Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nisita Listyani Harimurti

NIM : 21040123120025

Kelas : A

Agar Kalimat berikut tidak sesat, hematkanlah kalimat berikut ini!

a. Perbaikan :Berbagai pemikiran Plato merupakan sumber terbenar, terbaik, dan


terpercaya dalam dunia filsafat.
b. Perbaikan : Sesuai dengan saran seorang ahli kesehatan, Romeo Andromeda,
pembangunan pasar swalayan itu berkembang dengan pesat.
c. Perbaikan : Kedua mahasiswa itu saling memukul.
d. Perbaikan : Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Gatot A.S., atas
bimbingannya dalam menyelesaikan skripsi ini.
e. Perbaikan : Indonesia bukanlah kompetitor Cina, melainkan sebagai mitra dagang.
f. Perbaikan : Penyuluh menjelaskan cara terbaru beternak ayam kepada para petani.
g. Perbaikan : Pada Kamis, 25 Juni 2011, Direktur PT Pelangi Kanaratih Jaya yang
berbendera merah, kuning, dan hijau meresmikan berdirinya perusahaan yang
memproduksi lampu neon.
RESUME
Kesalahan Berbahasa Tataran Ejaan, Morfologi, dan Sintaksis Skripsi Mahasiswa Program
Studi PGMI Binamadani
Kesalahan berbahasa dapat terjadi dalam berbagai macam teks. Baik dalam karya
tulis ilmiah atau karya tulis non-ilmiah. Karya tulis ilmiah yang sering ditemukan adalah
skripsi. Dimana dalam penulisan skripsi seringkali ditemukan penulisan yang tidak sesuai
kaidah bahasa Indonesia. Penggunaan bahasa tulisan yang baik dan benar adalah sesuai
dengan Kaidah tata Bahasa Ejaan Bahasa Indonesia tataran yang berkaitan dengan tata
Bahasa ejaan, morfologi, dan sintaksis. Ada tiga penyebab sesorang mengalami kesalahan
berbahasa yaitu, terpengaruh oleh bahasa ibu, kurang paham bahasa yang semestinya,
pengajaran bahasa yang kurang tepat. Terlebih di era globalisasi banyak mahasiswa yang
lebih memahami bahasa gaul dibandingkan bahasa baku sehingga kemampuan menulis
karya ilmiah semakin rendah. Kurangnya pengetahuan mengenai tata Bahasa Indonesia
sering ditemukan kesalahan ejaan penulisan partikel di- dan -pun, kata hubung,
penggunaan huruf kapital dan lain sebagainya. Sehingga memerlukan pemilihan kosakata
yang teliti agar kalimat yang disusun dapat dipahami. Selain kesalahan ejaan, seringkali
terlihat kesalahan penggunaan morfologi dan sintaksis. Kata merupakan satuan gramatikal
terkecil dan bersifat bebas. Kesalahan sintaksis berhubungan dengan makna yang harus
disesuaikan. Dimana kesalahan ini sering ditemukan pada tataran frasa, kalusa, kalimat dan
wacana.
Kesalahan bahasa merupakan suatu yang tidak bisa lepas dengan proses belajar
bahasa. Sehingga diperlukan pemahaman mengenai konsep-konsep belajar bahasa.
Kesalahan berbahasa tidak hanya berkaitan dengan kaidah namun juga berkaitan dengan
factor seperti, saling memandang antar komunikan, tujuan komunikasi, meninjau situasi
dan kondisi, media yang digunakan, peristiwa atau kejadian. Kesalahan berbahasa dapat
terjadi karena seseorang belum dapat menguasai sistem bahasa yang digunakan dengan
tepat, karena kesalahan bahasa bersifat sistematis. Analisis kesalahan berbahasa
merupakan kegiatan mengidentifikasi kesalahan dalam penggunaan bahasa yang
menyimpang dari norma kaidah tata bahasa Indonesiabaik dalam lisan maupun tulisan
dalam arti dapat ditinjau pada tataran ejaan, morfologi, dan sintaksis.
Ejaan merupakan kaidah yang menggambarkan bunyi bahasa dan sistem
penggunaan tanda baca. perubahan ejaan terjadi karena perkembangan teknologi dan ilmu
pengetahuan yang semakin maju. ejaan bahasa Indonesia telah mengalami tujuh kali
perubahan. Agar bahasa Indonesia dapat dikomunikasikan dengan baik maka diperlukan
acuan baik secara tulisan maupun lisan dalam berkomunikasi. Maka Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan menetapkan peraturan dalam penyempurnaan bahasa Indonesia dengan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Karena masih banyak kesalahan ejaan dalam
penulisan berita seperti penggunaan tanda titik, tanda koma, tandanhubung, garis bawah
dan sebagainya.
Pada dasarnya morfem terdapat dua jenis yaitu morfem bebas dan morfem terikat.
Morfem bebas satuan bahasa terkecil yang dapat disandingkan dengan morfem terikat dan
dapat berdiri sendiri tanpa morfem terikat, sementara morfem terikat tidak dapat berdiri
sendiri dan harus disandingkan dengan morfem bebas, dapat dikatakan morfem terikat
adalah afiks dan partikel. contoh morfem bebas adalah /jual/ sementara contoh morfem
terikat adalah /mem/ /per/ /kan/ /di/ sehingga ketika disandingkan menjadi sebuah kata
/memperjualkan/.
Sintakis merupakan hubungan antara kata dengan kata, kata dengan frasa, dan frasa
dengan frasa. kesalahan berbahasa tataran sintaksis terjadi pada bahasa lisan yang tertulis
sehingga pada bahasa tulisan terlihat seperti bahasa lisan.
Terdapat empat tataran kesalahan berbahasa yaitu pada tataran ejaan, morfologi,
sintaksis, dan semantic. Pada tataran semantic hanya khusus pada karya tulis non-ilmiah
karena membahasa majas, sedangkan karya ilmiah menggunakan bahasa baku bersifat
sistematis. Kesalahan berbahasa sering ditemukan pada skripsi karena adanya tipografi,
kurang up-to-date Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia, dan belum paham kaidah.
Dari contoh skirpsi diatas banyak kesalahan ejaan partikel di- dan bahasa baku atau bahasa
serapan. Pada tataran morfologi ditemukan beberapa kesalahan yaitu penggunaan afiks
yang tidak sesuai baik dari segi pemajemukan dan afiks yang tidak luluh namun diluluhkan.
Sementara tataran sintaksis terdapat pada kalimat tidak efektif. Kalimat tidak efektif terjadi
karena kekeliruan dalam pembentukan kata sehingga terdapat pengulangan kata dan
penggandaan kata yang bermakna sama, dapat dikatakan adalah pemborosan kata.

Anda mungkin juga menyukai