Artikel KLP KK Dila Fix
Artikel KLP KK Dila Fix
Abstract
This study aims to describe contextual learning and entrepreneurial values at SMK 3
Padang. Through this research, it was concluded that by applying contextual learning at
SMK 3 Padang in entrepreneurship learning, it is hoped that students can better understand
the basic concepts of entrepreneurship and be able to identify business opportunities that
exist around them. In addition, contextual learning can also help students develop the skills
needed in entrepreneurship. Entrepreneurial values that are instilled in students at SMK 3
Padang are by highlighting a work ethic, high discipline, and being ready to work hard. With
this independence value, SMK graduates have quality knowledge and the world of
entrepreneurship.
Keywords: Contextual Learning, Entrepreneurship Values, SMK.
Pendahuluan
Proses belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar
secara efektif efisien dan mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu
langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik teknik
penyajian, atau yang biasa disebut metode pengajaran. Teknik penyajian
pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara cara pembelajaran yang
dipergunakan oleh guru atau instruktur. Sahwanto, (2020) menyatakan bahwa
sebagai teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau
penyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas agar pelajaran tersebut
dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa dengan baik. Kenyataan
cara atau metode mengajar atau teknik penyajian yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan informasi kepada siswa berbeda dengan cara yang ditempuh untuk
memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan, serta sikap.
Metode yang digunakan untuk memotivasi siswa agar mampu menggunakan
pengetahuannya dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi ataupun untuk
menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode yang digunakan untuk
tujuan agar siswa mampu berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri di
dalam menghadapi segala persoalan (Baso, Husain, & Syukriani, 2023).
Pendidikan yang berbasis kewirausahaan adalah pendidikan yang menerapkan
prinsip-prinsip dan metodologi kearah internalisasi nilai-nilai pada peserta didik
melalui kurikulum yang terintegrasi dengan penerpan yang terjadi baik di lingkungan
sekolah maupun lingkungan masyarakat serta penggunaan model dan strategi
pembelajaran yang relefan dengan tujuan pembelajaran itu sendiri. Lembaga
pendidikan tidak boleh hanya bertugas melahirkan banyak lulusan, akan tetapi jauh
lebih penting adalah seberapa besar lulusannya itu dapat menolong dirinya sendiri
dalam menghadapi tantangan di masyarakat atau engan kata lain sekolah harus
meningkatkan kecakapan hidup lulusannya (Sari, Irsyad, Rifma, & Santoso, 2022).
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang beranggapan
bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara ilmiah, artinya
belajar akan lebih bermakna jika anak bekerja dan mengalami sendiri apa yang
dipelajarinya, bukan sekedar mengetahuinya. Pembelajaran tidak hanya sekedar
kegiatan mentransfer pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi bagaimana siswa
mampu memaknai apa yang dipelajari itu. Menurut Ngaisah, (2020) strategi
pembelajaran lebih utama dari sekedar hasil. Dalam hal ini siswa perlu mengerti apa
makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana
mencapainya. Mereka menyadari bahwa apa yang dipelajari akan berguna bagi
hidupnya kelak. Dengan demikian, mereka akan belajar lebih semangat dan penuh
kesadaran.
Terdapat banyak penerapan pembelajaran, salah satunya adalah strategi
pembelajaran kontekstual. Penerapan pembelajaran ini tepat digunakan oleh guru di
SMK. Sebenarnya, sebelum siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dan
mempelajari sebuah materi, mereka sudah mendapat paling tidak sedikit
pengetahuan tentang materi yang akan disampaikan. Itulah yang disebut
‘konstruktifisme. Sumarno, & Paruntung, (2019). Apabila tamatan SMK mampu
mengoptimalkan ilmu yang sudah diperolehnya, seharusnya mereka mampu
berwirausaha sehingga dapat menekan angka pengangguran dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara. Meskipun siswa SMK telah dibekali dengan keahlian
dan ilmu kewirausahaan, belum banyak dari mereka yang terjun sebagai wirausaha.
Untuk mencapai tujuan penerapan SMK guna mencetak tenaga kerja yang siap terjun
ke dunia kerja maupun mampu menjadi wirausaha maka SMK perlu mengembangkan
kultur kewirausahaan.
Penanaman nilai-nilai kewirausahaan pada pembelajaran di SMK
menekankan pada nilai kedisiplinan, tanggung jawab, kolaboratif, kreatif, dan
komunikatif. Penanaman nilai-nilai kewirausahaan tersebut dilakukan untuk
memberikan pemahaman pada peserta didik terkait pentingnya nilai-nilai
kewirausahaan yang dimiliki oleh seorang wirausaha dan diharapkan peserta didik
tertarik menjadi seorang wirausaha (Pramita, & Susilo, (2020).
Fenomena pelitian strategi pembelajaran kontekstual dalam menanamkan
nilai-nilai kewirausahaan di SMK pernah diteliti oleh Alviani, (2017) dengan judul
“Pendidikan Kewirausahaan di SMK Batik Perbaik Purworejo” menyatakan bahwa
model pembelajaran menggunakan discovery learning dan project based learning
(Alviana, 2017). Hal tersebut sesuai dengan penelitian ini yaitu model pembelajaran
yang digunakan pada penanaman nilai-nilai kewirausahaan di SMK Negeri 4 Klaten
mata pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan yaitu dengan model pembelajaran
discovery learning dan project based learning.
Permasalahannya, pendidikan kewirausahaan di sekolah selama ini baru
mampu menyentuh pada tingkatan pengenalan nilai-nilai seperti pendidikan
kewirausahaan hanya sebatas mempelajari buku-buku tanpa melakukan praktek.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang berpotensi
untuk mempersiapkan SDM yang dapat terserap oleh dunia kerja dan membuka usaha
sendiri sebagai wirausaha (entrepreneur). Tujuan tersebut memiliki arti bahwa SMK
harus memberikan bekal kompetensi dan nilai-nilai kewirausahaan kepada peserta
didik. Hal ini tentu akan mendukung arah perekonomian saat ini, dimana tuntutan era
globalisasi, perdagangan bebas abad ke-21, dan pembangunan nasional akan
membutuhkan individu-individu kreatif dan inovatif yang siap bersaing dengan
sumber daya manusia diseluruh dunia.
Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif pendekatan deskriptif
yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek
dan subjek yang diamati secara tepat, dengan fokus pada variasi permasalahan yang
berkaitan dengan bidang penerapan pembelajaran kontektual dalam menanamkan
nilai-nilai kewirausahaan. Penelitian ini akan menggambarkan suatu fenomena apa
adanya dengan cara menelaah secara teratur ketat dengan mengutamakan obyektivitas
dan dilakukan secara cermat, dikendalikan, dan tidak ada uji hipotesis. Dalam
penelitian ini, desain pembelajaran yang kontekstual akan dikaji dan dikembangkan
untuk meningkatkan pembelajaran kewirausahaan di SMK, sehingga diharapkan
dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan siswa dalam mempersiapkan diri
sebagai wirausahawan yang sukses di masa depan.