Penyehatan lingkungan adalah upaya untuk meningkatkan kualitas
lingkungan dan pencegahan terhadap penurunan kualitas lingkungan melalui upaya promotif, prefentif, penyelidikan, pemantauan terhadap tempat-tempat umum, makanan, minuman dan STBM. II. Latar Belakang Kondisi atau keadaan lingkungan merupakan faktor penentu utama derajat kesehatan masyarakat dalam suatu proses pengamatan, pencatatan, penyuluhan, pendokumentasian menurut prosedur standar tertentu terhadap satu atau beberapa parameter sebagai tolak ukur yang dilakukan secara terencana, terjadwal dan terkendali dalam suatu siklus tertentu yang menekankan kegiatan pada sumber, lingkungan, pemaparan dan dampak pada manusia III. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus 1. Tujuan Umum Mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat 2. Tujuan Khusus a. Mewujudkan tempat-tempat umum yang sehat b. Mewujudkan tempat pengolahan pangan yang sehat c. Mewujudkan masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri IV. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan 1. Kegiatan pokok a. Pemantauan kualitas makanan dan minuman b. Penyehatan tempat-tempat umum c. STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) 2. Rincian kegiatan a. Pemantauan kualitas makanan dan minuman 1) Melaksanakan grading rumah makan dan restoran, grading dilaksanakan berdasarkan permintaan pemilik rumah makan/restoran atau saran dari petugas kesehatan lingkungan dan diseujui oleh pemiliknya. Pelaksanaannya dilaksakan dengan bekerjasama dengan laboratorium untuk pemeriksaan sampel makanan dan kesehatan penjamah makanan. Kemudian dilakukan penilaian terhadap rumah makan/restoran berdasarkan formulir pemeriksaandan hasil pemeriksaan laboratorium. Jenis sampel yang diperiksa berupa sampel makanan/minuman, usap alat, air bersih, rectal swab. Setelah rumah makan/restoran dianggap memenuhi syarat berdasarkan penilaian maka akan diterbitkan sertifikat grading dan laik hygiene sanitasi oleh dinas kesehatan kabupaten. 2) Pemeriksaan sampel makanan secara langsung dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dengan pemilik/penjual makanan. Kemudian dilaksanakan pemeeriksaan secara langsung di tempat denganmenggunakan tes kit yang sudah disediakan dan hasilnya dapat diketahui secara langsung. Dilaksanakan pembinaan terhadap pemilik/penjual makanan yang didapatkan hasil positif mengandung bahan berbahaya seperti boraks, formalin, rhodamin B,methanyl yellow. 3) Pengawasan TPP (Tempat Pengolahan Pangan) suatu kegiatan pengawasan, pemantauan dan pembinaan terhadap sarana tempat pengelohan pangan (TPP). Tempat Pengolahan Pangan adalah tempat yang digunakan untuk melakukan pengolahan makanan yang mempunyai risiko untuk timbulnya penyakit dengan cara melakukan pemeriksaan sanitasi sesuai dengan isi formulir pemeriksaan kemudian memaparkan hasil pemeriksaan kepada pemilik/pengelola. Apabila TPP tidak memenuhi syarat, pengelola diberikan KIE. b. Penyehatan tempat-tempat umum (TTU) Penyehatan TTU dilakasakan dengan melakukan koordinasi dengan pemilik/pengelola TTU.Kemudian dilakukan pemeriksaan terhadap TTU tersebut dengan menggunakan blanko pemeriksaan sesuai dengan TTU yang diperiksa.Setelah pemeriksaan dilakukan pembinaan terhadap pemilik/pengelola TTU agar TTU bisa memenuhi syarat kesehatan. c. STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) 1) Pemicuan dilakukan dengan koordiansi dengan kepala lingkungan/dusun. Menyiapkan administarasi, konsumsi dan peralatan. STBM dilakasanakan dengan pemicuan kepada masyarakat yang hadir. Diawali dengan melakukan bina suasana untuk menjalin kegiatanyang lebih santai kemudian dialakukan pemetaan lingkungan dan menandai tempat masyarakat melakukan BAB. Jika ada yang melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dilakukan perhitungan jumlah kotoran yang dihasilkan untuk menimbulkan rasa jijik masyarakat terhadap perilakunya. Bila hal tersebut dianggap tidak cukup, masyarakat diajak untuk mengunjungi tempat mereka melakukan BABS sehingga timbul rasa malu pada prilakunya. Masyarakat diajak untuk menganalisa penularan penyakit bagaimana dari kotoran sampai bisa termakan oleh manusia. Kemudian dilakukan demo menggunakan air minum agar masyarakat mau untuk mengolah makanan dan minuman mereka dengan benar sebelum di makan. Masyarakat diajak untuk menganalisa cara untuk memutuskan alur penularan penyakit dari kotoran ke manusia. Kemudian dibuat komitmen masyarakat bagi mereka yang mau untuk merubah perilaku BABS nya. 2) Pendampingan pemicuan dilaksanakan setelah pelaksanan pemicuan untuk pemantaun terhadap komitmen yang sudah dibuat oleh masyarakat. Dilakukan kunjungan ke rumah masyarakat yang sudah berkomitmen. Dilakukan pembinaan dan pendekatan kembali kepada masyarakat tersebut agar tetap mau merubah prilakunya. Pendampingan dilakukan selama tiga kali setelahnya. 3) Verifikasi desa SBS/ODF(Open Defecation Free) dilaksanakan setelah petugas kesehatan lingkungan bersama kadus dan kader turun memverifikasi semua kk yang ada di desa tersebut apakah semua memanfaatkan jamban sehat, setelah verifikasi tingkat dusun dan desa kemudian desa bersurat ke Dinas Kesehatan memohon verifikasi desa SBS tingkat kabupaten. Untuk verifikasi tingkat kabupaten akan mengunjungi sebanyak 30% kk dari desa tersebut, jika sudah lolos verifikasi maka dilanjutkan membuat berita acara tentang keadaan sanitasi desa yaitu jumlah pemakai jamban sanitasi layak berapa, sanitasi layak bersama, aman kemudian melakukan update di web STBM dan dilanjutkan dengan dekalrasi ODF yaitu menyerahkan piagam ke desa bahwa desa sudah 100% memanfaatkan jamban sehat. V. Cara Melaksanakan Kegiatan 1. Pemantauan kualitas makanan dan minuman a) Grading dilaksanakan dengan bekerja sama dengan dinas perizinan dan melakukan advokasi terhadap pemilik rumah makan dan restoran. Garading dilakukan bersama dengan petugas dari laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten untuk pemeriksaan sampel. Petugas kesehatan melakukan penilaian dan memberikan grade sesuai denganhasil penilaian terhadap rumah makan/restoran tersebut. b) Pengambilan sampel makanan dilakukan dengan mengunakan tes kit yang sudah disediakan, pemeriksaan dilakukan langsung di tempat pengambilan sampel dan dilakukan oleh petugas kesehatan lingkungan. 2. Penyehatan tempat-tempat umum dilaksanakan dengan menggunakan blanko pemeriksaan sesuai dengan jenis TTU yang diperiksa. Pembinaan dilakukan dengan melakukan pendekatan dan pembinaan secara langsung kepada pemilik/pengelola TTU. 3. STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dilaksanakan dengan kegiatan pemicuan stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan) dengan cara pemberdayaan masyarakat. VI. Sasaran : 1. Pemantauan kualitas makanan dan minuman dengan sasaran tempat pengolahan dan penjualan makanan 2. Penyehatan tempat-tempat umum dengan sasaran tempat-tempat umum 3. STBM (Sanitasi Total Berbasis Masyarakat) dengan sasaran masyarakat yang belum memiliki akses terhadap jamban sehat VII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan inspeksi TPP dan TFU rutin dilaksanakan setiap bulan sebanyak 3 kali sedangkan kegiatan STBM dilakukan setahun sekali. VIII. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan Evaluasi kegiatan dilaksakan setelah pelaksanaan kegiatan untuk melihat kegiatan sudah terlaksana sesuai dengan jadwal dan target yang telah ditentukan. Pelaporan dilaksanakan kepada kepala puskesmas dan kepada dinas kesehatan setiap triwulan. IX. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan Pencatatan dilakukan dengan pendokumentasian melalui buku kegiatan, notulen, daftar hadir, undangan, blangko, formulir dan hasil kegiatan. Pelaporan dilaksanakan kepada kepala puskesmas dan dinas kesehatan setiap triwulan.