Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DALAM

MENANAMKAN NILAI-NILAI KEWIRAUSAHAAN DI SMK 3


PADANG
1
Jessica Aulia Putri, 2Dilla Engla Sari, 3Rosalina, 4Monica Ihsan Almauiza, ,
1,2,3,4
Magister Pendidikan Ekonomi
Universitas Negeri Padang
Jessicaaauliaputri291@gmail.com, Denglasari@gmail.com,
Rosalina.rpp@gmail.com, riyanamona@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pembeljaran kontekstual dan nilai-nilai
kewirausahaan di SMK 3 Padang. Melalui penelitian ini, disimpulkan bahwa dengan
menerapkan pembelajaran kontekstual di SMK 3 Padang dalam pembelajaran kewirausahaan,
diharapkan siswa dapat lebih memahami konsep-konsep dasar dalam berwirausaha dan
mampu mengidentifikasi peluang bisnis yang ada di sekitar mereka. Selain itu, pembelajaran
kontekstual juga dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan yang diperlukan
dalam berwirausaha. Nilai-nilai kewirausahaan yang ditanamkan kepada siswa di SMK 3
Padang adalah dengan menonjolkan etos kerja, disiplin yang tinggi, dan siap untuk kerja
keras. Dengan nilai kemandirian tersebut lulusan SMK memiliki kualitas pengetahuan dan
dunis kewirausahaan.
Kata Kunci: Pembelajaran Kontekstual, Nilai-Nilai Kewirausahaan, SMK.

Abstract
This study aims to describe contextual learning and entrepreneurial values at SMK 3
Padang. Through this research, it was concluded that by applying contextual learning at
SMK 3 Padang in entrepreneurship learning, it is hoped that students can better understand
the basic concepts of entrepreneurship and be able to identify business opportunities that
exist around them. In addition, contextual learning can also help students develop the skills
needed in entrepreneurship. Entrepreneurial values that are instilled in students at SMK 3
Padang are by highlighting a work ethic, high discipline, and being ready to work hard. With
this independence value, SMK graduates have quality knowledge and the world of
entrepreneurship.
Keywords: Contextual Learning, Entrepreneurship Values, SMK.

Pendahuluan
Proses belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar
secara efektif efisien dan mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu
langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik teknik
penyajian, atau yang biasa disebut metode pengajaran. Teknik penyajian
pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara cara pembelajaran yang
dipergunakan oleh guru atau instruktur. Sahwanto, (2020) menyatakan bahwa
sebagai teknik penyajian yang dikuasai oleh guru untuk mengajar atau
penyajikan bahan pelajaran kepada siswa di dalam kelas agar pelajaran tersebut
dapat ditangkap, dipahami, dan digunakan oleh siswa dengan baik. Kenyataan
cara atau metode mengajar atau teknik penyajian yang digunakan oleh guru untuk
menyampaikan informasi kepada siswa berbeda dengan cara yang ditempuh untuk
memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan, serta sikap.
Metode yang digunakan untuk memotivasi siswa agar mampu menggunakan
pengetahuannya dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi ataupun untuk
menjawab suatu pertanyaan akan berbeda dengan metode yang digunakan untuk
tujuan agar siswa mampu berpikir dan mengemukakan pendapatnya sendiri di
dalam menghadapi segala persoalan (Baso, Husain, & Syukriani, 2023).
Pendidikan yang berbasis kewirausahaan adalah pendidikan yang menerapkan
prinsip-prinsip dan metodologi kearah internalisasi nilai-nilai pada peserta didik
melalui kurikulum yang terintegrasi dengan penerpan yang terjadi baik di lingkungan
sekolah maupun lingkungan masyarakat serta penggunaan model dan strategi
pembelajaran yang relefan dengan tujuan pembelajaran itu sendiri. Lembaga
pendidikan tidak boleh hanya bertugas melahirkan banyak lulusan, akan tetapi jauh
lebih penting adalah seberapa besar lulusannya itu dapat menolong dirinya sendiri
dalam menghadapi tantangan di masyarakat atau engan kata lain sekolah harus
meningkatkan kecakapan hidup lulusannya (Sari, Irsyad, Rifma, & Santoso, 2022).
Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang beranggapan
bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara ilmiah, artinya
belajar akan lebih bermakna jika anak bekerja dan mengalami sendiri apa yang
dipelajarinya, bukan sekedar mengetahuinya. Pembelajaran tidak hanya sekedar
kegiatan mentransfer pengetahuan dari guru kepada siswa, tetapi bagaimana siswa
mampu memaknai apa yang dipelajari itu. Menurut Ngaisah, (2020) strategi
pembelajaran lebih utama dari sekedar hasil. Dalam hal ini siswa perlu mengerti apa
makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana
mencapainya. Mereka menyadari bahwa apa yang dipelajari akan berguna bagi
hidupnya kelak. Dengan demikian, mereka akan belajar lebih semangat dan penuh
kesadaran.
Terdapat banyak penerapan pembelajaran, salah satunya adalah strategi
pembelajaran kontekstual. Penerapan pembelajaran ini tepat digunakan oleh guru di
SMK. Sebenarnya, sebelum siswa mengikuti kegiatan pembelajaran dan
mempelajari sebuah materi, mereka sudah mendapat paling tidak sedikit
pengetahuan tentang materi yang akan disampaikan. Itulah yang disebut
‘konstruktifisme. Sumarno, & Paruntung, (2019). Apabila tamatan SMK mampu
mengoptimalkan ilmu yang sudah diperolehnya, seharusnya mereka mampu
berwirausaha sehingga dapat menekan angka pengangguran dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi negara. Meskipun siswa SMK telah dibekali dengan keahlian
dan ilmu kewirausahaan, belum banyak dari mereka yang terjun sebagai wirausaha.
Untuk mencapai tujuan penerapan SMK guna mencetak tenaga kerja yang siap terjun
ke dunia kerja maupun mampu menjadi wirausaha maka SMK perlu mengembangkan
kultur kewirausahaan.
Penanaman nilai-nilai kewirausahaan pada pembelajaran di SMK
menekankan pada nilai kedisiplinan, tanggung jawab, kolaboratif, kreatif, dan
komunikatif. Penanaman nilai-nilai kewirausahaan tersebut dilakukan untuk
memberikan pemahaman pada peserta didik terkait pentingnya nilai-nilai
kewirausahaan yang dimiliki oleh seorang wirausaha dan diharapkan peserta didik
tertarik menjadi seorang wirausaha (Pramita, & Susilo, (2020).
Fenomena pelitian strategi pembelajaran kontekstual dalam menanamkan
nilai-nilai kewirausahaan di SMK pernah diteliti oleh Alviani, (2017) dengan judul
“Pendidikan Kewirausahaan di SMK Batik Perbaik Purworejo” menyatakan bahwa
model pembelajaran menggunakan discovery learning dan project based learning
(Alviana, 2017). Hal tersebut sesuai dengan penelitian ini yaitu model pembelajaran
yang digunakan pada penanaman nilai-nilai kewirausahaan di SMK Negeri 4 Klaten
mata pelajaran produk kreatif dan kewirausahaan yaitu dengan model pembelajaran
discovery learning dan project based learning.
Permasalahannya, pendidikan kewirausahaan di sekolah selama ini baru
mampu menyentuh pada tingkatan pengenalan nilai-nilai seperti pendidikan
kewirausahaan hanya sebatas mempelajari buku-buku tanpa melakukan praktek.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan lembaga pendidikan yang berpotensi
untuk mempersiapkan SDM yang dapat terserap oleh dunia kerja dan membuka usaha
sendiri sebagai wirausaha (entrepreneur). Tujuan tersebut memiliki arti bahwa SMK
harus memberikan bekal kompetensi dan nilai-nilai kewirausahaan kepada peserta
didik. Hal ini tentu akan mendukung arah perekonomian saat ini, dimana tuntutan era
globalisasi, perdagangan bebas abad ke-21, dan pembangunan nasional akan
membutuhkan individu-individu kreatif dan inovatif yang siap bersaing dengan
sumber daya manusia diseluruh dunia.
Metode
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif pendekatan deskriptif
yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek
dan subjek yang diamati secara tepat, dengan fokus pada variasi permasalahan yang
berkaitan dengan bidang penerapan pembelajaran kontektual dalam menanamkan
nilai-nilai kewirausahaan. Penelitian ini akan menggambarkan suatu fenomena apa
adanya dengan cara menelaah secara teratur ketat dengan mengutamakan obyektivitas
dan dilakukan secara cermat, dikendalikan, dan tidak ada uji hipotesis. Dalam
penelitian ini, desain pembelajaran yang kontekstual akan dikaji dan dikembangkan
untuk meningkatkan pembelajaran kewirausahaan di SMK, sehingga diharapkan
dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan siswa dalam mempersiapkan diri
sebagai wirausahawan yang sukses di masa depan.

Hasil dan Pembahasan


Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran konseptual dalam penenaman nilai-nilai kewirausahaan di
SMK 3 Padang untuk siswa ialah menerapkan latihan secara yang berlangsung di
lapangan. Berlatih secara langsung di lapangan, hal ini dianggap lebih efektif karena
siswa menghadapi situasi nyata secara langsung. Modus pelatihannya adalah
melaksanakan proses pendidikan program, antara lain: a) Alami, yaitu melalui
pelatihan ternak, bisnis, jualalat tulis. Dalam pelatihan program ini, posisi siswa
sangat penting, karena melalui program inilah siswa memperoleh ilmu dan keahlian,
seperti di bidang pertanian dan usaha bisnis. b) Mengemukakan, yaitu jika siswa
mengalami sesuatu atau suatu kasus, mereka dapat langsung bertanya kepada guru
tentang sesuatu yang mereka tidak mengerti atau hal-hal yang belum dipahami.
Penjenang bisa langsung menjelaskan tata cara serta hal-hal yang belum di mengerti
oleh siswa. c) Mengolah, ialah ketika para siswatidak butuh banyak memakai
pemikiran Ketika mencerna modul yang dibagikan oleh para penjenangnya. Seluruh
ilmu serta keahlian yang dibagikan para guru bisa lantas dipakai pada kala itu serta
pada waktu itu pula. d) Simpulkan, ialah sesudah siswa mempraktekkan hal-hal yang
sudah dibagikan oleh guru, mereka bisa lantas merumuskan penghasilan yang
didapatkan sehabis mempraktekkan merupakan hal baik ataupun kurang baik.
Praksis penguatan economic civic yang dikembangkan SMK 3 Padang adalah
dengan basis pertaniannya. Tujuan dalam melaksanakan kegiatan pertaniannya adalah
membagikan sesuatu energi kepada siswa supaya siswa tersebut mempunyai
pengetahuan (knowledge), kekuatan (abilitty), perangai (attitude), dan keahlian
(skills). Para siswadapat mendapatkan pengetahuan serta keahlian tentang pengolaaan
sumber energi alam dari mulai penciptaan, pengemasan, serta pemasaran. Sehingga
ketika lulus siswa tersebut bisa mandiri dalam mengimbangi apa yang mereka
butuhkan, sebab mempunyai pengalaman serta keahlian dalam mengelola pertanian.
Desain pembelajaran kontekstual kewirausahaan mengedepankan peran
sekolah dalam memotivasi siswa menjadi seorang wirausahawan muda untuk
menumbuhkan jumlah wirausahawan. Dengan meningkatnya wirausahawan dari
kalangan sarjana akan mengurangi pertambahan jumlah pengangguran bahkan
menambah jumlah lapangan pekerjaan. Pertanyaannya adalah bagaimana pihak
sekolah dapat mencetak wirausahawan muda. Menurut Trianto (2010), pembelajaran
kontekstual terdiri dari tujuh komponen utama, yaitu; konstruktivisme
(contruktivisme), menemukan (inquiri), bertanya (question), masyarakat belajar
(learning comunity), pemodelan (modeling), refleksi, penilaian yang sebenarnya
(aunthentic asesment).
Pelajaran kewirausahaan yang dilakukan oleh guru di SMK 3 Padang untuk
memudahkan dan meningkatkan proses dan hasil pembelajaran. Bagi setiap guru
penerapan pembelajaran bukan merupakan suatu hal yang baru, karena sudah terbiasa
membuat persiapan mengajar dalam bentuk Rencana Pembelajaran dan Silabus.
Kontekstual adalah desain pembelajaran yang menekankan pada aktivitas peserta
didik secara penuh, baik fisik maupun mental untuk menciptakan susasana
pembelajaran yang bermakna. Legi, (2023) menyatakan bahwa secara garis besar,
tujuan pembelajaran kontekstual: 1) menjadikan pembelajaran lebih efektif dan
bermakna, 2) untuk memenuhi tuntutan kebutuhan peserta didik di masyarakat yang
bersifat alamiah. Secara substansial desain kontekstual pembelajaran kewirausahan
merupakan rancangan pembelajaran yang dikembangkan bentuk penjabaran
kurikulum tertulis (ideal) ke dalam bentuk nyata (actual) yaitu sebagai pedoman
umum dan sekaligus sebagai alat kontrol bagi guru untuk melaksanakan proses
belajar mengajar di kelas maupun di luar kelas. Penerapan pembelajaran kontekstual
kewirausahan di SMK 3 Padang bukan hanya menerima pengetahuan tetapi siswa
didorong untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis dan analitis
setiap permasalahan untuk menemukan (Inquiri) sesuatu dan merumuskan sendiri
penemuannya didunia nyata yang berguna bagi dirinya melalui pengembangan ide
dan inovasi baru.
Menurut Mursid, (2021) menyatakan bahwa pembelajaran kontekstual
pembelajaran kewirausahaan harus mengintegrasikan berbagai karakteristik
pembelajaran melalui belajar aktif untuk mendorong minat siswa berwirausaha
dengan membuka pemahaman tentang hubungan erat antara suasana kelas dengan
kehidupan nyata melalui pengembangan kegiatan wirausaha baru yang signifikan
dengan tujuan produktivitas dan hasil nyata serta penguatan kolaborasi pengetahuan
antara guru dan siswa untuk mencapai standar inteletual yang tinggi. Ngaisah, (2020)
menyatakan bahwa desain kontekstual pembelajaran kewirausahaan dapat menjadi
bermakna bagi siswa adalah cara utamanya dengan menarik konteks dari dunia nyata.
Tidak jarang konteks dari dunia nyata tersebut dijadikan contoh atau bahkan menjadi
inti dari pembelajaran. Dengan demikian, siswa tidak hanya mendapatkan ilmu saja,
melainkan mendapatkan keterampilan dunia nyata yang dihadirkan dalam
pembelajaran. Desain kontekstual di SMK3 Padang pembelajaran kewirausahaan
dapat merefleksikan cara berpikir kritis tentang tuntutan kompetensi siswa terhadap
kejadian, aktivitas atau pengetahuan yang baru diterima untuk pengembangan
kemandirian yang sejati.
Nilai- Nilai Kewirausahaan
Kedisiplinan
Nilai kewirausahaan salah satu nya adalah memilki jiwa yang disiplin
kedisiplinan. Menurut Ambarwati, (2021) Disiplin adalah sikap dan perilaku yang
tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan yang ada, dalam hal ini upaya
guru kewirausahaan di SMK 3 Padang mengarahkan siswa untuk masuk tepat waktu,
menyiapkan siswa dalam belajar, mengajajak siswa untuk tertib dalam belajar seperti
tidak mengobrol di kelas, dan mengecek kerapian siswa seperti menggunakan atribut
sekolah dengan baik. Hal ini didukung dengan penelitiaan Komara, & Adiraharja,
(2020) menyatkan bhawa Pengintegrasian pembelajaran nilainilai kearifan lokal
dalam pembelajaran kewirausahaan menemukan faktor pendorong terintegrasinya
nilai-nilai kearifan lokal, yaitu faktor kedekatan secara emosional antara guru dan
siswa dan dating tepatwaktu kesekolah bserta selalu tertib dalam belajar.
Tanggung Jawab
Pengintegrasian nilai kewirausahaan yang dilaksanakan yaitu di setiap materi
pembelajaran secara lansung guru mengitegrasikan nilai keirausahaan seperti dilatih
untuk bertanggung jawab dan bisa bekerja sama, selain itu siswa di SMK 3 Padang
diberi motivasi agar siswa itu lebih bisa mandiri dan semanagat dalam belajar. Dalam
mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan juga memakai metode belajar yang tepat
agar siswa dapat lebih mudah untuk memahaminya. Dengan hal demikian bahwa
upaya pengintegrasian nilai kewirausahaan yang dilakukan oleh guru kewirausahaan
di SMK 3 Padang untuk menciptakan suasana kelas dengan metode yang tepat
artinya pengintegrasian nilai-nilai kewirausahaan selalu diintegrasikan dengan
berbagai hal demi menciptakan siswa yang memilki jiwa kewirausaahan sekaligus
menjadi generasi yang dapat membangun perekonomian bangsa. Hasil temuan
didukung oleh penelitian Sutrisno, Matnuh, & Winarso, (2019) menyatakan bahwa
kreativitas yang telah diciptakan pada saat pembelajaran berlansung bahkan siswa
bisa memberikan pendapat saat ditanya guru dan sangat mengutamakan pertanggung
jawaban atas segala tugasnya. Secara lansung nilai-nilai kewirausahaan yang
diintegrasikan dalam pembelajaran
Kolaboratif
Nilai-nilai kewirausahaan dalam pembelajaran kewirausahaan di SMK 3
Padang salah satunya mengintegrasikan nilai kerja sama dalam belajar seprti
mengerjakan tugas kelompok, bekerja sama saat melakukan diskusi kelompok, kerja
sama saat presentasi kelompok, kerja sama dalam melaksanakan piket kelas, saling
membantu saat ada kesulitan belajar dengan membantu teman yang kesulitan dalam
mengerjakan tugas. Nilai kerja sama yang ditanamkan merupakan salah satu modal
utama untuk bisa berkolaborasi dalam dunia usaha nantinya. Dalam pembelajaran
nilai kerja sama sering dikatakan pembelajaran kooperatif. Hal ini diperkuat oleh
Aryani, & Najwa, (2019). yakni dalam pencapaikan hasil maksimal yakni ialah
dengan mengembangkan kerja sama meliputi saling ketergantungan dan memiliki
tanggung jawab pada diri individu serta menjalin komunikasi antar anggota bahkan
kelompok. Dan didukung oleh pendapat Nuriyanti, & Ati, (2020). bahwa kerjasama
memilki prinsip siswa dapat saling bertukar segala pemikiran dan mempertahankan
sikap saling tolong menolong dalam proses pembelajaran, dengan demikian arasa
kerja sama dapat terjaga dan terjalin dengan baik antar satu dengan yang lain
Kreatif
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan pembelajaran kewirausahaan
di sekolah SMK 3 Padang terintegrasi di dalam proses pembelajaran yang
diinternalisasikan ke dalam nilai kreatif dan akan terbentuk karakter wirausaha dan
pembiasaan nilai-nilai kewirausahaan ke dalam tingkah laku peserta didik sehari-hari
melalui proses pembelajaran baik yang berlangsung di dalam kelas maupun di luar
kelas pada semua mata pelajaran. Langkah internalisasi ini dapat dilihat pada saat
guru menyampaikan materi, melalui metode pembelajaran maupun melalui sistem
penilaian. Sekolah juga sebaiknya menyediakan alat-alat praktik yang lain, sehingga
saat guru mengajarkan materi khusus praktik yang menggunakan alat tidak
mengalami kesulitan, di luar dari yang telah siswa buat sendiri dari hasil
kreativitasnya. Hasil temuan ini di perkuat oleh Satya, Tejaningrum, & Hanifah,
(2021). menyediakan sarana untuk belajar, melalui program ini kami juga ingin
memberikan pengetahuan mengenai pentingnya kewirausahaan dengan tujuan untuk
memberikan pengetahuan mengenai kewirausahaan dan menciptakan kemandirian
ekonomi bagi para siswa melalui pelatihan dan modul pembelajaran kewirausahaan.
Komunikatif
Upaya yang dilakukan oleh guru kewirausahaan di sekolah SMK 3 Padang
dalam mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan dalam pembelajaran di kelas ialah
dengan menggunakan metode pembelajaran yakni melatih kemampuan siswa untuk
berpendapat dan mendorong siswa untuk bisa mengungkapkan pikirannya. Metode
diskusi dilaksanakan oleh guru kewirausahaan di sekolah SMK 3 Padang dalam
proses pembelajaran bisa melalui belajar kelompok, jadi disini guru membentuk
siswa dalam sebuah kelompok untuk melakukan diskusi dan saling mencari solusi
atau jawaban dari permasalahan yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Setelah
itu guru mengarahkan siswa untuk melakukan tanya jawab contohnya pada saat
diskusi di kelas siswa diberi kesempatan untuk saling bertanya dengan teman dari
kelompok lainnya bahkan siswa bisa bertanya kepada guru mengenai materi yang
belum jelas.
Jadi disini guru melatih kecakapan siswa untuk berani berpendapat dan
mengekspresikan pendapatnya di depan kelas. Dalam penguatan karakter mandiri
siswa melalui diskusi dan tanya jawab ini sebagai modal utama untuk siswa bisa
berkomunikasi dengan baik pada lawan bicara. Berkaitan dengan integrasi nilai
kewirausahaan dalam pembelajaran kewirausahaan di sekolah SMK 3 Padang seperti
berani berpendapat bisa bekerja sama hal ini tentu dapat melatih kemandirian siswa
agar bisa menempatkan diri nya ketika pada dunia usaha hal ini didukung oleh
Pangestika, (2020) menyatakan bhawa bahwa metode diskusi diterapkan dalam
proses belajar mengajar untuk mendorong siswa berpikir tingkat tinggi serta memberi
dukungan pada siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas serta mendorong
siswa menyumbangkan buah pikirannya untuk memecahkan masalah bersama.
Kesimpulan
Melalui penelitian ini, disimpulkan bahwa dengan menerapkan pembelajaran
kontekstual di SMK 3 Padang dalam pembelajaran kewirausahaan, diharapkan siswa
dapat lebih memahami konsep-konsep dasar dalam berwirausaha dan mampu
mengidentifikasi peluang bisnis yang ada di sekitar mereka. Selain itu, pembelajaran
kontekstual juga dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan yang
diperlukan dalam berwirausaha. Nilai-nilai kewirausahaan yang ditanamkan kepada
siswa di SMK 3 Padang adalah dengan menonjolkan etos kerja, disiplin yang tinggi,
dan siap untuk kerja keras. Dengan nilai kemandirian tersebut lulusan SMK memiliki
kualitas pengetahuan dalam dunia kewirausahaan.
Daftar Pustaka
Ambarwati, T. (2021). Nilai-Nilai Kewirausahaan Dan Komitmen Berwirausaha
Terhadap Kinerja UMKM dengan Strategi Bisnis Sebagai Moderasi. Jurnal
Bisnis Dan Manajemen, 8(1), 45-56.
Aryani, M., & Najwa, L. (2019). Peran pendidikan kewirausahaan sebagai upaya
pembentukan karakter siswa sekolah dasar. Jurnal Visionary: Penelitian Dan
Pengembangan Dibidang Administrasi Pendidikan, 7(1).
Alviana, N. (2017). Pendidikan Kewirausahaan Di Smk Batik Perbaik
Purworejo. Spektrum Analisis Kebijakan Pendidikan, 6 (6), 577-586.
Baso, A. M. I., Husain, A. S., & Syukriani, A. (2023). Penanaman Nilai Nilai
Kewirausahaan Melalui Program Bisnis Pada Jurusan Kriya Keramik di SMK
Negeri 3 Gowa. Jurnal Ilmiah Pena: Sains Dan Ilmu Pendidikan, 12 (2), 53-
56.
Komara, E., & Adiraharja, M. I. (2020). Integrasi nilai-nilai kearifan lokal dalam
pembelajaran kewirausahaan di smk negeri 10 kota Bandung. Mimbar
Pendidikan, 5(2), 117-130.
Legi, H. (2023). Inovasi Pembelajaran Kewirausahaan di Perguruan Tinggi:
Penerapan Desain Kontekstual sebagai Solusi. Economics and Digital Business
Review, 4(2), 309-314.
Mursid, R. (2021). Pengembangan Bahan Ajar Kewirausahaan Berbasis Kontekstual
Pada Mata Pelajaran Bisnis Manajemen. Jurnal TIK dalam Pendidikan, 8(1),
71-79.
Ngaisah, S. (2020). Upaya Meningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran
Kewirausahaan Dengan Menerapkan Strategi Pembelajaran Kontekstual Pada
Siswa Kelas Xii Aphp-1 Smk Negeri 1 Gondang. Dharma Pendidikan, 15(1),
74-89.
Nuriyanti, W., & Ati, A. P. (2020). Problematika Pelaksanaan Pendidikan
Kewirausahaan Pada SMK Attaqwa Kabupaten Bekasi. Jurnal Ilmiah Wahana
Pendidikan, 6(4), 693-698.
Pangestika, A. B. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan
Metode Diskusi Pada Mata Pelajaran Kewirausahaan Kelas XI Akuntansi Di
SMK Batik 2 Surakarta (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
Pramita, E., & Susilo, A. (2020). Penanaman Nilai-Nilai Kewirausahaan Pada
Pembelajaran Abad 21 Mata Pelajaran Produk Kreatif Dan Kewirausahaan
Di Smk Negeri 4 Klaten (Doctoral Dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
Sari, C. P., Irsyad, I., Rifma, R., & Santoso, Y. (2022). Pelaksanaan Pengembangan
Pendidikan Kewirausahaan Bagi Siswa Di Smkn 1 Sijunjung. Journal Of
Educational Administration And Leadership, 2(4), 342-346.
Sahwanto, S. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Internalisasi Nilai-Nilai
Kewirausahaan Pada Mata Kewirausahaan Di Smk Negeri 1 Wajo (Doctoral
Dissertation, Universitas Negeri Makassar).
Sumarno, Y., & Paruntung, J. P. (2019). Penerapan Strategi Pembelajaran
Kontekstual Dalam Upaya Meningkatkan Minat Belajar Pak. Edukasi: Jurnal
Pendidikan Agama Kristen, 10 (2), 27-39.
Sutrisno, A., Matnuh, H., & Winarso, H. P. (2019). Pengintegrasian nilai-nilai
kewirausahaan dalam pembelajaran PKn pada siswa kelas XII SMKN 3
Banjarmasin. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 9(1), 1-10.
Satya, M. T., Tejaningrum, A., & Hanifah, H. (2021). Program Pelatihan
Kewirausahaan Dasar Dan Pembuatan Modul Kewirausahaan Untuk Smk
Aturmudiah. Jurnal Dharma Bhakti Ekuitas, 6(1), 615-619.

Anda mungkin juga menyukai