Anda di halaman 1dari 8

PPT 1

Negara dan Konstitusi


Negara adalah organisasi yang terdiri dari sekelompok manusia yang tinggal dalam
wilayah tertentu dan memiliki pemerintahan yang bertanggung jawab atas tata tertib dan
keselamatan mereka. Unsur-unsur negara meliputi masyarakat/rakyat (warga negara),
wilayah (teritorial), pemerintahan yang berdaulat, dan pengakuan dari negara lain. Tujuan
negara Indonesia tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi seluruh bangsa
Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial. Fungsi negara melibatkan keamanan dan ketertiban, kesejahteraan dan kemakmuran,
pertahanan, serta keadilan. Negara harus menjaga keamanan dan ketertiban, berupaya
meningkatkan kesejahteraan rakyat, melindungi dari ancaman negara lain, dan memastikan
keadilan untuk semua warga negara., Sifat negara mencakup sifat memaksa, monopoli, dan
mencakup semua. Negara memiliki kekuatan fisik yang sah, berfungsi sebagai penguasa
tunggal, dan hukum berlaku untuk semua individu. Bentuk negara dapat berupa negara
kesatuan (unitaris), di mana negara berdiri tunggal, atau negara serikat, di mana beberapa
negara bagian bergabung menjadi satu negara.
Indonesia adalah negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, di mana daerah-daerah
diberikan otonomi. Bentuk pemerintahan Republik. Konstitusi adalah undang-undang dasar
negara yang mengatur dan membatasi kekuasaan negara serta hak-hak dasar rakyat.
Konstitusi dapat bersifat tertulis (dokumen hukum) atau tidak tertulis (konvensi).
Konstitusionalisme mengacu pada gagasan bahwa kekuasaan negara harus dibatasi dan hak-
hak dasar rakyat dijamin melalui konstitusi. Konstitusi merupakan dasar negara dan mengatur
lembaga-lembaga pemerintahan, hubungan antar lembaga, serta hubungan antara pemerintah
dan rakyat. Konstitusi juga harus menjamin hak asasi manusia. Indonesia memiliki konstitusi
dalam bentuk Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945), yang menggambarkan dasar Negara
Pancasila. UUD 1945 melalui proses sejarah panjang dan telah mengalami beberapa
perubahan selama sejarah Indonesia.
PPT 2.
Hubungan negara dan warga negara
Negara adalah entitas yang memiliki wilayah dan kekuasaan tertinggi yang diakui
oleh masyarakat di dalamnya. Hal ini bisa diartikan sebagai sebuah organisasi yang mengatur
dan mengelola suatu wilayah dengan tujuan mencapai tujuan nasional tertentu. Sebagai
kontrast, negara juga dapat dianggap sebagai sebuah kelompok sosial yang mendiami suatu
wilayah tertentu, berada di bawah pemerintahan yang efektif, dan memiliki kesatuan politik
serta kedaulatan yang berusaha mencapai tujuan bersama.
Dalam konteks negara, hak dan kewajiban warga negara adalah komponen kunci yang
tidak dapat dipisahkan. Hak-hak tersebut mencakup hak untuk memiliki pekerjaan dan
penghidupan yang layak, hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan, hak untuk
mengembangkan diri melalui pendidikan dan pemenuhan kebutuhan dasar, serta hak atas
perlindungan hukum yang adil. Di sisi lain, warga negara juga memiliki kewajiban seperti
taat pada hukum, berpartisipasi dalam upaya pertahanan negara, menghormati hak asasi
manusia orang lain, dan mendukung usaha pertahanan dan keamanan negara.
Negara juga memiliki hak dan kewajiban yang sebanding. Ini termasuk hak untuk
ditaati oleh warganya, hak untuk dibela, dan hak untuk mengelola sumber daya alam dan
kekayaan negara demi kepentingan rakyat. Kewajiban negara melibatkan menjamin sistem
hukum yang adil, hak asasi manusia, pengembangan sistem pendidikan nasional, peningkatan
kesejahteraan rakyat, dan memastikan kebebasan beribadah kepada warga negaranya.
Pelaksanaan hak dan kewajiban negara dan warga negara di negara Pancasila
memiliki tiga aspek penting. Pertama, pemahaman yang tepat tentang Pancasila, termasuk
pengertian, sejarah, konsep, prinsip, dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Kedua,
adanya pedoman pelaksanaan yang membimbing cara hak dan kewajiban ini dijalankan.
Ketiga, perlunya lembaga yang mengawasi dan mengontrol pelaksanaan Pancasila.
Hubungan antara negara dan warga negara adalah saling memengaruhi dan
berdampak pada kehidupan bersama. Negara memiliki tanggung jawab terhadap
kesejahteraan warganya, dan sebaliknya, warga negara memiliki kewajiban untuk mendukung
negara dan taat pada hukum yang ada.
Contoh hubungan antara negara dan warga negara di berbagai negara, seperti
Indonesia, Amerika Serikat, dan China, mencerminkan dinamika yang berbeda. Ini juga
mencerminkan beragam teori hubungan negara dan warga negara, seperti teori Marxis,
pluralis, organis, dan elite kekuasaan. Faktor-faktor seperti sejarah, budaya, ideologi,
ekonomi, sosial, hukum, dan politik juga berperan dalam membentuk hubungan ini.
Tantangan dalam hubungan negara dan warga negara meliputi dampak globalisasi,
dorongan untuk demokratisasi, dan keharusan mengatasi isu pluralisme. Semua faktor ini
harus dipertimbangkan dengan baik untuk menjaga keseimbangan dalam hubungan antara
negara dan warga negara.
PPT 3
Demokrasi di Indonesia
Demokrasi adalah sebuah sistem pemerintahan yang berakar dari Yunani kuno, yang
dipraktikkan dalam kehidupan bernegara dari abad ke-4 SM hingga ke-6 SM. Istilah ini
berasal dari kata Yunani "demos" yang berarti rakyat dan "kratos" yang berarti kekuasaan
atau pemerintahan. Dengan demikian, pengertian demokrasi adalah sebuah sistem
pemerintahan di mana seluruh rakyat turut serta dalam pengambilan keputusan melalui
perantaraan wakil-wakil yang mereka pilih. Demokrasi juga mementingkan persamaan hak
dan kewajiban, serta perlakuan yang sama bagi semua warga negara.
Demokrasi memiliki beberapa variasi berdasarkan cara kehendak rakyat disalurkan.
Ada demokrasi langsung, di mana rakyat secara langsung terlibat dalam pengambilan
keputusan, dan demokrasi tidak langsung, di mana rakyat memilih wakil-wakil untuk
mewakili mereka dalam pengambilan keputusan. Demokrasi juga dapat diklasifikasikan
berdasarkan fokus perhatiannya, termasuk demokrasi formal yang lebih berfokus pada
struktur formal pemerintahan, demokrasi material yang menekankan aspek materi dalam
kehidupan masyarakat, dan demokrasi gabungan yang mencoba menggabungkan elemen-
elemen kedua jenis demokrasi tersebut. Selanjutnya, demokrasi juga dapat diklasifikasikan
berdasarkan ideologinya, seperti demokrasi konstitusional/liberal dan demokrasi
rakyat/proletar. Demokrasi konstitusional menekankan perlindungan hak-hak individu dan
aturan hukum, sedangkan demokrasi rakyat lebih menitikberatkan pada peran kelas pekerja
atau rakyat dalam pengambilan keputusan.
Sejarah demokrasi di Indonesia mencakup beberapa periode, seperti masa revolusi,
masa demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin, demokrasi Orde Baru, dan era reformasi.
Era reformasi dimulai pada tahun 1998 setelah kejatuhan Soeharto dan membawa perubahan
dalam praktik demokrasi di Indonesia, termasuk pemilu yang lebih demokratis dan
perlindungan hak dasar.
Pendidikan demokrasi adalah upaya sistematis yang dilakukan oleh negara dan
masyarakat untuk membantu individu memahami, menghayati, mengamalkan, dan
mengembangkan konsep, prinsip, dan nilai-nilai demokrasi sesuai dengan peran mereka
dalam masyarakat. Tujuan dari pendidikan demokrasi adalah menanamkan nilai-nilai
demokrasi agar individu dapat berpartisipasi secara efektif dalam kehidupan masyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta mendukung kehidupan yang demokratis dan nilai-nilai
demokrasi.
PPT 4
Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia
Negara hukum merupakan sebuah sistem pemerintahan yang berdasarkan pada aturan
hukum yang bertujuan untuk menjamin keadilan bagi seluruh warga negara yang tinggal di
dalamnya. Konsep negara hukum dapat dibedakan menjadi negara hukum formil dan negara
hukum materil. Ciri-ciri negara hukum antara lain adalah kekuasaan yang dijalankan sesuai
dengan hukum positif, pengawasan kekuasaan kehakiman yang efektif, pembagian kekuasaan
yang jelas, serta dasar hukum yang menjamin Hak Asasi Manusia.
Landasan yuridis negara hukum Indonesia tercantum dalam Pasal 1 ayat (3) UUD
NRI Tahun 1945 yang menyatakan "Indonesia adalah negara hukum." Negara hukum
Indonesia diwujudkan melalui berbagai aspek, termasuk norma hukum yang bersumber dari
Pancasila, sistem konstitusi, prinsip persamaan kedudukan dalam hukum, keberadaan organ
pembentuk undang-undang, serta kekuasaan kehakiman yang independen. Hubungan antara
negara hukum dan demokrasi menunjukkan bahwa demokrasi memerlukan hukum sebagai
landasan untuk menentukan aturan main yang harus diikuti oleh semua pihak. Hukum tanpa
demokrasi bisa menjadi otoriter dan tidak mengutamakan kepentingan rakyat.
Hak Asasi Manusia (HAM) merujuk pada hak-hak dasar yang melekat pada setiap
individu sejak lahir. HAM bersifat hakiki dan universal, dan terbagi menjadi beberapa jenis,
termasuk hak pribadi, hak hukum, hak politik, hak ekonomi, hak peradilan, serta hak sosial
dan budaya. Sejarah perkembangan HAM di Indonesia dapat dibagi menjadi dua periode,
yaitu sebelum kemerdekaan dan setelah kemerdekaan. Perkembangan pemikiran HAM terjadi
melalui periode-periode tertentu yang mencerminkan dinamika sosial dan politik masyarakat
Indonesia. Pelanggaran HAM dapat terjadi dalam berbagai bentuk, baik pelanggaran HAM
berat seperti genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan, maupun pelanggaran HAM biasa
seperti penganiayaan, pencemaran nama baik, bullying, pemalakan, dan lain sebagainya.
Untuk melindungi HAM, Indonesia memiliki lembaga perlindungan HAM seperti Komnas
HAM, Komnas Perempuan, dan peradilan HAM.
PPT 5
Otonomi Daerah
Otonomi daerah memiliki tiga tujuan utama yang membimbing pelaksanaannya.
Pertama, salah satu tujuannya adalah untuk mencapai kesetaraan politik. Dalam konteks ini,
kesetaraan politik berarti memberikan warga negara hak dan kesempatan yang sama untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik. Dengan memberikan kewenangan pada
daerah, otonomi daerah dapat membantu menciptakan lingkungan di mana warga negara
merasa bahwa hak-hak politik mereka diakui dan dihormati.
Tujuan kedua adalah menggalakkan kesadaran daerah, yang berarti mendorong daerah
untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya untuk kepentingan masyarakat dan negara.
Setiap daerah memiliki karakteristik dan kebutuhan yang berbeda, dan otonomi daerah
memungkinkan mereka untuk merancang kebijakan dan program yang sesuai dengan situasi
dan kondisi khusus mereka. Dengan demikian, tujuan ini mempromosikan pengembangan
lokal yang berkelanjutan.
Tujuan ketiga dari otonomi daerah adalah untuk melatih daerah agar bertanggung
jawab. Ini mengacu pada tanggung jawab pemerintah daerah dalam mengelola sumber daya
alam dan keuangan secara efisien dan transparan. Mereka bertanggung jawab atas
pemanfaatan sumber daya alam untuk kesejahteraan masyarakat di daerah mereka. Melalui
otonomi daerah, masyarakat lokal memainkan peran penting dalam pembangunan dan
perencanaan demokrasi yang sesuai dengan nilai-nilai yang diharapkan.
Selain tujuan, otonomi daerah didasari oleh beberapa prinsip, seperti prinsip kesatuan
yang mendukung keinginan rakyat untuk memperkuat negara kesatuan dan meningkatkan
kesejahteraan lokal. Prinsip penyebaran memungkinkan masyarakat menggunakan prinsip
desentralisasi dan dekonsentrasi untuk melakukan inovasi dalam pembangunan daerah.
Prinsip keserasian menempatkan keserasian, tujuan, dan demokrasi sebagai faktor utama
dalam daerah otonom. Prinsip pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah, terutama dalam hal pelayanan publik dan
pembangunan masyarakat. Prinsip riil dan tanggung jawab menekankan bahwa pemerintah
daerah bertanggung jawab atas proses pemerintahan dan pembangunan lokal yang bersifat
nyata dan bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Otonomi daerah di Indonesia didasari oleh kerangka hukum, seperti UUD 1945 Pasal
18 dan UU No. 32 Tahun 2004 Pasal 2 Ayat 1. UUD 1945 menentukan bahwa negara
Kesatuan Republik Indonesia dibagi menjadi provinsi, kabupaten, dan kota, yang masing-
masing memiliki pemerintahan daerah yang diatur dalam Undang-Undang. UU No. 32 Tahun
2004 lebih lanjut mengatur prinsip-prinsip dan tata cara pelaksanaan otonomi daerah. Namun,
ada batasan-batasan dalam otonomi daerah. UU No. 22 tahun 1999 mengatur bahwa
kewenangan pemerintah daerah mencakup hampir seluruh bidang pemerintahan, kecuali
politik luar negeri, pertahanan, keamanan, peradilan, moneter, dan fiskal, serta agama, serta
kewenangan bidang lain. Kendati demikian, dalam praktiknya, implementasi otonomi daerah
belum selalu berjalan dengan optimal.
Dampak dari otonomi daerah adalah campuran antara dampak positif dan negatif.
Dampak positif mencakup perkembangan sosial budaya, peningkatan kesejahteraan
masyarakat di daerah tersebut, dan upaya untuk pemerataan pembangunan. Namun, ada
dampak negatif, seperti konflik sosial, ketimpangan sosial, dan daerah miskin sumber daya
yang tidak mendapatkan manfaat dari otonomi daerah. Oleh karena itu, implementasi
otonomi daerah memerlukan manajemen yang cermat dan pemantauan yang berkelanjutan.
PPT 6
Kesadaran Pajak dan Pendidikan Korupsi
Pemungutan pajak di Indonesia menghadapi berbagai hambatan yang dapat
mempengaruhi efisiensi dan efektivitasnya. Salah satu hambatan utama adalah kurangnya
sosialisasi dari pemerintah kepada masyarakat. Pajak sering kali dianggap sebagai kewajiban
yang kurang dipahami secara luas oleh warga negara. Akibatnya, kesadaran masyarakat
sebagai wajib pajak cenderung rendah. Pemahaman yang kurang menyeluruh tentang sistem
perpajakan dapat mengarah pada ketidakpatuhan dalam membayar pajak.
Selain itu, aspek ekonomi juga memainkan peran penting dalam hambatan
pemungutan pajak. Sebagian besar wajib pajak memiliki tingkat ekonomi yang rendah, yang
membuat mereka kesulitan untuk memenuhi kewajiban pajak mereka. Masyarakat dengan
tingkat penghasilan rendah ini mungkin tidak memiliki kemampuan untuk membayar pajak
dengan jumlah yang signifikan.
Selain hambatan internal, hambatan eksternal juga memengaruhi sistem perpajakan
Indonesia. Database yang digunakan dalam pemungutan pajak masih jauh dari standar
internasional, yang dapat mengakibatkan masalah dalam mengumpulkan data dan memantau
wajib pajak. Ketidakcukupan dan kurangnya akurasi data dapat menghambat upaya
pemungutan pajak yang efektif.
Kurangnya kesadaran masyarakat sebagai wajib pajak adalah masalah lain yang perlu
diatasi. Terdapat sebagian masyarakat yang tidak menyadari pentingnya kontribusi mereka
dalam pembangunan negara melalui pembayaran pajak. Meningkatkan kesadaran dan
pemahaman mereka adalah salah satu aspek kunci dalam mengatasi hambatan ini.
Resistensi terhadap pajak juga dapat menjadi hambatan serius. Beberapa warga negara
mungkin tidak ingin membayar pajak dan mencari cara untuk menghindari kewajiban
perpajakan mereka. Ini menciptakan tekanan tambahan pada sistem perpajakan.
Untuk mengatasi hambatan-hambatan ini, pemerintah Indonesia telah menerapkan
berbagai kebijakan perpajakan. Salah satu di antaranya adalah "sunset policy," yang
merupakan kebijakan yang akan berakhir pada waktu tertentu dan memberikan penghapusan
sanksi administrasi berupa bunga atas keterlambatan pelunasan pajak. Selain itu, "tax
amnesty" adalah kebijakan di mana wajib pajak hanya perlu mengungkapkan harta mereka
dan membayar tebusan pajak sebagai pengampunan atas harta yang selama ini tidak
dilaporkan. Kebijakan-kebijakan ini diharapkan dapat mengatasi hambatan-hambatan dalam
pemungutan pajak dan meningkatkan penerimaan pajak.
Pendidikan anti-korupsi juga memiliki peran yang penting dalam upaya
pemberantasan korupsi di Indonesia. Korupsi adalah tindakan penyalahgunaan kekuasaan
untuk keuntungan pribadi, dan pendidikan anti-korupsi bertujuan untuk membentuk karakter
yang mencegah, melawan, menentang, dan memberantas korupsi. Melalui pendidikan anti-
korupsi, diharapkan masyarakat Indonesia dapat memahami dengan lebih baik bahaya
korupsi dan pentingnya integritas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan anti-korupsi memiliki empat pilar utama, yaitu memahami, mencegah diri
sendiri dari melakukan korupsi, mencegah orang lain dari melakukan korupsi, dan berperan
dalam pengawasan dan pelaporan terkait tindakan korupsi. Pendidikan anti-korupsi
memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan integritas individu serta
menciptakan masyarakat yang lebih sadar akan bahaya korupsi.

Terakhir, pemberantasan korupsi adalah tanggung jawab bersama, yang melibatkan


pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat. Pendidikan anti-korupsi adalah upaya
bersama untuk menciptakan masyarakat yang memiliki integritas dan berperan aktif dalam
mencegah dan melawan korupsi. Dengan begitu, korupsi dapat diminimalkan dan pemerintah
dapat bekerja lebih efisien untuk mewujudkan pembangunan yang adil dan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai