi secara mekanik
Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan. Penyaringan
dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring.

Cara-Cara Sterilisasi
1. Sterilisasi dengan Pemanasan Kering Pemijaran/flambir
a. Siapkan bahan yang disterilkan, baskom besar yang bersih, brand spritus, korek
api.
b. Kemudian brand spritus dituangkan secukupnya ke dalam waskom tersebut.
c. Selanjutnya dinyalakan dengan api.
d. Alat-alat instrumen dimasukkan ke dalam nyala api.
2. Dengan cara udara panas kering
a. Alat bahan harus dicuci, sikat dan desinfeksi terlebih dahulu
b. Dikeringkan dengan lap dan diset menurut kegunaannya
c. Berilah indikator pada setiap set
d. Bila menggunakan pembungkus, dapat memakai aluminium foil.
e. Oven harus dipanaskan dahulu sampai temperatur yang diperlukan.
f.Kemudian alat dimasukkan dan diperhatikan derajat pemanasannya
3. Dengan cara udara panas Basah
Dimasak dalam air biasa
1. Alat atau bahan instrumen dicuci bersih dari sisa-sisa darah, nanah atau kotoran
lain.
2. Kemudian dimasukkan langsung ke dalam air mendidih.
3. Tambahkan nitrit 1% dan phenol 5%, agar bentuk sporanya mati
4. Waktu pensterilan 30-60 menit (menurut pharmacope –Rusia).
5. Seluruh permukaan harus terendam.
Dengan uap air.
1. Alat-alat yang akan disterilkan dicuci, dibersihkan, disikat serta didesinfeksi.
2. Kemudian dibungkus dengan kertas perkamen dan dimasukkan dalam dandang.
Sterilisasi dengan uap air bertekanan tinggi.
a. Alat-alat atau bahan-bahan yang akan disterilkan dicuci, disikat, dan didesinfeksi.
b. Kemudian diset menurut penggunaannya dan diberi indikator.
c. Kemudian dibungkus kain/kertas.
d. Masukkan alat/bahan yang telah dibungkus ke dalam autoclave.
3. Sterilisasi dengan penambahan zat-zat kimia
Cara ini tidak begitu efektif bila dibandingkan dengan cara pemanasan kering.
Cara ini dipergunakan pada bahan-bahan yang tidak tahan pemanasan atau cara lain tidak
bisa dilaksanakan karena keadaan. Contoh zat kimia: Formaldehyda, hibitane, Cidex.
4. Sterilisasi dengan radiasi ultraviolet
Karena disemua tempat itu terdapat kuman, maka dilakukan sterilisasi udara dan
biasanya dilakukan di tempat-tempat khusus. Misalnya: di kamar operasi, kamar isolasi,
dsb. dan udaranya harus steril. Hal ini dapat dilakukan dengan sterilisasi udara (air
sterilization) yang memakai radiasi ultraviolet, sinar Gama, sinar X dan sinar katoda.

C. PROSEDUR KERJA
Praktikan mempraktekkan penggunaan autoklaf dan oven sebagai alat sterilisasi.

D. HASIL PERCOBAAN
Berdasarkan prosedur percobaan sterilisasi yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai
berikut.
N TAHAPAN HASIL PERCOBAAN KETERANGAN
o PERCOBAAN
1 Persiapan -Semua peralatan dibersihkan Peralatan dibungkus
menggunakan air dan sabun. menggunakan kertas
-Peralatan berleher disumbat agar pada saat
dengan kapas dan kasa steril. dikeluarkan tidak
-Peralatan lainnya dibungkus tersentuh kulit dan
dengan kertas. tetap steril.
-sedia NA/PDA diletakkan dalam
Erlenmeyer dan disumbat kapas dan kasa.
2. Pelaksanaan -autoclave dipersiapkan dengan dinyalakan autoclave bekerja
dan diperiksa level airnya. pada suhu dan
- Semua peralatan dimasukkan ke tekanan tinggi untuk
dalam keranjang penampung. melakukan sterilisasi
- Semua peralatan dimasukkan ke pada peralatan
dalam autoclave. laboratorium dan
- Autoclave dioperasikan pada suhu media NA/PDA.
121°C selama 30 menit dan melewati
beberapa tahapan, yaitu standby,
heating, sterilization, exhausting, dan
warming.
- Autoclave diatur sesuai mode yang
diinginkan
3 Penyelesaian -setelah 30 menit dan autoclave peralatan ,media dan
beroperasi, autoclave dimatikan dan air telah
peralatan dikeluarkan. diseterilisasi.
- Peralatan yang telah steril disimpan
dalam wadah penyimpanan peralatan
steril.

E. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini berjudul “Sterilisasi” ada pun bahan sterilisasi kerja aseptik
menggunakan alkohol dengan kadar 70%. Menggapa digunakan alkohol berkadar 70%?
Hal
ini didasarkan karena alkohol dengan kadar 70% dapat dipastikan tidak merusak jaringan
tubuh
apabila terkena kontak langsung atau tidak bersifat keras. Selain itu pun bahan kimia
tertentu
Pada praktikum kali ini berjudul “Sterilisasi” ada pun bahan sterilisasi kerja
aseptik menggunakan alkohol dengan kadar 96% Menggapa digunakan alkohol berkadar
96%? Hal ini didasarkan karena alkohol dengan kadar 96% dapat dipastikan tidak merusak
jaringan tubuh apabila terkena kontak langsung atau tidak bersifat keras. Selain itu pun
bahan kimia tertentu merupakan zat aktif dalam proses desinfektan dan sangat menentukan
efektifitas dan fungsi terhadap target mikrooganisme yang akan dimatikan.

Fungsi alumunium foil dalam sterilisasi adalah sebagai pelapis dengan tingkat hantar
panas yang aman untuk alat-alat yang disterilisasi dan mempercepat penghantaran panas
pada saat sterilisasi menggunakan oven. Fungsi plastik tahan panas adalah sebagai pelapis
alat-alat yang akan disterilisasi dengan menggunakan autoklaf agar tetap aman saat proses
sterilisasi berlangsung. Fungsi sumbat adalah untuk menutup permukaan Erlenmeyer dan
tabung reaksi yang telah berisi mikroba agar tetap aman dan terhindar dari mikroorganisme
phatogen masuk dalam proses sterilisasi bahan.

F. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan :
1. Sterilisasi sangat di perlukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti
tumbuhnya mikroba diluar yang dipraktekkan
2. Setiap alat sterilisasi memiliki fungsi dengan dan teknik penggunaan yang berbeda-
beda .
3. Sterilisasi dibagi menjadi dua jenis yaitu sterilisasi kimia dan sterilisasi fisik
4. Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk mensterilasasi alat agar tidak terkontaminasi
dengan mikroba.
5. Sterilisasi merupakan suatu proses penghancuran secara lengkap semua mikroba hidup
dan spora-sporanya.
6. Terdapat 2 metode yaitu sterilisasi dengan autoclave dan oven
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan :
1. Sterilisasi sangat di perlukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti
tumbuhnya mikroba diluar yang dipraktekkan
2. Setiap alat sterilisasi memiliki fungsi dengan dan teknik penggunaan yang berbeda-beda
3. Sterilisasi dibagi menjadi dua jenis yaitu sterilisasi kimia dan sterilisasi fisik
4. Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk mensterilasasi alat agar tidak terkontaminasi
dengan mikroba.
5. Sterilisasi merupakan suatu proses penghancuran secara lengkap semua mikroba hidup
dan spora-sporanya.
6. Terdapat 2 metode yaitu sterilisasi dengan autoclave dan kotak aseptis ( laminar airflow)
merupakan zat aktif dalam proses desinfektan dan sangat menentukan efektifitas dan
fungsi
terhadap target mikrooganisme yang akan dimatikan.
Fungsi alumunium foil dalam sterilisasi adalah sebagai pelapis dengan tingkat hantar
panas yang aman untuk alat-alat yang disterilisasi dan mempercepat penghantaran panas
pada
saat sterilisasi menggunakan oven. Fungsi plastik tahan panas adalah sebagai pelapis alat-
alat
yang akan disterilisasi dengan menggunakan autoklaf agar tetap aman saat proses
sterilisasi
berlangsung. Fungsi sumbat adalah untuk menutup permukaan Erlenmeyer dan tabung
reaksi
yang telah berisi mikroba agar tetap aman dan terhindar dari mikroorganisme phatogen
masuk
dalam proses sterilisasi bahan.

G. DAFTAR PUSAKA
SepriantoNaroeni A. 2017Penuntun Praktikum Instrumentasi Bioteknologi Tim
Kimia Dasar Jurusan PMIPA-FKIP2012Penuntun Praktikum Kimia Dasar Jurusan
Pendidikan MIPA. Jember Jember University PressFauziHikmah2013"Sterilisasi
dan Macam-macamnya"Lembaga SumberDaya Informasi, IPB, Bogor Fitri
Rahmayanti. 2013. Prinsip Kerja Autoklaf.
http://www.scribd.comMulyaningsihTdan NAluh2009. Sterilisasi Alat Media,
ANDIJakartaPermatasidkk2013Uji Pembuatan Marning Jagung dengan
Menggunakan AutoclaveJurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan BiosistemVolI.
No.1 Laboratorium Kalibrasi. 2017. Biosafety Cabinet. PT. Famed Calibration
[http://www.biosafetycabinet.co.id/biosafety-cabinet/dilihat 17 april 2019

TOPIK 2
PEMBUATAN MEDIA

A. TUJUAN
1. Menerapkan cara pembuatan media padat untuk pengujian mikrobiologi
2. Menerapkan cara pembuatan media cair untuk pengujian mikrobiologi

B. DASAR TEORI
Media adalah campuran nutrien atau zat makanan yang dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan. Media selain untuk menumbuhkan mikroba juga
dibutuhkan untuk isolasi & inokulasi mikroba serta untuk uji fisiologi dan biokimia
mikroba. Media yang baik untuk pertumbuhan mikroba adalah yang sesuai dengan
lingkungan pertumbuhan mikroba tersebut, yaitu : susunan makanannya dimana media
harus mengandung air untuk menjaga kelembaban dan untuk pertukaran zat atau metabolisme,
juga mengandung sumber karbon, mineral, vitamin dan gas, tekanan osmose yaitu harus
isotonik, derajat keasaman/pH umumnya netral tapi ada juga yang alkali, temperatur harus
sesuai dan steril.
Media harus mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan mikroba, yaitu:
sumber energi misalnya gula, sumber nitrogen, juga ion inorganik essensial dan kebutuhan
yang khusus, seperti vitamin. Media pertumbuhan mengandung unsur makro yang
dibutuhkan mikroba seperti karbon (C), Hidrogen (H), oksigen (O), Nitrogen (N), dan Phospor
(P). selain itu media juga mengandung unsur mikro seperti besi (Fe), dan Magnesium (Mg).
media juga dapat mengandung bahan tambahan lain seperti indikator phenol red. Sifat
media pembenihan yang ideal adalah mampu memberikan pertumbuhan yang baik jika
ditanami kuman, mendorong pertumbuhan cepat, murah, mudah dibuat kembali, dan
mampu memperlihatkan sifat khas mikroba yang diinginkan.
Berdasarkan bentuknyanya media dibedakan menjadi:
1. Media Cair
Media cair digunakan untuk pembenihan diperkaya sebelum disebarke media padat,
tidak cocok untuk isolasi mikroba dan tidak dapat dipakai untuk mempelajari koloni kuman.
Contoh media cair Nutrient broth (NB); Pepton dilution fluid (PDF); Lactose Broth (LB); Mac
Conkey Broth (MCB), dan lain-lain.
Pepton merupakan protein yang diperoleh dari peruraian enzim hidrolitik seperti
pepsin, tripsin, papain. Pepton mengandung Nitrogen dan bersifat sebagai larutan
penyangga, beberapa kuman dapat tumbuh dalam larutan pepton 4%

1. Media semi padat


Adalah media yang mengandung agar sebesar 0.5 %

2. Media padat
Media padat mengandung komposisi agar sebesar 15 %.Media padat digunakan untuk
mempelajari koloni kuman, untuk isolasi dan untuk memperoleh biakan murni. Contoh
media padat Nutrient Agar (NA); Potato Detrose Agar (PDA); Plate Count Agar (PCA), dan

lain-lain.

Berdasarkan tujuan penggunaannya media dibedakan menjadi :


a. Media isolasi
Media yang mengandung unsur esensial yang dibutuhkan untuk pertumbuhan mikroba.
b. Media diperkaya
Media diperkaya merupakan media yang mengandung bahan dasar untuk pertumbuhan mikroba dan
zat-zat tertentu yang ditambahkan seperti serum, kuning telur, dan lain-lain.
3. Media Selektif
Media selektif merupakan media cair yang ditambahkan zat tertentu untuk menumbuhkan
mikroorganisme tertentu dan diberikan penghambat untuk mikroba yang tidak diinginkan. Contoh
media yang ditambahkan ampisilin untuk menghambat mikroba lainnya.
Jenis media dan fungsinya dijabarkan sebagai berikut ini :

Jenis Nama Fungsi


Kaldu Nutrisi (Nutrient Broth) Media Pengayakan dan pembiakan
Kaldu darah Media pembiakan dan melihat sifat
hemolysis
Air Pepton (Pepton Dilution Media pengayaan
Cair Fluid/PDF)
Kaldu empedu Media pembiakan bakteri enteric
Gula pepton (kaldu gula) dengan gula Media untuk melihat fermentasi gula
yang digunakan glukosa atau
Laktosa
Semi 0,5% agar Untuk melihat gerak bakteri
Padat
Agar nutrisi (Nutrient Agar) Untuk mempelajari koloni bakteri
Agar Darah Untuk melihat koloni bakteri dan sifat
Hemolysis
Agar endo Media pembiakan bakteri enterik, dapat
digunakan untuk membedakan bakteri
peragi laktosa dan bukan peragi laktosa
EMBA-eosin Methylene Blue Agar Media pembiakan bakteri enterik, dapat
Padat digunakan untuk membedakan bakteri
peragi laktosa dan bukan peragi laktosa
SS Agar – Salmonella Shigella Agar Media pembiakan Salmonella dan
Shigella
TCBS – Thiosulphate Citrate Bile Media Pembiakan Vibrio
Agar darah telurit Media pembiakan Corynebacterium
Diphteriae
Agar miring Lowenstein-Jensen Media pembiakan Mycobacterium
Tuberculosis
TSIA – Triple Sugar Iron Agar Media untuk melihat kemampuan
bakteri dalam meragi gula dan
membentuk H2S
Nutrient Agar Untuk peremajaan koloni murni
B. ALAT DAN BAHAN

1. Alat
Cawan petri, Erlenmeyer, Gelas ukur, Tabung reaksi, Pipet, Tip pipet, Batang pengaduk,
Penangas air/pemanas.
2. Bahan
Nutrien agar (NA), Pepton Dilution Fluid (PDF), Muller Hinton Agar (MHA), Mc Conkey Broth
(MCB), Plate Count Agar (PCA), Aquadest.

C. CARA KERJA
1. Timbang media sesuai prosedur di kemasan. (Catatan : Buatlah media sesuai kebutuhan masing-
masing/sesuai instruksi dari Dosen/Penanggung jawab praktikum).
2. Serbuk media dimasukkan secara hati-hati ke dalam erlenmeyer.
3. Tambahkan aquades dan aduk sampai merata dengan batangpengaduk
4. Untuk media yang perlu dipanaskan, gunakan pemanas sampai media tercampur homogen (kuning
dan jernih), hati-hati jangan sampai media mendidih dan meluap, panaskan dengan hati-hati
menggunakan penangas/elemen
5. Untuk pembuatan media agar miring NA, sebelum di autoklaf, tuangkan media NA untuk agar
miring sejumlah kurang lebih 5 ml ke dalam tabung reaksi. Agar miring ini aka digunakan untuk
kultur atau pembiakan bakteri. Sisa media NA biarkan dalam erlenmeyer.
6. Untuk media cair (PDF dan MCB) masukkan sejumlah 9 ml ke dalam tabung reaksi, PDF sebanyak 10
tabung, dan MCB sebanyak 30 tabung.
7. Tutup erlenmeyer dan tabung reaksi yang berisi media dengan kapas penutup tabung.

8. Sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 1210 C, tekanan 1 atm, selama 15 menit.
9. Untuk media NA miring, keluarkan media dari autoklaf dan bekukan dalam posisi miring
10. Untuk media NA dan MHA, tuangkan dalam cawan petri steril dan tunggu sampai beku.

D. HASIL PENGAMATAN
1. Timbang media sesuai prosedur di kemasan. (Catatan : Buatlah media
sesuai kebutuhan masing-masing/sesuai instruksi dari Dosen/Penanggung jawab praktikum).
2. Serbuk media dimasukkan secara hati-hati ke dalamerlenmeyer.
3. Tambahkan aquades dan aduk sampai merata denganbatangpengaduk
4. Untuk media yang perlu dipanaskan, gunakanpemanas
sampai media tercampur homogen (kuningdan jernih), hati-
hati jangan sampai media mendidihdan meluap, panaskan
dengan hati-hati menggunakan penangas/elemen

5. Untuk pembuatan media agar miring NA, sebelum


diautoklaf, tuangkan media NA untuk agar miring sejumlah
kurang lebih 5 ml ke dalam tabung reaksi. Agar miring ini
digunakan untuk kultur atau pembiakan bakteri. Sisa
media NA biarkan dalam erlenmeyer.

6. Untuk media cair (PDF dan MCB) masukkan sejumlah9 ml


ke dalam tabung reaksi, PDF sebanyak 10tabung, dan
MCB sebanyak 30 tabung.

7. Tutup erlenmeyer dan tabung reaksi yang berisi


mediadengan kapas penutup tabung.

8. Sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 1210 C, tekanan1


atm, selama 15 menit.

9. Untuk media NA miring, keluarkan kedia dari autoklafdan


bekukan dalam posisi miring

10. Untuk media NA dan MHA, tuangkan dalam cawanpetri


steril dan tunggu sampai beku.
V Hasil percobaan
Nutrien Agar
Volume : ……………50 ml……..
NA Yang Ditimbang :………1 g…………..
Jumlah Tabung / Agar Miring : ………2……………
Jumlah Tabung / Agar Tegak : ………1…………….
Volume NA Tiap Tabung : ……………5 ml…….
Sterilisasi : …panas /basah (autoclave)…

Muller Hitton Agar


Volume : ………50ml…………..
MHA Yang Ditimbang: ……………1,9 g……..
Sterilisasi : ……panas/basah (autoclave)……..

NAMA FUNGSI PENGAMATAN PENGAMATAN


MEDIUM SEBELUM SESUDAH
PENGADUKAN PENGADUKAN

MHA Sebagai tempat warnanya jernih agak kuning ,keruh dan sedikit
perkembang kerug ,cair
mengental
biakan
mikroba

E. PEMBAHASAN

Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi yang dipakai untuk
menumbuhkan mikroba. Selain untuk menumbuhkan mikroba, medium dapat
digunakan pula untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan
perhitungan mikroba.
Setiap mikroorganisme melakukan metabolisme untuk tumbuh dan berkembang
biak. Kebutuhan mikroorganisme akan nutrisi sangatlah beragam namun secara umum
kebutuhan dasarnya meliputi air, senyawa-senyawa sebagai sumber energy,
mineral, factor tumbuh dan kondisi lingkungan. Saat ingin membuat media
pertumbuhan, kita harus memahami kebutuhan dasar dari mikroorganisme agar
mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik. Maka dibutuhkan teknik dan bahan-
bahan yang tepat untuk memformulasikan media.
Dalam pembuatan media jenis-jenis yang digunakan tergantung pada kebutuhan
yang akan digunakan oleh praktikan. Berdasarkan konsistensinya media
dibedakan menjadi tiga, yang pertama adalah medium cair. Konsistensi medium cair
adalah cair seperti kaldu nutrien dan kaldu glukosa, biasanya medium ini digunakan
untuk berbagai keperluan seperti pembiakan organisme dalam jumlah besar. Yang
kedua adalah medium setengah padat atau semi solid. Medium yang memiliki
konsistensi antara padat dan cair. Biasanya banyak mengandung gelatin namun
dalam konsentrasi lebih kecil dibanding dengan medium padat. Kegunaan
medium ini adalah untuk menguji ada tidaknya motilitas dan kemampuan
fermentasi. Yang terakhir adalah medium padat. Medium ini berkonsistensi padat
yang biasanya digunakan untuk mengisolasi biakan murni dan mengamati
morfologi koloni.

F. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah untuk mempersiapkan
media awal sebagai kebutuhan praktikum selanjutnya, media diperlukan sebagai
tempat perkembangbiakan mikroba. Media terdiri atas berbagai nutrisi yang
digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme. Berbagai nutrisi yang diperlukan
mikroorganisme tersebut diantaranya adalah air, oksigen, nitrogen, belerang, zat-zat
pelengkap, sumber karbon dan energi. Alat – alat yang digunakan dalam pembuatan
media tersebut yaitu tabung reaksi, labu erlenmeyer, dan cawan petri. Sedangkan
bahan untuk pembuatan media adalah aquades, agar batang dan gula. Setelah bahan
sudah jadi dan dimasukkan ke dalam alat penyimpanan, maka harus disterilkan
terlebih dahulu menggunakan autoklaf sebelum disimpan. Sterilisasi dilakukan untuk
menyeterilkan alat dan media dari bakteri untuk menghindari kontaminasi pada
media itu sendiri.

G. DAFTAR PUSAKA
Sanders, Eric R. (2012), Aseptic Laboratory Techniques: Plating Methods,
Journal of Visualized Experiments.
Sanders, Eric R. & Miller, J.H. I. (2010), Microbiologist: A Discovery-
based Course in Microbial Ecology and Molecular Evolution, ASM Press,
Washington, DC.
Slonczewski, J.L., & Foster, J.W. (2011), Microbiology - An Evolving
Science. 2nd Edition, W.W. Norton & Co., Inc., New York, NY.
TOPIK 3
PEMBIAKAN BAKTERI

A. TUJUAN
1. Melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik
2. Melakukan cara pembiakan bakteri dengan metode gores pada media rata dan miring

B. DASAR TEORI
Pada penanaman mikroba perlu diperhatikan kebutuhan nutrisi untuk mikroba
tersebut sehingga dapat tumbuh dengan baik.Isolasi bakteri adalah memisahkan bakteri dari
alam dan menanamnya dalam media baru sebagai biakan murni.Teknik untuk menanam bakteri
adalah sebagai berikut:
1. Spread plate method (cara tebar/sebar)
Teknik spread platemerupakan teknik isolasi mikroba dengan cara menginokulasi
kultur mikroba dengan cara dipulas atau disebar padapermukaan media agar padat. Metode ini
dilakukan dengan mengencerkan biakan kultur mikroba.
2. Streakplate method (cara gores)
Teknik isolasi koloni bakteri dengan cara ini dilakukan dengan cara menggoreskan
suspensi bahan yang mengandung mikroba pada permukaan media agar padat.

3. Pour plate method (cara tabur)


Teknik ini dilakukan menginokulasi medium agar yang sedang mencair pada

temperature 45-50Oc dengan suspensi bahan yang mengandung mikroba, dan


menuangkannya ke dalam cawan petri steril.
4. Pembiakan lapangan
Teknik ini dilakukan dengan cara membasahi seluruh permukaan agar dengan suspensi
kuman. Hal ini akan menyebabkan pertumbuhan kuman merata. Biasanya digunakan untuk uji
kepekaan antibiotika dan uji jenis kuman dengan bakteriofaga

5. Pembiakan agar miring


Teknik inokulasi bakteri dengan caramenggoreskan pada permukaan agar miring

6. Pembiakan dengan tusukan


Teknik inokulasi bakteri dengan caramenusukkan ose pada permukaan agar tegak.

C. ALAT DAN BAHAN


Alat
Kawat ose, Lampu Bunsen, Beaker glass
Bahan
Agar miring nutrien agar, Agar NA lempeng, Biakan bakteri Escherichia coli, Biakan bakteri
Bacillus subtilis, Biakan bakteri Staphylococcus aureus.
D. PROSEDUR KERJA
Teknik gores (Streak plate method)
a. Siapkan biakan bakteri yang akan ditanam kembali.
b. Bakar kawat ose, biarkan dingin.
c. Sentuhkan ujung kawat ose pada koloni bakteri
d. Goreskan kawat ose pada permukaan lempeng nutrien agar secara kontinyu sampai
setenga permukaan agar, putar cawan petri dan oles kembali pada permukaan agar yang
kosong.
e. Bakar kembali kawat ose
f. Inkubasikan
Biakan pada agar miring
a. Siapkan media agar miring
b. Siapkan biakan bakteri yang akan ditanam kembali.
c. Bakar kawat ose, biarkan dingin.
d. Sentuhkan ujung kawat ose pada koloni bakteri
e. Goreskan kawat ose pada permukaan agar miring secara zigzag.
f. Bakar kembali kawat ose
g. Inkubasikan

E. HASIL PENGAMATAN

D. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini menggunakan media NA yaitu medium yang memiliki
fungsi yakni untuk mengembangkanbiakkan bakteri secara umum. Medium Na
mengandung nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri. Menurut
Pelczar (2008), sifat-sifat media yang digunakan untuk faktor pertumbuhan yaitu harus
mudah tumbuh, media harus dibuat, pertumbuhan bakteri harus khas dan mempunyai
sifat-sifat yang digunakan. Jika sifat ini dipenuhi maka pertumbuhan bakteri akan
bagus.

Bakteri Stapilococcus aureus pada pengamatan kelompok 1 dan 2 sangat berbeda,


pada pigmentasi koloni pada kelompok 2 warnanya kuning, sedangkan pada hasil
pengamat kelompok 1 berwarna putih bentuk koloni (form) kelompok 2 tidak
beraturan bertepi (ireguler),sedangkan kelompok 1 bulat, bertepi (sirkuler), bentuk
tepian luar (margin) kelompok 2 serrate sedangkan kelompok 1 berbentuk entire,
ketinggian pertumbuhan koloni bakteri (elevasi) krlompok 2 convex yaitu bentuk
cembung seperti tetesan air, sedangkan kelompok 1 raised yaitu ketinggian nyata
terlihat, namun rata pada seluruh permukaan. Koloni bakteri ukurannya relatif kecil.

E. KESIMPULAN
1.Teknik isolasi mikroorganisme adalah suatu usaha untuk menumbuhkanmikroba
diluar dari lingkungan alamiahnya, untuk memperoleh biakanmurni. Biakan murni
yaitu mikroba yang sudah tidak bercampur lagi dengan mikroba lainnya teknik
isolasi harus dilakukan secara steril agar tidak terkontaminasi oleh mikroba-mikroba
lain dari luar.
2.Teknik yang digunakan untuk teknik isolasi mikroba adalah teknik goresan, yaitu
metode goresan radian, langsung dan kuadran.
3.Medium TEA dapat digunakan untuk mengisolasi bakteri dengan teknik
penuangan.
4.Media steril yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme. Media biakan
yang mampu mendukung optimalisasi pertumbuhanmilroorganisme harus dapat
memenuhi persyaratan nutrisi bagimikroorganisme. Media biakan terdiri atas media
padat, media setengah padat dan media cair. Media padat terdiri atas media tegak,
media miringdan media cawan.

F. DAFTAR PUSAKA
Buckle, et al, 1987,Ilmu pangan Terjemahan Purnomo H. Adiono. Jakarta
Dwijoseputro, 2005, Dasar-dasar Mikrobiologi, Djambatan: Jakarta.
Fardiaz, 1992, Mikrobiologi Pangan, Dirjen Pendidikan Tinggi IPB: Bogor.
Winarno, 2002, Kimia Pangan dan Gizi, PT. Gramedia: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai