Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Popularitas permainan sepakbola didunia ini semakin meningkat pesat. Ini
dilihat dari perkembangan sepakbola yang sudah mencapai aspek penjuru dunia.
Dengan melihat perkembangan yang ada kita wajib untuk sesegera mungkin untuk
memaksimalkan potensi-potensi tanah air yang ada. Olahraga sepakbola di
Indonesia saat ini belum terbukti kemajuannya dalam prestasi di dunia. Ini terlihat
dari pertandingan dan perlombaan yang telah diikuti belum menunjukkan hasil
yang memuaskan. Proses pembinan olahraga ini harusnya di pahami sebagai suatu
sistem yang kompleks, sehingga masalah yang terdapat di dalamnya perlu ditelaah
dari sudut pandang yang luas. Pembinaan sebagaimana yang dimaksud antara lain
dapat dilakukan pada aspek gerakan. Gerakan-gerakan dalam bidang olahraga
diharapkan dilakukan dengan cara efisien dan teknik yang benar.
Satuan gerakan bisa dikatakan efisien apabila gerakan-gerakan yang
terkoordinasi dengan baik dikombinasikan untuk menghasilkan gerakan yang
diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu, dan memanfaatkannya dengan
perolehan nilai yang tinggi, dengan arah yang baik, dan menggunakan tenaga
sekecil mungkin. Seseorang yang mampu melakukan gerakan-gerakan secara
efisien, orang tersebut dapat dikatakan terampil.
Semua golongan masyarakat dari strata yang paling tinggi menuju kestrata
paling rendah semua orang suka dengan sepakbola, tanpa terkecuali dengan kaum
hawa pun suka dengan olahraga yang satu ini. Sepakbola merupakan permainan
beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas orang, dan salah satunya penjaga
gawang. Begitu banyaknya aspek manfaat yang ada dalam sepakbola baik faktor
financial atau faktor yang lain. Permainan sepakbola sendiri mempunyai tujuan
untuk masing-masing regu atau kesebelasan berusaha menguasai bola,
memasukkan bola kedalam gawang lawan sebanyak mungkin dan berusaha
mematahkan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga gawangnya agar

1
2

tidak kemasukan bola. Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa tujuan
sepakbola adalah untuk mencetak angka atau gol.
Beberapa teknik yang memegang peranan penting dan hampir menjadi
penentu kemenangan dalam permainan sepakbola adalah Shooting. Tujuan dari
shooting adalah untuk memasukkan bola ke gawang lawan dengan tujuan untuk
memperoleh poin untuk merubah keadaan yang sering disebut dengan skor.
Dengan demikian bagian tubuh yang berperan untuk melakukan shooting adalah
kaki. Kekuatan tungkai merupakan salah satu yang memegang peranan yang
penting dalam keberhasilan shooting bola ke gawang.
Dengan latihan skill dan kondisi fisik yang dimiliki setiap pemain, akan
memiliki tendangan yang keras dengan akurasi tendangan yang bisa mendekati
maksimal. Semakin banyak skor yang diperoleh maka akan semakin besar pula
peluang kemenangan yang akan diperoleh suatu tim. Shooting adalah faktor yang
paling penting dalam melakukan penyerangan. Teknik yang buruk dalam
melakukan shooting sering menyebabkan peluang mencetak gol menjadi
terlewatkan. Di level dunia pun banyak pemain melakukan shooting yang terlalu
tinggi, melebar, atau bahkan ragu-ragu dalam melakukan nya. Dengan demikian,
kegagalan melakukan shooting juga berarti kegagalan mencetak angka atau gol.
Kemampuan shooting bola merupakan salah teknik dasar dalam sepakbola
namun cukup sulit dipelajari, lebih-lebih untuk pemain yang belum terampil dan
belum terlatih gerak shooting bola secara refleks. Tujuan dalam permainan
sepakbola adalah untuk menciptakan proses tembakan yang tepat dan mendapat
angka pada setiap kesempatan, yang merupakan syarat tim tersebut dinyatakan
pemenang. Dengan demikian keterampilan gerak dasar shooting dalam permainan
sepakbola sangat penting untuk dikuasai secara baik, tetapi tidak boleh
mengesampingkan keterampilan gerak dasar yang lain. Tingkat keberhasilan
pemain memasukkan bola ke gawang dapat dipengaruhi oleh kebiasaan dan
penguasaan teknik shooting yang baik, baik shooting pendek maupun shooting
jarak jauh.
Keterampilan menendang bola dapat dilakukan oleh setiap pemain,
biasanya dalam suatu tim sepakbola. Menembak bola dimiliki oleh seorang
3

pemain yang berkarakter sebagai seorang pemain penyerang tetapi pada


kenyataannya sekarang keterampilan menendang bola dapat dilakukan oleh setiap
pemain dalam suatu tim, karena kemenangan suatu pertandingan ditentukan oleh
jumlah poin yang dihasilkan melalui tembakan yang dibuat suatu tim.
Peneliti melihat beberapa aspek yang harus dioptimalkan untuk mencapai
hasil yang dituju yaitu pendekatan sistem latihan Menggiring shooting dan
Latihan Passing shooting terhadap hasil keterampilan menendang bola. Penerapan
pendekatan didasarkan pada jenis keterampilan yang dipelajari memiliki unsur
gerakan yang sulit atau sederhana. Selain itu, keberadaan pemain juga merupakan
faktor yang penting dan harus diperhatikan dalam menerapkan pendekatan ini.
Pendekatan system latihan Menggiring shooting dan Latihan Passing shooting
yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil keterampilan menendang bola.
Kedua pendekatan tersebut masing-masing memiliki ciri dan penekanan yang
berbeda, sehingga belum diketahui tingkat efektifitasnya terhadap peningkatan
keterampilan menendang bola. Untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu dikaji
dan diteliti secara lebih mendalam baik secara teori maupun praktik melalui
penelitian eksperimen.
Bertitik tolak dari uraian tersebut di atas perlu dilakukan penelitian
eksperimen guna meningkatkan keterampilan menendang bola pada pemain
sepakbola klub SSB DWIPA Tawangmangu. Maka dengan ini peneliti mengambil
judul yaitu tentang “Perbedaan Pengaruh Model Latihan Menggiring shooting
Dan Latihan Passing shooting Terhadap Kemampuan Shooting Dalam Permainan
Sepak Bola Pada SSB DWIPA Tawangmangu Usia 14-16 Tahun 2023”.
4

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi masalah
sebagai berikut:
1. Belum diketahui sejauh mana peranan pengaruh pendekatan Latihan
Menggiring shooting Dan Latihan Passing shooting yang diterapkan dalam
proses latihan terhadap hasil latihan pemain sepakbola klub SSB DWIPA
Tawangmangu Usia 14-16 Tahun.
2. Belum adanya metode latihan yang tepat untuk digunakan dalam Kemampuan
Shooting Dalam Permainan Sepak Bola pada pemain klub SSB DWIPA
Tawangmangu Usia 14-16 Tahun.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah maka dalam
penelitian ini yang akan dikaji adalah:
1. Pengaruh pendekatan Latihan Menggiring shooting Dan Latihan Passing
shooting terhadap Kemampuan Shooting Dalam Permainan Sepak Bola.
2. Pengaruh yang lebih baik antara Latihan Menggiring shooting Dan Latihan
Passing shooting terhadap Kemampuan Shooting Dalam Permainan Sepak
Bola.

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan
masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Adakah pengaruh pendekatan Latihan Menggiring shooting Dan Latihan
Passing shooting terhadap Kemampuan Shooting Dalam Permainan Sepak
Bola?
2. Manakah yang lebih baik antara Latihan Menggiring shooting Dan Latihan
Passing shooting terhadap Kemampuan Shooting Dalam Permainan Sepak
Bola?
5

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui:
1. Pengaruh pendekatan terhadap Kemampuan Shooting Dalam Permainan
Sepak Bola.
2. Pengaruh yang lebih baik antara pendekatan Latihan Menggiring shooting
Dan Latihan Passing shooting terhadap Kemampuan Shooting Dalam
Permainan Sepak Bola.

F. Manfaat Penelitian
Setelah selesai penelitian ini, hasil yang diperoleh nantinya diharapkan
dapat bermanfaat bagi guru, sebagai:
1. Dapat memberikan dan menambah wawasan serta pengetahuan keolahragaan
bagi peneliti tentang pengaruh pendekatan Latihan Menggiring shooting Dan
Latihan Passing shooting terhadap Kemampuan Shooting Dalam Permainan
Sepak Bola.
2. Dapat meningkatkan keterampilan menendang bola bagi pemain SSB
DWIPA Tawangmangu Usia 14-16 Tahun.
3. Memberikan sumbangan pengetahuan sebagai bahan pertimbangan kepada
guru, mengenai pentingnya penerapan Latihan Menggiring shooting Dan
Latihan Passing shooting yang tepat dalam upaya meningkatkan keterampilan
menendang bola.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Permainan Sepakbola
a. Pengertian Sepakbola
Sepakbola adalah permainan sederhana, yang dimainkan oleh 11
pemain dalam dua regu, dan kedua tim tersebut sama-sama berupaya
mencetak gol dan mencegah terjadinya kemasukan ke gawangnya
sendiri. Semua bermain menggunakan seluruh anggota tubuhnya tanpa
menggunakan tangan, yang bukan penjaga gawang
Sepakbola merupakan permainan yang dilaksanakan dengan cara
menendang, dan memiliki tujuan yang sama yaitu mencetak gol dan
menjaga pertahanan dari kebobolan. Pemain bermain dengan kaki, tidak
boleh memakai tangan yang bukan penjaga gawang. Permainan ini
dimainkan oleh 11 pemain yang saling berhadapan dalam satu lapangan
sepakbola. (Sucipto, dkk. 2000: 7).
Pada dasarnya sepakbola adalah olahraga yang dimainkan
dengan kaki dan dilakukan selama 90 menit penuh. Sepakbola adalah
permainan dimana pemain memainkan bola dengan menggunakan
anggota tubuh kecuali goal keeper. Dengan demikian sepakbola dapat
dikatakan permainan yang dilakukan selama 2x45 menit dengan
melibatkan semua unsur kondisi fisik, dan menggunakan teknik yang
baik dan benar, dan permainan dilakukan dengan beregu dan setiap
regunya terdiri dari 11 pemain.
Permainan sepakbola merupakan cabang olahraga yang cukup
populer dan memasyarakat di seluruh dunia. Hampir setiap orang di
seluruh dunia mengenal dan menggemari permainan sepakbola. Bahkan
ada beberapa negara menjadikan permainan sepakbola sebagai olahraga
Nasional. Beltasar Tarigan (2001: 1) bahwa, “Sepakbola merupakan
permainan beregu yang paling populer di dunia dan bahkan telah menjadi
permainan Nasional bagi setiap negara di Eropa, Amerika Selatan, Asia,

6
7

Afrika dan bahkan pada saat ini permainan itu digemari di Amerika
Serikat”.
Permainan sepakbola mempunyai daya tarik tersendiri, jika
dibandingkan dengan cabang olahraga permainan lainnya. Lebih lanjut
Beltasar Tarigan (2001:2) menyatakan, “Daya tarik permainan sepakbola
adalah keterampilan memperagakan kemampuan dalam mengolah bola,
penampilan usaha yang sungguh-sungguh penuh perjuangan, gerakan
yang dinamis, disertai dengan kejutan-kejutan taktik, yang membuat
penonton kagum melihatnya”. “Permainan sepakbola merupakan
permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu masing-masing
regunya terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga
gawang”. Menurut Abdul Rohim (2008:1) dalam bukunya bermain
sepakbola. Permainan boleh dilakukan dengan seluruh bagian badan
kecuali dengan kedua lengan (tangan). Hampir seluruh permainan
dilakukan dengan ketrampilan kaki, kecuali penjaga gawang dalam
memainkan bola bebas menggunakan anggota badannya, dengan kaki
maupun tangannya. Menurut Feri Kurniawan (2012:76) “sepakbola
adalah permainan bola yang sangat popular dimainkan oleh dua tim,
yang masing masing beranggotakan sebelas orang”.
Menurut Teguh Sutanto (2016:172) “Sepakbola adalah olahraga
yang menggunakan bola dalam permainannya. Dimainkan oleh dua tim
yang saling berhadapan, masing masing tim beranggotakan sebelas orang
pemain. Bola dimainkan menggunakan kaki, saling oper dengan rekan
satu tim, menjaga agar bola tidak direbut lawan,dan tujuan akhirnya
memasukkan bola ke gawang lawan. Pihak yang lebih banyak mencetak
gol, dialah yang memenangkan permainan ”.

b. Manfaat Menguasai Teknik Dasar Bermain Sepakbola


Tujuan permainan ini adalah memasukkan bola sebanyak-
banyaknya ke gawang lawan dan mempertahankan gawang sendiri
dari serangan lawan Olahraga ini menjadi sangat menarik karena selain
hanya memperebutkan sebuah bola di lapangan dengan menggunakan
kaki tetapi juga terlihat gaya-gaya permainannya dalam memperebutkan
bola untuk memasukkan bola ke dalam gawang lawan. Oleh karena itu
8

olahraga ini melibatkan banyak orang tentunya kerjasama tim yang baik
sangat dibutuhkan selain teknik bermain yang baik.
Menurut Sucipto dkk. (2000:7) Tujuan dari permainan sepak
bola adalah “Memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan
dan berusaha menjaga gawangnya sendiri agar tidak kemasukan.” Hal
ini berarti suatu regu dinyatakan menang apabila regu tersebut lebih
banyak memasukkan bola ke gawang lawannya dan lebih sedikit
kemasukan bola.
Menguasai teknik dasar bermain sepakbola merupakan faktor
utama untuk mendukung keterampilan bermain sepakbola. Baik dan
tidaknya penampilan seorang pemain sepakbola sangat bergantung pada
penguasaan teknik dasar bermain sepakbola yang dimiliki. Dalam usaha
meningkatkan mutu permainan ke arah prestasi, maka masalah teknik
merupakan salah satu persyaratan yang menentukan. Menurut
Kemendiknas (2010: 107) bahwa, “Penguasaan dan kemampuan teknik
permainan sepakbola merupakan bagian yang harus diutamakan dalam
rencana pelatihan pemain sepakbola”. Sedangkan Soekatamsi (2000: 16)
bahwa, “Jadi seorang pemain sepakbola yang tidak menguasai
keterampilan teknik dasar bermains epkabola tidaklah meungkin akan
menjadi pemain yang baik dan terkemuka”.
Berdasarkan pendapat tiga ahli tersebut dapat disimpulkan
bahwa, menguasai teknik dasar bermain sepakbola merupakan faktor
fundamental untuk dapat bermain sepakbola. Suatu kesebelasan akan
memiliki kualitas yang baik, jika para pemainnya memiliki keterampilan
teknik dasar bermain sepakbola yang baik. Selain itu, kerjasama tim
dapat dilakukan dengan baik, jika para pemainnya menguasai teknik
dasar bermain sepakbola yang baik. Dengan menguasai teknik dasar
bermain sepakbola akan dapat mendukung penampilannya dalam
bermain sepakbola baik secara individu maupun tim. Semakin baik
seorang pemain menguasai teknik dasar bermain sepakbola, maka ia
akan memiliki keterampilan teknik bermain sepakbola.
9

c. Teknik Dasar Sepakbola


Yang dimaksud dengan teknik dasar bermain sepakbola adalah
menendang bola, dribble bola (dribbling), mengontrol bola
(controlling), menyundul bola (heading), melempar bola (throw-in), dan
menembak bola (shooting) yang di uraikan pada penjelasan berikut ini:
1) Menendang Bola
Menendang bola merupakan teknik dasar bermain sepakbola
yang sering digunakan dalam permainan sepakbola. Suatu
kesebelasan yang tangguh adalah suatu kesebelasan yang semua
pemainnya yang menguasai teknik dasar menendang bola yang baik.
Prinsip teknik menendang bola:
a) Kaki tumpu
Kaki tumpu adalah kaki yang menumpu pada tanah pada
persiapan menendang dan merupakan letak titik berat badan.
(1) Posisi kaki tumpu atau di mana harus meletakan kaki
tumpu terhadap bola, posisi kaki tumpu terhadap bola akan
menentukan arah lintasan bola dan tinggi rendahnya
lambungan bola.
(2) Lutut kaki tumpu sedikit ditekuk dan pada waktu
menendang lutut diluruskan.
(3) Gerakan dari lutut ditekuk kemudian diluruskan merupakan
kekuatan mendorong ke depan.
b) Kaki yang menendang
Kaki yang menendang adalah kaki yang dipergunakan
untuk menendang bola
(1) Pergelangan kaki yang menendang bola pada saat
menendang dikuatkan atau ditegangkan, tidak boleh
bergerak.
(2) Tungkai kaki yang menendang diangkat ke belakang
kemudian diayunkan ke depan sehingga bagian kaki yang
digunakan untuk menendang mengenai bola, kemudian
10

diteruskan dengan gerak lanjutan ke depan, dan seterusnya


bergerak lari untuk mencari posisi.
c) Bagian bola yang ditendang
Merupakan bagian bola sebelah mana yang ditendang,
akan menentukan:
(1) Arah dan jalannya bola; dan
(2) Tinggi rendahnya lambung bola.
d) Sikap badan
Sikap badan pada waktu menendang sangat dipengaruhi
oleh posisi kaki tumpu terhadap bola.
(1) Posisi kaki tumpu tepat di samping bola, maka pada
saat menendang bola badan tetap di atas bola dan badan
agak sedikit condong ke depan, sikap badan ini untuk
tendangan bola menggulir rendah atau melambung sedang.
(2) Posisi kaki tumpu berada di samping belakang bola, maka
pada waktu menendang bola badan berada di atas belakang
bola hingga sikap badan condong ke belakang, maka hasil
tendangan bola melambung tinggi.
e) Pandangan mata
Pandangan mata terutama untuk mengamati situasi atau
keadaan permainan, akan tetapi pada saat akan menendang
bola mata harus melihat pada bola dan kearah mana bola akan
ditendang.
Dalam melakukan tendangan, ada cara yang digunakan
untuk menendang bola. Menurut Joseph A Luxbacher
(2011:106) :
1. persiapan
2.pelaksanaan
3. follow trough
11

Gambar 1. Gambar Menendang Bola


(Joseph A luxbacher, 2011: 106)

2) Mengontrol Bola (Controlling)


Dalam permainan sepakbola, mengontrol bola sangat penting
baik itu bola datar maupun bola di udara yang datang kepada seorang
pemain dari berbagai ketinggian dengan segala macam kecepatan
dan sudut. Untuk menghentikan bola datar dan yang berada di udara
seorang pemain harus bisa menguasai dan siap mengoperkan kepada
pemain yang lain dalam suatu permainan. Mengontrol bola bisa
dilakukan dengan menggunakan seluruh bagian tubuh kecuali
tangan. Menurut Timo Scheunemann (2008: 56) “apa pun bagian
tubuh yang dipakai, cara mengontrol bola pada dasarnya sama.
Sesaat sebelum bola sampai, pastikan bagian tubuh yang digunakan
sedikit mengalah ke belakang. Hal ini akan mencegah bola untuk
memantul dengan keras ke depan”. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam mengontrol bola:
a) Seorang pemain, lari menjemput arah datangnya bola dan
pandangan ke arah berhentinya bola.
b) Kaki tumpu menerirna seluruh berat badan, kedua lutut sedikit
ditekuk.
c) Sebelum mengontrol bola seorang pemain harus segera
memikirkan bola yang telah dikuasai untuk dioperkan kepada
kawan, di giring atau ditembakkan ke arah gawang.
12

d) Posisi badan siap menerima bola yang datang dengan semua


bagian tubuh kecuali tangan.

Gambar 2. Gambar Mengontrol Bola


(Mielke, 2003: 47)

3) Dribble Bola (Dribbling)


Menurut Zidane muhdhor al haqiqie (2013:37) “dribbling
adalah salah satu ketrampilan sepak bola yang paling penting yang
anda butuhkan untuk dikuasai”. Dribble bola dapat di artikan sebagai
suatu gerakan lari menggunakan bagian kaki mendorong bola agar
bergulir terus-menerus di atas tanah. Dribble bola dapat dilakukan
pada saat-saat menguntungkan saja, yaitu bebas dari lawan.
Kegunaan teknik dribble bola antara lain untuk melewati lawan,
berputar dan mengubah arah bola, mencari kesempatan memberikan
umpan bola kepada kawan dengan tepat, menahan bola tetap dalam
penguasaan, dan menyelamatkan bola, apabila tidak terdapat
kemungkinan atau kesempatan untuk segera mengoperkan bola
kepada kawan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam dribble bola
a) Bola yang berada dalam penguasaan pemain, harus selalu dekat
dengan kaki, badan pemain terletak antara bola supaya tidak
mudah direbut oleh lawan, bola selalu dikontrol.
b) Di depan pemain terdapat daerah kosong, bebas dari lawan.
c) Bola digiring dengan kaki kanan atau kiri, setiap langkah kaki
kanan atau kiri mendorong bola ke depan, bukan di tendang.
13

Irama sentuhan kaki pada bola tidak mengubah irama langkah


kaki yang teratur.
d) Pada waktu dribble bola pandangan mata tidak boleh selalu pada
bola saja, akan tetapi harus memperhatikan atau mengamati
situasi lapangan atau posisi lawan maupun kawan.
e) Posisi badan agak condong ke depan, gerakan tangan bebas
seperti pada waktu posisi berlari.

Gambar 3. Dribble Bola


(Joseph A Luxbacher, 2011: 48)

4) Menyundul Bola (Heading)


Menyundul bola merupakan suatu keterampilan teknik dasar
dalam permainan sepakbola dengan menggunakan bagian kepala.
Para pemain bisa melakukan heading ketika sedang meloncat,
melompat ke depan, menjatuhkan diri (diving), atau tetap diam dan
mengarahkan bola dengan tajam ke gawang atau teman satu tim
(Mielke, 2003: 49). Kegunaan menyundul bola dalam permainan
sepakbola antara lain adalah untuk mengoperkan bola kepada teman
untuk memasukkan bola ke arah gawang lawan dan untuk menyapu
bola di daerah pertahanan sendiri serta mematahkan serangan lawan.
Adapun teknik menyundul bola ada dua macam yaitu menyundul
bola dengan sikap berdiri di tempat dan menyundul bola dengan
sikap berlari yang akan diuraikan sebagai berikut:
a) Teknik dasar menyundul bola dengan sikap berdiri ditempat
Teknik menyundul bola dengan sikap ini sering
digunakan oleh seorang pemain untuk mengoperkan bola kepada
14

kawan. Adapun tekniknya akan diuraikan sebagai berikut: (a)


Posisi badan menghadap ke arah datangnya bola, kedua kaki
berdiri kangkang ke muka dengan kedua lutut sedikit ditekuk,
(b) Badan ditarik ke belakang, sikap badan condong ke
belakang, otot-otot leher dikuatkan hingga dagu merapat pada
leher, dan pandangan ke arah datangnya bola, (c) Seluruh berat
badan diikutsertakan ke depan, badan condong ke depan
diteruskan hingga dahi tepat mengenai bola dan gerak lanjutan
ke arah sasaran dengan mengangkat kaki belakang ke depan
dilanjutkan lari ke rencana posisi.
b) Teknik dasar menyundul bola dengan sikap berlari
Menyundul bola dengan sikap berlari biasanya sering
digunakan dalam permainan sepakbola untuk memasukkan bola
ke gawang lawan atau tindakan penyelamatan. Adapun
tekniknya diuraikan sebagai berikut: (a) Pemain lari menjemput
arah datangnya bola, pandangan mata tertuju ke arah bola, (b)
Otot-otot leher digerakkan, kemudian dagu ditarik merapat pada
leher, (c) Badan ditarik ke belakang melengkung ke daerah
pinggang, kemudian digerakkan ke seluruh tubuh sehingga dahi
dapat mengenai bola, (d) Pada waktu menyundul bola
hendaknya pandangan mata tetap terbuka dan selalu rnengikuti
ke mana bola diarahkan dan selanjutnya diikuti gerak lanjutan
untuk segera lari mencari posisi.

Gambar 4. Menyundul Bola


(Mielke, 2003: 51)
15

5) Melempar Bola (Throw-in)


Melempar bola pada permainan sepakbola dilakukan bila
terjadi bola seluruhnya melampaui garis samping, baik bola datar
yang menggulir di atas tanah maupun yang melayang di udara, maka
seorang pemain lawan dari pihak terakhir yang menyentuh bola,
dapat melakukan lemparan ke dalam di belakang garis samping
ditempat bola meninggalkan lapangan permainan. Melempar bola ke
dalam harus dilakukan sesuai dengan peraturan permainan yang
berlaku. Throw-in dapat menjadi senjata yang ampuh dalam rencana
serangan sebuah tim (Mielke, 2003: 39). Dalam melempar bola tidak
dibenarkan langsung membuat gol, dan keuntungannya di dalam
melempar bola ke dalam tidak ada hukuman bagi pemain yang
berdiri di posisi offside.
Prinsip teknik dasar melempar bola adalah: (a) Sikap berdiri,
kedua kaki rapat dengan lutut sedikit di tekuk, (b) Sikap memegang
bola. Kedua tangan memegang bola dengan jari-jari
(direnggangkan). Jari-jari yang di belakang bola adalah ibu jari
tangan kanan bertemu dengan ibu jari tangan kiri, dan ujung jari
telunjuk tangan kanan bertemu dengan ujung jari telunjuk tangan
kanan, sedangkan jari-jari yang lain memegang bola dibagian
samping bola. Jadi seolah-olah tangan membuat wadah untuk bola,
(c) Cara melempar adalah kedua tangan dengan bola diangkat di atas
belakang kepala, pandangan mata tertuju ke arah kawan yang akan
diberi operan bola. Pada waktu melemparkan bola dengan kekuatan
otot-otot perut, bahu dan tangan diayunkan ke depan, dibantu kedua
lutut yang diluruskan dan badan digerakkan seolah-olah dijatuhkan
ke depan bersamaan dengan bola yang dilepaskan, (d) Gerak
lanjutan setelah bola dilepaskan, yaitu tetap berdiri di atas kedua
kaki dengan ujung-ujung kaki tetap di atas tanah dan diteruskan
dengan gerakan lari untuk mencari posisi.
16

Gambar 5. Melempar bola


(Mielke, 2003: 41)
6) Menembak Bola (Shooting)
Permainan sepakbola seorang anak dinyatakan terampil
dalam menembak bola (shooting) apabila dia dapat berhasil
memasukan bola ke dalam gawang paling sedikit 80% dari
tembakannya. Bagi pemain tenis mereka dinyatakan terampil dalam
melakukan service apabila 60 sampai 70% service pertamanya
masuk. Dengan contoh-contoh tersebut bahwa keterampilan dinilai
oleh produktivitas penampilan yang dilakukan pemain.
Dari sudut pandang penyerangan, tujuan sepakbola adalah
melakukan shooting ke gawang. Menurut Timo schuneman “karena
gol adalah tujuan akhir sebuah serangan, seorang pemain diharuskan
bisa menendang bola kea rah gawang lawan dengan baik”.
Permainan sepakbola adalah cabang olahraga permainan beregu atau
permainan tim. Kesebelasan yang baik, kuat dan tangguh adalah
kesebelasan yang mampu menampilkan permainan yang kompak.

Gambar 6. Menendang bola


(Mielke, 2003: 68)
17

2. Tujuan dan Sasaran Latihan


Menurut Sukadiyanto (2005: 8), tujuan latihan secara umum adalah
membantu para pembina, pelatih, guru olahraga, agar dapat menerapkan dan
memiliki kemampuan konseptual serta keterampilan dalam membantu
mengungkapkan potensi olahragawan mencapai puncak prestasi. Lebih lanjut
Djoko Pekik Irianto (2002: 61) mengatakan sebelum program latihan
dilaksanakan perlu diterapkan sasaran latihan yang bermanfaat untuk (1)
meningkatkan motivasi berlatih, (2) menyadarkan atlet bahwa ia bertanggung
jawab untuk mencapai sasaran latihan tersebut, dan (3) mendorong prestasi
yang lebih tinggi. Seringkali suatu tim atau atlet tidak berlatih sungguh-
sungguh, atau kurang motivasinya untuk berlatih disebakan karena tidak
tujuan sasaran yang jelas untuk apa tim atau atlet itu berlatih. Oleh karena itu,
menetapkan sasaran atau prognosis, dan mengajarkan kepada atlet bagaimana
menetapkan sasaran-sasaran latihan adalah penting. Sasaran latihan secara
umum adalah untuk meningkatkan kemampuan dan kesiapan olahragawan
dalam mencapai puncak prestasi (Sukadiyanto 2005 : 8). Tujuan serta sasaran
utama latihan adalah untuk membantu atlet meningkatkan keterampilan dan
prestasinya semaksimal mungkin. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa tujuan latihan adalah membantu pelatih atau pembina agar
menerapkan kemampuan konseptual dan memberi motivasi berlatih kepada
atletnya supaya meningkatkan ketrampilan dan prestasinya semaksimal
mungkin.
a. Prinsip Latihan
Prinsip-prinsip latihan memiliki peranan penting terhadap aspek
fisiologis dan psikologis olahragawan. Dengan memahami prinsip
latihan,akan mendukung upaya dalam meningkatkan kualitas olahraga
(Sukadiyanto, 2005 : 12).
Menurut Djoko Pekik Irianto dkk (2009: 7) dijelaskan
penyusunan dan pelaksanaan program latihan hendaknya memperhatikan
prinsip-prinsip latihan sebagai berikut:
18

1) Partisipasi aktif
Adanya perpaduan usaha atlet itu sendiri dan kerja keras
pelatih, pelatih berkewajiban untuk mendidik atlet agar memiliki
sikap bertanggungjawab, disiplin dan mandiri.
2) Perkembangan multilateral
Tahap perkembangan multilateral diletakkan pada awal
program pembinaan sebelum memasuki tahapan spesialisasi, yakni
pada anak usia 6-15 tahun, bertujuan: mengembangkan dan
mengoreksi gerak dasar (jalan, lari, loncat, lempar, tangkap).
3) Individual
Setiap atlet memiliki potensi yang berbeda-beda dan
berkarakter unik,setiap latihan menimbulkan respon yang berbeda pula.
Pelatih perlu mempertimbangkan perbedaan: (1) keturunan, atlet
mewarisi sifat fisik,mental dan emosi orang tuanya, (2) umur
perkembangan, kematangan(umur biologis) setiap atlet tidak sejalan
dengan kronologisnya, (3)umur latihan, setiap atlet memiliki
kebugaran dan kualitas biomotor berbeda bergantung kepada lama
latihan yang telah diikutinya, (4) kecerdasan, perbedaan akan
berpengaruh terhadap kesiapan atlet dalam melaksanakan dan
menjawab beban latihan.
4) Overload
Prinsip overload ini adalah prinsip latihan yang paling
mendasar akan tetapi paling penting, oleh karena tanpa penerapan
prinsip ini dalam latihan, tidak mungkin prestasi atlet akan meningkat.
Prinsip ini bisa berlaku baik dalam melatih aspek-aspek fisik, teknik,
taktik, maupun mental.
5) Spesifikasi
SAID : “Specific Adaptation to Imposed Demand” prinsip
spesifikasi menjelaskan bahwa sifat khusus beban latihan akan
menghasilkan tanggapan khusus, untuk itu program latihan
hendaknya dirancang khusus sesuai dengan: (1) cabang olahraga, (2)
19

peranan olahragawan,(3) sistem energi, (4) pola gerak, (5)


keterlibatan, (6) biomotor.
6) Kembali asal (reversible)
Kemampuan atlet yang telah meningkat pada tahap training,
akan menurun (detraining) apabila atlet tidak berlatih dengan benar
dan untuk mengembalikan prestasi semula diperlukan waktu yang
cukup lama (retraining). Agar prestasi atlet tidak fluktuaktif (naik-
turun) secara drastis, latihan seharusnya dilakukan terus menerus dan
berkelanjutan.
7) Variasi
Tubuh manusia memiliki kemampuan beradaptasi termasuk
adaptasi terhadap beban latihan, untuk memperoleh adaptasi yang
optimal diperlukan variasi dalam pembebanan sehingga perlu
dirancang hari latihan berat, hari latihan ringan, hari latihan sedang.
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa prinsip
latihan sangatlah penting untuk meningkatkan prestasi atlet, pelatih juga
berperan penting dalam mendidik atlet untuk bersikap disiplin, tanggung
jawab dan mandiri, karena setiap atlet memiliki karakter yang berbeda
dan unik sehingga pelatih perlu mempertimbangkan perbedaan faktor
tersebut. Untuk meningkatkan keterampilan atlet pelatih perlu memberi
porsi latihan yang lebih dan model latihan yang terkesan monoton akan
membuat atlet mengalami kebosanan, sehingga harus diberi variasi dalam
latihan agar sasaran dalam latihan dapat tercapai.

b. Dosis Latihan
Selain prinsip latihan diatas ada perlu diperhatikan dalam latihan
yaitu berupa ukuran atau dosis latihan. Ukuran atau dosis latihan tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Frekuensi dapat diartikan sebagai banyaknya unit latihan
persatuan waktu, misalnya latihan untuk meningkatkan
kebugaran pada kebanyakan orang dilakukan 3-5
kali/seminggu (Djoko Pekik, 2002 : 58).
20

2) Intensitas Menurut Djoko Pekik Irianto (2002: 54) intensitas


adalah ukuran kualitas latihan meliputi % kinerja maksimum
(Kg, Meter/detik), % detak jantung maksimal, % VO2max,
kadar darah laktat dll.
3) Time (durasi/waktu) adalah lama latihan atau yang disebut
duration, adalah sampai berapa minggu, atau berapa bulan
program latihan tersebut dijalankan. Sehingga seorang atlit
memperoleh kondisi endurance yang diharapkan.
4) Tipe latihan Sebuah latihan akan berhasil jika latihan
tersebut memilih metode latihan yang tepat. Metode dipilih
untuk diselesaikan dengan tujuan latihan, ketersediaan alat
dan fasilitas, serta perbedaan individu peserta latihan.
5) Enjoyment bahwa latihan yang dipilih dapat dinikmati oleh
atlet. Atlet atau seseorang yang melakukan olahraga bisa
menikmati jenis dan metode yang dilakukan selama
olahraga.

3. Pendekatan Latihan
a. Pengertian Pendekatan dalam Latihan
Pendekatan latihan (approach) dapat diartikan sebagai titik tolak
atau sudut pandang kita terhadap proses ” Wina Sanjaya (2008:127).
Menurut Amung dan Yudha (1999/2000:3), “Belajar gerak itu terdiri
dari tiga tahapan yaitu tahapan verbal kognitif, tahapan gerak memiliki
makna sebagai pola gerak, tahapan otomatisi”. Dalam pendekatan
latihan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode dengan cakupan
teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, terdapat lima jenis
pendekatan latihan, yaitu: (1) pendekatan (2) strategi (3) metode (4)
taktik atau teknik (5) model latihan.
21

Dari pendekatan latihan yang telah ditetapkan selanjutnya


diturunkan ke dalam strategi latihan. Tiga langkah strategi dari setiap
usaha, yaitu :
1) Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk
menerima pelajaran.
2) Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran
sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan.
3) Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran
dengan pengalaman siswa dengan hal hal lain yang memungkinkan
siswa dapat menangkap keterkaitan dalam struktur pengetahuan
yang telah dimilikinya.
b. Metode Latihan Menggiring shooting dan Latihan Passing shooting.
1) Metode Latihan Menggiring shooting.
Shooting merupakan salah satu teknik dasar bermain
sepakbola yang memiliki kontribusi yang besar untuk menciptakan
gol ke gawang lawan. Beltasar Tarigan (2001: 58) menyatakan,
“Sekitar 80% terjadinya gol berasal dari tembakan (shooting). Oleh
karena itu, keterampilan menembak (shooting) dalam permainan
sepakbola sangat penting”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, terjadinya gol ke
gawang lawan 80% dihasilkan dari shooting. Hal ini artinya,
shooting memiliki kontribusi yang besar untuk menciptakan gol ke
gawang lawan. Untuk menjadi pemain yang terampilan dalam
melakukan shooting, maka harus latihan secara teratur dan berulang-
ulang. Danny Mielke (2005: 67) menyatakan, “Jika seorang pemain
sepakbola ingin jadi seorang penembak (shooting) yang jitu, dia
harus meluangkan waktu berjam-jam melakukan shooting ke arah
gawang” Danny Mielke (2007:70) “Ketrampilan dribble bola yang
baik dan kemampuan untuk menggunakan beberapa gerakan
mengecoh serta membalik sangat penting untuk menciptakan
shooting dari suatu giringan”. Memberikan latihan shooting sangat
22

penting agar seorang pemain sepakbola memiliki keterampilan


shooting yang baik. Untuk melatih kemampuan shooting dalam
sepakbola dapat dilakukan dengan operan. Marta Dinata (2004: 39)
memberikan tips latihan shooting ke gawang sebagai berikut,
“Siapkan sebuah gawang dan tunjuklah salah seorang siswa untuk
menjadi penjaga gawang dan siswa lain sebagai penembak, siswa
melakukan shooting diluar daerah gawang”.
Berdasarkan pendapat tersebut maka latihan shooting dengan
dribble yaitu, siswa melakukan shooting di luar daerah gawang
dengan cara bola di giring dan melakukan gerakan shooting.
Shooting dilakukan dari tengah, dari samping kiri dan samping
kanan gawang. Dari posisi shooting tersebut dilakukan secara
bergantian.
a) Manfaat Menggiring Shooting
(1) Mencetak gol
Manfaat utama dari Teknik menggiring shooting
dalam sepak bola adalah mencetak gol. Teknik menggiring
shooting yang dilakukan dengan gerakan berlari membawa
bola lalu menendang bola kearah gawang lawan tentu di
tunjukan untuk menciptakan angka.
(2) Mengecoh Lawan
Manfaat dari Teknik menggiring shooting dalam
sepak bola adalah untuk mengecoh lawan, Sebagaimana
kita ketahui, Ketika kita memiliki bola tentu lawan akan
selalu ikut menggiring kita, Agar lawan tidak mengetahui
ke arah mana bola sebenarnya akan di bawa, maka kita
dapat melakukan Teknik menggiring shooting.
b) Kelebihan Latihan Shooting dengan Menggiring shooting
Latihan shooting dengan dribble merupakan cara untuk
meningkatkan kemampuan shooting dalam permainan
sepakbola. Berdasarkan pelaksanaan latihan shooting ke gawang
23

dalam sepakbola dengan dribble dapat diidentifikasi kelebihan


dan kelemahannya. Kelebihan latihan shooting ke gawang
dengan dribble antara lain:
(1) Siswa dapat mengkombinasikan teknik dribble bola dan
shooting dengan baik.
(2) Siswa dapat mengamati sasaran gawang lebih cermat dan
mengarahkan bola ke sasaran yang diinginkan karena bola
sudah dikuasai.
(3) Siswa mampu melakukan shooting dari berbagai arah, baik
dari tengah, samping kiri dan samping kanan gawang
dengan cara penguasaan bola dan di shooting.
c) Kelemahan Latihan Shooting dengan Menggiring shooting
Selain kelebihan tersebut, latihan shooting ke gawang
dengan dribble memiliki beberapa kelemahan.
(1) Teknik shooting dapat terabaikan, karena latihan ini
mengkombinasikan dua teknik dasar yaitu dribble bola dan
shooting (menendang bola).
(2) Akan sering terjadi kesalahan teknik, sehingga bola akan
melenceng dari gawang.
(3) Konsentrasi siswa dominan pada gerakan dribbling dan
shooting, sehingga kurang memperhatikan sasaran
(gawang).
2) Menggunakan Latihan Passing shooting.
Shooting merupakan salah satu teknik dasar bermain
sepakbola yang memiliki kontribusi yang besar untuk menciptakan
gol ke gawang lawan. Beltasar Tarigan (2001: 58) menyatakan,
“Sekitar 80% terjadinya gol berasal dari tembakan (shooting). Oleh
karena itu, keterampilan menembak (shooting) dalam permainan
sepakbola sangat penting”.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, terjadinya gol ke
gawang lawan 80% dihasilkan dari shooting. Hal ini artinya,
24

shooting memiliki kontribusi yang besar untuk menciptakan gol ke


gawang lawan. Untuk menjadi pemain yang terampilan dalam
melakukan shooting, maka harus latihan secara teratur dan berulang-
ulang. Danny Mielke (2005: 67) menyatakan, “Jika seorang pemain
sepakbola ingin jadi seorang penembak (shooting) yang jitu, dia
harus meluangkan waktu berjam-jam melakukan shooting ke arah
gawang”. Memberikan latihan shooting sangat penting agar seorang
pemain sepakbola memiliki keterampilan shooting yang baik. Untuk
melatih kemampuan shooting dalam sepakbola dapat dilakukan
dengan operan. Marta Dinata (2004: 39) memberikan tips latihan
shooting ke gawang sebagai berikut, “Siapkan sebuah gawang dan
tunjuklah salah seorang siswa untuk menjadi penjaga gawang dan
siswa lain sebagai penembak, siswa melakukan shooting diluar
daerah gawang”.
Passing seringkali dipakai untuk menerobos langsung ke
pertahanan lawan dan seringkali umpan ini menusuk pertahanan
langsung ke depan gawang atau menempatkan bola kedepan daerah
pertahanan lawan yang kosong.
Didalam umpan harus dilakukan dengan:
 Mampu secara cermat melihat ruang kosong di pertahanan lawan.
 Mampu mengukur tempat agar tidak terjadi offside.
 Jika ingin melakukan umpan ini diusahakan pemain yang
diberikan umpan ini memiliki kecepatan yang baik.
Pemain belakang yang memiliki kemampuan baik akan
dengan mudah untuk menangkal dan juga memotong umpan seperti
ini namun jika umpan ini berhasil di berikan maka tak jarang gol
yang akan tercipta. Umpan juga bisa dilakukan dengan cara umpan
lambung yaitu dengan melambungkan bola, umpan datar dengan
cara menendang bola datar.
25

a) Manfaat Passing shooting


(1) Menembus Pertahanan Lawan
Manfaat Passing shooting dalam sepak bola adalah
mengumpan bola ke rekan tim yang berada di posisi sela-
sela pertahanan lawan yang kosong dan melakukan umpan
kearah rekan tim yang berada di posisi sela-sela pertahanan
lawan yang kosong lalu di lanjutkan rekan tim menembak
bola kearah gawang lawan.
(2) Mengecoh Pertahanan Lawan
Manfaat dari Teknik Passing shooting dalam sepak
bola adalah melihat titik lemah pertahanan lawan, di saat
lawan lengah bola di umpan Trough Pass di posisi rekan tim
yang kosong tanpa penjagaan yang ketat dari pemain
belakang lawan di lanjutkan rekan tim yang menerima
umpan Trough Pass menendang bola ke arah gawang lawan.
b) Kelebihan Latihan Shooting dengan Passing shooting
Latihan shooting dengan Passing shooting merupakan
cara untuk meningkatkan kemampuan shooting dalam
permainan sepakbola. Berdasarkan pelaksanaan latihan shooting
ke gawang dalam sepakbola dengan Passing shooting dapat
diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan latihan
shooting ke gawang dengan Passing shooting antara lain:
(1) Siswa dapat mengkombinasikan teknik berlari dan shooting
dengan baik.
(2) Siswa dapat mengamati sasaran gawang lebih cermat dan
mengarahkan bola ke sasaran yang diinginkan karena bola
sudah dikuasai.
(3) Siswa mampu melakukan shooting dari berbagai arah, baik
dari tengah, samping kiri dan samping kanan gawang
dengan cara menerima umpan trobosan dan di shooting.
26

c) Kelemahan Latihan Shooting dengan Passing shooting


Selain kelebihan tersebut, latihan shooting ke gawang
dengan latihan Passing shooting memiliki beberapa kelemahan.
(1) Pemain belakang yang memiliki kemampuan baik akan
dengan mudah untuk menangkal dan juga memotong umpan
seperti ini akan sering terjadi kesalahan teknik, sehingga
bola akan melenceng dari gawang.
(2) Konsentrasi siswa dominan pada gerakan kedatangan bola
dan shooting, sehingga kurang memperhatikan sasaran
(gawang).

B. Penelitian yang Relevan


1. Ruslan. PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC TERHADAP
KEMAMPUAN SHOOTING SEPAK BOLA PADA CLUB PDL
SAMARINDA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan
Plyometric terhadap Kemampuan Shooting sepak bola pada Club PDL
Samarinda. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pemain Club
PDL Samarinda yang berjenis kelamin laki-laki. Pengambilan sampel
menggunakan random sampling, terdiri dua puluh sampel tes awal dan tes
akhir setelah melakukan latihan Plyometric Box Jump dan latihan Plyometric
Hexagon selama dua bulan, setiap kelompok latihan A terdiri 10 sampel dan
latihan B 10 sampel jadi jumlah seluruh sampel sebanyak 20 orang. Teknik
analisis data yang digunakan adalah uji deskriptif, Kolmogorov smirnov,
homogenitas, paired t-tes dan independent test.
2. Nadhitya Ayu Permata Sari, PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN
SHOOTING DENGAN MENGGIRING DAN OPERAN TERHADAP
KEMAMPUAN SHOOTING KE GAWANG DALAM PERMAINAN
SEPAKBOLA PADA SISWA EKSTRAKURIKULER SMPN 1
NGEMPLAK TAHUN 2016. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Tunas Pembangunan, Desember 2016. Tujuan
penelitian untuk mengetahui perbedaan pengaruh latihan shooting dengan
27

menggiring dan bola operan terhadap kemampuan shooting ke gawang dalam


permainan sepakbola pada siswa Ekstrakurikuler SMP N 1 Ngemplak tahun
2016, dan jika ada perbedaan maka untuk mengetahui mana yang lebih baik
antara kemampuan shooting ke gawang antara latihan shooting dengan
menggiring dan bola operan terhadap kemampuan shooting ke gawang dalam
permainan sepakbola pada siswa Ekstrakurikuler SMP N 1 Ngemplak tahun
2016. Sampel penelitian adalah siswa Ekstrakurikuler SMP N 1 Ngemplak
yang berjumlah 30 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik
porpusive sampling. Variabel penelitian ini yaitu hasil peningkatan
kemampuan shooting ke gawang dengan metode latihan shooting dengan
menggiring dan bola operan sebagai variabel bebas kemampuan shooting
sebagai variabel terikat. Rancangan penelitian menggunakan pretest-posttest
design. Metode analisis data penelitian menggunakan rumus t-test yang
diperhitungkan menggunakan rumus pendek.

C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan tinjauan pustaka diatas maka dapat diajukan kerangka
berpikir sebagai berikut:
1. Perbedaan Menggunakan Latihan Menggiring shooting dan Latihan
Passing shooting Terhadap Kemampuan Shooting Dalam Permainan
Sepak Bola.
Kemampuan Shooting Dalam Permainan Sepak Bola merupakan
teknik yang sangat penting dalam permainan Sepak Bola. Setiap pemain harus
dapat melakukan dan menguasai teknik Shooting ini dengan baik. Untuk
dapat melakukan Shooting dengan cepat dan tepat harus setiap pemain
melaukan latihan dengan sistematis, teratur dan kontinyu dengan prinsip-
prinsip latihan yang benar. Metode latihan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan Kemampuan Shooting Dalam Permainan Sepak Bola ini antara
lain adalah menggunakan metode latihan Menggiring shooting dan Latihan
Passing shooting .
28

Latihan Shooting menggunakan metode latihan Menggiring shooting


adalah siswa melakukan shooting di luar daerah gawang dengan cara bola di
giring dan melakukan gerakan shooting. Shooting dilakukan dari tengah, dari
samping kiri dan samping kanan gawang. Dari posisi shooting tersebut
dilakukan secara bergantian, dimana antar ulangan diselingi waktu istirahat
yang cukup. Latihan Shooting menggunakan metode latihan Throughh Pass
atau umpan ini seringkali dipakai untuk menerobos langsung ke pertahanan
lawan dan seringkali umpan ini menusuk pertahanan langsung ke depan
gawang atau menempatkan bola kedepan daerah pertahanan lawan yang
kosong.
Setiap jenis bentuk latihan tentu memiliki kelebihan dan kekurangan.
Demikian juga latihan Shooting menggunakan metode latihan Menggiring
shooting dan Latihan Passing shooting, tentu juga memiliki kekurangan dan
kelebihan. Berdasarkan karakteristik, kelebihan dan kelemahan dari metode
Latihan Passing shooting dan latihan Menggiring shooting maka terlihat
adanya perbedaan diantara kedua metode. Sudah jelas bahwa, kedua bentuk
latihan ini memiliki perbedaan. Berdasarkan adanya perbedaan-perbedaan
tersebut tentunya akan menimbulkan pengaruh terhadap peningkatan hasil
belajar Kemampuan Shooting. Dengan demikian diduga bahwa, metode
Latihan Passing shooting dan latihan Menggiring shooting memiliki
perbedaan pengaruh terhadap Kemampuan Shooting.

2. Yang Lebih Baik Pengaruhnya antara Menggunakan Latihan


Menggiring shooting dan Latihan Passing shooting Terhadap
Kemampuan Shooting Dalam Permainan Sepak Bola.
Pada umumnya Metode latihan Menggiring shooting baik digunakan
untuk meningkatkan suatu teknik gerakan di karenakan keefektifitasan latihan
yang baik, dengan menggunakan dribbling bola terlebih dahulu sebelum
shooting maka seorang pemain akan lebih mudah mengira-ira, mengingat dan
meningkatkan otomatisasi gerak dari gerakan yang sebelumnya dilakukan.
Sedangkan metode Latihan Passing shooting, dalam pelaksanaannya
29

membutuhkan umpan yang bagus untuk melakukan shooting. Hal itu yang
menyebabkan gerakan shooting bola kurang efektif, sehingga tidak dapat
memperoleh umpan balik secara optimal dan menyebabkan sulit melakukan
gerakan kemampuan Shooting Dalam Permainan Sepak Bola pada saat
latihan. Bagi SSB DWIPA Tawangmangu Tahun 2023, penggunaan metode
latihan Menggiring shooting akan lebih efisien dilakukan karena dalam
latihan ini latihan dilakukan secara efektif. Selain itu sistem kerja otak bagi
siswa dengan metode latihan Menggiring shooting bekerja dengan optimal
karena didalam metode latihan Menggiring shooting menggunakan sistem
short memory yang sesuai dengan keinginan kita. Sehingga umpan balik yang
didapat saat melakukan latihan akan terkonsep secara mendalam. Adaptasi
short memory ini akan menghasilkan konsep perbaikan dan otomatisasi
gerakan Kemampuan Shooting Dalam Permainan Sepak Bola yang baik
kedalam memori yang lebih kuat secara singkat. Oleh sebab itu pola gerakan
Kemampuan Shooting Dalam Permainan Sepak Bola akan lebih cepat tercapai
dan sedangkan metode Latihan Passing shooting bagi SSB DWIPA
Tawangmangu Tahun 2023 akan kurang efisien karena seringnya kehilangan
bola umpan sehingga mengakibatkan lambatnya pengulangan shooting bola
saat melakukan latihan sehingga siswa dalam penguasaan teknik menjadi
berkurang. Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat diduga terdapat
pengaruh yang lebih baik antara metode latihan Menggiring shooting dan
metode Latihan Passing shooting terhadap Kemampuan Shooting Dalam
Permainan Sepak Bola.

D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka berpikir diatas dapat
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Ada Perbedaan pengaruh Menggunakan Latihan Menggiring shooting dan
Latihan Passing shooting Terhadap Kemampuan Shooting Dalam Permainan
Sepak Bola Pada SSB DWIPA Tawangmangu Usia 14-16 Tahun Tahun 2023.
30

2. Menggunakan Latihan Menggiring shooting memiliki pengaruh lebih efektif


daripada Latihan Passing shooting Terhadap Kemampuan Shooting Dalam
Permainan Sepak Bola Pada SSB DWIPA Tawangmangu Usia 14-16 Tahun
Tahun 2023.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Tempat pengambilan data dan pelaksanaan perlakuan penelitian di
SSB DWIPA Tawangmangu sekaligus sebagai tempat latihan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan dua minggu dengan tiga
kali pertemuan dalam satu minggu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
November sampai dengan Januari 2023.

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah pemain sepakbola klub SSB PFA
Surakarta Usia 14-16 Tahun yang berjumlah 25 siswa.
2. Sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 siswa, yang
diperoleh dengan teknik purposive sampling. Menurut Deni dermawan (2013:
152) teknik purposive sampling yaitu responden yang terpilih menjadi
anggota sampel atas dasar pertimbangan peneliti sendiri. untuk menjadi
sampel harus memenuhi ketentuan-ketentuan untuk memenuhi tujuan
penelitian. Ketentuan-ketentuan tersebut adalah :
a. Jenis kelamin laki-laki.
b. Berminat untuk mengikuti penelitian dengan iklas.
c. Sehat jasmani dan rohani.
d. Bersedia menjadi sampel dan melakukan treatment penelitian.
e. Memiliki hasil keterampilan menendang bola baik atau kurang,
berdasarkan hasil observasi dan informasi.
Dari 20 siswa yang dijadikan sampel penelitian, selanjutnya dibagi
menjadi dua kelompok dengan cara ordinal pairing. Kelompok 1 sebanyak

31
32

10 siswa mendapat perlakuan Latihan Menggiring shooting. Kelompok 2


sebanyak 10 siswa mendapat perlakuan Latihan Passing shooting .

C. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data menggunakan petunjuk tes keterampilan hasil
menendang bola dari Sukatamsi (1984 : 277-278). Petunjuk pelaksanaan
instrumen data keseluruhan secara lengkap dapat dilihat pada lampiran.

D. Metode dan Rancangan Penelitian


1. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen, dalam Sugiyono (2015: 107) menjelaskan “penelitian
eksperimen dapat di artikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendali”. Sedangkan Lutan dkk (2014: 146) menjelaskan“ penelitian
eksperimen hanya jenis penelitian yang langsung berusaha untuk
mempengaruhi variable utama dan jenis penelitiannya yang benar-benar dapat
menguji hipotesis tentang hubungan sebab akibat”. Metode Eksperimen selalu
dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan.
2. Rancangan Penelitian
Rancangan dalam penelitian “Pretest-Posttest Design”. Gambar
rancangan penelitian sebagai berikut:
KE 1 Treatment A Posttest

R Pretest MSOP

KE 2 Treatment B Posttest
Keterangan:
R = Random
Pretest = Tes hasil keterampilan menendang bola
MSOP = Matched Subject Ordinal Pairing
33

KE 1 = Kelompok 1 (K1)
KE 2 = Kelompok 2 (K2)
Treatment A = Latihan Menggiring shooting
Treatment B = Latihan Passing shooting
Posttest = Tes akhir hasil Kemampuan Shooting

Pembagian kelompok eksperimen didasarkan pada hasil Kemampuan


Shooting Dalam Permainan Sepak Bola pada tes awal. Setelah hasil tes awal
dirangking, kemudian subjek yang memiliki kemampuan setara dipasang-
pasangkan ke dalam kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2). Dengan
demikian kedua kelompok tersebut sebelum diberi perlakuan merupakan
kelompok yang sama. Apabila pada akhirnya terdapat perbedaan, maka hal
ini disebabkan oleh pengaruh perlakuan yang diberikan. Pembagian
kelompok dalam penelitian ini dengan cara ordinal pairing. Adapun teknik
pembagian kelompok secara ordinal pairing menurut Sutrisno Hadi (2000:
485) sebagai berikut:
1 2

4 3

5 6

8 7

9 dan seterusnya

E. Teknik Analisis Data


1. Mencari Reliabilitas
Tingkat keajegan hasil tes yang dilakukan dalam penelitian ini,
dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan korelasi interklas dari
Mulyono Biyakto Atmojo (2014: 48) dengan rumus sebagai berikut:
MSA – MSW
R=
MSA
34

Keterangan:
R = Koefisien reliabilitas
MSA = Jumlah rata-rata dalam kelompok
MSW = Jumlah rata-rata antar kelompok

2. Uji Prasyarat Analisis


Uji prasyarat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji
normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkah kedua uji prasyarat
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data penelitian ini menggunakan metode Liliefors
(Bambang abdul jafar dan jajat sudrajat, 2012: 102). Adapun prosedur
pengujian normalitas tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pengamatan x1, x2, ……., xn dijadikan bilangan baku z1, z2, ……., zn
dengan menggunakan rumus:

zi =
Keterangan :

= Rata-rata

= Nilai variabel
s = Simpangan baku
2) Untuk setiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi
normal baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = p (z ≤ zi).
3) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, ……., zn yang lebih kecil atau
sama dengan zi. Jika proporsi dinyatakan oleh S(zi), maka

S(zi) =
4) Hitung selisih F(zi) - S(zi), kemudian ditentukan harga mutlaknya.
5) Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Harga terbesar ini merupakan Lhitung.
35

b. Uji Homogenitas
Dalam uji homogenitas dilakukan dengan cara membagi varians
yang lebih besar dengan varians yang lebih kecil. Menurut Sutrisno Hadi
(2000: 386) rumusnya adalah:

Keterangan :
Fdbvb : dbvk = Derajat kebebasan KE1 dan KE2
SD2bs = Standar deviasi KE1
SD2kt = Standar deviasi KE2

3. Uji Perbedaan
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan uji perbedaan dari
Sutrisno Hadi (2000: 157) sebagai berikut:

t=
Keterangan:
t = Nilai uji perbedaan
Md = Mean perbedaan dari pasangan
Σd2 = Jumlah deviasi kuadrat tiap sampel dari mean perbedaan
N = Jumlah peserta tes

Untuk mencari mean deviasi digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:
D = Perbedaan masing-masing subjek
N = Jumlah peserta tes
36

Untuk menghitung prosentase hasil keterampilan menendang bola


antara latihan Menggiring shooting dan Latihan Passing shooting
menggunakan rumus sebagai berikut:

Mean different = mean posttest - mean pretest.


37

Anda mungkin juga menyukai