39-Article Text-140-1-10-20220227
39-Article Text-140-1-10-20220227
ABSTRAK. Tradisi merupakan sebuah kebiasaan masyarakat yang telah dilakukan sejak lama dan
menjadi bagian dari suatu kehidupan kelompok masyarkat, suatu negara, kebudayaan, waktu
maupun agama. Terkait dengan prosesi pernikahan yang berlaku di masyarakat melayu Riau,
Sejalan dengan pemikiran Snouck Hurgronje yang pertama kali mengemukakan sebuah istilah
“Adat-Recht” bahasa Belanda yang berarti “Hukum Adat dalam bahasa Indonesia, bahwa tidak
semua hukum agama dapat diterima oleh masyarakat adat. Namun beberapa segi hukum adat
dapat dengan mudah dimasuki ataupun dimasuki oleh hukum agama. Agama Islam mengatur
tentang tradisi menggunakan landasan hukum yang disebut dengan ‘urf. ‘Urf atau ‘adat dalam islam
mempunyai makna dan pemahaman yang hampir sama yaitu kebiasaan mayoritas kaum baik dalam
perkataan maupun perbuatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan normatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah dengan cara observasi dan
wawancara mendalam untuk data primer dan perpustakaan untuk mendapatkan data sekunder.
Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Prosesi upacara adat pernikahan Melayu terdiri dari
beberapa tahapan, yakni dimulai dari merisik-risik, menjarum-menjarum, melamar, mengantar
tanda, menerima antaran, menggantung-gantung, mengukus (membuat tabak), berandam, bertomat
(khatam alqur'an), akad nikah/ijab, cecah inai, berinai, hari langsung/ resepsi pernikahan, makan
nasi hadap-hadapan, mandi dan main suruk-surukan, mengantar nasi, dan menyembah berkunjung.
Dengan demikian rangkaian tradisi perkawinan yang dilaksanakan oleh masyarakat melayu Riau
jika dilihat dari segi hukum islam adalah mubah (boleh), karena tradisi ini tidak ada hubungannya
dengan sah atau tidaksahnya suatu perkawinan.
ABSTRACT. Tradition is a community habit that has been carried out for a long time and is part of the life of a
community group, a country, culture, time or religion. Regarding the marriage procession that occurs in the Riau
Malay community, in line with the thoughts of Snouck Hurgronje who first put forward the term "Adat-Recht" in
Dutch which means "Customary Law in Indonesian, that not all religious laws can be accepted by indigenous
peoples. However, some aspects of customary law can be easily entered or entered by religious law. Islam regulates
tradition using a legal basis called 'urf. 'Urf or 'custom in Islam has almost the same meaning and understanding,
namely the habits of the majority of the people both in word and deed. The method used in this research is a
qualitative research method with a normative approach. Qualitative research method is a research method that
intends to understand the phenomenon of what is experienced by the research subject. The data collection techniques
used were observation and in-depth interviews for primary data and libraries to obtain secondary data. The results of
this study explain that the Malay traditional wedding ceremony procession consists of several stages, namely starting
from merisik-risik, needle-needling, applying, delivering signs, receiving delivery, hanging, steaming (making tabak),
veranda, bertomat (khatam al-Qur'an). 'an), marriage contract/ijab, cecah henna, bernai, direct day/wedding
reception, eating rice face to face, bathing and playing suruk-surukan, delivering rice, and worshiping visiting. Thus
the series of marriage traditions carried out by the Riau Malay community when viewed from the perspective of
Islamic law is permissible, because this tradition has nothing to do with the validity or illegitimacy of a marriage.
karena semata-mata ia bernama adat atau orang bekerja, yang mulai dikenal setelah
‘urf. ‘Urf atau adat itu bukanlah dalil yang Raja Kecik memindahkan pusat kerajaan
berdiri sesndiri. Adat atau ‘urf itu menjadi Riau dari Johor ke Ulu Riau pada tahun
dalil karena ada yang mendukung, atau ada 1719 (UU Hamidy, 2014).
tempat sandarannya, baik dalam bentuk Masyarakat Melayu Riau beragama
ijma atau maslahat. Adat yang berlaku Islam, pengaruh nilai tradisi masih melekat
dikalangan umat bererti telah diterima pada mereka. Kepercayaan tradisi yang
sekian lama secara baik oleh umat. tersebar dalam kalangan orang Melayu Riau
Pernikahan Adat Melayu dewasa ini merupakan kelanjutan dari
Pengertian Melayu sistem kepercayaan sebelum masuknya
Ada pendapat yang menyatakan kata agama Islam di daerah ini. Secara sepintas
Melayu berasal dari kata “mala”, yang kepercayaan anisme bertentangan dengan
berarti kata mula, dan “yu”, yang berarti ajaran Islam.
negeri. Kemudian dalam bahasa Tamil kata Masyarakat Melayu dengan keyakinan
Melayu berarti tanah tinggi atau bukit. Islamnya masih juga mengandalkan nilai
Disamping itu kata Malay juga berarti hujan. tradisi disebabkan ketiga sistem nilai yang
Semua kata itu dapat dirangkum, bahwa melandasi kehidupan orang Melayu selalu
Melayu adalah negeri yang mula-mula dipengaruhi oleh tiga aspek, yakni: ritus,
didiami, dan mendapat banyak hujan. para pemimpin dan ajarannya. Ketiga aspek
Sangat sesuai dengan kondisi geografis Asia ini tidak terpisahkan bahkan berkaitan
Tenggara yang mempunyai curah hujan antara satu dengan yang lainnya. Setiap
yang cukup, atau dengan pengertian lain, aspek dapat dilaksanakan adanya proses
orang Melayulah yang pertama kali pertentang dan penyesuaian antara sistem
mendiami wilayah nusantara (UU Hamidy, nilai dan tradisi (Agustianto, 2013).
2014). Masyarakat Melayu amatlah kokoh
Masyarakat Melayu Riau adalah memegang adat istiadat, mereka
manusia yang bermigrasi dari Yunan mengkekalkan adat dan tradisi secara
menuju nusantara dan mendiami wilayah berkesinambungan. Hal ini tercermin dari
pesisir dan tepian sendiri ada empat beragam ungkapan yang menjadi acuan
pendapat. Pertama, dari kata Portugis, rio, masyarakat, seperti:
yang berarti sungai. Pada tahun 1514, biar mati anak asal jangan mati adat,
terdapat sebuah ekspedisi militer Portugis hidup dikandung adat mati dikandung
yang menelusuri sungai Siak, dengan tujuan tanah,
mencari lokasi kerajaan yang mereka yakini takkan kalah adat oleh duit.
ada disekitar kawasan tersebut, serta Adat menjadi semakin kokoh dan
mengejar pengikut Sultan Mahmud Syah bersebatih dengan masyarakatnya, karena
yang mengundurkan diri menuju Kampar resam Melayu pada hakikatnya adalah
setelah kejatuhan Kesultanan Malaka. penjabaran dan nilai-nilai luhur agama
Pendapat kedua berasal dari kata riahi Islam. Hal ini terpancar dari ungkapan adat
yang berarti air laut, yang diduga berasal yang menyebutkan bahwa
dari cerita seribu satu malam. Hal ini Adat bersendikan syarak,
berkaitan dengan bahwa masyarakat Melayu syarak bersendikan kitabullah,
banyak yang menggantungkan hidupnya adat sebenarnya adat ialah al-Qur’an dan
dari hasil lautan. Pendapat ini juga pernah Sunnah Nabi,
dikemukan oleh Oemar Amir Husin, syarak mengatakan adat memakai
seorang tokoh masyarakat dan pengarang (Agustianto, 2013).
Riau asal Kuantan Singingi dalam salah satu Dengan demikian seseorang itu dapat
pidatonya mengenai terbentuknya provinsi dikatagorikan sebagai melayu apabila
Riau. Pendapat ketiga diangkat dari kata memiliki ciri-ciri seperti: lazimnya
rioh atau riuh berasal dari penamaan rakyat berbahasa melayu. Berkebudayaan melayu.
setempat yang berarti ramai, hiruk pikuk Beragama islam Pengertian melayu menurut
Memang tidak semua orang Melayu dan berlaku baik di tatanan istana maupun
Rengat menggunakan adat perkawinan di khalayak ramai yang disesuaikan pula
secara lengkap. Tetapi orang Melayu tetap dengan alur dan patutnya. Secara umum
menggunakan Adat. Misalnya ada pasangan bagian dari tata upacara adat perkawinan
pengantin yang tidak menggunakan tersebut adalah sebagaimana di susun
Khatam Al-Qur’an sebelum melaksanakan sedemikian rupa. Prosesi pernikahan adat
Ijab Kabul dan ada pula yang tidak Melayu terdiri dari beberapa tahapan
menggunakan “Pembacaan Surat Kapal” (Dahlius RD, 2020).
pada saat Resepsi pernikahan (Marwan, Terkait dengan prosesi pernikahan
2020). adat Melayu ini, Marwan mengemukan
Dengan demikian tidak semua orang bahwa: Proses pernikahan adat Melayu
Melayu menggunakan adat dalam prosesi terdiri dari merisik-risik, menjarum-
perkawinan. Sebab, adat perkawinan menjarum, melamar, mengantar tanda,
bukanlah masalah perseorangan melainkan menerima antaran, mengukus (membuat
menyangkut orang banyak, maka segala tabak), berandam, bertomat (khatam
sesuatu yang bersangkutan dengan adat alqur'an), akad nikah/ijab, cecah inai,
perkawinan tersebut sudah menjadi berinai, hari langsung/resepsi pernikahan,
tanggung jawab bersama. Disamping itu, makan nasi hadap-hadapan (Marwan,
banyak faktor-faktor lain yang 2020).
menyebabkan orang Melayu tidak Ghani menjelaskan pelaksanaan
melakukan proses perkawinan secara upacara adat perkawinan orang Melayu
lengkap sebagaimana lazimnya. Aturan- Rengat. Di gelar dalam beberapa tahap,
aturan atau norma dalam tradisi nikah yaitu merisik, meminang, antar belanja,
kawin atau perkawinan diadakan, guna menggantung, ijab qabul, tepung tawar,
membersihkan keturunan dari fitnah, sebab berinai, berandam, khatam kaji, upacara
dengan melakukan pernikahan akan langsung, berarak, membuka pintu,
terhindar dari maksiat. bersanding, makan bersuap, makan hadap-
Masyarakat Melayu pada umumnya hadapan, menyembah mertua, mandi
mendambakan anak perempuan, bagi kumbo taman, makan nasi damai, dan
keluarga yang mempunyai anak laki-laki upacara menyembah (Ghani, 20202).
akan merasa bangga akan dapat mengganti Berikut penjelasan dan prosesi pernikahan
orang tuanya di hari kelak dan menerima selengkapnya.
warisan keturunan dan memimpin Merisik
kemenakannya setiap urusan terutama Merisik adalah proses mengenali
urusan adat nikah kawin. Raja Musnidarti perempuan yang akan dijadikan istri. Proses
(Pengantin telah menikah beberapa bulan ini dilakukan secara bertahap oleh pihak
yang lalu) mengemukakan: keluarga laki-laki. Caranya dengan
Sebagai orang Melayu ketika mengirim orang tua laki-laki atau utusan
memasuki masa melepas lajang, maka adat untuk mencari informasi tentang calon istri,
tradisi pernikahan harus dilaksanakan sesuai menanyakan apakah anak perempuan
dengan adat berlaku. Hal ini penting, tersebut sudah di tanggam atau di pinang
karena pernikahan merupakan simbol yang oleh orang lain, atau sudah mengikat janji
sakral dan ditambah dengan adat kesakralan dengan orang lain atau belum.
itu akan semakin lengkap. Prosesi adat Meminang
perkawinan yang dilakukan dengan lengkap Jika dalam proses merisik kedua
maka akan menambah sempurna suasana keluarga bersepakat untuk menikahkan
dan dikemudian hari tidak menjadi bahan kedua anaknya, maka tahap selanjutnya
ceritaan orang (Musnidarti, 2020). adalah meminang. Pada tahap ini, pihak
Di dalam melaksanakan suatu laki-laki mengirim utusan ke pihak
upacara perkawinan akan selalu mengacu perempuan untuk menyampaikan niat
kepada tata upacara adat yang sudah di atur menikah pihak laki-laki. Utusan yang di