Anda di halaman 1dari 6

Tugas PDK

“Manajemen Bencana”
Untuk memenuhi salah satu tugas
Mata kuliah Pengetahuan Dasar Kebencanaan
Dosen Pengampu :
Taufika Ophiyandri, ST.,M.Sc.,Ph.D

Oleh :
Aditsyahrul Ramadhan
2310923015

Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil


Universitas Andalas
A. Definisi Manajemen Bencana
Manajemen bencana adalah suatu proses dinamis, berlanjut dan terpadu untuk
meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan dengan observasi dan analisis bencana
serta pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini, penanganan darurat, rehabilitasi, dan
rekonstruksi bencana (UU/24, 2007).
Penyelenggaraan penanggulangan bencana adalah serangkaian upaya yang meliputi
penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan pencegahan
bencana, tanggap darurat, dan rehabilitas (UU/24, 2007)
Kegiatan pencegahan bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai
upaya untuk menghilangkan dan/atau mengurangi ancaman bencana (UU/24, 2007).
Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan sebagai upaya untuk
mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui Langkah yang tepat guna dan
berdaya guna (UU/24, 2007)
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman
bencana (UU/24, 2007).
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera
pada saat kejadian bencana untuk mengurangi dampak burul yang ditimbulkan, yang meliputi
kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
pelindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana (UU/24,
2007)
Rehabilitas adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana dengan sasaran utama,
2019ntuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan
masyarakat pada wilayah pascabencana (UU/24, 2007).
Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi Masyarakat
dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan Kembali kelembagaan,
prasarana, dan sarana dengan melakukan Upaya rehabilitasi (UU/24, 2007)
Menurut University of Wisconsin, manajemen bencana adalah serangkaian kegiatan yang
didesain untuk mengendalikan situasi bencana dan darurat untuk mempersiapkan kerangka
untuk membantu orang yang rentan bencana untuk menghindari atau mengatasi dampak
bencana tersebut (BPBD Bogor, 2019).
Menurut University of British Colombia, manajemen bencana adalah proses pembentukan
atau penetapan tujuan Bersama dan nilai Bersama untuk mendorong pihak-pihak yang terlibat
untuk Menyusun rencana dan menghadapi baik bencana potensiail maupun actual (BPBD
Bogor, 2019).
Menurut Warfield, manajemen bencana mempunyai tujuan (BPBD Bogor, 2019) :
1. Mengurangi atau mencegah kerugian karena bencana
2. Menjamin terlaksananya bantuan yang segera dan memadai terhadap korban bencana
3. Mencapai pemulihan yang cepat dan efektif
Secara garis besar terdapat empat fase manajemen bencana, yaitu
1. Fase Mitigasi, yakni serangkaian Upaya yang dilakukan untuk ,mengurangi risiko
bencana baik melalui pembangunan fisik, maupun penyadaran dan kemampuan
menghadapi ancaman bencana. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui pelaksanaan
penataan ruangan; pengaturan Pembangunan, pembangunan infrastruktur, tata
bangunan; dan penyelenggaraan Pendidikan, penyuluhan, pelatihan baik secara
konvensional maupun modern.
2. Fase preparadness, yakni serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian dan langkah yang tepat guna dan berdaya guna.
Contoh : merencanakan kesiagaan; Latihan keadaan darurat, system peringatan.
3. Fase respon, yakni serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat
kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan. Ini meliputi
kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban,herta benda, pemenuhan kebutuhan dasar,
perlindungan, pengurusan pengungsian dan pemulihan sarana prasarana.
4. Fase Recovery, yakni rangkaian kegiatan untuk mengembalikan kondisi Masyarakat
dan lingkungan hidup yang terkena bencana dengan memfungsikan Kembali
kelembagaan, prasarana dan sarana dengan melakukan upata rehabilitasi. Contoh :
perumahan sementara, bantuan keuangan; perawatan Kesehatan.
Keempat fase manajemen bencana tersebut tidak harus selalu ada, atau tidak secara
terpisah, atau tidak harus berurutan seperti diatas. Fase-fase sering saling overlap dan
lama berlangsungnya setiap fase bergantung pada besarnya dampak kerusakan bencana
yang terjadi.
Mekanisme manajemen bencana (BPBD Bogor, 2019) :
1. Mekanisme internal atau informal, yaitu unsur-unsur Masyarakat di lokasi bencana
yang secara umum melaksanankan fungsi pertama dan utama dalam manajemen
bencana dan seringkali disebut mekanisme manajemen bencana alamiah, ini terdiri
dari keluarga, organisasi social informal (pengajian, pelayanan kematian, kegiatan
kegotongroyongan, arisan, dan sebaigainya) serta Masyarakat local.
2. Mekanisme eksternal atau formal, yaitu organisasi yang sengaja dibentuk untuk tujuan
manajemen bencana, contoh organisasi menajemen bencana di Indonesia diantaranya
seperti BAKORNAS PB, SATKORLAK PB, SATLAK PB DAN BNPB maupun
BPBD.

Manajemen risiko bencana adalah penerapan kebijakan dan strategi pengurangan


risiko bencana baru, mengurangi risiko bencana yang ada, dan mengelola risiko sisa,
sehingga berkontribusi pada penguatan ketahanan dan pengurangan kerugian akibat
bencana. Tindakan manajemen risiko bencana prospektif, manajemen risiko bencana
korektif, disebut juga manajemen risiko sisa. (UNDRR, 2007).
Kegiatan-kegiatan manajemen risiko bencana yang prospektif menangani dan
berupaya menhindari berkembangnya risiko-risiko bencana yang baru atau yang
meningkat. Mereka focus pada penanganan risiko bencana yang mungkin terjadi di masa
depan jika kebijakan pengurangan risiko bencana tidak diterapkan. Contohnya adalah
perencanaan Pembangunan yang lebih baik atau system pasokan air yang tahan bencana.
(UNDRR, 2007).
Kegiatan-kegiatan manajemen risiko bencana yang bersifat korektif menangani dan
berupaya menghilangkan atau mengurangi risiko-risiko bencana yang sudah ada dan yang
perlu dikelola dan dikurangi saat ini. Contohnya adalah perbaikan infrastruktur penting
atau relokasi populasi atau asset yang terpapar (UNDRR, 2007).
Kegiatan manajemen bencana yang bersifat kompensasi memperkuat ketahanan social
dan ekonomi individu dan masysarakat dalam menghadapi sisa risiko bencana yang tidak
dapat dikurangi secara efektif. Hal ini mencakup kegiatan kesiapsiagaan, tanggap darurat
dan pemulihan, serta gabungan berbagai instrument pembiayaan, seperti dana darurat,
kredit kontijensi, asuransi dan reasuransi, serta jarring pengaman sosial (UNDRR, 2007).
Mitigasi
Mengurangi atau meminimalkan dampak buruk dari peristiwa berbahaya. Dampak
buruk dari bahaya, khususnya bahaya alam, seringkali tidak dapat dicegah sepenuhnya,
namun skala tingkat keparahannya dapat dikurangi secara signifikan melalui berbagai strategi
dan Tindakan. Lankah-langkah mitigasi mencakup Teknik rekayasa dan konstruksi tahan
bahaya serta peningkatan kebijakan lingkungan dan social serta kesadaran Masyarakat
(UNDRR,2007).
Preparadnesss
Pengetahuan dan kapasitas yang dikembangkan oleh pemerintah, organisasi tanggap
dan pemulihan, komunitas dan individu umtuk secara efektif mengantisipasi, merespon, dan
memulihkan dampak bencana yang mungkin terjadi, yang akan terjadi, atau yang sedang
terjadi (UNDRR, 2007).
Tindakan kesiapsiagaan dilakukan dalam konteks manajemen risiko bencana dan
bertujuan untuk membangun kapasitas yang diperlukan untuk mengelola semua jenis keadaan
darurat secara efisien dan mencapai transisi yang teratur dari respons kepemulihan
berkelanjutan. Rencana kesiapsiagaan menetapkan pengaturan terlebih dahulu untuk
memungkinkan respon yang tepat waktu, efektif dan tepat terhadap potensi kejadian
berbahaya tertentu atau situasi bencana yang mungkin mengancam masyarakat atau
lingkungan (UNDRR, 2007).
Responses
Tindakan yang diambil langsung sebelum, selama atau segera setelah bencana untuk
menyelamatkan nyawa, mengurangi dampak Kesehatan,menjamin kesehatan Masyarakat dan
memenuhi kebutuhan dasar subsisten dari Masyarakat yang terkena dampak (UNDRR, 2007)
Respon bencana sebagian besar terfokus pada kebutuhan mendesak dan jangka
pendek dan terkadang dosebut bantuan bencana. Respon yang aktif, efisien, dan tepat waktu
bergantung pada Langkah-langkah kesiapsiagaan berdasarkan resiko bencana, termasuk
pengembangan kapasitas respon individu, komunitas, organisasi, negara, dan komunitas
internasional (UNDRR, 2007).
Recovery
Memulihkan atau meningkatkan mata pencaharian dan kesehatan, serta asset, system
dan kegiatan ekonomi, fisik, social, budaya dan lingkungan hidup, dari komunitas atau
Masyarakat yang terkena bencana, selaras dengan prinsip-prinsip Pembangunan berkelanjutan
dan “membangun Kembali dengan lebih baik”, untuk menghindari atau mengurangi risiko
bencana di masa depan (UNDRR,2007)

Manajemen bencana yang komprehensif didasarkan pada empat komponen berbeda:


mitigasi, kesiapsiagaan, respon, dan pemulihan. Meskipun serangkaina terminology sering
digunakan untuk menjelaskan hal-hal tersebut, manajemen bencana yang efektif memanfaatkan
masing-masing komponen dengan cara berikut (D.Coppola, 2007):
1. Mitigasi : melibatkan pengurangan atau penghapusan kemungkinan atau konsekuensi dari
suatu bahaya, atau keduanya. Mitigasi berupaya untuk “menangani” bahaya sedemikian rupa
seingga berdampak lebih kecil pada Masyarakat.
2. Kesiapsiagaan : melibatkan dan membekali Masyarakat yang mungkin terkena dampak
bencana atau yang mungkin dapat membantu mereka yang terkena dampak dengan peralatan
untuk meningkatkan pelunang mereka untuk bertahan hidup dan meminimalkan finansial dan
kerugian lainnya.
3. Respon : meliputi pengambilan Tindakan untuk mengurangi atau menghilangkan dampak
bencana yang telah atau sedang tejadi, untuk mencegah penderitaan lebih lanjut, kerugian
finansial , atau kombinasi keduanya. Relief, sebuah istilah yang umum digunakan dalam
manajemen bencana internasional, merupakan salah satu komponen respon.
4. Pemulihan : melibatkan pengembalian kehidupan korban ke keadaan normal setalah terkena
dampak. Fase pemulihan umumnya dimulai setelah respon langsung berakhir, dan dapat
bertahan lama selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelahnya.
Berdasarkan beberapa pernyataan diatas, Manajemen bencana adalah kebijakan atau suatu
proses dinamis, berlanjut, dan terpadu untuk meningkatkan kualitas langkah-langkah untuk
mengendalikan situasi bencana, mengurangi risiko bencana dan mengelola risiko sisa dengan
melibatkan pihak-pihak tertentu dalam membantu orang-orang yang rentan bencana agar terhindar
dari bencana tersebut. Dalam manajemen bencana terdapat beberapa fase, yakni fase mitigasi,
kesiapsiagaan, respon, dan pemulihan. Setiap fase dalam manajemen bencana tidak harus selalu
berurutan. Setiap fase dalam manajemen bencana berperan penting dalam menghindari, dan
mengurangi risiko bencana, serta memulihkan Masyarakat yang terkna dampak bencana.

Anda mungkin juga menyukai