Anda di halaman 1dari 215

KUALITAS PELAYANAN ONE DAY SERVICE

DI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU


(PTSP) KECAMATAN PESANGGRAHAN KOTA
ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Manajemen Publik
Program Studi Ilmu Administrasi Publik

Oleh:

IKA DEWI SAFITRI


NIM 6661111404

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG, BANTEN
2018
ABSTRAK
Ika Dewi Safitri, NIM. 6661111404 2018. Skripsi. Kualitas Pelayanan One
Day Service di Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kecamatan
Pesanggrahan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Program Studi Ilmu
Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa. Dosen Pembimbing I Leo Agustino, Ph. D. Dosen
Pembimbing II Maulana Yusuf S.IP, M.Si.

Pelayanan publik merupakan salah satu kewajiban pemerintah untuk memenuhi


hak dan kebutuhan dasar masyarakat. Pemerintah berupaya memperbaiki kualitas
dan mutu pelayanan agar lebih efektif dan efisien. Pemerintah berinovasi dalam
pelayanan perizinan dan non perizinan yaitu diberlakukan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu (PTSP) guna mengurangi pelayanan yang cenderung berbelit-belit.
PTSP Kecamatan Pesanggrahan turut aktif dalam menyelenggarakan kebijakan
pemerintah. Pada kenyataannya masih terdapat masalah yaitu jumlah komputer
kurang, keterbatasan pegawai, proses perizinan melebihi standar waktu yang telah
ditetapkan. Penelitian ini menggunakan teori kualitas pelayanan menurut
Parasuraman et.al dalam Hardiyansyah (2011:42) five dimension of SERVQUAL:
tangibles, reliability, responsiveness, assurance, dan empathy. Penelitian ini
menggunakan metode kuantitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan
kualitas pelayanan one day service di PTSP Kecamatan Pesanggrahan sudah
cukup baik, namun masih perlu ditingkatkan dalam indikator reliability. Nilai
thitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel (11,50 > 1,664) dengan hasil
pencapaian skor 7919. Tingkat kepuasan pelayanan di PTSP Kecamatan
Pesanggrahan sebesar 74,65% dari hipotesis awal peneliti yakni 65%.
Kesimpulannya kualitas pelayanan one day service di PTSP Kecamatan
Pesanggrahan sudah cukup baik. Saran dari peneliti adalah diharapkan PTSP
Kecamatan Pesanggrahan dapat menambah jumlah komputer, menambah
pegawai, serta memberikan pelayanan secara akurat sesuai dengan standar waktu
yang telah ditetapkan.

Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, One Day Service, Pelayanan Terpadu Satu
Pintu (PTSP)
ABSTRACT

Ika Dewi Safitri, NIM 6661111404 2018. Thesis. Service Quality of One Day
Service at One-Door Integrated Service (ODIS), District Pesanggrahan, City
Administration South Jakarta. Public Administration Department. The Faculty
of Social and Political Science Faculty. Sultan Ageng Tirtayasa University. 1st
Advisor, Leo Agustino, Ph. D. and 2nd Advisor, Maulana Yusuf S.IP, M.Si.

Public service is one of goverment's duty to fulfill the rights and basic needs for
its people. Goverment actively trying to improve the quality service to be more
effective and efficient. Goverment innovating in both permissions and non-
permissions service by applying One-Door Integrated Service (ODIS) to lessen
the convoluted service. ODIS at Pesanggrahan District is being active in doing
goverment's policy. In truth there are still several problems, that is the lack of
computers, employees' limitations, and permissions' process that often took too
long than the time standard applied. This research is using quality service theory,
according to Parasuraman et al. in Hardiyansyah (2011:42) ; five dimensions of
SERVQUAL: tangibles, reliability, responsiveness, assurance, and empathy. This
research is using descriptive quantitative methode. This research also shows that
the quality of One Day Service at ODIS Pesanggrahan District is good enough,
but there is still reliability indicator that needs to be improve. T count value is
bigger than T tabel value (11,50>1,664) with results reaching the score of 7919.
The level of satisfaction at ODIS Pesanggrahan District is 74,65%. Meanwhile,
researchers' early hypothesis is 65%. The conclusion that the quality of One Day
Service at ODIS' Pesanggrahan District is good enough. Researchers hopes that
ODIS Pesanggrahan District can add the numbers of computers, also add more
employees and giving service more accurately according to the time standard
applied.

Keywords : Quality Service, One Day Service, One-Door Integrated Service


(ODIS)
Dan barang siapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan
baginya kemudahan dalam urusannya

(Q.S At-Talaq: 4)

Terkadang, kesulitan harus kamu rasakan terlebih dahulu sebelum


kebahagiaan yang sempurna datang kepadamu

- R.A Kartini -

Apapun yang terjadi saat ini bukanlah akhir dari segalanya. Yakinlah
hal terbaik segera datang kepadamu. Percaya dan yakin akan
membawamu menuju apa yang kamu inginkan. Hambatan dan
kegagalan hanyalah sebuah proses dan nikmatilah proses itu

- Rintisan Indonesia –

Teriring doa dan ucapan syukur kepada


Allah SWT. Skripsi ini kupersembahkan kepada kedua
orang tuaku tercinta, adik-adikku, serta orang
terdekatku. Terima kasih atas segala doa, semangat,
dukungan, perhatian dan pengorbanan untukku
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil „aalamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

ke hadirat Allah SWT, atas taufik dan inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi meskipun tidak sempurna. Tak lupa shalawat serta salam

semoga terlimpah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, beserta

keluarga, sahabat serta tak lupa juga kita sebagai umatnya hingga akhir zaman.

Penyusunan Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan judul “KUALITAS

PELAYANAN ONE DAY SERVICE DI PELAYANAN TERPADU SATU

PINTU KECAMATAN PESANGGRAHAN KOTA ADMINISTRASI

JAKARTA SELATAN”.

Penulis menyadari bahwa selama penelitian dan penulisan skripsi ini

tidak lepas dari bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Maka dengan

ketulusan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd. selaku Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa;

2. Dr. Agus Sjafari, M.Si. selaku Dekan FISIP Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa;

3. Rahmawati, M.Si. selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik FISIP

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

i
4. Iman Mukhroman, S.Ikom., M.Ikom selaku Wakil Dekan II Bidang

Keuangan dan Umum FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

5. Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si. selaku Wakil Dekan III Bidang

Kemahasiswaan FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, sekaligus

sebagai penguji seminar proposal penelitian dan penguji siding yang telah

banyak memberikan masukan pada penelitian ini;

6. Listyaningsih, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi

Publik FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

7. Dr. Arenawati, S.Sos, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi

Publik FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa;

8. Leo Agustino, Ph.D. selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang baik hati

dan sabar dalam membimbing, memberi masukan, dan pengarahan kepada

penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan;

9. Maulana Yusuf, S.IP, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang

baik hati dan sabar dalam membimbing, memberi masukan, dan

pengarahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan;

10. Dr. Suwaib Amirudin, M.Si selaku penguji sidang yang memberikan kritik

dan saran sehingga skripsi menjadi lebih baik;

11. Kepada seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Publik yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan bekal ilmu

akademik dan ilmiah kepada penulis selama proses belajar mengajar

semoga ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat bagi peneliti;

ii
12. Bapak Edi Riyanto selaku Kasatlak PTSP Kecamatan Pesanggrahan yang

telah memberikan izin dan membantu memberi informasi mengenai PTSP;

13. Ibu Sri Kusmiati selaku Sub Bagian Tata Usaha dengan baik membantu

penulis dalam memberikan data-data ataupun dokumen tentang penelitian;

14. Seluruh Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan yang telah membantu

dan memberikan dukungan dalam proses penyusunan skripsi;

15. Dukungan dan motivasi terbesar dari Kedua Orang Tua tercinta Mama

Yuliani dan Ayah Harioto yang tidak pernah lelah mendoakan, memotivasi

baik moril maupun materil dan selalu memberi penulis semangat untuk

segera menyelesaikan penelitian skripsi. Tak lupa kepada adik peneliti

yaitu Bela dan Yudha yang memberikan dukungan kepada penulis;

16. Orangtua angkatku, ALM. Odi Sugarli dan Mama Titi yang selalu

mendoakan penulis agar menjadi orang yang dapat berguna bagi orang

sekitar dan mendampingi setiap langkah penulis dari kecil hingga saat ini;

17. Teman terdekat Adam Delvino, S.T yang selalu sabar mendengar keluh

kesah penulis, memberi doa, semangat, memberi masukan dan motivasi

dalam proses penyusunan skripsi hingga selesai;

18. Sahabat tercinta penulis Arik Bestari, Citra Chandra, Intan, Tari, Lidya

Oktaviani, Metta, Dita, Meimy Kristina Lubis, Angela Sinaga, Theresia

Marpaung, Rima Dhana, Cindy, Fitri, Fani, Indah, Gina, Mutia, Alvin,

Aprilia yang telah banyak memberikan motivasi dan canda tawa serta

mendengarkan keluh kesah sehingga menghilangkan kejenuhan dan

membantu dalam proses menyelesaikan skripsi;

iii
19. Teman-teman seperjuangan mahasiswa Administrasi Negara angkatan

2011, khususnya kelas A Reguler yang sama-sama berjuang untuk meraih

gelar Sarjana;

20. Staff Program Studi Ilmu Administrasi Publik, Staff Perpustakaan FISIP

UNTIRTA yang telah membantu peneliti dalam mengurus segala

perijinan, surat-menyurat dan urusan akademik lainnya;

21. Serta tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh

responden yang telah berkontribusi banyak dalam mengisi angket guna

melengkapi skripsi;

22. Serta seluruh pihak yang terkait dalam penelitian yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi.

Akhirnya penulis mengucapkan rasa syukur yang tak terhingga dengan

selesainya penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan

skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu kritik dan saran yang

mebangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis

berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulisdan

umumnya bagi para pembaca.

Serang, Juni 2018

Penulis

Ika Dewi Safitri

NIM. 6661111404

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................... 30
1.3 Pembatasan Masalah ................................................................... 30
1.4 Perumusan Masalah..................................................................... 30
1.5 Tujuan Penelitian......................................................................... 31
1.6 Manfaat Penelitian....................................................................... 31
1.7 Sistematika Penulisan .................................................................. 32

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS


2.1 Landasan Teori ............................................................................ 37
2.1.1 Organisasi Publik ............................................................... 37
2.1.2 Pelayanan Publik................................................................ 39
2.1.2.1 Asas-Asas Pelayanan Publik.................................. 43
2.1.2.2 Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan ...................... 44
2.1.2.3 Standar Pelayanan Publik ...................................... 45
2.1.2.4 Pola Pelayanan Publik ........................................... 47
2.1.3 Kualitas Pelayanan Publik ................................................. 48
2.1.3.1 Indikator Kepuasan Kualitas Pelayanan ................ 50

v
2.1.4 Pelayanan Terpadu Satu Pintu ........................................... 52
2.1.5 Konsep Layanan One Day Service .................................... 59
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................... 61
2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................... 64
2.4 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 65

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ............................................. 66
3.2 Fokus Penelitian .......................................................................... 66
3.3 Lokasi Penelitian ......................................................................... 66
3.4 Variabel Penelitian ...................................................................... 67
3.4.1 Definisi Konsep .................................................................. 67
3.4.2 Definisi Operasional ........................................................... 68
3.5 Instrumen Penelitian .................................................................... 69
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................. 72
3.6.1 Populasi .............................................................................. 72
3.6.2 Sampel ................................................................................ 72
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 74
3.7.1 Uji Validitas ....................................................................... 75
3.7.2 Uji Reliabilitas.................................................................... 76
3.7.3 Uji Normalitas .................................................................... 77
3.7.4 Uji T-Test (Pengujian Hipotesis) ....................................... 77
3.8 Jadwal Penelitian ......................................................................... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN


4.1 Deskripsi Objek Penelitian .......................................................... 80
4.1.1 Gambaran Umum Kota Administrasi Jakarta Selatan........ 80
4.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Pesanggrahan ..................... 82
4.1.3 Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kecamatan Pesanggrahan . 84
4.1.3.1 Visi, Misi, dan Motto PTSP ................................... 89
4.1.3.2 Struktur Organisasi PTSP Kecamatan ................... 89

vi
4.2 Deskripsi Data ............................................................................. 103
4.2.1 Identitas Responden ........................................................... 103
4.2.2 Analisis Data ...................................................................... 107
4.3 Pengujian Persyaratan Statistik ................................................... 144
4.3.1 Uji Validitas ....................................................................... 144
4.3.2 Uji Reliabilitas.................................................................... 146
4.3.3 Uji Normalitas .................................................................... 147
4.4 Pengujian Hipotesis ..................................................................... 149
4.5 Interpretasi Hasil Penelitian ........................................................ 152
4.6 Pembahasan ................................................................................. 153

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................. 168
5.2 Saran ............................................................................................ 170

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 171

LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 1.1 Luas Wilayah Kelurahan di Kecamatan Pesanggrahan ............ 10


TABEL 1.2 Jenis dan Cakupan Kewenangan Penandatanganan di PTSP
Kecamatan ................................................................................ 11
Pelayanan Perizinan One Day Service di PTSP Kecamatan .......................... 14
TABEL 1.3 Pelayanan Perizinan One Day Service di PTSP Kecamatan..... 24
TABEL 1.4 Layanan Perizinan One Day Service (ODS) Tahun 2016......... 25
TABEL 1.5 Jumlah Pegawai di PTSP Kecamatan Pesanggrahan ................ 28
TABEL 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................................. 61
TABEL 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian.................................................. 69
TABEL 3.2 Skoring/Nilai Berdasarkan Skala Likert ................................... 70
TABEL 3.3 Jumlah Pemohon One Day Service di PTSP Kecamatan
Pesanggrahan Tahun 2016 ........................................................ 73
TABEL 3.4 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ................................. 76
TABEL 3.5 Jadwal Penelitian ...................................................................... 79
TABEL 4.1 Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Pesanggrahan
.................................................................................................. 83
TABEL 4.2 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin per Kelurahan di
Kecamatan Pesanggrahan ......................................................... 84
TABEL 4.3 Jumlah Pegawai di PTSP Kecamatan Pesanggrahan ................ 91
TABEL 4.4 Rekapitulasi Jumlah Layann Perizinan dan Non Perizinan di PTSP
Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2016 ..................................... 101
TABEL 4.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian .................................. 145
TABEL 4.6 Hasil Perhitungan Reliabilitas .................................................. 146
TABEL 4.7 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ................................. 147
TABEL 4.8 One Sample Kolmogrov Smirnov Test ...................................... 148

viii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

GAMBAR 1.1 Mekanisme Pelayanan SIUP Kecil ...................................... 29


GAMBAR 2.1 Kerangka Berpikir ................................................................ 64
GAMBAR 4.1 Peta Wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan ................. 90
GAMBAR 4.2 Struktur Organisasi PTSP Kecamatan ................................. 82
GAMBAR 4.3 Kurva Penerimaan Penolakan Hipotesis Uji Hipotesis Pihak
Kanan ................................................................................... 151

ix
DAFTAR GRAFIK

Halaman

GRAFIK 1.1 Perkembangan Jumlah Pemohon ODS Periode Januari-Desember


2016 di PTSP Kecamatan Pesanggrahan ............................. 26
GRAFIK 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................ 104
GRAFIK 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia ................................ 105
GRAFIK 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ........ 106
GRAFIK 4.4 Tanggapan Mengenai Ruang Tunggu Bersih....................... 108
GRAFIK 4.5 Tanggapan Mengenai Area Parkir yang Memadai .............. 109
GRAFIK 4.6 Tanggapan Mengenai Jumlah Kursi Mencukupi di Ruang Tunggu
.............................................................................................. 110
GRAFIK 4.7 Tanggapan Mengenai Jumlah Komputer Mencukupi untuk
Pelayanan ............................................................................. 111
GRAFIK 4.8 Tanggapan Mengenai Butuh Papan Pengumuman untuk Informasi
Pelayanan ............................................................................. 112
GRAFIK 4.9 Tanggapan Mengenai PTSP Kecamatan Pesanggrahan Memiliki
Cukup Pegawai untuk Melayani .......................................... 113
GRAFIK 4.10 Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan
Berpenampilan Rapih dan Sopan ......................................... 114
GRAFIK 4.11 Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan
Memakai Seragam Dinas ..................................................... 115
GRAFIK 4.12 Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Ramah ...................... 116
GRAFIK 4.13 Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Memberikan Informasi
Pelayanan Secara Jelas ......................................................... 117
GRAFIK 4.14 Tanggapan Mengenai Pegawai Memberikan Pelayanan Tidak
Berbelit-Belit ........................................................................ 118
GRAFIK 4.15 Tanggapan Mengenai Pelayanan One Day Service Tepat Waktu
Sesuai Waktu yang Ditentukan ............................................ 119
GRAFIK 4.16 Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Tidak Melakukan
Kesalahan dalam Melayani One Day Service ...................... 120

x
GRAFIK 4.17 Tanggapan Mengenai Pelayanan sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku .......................... 121
GRAFIK 4.18 Tanggapan Terhadap Pegawai Disiplin dalam Pelayanan ... 122
GRAFIK 4.19 Tanggapan Terhadap Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan
Menanggapi Kebutuhan Pemohon ....................................... 123
GRAFIK 4.20 Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Membantu Pemohon dalam
Pengisian Berkas .................................................................. 124
GRAFIK 4.21 Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Kecamatan Memberikan
Respon Cepat Terhadap Pelayanan ...................................... 125
GRAFIK 4.22 Tanggapan Mengenai Keluhan dan Pengaduan Diselesaikan
Segera oleh Pegawai PTSP .................................................. 126
GRAFIK 4.23 Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan
Update Informasi One Day Service ..................................... 127
GRAFIK 4.24 Tanggapan Mengenai Pegawai Memiliki Pengetahuan yang Baik
Mengenai One Day Service.................................................. 128
GRAFIK 4.25 Tanggapan Mengenai Pegawai Memiliki Kemampuan yang Baik
dalam Melayani One Day Service ........................................ 129
GRAFIK 4.26 Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan
dapat Mengatasi Keluhan ..................................................... 130
GRAFIK 4.27 Tanggapan Mengenai Pegawai dapat Memberikan Solusi
Permasalahan One Day Service ........................................... 131
GRAFIK 4.28 Tanggapan Mengenai Pelayanan di PTSP Kecamatan
Pesanggrahan Tepat Waktu Sesuai Batas Waktu yang Tertera di
Website/Brosur (One Day Service) ...................................... 132
GRAFIK 4.29 Tanggapan Mengenai Pegawai Memberitahukan Kepada
Pemohon Jika Perizinan One Day Service Sudah Selesai... 133
GRAFIK 4.30 Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Memberikan Informasi
secara Jujur Mengenai Rincian Biaya sesuai Peraturan yang
Berlaku ................................................................................. 135
GRAFIK 4.31 Tanggapan Mengenai Pegawai Menanyakan Kebutuhan Pemohon
Seputar Layanan One Day Service ....................................... 137

xi
GRAFIK 4.32 Tanggapan Mengenai Pegawai Mendengarkan Setiap Saran yang
Disampaikan oleh Pemohon................................................. 138
GRAFIK 4.33 Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Mudah Dihubungi Pada
Saat Pemohon Membutuhkan Bantuan ................................ 139
GRAFIK 4.34 Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan
Selalu Ada Saat Jam Kerja ................................................... 140
GRAFIK 4.35 Tanggapan Mengenai Tersedia Website Guna Memudahkan Para
Pemohon Untuk Mendapatkan Informasi Pelayanan One Day
Service .................................................................................. 141
GRAFIK 4.36 Tanggapan Mengenai Pemohon Mudah Memahami Setiap
Informasi yang Disampaikan Pegawai ................................. 142
GRAFIK 4.37 Tanggapan Terhadap Pegawai Melakukan Komunikasi dengan
Baik kepada Pemohon Selama Berlangsungnya Pelayanan. 143
GRAFIK 4.38 Persentase Tiap Pernyataan pada Indikator Tangibles ......... 154
GRAFIK 4.39 Persentase Tiap Pernyataan pada Indikator Reliability ........ 156
GRAFIK 4.40 Persentase Tiap Pernyataan pada Indikator Responsiveness 158
GRAFIK 4.41 Persentase Tiap Pernyataan pada Indikator Assurance ........ 160
GRAFIK 4.42 Persentase Tiap Pernyataan pada Indikator Empathy .......... 163
GRAFIK 4.43 Persentase Hasil Kuisioner Per Indikator ............................. 165

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pemerintah memiliki kewajiban untuk memberikan pelayanan dan

memenuhi hak dan kebutuhan dasar bagi warga negara. Hal tersebut tertuang

dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik yang

dimaksud dengan Pelayanan publik dalam Pasal 1 Ayat (1) berbunyi:

Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka


pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik.

Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik, bahwa setiap penyelenggara pelayanan publik, baik yang

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara langsung maupun tidak

langsung wajib menyusun, menetapkan, dan menerapkan standar pelayanan untuk

setiap jenis pelayanan sebagai tolak ukur dalam penyelenggaraan pelayanan di

lingkungan masing-masing. Tujuan dibentuknya standar pelayanan untuk

memberikan kepastian, meningkatkan kualitas dan kinerja pelayanan sesuai

dengan kebutuhan masyarakat sehingga mendapat kepercayaan dari masyarakat.

Kepuasan masyarakat sebagai pengguna layanan ditempatkan sebagai

sasaran pencapaian tujuan dengan memperhatikan kebutuhan dasar masyarakat.

Kenyataan ini menunjukkan bahwa telah terjadi pergeseran paradigma dalam

1
2

pelayanan birokrasi yang semula berorientasi pada birokrat berubah menjadi

berorientasi pada kepentingan masyarakat.

Pemberian pelayanan yang memenuhi standar pelayanan menjadi bagian

yang harus dicermati. Seringkali dirasakan bahwa kualitas pelayanan masih jauh

dari harapan masyarakat, yang lebih memprihatinkan ialah masyarakat hampir

sama sekali tidak memahami secara pasti tentang pelayanan yang seharusnya

diterima dan prosedur pelayanan yang baku dari pemerintah. Seringkali terjadi

masyarakat pasrah menerima pelayanan dengan layanan seadanya. Selain itu,

masyarakat merasa enggan untuk mengadukan pelayanan yang diterima yang pada

akhirnya masyarakat pasrah dan mau tidak mau menerima dan melayani

pelayanan yang kurang memadai dan seadanya tanpa protes.

Salah satu hal yang sering dipermasalahkan adalah dalam bidang public

service (pelayanan umum) terutama dalam hal kualitas atau mutu pelayanan

aparatur pemerintah kepada masyarakat. Pemerintah sebagai service provider

(penyedia jasa) bagi masyarakat dituntut untuk memberikan pelayanan yang

berkualitas. Apalagi pada era otonomi daerah, kualitas dari pelayanan aparatur

pemerintah akan semakin dituntut untuk lebih optimal dan menjawab tuntutan

yang semakin tinggi dari masyarakat, baik dari segi kualitas maupun dari segi

kuantitas pelayanan.

DKI Jakarta merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang ingin

mewujudkan pelayanan publik secara efektif. Pemerintah DKI Jakarta dituntut

untuk mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang baik kepada masyarakat.

Selama ini, pelayanan publik cenderung dinilai negatif oleh sebagian besar
3

masyarakat. Kompleksitas permasalahan dapat dilihat dari berbagai keluhan mulai

dari sikap petugas yang kurang responsif, proses yang berbelit-belit dalam

pengurusan dokumen, tidak adanya kepastian waktu sehingga memakan waktu

pelayan yang relatif lama, tarif pelayanan yang tidak transparan, dan diskriminasi

dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat.

Adapun kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks, pemerintah

berinisiatif melakukan penyelesaian dengan cara yang efektif dan efisien. Seiring

dengan bergesernya paradigma di suatu daerah, menuntut pemerintah untuk terus

berinovasi dalam hal pelayanan kepada masyarakat guna meningkatkan kualitas

pelayanan publik. Bentuk pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah

salah satunya ialah diberlakukannya suatu kebijakan Pelayanan Terpadu Satu

Pintu (PTSP) guna mengurangi pelayanan yang cenderung berbelit-belit.

Sejak dikeluarkannya Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 57

Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2013 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, seluruh proses perizinan dan non

perizinan dilakukan ke dalam suatu sistem PTSP, yaitu proses pengurusan

perizinan hanya dilakukan pada satu tempat (One Stop Service) untuk mengatasi

kendala pelayanan yang cenderung berbelit-belit. Sejumlah program yang

diluncurkan oleh PTSP untuk melayani masyarakat bersifat menyeluruh, yaitu

dari penerimaan berkas/dokumen permohonan hingga penerbitan perizinan dan

non perizinan, termasuk kewenangan penandatanganan. Kewenangan

penandatanganan oleh tiap kewenangan PTSP diharapkan dapat mempercepat

proses pelayanan perizinan dan non perizinan.


4

Demi meningkatnya kebutuhan publik akan pelayanan administrasi

menuntut organisasi birokrasi pemerintahan untuk memberikan solusi dan

kemudahan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan dan hak sipilnya

sebagai warga negara dalam memperoleh pelayanan publik yang prima. Sistem

PTSP yang diterapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menoreh sejarah

baru, yakni suatu revolusi pelayanan publik. Sistem ini diimplementasikan oleh

Basuki Tjahaha Purnama. Pengurusan izin yang biasanya berhari-hari dan

membutuhkan biaya yang besar kini hanya butuh waktu yang cukup cepat dan

biaya yang sangat murah.

Awalnya, Gubernur DKI Jakarta 2012-2014, Joko Widodo, memiliki

pemikiran untuk menciptakan pelayanan pemerintah yang mudah diakses

masyarakat. Joko Widodo kala itu berharap ada suatu badan yang mampu

melayani perizinan dan non perizinan yang cepat dan tidak berbelit. Pemikiran

Joko Widodo ini kemudian diimplementasikan secara nyata oleh Gubernur DKI

Jakarta penerusnya yaitu Basuki Tjahaja Purnama, dengan dibentuknya Badan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP). BPTSP adalah satuan kerja perangkat

daerah yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2013

tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP). Satuan kerja ini

memiliki tugas untuk melayani perizinan dan non perizinan dengan sistem satu

pintu (http://pelayanan.jakarta.go.id/#tentang-ptsp diakses pada 17 Oktober 2016

pukul 22.17 WIB).

Sejak tahun 2015, DKI Jakarta yang dipimpin oleh Basuki Tjahaja Purnama

(Ahok) mulai melakukan peningkatan dalam hal pelayanan publik. Pelayanan


5

publik tersebut ditujukan agar masyarakat di DKI Jakarta dapat mudah mengakses

untuk mengurus berbagai keperluan yang menyangkut dengan bidang pelayanan

publik. Pelayanan tersebut bertujuan agar mampu melayani masyarakat dalam

bentuk perizinan dan non perizinan secara cepat, efektif dan efisien.

Demi mewujudkan visi dan misi Provinsi DKI Jakarta 2013-2017

khususnya pada misi kelima, yakni membangun pemerintahan yang bersih dan

transparan serta berorientasi pada pelayanan publik, maka ditetapkan Peraturan

Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 12 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan

PTSP, sebagai langkah revolusi nyata pelayanan publik dari yang bersifat

birokratis menjadi simplikasi pelayanan. Pada tanggal 2 Januari 2015 didirikan

BPTSP Provinsi DKI Jakarta yang termasuk di dalamnya PTSP tingkat Kota,

Kecamatan, dan Kelurahan. Susunan organisasi pada tingkat Provinsi berupa

Badan, tingkat Kota berupa Kantor, serta tingkat Kecamatan dan Kelurahan

berupa Satuan Pelaksana.

Pemberlakuan Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 12 Tahun

2013 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu mulai dilaksanakan

dengan dibentuknya BPTSP pada tahun 2015. BPTSP berpedoman pada Peraturan

Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan

Peraturan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu. Kegiatan in dijalankan sejak awal tahun 2015 di

seluruh Kota/Kabupaten Administrasi, Kecamatan dan Kelurahan di DKI Jakarta.

Tercantum dalam Perda Nomor 12 Tahun 2013 Pasal 1 Ayat (9)

menjelaskan bahwa:
6

Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) adalah kegiatan penyelengaraan


perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap
permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan secara terpadu
dengan sistem satu pintu di Provinsi DKI Jakarta.
Dijelaskan juga dalam Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 tentang

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

tercantum Pasal 15 Ayat (1) menjelaskan bahwa:

Sistem pelayanan terpadu satu pintu dilakukan dengan cara memadukan


beberapa jenis pelayanan untuk menyelenggarakan pelayanan terintegrasi
dalam satu kesatuan proses dimulai dari tahap permohonan sampai dengan
tahap penyelesaian produk pelayanan melalui satu pintu.
Tujuan dibentuknya BPTSP di DKI Jakarta adalah meningkatkan pelayanan

perizinan dan non perizinan, memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk

mendapatkan layanan perizinan dan non perizinan dan meningkatkan kepastian

pelayanan perizinan dan non perizinan. Sasaran diselenggarakannya PTSP adalah

untuk mewujudkan pelayanan publik yang cepat, murah, mudah, transparan, pasti,

terjangkau dan akuntabel.

Hingga saat ini, BPTSP sudah memiliki 318 service point yang telah

tersebar di seluruh wilayah DKI Jakarta, yang terdiri dari 267 di tingkat

Kelurahan, 44 di tingkat Kecamatan, dan 5 wilayah di masing-masing

Kota/Kabupaten Administrasi DKI Jakarta. Pada awal pembentukan PTSP

melayani 518 jenis pelayanan perizinan dan non perizinan. Namun seiring

berjalannya waktu, ada beberapa jenis pelayanan yang dikembalikan kepada

SKPD masing-masing dan ada sebagian perizinan lainnya yang digabungkan.

Setelah dilakukan penyederhanaan, saat ini ada sekitar 476 jenis pelayanan

perizinan maupun non perizinan dari 26 bidang.


7

Awalnya, pelayanan perizinan dan non perizinan dilakukan melalui satu

atap atau yang dikenal dengan Pola Pelayanan Terpadu Satu Atap (PTSA). PTSA

adalah pola pelayanan yang diselenggarakan dalam satu tempat yang meliputi

berbagai jenis pelayanan yang tidak mempunyai keterkaitan proses dan dilayani

melalaui beberapa pintu. Namun, pola PTSA ini dirasa kurang efektif karena

dinilai terlalu terbelit-belit prosesnya karena terdapat banyak loket pelayanan

dalam satu kantor. Oleh sebab itu, untuk melakukan penyederhanaan perizinan

dan non perizinan dibuat regulasi baru sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi

DKI Jakarta Nomor 57 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor

12 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan PTSP. PTSP dijadikan sebagai icon baru

oleh Gubernur DKI Jakarta untuk mengeksekusi seluruh pelayanan perizinan dan

non perizinan dengan mudah, cepat dan murah.

Berdasarkan Perda Nomor 12 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan PTSP,

dalam Pasal 9 Ayat (1) jenis perizinan dan non perizinan yang menjadi

kewenangan penyelenggara PTSP meliputi:

a. Pendidikan;
b. Kesehatan;
c. Pekerjaan umum;
d. Perumahan;
e. Penataan ruang;
f. Perhubungan;
g. Lingkungan hidup;
h. Pertanahan yang menjadi kewenangan daerah;
i. Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
j. Sosial;
k. Ketenagakerjaan atau ketransmigrasian;
l. Koperasi, serta usaha mikro, kecil dan menengah;
m. Penanaman modal;
n. Kebudayaan dan pariwisata;
o. Kepemudaan dan olah raga;
p. Kesatuan bangsa dan politik dalam negeri;
8

q. Perpustakaan;
r. Komunikasi dan informatika;
s. Pertanian dan ketahanan pangan;
t. Kehutanan
u. Energi dan sumber daya mineral;
v. Kelautan dan perikanan;
w. Peternakan;
x. Perdagangan;
y. Perindustrian; dan
z. Pembangunan.

Terhitung lebih dari 2 juta perizinan masuk ke PTSP DKI Jakarta tepatnya

2.186.546 per akhir Juli 2015. Demi meningkatkan pelayanan kepada masyarakat,

Edy Junaedi, selaku Kepala BPTSP Provinsi DKI Jakarta menekankan untuk

menerapkan 3 prioritas pelayanan. 3 prioritas tersebut adalah Zero Complaint,

Zero Delay, dan 100% Service Excellent. Masyarakat dapat menilai langsung

pelayanan yang diberikan petugas untuk menyampaikan kepuasannya pada kotak

penilaian yang tersedia. Penilaian tersebut sebagai tolak ukur pelayanan yang

diberikan oleh pegawai PTSP kepada pengguna layanan atau pemohon perizinan

dan non perizinan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ingin pegawai melayani

masyarakat dengan sepenuh hati guna mewujudkan budaya pelayanan yang baik

(http://pelayanan.jakarta.go.id/site/detailnews?id=2-juta-berkas-masuk-ptsp-

terapkan-3-prioritas-pelayanan diakses pada 27 Mei 2017 pukul 20.39 WIB).

Sejak 3 Januari 2017, Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP)

Provinsi DKI Jakarta secara resmi berubah nama menjadi Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta.

Perubahan nama tersebut sesuai dengan UU Nomor 25 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi DKI Jakarta.


9

Perubahan nama tersebut, terjadi deregulasi peraturan, yaitu dilakukan

check and re-check terkait peraturan guna menghindari tumpang tindih dengan

penghapusan peraturan yang tidak diperlukan. Perubahan nama tersebut juga

untuk mewujudkan Provinsi DKI Jakarta sebagai salah satu Provinsi tujuan bagi

para investor untuk berinvestasi dengan menjadi pusat pelayanan yang terpercaya

dan unggul dalam pelayanan perizinan dan non perizinan serta kemudahan akses

untuk berbisnis. DPMPTSP mengedepankan pelaksanaan administrasi publik

dalam hal pelayanan perizinan dan non perizinan yang lebih mudah untuk seluruh

masyarakat DKI Jakarta guna memudahkan dalam mengurus perizinan untuk

berbisnis di Provinsi DKI Jakarta.

Munculnya DPMPTSP membuat Pemprov DKI Jakarta mengurangi jumlah

perizinan dan non perizinan guna mendongkrak peringkat kemudahan untuk

berusaha atau Ease of Doing Business (EODB) di Indonesia. Pada tahun 2015

terdapat sebanyak 518 jenis perizinan dan non perizinan, jumlah tersebut turun

menjadi 476 jenis perizinan dan non perizinan pada tahun 2016. Pada tahun 2017

jumlah turun kembali menjadi hanya sebanyak 269 jenis perizinan dan non

perizinan (http://eodb.ekon.go.id/indikator-eodb/ diakses pada 15 November 2017

pukul 14.44 WIB).

Kota Administrasi Jakarta Selatan merupakan salah satu wilayah di DKI

Jakarta. Badan Pusat Statistik mencatat Kota Administrasi Jakarta Selatan tercatat

memiliki 10 Kecamatan dan 65 Kelurahan. Saat ini, secara keseluruhan Kota

Administrasi Jakarta Selatan memiliki sebanyak 76 service point yang tersebar di

tingkat Kota yaitu 1, di tingkat Kecamatan sebanyak 10 dan di tingkat


10

Kelurahan/Desa sebanyak 65. Jumlah service point di Kota Administrasi Jakarta

Selatan berjumlah lebih banyak dibandingkan dengan Kota Administrasi lainnya

di DKI Jakarta.

PTSP Kecamatan Pesanggrahan merupakan salah satu service point yang

turut aktif melaksanakan pelayanan perizinan dan non perizinan di Kota

Administrasi Jakarta Selatan. PTSP Kecamatan Pesanggrahan melayani

masyarakat 51 Rukun Warga (RW) dan 527 Rukun Tetangga (RT). Berikut adalah

luas wilayah pada masing-masing Kelurahan:

Tabel 1.1
Luas Wilayah Kelurahan di Kecamatan Pesanggrahan

No. Nama Kelurahan Luas Wilayah


1. Kelurahan Bintaro 4,55 km²
2. Kelurahan Pesanggrahan 2,11 km²
3. Kelurahan Ulujami 1,70 km²
4. Kelurahan Petukangan Selatan 2,10 km²
5. Kelurahan Petukangan Utara 2,99 km²
Jumlah Luas Wilayah 13,45 km²
Sumber: Profil Kecamatan Pesanggrahan, 2015

Berdasarkan tabel 1.1 di atas, tertera bahwa Kecamatan Pesanggrahan

menaungi lima Kelurahan yang terdiri dari Kelurahan Bintaro, Kelurahan

Pesanggrahan, Kelurahan Ulujami, Kelurahan Petukangan Selatan, dan Kelurahan

Petukangan Utara secara keseluruhan memiliki luas wilayah seluas 13,45 km 2.

Berdasarkan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 57 Tahun 2014, di

bawah ini akan dijabarkan mengenai jenis serta kewenangan pelayanan dan

penandatanganan perizinan dan non perizinan pada Satuan Pelaksana PTSP

Kecamatan, yaitu sebagai berikut:


11

Tabel 1.2
Jenis dan Cakupan Kewenangan Penandatanganan di PTSP Kecamatan

Non
No. Bidang / Jenis Perizinan Keterangan
Perizinan
PENDIDIKAN
1. Izin Prinsip TK ●
2. Izin Operasional TK ●
3. Izin Prinsip SD ●
4. Izin Operasional SD ●
5. Izin Perpanjangan TK ●
6. Izin Perpanjangan SD ●
7. Izin Operasional PAUD ●
KESEHATAN
Izin Operasional Perusahaan
8. Pengendalian Hama / Pest ●
Control
9. Izin Usaha Optik ●
10. Izin Klinik Pratama ●
Izin Laboratorium Klinik
11. ●
Pratama
Izin Registrasi Tenaga Teknis
12. ●
Kefarmasian
13. Izin Apotek ●
14. Izin Praktek Dokter Spesialis ●
15. Izin Pengelolaan Apotek ●
16. Izin Kerja Apoteker ●
17. Izin Kerja Radiografer ●
18. Izin Kerja Penata Anastesi ●
Izin Kerja Analisis
19. ●
Laboratorium
20. Izin Dokter Gigi Spesialis ●
21. Izin Sanitarian ●
Izin Ahli Kesehatan
22. ●
Masyarakat
23. Izin Tenaga Gizi ●
24. Izin Teknisi Gigi ●
25. Izin Teknisi Elektromedis ●
26. Izin Ortotik Prostetik ●
27. Izin Perekam Medis ●
28. Izin Fisik Medik Indonesia ●
29. Izin Puskesmas Kelurahan ●
12

Izin Klinik Kecantikan &


30. ●
Estetika (KKE)
Izin Panti Pengobatan
31. ●
Tradisional
32. Izin Akupunturis ●
Izin Praktek Dokter Gigi
33. ●
Spesialis
Rekomendasi UKL – UPL
34. Fasilitas Pelayanan ●
Kesehatan
Surat Persetujuan UKL –
35. UPL Fasilitas Pelayanan ●
Kesehatan
PEKERJAAN UMUM
Izin Pemakaian Lokasi
36. Taman dan Jalur Hijau untuk ●
Shooting Film
Izin Pemakaian Lokasi
Taman dan Jalur Hijau untuk
37. Bazar, Perlombaan, ●
Sarasehan, Pameran, Acara
Ritual, dan Kegiatan Lainnya
Izin Pemakaian Lokasi
38. Taman dan Jalur Hijau untuk ●
Perkemahan
Izin Pemakaian Lokasi
Taman dan Jalur Hijau untuk
39. ●
Bedeng Proyek (Direksi
Keet) dan sejenisnya
Izin Pemakaian Lokasi
40. Taman dan Jalur Hijau untuk ●
Material Pekerjaan Proyek
Izin Pemakaian Lokasi
Taman dan Jalur Hijau untuk
41. ●
Titik Lubang Tiang Umbul-
Umbul
Izin Penggunaan Bangunan di
42. Lokasi Taman dan Jalur ●
Hijau
Izin Pemakaian Lokasi
43. Taman Pemakaman untuk ●
Shooting Film
Izin Usaha Jasa Pelayanan
44. ●
Pemakaman
45. Izin Usaha Angkutan Jenazah ●
13

Izin Usaha / Yayasan Rumah


46. ●
Abu
Izin Usaha / Yayasan Rumah
47. ●
Duka
Izin Usaha Krematorium
48. ●
(Pengabuan)
PENATAAN RUANG
Pengukuran Situasi Tanah Luas Tanah 500 -
49. ●
< 2500 M²
Ketetapan Rencana Kota Luas Tanah 500 -
50. ●
< 2500 M²
Rencana Tata Letak Luas Tanah 500 -
51. ●
Bangunan
Luas Tanah 500 -
52. Cetak Ulang Peta / Gambar ●
< 2500 M²
Izin Penyelenggaraan Ketinggian ≤ 24
53. ●
Reklame M²
PERHUBUNGAN
Izin Penyelenggaraan
54. Pendidikan dan Pelatihan ●
Mengemudi
Izin Agen Penjualan Tiket
55. ●
Pesawat Udara
LINGKUNGAN HIDUP
Izin Pemboran Air Tanah
56. ●
(SIB)
Perpanjangan Izin Pemboran
57. ●
Air Tanah (SIB)
Izin Pemanfaatan Air Bawah
58. Tanah Sumur Pantek (SIPA ●
Pantek Baru)
Perpanjangan Izin
Pemanfaatan Air Bawah
59. ●
Tanah Sumur Pantek (SIPA
Pantek Perpanjangan)
60. Izin Kartu Juru Bor Baru ●
Perpanjangan Izin Kartu Juru
61. ●
Bor
Izin Kartu Pengenal Instalasi
62. ●
Bor
Perpanjangan Izin Kartu
63. ●
Pengenal Instalasi Bor
Izin Perusahaan Pengeboran
64. ●
Air Bawah Tanah
14

Perpanjangan Izin Perusahaan


65. ●
Pengeboran Air Bawah Tanah
PERTANAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN DAERAH
IMB khusus
rumah tinggal,
dengan kriteria:
a) Tidak
memiliki
basement;
b) Tidak
Izin Mendirikan Bangunan
66. ● memerlukan
(IMB)
kajian /
perhitungan
struktur;
c) Satu kavling
utuh dengan
satu
kepemilikan
IMB khusus
rumah tinggal
dengan kriteria:
a) Tidak
memiliki
basement;
b) Memerlukan
kajian /
perhitungan
struktur;
67. Balik Nama IMB ● c) Maksimal tiga
kavling utuh
dengan satu
kepemilikan;
d) Diperuntukkan
sebagai wisma
taman sesuai
dengan rtlb;
e) Kawasan
pelestariangol
ongan c dan d
IMB khusus
rumah tinggal
dengan kriteria:
68. Pemecahan IMB ●
a) Tidak
memiliki
basement;
15

b) Memerlukan
kajian /
perhitungan
struktur;
c) Maksimal tiga
kavling utuh
dengan satu
kepemilikan;
d) Diperuntukkan
sebagai wisma
taman sesuai
dengan RTLB;
e) Kawasan
Pelestarian
Golongan C
dan D
IMB khusus
rumah tinggal
dengan kriteria:
a) Tidak
memiliki
basement;
b) Memerlukan
kajian /
perhitungan
struktur;
c) Maksimal tiga
69. Salinan IMB ●
kavling utuh
dengan satu
kepemilikan;
d) Diperuntukkan
sebagai wisma
taman sesuai
dengan RTLB;
e) Kawasan
pelestarian
Golongan C
dan D
16

IMB khusus
rumah tinggal
dengan kriteria:
a) Tidak memiliki
basement;
b) Memerlukan
kajian /
perhitungan
struktur;
c) Maksimal tiga
70. Legalisir IMB ● kavling utuh
dengan satu
kepemilikan;
d) Diperuntukkan
sebagai wisma
taman sesuai
dengan RTLB;
Kawasan
pelestarian
golongan C dan
D
IMB khusus
rumah tinggal
dengan kriteria:
a) Tidak memiliki
basement;
b) Memerlukan
kajian /
perhitungan
struktur;
c) Maksimal tiga
Pembatalan IMB atas
71. ● kavling utuh
Permintaan Permohonan
dengan satu
kepemilikan;
d) Diperuntukkan
sebagai wisma
taman sesuai
dengan RTLB;
Kawasan
pelestarian
golongan C dan
D
Imb khusus
Pencabutan IMB atas rumah tinggal
72. ●
Permintaan Pemohon dengan kriteria:
a) Tidak memiliki
17

basement;
b) Memerlukan
kajian /
perhitungan
struktur;
c) Maksimal tiga
kavling utuh
dengan satu
kepemilikan;
d) Diperuntukkan
sebagai wisma
taman sesuai
dengan RTLB;
Kawasan
pelestarian
golongan C dan
D
IMB khusus
rumah tinggal
dengan kriteria:
a) Tidak memiliki
basement;
b) Memerlukan
kajian /
perhitungan
struktur;
c) Maksimal tiga
73. Sertifikat Layak Fungsi (SLF) ● kavling utuh
dengan satu
kepemilikan;
d) Diperuntukkan
sebagai wisma
taman sesuai
dengan RTLB;
Kawasan
pelestarian
golongan C dan
D
IMB khusus
rumah tinggal
dengan kriteria:
Salinan Sertifikat Layak a) Tidak memiliki
74. ●
Fungsi basement;
b) Memerlukan
kajian /
perhitungan
18

struktur;
c) Maksimal tiga
kavling utuh
dengan satu
kepemilikan;
d) Diperuntukkan
sebagai wisma
taman sesuai
dengan RTLB;
Kawasan
pelestarian
golongan Cdan D
IMB khusus
rumah tinggal
dengan kriteria:
a) Tidak memiliki
basement;
b) Memerlukan
kajian /
perhitungan
struktur;
c) Maksimal tiga
Legalisir Sertifikat Layak
75. ● kavling utuh
Fungsi
dengan satu
kepemilikan;
d) Diperuntukkan
sebagai wisma
taman sesuai
dengan RTLB;
Kawasan
pelestarian
golongan C dan
D
SOSIAL
Tanda Daftar Perkumpulan /
76. Organisasi Sosial ●

77. Tanda Daftar Yayasan ●

78. Izin Kegiatan Yayasan ●


79. Izin Pendirian Panti Sosial ●
Izin Pendirian Panti Non
80. ●
Sosial
19

81. Izin Pendirian Pusaka ●


Izin Melaksanakan Kegiatan
82. Pengumpulan Uang dan ●
Barang
KETENAGAKERJAAN DAN KETRANSMIGRASIAN
Izin Operasional Lembaga
83. Penyedia dan Penyalur ●
Pramuwisma
Izin Usaha Lembaga
Penempatan Tenaga Kerja
84. ●
Swasta (LPPTKS) Antar
Kerja Lokal (AKL)
Rekomendasi untuk
Penertiban Surat Izin
85. ●
Pelaksana Penempatan TKI
Swasta (SIPPTKIS)
Surat Persetujuan Pendirian
86. ●
Bursa Kerja Khusus
Pendaftaran Perjanjian
87. Penyedia Jasa Pekerja / ●
Buruh
Pendaftaran Perjanjian
88. ●
Pemborongan Pekerjaan
KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
Tanda Daftar Pengelolaan
89. Permukiman dan / atau ●
Lingkungan Adat
Tanda Daftar Pengelolaan
90. ●
Objek Ziarah
Tanda Daftar Usaha Biro
91. ●
Pekerjaan Wisata (BPW)
Tanda Daftar Usaha Agen
92. ●
Perjalanan Wisata (APW)
93. Tanda Daftar Rumah Makan ●
Tanda Daftar Jasa Boga
94. ●
(Catering)
Tanda Daftar Kedai Kopi
95. ●
(Coffee House)
96. Tanda Daftar Hotel Melati 2 ●
Tanda Daftar Bumi
97. ●
Perkemahan
20

Tanda Daftar Persinggahan


98. Caravan ●

Tanda Daftar Penginapan


99. Remaja (Graha Wisata) ●
Tanda Daftar Gelanggang
100. Olahraga Lapangan Tenis ●
Tanda Daftar Gelanggang
101. Olahraga Bola Gelinding ●
(Bowling)
Tanda Daftar Gelanggang
102. Olahraga Renang ●
Tanda Daftar Pusat Olahraga
103. ●
(Sport Center)
Tanda Daftar Pusat
104. ●
Kesegaran Jasmani
104. Tanda Daftar Sanggar Seni ●
105. Tanda Daftar Galeri Seni ●
Tanda Daftar Gedung
106. ●
Pertunjukkan Seni
Tanda Daftar Permainan
Ketangkasan (Permainan
107. Manual / Mekanik / ●
Elektronik) Untuk Orang
Dewasa
Tanda Daftar Sarana Rekreasi
Keluarga (Permainan Manual
108. / Mekanik / Elektronik) untuk ●
Anak-Anak dan / atau
Keluarga
109. Tanda Daftar Griya Pijat ●
Tanda Daftar Panti Mandi
110. ●
Uap
111. Tanda Daftar Karaoke ●
Tanda Daftar Pertunjukkan
112. ●
Temporer
Tanda Daftar Jasa
Penyelenggaraan Pertemuan,
113. ●
Perjalanan, Insentif,
Konferensi dan Pameran
Tanda Daftar Wisata Sungai,
114. ●
Danau atau Waduk untuk
21

Jenis Wisata Dayung


KEHUTANAN
Surat Keterangan Asal-Usul
115. ●
Kayu (SKAU)
KELAUTAN DAN PERIKANAN
Tanda Daftar Usaha
116. ●
Perikanan (TDUP)
Rekomendasi Impor Hasil
117. ●
Perikanan
Rekomendasi Sertifikat
118. ●
Kelayakan Pengolahan (SKP)
Surat Izin Usaha Perikanan
119. ●
Budidaya
Tanda Pencatatan Kapal
120. Perikanan (TPKP) di bawah ●
10 GT
PETERNAKAN
121. Izin Praktek Dokter Hewan ●
Tanda Izin Usaha Klinik
122. ●
Hewan
Rekomendasi Instalasi
123. Karantina Hewan Sementara ●
(IKHS)
Surat Keterangan Kesehatan
124. ●
Hewan
Izin Depo / Petshop Obat
125. ●
Hewan
126. Izin Toko Obat Hewan ●
Izin Pemasukan / Pengeluaran
127. ●
Daging
Kartu Tanda Berjualan
128. ●
Daging
129. Izin Pengangkutan Daging ●
130. Izin Usaha Persusuan ●
PERDAGANGAN
Skala usaha kecil,
dengan kekayaan
Surat Izin Usaha Perdagangan
131. ● bersih Rp
(SIUP)
50.000.000,- s/d
Rp 500.000.000,-
22

tidak termasuk
bangunan dan
tempat usaha
Izin Penyelenggaraan Usaha < 200 M²
132. ●
Perpasaran Swasta
Perpanjangan < 200 M²
133. Penyelenggaraan Usaha ●
Perpasaran Swasta
PERINDUSTRIAN
Nilai investasi
perusahaan Rp
200.000.000,- s/d
Rp
134. Izin Usaha Industri ● 10.000.000.000,-
tidak termasuk
tanah dan
bangunan tempat
usaha
PEMBANGUNAN
a) Luas lahan
Izin Tempat Usaha 100 M² s/d
135. Berdasarkan Undang-Undang ● 200 M²
Gangguan b) Skala usaha
kecil
a) Luas lahan 100
Daftar Ulang Izin Tempat
M² s/d 200 M²
136. Usaha Berdasarkan Undang- ●
b) Skala usaha
Undang Gangguan
kecil
a) Luas lahan 100
Izin Perluasan Tempat Usaha
M² s/d 200 M²
137. Berdasarkan Undang-Undang ●
b) Skala usaha
Gangguan
kecil
Penggantian Surat Izin a) Luas lahan 100
Tempat Usaha Berdasarkan M² s/d 200 M²
138. ●
Undang-Undang Gangguan b) Skala usaha
Karena Hilang / Rusak kecil
Balik Nama / Ganti Merk a) Luas lahan 100
Surat Izin Tempat Usaha M² s/d 200 M²
139. ●
Berdasarkan Undang-Undang b) Skala usaha
Gangguan kecil
Sumber : Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 57 Tahun 2014
23

Berdasarkan tabel 1.2 di atas, dapat dilihat tabel tersebut berisi mengenai

jenis serta kewenangan pelayanan dan penandatanganan perizinan dan non

perizinan pada tingkat Satuan Pelaksana di seluruh Kecamatan DKI Jakarta. Jenis

kewenangan yang ditangani oleh masing-masing Kecamatan terdiri dari bidang

pendidikan, bidang kesehatan, bidang pekerjaan umum, bidang penataan ruang,

bidang perhubungan, bidang lingkungan hidup, bidang pertanahan yang menjadi

kewenangan daerah, bidang sosial, bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian,

bidang kebudayaan dan pariwisata, bidang kehutanan, bidang kelautan dan

perikanan, bidang peternakan, bidang perdagangan, bidang perindustrian, dan

bidang pembangunan.

Program unggulan PTSP salah satunya adalah layanan One Day Service

(ODS). Pelayanan One Day Service merupakan program untuk meningkatkan

kualitas dan kuantitas pelayanan serta sebagai upaya untuk mendekatkan

pelayanan dalam perizinan dan non perizinan kepada masyarakat guna membantu

terciptanya pelayanan yang cepat (quick service). One day service diciptakan agar

proses pelayanan menjadi lebih efektif dan efisien guna memangkas proses

pelayanan guna mematahkan anggapan masyarakat bahwa pelayanan cenderung

berbelit-belit. Program one day service hanya ada beberapa permohonan yang

dapat diselesaikan dalam waktu satu hari kerja atau sekitar 8-12 jam kerja.

Layanan one day service ini diberlakukan sejak 1 Agustus tahun 2015 di Kantor

PTSP Kecamatan dan Kantor PTSP Kota, namun secara resmi baru diluncurkan

pada 18 Agustus 2015. Melalui layanan one day service, waktu pengurusan

perizinan dari yang semula 4-20 hari dipersingkat menjadi 1 hari selesai.
24

PTSP Kecamatan Pesanggrahan merupakan salah satu service point yang

telah menerapkan pelayanan one day service sejak Agustus 2015. Permohonan

perizinan one day service di PTSP Kecamatan hanya pada bidang/jenis layanan

tertentu yang dapat diselesaikan dalam jangka waktu hanya satu hari. Pelayanan

perizinan tersebuat adalah pada bidang kesehatan, peternakan, dan perdagangan.

Berikut akan diuraikan bidang/jenis layanan one day service dalam kewenangan

di seluruh PTSP tingkat Kecamatan, yaitu sebagai berikut:

Tabel 1.3
Pelayanan Perizinan One Day Service di PTSP Kecamatan

No. Bidang/Jenis
Kesehatan
1. Izin Praktik Dokter Spesialis (di Fasilitas Kesehatan)
2. Izin Praktik Terapi Wicara (di Fasilitas Kesehatan)
3. Izin Praktik Dokter Gigi Spesialis (di Fasilitas Kesehatan)
4. Izin Praktik Sanitarian (di Fasilitas Kesehatan)
5. Izin Praktik Ahli Kesehatan Masyarakat (di Fasilitas Kesehatan)
6. Izin Praktik Tenaga Gizi (di Fasilitas Kesehatan)
7. Izin Praktik Teknisi Gigi (di Fasilitas Kesehatan)
8. Izin Praktik Teknisi Elektromedis (di Fasilitas Kesehatan)
9. Izin Praktik Fisika Medik (di Fasilitas Kesehatan)
Peternakan
10. Izin Praktik Dokter Hewan (di Fasilitas Kesehatan)
Perdagangan
11. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil
Sumber: Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 7 Tahun 2016

Berdasarkan tabel 1.3 di atas, dapat dilihat bahwa hanya ada tiga bidang

perizinan, yaitu kesehatan, peternakan, dan perdagangan. Pada bidang kesehatan

terdapat sebanyak sembilan jenis layanan. Selanjutnya pada bidang peternakan

hanya ada satu yang dapat diselesaikan dalam waktu hanya satu hari, yaitu Izin

Praktik Dokter Hewan (di fasilitas kesehatab). Adapun pada bidang perdagangan,
25

yaitu jenis pelayanan Surat Izin Usaha Perdagangan Kecil. SIUP merupakan

penyumbang terbesar jumlah pemohon pada layanan one day service di PTSP

Kecamatan Pesanggrahan.

Adapun tabel di bawah ini akan dijabarkan jumlah layanan perizinan One

Day Service (ODS) pada periode 01 Januari s/d 31 Desember pada Tahun 2016.

Hal tersebut akan dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 1.4
Layanan Perizinan One Day Service (ODS) Tahun 2016

No. Jenis Pelayanan Jumlah


Surat Izin Praktik (SIP) Dokter Spesialis (di Fasilitas
1. 36
Kesehatan)
Surat Izin Praktik (SIP) Dokter Gigi Spesialis (di Fasilitas
2. 22
Kesehatan)
Surat Izin Praktik (SIP) Terapi Wicara (di Fasilitas
3. 1
Kesehatan)
4. Surat Izin Praktik (SIP) Sanitarian (di Fasilitas Kesehatan) 7

5. Surat Izin Praktik (SIP) Ahli Kesehatan Masyarakat 1


Surat Izin Praktik (SIP) Teknisi Gigi (di Fasilitas
6. 4
Kesehatan)
Surat Izin Praktik (SIP) Teknisi Elektromedis (di Fasilitas
7. 1
Kesehatan)
Surat Izin Praktik (SIP) Dokter Hewan (di Fasilitas
8. 1
Kesehatan)
Surat Izin Praktik (SIP) Tenaga Gizi (di Fasilitas
9. 8
Kesehatan)
10. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil 263

Total 344
Sumber: PTSP Kecamatan Pesanggrahan, 2016

Berdasarkan tabel 1.4 di atas, jumlah layanan perizinan one day service

tahun 2016 berdasarkan jenis layanan berjumlah sebanyak 344 berkas. Jenis

layanan one day service terbanyak adalah pelayanan Surat Izin Usaha
26

Perdagangan (SIUP) Kecil yaitu sebanyak 263 berkas. Sedangkan jenis layanan

yang paling sedikit adalah Surat Izin (SIP) Praktik Terapi Wicara (di Fasilitas

Kesehatan), Surat Izin Praktik (SIP) Ahli Kesehatan Masyarakat, Surat Izin

Praktik (SIP) Teknisi Elektromedis (di Fasilitas Kesehatan), dan Surat Izin Praktik

(SIP) Dokter Hewan (di Fasilitas Kesehatan) yang masing masing hanya

berjumlah 1 berkas saja yang terdaftar selama periode Januari-Desember 2016.

Selanjutnya, tercatat jumlah pengunjung one day service di PTSP

Kecamatan Pesanggrahan pada periode bulan 01 Januari s/d 31 Desember 2016

yaitu sebagai berikut:

Grafik 1.1
Perkembangan Jumlah Pemohon ODS Periode Januari-Desember 2016
di PTSP Kecamatan Pesanggrahan

60
50
40
Percent

30 54
20 43
30 34 37
27
10 15 23 26 23
14 18
0
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember

Sumber: PTSP Kecamatan Pesanggrahan, 2017

Berdasarkan grafik 1.1 di atas, dapat dilihat bahwa jumlah pemohon one day

service masih terbilang sedikit. Hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat

yang belum mengetahui jenis pelayanan apa saja yang termasuk dalam kategori

pelayanan one day service di PTSP. Selain itu, PTSP yang dilaksanakan di DKI

Jakarta terbilang belum berjalan dengan baik karena pada awal terbentuk belum
27

tersedia sarana dan prasarana yang mendukung dalam proses pelayanan sehingga

pelayanan one day service belum secara optimal dalam waktu perizinan.

Peneliti tertarik untuk meneliti mengenai program one day service. Program

ini merupakan program unggulan di seluruh PTSP dan salah satunya ialah di

PTSP Kecamatan Pesanggrahan. Peneliti ingin mengetahui seberapa besar

kualitas pelayanan one day service di PTSP Kecamatan Pesanggrahan. Selama

peneliti melakukan observasi awal yang dilakukan pada bulan April s/d Mei 2016,

ternyata masih terdapat beberapa masalah yang ditemui dalam pelaksanaan

layanan perizinan di PTSP Kecamatan Pesanggrahan terutama pada layanan

perizinan one day service. Pada penelitian ini peneliti menemukan beberapa

masalah di PTSP Kecamatan Pesanggrahan dalam memberikan pelayanan kepada

masyarakat, antara lain:

Pertama, jumlah sarana yaitu komputer masih terbilang kurang. PTSP

Kecamatan Pesanggrahan masih kekurangan komputer sehingga menyebabkan

proses pelayanan dalam pembuatan dan penerbitan perizinan cukup lama.

Terdapat satu komputer di front office untuk melakukan registrasi berkas masuk.

Selanjutnya, terdapat empat komputer di back office namun hanya tiga yang

berfungsi untuk menyelesaikan proses perizinan maupun non perizinan.

Keterbatasan jumlah komputer tersebut mengakibatkan proses penyelesaian

perizinan one day service menjadi terhambat dan melebihi standar waktu

penyelesaian perizinan. Berdasarkan penjelasan Bapak Edi selaku Kepala Kepala

Satuan Pelaksana (Kasatlak) PTSP Kecamatan Pesanggrahan menerangkan bahwa

jumlah komputer memang masih kurang untuk melakukan pelayanan namun


28

pihak PTSP Kecamatan Pesanggrahan telah mengajukan penambahan unit

komputer dan alat pendukung kerja lainnya agar proses penyelesaian berkas

pelayanan perizinan dan non perizinan dapat lebih efektif.

Kedua, keterbatasan jumlah pegawai yang dimiliki PTSP Kecamatan

Pesanggrahan. Berdasarkan dari hasil observasi awal, ternyata masih kekurangan

pegawai di PTSP Kecamatan Pesanggrahan sehingga membuat proses pembuatan

perizinan dan non perizinan menjadi terhambat. Selain itu juga pegawai kurang

profesional dalam proses pelayanan. Berdasarkan pengamatan di lapangan,

masing-masing pegawai melayani masyarakat tidak sesuai dengan tupoksi

sehingga mengakibatkan pekerjaan yang tumpang tindih. Misalnya jika ada

pegawai yang sedang survey ke lapangan, maka pekerjaan di PTSP di handle oleh

pegawai lain secara bergantian. Setiap hari PTSP Kecamatan Pesanggrahan

melayani sekitar 80-100 pemohon perizinan dan non perizinan. Kekurangan ini

juga diungkapkan oleh (Kasatlak) PTSP Kecamatan Pesanggrahan, bahwa PTSP

Kecamatan Pesanggrahan sudah mengajukan penambahan pegawai. Berikut

adalah jumlah pegawai di PTSP Kecamatan Pesanggrahan:

Tabel 1.5
Jumlah Pegawai di PTSP Kecamatan Pesanggrahan

No. Jabatan Jumlah Pegawai


1. Kepala Unit PTSP Kecamatan Pesanggrahan 1
2. Tata Usaha 2
3. Tim Administrasi 2
4. Tim Teknis 2
5. CPNS sebagai Front Office 2
6. Pekerja Harian Lepas (PHL) 2
Jumlah 11
Sumber: Hasil pengamatan peneliti di PTSP Kecamatan Pesanggrahan, 2016
29

Ketiga, kepastian waktu dalam penyelesaian pembuatan perizinan tidak

sesuai dengan standar waktu penyelesaian. Pada website

http://pelayanan.jakarta.go.id tertera batas waktu penyelesaian pada masing-

masing jenis perizinan namun kenyataannya masih terdapat pelayanan one day

service yang selesai lebih dari waktu yang telah ditentukan. Salah satu contoh

pada pelayanan perizinan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil yang

seharusnya waktu penyelesaian 1 hari atau 8-12 jam kerja sudah selesai pada

kenyataannya diselesaikan lebih dari 1 hari. Berikut adalah mekanisme pelayanan

salah satu pelayanan one day service yaitu SIUP Kecil :

Gambar 1.1
Mekanisme Pelayanan SIUP Kecil

Sumber: http://pelayanan.jakarta.go.id/site/detailperizinan/571

Berdasarkan kendala-kendala yang telah dijabarkan di atas, pelayanan di

PTSP Kecamatan Pesanggrahan belum dapat memberikan kepuasan kepada

masyarakat. Hal tersebut menarik untuk diteliti lebih dalam karena belum sesuai

dengan tujuan dibentuknya PTSP, yaitu dalam rangka memberikan perlindungan


30

dan kepastian hukum kepada masyarakat, memperpendek proses pelayanan,

mewujudkan proses pelayanan yang efektif, efisien, transparan, maka peneliti

tertarik untuk meneliti “Kualitas Pelayanan One Day Service di Pelayanan

Terpadu Satu Pintu di Kecamatan Pesanggrahan Kota Adminstrasi Jakarta

Selatan”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka dalam penelitian ini

ada beberapa hal yang dapat diidentifikasi guna mengerucutkan permasalahan,

yaitu:

1. Jumlah komputer masih kurang mencukupi untuk proses pelayanan;

2. Keterbatasan jumlah pegawai dan kurangnya profesional pegawai

sehingga pelaynan tidak sesuai dengan tupoksi di PTSP Kecamatan

Pesanggrahan untuk menangani pelayanan perizinan dan non perizinan;

3. Pelayanan one day service di PTSP Kecamatan Pesanggrahan melebihi

standar waktu yang telah ditetapkan.

1.3 Pembatasan Masalah

Setelah melakukan identifikasi beberapa masalah yang terjadi di PTSP

Kecamatan Pesanggrahan, maka peneliti melakukan pembatasan masalah, yaitu

“Kualitas Pelayanan One Day Service di Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kecamatan Pesanggrahan Kota Administrasi Jakarta Selatan”.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan batasan masalah yang terjadi, maka peneliti

melakukan perumusan masalah yaitu “Seberapa Besar Kualitas Pelayanan One


31

Day Service di Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kecamatan Pesanggrahan

Kota Administrasi Jakarta Selatan?”

1.5 Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti memaparkan mengenai kualitas pelayanan

publik guna mengetahui Kualitas Pelayanan One Day Service di Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kecamatan Pesanggrahan Kota Administrasi Jakarta Selatan.

1.6 Manfaat Penelitian

Tercapainya tujuan penelitian yang telah dikemukakan diatas, penelitian ini

diharapkan akan membawa manfaat, yaitu:

1.6.1 Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian diharapkan dapat berguna sebagai bahan untuk

memperluas wawasan dan pengetahuan tentang teori dan konsep

yang diperoleh selama perkuliahan dan dibandingkan dengan

penerapan secara nyata.

b. Memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai disiplin ilmu

Administrasi Publik dan diharapkan dapat menjadi referensi bagi

peneliti lainnya untuk meneliti hal yang khusus berkaitan dengan

Kualitas Pelayanan One Day Service di Pelayanan Terpadu Satu

Pintu (PTSP).

1.6.2 Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi peneliti adalah menambah ilmu pengetahuan

khususnya dalam ilmu Administrasi Publik yang berkaitan tentang

masalah Kualitas Pelayanan One Day Service di PTSP;


32

b. Manfaat yang di dapat oleh PTSP Kecamatan Pesanggrahan yaitu

sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan pelayanan di PTSP

Kecamatan Pesanggrahan agar lebih baik lagi untuk kedepannya;

c. Manfaat bagi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa khususnya pada

Program Studi Administrasi Publik untuk menambah referensi

penelitian di perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

dan perpustakaan pusat Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Latar belakang masalah menjelaskan mengenai kedudukan masalah

yang akan diteliti. Penjelasan dalam penelitian ini diuraikan secara

deduktif, artinya dimulai dari penjelasan umum hingga menjelaskan

ke masalah yang lebih spesifik dan relevan dengan tema yang diambil.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang

akan diteliti, kemudian akan dikaitkan dengan tema//judul penelitian.

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah memfokuskan pada masalah spesifik yang akan

diajukan dalam rumusan masalah.

1.4 Rumusan Masalah

Perumusan masalah bertujuan untuk mendefinisikan permasalahan

yang telah diterapkan dalam kalimat pertanyaan.


33

1.5 Tujuan Penelitian

Mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai dengan

dilaksanakannya penelitian terhadap masalah yang telah dirumuskan.

1.6 Manfaat Penelitian

Menjelaskan tentang manfaat teoritis dan praktis terkait dengan

temuan penelitian.

1.7 Sistematika Penulisan

Menjelaskan isi bab per bab dan menjelaskan urutan penulisan skripsi

secara keseluruhan.

BAB II : KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN ASUMSI

DASAR PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

Mengkaji teori dan konsep yang relevan dengan permasalahan

penelitian, sehingga akan memperoleh konsep penelitian yang jelas.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan kajian penelitian yang sudah pernah

dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang dapat diambil dari berbagai

sumber ilmiah.

2.3 Kerangka Pemikiran Peneliti

Kerangka pemikiran menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai

kelanjutan dari perbincangan kajian teori untuk memberikan

penjelasan kepada pembaca mengenai asumsi dasarnya.


34

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap

permasalahan yang diteliti yang akan diuji kebenarannya. Hipotesis

dirumuskan berdasarkan kajian teori dari kajian konseptual serta

kerangka berpikir.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Bagian ini menguraikan tentang pendekatan dan metode apa yang

digunakan oleh peneliti dalam penelitian.

3.2 Ruang Lingkup Penelitian

Bagian ini merupakan bagian membatasi dan menjelaskan substansi

materi kajian penelitian yang akan dilakukan.

3.3 Lokasi Penelitian

Mendeskripsikan tempat (locus) penelitian akan dilaksanakan.

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konsep

Definisi konseptual memberikan penjelasan tentang konsep

dari variabel yang akan diteliti menurut pendapat peneliti

berdasarkan kerangka teori yang digunakan.

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran konsep yang

menjabarkan fenomena yang akan diamati.


35

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian menjelaskan tentang proses penyusunan dan alat

pengumpulan data yang akan digunakan, proses pengumpulan data,

dan teknik penentuan kualitas instrumen.

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

Menjelaskan mengenai wilayah generalisasi atau populasi penelitian,

penetapan besar sampel, dengan teknik pengambilan sampel.

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menjelaskan atau memaparkan teknik pengolahan dan analisis data

yang digunakan dalam penelitian.

3.8 Jadwal Penelitian

Tahap penelitian dilengkapi dengan tabel jadwal penelitian.

BAB IV : PEMBAHASAN

3.1 Deskripsi Objek Penelitian

Menjelaskan tentang objek penelitian yang meliputi lokasi penelitian

secara jelas, struktur organisasi serta hal lain yang berhubungan

dengan objek penelitian.

3.2 Deskripsi Data

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah

dengan menggunakan teknik analisis data yang relevan.

3.3 Pengujian Persyaratan Statistik

Melakukan pengujian terhadap persyaratan statistik dengan

menggunakan uji statistik tertentu.


36

3.4 Analisis Data

Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap data.

3.5 Uji Hipotesis

Melakukan pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan teknik

analisis statistik yang telah ditentukan sebelumnya.

3.6 Interpretasi Hasil Penelitian

Melakukan penafsiran terhadap hasil akhir pengujian hipotesis.

3.7 Pembahasan

Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data.

BAB V : PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat,

jelas, dan mudah dipahami.

5.2 Saran

Berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang

diteliti baik secara teoritis maupun praktis

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar referensi yang digunakan dalam penyusunan penelitian,

LAMPIRAN

Memuat lampiran-lampiran yang dianggap perlu dan relevan, tersusun

secara berurutan yang dianggap perlu oleh peneliti karena berkaitan dengan

data penelitian dan sebagai bukti kuat dalam penyusunan penelitian.


BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Organisasi Publik

Menurut Winardi (2004:44) apabila kita ingin mempelajari organisasi

(khususnya teori organisasi) maka kita perlu mempelajari strukturnya, prosesnya,

dan perilaku dari organisasi itu sendiri, karena apabila kita memperhatikan

kondisi sekeliling kita maka dapat dikatakan bahwa manusia hidup dalam

masyarakat senantiasa dipengaruhi oleh berbagai macam organisasi, baik itu

untuk membuat surat keterangan penduduk, institut pendidikan, rumah sakit,

kantor yang berkenaan dengan pekerjaan kita, dan sebagainya.

Definisi organisasi dijabarkan oleh Stephen Robbin dalam Achmad Sobirin

(2007:5) berpendapat bahwa:

Organisasi adalah unit sosial yang sengaja didirikan untuk jangka waktu
yang relatif lama, beranggotakan dua orang atau lebih yang bekerja
bersama-sama dan terkoordinasi dan didirikan untuk mencapai tujuan
bersama atau satu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.

Organisasi publik adalah organisasi yang didirikan dengan tujuan

memberikan pelayanan kepada masyarakat. Mahsun (2009:163) menyatakan

bahwa organisasi publik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pure non-profit

organizations dan quasi non-profit organizations. Organisasi sektor publik

37
38

berhubungan langsung dengan penyediaan service and goods untuk memenuhi

keinginan dan kebutuhan masyarakat.

Menurut Warren Bennis dalam Miftah Thoha (2007:3) merumuskan ada tiga

dimensi pokok dalam mendiskusikan teori organisasi yang tidak bisa diabaikan,

antara lain dimensi teknis, dimensi konsep, dan dimensi manusia. Jika ketiga

dimensi itu berinteraksi, maka akan mampu menimbulkan suatu kegiatan

organisasi yang efektif. Dimensi teknis menekankan pada kecakapan yang

dibutuhkan untuk menggerakkan organisasi. Dimensi ini berisikan keahlian-

keahlian birokrat atau manajer di bidang teknis yang diperlukan menggerakkkan

organisasi. Dimensi konsep yang merupakan motor penggerak dari dimensi

pertama dan amat erat hubungannya dengan dimensi ketiga yakni dimensi

manusia. Jika birokrat dalam bekerja hanya mengandalkan pada dimensi pertama

dan mengabaikan dimensi kedua atau bahkan menelantarkan dimensi ketiga maka

akan menimbulkan suatu iklim yang tidak respektif terhadap faktor pendukung

utama organisasi yakni manusia pekerja. Oleh karena itu, organisasi-organisasi

merupakan proses-proses dinamik yang dalam tata susunan mereka mencakup

aneka subproses yakni individu yang menjadi komponen inti dari suatu organisasi.

Terdapat 13 karakteristik organisasi publik menurut Stewart (dalam Kusdi,

2009:44), yaitu:

a. Target atau sasaran yang tidak terdefinisi secara jelas;


b. Harapan-harapan yang beragam dan acap kali bersifat artificial dan
politis;
c. Tuntutan dari berbagai pihak yang berbeda;
d. Tuntutan dari badan-badan yang mengucurkan anggaran;
e. Penerimaan jasa, yaitu masyarakat, tidak memberikan kontribusi secara
langsung melainkan melalui mekanisme pajak;
f. Sumber anggran yang berbeda-beda;
39

g. Anggaran yang diterima mendahului pelayanan yang diberikan;


h. Ada pengaruh dari perubahan politik;
i. Tuntutan dan arah yang harus dipatuhi dari pusat;
j. Batasan-batasan yang ditetapkan oleh undang-undang;
k. Larangan atau pembatasan untuk melakukan usaha-usaha yang
menghasilkan laba;
l. Larangan atau pembatasan untuk menggunakan anggaran diluar tujuan
yang secara formal telah ditetapkan;
m. Tingkat sensitivitas terhadap tekanan kelompok masyarakat.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa organisasi sebagai

satu kesatuan sosial dari kelompok manusia yang saling berinteraksi menurut

suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki fungsi dan

tugasnya masing-masing.

2.1.2 Pelayanan Publik

Hardiyansyah (2011:11) mendefinisikan pelayanan sebagai aktifitas yang

diberikan untuk membantu, menyiapkan, dan mengurus baik itu berupa barang

atau jasa dari satu pihak ke pihak lain. Pada hakikatnya pelayanan merupakan

serangkaian kegiatan, karena itu proses pelayanan berlangsung secara rutin dan

berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan organisasi dalam masyarakat. Jadi

dapat dikatakan pelayanan adalah kegiatan yang bertujuan untuk membantu

menyiapkan atau mengurus apa yang diperlukan oleh orang lain atau masyarakat.

Pendapat lainnya menurut Gronroos (dalam Ratminto dan Winarsih 2006:2)

pengertian pelayanan adalah sebagai berikut:

Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat


tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya
interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang
disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk
pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan
konsumen atau pelanggan.
40

Moenir (2006:17) mendefinisikan pelayanan sebagai proses pemenuhan

kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. Pelayanan yang

diperlukan manusia pada dasarnya ada dua jenis, yaitu layanan fisik yang sifatnya

pribadi sebagai manusia dan layanan administratif yang diberikan oleh orang lain

selaku anggota organisasi, baik itu organisasi massa atau organisasi negara.

Agus Dwiyanto (2005:182) menyebutkan beberapa karakteristik yang dapat

digunakan untuk mendefinisikan apa yang dapat dikategorikan sebagai pelayanan

publik secara lebih terperinci, yaitu sebagai berikut:

a. Dalam kegiatan penyediaan barang dan jasa dibutuhkan masyarakat.


Pelayanan publik dicirikan oleh adanya pertimbangan untuk mencapai
pertimbangan yang lebih besar disbanding dengan upaya untuk
mewujudkan tujuan ekonomis. Jika pelayanan yang diberikan oleh
swasta pada umumnya lebih banyak didasarkan pada pertimbangan
ekonomi (memperoleh keuntungan), maka penyedia pelayanan publik
yang dilakukan pemerintah tidak didasarkan untuk memperoleh
keuntungan semata melainkan lebih banyak didasarkan pada
pertimbangan untuk mewujudkan keadilan social (social justice) bagi
masyarakat;
b. Pelayanan publik juga dicirikan oleh adanya asumsi bahwa pengguna
layanan lebih dilihat posisinya sebagai warga negara daripada hanya
dilihat sebagai pengguna layanan semata. Hubungan antara pemerintah
dengan warga negara yang dilayani memiliki landasan fundamental
yang ditandai oleh adanya komitmen bersama antara pihak yang
memerintah dan pihak yang diperintah untuk membangun suatu negara.
Salah satu hal penting yang menjadi indikator untuk mengukur
keberhasilan pelayanan publik adalah equality (persamaan). Ini berarti
setiap warga negara harus mempunyai akses yang sama untuk
memperoleh pelayanan publik yang mereka butuhkan;
c. Pelayanan publik dicirikan oleh karakter pengguna pelayanan
(customers) yang kompleks dan multidimensional. Multidimensional
tersebut tercermin dari level pemanfaat layanan yang bisa bersifat
individu, keluarga maupun komunitas.

Mahmudi (2005:229) mengklasifikasikan pelayanan publik, yaitu:

a. Pelayanan kebutuhan dasar, terdiri dari kesehatan, pendidikan dasar,


dan bahan kebutuhan pokok masyarakat;
41

b. Pelayanan umum, terdiri dari pelayanan administrasi dan pelayanan


barang.

Ratminto dan Winarsih (2006:5) mendefinisikan pelayanan perizinan yaitu

segala bentuk jasa pelayanan yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan

dilaksanakan oleh instansi pemerintah di Pusat, Daerah, dan di lingkungan BUMN

atau BUMD, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun

dalam rangka pelaksanaaan ketentuan peraturan perundang-undangan yang bentuk

produk pelayanannya adalah izin atau warkat.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik, pelayanan publik didefinisikan yaitu segala bentuk kegiatan atau

rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan bagi setiap

warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif

yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik dalam hal pengaturan,

pembinaan, bimbingan, penyediaan fasilitas, jasa dan lainnya yang dilaksanakan

oleh aparatur pemerintah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan kepada masyarakat

sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Ratminto dan Winarsih (2006:4) mendefinisikan pelayanan publik atau

pelayanan umum sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang

publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan

dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan

badan usaha milik negara atau badan usaha milik daerah dalam rangka upaya

pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan

peraturan perundang-undangan.
42

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa pelayanan publik serangkaian kegiatan yang berlangsung

secara berkesinambungan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan bagi

setiap warga negara yang menjadi tanggung jawab pemerintah atas barang, jasa,

dan atau pelayanan administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan.

Menurut Ratminto dan Winarsih (2006:58) sebuah pelayanan dinilai sebagai

pelayanan prima jika desain dan prosedurnya memenuhi prinsip, yaitu:

a. Identifikasi kebutuhan konsumen yang sesungguhnya;


b. Sediakan pelayanan yang terpadu (one-stop-shop);
c. Buat sistem yang mendukung kebutuhan konsumen;
d. Usahakan agar semua orang atau karyawan bertanggungjawab terhadap
kualitas pelayanan;
e. Layanilah keluhan konsumen secara baik;
f. Terus berinovasi;
g. Karyawan adalah sama pentingnya dengan konsumen;
h. Bersikap tegas tetapi ramah terhadap konsumen;
i. Jalan komunikasi dan interaksi khusus dengan pelanggan;
j. Selalu mengontrol kualitas.

Menurut Moenir (2006:88) faktor pendukung pelayanan cukup penting

dalam mempengaruhi proses pencapaian tujuan dari organisasi. Dalam pelayanan

umum terdapat enam faktor pendukung yang penting, dimana keenam faktor

tersebut masing-masing mempunyai peranan berbeda tetapi saling berpengaruh

dan sama-sama akan mewujudkan pelaksanaan pelayanan secara baik. Faktor

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Faktor kesadaran
Kesadaran pegawai pada segala tingkatan terhadap tugas atau pekerjaan
yang menjadi tanggung jawab membawa dampak positif terhadap
organisasi dan tugas atau pekerjaan itu sendiri. Ia akan menjadi sumber
kesungguhan dan disiplin dalam melaksanakan tugas atau pekerjaan
43

sehingga hasilnya dapat diharapkan memenuhi standard yang telah


ditetapkan.
b. Faktor aturan
Faktor aturan dalam organisasi mulak keberadaannya agar organisasi
dan pekerjaan dapat berjalan dengan teratur dan terarah. Untuk itu,
penting untuk diperhatikan tentang kewenangan dalam membuat
peraturan organisasi. Selanjutnya agar peraturan dapat mencapai apa
yang dimaksud, maka ia harus dipahami oleh semua orang yang
berkepentingan terutama orang-orang yang bertugas dalam bidang yang
diatur itu dengan disertai disiplin yang tinggi.
c. Faktor organisasi
faktor organisasi sebagai suatu sistem merupakan alat yang efektif
dalam usaha pencapaian tujuan, dalam hal ini pelayanan yang baik dan
memuaskan. Oleh karena itu, harus dijaga agar mekanisme sistem dapat
berjalan sebagaimana mestinya.
d. Faktor pendapatan
pendapatan pegawai berfungsi sebagai faktor pendukung dalam
pelaksanaan pekerjaan, karena pada dasarnya tujuan orang bekerja
adalah untuk mendapatkan imbalan yang sepadan, cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan mendapatkn imbalan yang
cukup, maka para pegawai akan lebih giat lagi dalam bekerja.
e. Faktor kemampuan dan keterampilan
kemampuan dan keterampilan para pegawai dalam melaksanakan tugas
atau pekerjaan, baik mereka termasuk golongan pimpinan maupun
petugas atau pekerja sangat penting. Dalam bidang pelayanan yang
menonjol dan paling cepat dirasakan oleh orang yang menerima
pelayanan adalah keterampilan pelaksanaannya. Oleh karena itu,
petugas yang memberikan pelayanan harus mempunyai keterampilan
yang cukup.
f. Faktor pendukung dan pelayanan
faktor pendukung dan pelayanan adalah sarana yang ada untuk
melaksanakan tugas atau pekerjaan layanan. Sarana terbagi dua macam,
yaitu:
1. sarana kerja, meliputi peralatan, perlengkapan, dan alat bantu;
2. fasilitas, meliputi gedung dengan segala kelengkapannya, fasilitas
komunikasi dan kemudahan lainnya.

2.1.2.1 Asas-asas Pelayanan Publik

Berdasarkan Kepmenpan Nomor 63 Tahun 2004 untuk dapat memberikan

pelayanan yang memuaskan bagi pengguna jasa, penyelenggaraan pelayanan

harus memenuhi asas-asas pelayanan sebagai berikut:


44

a. Transparansi
Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang
membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti;
b. Akuntabilitas
Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
c. Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima
pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan
efektivitas;
d. Partisipatif
Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan
publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan
masyarakat;
e. Kesamaan hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama,
golongan, gender, dan status ekonomi;
f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan
kewajiban masing-masing pihak.

Asas-asas penyelenggaaan pelayanan publik juga diatur dalam pasal 4

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, yakni:

a. Asas kepentingan umum;


b. Asas kepastian hukum;
c. Asas kesamaan hak;
d. Asas keseimbangan hak dan kewajiban;
e. Asas keprofesionalan;
f. Asas partisipatif;
g. Asas persamaan perlakuan atau tidak diskriminatif;
h. Asas keterbukaan;
i. Asas akuntabilitas;
j. Asas fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
k. Asas ketepatan waktu;
l. Asas kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

2.1.2.2 Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan

Berdasarkan Kepmenpan Nomor 63 Tahun 2003 menyebutkan bahwa

penyelenggaraan pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut:

a. Kesederhanaan
45

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan


mudah dilaksanakan;
b. Kejelasan
Kejelasan ini mencakup kejelasan dalam hal:
i. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik;
ii. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab
dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan atau
persoalan atau sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik;
iii. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.
c. Kepastian waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu
yang telah ditentukan;
d. Akurasi
Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah;
e. Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan
kepastian hukum;
f. Tanggung jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk
bertanggungjawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian
keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik;
g. Kelengkapan sarana dan prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung
lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi
telekomunikasi dan informatika (telematika);
h. Kemudahan akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah
dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi
telematika;
i. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah,
serta memberikan pelayanan dengan ikhlas;
j. Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu
yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta
dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet,
tempat ibadah, dan lain-lain.

2.1.2.3 Standar Pelayanan Publik

Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar

pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima

pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam


46

penyeleggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan penerima

pelayanan. Menurut KEPMENPAN Nomor 63 Tahun 2004, standar pelayanan,

sekurang-kurangnya meliputi:

a. Prosedur pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima
pelayanan termasuk pengaduan;
b. Waktu penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan
sampai dengan penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan;
c. Biaya pelayanan
Biaya atau tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam
proses pemberian pelayanan;
d. Produk pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan;
e. Sarana dan prasarana
Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh
penyelenggara pelayanan publik;
f. Kompetensi petugas pemberi layanan
Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat
berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku
yang dibutuhkan.

Penyusunan standar pelayanan dilakukan dengan pedoman tertentu yang

diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009, komponen

standar pelayanan sekurang-kurangnya meliputi:

a. Dasar hukum
Peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar
b. Persyaratan
Syarat yang harus dipenuhi dalam pengurusan suatu jenis pelayanan,
baik persyaratan teknis maupun administratif
c. Sistem, mekanisme, dan prosedur
Tata cara pelayanan yang dibekukan bagi pemberi dan penerima
pelayan termasuk pengaduan
d. Jangka waktu penyelesaian
Jangka waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh proses
pelayanan dari setiap jenis pelayanan.
47

2.1.2.4 Pola Pelayanan Publik

KEPMENPAN Nomor 63 Tahun 2004 menyatakan adanya empat pola

pelayanan, yaitu:

a. Fungsional
Pola pelayanan publik diberikan oleh penyelenggara pelayanan, sesuai
dengan tugas, fungsi dan kewenangannya;
b. Terpusat
Pola pelayanan publik diberikan secara tunggal oleh penyelenggara
pelayanan berdasarkan pelimpahan wewenang dari penyelenggara
pelayanan terkait lainnya yang bersangkutan;
c. Terpadu
Pola penyelenggaraan pelayanan publik terpadu dibedakan menjadi
dua, yaitu:
i. Terpadu satu atap
Pola pelayanan terpadu satu atap diselenggarakan dalam satu tempat
yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang tidak mempunyai
keterkaitan proses dan dilayani melalui beberapa pintu;
ii. Terpadu satu pintu
Pola pelayanan terpadu satu pintu diselenggarakan pada satu tempat
yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang memiliki keterkaitan
proses dan dilayani melalui satu pintu.
d. Gugus tugas
Petugas pelayanan publik secara perorangan atau dalam bentuk gugus
tugas ditempatkan pada instansi pemberi pelayanan dan lokasi
pemberian pelayanan tertentu.

Timbulnya pelayanan publik dikarenakan adanya kepentingan yang

bermacam-macam bentuknya sehingga pelayanan publik yang dilakukan terdapat

beberapa jenisnya. Berdasarkan KEPMENPAN Nomor 63 Tahun 2003 kegiatan

pelayanan publik antara lain:

a. Pelayanan administratif
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang
dibutuhkan oleh publik, misalnya status kewarganegaraan, sertifikat
kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap suatu barang,
sebagai contoh ialah Kartu Tanda Penduduk (KTP), akte kelahiran, akte
kematian, Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Izin
Mengemudi (SIM), Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK), Izin
Mendirikan Bangunan (IMB), paspor, sertifikat kepemilikan atau
penguasaan tanah dan lain sebagainya.
48

b. Pelayanan barang
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk atau jenis barang yang
digunakan oleh piblik, misalnya jaringan telepon (Telkom), penyediaan
tenaga listrik (PLN), penyediaan air bersih (PDAM);
c. Pelayanan jasa
Pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang dibutuhkan
oleh publik, misalnya pendidikan, kesehatan, transportasi, dan lain
sebagainya.

2.1.3 Kualitas Pelayanan Publik

Kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh aparatur pemerintah dapat

dinilai oleh para pengguna jasa pelayanan, maka perlu ada kriteria yang

menunjukkan apakah suatu pelayanan publik yang diberikan dapat dikatakan baik

atau buruk, berkualitas atau tidak. Kualitas suatu pelayanan mengacu pada

kepentingan atau kepuasan para pelanggan yang didukung dengan sarana dan

prasarana yang baik, dimanfaatkan dengan baik serta menghasilkan produk secara

baik dan benar agar terciptanya pelayanan prima.

Kualitas pelayanan umum menurut Wyckof dalam Tjiptono (2008:59), yaitu

sebagai berikut:

“kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan


pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan
pelanggan. Apabila jasa atau pelayanan yang diterima atau dirasakan
(perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas jasa atau
pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa atau pelayanan
yang diterima melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa atau
pelayanan dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya, jika jasa
atau pelayanan yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka
kualitas jasa atau pelayanan dipersepsikan buruk”.

Gasperz dalam Lukman (2002:7) mengungkapkan beberapa pengertian

pokok dari kualitas pelayanan, yaitu sebagai berikut:

a. Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan


langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan
49

pelanggan dan dengan demikian memberikan kepuasan atas


penggunaan produk itu;
b. Kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari segala kekurangan
atau kerusakan.

Kualitas pelayanan dapat dikatakan berhasil apabila pelayanan yang

diberikan oleh aparatur kepada pelanggan mendapat pengakuan yang positif dari

pihak-pihak yang dilayani. Pengakuan terhadap kualitas pelayanan bukan berasal

dari pendapat para aparatur yang memberikan pelayanan melainkan berasal dari

pengguna jasa pelayanan tersebut.

Sedarmayanti (2009:207-208) menyebutkan bahwa pada dasarnya kualitas

pelayanan umum itu meliputi beberapa hal sebagai berikut:

a. Aspek kemampuan sumber daya manusia yang terdiri dari


keterampilan, pengetahuan, dan sikap diupayakan untuk ditingkatkan.,
maka hal tersebut akan mempengaruhi pelaksanaan tugasnya, dan
apabila pelaksanaan tugas dilakukan secara lebih profesional, maka
akan menghasilkan kualitas pelayanan yang lebih baik;
b. Apabila sarana dan prasarana dikelola secara tepat, cepat dan lengkap
sesuai dengan kebutuhan atau tuntutan masyarakat, maka hal tersebut
akan menghasilkan kualitas pelayanan yang lebih baik;
c. Prosedur yang dilaksanakan harus memperhatikan dan menerapkan
ketepatan, kecepatan serta kemudahan prosedur, sehingga dapat
meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik dari yang
sebelumnya;
d. Bentuk jasa yang diberikan kepada masyarakat dapat berupa
kemudahan dalam memperoleh informasi, ketepatan, kecepatan
pelayanan, sehingga kualita pelayanan yang lebih baik akan dapat
diwujudkan.

Parasuraman, Zeithaml, dan L.Berry (dalam Hardiyansyah 2011:40)

mengatakan bahwa:

“SERVQUAL is an emirically derived method that may be used by a service


organization to improve service quality. The method involves the
development of an understanding of the perceived service needs of target
customers. These measured perceptions of service quality for the
organization in question, are then compared against an organization that is
excellent. The resulting gap analysis may then be used as a driver for
50

service quality improvement. Artinya SERVQUAL merupakan suatu


metode yang diturunkan secara empiris yang dapat digunakan oleh
organisasi pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Metode ini
meliputi pengembangan pemahaman mengenai kebutuhan layanan yang
dirasakan oleh pelanggan. Ini diukur dari persepsi kualitas layanan bagi
organisasi yang bersangkutan, kemudian dibandingkan terhadap sebuah
organisasi yang sangat baik. Analisis kesenjangan yang dihasilkan
kemudian dapat digunakan sebagai panduan untuk peningkatan kualitas
pelayanan.”

Selanjutnya, Parasuraman et. al. (dalam Hardiyansyah 2011:42) menyatakan

bahwa kualitas pelayanan (Service Quality) terdiri dari lima dimensi, yaitu

sebagai berikut:

a. Tangibles (bukti fisik), yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam


menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan
kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan
lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan
oleh pemberi jasa, yang meliputi fasilitas fisik (seperti gedung,
gudang), perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan (teknologi)
serta penampilan para pegawai;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan perusahaan untuk
memberikan pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan
terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti
ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua pelanggan, sikap
simpatik dan dengan akurasi yang tinggi;
c. Responsiveness (ketanggapan), yaitu suatu kemampuan untuk
membantu dan memberi pelayanan yang cepat (responsif) dan tepat
kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas.
d. Assurance (jaminan dan kepastian), yaitu pengetahuan, sopan santun,
dan kemampuan para pegawai untuk menumbuhkan rasa percaya para
pelanggan untuk suatu organisasi yang terdiri dari beberapa komponen
antara lain komunikasi (communication), kredibilitas (credibility),
keamanan (security), kompetensi (competence), dan sopan santun
(courtesy);
e. Empathy (empati), yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat
individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan
berupaya memahami keinginan konsumen. Suatu organisasi diharapkan
memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu
pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
51

2.1.3.1 Indikator Kepuasan Kualitas Pelayanan

Kepuasan masyarakat sangat perlu diperhatikan oleh aparat pemberi

pelayanan untuk mengetahui kualitas pelayanan publik. Indikator kepuasan

masyarakat tersebut menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 25 Tahun 2004 terdiri dari empat belas unsur yang terdiri dari:

a. Prosedur pelayanan yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan


kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan;
b. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang
diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis
pelayanannya;
c. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas
yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan
tanggung jawabnya);
d. Kedisiplinan petugas pelayanan, kesungguhan petugas dalam
memberikan pelayanan terutama terhadpa konsistensi waktu kerja
sesuai ketentuan yang berlaku;
e. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan
tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian
pelayanan;
f. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan
keterampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan atau
menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat;
g. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan;
h. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan pelayanan dengan
tidak membedakan golongan atau status masyarakat yang dilayani;
i. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan
ramah serta saling menghargai dan menghormati;
j. Kewajiban biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap
besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan;
k. Kepastian biaya pelayanan yaitu kesesuaian antara biaya yang
dibayarkan dengan biaya yang ditetapkan;
l. Kepastian jadwal pelayanan yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan;
m. Kenyamanan lingkungan yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan
yang bersih, rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman
kepada penerima pelayanan;
n. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan
unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan sehingga
52

masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap


resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

2.1.4 Pelayanan Terpadu Satu Pintu

PTSP Provinsi DKI Jakarta dibawah naungan sebuah badan, yaitu Badan

PTSP Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun

2013 tentang Penyelenggaraan PTSP. PTSP memiliki tugas untuk melayani

perizinan dan non perizinan dengan sistem satu pintu. sasaran Penyelenggaraan

PTSP adalah terwujudnya pelayanan publik yang cepat, murah, mudah,

transparan, pasti dan terjangkau dan meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap

pelayanan publik. Sistem pelayanan terpadu satu pintu dilakukan dengan cara

memadukan beberapa jenis pelayanan untuk menyelenggarakan pelayanan secara

terintegrasi dalam satu kesatuan proses dimulai dari tahap permohonan sampai

dengan tahap penyelesaian produk pelayanan melalui satu pintu.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 Tahun

2012 tentang Pelayanan Publik yang dimaksud dengan sistem pelayanan terpadu

dalam Pasal 14 Ayat (1) sistem pelayanan terpadu merupakan satu kesatuan

proses pengelolaan pelayanan terhadap beberapa jenis pelayanan yang dilakukan

secara terintegrasi dalam satu tempat baik secara fisik maupun virtual sesuai

dengan standar pelayanan yang dilakukan dengan memadukan pelayanan secara

elektronik. Melalui PTSP pelayanan perizinan dan non perizinan dilaukan dengan

penyederhanaan penyelenggaraan pelayanan yang dipusatkan pada satu tempat.

PTSP mempunyai ciri adanya lembaga khusus yang memiliki kewenangan

tertentu untuk memberikan pelayanan, baik itu pelayanan perizinan dan non
53

perizinan yang mekanisme pengelolaannya dimulai dari tahap permohonan hingga

dengan tahap terbit dokumen dilaksanakan pada satu tempat.

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2013 Pasal 1 Ayat (10)

menjelaskan bahwa perizinan adalah pemberian legalitas dalam bentuk izin

kepada orang perseorangan atau badan hukum untuk melakukan usaha atau

kegiatan tertentu. Pada Pasal 1 Ayat (12) izin adalah dokumen yang diterbitkan

berdasarkan Perda dan/atau peraturan lainnya yang merupakan bukti legalitas,

menyatakan sah atau diperbolehkannya orang perseorangan atau badan hukum

untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu. Pasal 1 Ayat (11) menjelaskan

bahwa non perizinan adalah pemberian rekomendasi atau dokumen lainnya

kepada perseorangan atau badan hukum. Pasal 1 Ayat (13) dijelaskan bahwa non

izin adalah dokumen yang diterbitkan berdasarkan Perda dan/atau peraturan

lainnya yang menyatakan sah atau diperbolehkannya orang perseorangan atau

badan hukum untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu.

Menurut Trochidis (2008) dalam Setyowati (2016:63), menyatakan bahwa:

Pelayanan publik perlu dikembangkan model kelembagaan pelayanan


publik yang dapat memudahkan masyarakat dan kalangan dunia usaha untuk
berurusan dengan pemerintah. Salah satu konsep yang dikembangkan adalah
model pelayanan yang mengintegrasikan berbagai jenis pelayanan
pemerintah dalam satu lokasi. Model pelayanan publik seperti ini memiliki
berbagai istilah seperti one stop government, integrated service delivery,
seamless government, joined up government, single access point, one stop
shop, one stop service.

Adapun ciri-ciri PTSP menurut Rusli dalam Setyowati (2016:65) adalah:

a. Wewenang proses dan penandatanganan surat izin berada di satu pihak,


yaitu instansi pelayanan, namun khusus untuk pelayanan administrasi
kependudukan, berdasarkan peraturan internasional, walaupun
54

dilakukan di PTSP penandatanganannya tetap dilakukan oleh lembaga


pencatatan sipil;
b. Koordinasi (dalam hal pelayanan dan proses perizinan) lebih mudah
dan dilakukan oleh Kepala PTSP. Kepala PTSP juga berperan sebagai
Ketua Tim Tinjauan Lapangan (SKPD teknis lainnya sebagai anggota
tim) untuk proses permberian izin-izin tertentu;
c. Mekanisme dan prosedur akan lebih mudah disederhanakan karena
keputusan berada di tangan Kepala PTSP;
d. Pengawasan menjadi tanggung jawab bersama antara lembaga PTSP
dan SKPD teknis;
e. SPM relatif akan mudah dilakukan karena kewenangan mengkoordinir
dan mengawasi pelaksanaan pelayanan berada di tangan satu pihak;
f. Lokasi pelayanan berada di satu tempat (terpusat) tetapi terdapat
kemungkinan luas untuk melakukan inovasi dan terobosan pelayanan
sesuai dengan kondisi daerah masing-masing, misalnya membuka
cabang di berbagai lokasi, mobil keliling untuk menjemput berkas-
berkas di berbagai kecamatan dan kelurahan;
g. Lembaga pelayanan sebaiknya berbentuk kantor atau dinas yang ber-
eselon II, sehingga tidak terjadi keseganan pimpinannya untuk
mengkoordinasikan SKPD lainnya yang ber-eselon.

Sementara itu, menurut Bent dalam Setyowati (2017:66) ada tiga jenis

model one stop service atau one stop government. Berdasarkan tujuannya dapat

dibedakan menjadi tiga model sebagai berikut:

a. Model First-Stop
Model pelayanan ini berisi pelayanan informasi yang memandu
masyarakat untuk mengetahui jenis-jenis pelayanan publik yang
dibutuhkannya.
b. Model Convenience Store
Berbagai jenis transaksi layanan dilokasikan pada satu kantor atau
mungkin pada satu situs internet. Model pelayanan ini, akan
memuaskan kebutuhan semua masyarakat. Model pelayanan seperti ini
biasanya dilakukan di tingkat pemerintah lokal yang telah desentralisasi
dan terintegrasi yang dapat menggunakan metode pelayanan ini adalah
pelayanan administratif yang tidak terlalu kompleks serta tidak
membutuhkan pengetahuan dan waktu yang banyak.
c. Model True One-Stop
Model pelayanan ini mengintegrasikan berbagai jenis pelayanan dan
melibatkan berbagai kewenangan. Model pelayanan ini digunakan
untuk jenis-jenis pelayanan yang cukup kompleks.
55

Sedangkan berdasarkan media yang digunakan untuk memberikan

pelayanannya, model one-stop service memiliki beberapa alternatif menurut

Kubicek dan Hagen dalam Setyowati (2016:66), yaitu sebagai berikut:

a. Lokasi fisik kantor, yaitu dengan menyediakan satu bangunan


perkantoran atau lembaga dimana masyarakat memperoleh pelayanan
langsung secara tatap muka, yang didukung oleh adanya bagian front-
line dan bagian back office;
b. Internet atau website, yaitu pelaksanaan transaksi pelayanan dengan
memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yakni
melalui media internet atau website. Situs pelayanan publik ini dapat
diakses oleh masyarakat dari rumah, kantor ataupun tempat umum;
c. Kios-kios pelayanan (one-stop kios), yaitu media pelayanan mandiri
berupa kios-kios dimana masyarakat atau pelanggan dapat memperoleh
pelayanan publik secara otomatis termasuk melakukan transaksi
pembayaran. Model pelayanan ini juga mengintegrasikan berbagai jenis
pelayanan dari berbagai institusi pemerintah yang dapat dibangun di
berbagai lokasi sehingga memudahkan masyarakat untuk
mengaksesnya;
d. Pusat informasi (call center), yakni aplikasi atau penggunaan telepon
untuk menyampaikan informasi tentang pelayanan publik atau bahkan
juga transaksi.

Sistem PTSP pada dasarnya ditujukan untuk menyederhanakan birokrasi

pelayanan perizinan dan non perizinan dalam bentuk :

a. Mempercepat waktu pelayanan dengan mengurangi tahapan-tahapan

dalam pelayanan yang kurang penting. Koordinasi yang lebih baik juga

akan sangat berpengaruh terhadap percepatan layanan perizinan;

b. Menekan biaya pelayanan izin usaha, selain pengurangan tahapan,

pengurangan biaya juga dapat dilakukan dengan membuat prosedur

pelayanan serta biaya resmi menjadi lebih transparan;

c. Menyederhanakan persyaratan, dengan mengembangkan sistem

pelayanan paralel dan akan ditemukan persyaratan-persyaratan yang


56

tumpang tindih, sehingga dapat dilakukan penyederhanaan persyaratan.

Hal ini juga berdampak langsung terhadap pengurangan biaya dan

waktu.

Pelayanan perizinan dengan sistem PTSP (one stop service) membuat proses

perizinan dan non perizinan menjadi lebih cepat berbasis online. Harapan yang

ingin dicapai ialah mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan

investasi dengan memberikan perhatian yang lebih besar kepada para usaha

mikro, menengah dan besar. Bentuk pelayanan terpadu ini bisa berbentuk Kantor,

Dinas ataupun Badan.

Sejak 3 Januari 2017, Badan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (BPTSP)

Provinsi DKI Jakarta secara resmi berubah nama menjadi Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi DKI Jakarta.

Perubahan nama tersebut sesuai dengan UU Nomor 25 Tahun 2016 tentang

Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi DKI Jakarta. DPMPTSP

akan difokuskan terhadap pengendalian berbagai perizinan dan non perizinan

secara langsung, sehingga proses perizinan tidak berbelit-belit.

Dalam perubahan tersebut, terjadi deregulasi peraturan yaitu dilakukan

check and re-check terkait peraturan guna menghindari tumpang tindih dengan

penghapusan peraturan yang tidak diperlukan. Dengan nama baru ini, DPMPTSP

akan meningkatkan berbagai layanan perizinan dan non perizinan dan

mengembangkan infrastruktur berbasis IT maupun tata kelola ruang sehingga

lebih menarik. Meningkatnya kebutuhan publik akan pelayanan administrasi

menuntut organisasi birokrasi pemerintahan untuk memberikan solusi dan


57

kemudahan kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan dan hak sipilnya

sebagai warga negara dalam memperoleh pelayanan publik yang prima.

Perubahan nama DPMPTSP membuat Pemprov DKI Jakarta mengurangi

jumlah perizinan dan non perizinan guna mendongkrak peringkat kemudahan

untuk melakukan usaha atau Ease of Doing Business (EODB) di Indonesia. Selain

itu, mewujudkan Provinsi DKI Jakarta sebagai salah satu Provinsi tujuan bagi

para investor untuk berinvestasi dengan menjadi pusat pelayanan yang terpercaya

dan unggul dalam pelayanan perizinan dan non perizinan serta kemudahan akses

untuk berbisnis. DPMPTSP mengedepankan pelaksanaan administrasi publik

dalam hal pelayanan perizinan dan non perizinan yang lebih mudah untuk seluruh

masyarakat DKI Jakarta dan para investor asing untuk mengurus perizinan untuk

berbisnis di Provinsi DKI Jakarta.

Tujuan penyelenggaraan PTSP di DKI Jakarta adalah:

a. Meningkatkan kualitas layanan publik dalam hal perizinan dan non

perizinan;

b. Memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk

mendapatkan layanan perizinan dan non perizinan; dan

c. Meningkatkan kepastian pelayanan perizinan dan non perizinan.

PTSP memiliki visi, yaitu solusi perizinan bagi warga jakarta. Adapun misi

dari PTSP ialah sebagai berikut:

a. Melakukan pembinaan dan pengembangan aparatur PTSP sesuai

kompetensi;
58

b. Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan dan non perizinan secara

profesional;

c. Mengedepankan pemanfaatan sistem informasi untuk mempercepat

pelayanan

d. Mengelola pengaduan masyarakat dengan berbasis quick response; dan

e. Menyediakan sarana dan prasarana kerja yang memadai dan handal.

Strategi pelayanan yang diberikan oleh PTSP ialah ketepatan waktu dalam

penyelesaian izin, tidak ada pengaduan masyarakat, tingkat kepuasan masyarakat

100%. Adapun Motto dari PTSP ialah S.E.T.I.A berikut penjabarannya :

a. S (Solusi);
b. E (Empati);
c. T (Tegas);
d. I (Inovasi); dan
e. A (Andal).
Inovasi layanan yang disediakan oleh Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah:

a. Antar Jemput Izin Bermotor (AJIB), yaitu menjemput berkas dan

mengantarkan izin pada lima wilayah kota;

b. Call Center Tanya PTSP 1500164, yaitu layanan informasi dan

konsultasi melalui saluran telepon dan video call;

c. 318 Service Point, tersebar di Kota/Kabupaten, Kecamatan, dan

Kelurahan;

d. Mall Pelayanan Publik, yaitu perluasan fungsi PTSP dengan

mengintegrasikan pelayanan dari Kementerian, Lembaga Negara,

BUMN, Pemerintah Daerah, BUMD, dan Swasta lainnya dalam satu

tempat di Provinsi DKI Jakarta;


59

e. One Day Service, yaitu memproses perizinan dan non perizinan tertentu

hanya dalam waktu 1 hari kerja atau sekitar 8-12 jam kerja;

f. perizinan untuk dilayani sesuai dengan waktu yang telah ditentukan;

g. Drive Thru, yaitu pelayanan non perizinan tertentu yang dapat

diselesaikan dalam beberapa jam yakni meminta tanda tangan Camat

untuk suatu keperluan; dan

Selain itu, di seluruh PTSP DKI Jakarta juga memiliki prioritas yaitu

sebagai berikut:

a. Zero delay, yaitu PTSP berusaha untuk selalu tepat waktu dalam

menyelesaikan perizinan non perizinan sehingga berkas yang masuk

tidak terjadi penundaan atau penumpukan berkas;

b. Zero complaint, yaitu PTSP berusaha semaksimal mungkin agar tidak

ada keluhan dari masyarakat pengguna layanan perizinan dan non

perizinan;

c. 100% excelent service, yaitu PTSP berusaha meningkatkan pelayanan

agar dapat menghasilkan pelayanan yang baik terhadap masyarakat

pengguna layanan perizinan dan non perizinan.

2.1.5 Konsep Layanan One Day Service

Pelayanan One Day Service (ODS) merupakan suatu program unggulan dari

PTSP untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan serta sebagai upaya

untuk mendekatkan pelayanan dalam perizinan dan non perizinan kepada

masyarakat guna membantu terciptanya pelayanan yang cepat (quick service).

Pada program one day service hanya beberapa permohonan yang dapat
60

diselesaikan dalam waktu satu hari kerja atau sekitar 8-12 jam kerja. Pelayanan ini

beroperasi setiap hari Senin sampai dengan Jumat mulai pukul 08.00 WIB s/d

15.00 WIB.

One day service dilaksanakan hanya untuk beberapa jenis pelayanan

tertentu. Jenis layanan one day service pada setiap tingkat Kota/Kabupaten,

Kecamatan dan Kelurahan berbeda-beda. Berikut adalah beberapa jenis layanan

one day service di PTSP tingkat Kecamatan, antara lain:

1. Bidang Kesehatan

a. Izin Praktik Dokter Spesialis (di Fasilitas Kesehatan);

b. Izin Praktik Terapi Wicara (di Fasilitas Kesehatan);

c. Izin Praktik Dokter Gigi Spesialis (di Fasilitas Kesehatan);

d. Izin Praktik Sanitarian (di Fasilitas Kesehatan);

e. Izin Praktik Ahli Kesehatan Masyarakat (di Fasilitas Kesehatan);

f. Izin Praktik Tenaga Gizi (di Fasilitas Kesehatan);

g. Izin Praktik Teknisi Gigi (di Fasilitas Kesehatan);

h. Izin Praktik Teknisi Elektromedis (di Fasilitas Kesehatan);

i. Izin Praktik Fisika Medik (di Fasilitas Kesehatan);

2. Bidang Peternakan

a. Izin Praktik Dokter Hewan (di Fasilitas Kesehatan);

3. Bidang Perdagangan

a. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil.


61

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti A / Peneliti B / Peneliti C /
No. ITEM
Andi Supriadi Indri Dwi Putri Evi Setyowati

Manajemen
Pelayanan
Kualitas Pelayanan
Analisis Kualitas Terpadu Satu
Pengguna Kartu
Pelayanan Publik di Pintu di Kota
JKN di RSUD
1. Judul Kantor Kecamatan Administrasi
Dr.Dradjat
Gunung Sari Jakarta Barat
Prawiranegara
Kabupaten Serang (Studi Kasus di
Kabupaten Serang
Kecamatan
Cengkareng)

2. Tahun 2012 2015 2017

Untuk
menganalisis,
mengetahui
Untuk mengetahui
Mendeskripsikan faktor-faktor
Kualitas Pelayanan
bagaimana Kualitas pendukung dan
Pengguna Kartu
Tujuan Pelayanan Publik di penghambat
3. JKN di RSUD
Penelitian Kecamatan Gunung dalam konsep
Dr.Dradjat
Sari Kabupaten manajemen
Prawiranegara
Serang pelayanan di
Kabupaten Serang
PTSP di Kota
Administrasi
Jakarta Barat
62

Pendekatan Pendekatan Pendekatan


Kuantitatif Kuantitatif Kualitatif
Metode /
4.
Paradigma

Metode Deskriptif Metode Deskriptif Metode Deskriptif

Kualitas Pelayanan

Ekspektasi pengguna Pengguna Kartu Manajemen PTSP


Hipotesis / JKN di RSUD di Kota
layanan lebih besar
Asumsi Dr.Dradjat Administrasi
5. dari persepsi terhadap
Dasar Prawiranegara Jakarta Barat
pelayanan
Kabupaten Serang belum berjalan
yang diterima memuaskan dalam secara optimal
proses pelayanan

Manajemen PTSP
di Kota
Administrasi
Kualitas Pelayanan di Kualitas Pelayanan
Jakarta Barat
Kecamatan Gunung Pengguna Kartu
belum berjalan
Hasil Sari Kabupaten JKN di RSUD
maksimal karena
6. Penelitian / Serang dikatakan Dr.Dradjat
masih ada
Kesimpulan kurang memuaskan Prawiranegara
hambatan dalam
dan pelayanannya Kabupaten Serang
memberikan
kurang baik lebih dari 65%
pelayanan
perizinan kepada
masyarakat

a) Meneliti a) Meneliti
Kualitas Kualitas Meneliti

7. Persamaan Pelayanan Pelayanan mengenai


Pelayanan
b) Teori yang b) Teori yang
Terpadu Satu
digunakan digunakan
Pintu
63

c) Metode dan c) Metode dan


Pendekatan Pendekatan
Penelitian Penelitian

a) Metode dan
pendekatan
penelitian
a) Meneliti
a) Meneliti seluruh
tentang b) Lokasi
pelayanan di
Pengguna Penelitian
Kecamatan
Kartu JKN
8. Perbedaan b) Lokasi c) Waktu
b) Lokasi penelitian
Penelitian
Penelitian
c) Waktu d) Teori yang
c) Waktu digunakan
Penelitian
Penelitian

Sumber: Peneliti, 2017


64

2.3 Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan deskripsi teori yang telah

peneliti uraikan, maka kerangka berpikir peneliti adalah sebagai berikut:

Masalah:

1. Jumlah komputer masih kurang mencukupi untuk proses pelayanan;

2. Keterbatasan jumlah pegawai dan kurangnya profesional pegawai sehingga

pelaynan tidak sesuai dengan tupoksi di PTSP Kecamatan Pesanggrahan

untuk menangani pelayanan perizinan dan non perizinan;

3. Pelayanan one day service di PTSP Kecamatan Pesanggrahan melebihi

standar waktu yang telah ditetapkan.

4.

Dimensi Service Quality (Kualitas Pelayanan):

a. Tangibles (bukti fisik);


b. Reliability (kehandalan);
c. Responsiveness (ketanggapan);
d. Assurance (jaminan dan kepastian);
e. Empathy (empati)

Parasuraman, Zeithaml, dan L.Berry dalam Hardiyansyah (2011:42)

OUTPUT
Gambaran Tingkat Kualitas Pelayanan di Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Kecamatan Pesanggrahan

Sumber: Peneliti, 2017


65

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang akan

diteliti yang akan dibuktikan kebenarannya. Hipotesis merupakan hasil dari

refleksi peneliti berdasarkan landasan teori yang peneliti gunakan sebagai

argumentasi. Dengan demikian, hipotesis menggambarkan peneliti tentang

jawaban dari masalah yang akan diteliti.

Berdasarkan latar belakang masalah yang diperoleh dari observasi peneliti

dan pengumpulan data di lapangan, serta berdasarkan kerangka berpikir di atas,

maka peneliti memprediksikan hipotesis Kualitas Pelayanan One Day Service di

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kecamatan Pesanggrahan Kota Administrasi

Jakarta Selatan sebagai berikut:

H0 : µ < 65%

Hipotesis Nol : Kualitas Pelayanan One Day Service di Pelayanan

Terpadu Satu Pintu di Kecamatan Pesanggrahan

kurang dari 65%

Ha : µ ≥ 65%

Hipotesis Alternatif : Kualitas Pelayanan One Day Service di Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kecamatan Pesanggrahan lebih

dari atau sama dengan 65%


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini yang berjudul Kualitas Pelayanan One Day Service di Satuan

Pelaksana Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kecamatan Pesanggrahan Kota

Administrasi Jakarta Selatan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode

penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen)

tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan

variabel yang lain (Sugiyono, 2009:11).

3.2 Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini adalah pelayanan one day service, khususnya ialah

Kualitas Pelayanan One Day Service di Satuan Pelaksana Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Kecamatan Pesanggrahan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Peneliti

membatasi responden penelitian hanya pada pemohon pelayanan perizinan one

day service pada tahun 2016.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Satuan Pelaksana Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kecamatan Pesanggrahan yang beralamat di Jalan Pesanggrahan Raya Nomor 2

Kota Administrasi Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta.

66
67

3.4 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konsep

Definisi konseptual memberikan penjelasan tentang konsep dari variabel

yang akan diteliti menurut pendapat peneliti berdasarkan kerangka teori yang

digunakan. Adapun definisi konsep dalam penelitian tentang Kualitas Pelayanan

One Day Service di Satuan Pelaksana Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kecamatan

Pesanggrahan Kota Administrasi Jakarta Selatan adalah sebagai berikut:

1. Organisasi Publik

Organisasi menurut Stephen Robbin (dalam Achmad Sobirin, 2007:5):

“Organisasi adalah unit sosial yang sengaja didirikan untuk jangka


waktu yang relatif lama, beranggotakan dua orang atau lebih yang
bekerja bersama-sama dan terkoordinasi dan didirikan untuk mencapai
tujuan bersama atau satu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.”

2. Pelayanan Publik

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan

Publik, pelayanan publik didefinisikan yaitu segala bentuk kegiatan dalam

rangka pengaturan, pembinaan, bimbingan, penyediaan fasilitas, jasa dan

lainnya yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah sebagai upaya

pemenuhan kebutuhan kepada masyarakat sesuai ketentuan perundang-

undangan yang berlaku.

3. Kualitas Pelayanan Publik

Parasuraman et. al. (dalam Hardiyansyah 2011:40) mengatakan bahwa

SERVQUAL merupakan suatu metode yang diturunkan secara empiris yang


68

dapat digunakan oleh organisasi pelayanan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan. Metode ini meliputi pengembangan pemahaman mengenai

kebutuhan layanan yang dirasakan oleh pelanggan. Ini diukur dari persepsi

kualitas layanan bagi organisasi yang bersangkutan, kemudian dibandingkan

terhadap sebuah organisasi yang sangat baik. Analisis kesenjangan yang

dihasilkan kemudian dapat digunakan sebagai panduan untuk peningkatan

kualitas pelayanan.”

4. Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Pelayanan Terpadu Satu Pintu adalah kegiatan penyelenggaraan

perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap

permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen yang dilakukan secara

terpadu dengan sistem satu pintu di Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2012 tentang

Pelayanan Publik yang dimaksud dengan sistem pelayanan terpadu dalam

Pasal 14 Ayat (1) sistem pelayanan terpadu merupakan satu kesatuan proses

pengelolaan pelayanan terhadap beberapa jenis pelayanan yang dilakukan

secara terintegrasi dalam satu tempat baik secara fisik maupun virtual sesuai

dengan standar pelayanan yang dilakukan dengan memadukan pelayanan

secara elektronik.

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran konsep atau variabel penelitian

dalam rincian yang terukur (indikator penelitian). Dalam penelitian ini, peneliti
69

menggunakan indikator kualitas pelayanan dari Parasuraman et. al. (1985) dalam

Hardiyansyah (2011:42), yaitu:

a. Tangibles (bukti fisik);


b. Reliability (kehandalan);
c. Responsiveness (ketanggapan);
d. Assurance (jaminan dan kepastian);
e. Empathy (empati).

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket atau

kuesioner dengan satu variabel yang menggunakan skala likert. Skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel

yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator

tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang

dapat berupa pertanyaan atau pernyataan (Sugiyono, 2012:93).

Guna memudahkan peneliti dalam proses pengumpulan data, peneliti

membuat kisi-kisi instrumen sebagai acuan dalam mengumpulkan data di

lapangan, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Dimensi Indikator No. Item


No.
Instrumen
a. Fasilitas fisik pelayanan 1,2,3
Tangible (bukti b. Peralatan dan 4,5
1.
langsung) Perlengkapan
c. Penampilan pegawai 6,7,8,9
Kualitas
Pelayanan a. Memberikan pelayanan
dengan akurat 10, 11
Reliability (kehandalan)
2. b. Ketepatan waktu
c. Memberikan pelayanan 12
dengan memuaskan
70

13,14,15

a. Keinginan untuk
Responsiviness (daya membantu pengguna 16,17
3. tanggap) layanan
b. Memberikan pelayanan 18,19
dengan tanggap

a. Pengetahuan pegawai
Assurance (Jaminan) 20,21
b. Kemampuan pegawai
4. a.pengetahuan pegawai 22,23,24
c. Jaminan tepat waktu
b.kemampuan pegawai 25,26
d. Kepastian biaya
27

a. Memahami kebutuhan 28,29


klien
Empathy (Perhatian) b. Kemudahan dalam 30,31,32
5.
akses pelayanan
c. Komunikasi yang baik 33,34

Sumber: Peneliti, 2016

Jawaban dari setiap item instrumen yang menggunakan skala likert

mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang berupa kata-

kata antara lain:

Tabel 3.2
Skoring/Nilai Berdasarkan Skala Likert

Jawaban Skor

Sangat Baik 4

Baik 3

Tidak Baik 2

Sangat Tidak Baik 1

Sumber: Sugiyono (2012:93)


71

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode / teknik pengumpulan

data sebagai berikut ini :

1. Angket / Kuisioner

Merupakan daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya.

Pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam angket atau daftar

pertanyaan tersebut cukup terperinci dan lengkap, biasanya peneliti

telah menyediakan pilihan jawaban tertentu (angket tertutup).

Pemberian angket dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab

yang berkaitan dengan fokus penelitian dengan jawaban yang sesuai

persepsi, sikap, keadaan, atau pendapat pribadi responden.

2. Pengamatan atau Observasi

Observasi merupakan tuntutan dari sebuah pengamatan dari si peneliti

baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian.

Teknik ini digunakan bila penelitian ditujukan untuk mempelajari

perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan dilakukan pada

responden yang tidak terlalu besar jumlahnya.

Berikut merupakan jenis data dipakai dalam penelitian :

a) Data primer, yaitu data yang langsung diperoleh peneliti melalui

angket, wawancara tidak terstruktur, dan pengamatan lapangan

(observasi).
72

b) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber yang

didapat dari buku-buku ilmiah, dokumen administrasi atau bahan

lain yang merupakan data pendukung dalam penelitian.

Berikut adalah sumber data yang digunakan dalam penelitian :

a) Responden, para pemohon pelayanan one day service di PTSP

Kecamatan Pesanggrahan;

b) Literatur, yaitu data kepustakaan yang memiliki hubungan dengan

penelitian.

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu

wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian

(Nanang Martono, 2010:66). Peneliti menetapkan populasi pada penelitian ini

adalah pemohon pelayanan one day service di PTSP Kecamatan Pesanggrahan

pada Tahun 2016 sebanyak 344 pemohon.

3.6.2 Sampel

Peneliti menetapkan sampel pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin.

Peneliti menggunakan teknik nonprobability sampling. Nonprobability sampling

adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan

yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling.


73

Tabel 3.3
Jumlah Pemohon One Day Service di PTSP Kecamatan Pesanggrahan
Tahun 2016

No. Bulan Jumlah Pemohon


1. Januari 30
2. Februari 13
3. Maret 54
4. April 34
5. Mei 27
6. Juni 43
7. Juli 14
8 Agustus 17
9. September 37
10. Oktober 23
11. November 29
12. Desember 23
Jumlah 344
Sumber: PTSP Kecamatan Pesanggrahan, 2017

Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Rumus Slovin :

Keterangan:

n : Ukuran Sampel

N : Ukuran Populasi = 344

e : Sampling Error (Taraf Kesalahan) = 10%

n= 344
1+344 (0,1)²
= 344
1+3,44
74

= 344
4,44

n = 77,4774 = 77,5 responden

dibulatkan menjadi 78 responden

3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan data dalam Bungin (2005:175-178) menggunakan cara:

a. Editing (Pemeriksaan Data)

Tahap ini ialah mengkoreksi kesalahan yang ada pada data yang harus

dilakukan berulang-ulang dan cermat. Tahap editing dilakukan terhadap

catatan-catatan, berkas-berkas, dan informasi yang dikumpulkan oleh

peneliti. Proses editing dimulai dengan memberi identitas pada

instrumen penelitian yang telah terjawab. Kemudian memeriksa poin-

poin serta jawaban yang tersedia. Apabila terjadi kejanggalan, berilah

identitas tertentu pada instrumen dan poin yang janggal.

b. Coding (Pengkodean)

Tahap ini ialah pemberian atau pembuatan kode-kode pada tiap-tiap

data yang termasuk kategori yang sama. Data yang telah diedit tersebut

diberi identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat dianalisis.

c) Tabulating (Tabulasi)

Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam pengolahan data.

Penyusunan data berdasarkan jenis-jenis data, serta perhitungan

frekuensi data yang disajikan dalam bentuk tabel-tabel tertentu.


75

Keseluruhan hasil kuisioner dijumlahkan dan dicari nilainya dengan

menggunakan tabel frekuensi, sebagai dasar untuk menganalisis data.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data sebagai berikut:

3.7.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

angket, ketentuan pengujian uji validitas adalah r hitung dibandingkan dengan rtabel

(dengan taraf signifikasi sebesar 5% atau 0,05 dan jumlah N atau responden,

barulah kita akan mendapatkan nilai rtabel), yaitu sebagai berikut:

1. Jika rhitung ≤ rtabel maka instrumen penelitian dikatakan tidak valid

2. Jika rhitung > rtabel maka instrumen penelitian dikatakan valid

Pada penelitian ini, pengujian validitas dilakukan dengan cara menggunakan

rumus korelasi pearson product moment dengan bantuan perangkat lunak

(software) Statistic Program For Social Science (SPSS) versi 17.0. Berikut rumus

dari korelasi Product Moment (dalam Sugiyono 2009:212), sebagai berikut :

Rumus Korelasi Product Moment

n∑XY – ∑X∑Y
rxy =
√ [∑X2 – (∑X)2][n∑Y2 – (∑Y)2]

Keterangan:

r = Koefisien Korelasi Product Moment

∑X = Jumlah skor dalam sebaran X

∑Y = Jumlah skor dalam sebaran Y

∑XY = Jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan


76

∑X2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

∑Y2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

n = Jumlah sampel

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas ialah instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk

memperoleh informasi yang digunakan dapat dipercaya sebagai alat pengumpul

data dan mampu mengungkapkan informasi yang sebenarnya di lapangan.

Reliabilitas diukur dengan uji statistik cronbach’s alpha (α). Suatu variabel

dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach’s alpha > 0,60.

Tabel 3.4
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 s/d 0,199 Sangat rendah

>0,20 s/d 0,499 Rendah

>0,50 s/d 0,799 Kuat

>0,80 s/d 1,000 Sangat kuat

Sumber: Sugiyono (2010:214)

Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan internal konsistensi

dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach yang dibantu perangkat lunak

(software) Statistic Program For Social Science (SPSS) versi 17.0.

Rumus Alpa Cronbach

n ∑Si2
r11 = 1-
n-1 ∑St2
77

Keterangan:

n = Jumlah butir

∑Si2 = Variasi butir

∑St2 = Variasi total

3.7.3 Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan pengujian data bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi variabel residual memiliki distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data secara normal atau

mendekati normal. Adapun uji normalitas data pada penelitian ini menggunakan

perhitungan one sample Kolmogorov smirnov test, dengan dasar pengambilan

keputusan sebagai berikut:

1. Jika sign pada kolom asymp. Sig (2-tailed) ≤ 0,05 maka data sampel

berdistribusi tidak normal;

2. Jika sign pada kolom asymp. Sig (2-tailed) > 0,05 maka data sampel

berdistribusi normal.

3.7.4 Uji t-test (pengujian hipotesis)

Guna memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang hasil penelitian,

normalitas data digunakan untuk menjaga ketepatan metode statistic yang

digunakan, karena apabila data yang dihasilkan tidak normal maka statistika yang

digunakan adalah statistika non parametric sedangkan apabila data yang

dihasilkan normal maka statistic yang digunakan adalah statistic parametric.


78

Uji t-test digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif satu atau lebih

variabel yang datanya berbentuk interval atau ratio. Adapun untuk menguji

hipotesis dalam penelitian Kualitas Pelayanan One Day Service di PTSP

Kecamatan Pesanggrahan Kota Administrasi Jakarta Selatan tahun 2016

digunakan Uji T (t-test) satu sampel atau satu variabel.

Rumus uji t-test satu sampel

X - µ0
t=
S
√n

Keterangan:

t = nilai t yang dihitung

X = nilai rata-rata

µ0 = nilai yang dihipotesiskan

s = simpangan baku sampel

n = jumlah anggota sampel

Dalam penelitian ini adalah hipotesis Nol (H0) lebih kecil atau sama dengan

(≤) dan Hipotesis Alternatifnya (Ha) lebih besar (>) sehingga yang digunakan

adalah uji pihak kanan dengan taraf kesalahan 10%. Dengan demikian berlaku

ketentuan :

a. Bila thitung ≤ t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

b. Bila thitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima


79

3.8 Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian Kualitas Pelayanan One Day Service di UP PTSP

Kecamatan Pesanggrahan Kota Administrasi Jakarta Selatan

Tabel 3.5
Jadwal Penelitian

Tahun
2016 2017 2018
No. Kegiatan
Jan- Apr Jun- Jan- Okt- Jan-
Nov Des Mei
Feb -Mei Okt Sept Des Apr
1. ACC Judul Skripsi

2. Pembuatan Surat Izin


Penelitian
3. Observasi Awal
4. Pengumpulan Data /
Penyusunan Proposal
5. Pendaftaran Seminar
Proposal
6. Seminar Proposal

7. Revisi Seminar Proposal

8. ACC Lapangan /
Penelitian Lapangan
9. Penyusunan Hasil
10. Bimbingan / Revisi
11. Sidang Skripsi
12. Revisi Sidang Skripsi
Sumber: Peneliti, 2017
BAB 4

PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Deskripsi objek penelitian menjelaskan tentang objek penelitian secara umum

meliputi lokasi penelitian, struktur organisasi, tupoksi, serta menjelaskan

gambaran umum dari Kota Administrasi Jakarta Selatan dan dijelaskan terkait

dengan objek penelitian yaitu Kualitas Pelayanan One Day Service di PTSP

Kecamatan Pesanggrahan.

4.1.1 Gambaran Umum Kota Administrasi Jakarta Selatan

Gambar 4.1
Peta Wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan

Sumber : http://jakselkota.bps.go.id/

80
81

Kota Administrasi Jakarta Selatan merupakan salah satu dari 5 Kota Administrasi

dan 1 Kabupaten Administrasi di Provinsi DKI Jakarta. Secara demografi jumlah

penduduk Kota Administrasi Jakarta Selatan sebanyak 2.206.732 jiwa dengan

kepadatan penduduk mencapai 15.621 jiwa/km². Secara geografis wilayah Kota

Administrasi Jakarta Selatan terletak pada 106‟22‟42 Bujur Timur (BT) -

106‟58‟18 BT, dan 5‟19‟12 Lintang Selatan (LS). Kota Administrasi Jakarta

Selatan merupakan dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 26,2 meter diatas

permukaan laut.

Wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan adalah 145,73 km² meliputi 21,95%

dari total luas wilayah Provinsi DKI Jakarta. Secara administrasi Kota

Administrasi Jakarta Selatan terdiri atas 10 Kecamatan, 65 Kelurahan, 576 RW

dan 6.081 RT. Luas wilayah menurut Kecamatan di Kota Administrasi Jakarta

Selatan yaitu sebagai berikut:

a. Kecamatan Jagakarsa (24,87 km²);

b. Kecamatan Kebayoran Baru (12,93 km²)

c. Kecamatan Kebayoran Lama (16,72 km²);

d. Kecamatan Pesanggrahan (12,76 km²);

e. Kecamatan Cilandak (18,16 km²);

f. Kecamatan Pasar Minggu (21,69 km²);

g. Kecamatan Mampang Prapatan (7,73 km²);

h. Kecamatan Pancoran (8,63 km²);

i. Kecamatan Tebet (9,03 km²); dan


82

j. Kecamatan Setiabudi (8,85 km²).

Kota Administrasi Jakarta Selatan memiliki batas wilayah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Banjir Kanal, Jalan Sudirman,

Kecamatan Tanah Abang (Kota Administrasi Jakarta Pusat), Jalan

Kebayoran Lama dan Kebon Jeruk (Kota Administrasi Jakarta Barat);

2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kali Ciliwung (Kota Administrasi

Jakarta Timur);

3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kotamadya Depok, Provinsi Jawa

Barat; dan

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Ciputat dan Ciledug Kota

Tangerang dan Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

4.1.2 Gambaran Umum Kecamatan Pesanggrahan

Wilayah Kecamatan Pesanggrahan seluas 13,45 km² meliputi 10,83% dari total

luas wilayah Kota Administrasi Jakarta Selatan, yaitu seluas 145,73 km². Secara

geografis wilayah Kecamatan Pesanggrahan terletak pada 06º 15‟40,8‟‟ Lintang

Selatan dan 106º 45‟00,0‟‟ Bujur Timur.

Kecamatan Pesanggrahan berbatasan dengan wilayah berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kembangan, Kota

Administrasi Jakarta Barat;

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Ciputat, Provinsi Banten;

3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Ciledug, dan Kecamatan

Pondok Aren, Provinsi Banten; dan


83

4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kebayoran Lama, Kota

Administrasi Jakarta Selatan.

Secara administratif jumlah penduduk Kecamatan Pesanggrahan sebanyak

232.492 jiwa. Kecamatan Pesanggrahan terbagi menjadi 5 Kelurahan dan untuk

mempermudah koordinasi, setiap kelurahan terbagi menjadi beberapa Rukun

Warga (RW) sebanyak 51 dan Rukun Tetangga (RT) sebanyak 525. Berikut

adalah data luas wilayah, dan kepadatan penduduk di Kecamatan Pesanggrahan:

Tabel 4.1

Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk di Kecamatan Pesanggrahan

No. Kelurahan Luas Wilayah (km²) Kepadatan


1. Bintaro 4,55 12.614
2. Pesanggrahan 2,11 14.576
3. Ulujami 1,70 26.651
4. Petukangan Selatan 2,10 18.942
5. Petukangan Utara 2,99 19.671
Jumlah 13,45 km² 17.259
Sumber : Statistik Daerah Kecamatan Pesanggrahan, 2016

Berdasarkan tabel di atas, luas wilayah di Kecamatan Pesanggrahan adalah 13,45

km². Rata-rata tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Pesanggrahan adalah

17.259 jiwa/km². Walaupun dari sisi jumlah penduduk Kelurahan Petukangan

Utara memiliki jumlah penduduk terbanyak, tetapi tingkat kepadatan

penduduknya bukan yang tertinggi. Kelurahan dengan tingkat kepadatan

penduduk tertinggi adalah Kelurahan Ulujami yaitu 26.651 jiwa/km². Sedangkan

Kelurahan Bintaro memiliki tingkat kepadatan penduduk terendah yaitu 12.614

jiwa/km².
84

Tabel 4.2
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin per Kelurahan
di Kecamatan Pesanggrahan

Jumlah Penduduk Kecamatan Pesanggrahan


No. Kelurahan Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan Total
1. Bintaro 29.037 28.483 57.520
2. Pesanggrahan 15.457 15.154 30.611
3. Ulujami 23.175 22.399 45.574
4. Petukangan Selatan 20.092 19.876 39.968
5. Petukangan Utara 29.671 29.148 58.819
Pesanggrahan 117.432 115.060 232.492
Sumber : Statistik Daerah Kecamatan Pesanggrahan, 2016

Berdasarkan data pada tabel 4.2 di atas, jumlah penduduk Kecamatan

Pesanggrahan sebanyak 232.492 jiwa, yang terdiri atas 117.432 laki-laki dan

115.060 perempuan. Dari data penduduk tersebut terlihat bahwa penduduk

Kecamatan Pesanggrahan paling banyak tinggal di Kelurahan Petukangan Utara

dengan total sebanyak 58.819 jiwa, kemudian diikut oleh Kelurahan Bintaro

dengan total sebanyak 57.520 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk paling sedikit

adalah Kelurahan Pesanggrahan dengan total yaitu sebanyak 30.611 jiwa.

4.1.3 Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kecamatan Pesanggrahan (PTSP

Kecamatan Pesanggrahan)

PTSP Kecamatan adalah subordinat Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu pada Kecamatan. PTSP adalah kegiatan penyelenggaraan

perizinan dan non perizinan yang proses pengelolaannya mulai dari tahap
85

permohonan sampai ke tahap terbitnya dokumen dilakukan secara terpadu dengan

sistem satu pintu di Provinsi DKI Jakarta.

Pengertian perizinan adalah pemberian legalitas dalam bentuk izin kepada orang

perseorangan atau badan hukum untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu.

Dokumen yang diterbitkan berdasarkan peraturan daerah dan/atau peraturan

lainnya yang merupakan bukti legalitas menyatakan sah atau diperbolehkannya

orang perseorangan atau badan hukum untuk melakukan usaha atau kegaiatan

tertentu.

Adapun pengertian non perizinan adalah pemberian rekomendasi atau dokumen

lainnya kepada orang perseorangan atau badan hukum. Dokumen yang diterbitkan

berdasarkan peraturan daerah dan/atau peraturan lainnya yang merekomendasikan

dan/atau menerangkan secara administrasi dan/atau teknis, suatu usaha atau

kegiatan tertentu, orang perseorangan atau badan hukum tertentu.

Alur proses dalam permohonan perizinan dan non perizinan dilakukan sebagai

berikut:

a. menerima dan meneliti berkas permohonan perizinan dan non perizinan

baik yang termasuk dalam kewenangannya maupun yang tidak termasuk

kewenangannya;

b. memastikan kelengkapan dan keabsahan berkas permohonan;

c. mengembalikan berkas permohonan kepada pemohon, kuasa pemohon

dan/atau wakilnya apabila berkas dinyatakan tidak lengkap dan/atau tidak

sah untuk dilengkapi;


86

d. memilah permohonan sesuai jenis dan kewenangan pelayanan dan

penandatanganan;

e. memproses lebih lanjut permohonan yang telah memenuhi kelengkapan

dan keabsahan persyaratan, yaitu:

1) melakukan pemeriksaan teknis lebih lanjut untuk permohonan yang

termasuk dalam kewenangannya; dan

2) mengirimkan secara manual dan/atau secara elektronik permohonan

ke PTSP yang berwenang untuk penelitian teknis permohonan.

Selanjutnya, percepatan waktu dan penyelesaian permohonan perizinan dan non

perizinan dilakukan melalui:

a. tanda tangan secara elektronik sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan;

b. pembubuhan stempel secara elektronik;

c. pendelegasian kewenangan secara elektronik;

d. pengajuan permohonan secara elektronik;

e. koordinasi inter dan antar SKPD/UKPD secara elektronik;

f. komunikasi antara pemohon dengan PTSP secara elektronik;

g. penerapan tanda terima dan nomor antrian secara elektronik;

h. pemrosesan permohonan inter dan antar SKPD/UKPD secara elektronik;

i. penghapusan simpul-simpul pemrosesan permohonan secara elektronik.


87

PTSP Kecamatan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan dan

penandatanganan perizinan dan non perizinan serta dokumen administrasi sesuai

kewenangannya. Untuk melaksanakan tugasnya, PTSP Kecamatan

menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

a. penyusunan rencana kerja dan anggaran serta dokumen pelaksanaan

anggaran PTSP Kecamatan;

b. pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran PTSP Kecamatan;

c. penerimaan berkas permohonan perizinan dan non perizinan serta

dokumen administrasi sesuai kewenangannya;

d. pelaksanaan meneliti/ memeriksa berkas permohonan perizinan dan non

perizinan serta dokumen administrasi sesuai kewenangannya;

e. pelaksanaan penelitian teknis/pengujian fisik permohonan perizinan dan

non perizinan;

f. penandatanganan dokumen izin, non izin dan administrasi sesuai

kewenangannya;

g. penyerahan dokumen izin, non izin dan administrasi sesuai

kewenangannya;

h. pelaksanaan pengelolaan dan penghimpunan arsip berkas permohohan

dan izin/non izin yang menjadi kewenangan PTSP Kecamatan dan

penyerahannya secara berkala ke Sistem Teknologi Informasi dan

Kearsipan;

i. penandatanganan surat penolakan atas berkas yang tidak

lengkap/memadai sesuai kebutuhan;


88

j. penetapan dan pemberian sanksi terhadap penyalahgunaan izin dan non

izin serta dokumen administrasi sesuai kewenangannya dengan

memperhatikan rekomendasi SKPD/ UKPD terkait;

k. pengendalian pelayanan perizinan dan non perizinan serta dokumen

administrasi di PTSP Kelurahan;

l. penggunaan sistem teknologi informasi penyelenggaraan PTSP;

m. pelayanan, pemrosesan dan penyelesaian pengaduan/keluhan atas

pelayanan PTSP Kecamatan;

n. pelayanan dan penyelesaian pengaduan/keluhan atas pelayanan PTSP

Kelurahan yang tidak dapat diselesaikan oleh PTSP Kelurahan;

o. pelaksanaan koordinasi dengan SKPD/UKPD terkait dalam rangka

penelitian teknis/pengujian fisik permohonan perizinan dan non

perizinan;

p. pencatatan, pembukuan dan pelaporan retribusi pelayanan PTSP

Kecamatan;

q. pemberian bantuan pelayanan terhadap PTSP Kelurahan;

r. pelayanan konsultasi dan pendampingan pelayanan terhadap PTSP

Kelurahan;

s. pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang, ketatausahaan,

kerumahtanggaan dan kearsipan PTSP Kecamatan; dan

t. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas PTSP

Kecamatan.
89

4.1.3.1 Visi, Misi, dan Motto Pelayanan Terpadu Satu Pintu

1. Tata Nilai / Motto PTSP :

“S.E.T.I.A (Solusi, Empati, Tegas, Inovasi dan Andal)”

2. Visi PTSP :

“Solusi Perizinan Warga Jakarta”

3. Misi PTSP :

a) Melakukan pembinaan dan pengembangan aparatur PTSP

sesuai kompetisi;

b) Meningkatkan kualitas pelayanan perizinan dan non

perizinan secara profesional;

c) Mengedepankan pemanfaatan sistem informasi untuk

mempercepat pelayanan;

d) Mengelola pengaduan masyarakat dengan berbasis quick

response;

e) Menyediakan prasarana dan sarana kerja yang memadai

dan handal.

4.1.3.2 Struktur Organisasi PTSP Kecamatan

PTSP Kecamatan merupakan unit kerja DPMPTSP pada Kecamatan Kota

Administrasi dalam pelaksanaaan pelayanan dan penandatanganan perizinan dan

non perizinan serta dokumen administrasi di Kecamatan. PTSP Kecamatan

dipimpin oleh seorang Kepala Satuan Pelaksana (Kasatlak) PTSP Kecamatan

yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada kepala DPMPTSP.

Berikut adalah susunan organisasi PTSP Kecamatan, terdiri atas :


90

a. Kepala Satuan Pelaksana (Kasatlak);

b. Subbagian Tata Usaha;

c. Subkelompok Jabatan Fungsional (JFU) PNS, terdiri atas Tim

Administrasi dan Tim Teknis;

d. Subkelompok Tenaga Kontrak, terdiri atas Customer Relation

Office (CRO), Pekerja Harian Lepas (PHL), Petugas Survey

Lapangan (Surveyor), dan Caraka.

Berikut adalah struktur organisasi di Satuan Pelaksana Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Kecamatan Pesanggrahan Kota Administrasi Jakarta Selatan:

Gambar 4.2
Struktur Organisasi PTSP Kecamatan

Kepala Satlak PTSP Kecamatan Pesanggrahan

Kepala Sub Bagian Tata Usaha


Kepala Sub Kelompok JFU PNS

Subkelompok Tenaga Kontrak

Tim Tim CRO PHL Surveyor Caraka


Administrasi Teknis

Kepala Satlak PTSP Kelurahan


91

Pada tahun 2016, PTSP Kecamatan Pesanggrahan memiliki jumlah pegawai

sebanyak :

Tabel 4.3
Jumlah Pegawai di PTSP Kecamatan Pesanggrahan

CPNS /
Jumlah
No. Jabatan Pendidikan PNS Non
Pegawai
PNS
1. Kasatlak PTSP 1 S2 √
2. Subbag Tata Usaha 1 S2 √

3. Tim Administrasi 2 S1 √ √
5. Tim Teknis 1 S1 √
Customer Relation Office
5. 2 S1 √
(CRO)
Pekerja Harian Lepas
6. 2 S1 √
(PHL)
7. Surveyor 1 D3 √
8. Caraka 1 D3 √
Jumlah 11 Pegawai
Sumber : Peneliti, 2016

Tugas Pokok dari struktur organisasi di Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kecamatan

antara lain sebagai berikut:

1) Kasatlak PTSP Kecamatan mempunyai tugas:

a) memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan

fungsi Satlak PTSP Kecamatan dan PTSP Kelurahan;

b) mengoordinasikan pelaksanaan tugas Tata Usaha;

c) menandatangani dokumen izin, non izin dan administrasi

sesuai kewenangannya;

d) menetapkan dan memberikan sanksi terhadap

penyalahgunaan izin dan non izin serta dokumen administrasi


92

sesuai kewenangannya dengan memperhatikan rekomendasi

SKPD/UKPD terkait;

e) menandatangani surat penolakan atas berkas yang tidak

lengkap/memadai sesuai kebutuhan;

f) melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan

SKPD/UKPD, instansi pemerintah/swasta dan/ atau

masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi

Satlak PTSP Kecamatan; dan

g) melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan

tugas dan fungsi Satlak PTSP Kecamatan.

2) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas:

a) menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja dan

anggaran Satlak PTSP Kecamatan sesuai dengan lingkup

tugasnya;

b) melaksanakan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan

anggaran Satlak PTSP Kecamatan sesuai dengan lingkup

tugasnya;

c) melaksanakan monitoring, pengendalian dan evaluasi

pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan

anggaran Satlak PTSP Kecamatan;

d) melaksanakan pengelolaan kepegawaian Satlak PTSP

Kecamatan;
93

e) melaksanakan pengelolaan keuangan Satlak PTSP

Kecamatan;

f) melaksanakan pengelolaan barang Satlak PTSP Kecamatan;

g) melaksanakan pengelolaan ketatausahaan Satlak PTSP

Kecamatan;

h) melaksanakan kegiatan kerumahtanggaan Satlak PTSP

Kecamatan;

i) melaksanakan pengelolaan dan penghimpunan arsip berkas

permohohan dan izin/non izin yang menjadi kewenangan

Satlak PTSP Kecamatan dan penyerahannya secara berkala

ke Pusat Sistem Teknologi Informasi dan Kearsipan;

j) memproses penandatanganan dokumen izin/non izin serta

administrasi oleh Kasatlak PTSP Kecamatan;

k) melaksanakan penatausahaan dan pendistribusian dokumen

perizinan dan non perizinan ke SKPD/UKPD;

l) mengelola arsip izin dan non izin serta administrasi yang

telah diserahkan kepada pemohon, kuasa pemohon dan/atau

wakilnya;

m) menyediakan, menatausahakan, memelihara dan merawat

prasarana dan sarana kerja Satlak PTSP Kecamatan;

n) melayani arsip izin dan non izin serta dokumen administrasi

kepada pemilik/kuasa pemilik izin dan non izin serta

dokumen administrasi dan/atau instansi berwenang;


94

o) mencatat dan membukukan retribusi pelayanan Satlak PTSP

Kecamatan dan melaporkannya secara berkala ke Kepala

Subbagian Keuangan;

p) mengoordinasikan penyusunan laporan keuangan, kinerja,

kegiatan dan akuntabilitas Satlak PTSP Kecamatan; dan

q) melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan

tugas Subbagian Tata Usaha.

3) Tim Administrasi mempunyai tugas :

a) menyusun dan mengajukan kebutuhan pegawai, anggaran,

prasarana dan sarana kerja Tim Administrasi;

b) menerima berkas permohonan perizinan dan non perizinan

serta dokumen administrasi di Satlak PTSP Kecamatan;

c) meneliti/memeriksa kelengkapan dan keabsahan berkas

permohonan perizinan dan non perizinan serta dokumen

administrasi di Satlak PTSP Kecamatan;

d) menyerahkan tanda terima permohonan perizinan dan non

perizinan serta dokumen administrasi kepada pemohon, kuasa

pemohon dan/atau wakilnya atas berkas permohonan yang

dinyatakan lengkap dan sah;

e) mengembalikan berkas permohonan perizinan dan non

perizinan serta dokumen administrasi yang tidak memenuhi

persyaratan kelengkapan dan/atau keabsahan kepada

pemohon, kuasa pemohon dan/atau wakilnya;


95

f) membubuhkan tanda hasil penelitian/pemeriksaan pada

berkas permohonan perizinan dan· non perizinan serta·

dokumen administrasi yang memenuhi persyaratan

kelengkapan dan keabsahan;

g) memilah permohonan perizinan dan non perizinan serta

dokumen administrasi yang memenuhi persyaratan

kelengkapan dan keabsahan sesuai jenisnya;

h) mencatat/merekam/menginput permohonan perizinan dan

non perizinan serta dokumen administrasi yang memenuhi

persyaratan kelengkapan dan keabsahan;

i) menyerahkan permohonan perizinan dan non perizinan serta

dokumen administrasi yang sudah dicatat/direkam/diinput

kepada Tim Teknis;

j) menerima berkas permohonan perizinan dan non perizinan

serta dokumen administrasi yang tidak memenuhi syarat

teknis berdasarkan penelitian teknis/pengujian fisik oleh Tim

Teknis untuk dikembalikan kepada pemohon, kuasa pemohon

dan/atau wakilnya;

k) mengembalikan berkas permohonan perizinan dan non

perizinan serta dokumen administrasi yang tidak memenuhi

syarat teknis berdasarkan penelitian teknis/pengujian fisik

oleh Tim Teknis kepada pemohon, kuasa pemohon dan/atau

wakilnya;
96

l) menerima perhitungan dan penetapan retribusi perizinan dan

non perizinan serta dokumen administrasi yang menjadi

kewajiban pemohon dari Tim Teknis;

m) menyerahkan penetapan retribusi perizinan dan non perizinan

serta dokumen administrasi kepada pemohon, kuasa pemohon

dan/atau wakilnya;

n) menerima tanda pelunasan retribusi perizinan dan non

perizinan serta dokumen administrasi yang telah divalidasi

dari pemohon, kuasa pemohon dan/atau wakilnya;

o) menyerahkan tanda pelunasan retribusi perizinan dan non

perizinan serta dokumen administrasi kepada Tim Teknis;

p) menerima dokumen izin dan non izin serta dokumen

administrasi yang sudah selesai diproses secara teknis dari

Tata Usaha;

q) menyerahkan dokumen izin dan non izin serta administrasi

yang sudah ditandatangani kepada pemohon, kuasa pemohon

dan/atau wakilnya;

r) mencatat/merekam/menginput izin dan non izin serta

administrasi yang sudah diserahkan kepada pemohon, kuasa

pemohon dan/atau wakilnya;

s) mengelola arsip izin dan non izin serta administrasi yang

telah diserahkan kepada pemohon, kuasa pemohon dan/atau

wakilnya;
97

t) memberitahukan kepada pemohon, kuasa pemohon dan/atau

wakilnya atas penyelesaian pelayanan perizinan dan non

perizinan yang bersangkutan;

u) melayani arsip izin dan non izin serta dokumen administrasi

kepada pemilik/kuasa pemilik izin dan non izin serta

dokumen administrasi dan/atau instansi berwenang;

v) memberi bantuan pelayanan terhadap Tim Administrasi di

Satlak PTSP Kelurahan;

w) melayani konsultasi dan pendampingan pelayanan terhadap

Tim Administrasi di Satlak PTSP Kelurahan; dan

x) melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan

tugas dan fungsi Tim Administrasi.

4) Tim Teknis mempunyai tugas :

a) menyusun dan mengajukan kebutuhan pegawai, anggaran,

prasarana dan sarana kerja Tim Teknis;

b) menerima berkas permohonan perizinan dan non perizinan

serta dokumen administrasi yang telah dinyatakan lengkap

dan sah dari Tim Administrasi;

c) meneliti teknis/menguji fisik terhadap permohonan perizinan

dan non perizinan serta dokumen administrasi yang diterima

dari Tim Administrasi;

d) membuat dan menandatangani berita acara· hasil penelitian

teknis/pengujian fisik terhadap permohonan perizinan dan


98

non perizinan serta dokumen administrasi yang diterima dari

Tim Administrasi baik yang memenuhi syarat teknis maupun

tidak memenuhi syarat teknis;

e) mengembalikan berkas permohonan perizinan dan non

perizinan serta dokumen administrasi yang berdasarkan hasil

penelitian teknis/pengujian fisik tidak memenuhi syarat

kepada Tim Administrasi;

f) menghitung dan menetapkan retribusi izin dan non izin serta

dokumen administrasi terhadap permohonan perizinan dan

non perizinan serta dokumen administrasi yang berdasarkan

hasil penelitian teknis/pengujian fisik yang memenuhi syarat;

g) menyerahkan perhitungan dan penetapan retribusi kepada

Tim Administrasi untuk disampaikan kepada pemohon, kuasa

pemohon dan/atau wakilnya;

h) menyampaikan rekomendasi/berita acara persetujuan

pemberian izin dan non izin serta dokumen administrasi

kepada Kepala Seksi Satlak PTSP Kecamatan melalui Tata

Usaha atas permohonan perizinan dan non perizinan serta

dokumen administrasi yang· memenuhi persyaratan teknis;

i) mencatat/merekam/menginput permohonan perizinan dan

non perizinan serta dokumen administrasi yang memenuhi

persyaratan teknis yang telah diberikan kepada Tim

Administrasi;
99

j) mengelola arsip berita acara/rekomendasi pemberian izin dan

non izin serta dokumen administrasi yang telah memenuhi

persyaratan teknis· yang diserahkan kepada Tim

Administrasi;

k) memproses penetapan dan pemberian sanksi terhadap

penyalahgunaan izin dan non izin serta dokumen

administrasi;

l) melaksanakan koordinasi dan kerja sama

denganSKPD/UKPD, instansi pemerintah dan/atau pihak

ketiga yang berkompeten dalam rangka penelitian

teknis/pengujian fisik permohonan perizinan dan non

perizinan;

m) memberi bantuan pelayanan terhadap Tim Teknis di Satlak

PTSP Kelurahan;

n) melayani konsultasi dan pendampingan pelayanan terhadap

Tim Teknis di Satlak PTSP Kelurahan; dan

o) melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan

tugas dan fungsi Tim Teknis.

5) Customer Relation Office (CRO) mempunyai tugas:

a) Melayani pertanyaan yang diajukan oleh pengguna layanan

atau pemohon perizinan maupun non perizinan serta

memberikan informasi secara ramah, sopan, dan

menyenangkan. Berbicara dengan nada yang halus, jelas, dan


100

memakai bahasa yang mudah dimengerti oleh pengguna

layanan atau pemohon perizinan maupun non perizinan;

b) Petugas yang mampu membina hubungan baik dengan

pengguna layanan sehingga pengguna layanan dapat merasa

puas selama proses pelayanan perizinan maupun non

perizinan. Selain itu juga membuat Satlak PTSP semakin

dipercaya oleh mayarakat;

c) Memberikan berbagai informasi dan kemudahan kepada

pengguna layanan, juga sebagai tempat menampung berbagai

macam keluhan, keberatan ataupun konsultasi mengenai

pelayanan di Satlak PTSP.

6) Pekerja Harian Lepas (PHL) bertugas mengerjakan pekerjaan

tertentu yang diberikan oleh Tim Administrasi.

7) Surveyor mempunyai tugas:

a) Melakukan kegiatan survey dan pengukuran di lokasi,

melakukan penyusunan dan menggambarkan data-data di

lapangan pada Izin Mendirikan Bangunan (IMB);

b) Mencatat dan mengevaluasi hasil pengukuran yang telah

dilakukan;

c) Melaporkan dan bertanggung jawab terhadap hasil pekerjaan

kepada PTSP.

8) Caraka mempunyai tugas untuk melakukan pengiriman atau

penyampaian surat atau dokumen dinas.


101

Berikut akan diuraikan mengenai jumlah layanan perizinan dan non perizinan

pada periode 01 Januari s/d 31 Desember 2016 di PTSP Kecamatan

Pesanggrahan, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.4
Rekapitulasi Jumlah Layanan Perizinan dan Non Perizinan di PTSP
Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2016

No. Pelayanan Bidang Jumlah

LAYANAN PERIZINAN
1. 248
Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Kelas C
2. 68
Izin Penyelenggaraan Reklame Kelas C
3. 3
Izin Undang-Undang Gangguan (UUG) Tempat Usaha
4. Izin Operasional Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) 3

5. 1
Izin Operasional Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM)
6. Izin Prinsip Sekolah Dasar (SD) 1

7. Izin Operasional Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 3

8. Surat Izin Praktik (SIP) Dokter Spesialis (di Fasilitas 36


Kesehatan)
9. Surat Izin Praktik (SIP) Dokter Spesialis (Praktik 2
Perorangan)
10. Surat Izin Praktik (SIP) Dokter Gigi Spesialis (di Fasilitas 22
Kesehatan)
11. Izin Klinik Pratama 2
12. Surat Izin (SIP) Praktik Terapi Wicara (di Fasilitas 1
Kesehatan)
13. 5
Izin Apotek
14. 7
Surat Izin Praktik (SIP) Sanitarian (di Fasilitas Kesehatan)
15. 12
Surat Izin Pengelola Apotek (SIPA)
102

16. 1
Surat Izin Praktik (SIP) Ahli Kesehatan Masyarakat
17. Surat Izin Praktik (SIP) Teknisi Gigi (di Fasilitas Kesehatan) 4
18. Surat Izin Praktik (SIP) Teknisi Elektromedis (di Fasilitas 1
Kesehatan)
19. Surat Izin Praktik (SIP) Dokter Hewan (di Fasilitas 1
Kesehatan)
20. Surat Izin Praktik (SIP) Tenaga Gizi (di Fasilitas Kesehatan) 8
21. Izin Praktik Apoteker 15
22. Izin Analis Laboratorium 5
23. Izin Praktik Okupasi Terapi 1
24. Izin Puskesmas Kelurahan 1
25. Izin Praktek Teknologi Laboratorium Medis 2
26. Izin Kerja Radiografer 1
27. Izin Kerja Apoteker 6
28. Izin Fisioterapis 1
29. Izin Operasional Perusahaan Penyedia Jasa 2

30. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil 263

LAYANAN NON PERIZINAN


31. Ketetapan Rencana Kota (KRK) Kecil 508
32. Cetak Ulang Peta Ketetapan Rencana Kota (KRK) 1
33. Laporan Keberadaan Tenaga Kerja Asing 31
34. Tanda Daftar Yayasan 1
35. Tanda Daftar Griya Pijat 1
36. Pendaftaran Perjanjian Penyedia Jasa/Buruh 2
37. Tanda Daftar Jasa Boga (Catering) 1
38. Tanda Daftar Restoran/Rumah Makan/Cafe 2
39. Tanda Daftar Usaha Biro Perjalanan Wisata 4
40 Pelayanan Dukcapil 3710
41 Pelayanan Masyarakat (PM1 Kewenangan Kecamatan, 3774
keterangan/pengantar untuk waris, nikah, sengketa
42 Pelayanan Legalisir Kewenangan PTSP 21

TOTAL SELURUH PELAYANAN 8782


Sumber : Data sekunder PTSP Kecamatan Pesanggrahan, 2016

4.2 Deskripsi Data


103

Penelitian ini ingin menjelaskan dan menggambarkan kondisi yang terdapat di

lapangan terkait dengan penelitian yang bersifat deskriptif dengan menggunakan

data kuantitatif berupa angka-angka yang dijadikan sebagai simbol untuk

mengetahui seberapa besar kualitas pelayanan one day service di PTSP

Kecamatan Pesanggrahan.

Untuk menilai kualitas pelayanan dari PTSP Kecamatan Pesanggrahan, one day

service yang diberikan oleh PTSP Kecamatan Pesanggrahan, hasil pengisian

kuisioner dan survey ini akan menunjukkan indikator apa saja yang memiliki

pengaruh kuat terhadap pelayanan one day service yang ada di PTSP Kecamatan

Pesanggrahan, kemudian hasilnya akan digunakan oleh peneliti untuk melihat

seberapa besar kualitas pelayanan yang telah diberikan oleh PTSP Kecamatan

Pesanggrahan kepada masyarakat yang berada di wilayah kerjanya.

4.2.1 Identitas Responden

Responden merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian ilmiah. Dalam

pengisian kuisioner, peneliti meminta para responden untuk memberikan data

sebagai identitas dirinya untuk menunjang data dalam penelitian ini. Dalam

penelitian ini yang menjadi responden adalah para pemohon atau pengguna

layanan one day service yang ditemui peneliti yang telah merasakan pelayanan

dari PTSP Kecamatan Pesanggrahan sebanyak 78 responden. Adapun data

identitas diri responden yang peneliti minta adalah jenis kelamin, umur responden,

dan tingkat pendidikan terakhir responden.


104

Grafik 4.1

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

60

50

40
Percent

30
55
45
20

10

0
Laki-laki Perempuan

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2018

Berdasarkan grafik 4.1 di atas, terlihat bahwa sebagian besar responden berjenis

kelamin perempuan, yaitu sebesar 55% atau sebanyak 43 responden. Sedangkan,

responden yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 45% atau sebanyak 35

responden. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas responden yang datang

berkunjung untuk mengurus jenis pelayanan one day service ke PTSP Kecamatan

Pesanggrahan adalah yang berjenis kelamin perempuan.


105

Grafik 4.2

Identitas Responden Berdasarkan Usia

60

50

40
Percent

30
54

20
38

10

0 4 4
22-33 34-45 46-57 58-69

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2018

Berdasarkan grafik 4.2 di atas, identitas responden berdasarkan usia, yaitu pada

rentang usia 22-33 tahun sebesar 54%, atau sebanyak 42 responden. Kemudian,

pada rentang usia 34-45 tahun sebesar 38% aatau sebanyak 30 responden.

Selanjutnya, pada rentang usia 46-57 tahun sebesar 4% atau sebanyak 3 reponden.

Terakhir, rentang usia 58-69 tahun sebesar 4% atau sebanyak 3 responden. Jadi

kesimpulannya adalah terlihat jelas bahwa responden sebagian besar yang datang

ke PTSP Kecamatan Pesanggrahan adalah pada rentang usia produktif, yaitu

sebesar 96%. Sedangkan hanya sebesar 4% responden yang berusia non-produktif

yang datang untuk melakukan pelayanan perizinan one day service tahun 2016.
106

Grafik 4.3

Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

35

30

25

20
Percent

34
15
26
23
10
17
5

0
SMA/SMK D3 S1 S2

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan, 2018

Berdasarkan grafik 4.3 di atas, identitas responden berdasarkan pendidikan, yaitu

yang berpendidikan terakhir SMA/SMK yaitu sebesar 17% atau sebanyak 13

responden. Kemudian, yang berpendidikan terakhir D3 yaitu sebesar 34% atau

sebanyak 27 responden. Selanjutnya, yang berpendidikan terakhir S1 yaitu

sebesar 23% atau sebanyak 18 responden. Terakhir, yang berpendidikan terakhir

S2 yaitu sebesar 26% atau sebanyak 20 responden. Kesimpulannya adalah

responden yang datang ke PTSP Kecamatan Pesanggrahan didominasi yang

tingkat pendidikan tinggi sebesar 83%. Sedangkan sisanya hanya 17% saja

responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir hanya sampai jenjang

SMA/SMK.
107

4.2.2 Analisis Data

Dalam tahap ini, peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil penelitian yang

dilakukan melalui metode penyebaran angket. Angket disebarkan kepada

pengguna layanan one day service yang datang untuk mengurus pelayanan

perizinan di PTSP Kecamatan Pesanggrahan. Dalam melakukan analisis data,

peneliti menggunakan 5 dimension of SERVQUAL menurut Zeithaml et. al untuk

dijadikan pedoman dalam menilai kualitas pelayanan one day service di PTSP

Kecamatan Pesanggrahan. Lima dimensi SERVQUAL (kualitas pelayanan), yaitu

terdiri dari Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Empathy.

Skala yang digunakan dalam angket adalah skala likert. Pilihan jawaban dalam

angket terdiri dari 4 item, yaitu Sangat Setuju (SS) dengan nilai 4, Setuju (S)

dengan nilai 3, Tidak Setuju (TS) dengan nilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS)

dengan nilai 1. Peneliti menyebarkan angket penelitian kepada 78 responden (n =

78) yang terdiri dari 34 pernyataan Terkait dengan nilai jawaban, peneliti

menggunakan angket berbentuk pernyataan. Pemaparan tanggapan responden atas

angket ini akan digambarkan dalam bentuk grafik batang yang disertai dengan

pemaparan dan kesimpulan hasil dari jawaban pernyataan yang diajukan melalui

angket tersebut.

Untuk lebih jelasnya, pemaparan hasil jawaban akan dijelaskan sebagai berikut:
108

1. Tangibles

Dalam indikator tangibles terdapat sembilan butir pernyataan. Adapun

jawabannya akan dipaparkan melalui grafik dibawah ini:

Grafik 4.4
Tanggapan Mengenai Ruang Tunggu Bersih

60

50

40
Percent

30
53
46
20

10

0 1 0
SS S TS STS

(Sumber : Data Primer, Angket Nomor 1)

Berdasarkan grafik 4.4 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

tangibles, mayoritas sebesar 99% responden menjawab bahwa ruang tunggu di

PTSP Kecamatan Pesanggrahan sudah terlihat bersih dan rapih. Responden

merasa bahwa ruang tunggu di PTSP Kecamatan Pesanggrahan merasa nyaman

karena tidak ada sampah serta ruang tunggu terjaga dengan baik. Selama peneliti

berada di lokasi ruang tunggu PTSP Kecamatan, peneliti melihat ruang tunggu

terjaga dengan baik, bersih dan tidak berbau. Selain itu, petugas kebersihan yang

dipekerjakan selalu membersihkan ruangan setiap terlihat adanya sampah, dan

disediakan juga tempat sampah yang jumlahnya cukup untuk menghindari para

pengguna layanan membuang sampah sembarangan.


109

Grafik 4.5
Tanggapan Mengenai Area Parkir yang Memadai

70

60

50
Percent

40
69
30

20

10
13 18
0
0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 2)

Berdasarkan grafik 4.5 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

tangibles, mayoritas jawaban sebesar 82% memberi tanggapan bahwa PTSP

Kecamatan Pesanggrahan memiliki area parkir yang sudah memadai dan

mencukupi. Area parkir PTSP Kecamatan tidak terlalu luas, namun cukup untuk

menampung kendaraan roda dua dan roda empat untuk pegawai dan pengunjung.

Pada kenyataan di lapangan, peneliti melihat bahwa area parkir yang disediakan

lumayan cukup untuk menampung kendaraan roda dua dan roda empat, baik

untuk parkir para pegawai maupun parkir untuk pengunjung PTSP Kecamatan

Pesanggrahan. Namun sebagian kecil responden sebesar 18% menjawab bahwa

area parkir di PTSP Kecamatan belum cukup memadai untuk menampung

kendaraan. Hal ini dirasakan karena area parkir roda dua dirasa kurang luas karena

sebagian besar yang datang ke PTSP menggunakan kendaraan roda dua.


110

Grafik 4.6
Tanggapan Mengenai Jumlah Kursi Mencukupi di Ruang Tunggu

80

70

60

50
Percent

40
72
30

20
26
10

0 2
0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 3)

Berdasarkan grafik 4.6 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

tangibles, mayoritas jawaban sebesar 98% responden menilai bahwa jumlah kursi

di PTSP Kecamatan Pesanggrahan sudah mencukupi. Jumlah kursi tersebut sudah

sesuai antara kapasitas ruang tunggu dengan jumlah pengguna layanan. Selama

peneliti melakukan observasi, peneliti tidak menemukan pemohon antri dengan

posisi berdiri. Pengguna layanan yang datang ke PTSP Kecamatan Pesanggrahan

selalu duduk untuk menunggu antrian ke loket. Kecukupan jumlah kursi ini sudah

dipersiapkan oleh pihak PTSP Kecamatan Pesanggrahan agar masyarakat yang

datang dan ingin melakukan pelayanan dapat menunggu dengan nyaman dan tidak

perlu berdiri untuk menunggu antrian.


111

Grafik 4.7
Tanggapan Mengenai Jumlah Komputer Mencukupi untuk Pelayanan

60
50
40
Percent

30
53
20 39
10
8
0
0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 4)

Berdasarkan grafik 4.7 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

tangibles, yaitu sebesar 53% responden menjawab bahwa jumlah komputer di

PTSP Kecamatan Pesanggrahan kurang mencukupi untuk melakukan proses

pelayanan. Komputer yang tersedia memiliki kondisi yang cukup baik, namun

responden menilai bahwa kuantitas atau jumlah unit komputer masih dirasa

kurang untuk melakukan proses berbagai pelayanan perizinan maupun non

perizinan. Selama peneliti observasi di lapangan. Peneliti mengamati terdapat satu

komputer di loket pendaftaran berkas, lalu terdapat empat unit komputer berada di

back office namun hanya 3 yang berfungsi. Kekurangan unit komputer ini

mengakibatkan proses pembuatan layanan perizinan dan perizinan menjadi cukup

lama, sehingga memakan waktu melebihi batas yang telah ditetapkan. Jika

pelayanan yang sebelumnya belum selesai maka pelayanan yang sudah masuk

pada hari itu tidak bisa diproses dan harus menunggu keesokan harinya. Sehingga

proses pelayanan perizinan tertunda dan mengakibatkan menunggu antrian sampai

pelayanan yang sebelumnya selesai.


112

Grafik 4.8
Tanggapan Mengenai Butuh Papan Pengumuman untuk
Informasi Pelayanan

60

50

40
Percent

30
53
46
20

10

0 1 0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 5)

Berdasarkan grafik 4.8 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

tangibles, mayoritas sebesar 99% responden menyetujui bahwa para pengunjung

PTSP Kecamatan Pesanggrahan membutuhkan papan pengumuman untuk melihat

informasi terbaru mengenai berbagai pelayanan di PTSP Kecamatan

Pesanggrahan, khususnya untuk pelayanan one day service. Responden dan

pengguna layanan lainnya berharap bahwa setiap informasi terbaru mengenai

pelayanan perizinan dan non perizinan dapat ditempel di papan pengumuman

yang diletakkan di area yang strategis yang mudah dijangkau untuk dibaca atau

diletakkan disekitar area ruang tunggu. Hal ini disebabkan karena tidak semua

masyarakat yang datang ke PTSP untuk mengurus perizinan yang hanya tertera di

website, misalnya mengurus Kartu Keluarga (KK), Surat Keterangan Domisili

Sementara (SKDS), dan lain sebagainya.


113

Grafik 4.9
Tanggapan Mengenai PTSP Kecamatan Pesanggrahan Memiliki Cukup
Pegawai untuk Melayani

60

40
Percent

52
20 43

0 5
0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 6)

Berdasarkan grafik 4.6 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

tangibles, sebesar 52% responden menilai bahwa PTSP Kecamatan Pesanggrahan

kekurangan pegawai. Responden menilai bahwa pegawai PTSP Kecamatan

Pesanggrahan terlihat belum mencukupi dan kurang professional dalam melayani.

Jika proses pelayanan ingin lebih akurat atau sesuai dengan waktu yang telah

ditetapkan, maka PTSP Kecamatan Pesanggrahan harus menambah jumlah

pegawai sesuai dengan keahlian dan tupoksi masing-masing agar pekerjaan tidak

saling tumpang tindih. Pegawai harus lebih professional dalam bidangnya masing-

masing sehingga fokus untuk mengerjakan tugasnya masing-masing atau tidak

saling mengisi kekosongan pekerjaan. Hal tersebut membuat pekerjaan yang

seharusnya dikerjakan malah terhambat. Peneliti mengkonfirmasi jumlah pegawai

kepada Kasatlak PTSP Kecamatan Pesanggrahan bahwa terdapat 11 pegawai.

Jumlah ini sudah termasuk Kasatlak PTSP Kecamatan, CPNS dan Pegawai Harian

Lepas (PHL). Kasatlak PTSP Kecamatan Pesanggrahan meminta tambahan

pegawai untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.


114

Grafik 4.10

Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan


Berpenampilan Rapih dan Sopan

80

70

60

50
Percent

40 77

30

20

10 23

0
0 0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 7)

Berdasarkan grafik 4.10 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

tangibles, mayoritas jawaban sebesar 77% atau sebanyak 60 responden menilai

bahwa pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan sudah berpenampilan dengan

rapih dan sopan untuk melayani masyarakat dalam hal mengurus perizinan.

Penampilan merupakan hal yang wajib sebagai salah satu bentuk pelayanan

kepada masyarakat. Seluruh pegawai di PTSP Kecamatan menggunakan pakaian

yang sopan dan juga rapih untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk

perizinan dan non perizinan.


115

Grafik 4.11

Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan Memakai


Seragam Dinas

70

60

50

40
Percent

65
30

20
31
10

0 4
0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 8)

Berdasarkan grafik 4.11 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

tangibles, mayoritas jawaban sebesar 96% responden menilai bahwa pegawai

PTSP Kecamatan Pesanggrahan memakai seragam dinas sesuai dengan peraturan

yang berlaku. Seragam yang digunakan oleh pegawai disertai atribut lengkap.

Selain itu, pegawai CPNS pun juga mendapat seragam yang telah ditentukan.

Seragam dinas yang digunakan merupakan salah satu bentuk taat peraturan yang

berlaku. Selama peneliti melakukan observasi di PTSP Kecamatan Pesanggrahan,

peneliti melihat pegawai mengenakan seragam setiap harinya secara berbarengan,

artinya tidak ada pegawai yang menggunakan pakaian yang berbeda.


116

Grafik 4.12

Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Ramah

90

80

70

60

50
Percent

40 81

30

20

10 18

0 1 0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 9)

Berdasarkan grafik 4.12 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

tangibles, mayoritas jawaban sebesar 99% responden menilai bahwa pegawai

PTSP sangat ramah kepada setiap pengunjung yang datang ke PTSP Kecamatan

Pesanggrahan, baik yang ingin mengurus perizinan dan non perizinan maupun

hanya sekedar konsultasi mengenai beberapa pelayanan yang belum diketahui.

Selama peneliti observasi di PTSP Kecamatan Pesanggrahan, pegawai pun juga

sangat ramah kepada peneliti. Seluruh pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan

menerapkan senyum, salam, menyapa dan menanyakan setiap keperluan bagi

masyarakat baik yang ingin mengurus perizinan maupun non perizinan.


117

2. Reliability

Dalam indikator reliability terdapat enam butir pernyataan. Adapun jawabannya

akan dipaparkan melalui grafik dibawah ini:

Grafik 4.13

Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Memberikan Informasi Pelayanan


Secara Jelas

80
70
60
50
Percent

40 74
30
20
10 17
0 9
0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 10)

Berdasarkan grafik 4.13 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

reliability, mayoritas jawaban sebesar 91% responden menilai para pegawai

memberikan berbagai informasi khususnya untuk pelayanan one day service

sudah secara jelas. Responden cukup paham dan mengerti informasi yang telah

disampaikan oleh pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan. Responden mudah

memahami informasi yang disampaikan mengenai informasi pelayanan perizinan

dan non perizinan khususnya untuk pelayanan one day service. Selama peneliti

melakukan observasi, peneliti memperhatikan bahwa pegawai menjelaskan jika

para pengguna layanan kesulitan untuk mengurus perizinan one day service.
118

Grafik 4.14

Tanggapan Mengenai Pegawai Memberikan Pelayanan Tidak Berbelit-Belit

80

70

60

50
Percent

40
72
30

20

10
13 15
0
0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 11)

Berdasarkan grafik 4.14 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

reliability, mayoritas jawaban sebesar 85% responden setuju bahwa pegawai

PTSP Kecamatan Pesanggrahan memberikan pelayanan tidak berbelit-belit.

Responden menerima layanan secara mudah dan cepat tanpa proses yang berbelit-

belit. Kemudahan proses layanan ini membuat masyarakat atau pengguna layanan

merasa senang karena saat ini pelayanan yang diberikan jauh dari birokrasi yang

terdahulu dan memutus rantai oknum yang menyulitkan para pengguna layanan.

Kemudahan untuk mengurus pelayanan perizinan dan non perizinan kini jauh

lebih mudah tanpa perlu proses yang menyulitkan para pengguna layanan.
119

Grafik 4.15

Tanggapan Mengenai Pelayanan One Day Service Tepat Waktu Sesuai


Waktu yang Ditentukan

50
45
40
35
30
Percent

25 49
20 38
15
10
5 11
0 2
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 12)

Berdasarkan grafik 4.15 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

reliability, mayoritas jawaban sebesar 60% menjawab bahwa pelayanan one day

service belum terlaksana secara tepat waktu. Artinya, proses penyelesaian

permohonan pelayanan one day service lebih dari 1 hari atau 8-12 jam kerja.

Sebagian besar para responden tidak mengetahui bahwa permohonan pelayanan

perizinan yang mereka ajukan merupakan pelayanan one day service (pelayanan

satu hari selesai atau pelayanan 12 jam kerja). Peneliti mewawancarai beberapa

responden, mereka mengungkapkan bahwa penyelesaiannya sekitar 3 hari atau

lebih. Bahkan ada juga yang lebih dari seminggu. Namun sebesar 40% responden

menjawab pelayanan sudah cukup tepat waktu karena tidak seluruh responden

mengalami keterlambatan dalam penyelesaian pelayanan one day service.


120

Grafik 4.16

Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Tidak Melakukan Kesalahan dalam


Melayani One Day Service

60

50

40
Percent

30
51
47
20

10

0 2
0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 13)

Berdasarkan grafik 4.16 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

reliability, sebesar 51% responden menjawab bahwa masih ada kesalahan yang

dilakukan oleh pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan dalam melakukan

pelayanan kepada masyarakat. Sebagian dari pengguna layanan menilai bahwa

pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan masih kurang profesional dalam

melayani karena masih terjadi kesalahan dalam melayani pemohon one day

service. Contohnya, pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan masih kurang teliti

dalam memeriksa berkas masuk yang akan diproses. Hal ini mengakibatkan

proses pelayanan terhambat sehingga pemohon pelayanan harus kembali lagi

untuk melengkapi berkas.


121

Grafik 4.17

Tanggapan Mengenai Pelayanan sesuai dengan Standar Operasional


Prosedur (SOP) yang berlaku

70

60

50

40
Percent

67
30

20
27
10
6
0
0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 14)

Berdasarkan grafik 4.17 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

reliability, mayoritas jawaban sebesar 73% responden menjawab bahwa

pelayanan yang diberikan sudah cukup sesuai dengan Standar Operasional

Prosedur (SOP) yang berlaku. Hal ini bisa dilihat pada pelayanan para pegawai

yang sudah ramah, berpakaian sopan, memberikan pelayanan dengan senyum dan

melayani dengan sepenuh hati. Namun masyarakat hanya melihat SOP

berdasarkan cara berkomunikasi pegawai saja tanpa melihat indikator lainnya

yang lebih krusial yaitu pada ketepatan waktu penyelesaian perizinan. Sehingga

penilaiannya masih tergolong cukup baik dalam penyataan angket nomor 14.
122

Grafik 4.18

Tanggapan Terhadap Pegawai Disiplin dalam Pelayanan

70

60

50

40
Percent

67
30

20

10 20
12
0
1
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 15)

Berdasarkan grafik 4.18 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

reliability, mayoritas jawaban sebesar 79% responden menjawab bahwa pegawai

PTSP Kecamatan Pesanggrahan sudah disiplin dalam pelayanan. Ketika peneliti

sedang melakukan observasi, peneliti melihat pegawai datang dan pulang tepat

waktu. Selain itu, pada saat pemohon perizinan ingin mengajukan berkas, pegawai

PTSP Kecamatan Pesanggrahan selalu ada di tempat meskipun pada jam istirahat.

Ketika jam istirahat, pegawai secara bergantian untuk istirahat makan dan sholat.

Loket pendafataran berkas tidak boleh kosong, maka dari itu mereka secara

bergantian untuk berjaga di loket meskipun tugas tersebut tidak sesuai tupoksi

yang menyebabkan tumpang tindih pekerjaan.


123

3. Responsiveness

Dalam indikator responsiveness terdapat empat butir pernyataan. Adapun

jawabannya akan dipaparkan melalui grafik dibawah ini:

Grafik 4.19

Tanggapan Terhadap Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan


Menanggapi Kebutuhan Pemohon

80

70

60

50
Percent

40 79
30

20

10 21

0
0 0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 16)

Berdasarkan grafik 4.19 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

responsiveness, sebesar 79% responden atau sebanyak 62 responden menilai

bahwa pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan sudah cukup baik untuk

menanggapi setiap kebutuhan pemohon untuk melakukan pengajuan berkas one

day service. Responden menilai pegawai sudah menanggapi dengan sigap ketika

pemohon sedang di loket antrian.


124

Grafik 4.20

Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Membantu Pemohon dalam Pengisian


Berkas

70

60

50

40
Percent

30 63

20

10 19
18
0
0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 17)

Berdasarkan grafik 4.20 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

responsiveness, mayoritas responden menjawab sebesar 82% bahwa pegawai

PTSP Kecamatan Pesanggrahan sudah membantu dengan baik kepada pengguna

layanan one day service ketika mengisi atau melengkapi berkas yang akan

diajukan untuk permohonan untuk layanan perizinan dan non perizinan. Ketika

pemohon kesulitan dalam pengisian berkas, pegawai memberi arahan dan

memberitahukan step by step untuk menyelesaikan syarat-syarat apa saja jika

ingin mengajukan pelayanan one day service.


125

Grafik 4.21

Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Kecamatan Memberikan Respon Cepat


Terhadap Pelayanan

50
45
40
35
30
Percent

25 50
20
36
15
10
14
5
0
0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 18)

Berdasarkan grafik 4.21 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

responsiveness, sebesar 36% atau sebanyak 28 responden menjawab bahwa masih

ada pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan yang memberikan respon kurang

cepat terhadap pelayanan yang diajukan. Responden menilai pegawai PTSP

Kecamatan Pesanggrahan masih kurang cepat untuk melayani pemohon one day

service.
126

Grafik 4.22

Tanggapan Mengenai Keluhan dan Pengaduan Diselesaikan Segera oleh


Pegawai PTSP

50

45

40

35

30
Percent

25
46
20
37
15

10
17
5

0
0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 19)

Berdasarkan grafik 4.22 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

responsiveness, sebesar 63% responden menilai bahwa keluhan dan pengaduan

yang masuk diselesaikan secara responsif oleh pegawai PTSP Kecamatan

Pesanggrahan. Respon yang ditunjukkan oleh pegawai PTSP Kecamatan

Pesanggrahan sudah baik karena dapat segera menyelesaikan keluhan dan

pengaduan dari para pengguna layanan.


127

4. Assurance

Dalam indikator Assurance terdapat delapan butir pernyataan. Adapun

jawabannya akan dipaparkan melalui grafik dibawah ini:

Grafik 4.23

Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan Update


Informasi One Day Service

60
50
40
Percent

30 56
20
33
10
0 4 7
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 20)

Berdasarkan grafik 4.23 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

Assurance, mayoritas responden menjawab sebesar 63% bahwa pegawai PTSP

Kecamatan Pesanggrahan tidak update informasi mengenai informasi pelayanan

one day service. Responden menilai pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan

tidak memberitahu bagaimana informasi terbaru mengenai pelayanan one day

service apakah ada perubahan atau tidak sehingga terdapat beberapa berkas yang

kurang ketika mengajukan pelayanan one day service karena tidak ada

pemberitahuan sebelumnya. Selain itu, tidak semua pelayanan ada di website

sehingga banyak masyarakat yang tidak mengetahui informasi terbaru dalam

pelayanan.
128

Grafik 4.24

Tanggapan Mengenai Pegawai Memiliki Pengetahuan yang Baik Mengenai


One Day Service

80

70

60

50
Percent

40
74
30

20

10 17
9
0
0
SS S TTS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 21)

Berdasarkan grafik 4.24 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

Assurance, mayoritas responden menjawab sebesar 91% bahwa pegawai PTSP

Kecamatan Pesanggrahan memiliki pengetahuan yang baik tentang pelayanan one

day service, yaitu mengetahui syarat-syarat yang akan diajukan dalam pelayanan

one day service dan macam-macam pelayanan yang tergolong pelayanan one day

service. Sebelum pegawai ditugaskan untuk melayani, pastinya diberikan

pembekalan pengetahuan bagaimana harus melayani, pelayanan apa yang

diberikan oleh masing-masing PTSP mulai dari tingkat Kota/Kabupaten,

Kecamatan, hingga Kelurahan.


129

Grafik 4.25

Tanggapan Mengenai Pegawai Memiliki Kemampuan yang Baik dalam


Melayani One Day Service

80

70

60

50
Percent

40
74
30

20

10 17
9
0
0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 22)

Berdasarkan grafik 4.25 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

Assurance, mayoritas jawaban sebesar 91% responden menilai bahwa pegawai

PTSP Kecamatan Pesanggrahan dikatakan memiliki kemampuan yang baik dan

cukup handal dalam melayani pelayanan one day service. Hal ini disampaikan

oleh beberapa responden yang sempat peneliti wawancara. Para responden

menilai pegawai mampu melayani para pengguna layanan dengan berbagai

macam pelayanan yang tersedia di PTSP Kecamatan Pesanggrahan terutama pada

pelayanan one day service.


130

Grafik 4.26

Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan dapat


Mengatasi Keluhan

90

80

70

60

50
Percent

40 85

30

20

10
9
0 6
0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 23)

Berdasarkan grafik 4.26 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

Assurance, mayoritas jawaban sebesar 94% responden menilai pegawai PTSP

Kecamatan Pesanggrahan sudah cukup tanggap terhadap keluhan-keluhan yang

dirasakan oleh para penguna layanan one day service dan sebisa mungkin untuk

dapat mengatasi keluhan yang diajukan oleh penguna layanan one day service.
131

Grafik 4.27

Tanggapan Mengenai Pegawai Dapat Memberikan Solusi Permasalahan One


Day Service

80

70

60

50
Percent

40 80

30

20

10
14
0 6
0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 24)

Berdasarkan grafik 4.27 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

assurance, mayoritas jawaban sebesar 94% responden menilai bahwa pegawai

PTSP Kecamatan Pesanggrahan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan

yang dihadapi oleh para pemohon layanan one day service baik dari segi

kekurangan persyaratan maupun permasalahan yang berkaitan dengan pembuatan

dalam pembuatan perizinan one day service.


132

Grafik 4.28

Tanggapan Mengenai Pelayanan di PTSP Kecamatan Pesanggrahan Tepat


Waktu Sesuai dengan Batas Waktu di Website/Brosur (One Day Service)

50
45
40
35
30
Percent

25
47
20 39
15
10
5
11
0 3

SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 25)

Berdasarkan grafik 4.28 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

assurance, mayoritas jawaban sebesar 58% responden menilai bahwa pelayanan

di PTSP Kecamatan Pesanggrahan belum sesuai dengan waktu yang telah tertera

di website atau brosur. Penyelesaian berkas permohonan tidak tepat waktu dengan

batas waktu yang tertera di website atau brosur (one day service). Setelah peneliti

mewawancarai sebagian responden, mereka menjelaskan bahwa tidak mengetahui

bahwa perizinan yang diurus oleh responden adalah pelayanan one day service,

sehingga perizinan mereka selesai lebih dari satu hari atau selama 8-12 jam kerja.

Perizinan yang mereka ajukan selesai pada 3 sampai 4 hari bahkan sampai lebih

dari 1 minggu. Bahkan para responden juga tidak mengetahui ada brosur untuk

estimasi penyelesaian perizinan khusus one day service.


133

Grafik 4.29

Tanggapan Mengenai Pegawai Memberitahukan Kepada Pemohon Jika


Perizinan One Day Service Sudah Selesai

50

45

40

35

30
Percent

25 50

20

15 32

10

5 10
8
0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 26)

Berdasarkan grafik 4.29 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

assurance, mayoritas jawaban sebesar 58% responden menilai bahwa pegawai

PTSP Kecamatan Pesanggrahan tidak memberitahu ataupun menginformasikan

kepada pemohon jika perizinan one day service sudah selesai. Sehingga pemohon

tidak mengetahui jika perizinan mereka sudah selesai atau belum selesai. Bagi

responden yang mengajukan berkas secara manual memang tidak diinformasikan

jika perizinan sudah selesai di proses.

Namun, sebagian responden menjawab sebesar 42% responden menilai bahwa

pelayanan cukup bagus untuk berkas perizinan yang telah selesai langsung diantar
134

oleh Antar Jemput Izin Bermotor (AJIB). AJIB merupakan salah satu inovasi

layanan dari DPMPTSP yang bertugas menjemput berkas dan mengantarkan izin

pada lima wilayah kota pelayanan DKI Jakarta. AJIB terhubung ketika pemohon

perizinan mengajukan berkas perizinan secara online dan setelah berkas tersebut

selesai, maka AJIB tersebut langsung mengantar berkas sesuai alamat pemohon

perizinan. Kemudahan layanan ini membuat para responden cukup puas karena

tidak perlu susah payah mengambil berkas yang sudah selesai. Selain itu, untuk

pengajuan berkas secara online juga dapat dijemput berkas perizinannya untuk di

proses di wilayah terdekat.


135

Grafik 4.30
Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Memberikan Informasi secara Jujur
Mengenai Rincian Biaya sesuai Peraturan yang Berlaku

70

60

50

40
Percent

67
30

20

25
10

8
0
0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 27)

Berdasarkan grafik 4.30 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

assurance, mayoritas jawaban sebesar 92% responden menilai bahwa pegawai

PTSP Kecamatan Pesanggrahan memberikan informasi dengan jujur mengenai

rincian biaya sesuai peraturan yang berlaku. Pegawai memberitahukan bahwa

seluruh pelayanan one day service tidak dikenakan biaya atau pelayan tersebut

gratis. Selain itu responden juga senang karena tidak ada satupun pegawai yang

“bermain nakal” untuk masalah biaya. Bagi siapapun dan mengurus perizinan

tertentu memang tidak dipungut biaya, kecuali ada beberapa perizinan yang harus

dikenakan biaya retribusi, namun pembayaran tersebut harus melalui Bank DKI,

dan bukti pembayarannya diserahkan bersama dengan berkas yang bersangkutan


136

ketika sedang mengajukan berkas permohonan. Jadi, tidak ada “permainan nakal”

atau suap menyuap demi melancarkan perizinan agar perizinannya segera diproses

dengan cepat.

Selama peneliti melakukan observasi dan menyebarkan angket penelitian, peneliti

tidak melihat satupun pegawai melakukan praktek curang dalam masalah

pungutan biaya. Selain itu, pada setiap sudut ruangan, dipasang kamera cctv,

sehingga meminimalisir praktek kecurangan. Para responden juga berpendapat

bahwa mereka senang karena kegiatan pemerintahan seperti ini memutus praktek

KKN yang sejak dahulu dibudayakan oleh beberapa oknum yang tidak

bertanggung jawab.
137

5. Empathy

Dalam indikator Empathy terdapat tujuh butir pernyataan. Adapun jawabannya

akan dipaparkan melalui grafik di bawah ini:

Grafik 4.31

Tanggapan Mengenai Pegawai Menanyakan Kebutuhan Pemohon Seputar


Layanan One Day Service

70

60

50

40
Percent

67
30

20

25
10

8
0
0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 28)

Berdasarkan grafik 4.31 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

Empathy, mayoritas jawaban sebesar 92% responden menilai bahwa pegawai

PTSP Kecamatan Pesanggrahan selalu menanyakan kebutuhan atau keperluan

untuk mengurus perizinan atau non perizinan. Setiap pengguna layanan ditanya

dengan ramah ada keperluan mengurus perizinan atau non perizinan.


138

Grafik 4.32

Tanggapan Mengenai Pegawai Mendengarkan Setiap Saran Yang


Disampaikan Pemohon

80

70

60

50
Percent

40 78

30

20

10
14
8
0
0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 29)

Berdasarkan grafik 4.32 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

empathy, mayoritas jawaban sebesar 92% responden menilai bahwa pegawai

PTSP Kecamatan Pesanggrahan mendengarkan dengan baik setiap saran yang

disampaikan oleh pemohon one day service. Pegawai PTSP Kecamatan

Pesanggrahan selalu berusaha memperbaiki pelayanan melalui saran dan

tanggapan yang diberikan oleh pemohon pelayanan perizinan.


139

Grafik 4.33

Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Mudah Dihubungi Pada Saat Pemohon


Membutuhkan Bantuan

80

70

60

50
Percent

40
73
30

20

10
14
13
0
0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 30)

Berdasarkan grafik 4.33 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

empathy, mayoritas jawaban sebesar 87% responden menilai bahwa pegawai

PTSP Kecamatan Pesanggrahan mudah dihubungi dan ditemui pada saat pemohon

membutuhkan bantuan ketika pelayanan sedang berlangsung. Pegawai PTSP

Kecamatan Pesanggrahan selalu ada di tempat pelayanan untuk membantu para

pemohon yang datang untuk mengurus perizinan maupun non perizinan.


140

Grafik 4.34
Tanggapan Mengenai Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan Selalu Ada
Saat Jam Kerja

70

60

50

40
Percent

65
30

20
31
10

0 4
0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 31)

Berdasarkan grafik 4.34 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

empathy, mayoritas jawaban sebesar 96% responden menilai pegawai PTSP

Kecamatan Pesanggrahan selalu ada saat jam kerja maupun pada jam istirahat

untuk melayani para pengguna layanan. Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan

tidak pernah meninggalkan PTSP selama jam kerja kecuali ada tugas atau acara

yang berkaitan dengan PTSP. Pada saat jam istirahat, pegawai secara bergantian

untuk istirahat dan sebagiannya lagi standby di PTSP agar dapat melayani para

pemohon untuk mengurus perizinan dan non perizinan.


141

Grafik 4.35
Tanggapan Mengenai Tersedia Website Guna Memudahkan Para Pemohon
Untuk Mendapatkan Informasi Pelayanan One Day Service

70
60
50
Percent

40
30 65
20
31
10
0 4
0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 32)

Berdasarkan grafik 4.35 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

empathy, mayoritas jawaban sebesar 96% responden menilai bahwa website

dianggap memudahkan para pemohon untuk mendapatkan informasi pelayanan

one day service. Website merupakan sumber informasi yang mudah untuk

dijangkau dan telah tertera berbagai macam pelayanan, syarat-syarat, rincian

biaya, waktu penyelesaiannya, serta tata cara dimulai dari pengajuan berkas

hingga perizinan tersebut selesai.

Namun, para responden belum memahami sepenuhnya bahwa adanya website

tidak hanya sekedar untuk melihat persyaratan pelayanan, namun harusnya juga

dapat dimanfaatkan untuk proses pendaftaran berkas masuk hingga berkas

selesainya. Sebagian besar responden mendaftarkan berkas pelayanan masih

secara manual. Para responden hanya melihat tersedianya website hanya memuat
142

informasi yang jelas, tetapi tidak melihat manfaat lain yaitu untuk proses

pelayanan yang seharusnya online tanpa harus datang ke PTSP.

Grafik 4.36
Tanggapan Mengenai Pemohon Mudah Memahami Setiap Informasi Yang
Disampaikan Pegawai mengenai Perizinan One Day Service

80

70

60

50
Percent

40 77

30

20

10 19

0 4
0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 33)

Berdasarkan grafik 4.36 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

empathy, mayoritas jawaban sebesar 96% responden menilai pemohon cukup

mudah memahami setiap informasi yang disampaikan oleh pegawai PTSP

Kecamatan Pesanggrahan mengenai perizinan one day service. Responden paham

atau mengerti informasi yang disampaikan oleh pegawai mengenai apa saja syarat

serta jenis-jenis pelayanan yang ditanyakan oleh para pemohon layanan.


143

Grafik 4.37
Tanggapan Mengenai Pegawai Melakukan Komunikasi Dengan Baik
Kepada Pemohon Selama Berlangsungnya Pelayanan One Day Service

80

70

60

50
Percent

40
72
30

20
28
10

0
0 0
SS S TS STS

(Sumber: Data Primer, Angket Nomor 34)

Berdasarkan grafik 4.37 di atas, tanggapan responden mengenai indikator

empathy, mayoritas jawaban sebesar 72% responden menilai pegawai melakukan

komunikasi dengan cukup baik kepada pemohon selama berlangsungnya

pelayanan one day service. Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan mampu

menjelaskan dengan baik berbagai pelayanan khususnya pelayanan one day

service, sehingga membuat para pemohon layanan memahami bagaimana dan apa

saja syarat-syarat secara detail yang harus dipersiapkan secara jelas.


144

4.3 Pengujian Persyaratan Statistik

4.3.1 Uji Validitas

Dalam penelitian ini, hal pertama kali yang dilakukan adalah melakukan uji

validitas instrumen. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dala, melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas

digunakan untuk mengetahui sah atau tidaknya suatu kuisioner atau angket.

Kevaliditasan instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen benar-benar

mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian serta

mampu menunjukkan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil pengukuran

(Sugiyono, 2013:183).

Validitas instrumen dapat diuji menggunakan SPSS Statistic versi 17.0 for

windows. Kriteria penilaian validitas butir pernyataan instrument yang digunakan

adalah apabila rhitung > rtabel maka instrumen penelitian dikatakan valid.

Sedangkan jika rhitung ≤ rtabel maka instrumen penelitian dikatakan tidak valid.

Untuk mengetahui apakah setiap butir pertanyaan dalam instrumen yang telah

dibuat itu valid atau tidak valid, dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan

antara skor butir dengan skor total dengan menggunakan rumus Pearson Product

Moment. Hasil dari uji validitas instrument penelitian berdasarkan skor jawaban

kuisioner atau angket yang didapat pada saat penelitian di lapangan dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:


145

Tabel 4.5
Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Koefisien
Nilai r Tabel
No. Korelasi Keterangan Kesimpulan
(N=78, α=10%)
(r hitung)
1. 0,279 r positif, r hitung > r tabel Valid
2. 0,482 r positif, r hitung > r tabel Valid
3. 0,273 r positif, r hitung > r tabel Valid
4. 0,647 r positif, r hitung > r tabel Valid
5. 0,279 r positif, r hitung > r tabel Valid
6. 0,583 r positif, r hitung > r tabel Valid
7. 0,389 r positif, r hitung > r tabel Valid
8. 0,324 r positif, r hitung > r tabel Valid
9. 0,572 r positif, r hitung > r tabel Valid
10. 0,644 r positif, r hitung > r tabel Valid
11. 0,584 r positif, r hitung > r tabel Valid
12. 0,664 r positif, r hitung > r tabel Valid
13. 0,572 r positif, r hitung > r tabel Valid
14. 0,568 r positif, r hitung > r tabel Valid
15. 0,523 r positif, r hitung > r tabel Valid
16. 0,674 r positif, r hitung > r tabel Valid
17. 0,592 r positif, r hitung > r tabel Valid
18. 0,689 0.220 r positif, r hitung > r tabel Valid
19. 0,632 r positif, r hitung > r tabel Valid
20. 0,551 r positif, r hitung > r tabel Valid
21. 0,644 r positif, r hitung > r tabel Valid
22. 0,644 r positif, r hitung > r tabel Valid
23. 0,550 r positif, r hitung > r tabel Valid
24. 0,576 r positif, r hitung > r tabel Valid
25. 0,685 r positif, r hitung > r tabel Valid
26. 0,500 r positif, r hitung > r tabel Valid
27. 0,487 r positif, r hitung > r tabel Valid
28. 0,487 r positif, r hitung > r tabel Valid
29. 0,480 r positif, r hitung > r tabel Valid
30. 0,524 r positif, r hitung > r tabel Valid
31. 0,550 r positif, r hitung > r tabel Valid
32. 0,550 r positif, r hitung > r tabel Valid
33. 0,478 r positif, r hitung > r tabel Valid
34. 0,522 r positif, r hitung > r tabel Valid
Sumber: Output SPSS 17.0, 2018
146

4.3.2 Uji Reliabilitas

Hasil pengukuran dikatakan reliabel apabila dalam beberapa kali pelaksanaan

pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif

sama. Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan bahwa instrumen yang

digunakan memiliki konsistensi dalam hasil pengukuran. Pengujian reliabilitas

dilakukan dengan membandingkan nilai alpha cronbach, yaitu perhitungan yang

dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi diantara butir-butir

pernyataan dalam angket penelitian. Berikut merupakan hasil uji reliabilitas

Kualitas Pelayanan One Day Service di PTSP Kecamatan Pesanggrahan dengan

menggunakan SPSS 17.0

Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Reliabilitas

Sumber: Output SPSS 17.0, 2018


147

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, uji reliabilitas yang menggunakan metode Alpha

Cronbach diperoleh nilai sebesar 0,924. Berdasarkan skala Alpha Cronbach 0

sampai 1, terdapat 4 klasifikasi maka ukuran kemantapan alpha dapat

diinterpretasikan sebagai berikut:

Tabel 4.7
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 s/d 0,199 Sangat rendah
>0,20 s/d 0,499 Rendah
>0,50 s/d 0,799 Kuat
>0,80 s/d 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2010:214)

Berdasarkan hasil perhitungan melalui SPSS 17.0 pada tabel 4.6, dapat ditarik

kesimpulan dari tabel 4.7 yang menunjukkan bahwa nilai alpha diperoleh sebesar

0,924. Hal ini berarti bahwa seluruh pernyataan yang terdapat pada angket

penelitian dapat dikatakan sangat kuat menuurut skala Alpha Cronbach menurut

Sugiyono (2010:214).

4.3.3 Uji Normalitas

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang data hasil penelitian ini, maka

peneliti mencoba untuk mengetahui nilai mean, median, modus dan nilai

normalitas data guna menjaga ketepatan metode statistic yang digunakan, karena

apabila data yang dihasilkan tidak normal maka statistic yang digunakan adalah

statistic non parametric sedangkan apabila data yang dihasilkan adalah normal

maka statistic yang digunakan adalah statistic parametric. Uji normalitas


148

menggunakan one sample kolmogrov-smirnov dalam penelitian Kualitas

Pelayanan One Day Service di PTSP Kecamatan Pesanggrahan. Dalam menguji

uji normalitas ini, peneliti dibantu dengan menggunakan SPSS Statistic 17.0 for

windows. Adapun hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8
One-Sample Kolmogrov Smirnov Test

Sumber: Output SPSS 17.0, 2018

Dari hasil uji normalitas di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata pada

penelitian ini yaitu sebesar 101,53. Kemudian nilai terendah sebesar 81 dan nilai

tertinggi adalah sebesar 134. Dalam uji normalitas ini terdapat skewness sebesar

0,735 dan kurtosis sebesar 0,712. Untuk mengetahui penyebaran data tersebut

normal atau tidaknya dilakukan perhitungan skewness dibagi dengan standard

error yaitu (0,735 : 0,272 = 2,702) dan kurtosis juga dilakukan perhitungan nilai

standard error yaitu ( 0,712 : 0,538 = 1,323). Dari hasil tersebut dapat diketahui

bahwa data dalam penelitian ini skewness tidak normal, sedangkan kurtosis

normal.
149

4.4 Pengujian Hipotesis

Dalam penelitian yang berjudul Kualitas pelayanan one day service di Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kecamatan Pesanggrahan memiliki hipotesis Kualitas

Pelayanan One Day Service di Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kecamatan

Pesanggrahan kurang dari 65%.

Dari penjabaran di atas dapat disimpulkan bahwa:

Ho: µ ≤ 65%

Ho: “Hasil Kualitas Pelayanan One Day Service di Pelayanan Terpadu Satu Pintu

di Kecamatan Pesanggrahan dikatakan rendah apabila lebih kecil atau sama

dengan 65%”

Ha: µ > 65%

Ha: “Hasil Kualitas Pelayanan One Day Service di Pelayanan Terpadu Satu Pintu

di Kecamatan Pesanggrahan dikatakan tinggi apabila lebih dari 65%”.

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikasi dari

hipotesis yang diajukan. Berdasarkan metode penelitian, maka pada tahap

pengujian hipotesis penelitian ini, peneliti menggunakan rumus t-test satu sampel.

Adapun penghitungan pengujian hipotesis tersebut yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan penelitian yang diperoleh, maka skor ideal yang diperoleh

adalah 4 x 34 x 78 = 10.608 (4 = nilai tertinggi dari item pertanyaan yang ada

menurut skala Likert, 34 = jumlah item pernyataan pada angket penelitian, dan 78

= jumlah sampel yang dijadikan responden). Sehingga nilai mean atau rata-rata

pada skor ideal instrumen adalah 10.608 : 78 = 136.


150

Sehingga untuk Hasil Kualitas Pelayanan One Day Service di Pelayanan

Terpadu Satu Pintu di Kecamatan Pesanggrahan, nilai yang dihipotesiskan

tertinggi mencapai 65% dari yang diharapkan. Hipotesis statistiknya dapat ditulis

dengan rumus:

Ho: µ ≤ 65% ≤ 0,65 x 10.608 : 78 = 88,4

Ha: µ > 65% > 0,65 x 10.608 : 78 = 88,4

Diketahui:

7.919
X= = 101,52
78

µ0 = 88,4

s = 10,12

Ditanya: t ?
x  
Jawab: t =
s
n
= 101,52 – 88,4

10,12

√78

= 13,12

10,12

√78

= 13,12

1,14

= 11,50
151

Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai t tabel dengan derajat

kebebasan (dk) = (n – 1) = (78 – 1) = 77 dan taraf kesalahan = 10% untuk uji

satu pihak kiri, didapat nilai ttabel yaitu 1,664. Karena nilai thitung lebih besar dari

pada nilai ttabel (11,50 > 1,664) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha, maka

hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis kerja (Ha) diterima.

Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal, ditemukan

bahwa hasil Kualitas Pelayanan One Day Service di Pelayanan Terpadu Satu

Pintu di Kecamatan Pesanggrahan, yaitu:

7.919
x 100% = 74,65%
10.608

Jadi, hipotesis yang menyatakan bahwa Hasil Kualitas Pelayanan One Day

Service di Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kecamatan Pesanggrahan sebesar

74,65%.

Gambar 4.3
Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis
Uji Hipotesis Pihak Kanan

Daerah penerimaan Ha
Daerah penolakan Ha
Ho

1,664 11,50
152

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menjawab rumusan masalah deskriptif

yang telah peneliti rumuskan sebelumnya, yaitu Seberapa besar Kualitas

Pelayanan One Day Service di Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kecamatan

Pesanggrahan Kota Administrasi Jakarta Selatan?”. Penelitian ini dimaksudkan

untuk menjawab rumusan masalah tersebut. Berdasarkan perhitungan dengan

menggunakan rumus t-test satu sampel dengan uji satu pihak (one tail test) dan uji

pihak kanan, bahwa nilai thitung lebih besar (>) dari nilai ttabel, maka dapat diartikan

bahwa H0 ditolak dan Ha diterima karena mencapai angka 74,65%.

Skor ideal yang diperoleh adalah 4 x 34 x 78 =10608 (4 = nilai tertinggi dari item

pertanyaan yang ada menurut skala Likert, 34 = jumlah item pernyataan pada

angket penelitian, dan 78 = jumlah sampel yang dijadikan responden). Sedangkan

skor terendahnya adalah 1 x 34 x 78 = 2652 (1 = nilai tertinggi dari item

pertanyaan yang ada menurut skala Likert, 34 = jumlah item pernyataan pada

angket penelitian, dan 78 = jumlah sampel yang dijadikan responden).

Selanjutnya, dapat diketahui Bagaimana Kualitas Pelayanan One Day Service di

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kecamatan Pesanggrahan Kota Administrasi

Jakarta Selatan adalah 7919 : 10608 = 0,7465 atau 74,65%. Hal ini berarti bahwa

kualitas pelayanan tersebut telah berjalan dengan cukup baik. Penilaian tersebut

didasarkan pada kategori instrumen berikut ini:


153

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

2652 5304 7956 10608

7919

Sumber: Hasil Pengolahan Data

Berdasarkan kategori instrumen di atas, nilai 7919 termasuk ke dalam kategori

interval kurang baik dan baik. Maka, hasil tersebut masuk ke dalam kategori baik,

karena nilai tersebut lebih mendekati kategori baik.

4.6 Pembahasan

Dalam penelitian tentang kualitas pelayanan one day service di PTSP Kecamatan

Pesanggrahan peneliti menggunakan teori SERVQUAL menurut Parasuraman,

Zeithaml, dan L.Berry dalam Hardiyansyah (2011:42). Adapun kualitas pelayanan

terdiri dari lime dimensi, diantaranya sebagai berikut:

Parasuraman et. al. (dalam Hardiyansyah 2011:42) menyatakan bahwa kualitas

pelayanan (Service Quality) terdiri dari lima dimensi, yaitu:

a. Tangibles (Bukti Fisik)

Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan dan keadaan

lingkungan sekitarnya, meliputi fasilitas fisik (seperti gedung, gudang),

perlengkapan dan peralatan yang digunakan (teknologi) serta penampilan para

pegawai.
154

Grafik 4.38
Persentase Pernyataan pada Indikator Tangibles

100
78,20
80
PERCENT

60

40 87.82 80.76 87.82 80.76 81.73


73.71 79.16
65.7 66.34
20

0
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9

(Sumber : diolah peneliti, 2018)

Berdasarkan pada grafik 4.38 di atas, terlihat bahwa pada pernyataan nomor 2

(Q2), pernyataan nomor 4 (Q4), dan pernyataan nomor 6 (Q6) menunjukkan

persentase lebih rendah dibandingkan dengan pernyataan lain pada indikator

tangibles. Hasil persentase dari tiga pernyataan tersebut dibawah nilai rata-rata,

yaitu sebesar 78,20%.

Pada angket pernyataan nomor 2 (Q2), yaitu tersedianya area parkir yang

memadai di PTSP Kecamatan Pesanggrahan. Realitanya adalah para pengguna

layanan menilai bahwa area parkir di PTSP Kecamatan Pesanggrahan dikatakan

sudah cukup memadai namun perlu diperluas agar dapat menampung lebih

banyak kendaraan para pengguna layanan yang datang ke PTSP Kecamatan

Pesanggrahan.

Pada angket pernyataan nomor 4 (Q4), yaitu jumlah komputer sudah cukup untuk

melakukan proses pelayanan one day service. Pada kenyataan di lapangan

responden menilai bahwa jumlah komputer yang tersedia masih sangat minim
155

atau sedikit jumlahnya sehingga cukup menghambat untuk melakukan proses

pelayanan, khususnya untuk pelayanan one day service.

Adapun pada angket pernyataan nomor 6 (Q6), yaitu PTSP Kecamatan

Pesanggrahan memiliki pegawai yang cukup untuk melayani pemohon. Pada

kenyataan di lapangan responden menilai bahwa PTSP Kecamatan Pesanggrahan

masih kekurangan pegawai untuk melayani dan memproses berbagai pelayanan

khususnya untuk pelayanan one day service. Peneliti mendata jumlah pegawai

hanya sebanyak 11 pegawai.

Berdasarkan hasil pengolahan data dalam penelitian ini, indikator tangibles

memuat 9 butir instrumen pernyataan diperoleh dari skor ideal adalah 4 x 78 x 9 =

2808 (4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden,

kriteria skor berdasarkan pada skala Likert, 78 = jumlah sampel yang dijadikan

responden, 9 = jumlah pernyataan yang ada pada indikator tangibles). Setelah

menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh

responden, yaitu sebesar 2196 : 2808 = 0,7820 x 100 = 78,20 %. Hal ini dapat

diartikan bahwa Kualitas Pelayanan One Day Service di Pelayanan Terpadu Satu

Pintu Kecamatan Pesanggrahan sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat

dilihat dari interval pada indikator tangibles sebagai berikut:

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

702 1404 2106 2808

2196
156

Nilai 2196 termasuk ke dalam interval baik dan sangat baik, maka nilai tersebut

masuk ke dalam kategori baik, karena nilai tersebut lebih mendekati dengan

kategori baik.

b. Reliability (Kehandalan)

Kemampuan suatu perusahaan ataupun lembaga pemerintah untuk memberikan

pelayanan sesuai yang dijanjikan secara akurat dan terpercaya. Kinerja harus

sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang

sama untuk semua pelanggan, sikap simpatik dan dengan akurasi yang tinggi.

Grafik 4.39
Persentase Pernyataan pada Indikator Reliability
100

80 69,65%
PERCENT

60

40 76.92 74.35
64.1 69.87 72.11
60.57
20

0
Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Q15

(Sumber : diolah peneliti, 2018)

Berdasarkan pada grafik 4.39 diatas, terlihat bahwa pada pernyataan nomor 12

(Q12), dan pernyataan nomor 13 (Q13), menunjukkan persentase lebih rendah

dibandingkan dengan pernyataan yang lain pada indikator reliability. Hasil

persentase dari dua pernyataan tersebut dibawah nilai rata-rata yaitu sebesar

69,65%.

Pada angket pernyataan nomor 12 (Q12), yaitu pelayanan one day service tepat

waktu sesuai dengan waktu yang telah ditentukan dalam pelayanan. Pada
157

kenyataan di lapangan, responden menilai bahwa pelayanan one day service

belum sesuai atau belum tepat waktu dan tidak sesuai dengan peraturan yang

berlaku dalam pelayanan.

Selanjutnya pada angket pernyataan nomor 13 (Q13), yaitu pegawai PTSP

Kecamatan Pesanggrahan tidak melakukan kesalahan dalam melayani pemohon

one day service. Pada kenyataan di lapangan, responden menilai bahwa pegawai

masih kurang teliti dalam memeriksa berkas sehingga ada yang kurang ketika

untuk diproses lebih lanjut. Hal ini membuat proses pelayanan menjadi sedikit

terulur waktunya.

Berdasarkan hasil pengolahan data dalam indikator penelitian ini memuat 6 butir

instrumen pernyataan untuk indikator reliability didapatkan hasil dari skor ideal

dari indikator reliability adalah 4 x 78 x 6 = 1872 (4 = nilai dari setiap jawaban

pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala

Likert, 78 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 6 = jumlah pernyataan yang

ada pada indikator reliability). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan

dengan skor riil yang diisi oleh responden, yaitu sebesar 1304 : 1872 = 0,6965 x

100 = 69,65 %. Hal ini dapat diartikan bahwa Kualitas Pelayanan One Day

Service di Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kecamatan Pesanggrahan belum

berjalan dengan baik bila dilihat dari indikator reliability. Hal tersebut dapat

dilihat dari interval pada indikator reliability sebagai berikut:


158

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

468 936 1404 1872

1304

Nilai 1304 termasuk ke dalam interval kurang baik dan baik, maka nilai tersebut

masuk ke dalam kategori baik, karena nilai tersebut lebih mendekati dengan

kategori baik.

c. Responsiveness (Ketanggapan)

Suatu kemampuan untuk membantu dan memberi pelayanan yang cepat

(responsif) dan tepat kepada pelanggan, dengan penyampaian informasi yang jelas

kepada pelanggan.

Grafik 4.40
Persentase Tiap Pernyataan pada Indikator Responsiveness

85

80

73.71%
PERCENT

75

70 80.12
75.32
65 69.55 69.87

60
Q16 Q17 Q18 Q19

(Sumber : diolah peneliti, 2018)

Berdasarkan pada grafik 4.40 di atas, terlihat bahwa pada pernyataan nomor 18

(Q18), dan penyataan nomor 19 (Q19) menunjukkan persentase lebih rendah

dibandingkan dengan pernyataan yang lain pada indikator responsiveness. Hasil


159

persentase dari dua pernyataan tersebut dibawah nilai rata-rata yaitu sebesar

73,71%.

Pada angket pernyataan nomor 18 (Q18), yaitu pegawai PTSP Kecamatan

Pesanggrahan memberikan respon yang cepat terhadap pelayanan yang diajukan

oleh pemohon one day service. Pada kenyataan di lapangan, responden menilai

bahwa pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan kurang cepat dalam proses

pelayanan. Hal ini terlihat pada pelayanan one day service belum sesuai atau

belum tepat waktu dan tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku dalam

pelayanan.

Selanjutnya pada angket pernyataan nomor 19 (Q19), yaitu seluruh keluhan dan

pengaduan diselesaikan dengan segera oleh pegawai PTSP Kecamatan

Pesanggrahan. Pada kenyataan di lapangan, responden menilai bahwa keluhan dan

pengaduan yang diajukan oleh pengguna layanan ditanggapi namun kurang cepat.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini memuat 4

butir instrumen pernyataan untuk indikator responsiveness hasil dari indikator

responsiveness adalah 4 x 78 x 4 = 1248 (4 = nilai dari setiap jawaban pernyataan

yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala Likert, 78 =

jumlah sampel yang dijadikan responden, 4 = jumlah pernyataan yang ada pada

indikator responsiveness). Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan

dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 920 : 1248 = 0,7371 x 100

= 73,71 %. Hal ini dapat diartikan bahwa Kualitas Pelayanan One Day Service di

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kecamatan Pesanggrahan berjalan baik bila dilihat
160

dari indikator responsiveness. Hal tersebut dapat dilihat dari interval pada

indikator responsiveness sebagai berikut:

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

312 624 936 1248

920

Nilai 920 termasuk ke dalam interval kurang baik dan baik, maka nilai tersebut

masuk ke dalam kategori baik, karena nilai tersebut lebih mendekati dengan

kategori baik.

d. Assurance (Jaminan dan Kepastian)

Kemampuan para pegawai untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan

untuk suatu organisasi, yaitu komunikasi (communication), kredibilitas

(credibility), keamanan (security), kompetensi (competence), dan sopan santun

(courtesy).

Grafik 4.41
Persentase Tiap Pernyataan pada Indikator Assurance

90
80
70.71%
70
60
PERCENT

50
40 76.92 76.92 75.64 76.92 79.48
30 58.65 59.93 61.21
20
10
0
Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 Q27

(Sumber : diolah peneliti, 2018)


161

Berdasarkan pada grafik 4.41 di atas, terlihat bahwa pada pernyataan nomor 20

(Q20), pernyataan nomor 25 (Q25), dan penyataan nomor 26 (Q26) menunjukkan

persentase lebih rendah dibandingkan dengan pernyataan yang lain pada indikator

assurance. Hasil persentase dari tiga pernyataan tersebut dibawah nilai rata-rata

yaitu sebesar 70,71%.

Pada angket pernyataan nomor 20 (Q20) yaitu pegawai PTSP Kecamatan

Pesanggrahan memberikan informasi yang terbaru (update informasi) tentang

pelayanan one day service. Pada kenyataan di lapangan, responden menilai bahwa

pegawai tidak memberikan informasi terbaru seputar pelayanan one day service

sebelum melakukan pelayanan.

Kemudian pada angket pernyataan nomor 25 (Q25) yaitu pelayanan di PTSP

Kecamatan Pesanggrahan tepat waktu sesuai dengan batas waktu yang tertera di

website. Pada kenyataan di lapangan, responden menilai bahwa pelayanan one

day service masih belum optimal artinya proses penyelesaian berkas yang

diajukan yang seharusnya one day service atau 8-12 jam kerja diselesaikan

melebihi waktu yang sudah tertera di peraturan dan brosur.

Adapun pada angket pernyataan nomor 26 (Q26) yaitu pegawai PTSP Kecamatan

Pesanggrahan memberitahukan kepada pemohon jika perizinan one day service

sudah selesai. Pada kenyataan di lapangan, responden tidak diberitahu jika

pelayanan perizinan one day service yang diajukan sudah selesai dibuat.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini memuat 8

butir instrumen pernyataan untuk indikator assurance didapatkan hasil dari

indikator assurance adalah 4 x 78 x 8 = 2496 (4 = nilai dari setiap jawaban


162

pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala

Likert, 78 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 8 = jumlah pernyataan yang

ada pada indikator assurance). Setelah menemukan skor ideal kemudian

dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 1765 : 2496 =

0,7071 x 100 = 70,71%. Hal ini dapat diartikan bahwa Kualitas Pelayanan One

Day Service di Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kecamatan Pesanggrahan berjalan

baik bila dilihat dari indikator assurance. Hal tersebut dapat dilihat dari interval

pada indikator assurance sebagai berikut:

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

624 1248 1872 2496

1765

Nilai 1765 termasuk ke dalam interval kurang baik dan baik, maka nilai tersebut

masuk ke dalam kategori baik, karena nilai tersebut lebih mendekati dengan

kategori baik.
163

e. Empathy (Empati)

Memberikan perhatian yang tulus kepada para pelanggan dengan berupaya

memahami keinginan konsumen secara spesifik.

Grafik 4.42
Persentase Tiap Pernyataan pada Indikator Empathy

84
82
80 79.39%
PERCENT

78
76 81.73 81.73 82.05
79.48 78.84
74
76.6
75.32
72
70
Q28 Q29 Q30 Q31 Q32 Q33 Q34

(Sumber: diolah peneliti, 2018)

Berdasarkan pada grafik 4.42 di atas, terlihat bahwa pada pernyataan nomor 29

(Q29), penyataan nomor 30 (Q30), dan pernyataan nomor 33 (Q33) menunjukkan

persentase lebih rendah dibandingkan dengan pernyataan yang lain pada indikator

empathy. Hasil persentase dari empat pernyataan tersebut dibawah nilai rata-rata,

yaitu sebesar 79,39%.

Pada angket pernyataan nomor 29 (Q29), yaitu pegawai PTSP Kecamatan

Pesanggrahan mendengarkan dengan baik setiap saran yang disampaikan oleh

pemohon, kemudian pernyataan nomor 30 (Q30) yaitu pegawai PTSP Kecamatan

Pesanggrahan mudah dihubungi pada saat pemohon membutuhkan bantuan, dan

pernyataan nomor 33 (Q33) yaitu pemohon mudah memahami setiap informasi

yang disampaikan oleh pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan mengenai


164

perizinan one day service, responden menilai dari empat pernyataan tersebut

sudah cukup baik namun responden masih merasa kurang dalam hal pelayanan

tersebut. Pada tiga pernyataan lainnya dalam indikator empathy, sudah dinilai baik

oleh responden.

Berdasarkan hasil pengolahan data yang dalam indikator penelitian ini memuat 7

butir instrumen pernyataan untuk indikator empathy didapatkan hasil dari skor

ideal dari indikator empathy adalah 4 x 78 x 7 = 2184 (4 = nilai dari setiap

jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan

pada skala Likert, 78 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 7 = jumlah

pernyataan yang ada pada indikator empathy). Setelah menemukan skor ideal

kemudian dibagikan dengan skor riil yang diisi oleh responden yaitu sebesar 1734

: 2184 = 0,7939 x 100 = 79,39%. Hal ini dapat diartikan bahwa bahwa Kualitas

Pelayanan One Day Service di Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kecamatan

Pesanggrahan berjalan baik. Interval pada indikator empathy sebagai berikut:

Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik

546 1092 1638 2184

1734

Nilai 1734 termasuk ke dalam interval baik dan sangat baik, maka nilai tersebut

masuk ke dalam kategori baik, karena nilai tersebut lebih mendekati dengan

kategori baik.
165

Grafik 4.43
Persentase Hasil Kuesioner Per Indikator

79.39
80
78.2
78
76
73.71
74
Percent

72 70.71
69.65
70
68
66
64

Sumber: Peneliti, 2018

Berdasarkan grafik 4.43 di atas maka indikator tertinggi, yaitu indikator empathy,

di mana indikator emphaty berkenaan dengan memberikan perhatian yang tulus

dan bersifat individual yang diberikan kepada pelanggan dengan berupaya

memahami keinginan konsumen, artinya hasil yang didapatkan dari Kualitas

Pelayanan One Day Service mampu memahami kebutuhan pelanggan secara

spesifik, seperti memiliki kenyamanan bagi pelanggan.

Selanjutnya, indikator terendah adalah indikator reliability yaitu hanya

memperoleh persentase sebesar 69,65%. Pada indikator ini berkenaan dengan

pelayanan harus sesuai dengan harapan dalam hal ketepatan waktu, pelayanan

yang sama untuk semua pelanggan, sikap simpatik dan akurasi yang tinggi dalam
166

proses pelayanan. Namun pada indikator reliability di PTSP Kecamatan

Pesanggrahan tingkat kehandalan pegawai terhadap pelanggan dirasakan belum

cukup baik dalam hal ketepatan waktu yang akurat dan terpercaya. Indikator

reliability merupakan penilaian terpenting dalam kualitas pelayanan one day

service, karena kehandalan suatu organisasi yang dijalankan oleh pegawai dinilai

berdasarkan janji keakuratan penyelesaian proses pelayanan yang diajukan. PTSP

Kecamatan Pesanggrahan belum mampu memberikan pelayanan secara akurat

sesuai dengan prosedur pelayanan. Pelayanan one day service yang seharusnya

selesai hanya satu hari atau 8-12 jam kerja, kenyataannya masih banyak

responden yang merasakan layanan tersebut melebihi dari waktu yang ditentukan.

Kurangnya jumlah pegawai dan kurang professional merupakan faktor utama

sehingga pelayanan melebihi dari batas waktu karena tidak ada spesifikasi khusus

untuk pegawai yang khusus memproses layanan one day service. Sejak

dimunculkannya program one day service tidak ada sub bagian pegawai tersendiri

khusus untuk proses pelayanan one day service sehingga pelayanan tersebut masih

bercampur dengan pelayanan yang lain yang masa penyelesaiannya lebih dari satu

hari yang mengakibatkan tidak tepat waktu. Tidak ada pembagian sub bagian

pegawai yang khusus dalam proses penyelesaian one day service sehingga

pelayanan one day service tidak serta merta menjadi prioritas pelayanan yang

mengakibatkan proses tersebut tidak selesai sesuai janji pelayanan. PTSP belum

sepenuhnya siap dalam menjalankan program layanan one day service di seluruh

DKI Jakarta karena tidak terbentuk tupoksi tersendiri pada layanan one day
167

service. Seluruh layanan diselesaikan secara acak dan tidak diprioritaskan khusus

pelayanan ini. Artinya, proses penyelesaian layanan belum secara professional.

Kemudian peneliti mempertegas kembali tentang jawaban atas perumusan

masalah yang telah dipaparkan pada Bab sebelumnya, yaitu seberapa besar

Kualitas Pelayanan One Day Service di Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kecamatan

Pesanggrahan Kota Administrasi Jakarta Selatan. Berdasarkan hasil perhitungan

pengujian hipotesis dinyatakan bahwa hasil Kualitas Pelayanan One Day Service

di Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kecamatan Pesanggrahan mencapai 74,65%.

Hasil tersebut lebih besar atau sama dengan yang dihipotesiskan, yaitu 65%,

artinya tingkat keberhasilan Kualitas Pelayanan One Day Service di Pelayanan

Terpadu Satu Pintu Kecamatan Pesanggrahan sudah berjalan dengan cukup baik.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti dan telah

dijabarkan pada BAB IV, peneliti menyimpulkan terkait Kualitas Pelayanan One

Day Service di Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kecamatan Pesanggrahan adalah

sebagai berikut:

Pertama, hasil yang didapatkan mengenai kualitas pelayanan secara

keseluruhan sudah bagus yaitu sebesar 74,65%. Hal ini menunjukkan bahwa

pelayanan di PTSP Kecamatan Pesanggrahan sudah dirasa cukup baik dalam segi

fasilitas pendukung pelayanan, keramahan pegawai dalam melayani. Hasil

penelitian tersebut diatas angka 65% yang mana lebih besar dari hipotesis

penelitian. Hal ini ditunjang dari indikator tangibles dan indikator empathy. Pada

indikator tangibles berkenaan tentang bukti fisik dari PTSP Kecamatan

Pesanggrahan yang dinilai sudah baik dalam menyediakan fasilitas. Penampilan

pegawai memakai seragam yang sopan serta ramah dan tersenyum saat sedang

melayani.

Kedua, pada indikator empathy memperoleh hasil persentase tertinggi

dibandingkan dengan indikator lainnya yaitu sebesar 79,39%. Pada indikator

empathy berkenaan dengan memberikan perhatian yang tulus dan bersifat

individual yang diberikan kepada pelanggan dengan berupaya memahami

168
169

keinginan konsumen, melayani dengan memberi perhatian untuk para pengguna

layanan melakukan komunikasi dengan baik saat berlangsungnya pelayanan.

Responden merasa terobati kekecewaannya karena pegawai berusaha memenuhi

kebutuhan pengguna layanan dalm proses perizinan dan non perizinan.

Ketiga, dalam pelayanan one day service yaitu terfokus pada indikator

reliability memperoleh hasil lebih rendah dengan indikator lain yaitu hanya

sebesar 69,65%. Hasil tersebut lebih rendah dibandingkan dengan indikator yang

lainnya. Aspek yang mempengaruhi pada indikator reliability memiliki persentase

rendah adalah karena kekecewaan pengguna layanan one day service belum tepat

waktu atau belum sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dalam proses

pelayanan one day service, tidak ada pembagian sub bagian pegawai yang khusus

dalam proses penyelesaian one day service sehingga pelayanan one day service

tidak serta merta menjadi prioritas pelayanan. Ketepatan waktu merupakan

pernyataan nomor 12 (Q12) pada angket penelitian yang memiliki nilai terendah

yaitu hanya sebesar 60,57%. Sehingga kesimpulannya adalah layanan one day

service yang belum mendapatkan penilaian yang memuaskan para responden.

PTSP Kecamatan Pesanggrahan belum sepenuhnya siap untuk melaksanakan

program pelayanan one day service yang terfokus pada indikator reliability.

Keempat, nilai thitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel (11,50 >

1,664) dan jatuh pada daerah penerimaan Ha, maka hipotesis nol (H0) ditolak dan

hipotesis kerja (Ha) diterima. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesa

awal peneliti ditolak. Peneliti menduga bahwa kualitas pelayanan one day service
170

di PTSP Kecamatan Pesanggrahan belum berjalan baik dengan persentase

hipotesis sebesar 65%. Namun setelah penelitian ini dibuktikan maka

terbantahkan dugaan awal peneliti dengan hasil yaitu kualitas pelayanan sudah

berjalan dengan cukup baik dengan hasil secara umum sebesar 74,65%. Hal ini

disebabkan oleh faktor sikap pegawai yang dapat berkomunikasi dengan ramah

dan berpenampilan sopan, tersedianya ruang tunggu yang memadai dan nyaman,

serta tidak ada yang bermain curang dalam hal biaya pelayanan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Kualitas Pelayanan One Day

Service di PTSP Kecamatan Pesanggrahan, peneliti memberikan saran yaitu:

1. Pihak PTSP Kecamatan Pesanggrahan diharapkan dapat menambah

jumlah komputer dan alat pendukung lainnya agar proses pelayanan

dapat lebih efektif dan efisien dalam menyelesaikan pelayanan perizinan

dan non perizinan;

2. Pihak PTSP Kecamatan Pesanggrahan diharapkan dapat menambah

pegawai agar dapat meningkatkan professional kerja dalam pelayanan

agar terlaksana dengan baik dan lebih disesuaikan untuk masing-masing

pelayanan di PTSP Kecamatan Pesanggrahan agar tidak tumpang tindih

dalam menyelesaikan pelayanan; dan

3. Pihak PTSP Kecamatan Pesanggrahan diharapkan dapat memberikan

pelayanan secara lebih akurat sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.


DAFTAR PUSTAKA

Buku:
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Komunikasi, Ekonomi,
dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya Edisi Kedua. Jakarta :
Prenada Media.
Dwiyanto, Agus. 2005. Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan
Publik. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Hardiyansyah. 2011. Kualitas Pelayanan Publik, disertai dengan Konsep,
Dimensi, Indikator, dan Implementasi. Yogyakarta : Gava Media.
Kusdi. 2009. Teori Organisasi dan Administrasi. Jakarta : Salemba Humanika.
Mahmudi. 2005. Manajemen Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : Unit Penerbit
dan Percetakan Akademi Manajemen Perusahaan YKPN.
Mahsun, Mohamad. 2009. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta.
Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder. Jakarta : Rajawali Pers.
Moenir, H.A.S. 2006, Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta : Bumi
Aksara
Ratminto dan Winarsih, S.A. 2006. Manajemen Pelayanan, disertai dengan
Pengembangan Model Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan
Standar Pelayanan Minimal. Yogyakarta : PT. Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
CV Alfabeta.
________. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
CV Alfabeta.
________. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :
CV Alfabeta.
Sedarmayanti. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Reformasi Birokrasi dan
Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Bandung : Mandar Maju.
Sobirin, Achmad. 2007. Budaya Organisasi (Pengertian, Makna dan Aplikasinya
dalam Kehidupan Organisasi). Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

171
Thoha, Miftah. 2007. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta
: Rajawali Pers.
Tjiptono, F. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andi Offset.
Winardi. 2004. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta : Pranada Media.

Dokumen:
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi DKI
Jakarta sebagai Ibukota NKRI
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Peraturan Daerah Provinsi DKI Jakarta Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 57 Tahun 2014 tentang
Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 7 Tahun 2016 tentang perubahan atas
peraturan gubernur nomor 57 tahun 2014 tentang pelaksanaan peraturan
daerah nomor 12 tahun 2013 tentang penyelenggaraan pelayanan terpadu
satu pintu
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63 Tahun 2003
tentang Pelayanan Publik

Sumber Lain:
Data Sekunder PTSP Kecamatan Tahun 2016
Data Sekunder PTSP Kecamatan Tahun 2017
Profil Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2015
Statistik Daerah Kecamatan Pesanggrahan Tahun 2016
Amelia Indrayani. 2016. Kualitas Pelayanan Pendaftaran Peserta BPJS
Kesehatan di Kantor Layanan Operasional Kabupaten Lebak.
Andi Supriadi. 2012. Analisis Kualitas Pelayanan Publik di Kantor Kecamatan
Gunung Sari Kabupaten Serang.
Evi Setyowati. 2017. Manajemen Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Kota
Adminiistrasi Jakarta Barat (Studi Kasus di Kecamatan Cengkareng).

172
Indri Dwi Putri. 2015. Kualitas Pelayanan Pengguna Kartu JKN di RSUD
Dr.Dradjat Prawiranegara Kabupaten Serang.
Khaerinisa. 2016. Implementasi Prinsip-Prinsip Good Governance di Badan
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Tangerang.
Sandy Kurniawan. 2016. Kualitas Pelayanan Perijinan Tanda Daftar Perusahaan
di Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Serang.
Rahmat Ikbal. 2016. Pelayanan Pelabuhan PT Angkutan Sungai Danau dan
Penyebrangan (Persero) Merak Bakauheni.

Internet:
http://www.pelayanan.go.id diakses 18 Mei 2016 pukul 13.20 WIB
http://pelayanan.jakarta.go.id/#tentang-ptsp diakses pada 17 Oktober 2016 pukul
22.17 WIB
http://pelayanan.jakarta.go.id/site/detailnews?id=2-juta-berkas-masuk-ptsp-
terapkan-3-prioritas-pelayanan diakses pada 27 Mei 2017 pukul 20.39 WIB
http://pelayanan.jakarta.go.id/site/detailperizinan/571 diakses pada 3 September
2017 pukul 20.18 WIB
http://eodb.ekon.go.id/indikator-eodb/ diakses pada 15 November 2017 pukul
14.44 WIB
http://jakselkota.bps.go.id/ diakses pada 18 Januari 2018 pukul 20.37 WIB

173
LAMPIRAN
SURAT PENELITIAN
Angket Penelitian

“KUALITAS PELAYANAN ONE DAY SERVICE DI

PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KECAMATAN


PESANGGRAHAN

KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN”

A. Pengantar

Perkenalkan saya Ika Dewi Safitri mahasiswi dari Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa Serang-Banten. Saat ini, saya sedang melakukan penelitian Skripsi
untuk menyelesaikan sebagai tugas akhir.

Demi tercapainya penelitian ini, maka peneliti mohon kesediaan bapak/ibu untuk
mengisi angket penelitian yang telah peneliti susun sesuai dengan keadaan yang
terjadi di lokasi Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kecamatan Pesanggrahan.

Pada kesempatan ini, peneliti menyampaikan terima kasih yang sebanyak-


banyaknya atas kesediaan bapak/ibu yang telah bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini untuk meluangkan waktu untuk memberikan jawaban dalam angket
ini.

Salam,

Ika Dewi Safitri

Peneliti
Petunjuk

1. Berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang menurut anda sesuai, serta isi
pada tempat yang telah disediakan.

2. Harap tanyakan kepada peneliti jika ada poin pertanyaan yang anda
kurang pahami.

3. Daftar pertanyaan pada angket ini semata-mata dalam rangka


menyelesaikan studi untuk penyusunan Skripsi serta mengetahui Kualitas
Pelayanan One Day Service di Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di
Kecamatan Pesanggrahan

4. Untuk memudahkan dalam mengisi data, mohon diisi sesuai dengana


keadaan dan kondisi yang terjadi di lokasi ini

C Identitas Responden

Nama Responden (boleh inisial nama) :

Jenis Kelamin :

Umur :

Tingkat Pendidikan Terakhir :

Keperluan / Mengurus Izin :

D. Keterangan jawaban:

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju


Angket Penelitian

No. Pernyataan SS S TS STS

A. Tangible (Bukti Langsung)

Ruang tunggu di PTSP Kecamatan Pesanggrahan terlihat


1.
bersih dan rapih
Tersedianya area parkir yang memadai di PTSP
2.
Kecamatan Pesanggrahan
Jumlah kursi yang cukup untuk para pemohon yang
3.
datang di ruang tunggu PTSP Kecamatan Pesanggrahan
Jumlah komputer sudah cukup untuk melakukan proses
4.
pelayanan one day service
Dibutuhkan papan pengumuman untuk memuat
5. informasi pelayanan one day service di PTSP Kecamatan
Pesanggrahan
PTSP Kecamatan Pesanggrahan memiliki pegawai yang
6.
cukup untuk melayani pemohon
Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan berpenampilan
7.
rapih dan sopan
Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan memakai
8.
seragam dinas sesuai dengan peraturan yang berlaku
Pegawai PTSP ramah kepada pemohon yang datang ke
9.
PTSP Kecamatan Pesanggrahan

No. Pernyataan SS S TS STS

B. Reliability (Kehandalan)

Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan memberikan


10. informasi pelayanan secara jelas mengenai one day
service
Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan memberikan
11. pelayanan tidak berbelit-belit dalam perizinan one day
service
Pelayanan one day service tepat waktu sesuai dengan
12.
waktu yang telah ditentukan dalam pelayanan
Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan tidak
13. melakukan kesalahan dalam melayani pemohon one day
service

Pelayanan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur


14.
(SOP) yang berlaku

Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan disiplin dalam


15.
waktu pelayanan one day service

No. Pernyataan SS S TS STS

C. Responsiveness (Daya Tanggap)

Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan menanggapi


16.
kebutuhan pemohon one day service

Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan selalu


17. membantu pemohon dalam pengisian berkas one day
service

Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan memberikan


18. respon yang cepat terhadap pelayanan yang diajukan
oleh pemohon one day service

Semua keluhan dan pengaduan diselesaikan dengan


19.
segera oleh pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan
No. Pernyataan SS S TS STS

D. Assurance (Jaminan)

Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan memberikan


20. informasi yang terbaru (update informasi) tentang
pelayanan one day service
Pegawai memiliki pengetahuan yang baik mengenai
21. pelayanan one day service di PTSP Kecamatan
Pesanggrahan

Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan memiliki


22.
kemampuan yang baik dalam melayani One Day Service

Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan dapat


23.
mengatasi keluhan dari pemohon
Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan dapat
24. memberikan solusi terhadap permasalahan dalam
pelayanan one day service
Pelayanan di PTSP Kecamatan Pesanggrahan tepat
25. waktu sesuai dengan batas waktu yang tertera di website
atau brosur (one day service)
Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan
26. memberitahukan kepada pemohon jika perizinan one day
service sudah selesai
Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan memberikan
27. informasi dengan jujur mengenai rincian biaya sesuai
peraturan yang berlaku

No. Pernyataan SS S TS STS


E. Emphaty (Perhatian)
Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan menanyakan
28.
kebutuhan pemohon seputar layanan one day service
Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan mendengarkan
29. dengan baik setiap saran yang disampaikan oleh
pemohon

Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan mudah


30.
dihubungi pada saat pemohon membutuhkan bantuan

Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan selalu ada saat


31.
jam kerja untuk melayani para pengguna layanan

Ketersediaan website guna memudahkan para pemohon


32. untuk mendapatkan informasi mengenai pelayanan di
PTSP Kecamatan Pesanggrahan
Pemohon mudah memahami setiap informasi yang
33. disampaikan oleh pegawai PTSP Kecamatan
Pesanggrahan mengenai perizinan one day service
Pegawai PTSP Kecamatan Pesanggrahan melakukan
34. komunikasi dengan baik kepada pemohon selama
berlangsungnya pelayanan one day service
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 JUMLAH
1 4 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 103
2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 93
3 4 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 100
4 3 3 3 2 3 2 4 4 3 3 3 2 2 2 3 4 4 3 3 1 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 95
5 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 110
6 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 98
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 107
8 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 124
9 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 117
10 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 96
11 4 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 95
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 107
13 4 2 3 2 4 3 4 4 4 4 4 2 3 2 3 4 4 4 4 2 4 4 3 3 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 116
14 4 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 4 4 3 3 1 1 3 3 3 3 4 4 4 4 100
15 4 3 3 2 4 2 3 3 4 3 3 1 2 3 1 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 4 4 3 3 93
16 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 2 2 2 3 3 2 2 1 3 3 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 85
17 4 4 3 2 4 2 3 3 4 3 3 3 2 3 2 4 4 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 103
18 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 110
19 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 134
20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 108
21 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 94
22 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 2 1 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 92
23 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3 4 101
24 4 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 3 91
25 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 2 2 2 3 2 2 2 1 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 87
26 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 4 102
27 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 4 4 4 4 96
28 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 95
29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 96
30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 125
31 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 85
32 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 4 120
33 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 94
34 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 113
35 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 91
36 3 3 4 2 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 1 2 3 3 3 2 3 3 3 3 87
37 4 3 4 2 4 2 3 4 3 3 3 1 2 2 3 3 3 3 2 1 3 3 3 3 1 1 3 3 3 3 4 4 4 4 97
38 4 2 2 2 4 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 92
39 4 2 3 2 4 2 4 4 4 3 2 3 2 3 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 108
40 4 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 102
41 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 102
42 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 102
43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 102
44 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 99
45 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 96
46 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 114
47 4 2 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 98
48 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 2 3 2 4 4 4 4 4 4 2 3 3 2 3 3 4 3 3 2 2 4 4 4 4 114
49 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 98
50 4 3 3 2 4 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 100
51 4 2 4 2 4 2 3 4 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 4 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 95
52 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 3 4 105
53 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 108
54 4 2 4 2 4 2 4 4 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 91
55 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 3 4 100
56 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 4 107
57 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 117
58 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 110
59 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 113
60 2 2 3 2 2 2 4 4 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 81
61 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 3 3 105
62 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 99
63 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 98
64 4 2 3 2 4 2 4 4 3 3 4 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 96
65 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 2 2 3 3 4 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 113
66 3 2 4 2 3 2 4 4 4 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 94
67 4 2 3 2 4 2 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 95
68 4 2 3 2 4 2 4 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 102
69 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 123
70 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 107
71 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 96
72 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 102
73 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 92
74 4 3 4 2 4 2 3 4 3 3 2 2 3 3 2 3 4 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 98
75 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 102
76 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 4 4 3 3 100
77 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 98
78 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 85
274 230 252 205 274 207 252 255 247 240 232 189 200 218 225 250 235 217 218 183 240 240 236 240 187 191 248 248 239 235 255 255 246 256 7919

MEAN 101.52564
STDEV 10.127402

POIN
A 41 10 20 8 41 6 18 24 14 13 10 3 3 5 9 16 15 11 13 3 13 13 7 11 3 8 20 20 11 11 24 24 15 22
B 36 54 56 33 36 39 60 51 63 58 56 34 38 52 52 62 49 39 36 26 58 58 66 62 34 25 52 52 61 57 51 51 60 56
C 1 14 2 37 1 33 0 3 1 7 12 34 37 21 16 0 14 28 29 44 7 7 5 5 32 39 6 6 6 10 3 3 3 0
D 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 0 0 1 0 0 0 0 5 0 0 0 0 9 6 0 0 0 0 0 0 0 0
78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78 78

2196 1304 920 1765 1734


TABEL VALIDITAS
Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

Koefisien
Nilai r Tabel
No. Korelasi Keterangan Kesimpulan
(N=78, α=10%)
(r hitung)
1. 0,279 r positif, r hitung > r tabel Valid
2. 0,482 r positif, r hitung > r tabel Valid
3. 0,273 r positif, r hitung > r tabel Valid
4. 0,647 r positif, r hitung > r tabel Valid
5. 0,279 r positif, r hitung > r tabel Valid
6. 0,583 r positif, r hitung > r tabel Valid
7. 0,389 r positif, r hitung > r tabel Valid
8. 0,324 r positif, r hitung > r tabel Valid
9. 0,572 r positif, r hitung > r tabel Valid
10. 0,644 r positif, r hitung > r tabel Valid
11. 0,584 r positif, r hitung > r tabel Valid
12. 0,664 r positif, r hitung > r tabel Valid
13. 0,572 r positif, r hitung > r tabel Valid
14. 0,568 r positif, r hitung > r tabel Valid
15. 0,523 r positif, r hitung > r tabel Valid
16. 0,674 r positif, r hitung > r tabel Valid
17. 0,592 r positif, r hitung > r tabel Valid
18. 0,689 0.220 r positif, r hitung > r tabel Valid
19. 0,632 r positif, r hitung > r tabel Valid
20. 0,551 r positif, r hitung > r tabel Valid
21. 0,644 r positif, r hitung > r tabel Valid
22. 0,644 r positif, r hitung > r tabel Valid
23. 0,550 r positif, r hitung > r tabel Valid
24. 0,576 r positif, r hitung > r tabel Valid
25. 0,685 r positif, r hitung > r tabel Valid
26. 0,500 r positif, r hitung > r tabel Valid
27. 0,487 r positif, r hitung > r tabel Valid
28. 0,487 r positif, r hitung > r tabel Valid
29. 0,480 r positif, r hitung > r tabel Valid
30. 0,524 r positif, r hitung > r tabel Valid
31. 0,550 r positif, r hitung > r tabel Valid
32. 0,550 r positif, r hitung > r tabel Valid
33. 0,478 r positif, r hitung > r tabel Valid
34. 0,522 r positif, r hitung > r tabel Valid
r Tabel Validitas

Hasil Uji Reliabilitas


Hasil Uji Normalitas
DOKUMENTASI

 Ruang Tunggu di PTSP Kecamatan Pesanggrahan

 Kondisi Ruang Kerja (Back Office)


 Saat Peneliti Menyebarkan Angket
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS PRIBADI

Nama : Ika Dewi Safitri

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Juli 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Belum Menikah

Agama : Islam

Email : idsdewisafitri@gmail.com

Alamat : Jl. Haji Buang RT/007 RW.07 No. 4

Kelurahan Ulujami Kecamatan Pesanggrahan

Kota Administrasi Jakarta Selatan, 12250

RIWAYAT PENDIDIKAN

R.A Darunnajah Ulujami (1998-1999)

SD Islam Darunnajah Ulujami (1999-2005)

MTs Negeri 3 Pondok Pinang (2005-2008)

SMA Negeri 32 Jakarta (2008-2011)

S1 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Serang-Banten (2011-2018)

Anda mungkin juga menyukai