Anda di halaman 1dari 10

KEMAJUAN PERADABAN ISLAM

PADA MASA KHILAFAH UMAWIYAH


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Sejarah Peradaban Islam

Dosen Pengampu :
Dr. Abd. Chair. MA
Dr. H. Sayid Qutub, MA, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Muhammad Faisal Sitohang (3123011)
Ibnu Hanif (5123024)
Afifah (5123021)

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM JAKARTA
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya. Kami dapat menyelesaikan
makalah “ KEMAJUAN PERADABAN ISLAM PADA MASA KHILAFAH
UMAWIYAH”. Penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Sejarah Peradaban Islam yang diajarkan pada Magister Pendidikan Agama Islam
(PAI) Universitas Islam Jakarta.

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada dosen mata kuliah Sejarah Peradaban Islam yang telah
memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.

Kami jauh dari sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi
yang sesungguhnya. Karena keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini
dapat berguna bagi kami pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan
pada umumnya.

Jakarta, 12 Oktober 2023

Penulis

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bani Umayyah adalah kekhalifahan islam pertama setelah masa khulafaur
rasyidin yang dengan masa pemerintahan dari 661-750 M di jazirah Arab
yang berpusat di Damaskus, Syria dan dari 756-1031 di Cordoba Andalusia
dan Spanyol. Dinasti Umayyah berawal dari berakhirnya kekuasaan khalifah
Ali bin Abi Thalib, maka lahirlah kekuasaan Dinasti Umayyah. Pada masa
periode Ali dan Khalifah sebelumnya pola kepemimpinan masih mengikuti
teladan Rasulullah. Para khalidah dipilih dengan proses musyawarah. Maka
dari itu ketika menghadapi kesulitan-kesulitan, mereka menyelesaikannya
dengan melalui musyawarah dengan para pembesar lainnya.
Hal tersebut jauh berbeda dengan masa setelah khulafaur rasyidin atau
masa dinasti-dinasti yang berkembang sesudahnya yang dimulai pada Dinasti
Umayyah.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asal usul Bani Umayyah?
2. Apa saja kemajuan yang telah dicapai oleh Dinasti bani Umayyah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Peradaban Islam
2. Untuk mengetahui asal-usul Bani Umayyah
3. Untuk mengetahui kemajuan yang telah dicapai pada masa Khalifah
Umawiyah

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asal-usul Bani Umayyah


Dinasti Umayyah di dirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan dengan
cara menolak membai’at Ali, memerangi Khalifah Ali dan melakukan
perdamaian (tahkim) yang dilihat secara politik hal ini sangat menguntungkan
Muawiyah. Peristiwa tahkim terjadi karena perang Siffin. Perang siffin terdiri
atas dua golongan yang berseteru akibat krisis kepemimpinan tersebut yaitu
golongan Khalifah Ali dan golongan Muawiyah dengan dalih menuntut darah
Utsman menuntut Ali agar menyikapi dan menyelesaikan tragedi pembunuhan
Utsman dengan menyusun kekuatan menentang pemerintahan Ali.1
Keberuntungan Muawiyah berikutnya adalah keberhasilan pihak Khawarij
membunuh Khalifah Ali r.a. Jabatan Khalifah setelah Ali r.a wafat, dipegang
oleh putranya, Hasan Ibn Ali selama beberapa bulan. Akan tetapi, karena tidak
didukung oleh pasukan yang kuat,sedangkan pihak Muawiyah semakin
kuat, akhirnya Muawiyah melakukan perjanjian dengan Hasan Ibn Ali. Isi
perjanjian itu adalah bahwa pergantian pemimpin akan diserahkan
kepada umat Islam setelah masa Muawiyah berakhir. Perjanjian ini dibuat pada
tahun 661 M (41 H) dan tahun tersebut di sebut am jama’ah karena perjanjian
ini mempersatukan umat Islam kembali menjadi satu kepemimpinan politik.2
Keberhasilan Muawiyah mendirikan Dinasti Umayyah bukan hanya akibat
dari kemenangan diplomasi di perang siffin dan terbunuhnya Khalifah Ali saja,
dari sejak semula Gubernur Suriah itu memiliki basis rasional yang solid bagi
landasan pembangunan politiknya di masa depan. Pertama dukungan yang kuat
dari rakyat suriah dan dari keluarga Bani Umayyah sendiri. Kedua sebagai
seorang administrator, Muawiyah sangat bijaksana dalam menempatkan para
pembantunya pada jabatan-jabatan penting. Ketiga, Muawiyah memiliki

1
Ali Audhoh, Ali bin Abi Thalib: Sampai kepada Hasan dan Husein, (Jakarta: Litera Antar
Nusa, 2010)h.253P
2
Dedi Supriyadi, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008),h.104

2
3

kemampuan menonjol sebagai negarawan berani memaklumkan jabatan


Khalifah secara turun temurun.3
Muawiyah juga merubah sistem khalifah menjadi sistem kerajaan dengan
mengangkatanaknya Yazid Ibn Muawiyah menjadi Khalifah. Selanjutnya,
Muawiyah mewajibkan seluruh umat untuk membaiat (bersumpah setia)
kepada anaknya Yazid. Walaupun demikian, Muawiyah termasuk orang yang
berhasil memadukan sistem musyawarah dengan system monarki dan Daulah
Islamiyah dapat dikuasai karena dia banyak memperhatikan riwayat kisah raja
besar sebelumnya, baik dari kalangan arab ataupun bukan, untuk meniru dan
meneladani siasat dan politik mereka dalam menghadapi pergolakan yang
dihadapi.

B. Kemajuan yang dicapai oleh Dinasti Umayyah


Dinasti Umayyah dalam keberhasilannya melakukan ekspansi kekuasaan
Islam jauh lebih besar daripada imperium Roma pada puncak kebesarannya.
Keberhasilan ini diikuti pula oleh keberhasilan perjuangan bagi penyebaran
syariat Islam, baik dalam bidang keagamaan maupun dalam bidang politik
dan ekonomi. Dengan begitu, Umayyah Timur berhasil pula mengembangkan
aspek-aspek peradaban Islam yang sangat besarkonstribusinya bagi Islam
pada masa selanjutnya.4
1. Arsitektur Seni Bangunan (Arsitek)
Pada zaman Umayyah bertumpu pada bangunan sipil berupa kota-kota,
dan bangunan agama berupa masjid-masjid. Pada masa Walid bin Abd al-
Malik dibangun pula masjid agung yang terkenal dengan nama “Masjid
Damaskus” atas kreasi arsitektur Abu Ubaidah bin Jarrah. 5
Khalifah Abdul Malik bin Marwan juga menyediakan dana 10.000
dinar emas untuk memperluas dan menyempurnakan perbaikan Masjid al-

3
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam 2,(Jakarta: PT: Al-Husna Zikra,
1995),h.48
4
Siti Maryam, Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik hingga Modern (Yogyakarta:
LESFI, 2004), h. 67
5
A. Hasimy, Sejarah Kebudayaan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h. 140.
4

Haram. Begitu pula Masjid Nabawi, juga diperindah dan diperluas dengan
arsitektur Syiria di bawah pengawasan Umar bin Abdul Aziz.
2. Organisasi Militer Pada masa Umayyah
Organisasi militer terdiri dari Angkatan Darat (al-Jund), Angkatan
Laut (al-Bahriyah), dan Angkatan Kepolisian (as-Syurtah). Adapun
organisasi kepolisian pada mulanya merupakan bagian dari organisasi
kehakiman. Tetapi kemudian bersifat independen, dengan tugas
mengawasi dan mengurus soal-soal kejahatan. Pada masa Hisyam bin
Abdul Malik, dalam organisasi kepolisian dibentuk Nidham al-Ahdas
system penangkal bahaya yang bertugas hampir serupa dengan tugas-tugas
tentara.6
3. Perdagangan
Setelah Dinasti Umayyah berhasil menguasai wilayah yang cukup
luas, maka lalu lintas perdagangan mendapat jaminan yang layak. Lalu
lintas darat melalui jalan Suterake Tiongkok guna memperlancar
perdagangan sutera, keramik, obat-obata dan wewangian. Adapun lalu
lintas di lautan kearah-arah negeri-negeri belahan timur untuk mencari
rempah-rempah, bumbu, anbar, kasturi, permata, logam mulia, gading,
dan bulu-buluan. Keadaan demikian membawa ibukota Bashrah di teluk
Persi menjadi pelabuhan dagang yang teramat ramai dan makmur, begitu
pula kota Aden. Dari kedua kota pelabuhan itu iring-iringan kafilah
dagang hampir tak pernah putus menuju Syam dan Mesir.7
Pada dinasti ini institusi militer dibagi menjadi 3, yakni: Angkatan
Darat (al-Jund), Angkatan Laut (al-Bahriyah), dan Kepolisian (as-
Syurthah).
4. Bidang seni dan sastra
Yang berkembang hanya seni ukir dan pahat, terlihat pada Kaligrafi
sebagai motifnya.

6
Hasan Ibrahim Hassan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, terj. Jahdan Bin Humam
(Yogyakarta: Kota Kembang, 1989), h. 478
7
Sudarsono, Perkembangan Dinasti Umayyah, h. 37
5

5. Pengembangan Ilmu-Ilmu Agama


Pengembangan ilmu-ilmu agama sudah mulai dikembangkan
karena terasa betapa penduduk-penduduk di luar Jazirah Arab sangat
memerlukan berbagai penjelasan secara sistematis dan kronologis tentang
Islam. Ilmu-ilmu yang berkembang saat itu diantaranya tafsir, hadis, fikih,
ilmu kalam dan Sirah/Tarikh.8

8
Sudarsono, Perkembangan Dinasti Umayyah, 17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah Khalifah Ali Ibn Abi Thalib wafat yang menjadi
pemimpin umat Islam yaitu Muawiyah Ibn Abi Sufyan. Muawiyah
merubah sistem pemilihan pemimpin Islam adalah musyawarah umat
menjadi penunjukkan Putra Mahkota. Sejak masa kepemimpinannya
berdirilah Dinasti Umayyah selama kurang lebih 91 tahun. Ada 14
orang khalifah yang memimpin umat Islam selama kurang
lebih 91tahun. Sebagian memiliki masa pemerintahan yang lama dan
sebagian lagihanya sebentar bahkan hanya beberapa hari. Pemimpin-
pemimpin Dinasti Umayyah telah menunjukkan peradaban yang begitu
maju ditandai dengan arsitektur-arsitektur bangunan,
pengembangan ilmu pengetahuan,organisasi pemerintahan dan
sebagainya.

6
7
DAFTAR PUSTAKA
Syalabi, Ahmad. 1982. Sejarah dan Kebudayaan Islam 2. Jakarta: Pustaka
al-husna.
Nizar, Samsul, 2009. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Prenada Media
Group.
As’ad, Mahsur. 2009. Sejarah Kebudayaan Islam. Bandung : Erlangga.
Ibrahim, Tatang, 2008. Sejarah Kebudayaan Islam, Bandung : Cv.
Armico.
Audah, Ali. Ali bin Abi Tholib: Sampai Kepada Hasan dan Husein.
Jakarta: Litera Antar Nusa,2010
Supriyadi, Dedi. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: CV Pustaka Setia,
2008.
Syalabi, Ahmad. Sejarah dan Kebudayaan Islam 2. Jakarta: PT. Al Husna
Zikra,1995.
Yatim, Badri. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada,2003

Anda mungkin juga menyukai