Muhammad Rafa Athallah - 2106729064 - Tugas 2 HST
Muhammad Rafa Athallah - 2106729064 - Tugas 2 HST
Termokopel terdiri dari dua jenis logam yang dihubungkan bersama pada satu ujung dan terpisah pada ujung
yang lainnya. Ketika kedua ujung tersebut dikenai suhu yang berbeda, maka akan terjadi beda potensial listrik
atau tegangan termoelektrik yang dapat diukur dan dikonversi menjadi besaran suhu.
Setiap jenis termokopel memiliki respons suhu yang berbeda-beda, tergantung pada jenis logam yang
digunakan dan rentang suhu yang ingin diukur. Selain itu, termokopel juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti panjang kabel, hubungan antara ujung-ujungnya, dan kondisi lingkungan sekitar.
Untuk mengukur suhu dengan termokopel, tegangan termoelektrik yang dihasilkan oleh termokopel diteruskan
ke alat pengukur yang disebut dengan termometer termokopel atau pyrometer. Alat ini dapat mengkonversi
tegangan termoelektrik menjadi besaran suhu yang sesuai dengan karakteristik termokopel yang digunakan.
Jenis Thermocouple untuk Heat Treatment
Untuk aplikasi perlakuan panas yang memerlukan pengukuran suhu dalam
rentang suhu tinggi, termokopel jenis B, R, atau S sering digunakan. Ketiga jenis
termokopel ini memiliki respons suhu yang baik pada rentang suhu yang tinggi,
Gambar 2.1 Termokopel jenis B
yaitu antara 0 hingga 1800 derajat Celsius.
Bainit adalah salah satu jenis mikrostruktur yang dapat terbentuk pada baja selama pendinginan Beberapa jenis bainit yang umum ditemukan pada CCT diagram antara lain:
dengan kecepatan sedang pada suhu antara austenit dan martensit pada diagram Continuous
Cooling Transformation (CCT). Sifat bainit pada CCT diagram antara lain:
1. Upper bainit: Terbentuk pada suhu lebih tinggi dari suhu transformasi martensit,
memiliki struktur butiran yang lebih halus dan teratur dibandingkan dengan lower
1. Kekuatan tinggi: Bainit memiliki kekuatan yang tinggi karena terbentuk dari bainit. Bainit ini memiliki kekerasan dan kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan
pendinginan yang cukup cepat dan strukturnya terdiri dari butiran halus dan padat. dengan lower bainit, tetapi kurang tahan terhadap deformasi plastis.
2. Ketangguhan tinggi: Bainit juga memiliki ketangguhan yang lebih tinggi dibandingkan 2. Lower bainit: Terbentuk pada suhu lebih rendah dari suhu transformasi martensit,
dengan martensit karena strukturnya yang lebih relaks dan kurang tegang. Hal ini memiliki struktur butiran yang lebih besar dan kurang teratur dibandingkan dengan
memungkinkan bainit untuk menghindari kegagalan karena distorsi atau retak, upper bainit. Bainit ini lebih tahan terhadap deformasi plastis dan memiliki
meskipun tetap memiliki kekerasan dan kekuatan yang tinggi. ketangguhan yang lebih baik dibandingkan dengan upper bainit.
3. Stabilitas termal: Bainit lebih stabil pada suhu ruang dibandingkan dengan martensit 3. Granular bainit: Terbentuk pada suhu yang lebih tinggi dari lower bainit dan memiliki
karena memiliki struktur butiran yang lebih halus dan kurang tegang. Bainit juga tidak struktur butiran yang lebih halus, teratur, dan seringkali berbentuk seperti bulu atau
rentan terhadap perubahan dimensi atau distorsi pada suhu ruang. paku. Bainit ini memiliki kekuatan yang tinggi, tetapi kurang tahan terhadap deformasi
4. Proses produksi yang sulit: Pembentukan bainit memerlukan pendinginan dengan plastis.
kecepatan yang cukup tepat untuk mencapai suhu transformasi yang tepat pada 4. Acicular bainit: Terbentuk pada suhu yang lebih rendah dari upper bainit dan memiliki
diagram CCT. Hal ini membuat produksi bainit lebih sulit dibandingkan dengan struktur butiran yang sangat halus, teratur, dan seringkali berbentuk seperti jarum atau
produksi martensit atau ferrit. sayap burung. Bainit ini memiliki ketangguhan yang sangat baik, tetapi kekuatannya
tidak sekuat upper bainit.
Pearlite
Sifat Jenis
Perlit adalah struktur mikro yang terbentuk dari baja karbon rendah selama Beberapa jenis perlit yang umum ditemukan pada CCT diagram antara lain:
pendinginan perlahan pada suhu antara austenit dan eutectoid pada diagram
Continuous Cooling Transformation (CCT). Beberapa sifat pearlite pada CCT
diagram antara lain: 1. Coarse pearlite: Terbentuk pada suhu yang lebih tinggi dari fine pearlite,
memiliki butiran sementit yang lebih besar dan butiran besi alpha yang
lebih kasar. Struktur ini memberikan kekuatan yang lebih rendah tetapi
1. Kekuatan rendah: Perlit memiliki kekuatan yang lebih rendah
ketangguhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan fine pearlite.
dibandingkan dengan bainit atau martensit, karena strukturnya terdiri dari
butiran besi alpha dan sementit yang lebih lunak. 2. Fine pearlite: Terbentuk pada suhu yang lebih rendah dari coarse pearlite,
2. Ketangguhan tinggi: Meskipun kekuatannya rendah, perlit memiliki memiliki butiran sementit yang lebih kecil dan butiran besi alpha yang lebih
ketangguhan yang baik karena strukturnya terdiri dari butiran besi alpha halus. Struktur ini memberikan kekuatan yang lebih tinggi tetapi
dan sementit yang saling berinteraksi. Struktur ini memberikan ketangguhan yang lebih rendah dibandingkan dengan coarse pearlite.
kemampuan perlit untuk menahan dan menyebar kegagalan, dan 3. Lamellar pearlite: Terbentuk pada suhu yang sangat rendah, memiliki
mencegah terjadinya patahan atau retak. struktur berlapis yang tipis dan rapat dari butiran sementit dan besi alpha.
3. Stabilitas dimensi yang baik: Perlit memiliki stabilitas dimensi yang baik Struktur ini memberikan kekuatan dan ketangguhan yang baik, tetapi tidak
pada suhu ruang karena strukturnya yang lebih relaks dan kurang tegang sekuat dan seketangguhan dengan fine pearlite.
dibandingkan dengan martensit atau bainit.
4. Pembentukan mudah: Perlit mudah terbentuk pada baja karbon rendah
selama pendinginan perlahan pada suhu eutectoid. Oleh karena itu,
pembentukan perlit merupakan proses perlakuan panas yang paling
umum dan mudah dalam pengolahan baja.
5. Kekerasan sedang: Perlit memiliki kekerasan sedang dan seringkali
digunakan pada baja yang memerlukan kekuatan yang moderat dan
ketangguhan yang baik seperti pada baja konstruksi.
Spheroidite
Sifat Jenis
Spheroidite adalah struktur mikro yang terbentuk pada baja karbon rendah selama Pada diagram Continuous Cooling Transformation (CCT), spheroidite terbentuk pada
pendinginan perlahan pada suhu rendah pada diagram Continuous Cooling daerah pendinginan lambat. Suhu pendinginan lambat pada CCT biasanya terletak di
Transformation (CCT). Beberapa sifat spheroidite pada CCT diagram antara lain: antara suhu transformasi austenitik (Austenite Transformation Temperature, ATT) dan
suhu transformasi perlite (Perlite Transformation Temperature, PTT). Spheroidite
1. Kekuatan rendah: Spheroidite memiliki kekuatan yang rendah terbentuk ketika baja diadakan pada suhu ini untuk waktu yang cukup lama untuk
dibandingkan dengan struktur mikro lainnya seperti pearlite, bainit, dan memungkinkan struktur mikro yang bulat terbentuk.
martensit.
2. Ketangguhan tinggi: Spheroidite memiliki ketangguhan yang sangat baik
Dalam diagram CCT, spheroidite terletak di antara daerah perlite dan daerah
karena strukturnya terdiri dari butiran besi alpha yang besar yang dikelilingi
ferrite-pearlite. Daerah perlite di atas daerah spheroidite, sedangkan daerah
oleh sementit yang berbentuk bulat atau bulatan. Struktur ini memberikan
kemampuan spheroidite untuk menahan dan menyebar kegagalan dan ferrite-pearlite terletak di bawahnya.
mencegah terjadinya patahan atau retak.
3. Stabilitas dimensi yang baik: Spheroidite memiliki stabilitas dimensi yang
baik pada suhu ruang karena strukturnya yang lebih relaks dan kurang
tegang dibandingkan dengan martensit atau bainit.
4. Pembentukan mudah: Spheroidite mudah terbentuk pada baja karbon
rendah selama pendinginan perlahan pada suhu rendah. Oleh karena itu,
pembentukan spheroidite merupakan proses perlakuan panas yang paling
umum dan mudah dalam pengolahan baja.
5. Kekerasan rendah: Spheroidite memiliki kekerasan yang rendah dan sering
digunakan pada baja yang memerlukan kekuatan yang tidak terlalu tinggi,
tetapi membutuhkan ketangguhan yang baik seperti pada baja untuk suku
cadang mesin atau peralatan rumah tangga.
Referensi
1. Dieter, G. E. (1988). Mechanical metallurgy. McGraw-Hill.
2. Callister, W. D., & Rethwisch, D. G. (2018). Materials Science and Engineering: An Introduction, 10th Edition. John
Wiley & Sons.
3. Bhadeshia, H. K. D. H. (2004). Continuously cooled transformation diagrams. In Physical Metallurgy (pp. 171-178).
Elsevier.
4. Totten, G. E., & Steel, R. J. (Eds.). (2017). Steel Heat Treatment Handbook, Second Edition, Volume 1:
Fundamentals and Processes. CRC Press.
5. Porter, D. A., Easterling, K. E., & Sherif, M. Y. (2009). Phase transformations in metals and alloys. CRC press.
6. Lai, M. O. (2003). Low temperature ferrite in steels. Materials Science and Engineering: A, 346(1-2), 51-58.