Stereokimia
Stereokimia
2, Oktober 2015
E-mail: suja_undiksha@yahoo.co.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menentukan distribusi model mental mahasiswa calon guru
kimia dalam memahami bahan kajian Stereokimia, serta (2) mengidentifikasi dan
mendeskripsikan miskonsepsi khusus (specific misconceptions) dan model mental alternatif
yang dimiliki oleh mahasiswa calon guru kimia. Subyek penelitian adalah mahasiswa Jurusan
Pendidikan Kimia FMIPA UNDIKSHA yang sedang mengambil mata kuliah Kimia Organik III di
Kelas C Semeter V pada tahun ajaran 2013/2014. Jumlah subyek penelitian sebanyak 28
orang. Data dikumpulkan melalui instrumen tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda dua
tingkat, terdiri dari bagian isi dan bagian alasan. Analisis data dilakukan secara deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan,(1) model mental mahasiswa calon guru kimia dalam memahami
bahan kajian Stereokimia adalah: tidak ada konsep (20,71%), miskonsepsi spesifik (33,04%),
model mental alternatif (12,50%), dan benar secara ilmiah (33,75%); serta (2) miskonsepsi
tertinggi (92,86%) terjadi pada penentuan konfigurasi (R/S) senyawa berdasarkan proyeksi
Newman, dan model mental alternatif tertinggi (32,14%) pada penggambaran proyeksi Fischer
stereoisomer yang diketahui konfigurasi absolutnya.
Kata kunci: model mental, stereokimia, miskonsepsi, model mental alternatif.
Abstract
This study aims to: (1) determine the distribution of mental models chemistry student teachers
in understanding the study materials stereochemistry, and (2) identify and describe special
misconceptions (specific misconceptions) and alternative mental models held by student
teachers of chemistry. Subjects were students of the Department of Chemistry Education
UNDIKSHA who are taking courses in Organic Chemistry III, Class C meter V in the academic
year 2013/2014. The number of study subjects were 28 people. Data were collected through
achievement test multiple choice of two levels, consists of the contents and part of the reason.
The data were analyzed descriptively. Results showed that (1) the mental models chemistry
student teachers in understanding the study materials stereochemistry is: there is no concept of
(20.71%), specific misconceptions (33.04%), alternative mental models (12.50%), and
scientifically true (33.75%); and (2) the highest misconceptions (92.86%) occurred in the
determination of the configuration (R / S) compounds based on projections of Newman, and
alternative mental models the highest (32.14%) in the depiction of the Fischer projection
stereoisomer of known absolute configuration.
kisah yang dibawa dalam benak setiap menjadi lebih kompleks, dan
individu tentang dirinya sendiri, orang memungkinkan terjadinya modifikasi
lain, lembaga-lembaga dan setiap aspek terhadap konsep dan hubungannya.
dari dunia luar. Model mental yang dimilki dan
Menurut Buckley & Boulter digunakan siswa dalam
(2007:7) model mental adalah menyelesaikan permasalahan,
representasi intrinsik benda, ide atau menjawab pertanyaan dan membuat
proses yang dihasilkan individu selama prediksi yang ditunjukan sebagai model
fungsi kognitif. Pembelajar yang ditampilkan (expressed model).
menggunakan model untuk Konstruksi model mental adalah
mengemukakan alasan, inti dari suatu pembelajaran bermakna,
mendeskripsikan, menjelaskan, dimana dalam memahami dan menalar
memprediksikan suatu fenomena dan bagaimana suatu sistem bekerja,
menghasilkan model ekspresi dalam seorang individu perlu menyusun suatu
berbagai format (misalnya deskripsi model mental diotaknya terhadap sistem
verbal, diagram, simulasi atau model yang dihadapinya tersebut. Setiap
kongkrit). individu dalam tahap ini akan
Menurut Franco dan Colinvaux membangun jaringan konsepkonsep
(2007: 22) disimpulkan empat terkait dan memahami hubungan
karakteristik model mental, yaitu: 1. fungsional dari sejumlah aspek dan
Model mental adalah generatif: model tingkatan yang berbeda dari sistem
mental dapat mengawali informasi baru tersebut (Abdullah, 2006 dalam
dengan memanfaatkan model mental Sunyono, 2012: 9). Model mental yang
tersebut untuk meramalkandan untuk dianalisis dalam penelitian ini
menghasilkan penjelasan. 2. Model merupakan model-model yang
mental melibatkan pengetahuan yang diekspresikan (expressed models)
tidak dapat diucapkan: individu sebagai eksternal model mental, yang
menggunakan model mental mereka merupakan hasil dari internal model
untuk memecahkan suatu Masalah atau mental oleh responden yang diteliti.
memahami informasi baru, tetapi Sunyono, Leny Yuanita, dan
mereka mungkin tidak menyadari Muslimin Ibrahim. 2011. Model Mental
terhadap model mental yang mereka Pebelajar Tahun Pertama dalam
miliki dan bagaimana mereka Mengenal Konsep Stoikiometri (Studi
menggunakannya. 3. Model mental Pendahuluan pada Pebelajar Program
adalah sintetik: sebuah model mental Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas
adalah dinamis dan terus menerus Lampung. Prosiding Seminar Nasional
dimodifikasi sesuai informasi baru yang V.6 Juli 2011. Yogyakarta: Universitas
dimasukkan kedalamnya. 4.Model Islam Indonesia.
mental dipengaruhi oleh dunia yang Sehubungan dengan model
dilihat: pengembangan dan penerapan mental dalam memahami hubungan
model mental dipengaruhi oleh antara struktur molekul dengan sifat
pengetahuan individu sebelumnya, senyawa, pada penelitian ini telah
pengalaman, dan keyakinan. dilakukan analisis model mental
Menurut Coll & Treagust dalam mahasiswa calon guru kimia dalam
Wang (2007:25) model mental dibagi 3 memahami bahan kajian stereokimia.
tipe, yaitu model mental ilmiah, model Bahan kajian tersebut memuat struktur
mental konseptual dan modelmental Model tiga dimensi molekul dan
alternatif. Hal ini sejalan dengan kontribusinya terhadap kereaktivan
pendapat yang dikemukan senyawanya. Analisis model mental
Chittleborough (2004: 198), bahwa dilakukan terhadap mahasiswa
model mental siswa dipengaruhi oleh semester V ke atas yang sedang
model ilmiah/konsensus dan model mengambil mata kuliah Kimia Organik III
pengajar. Model mental yang dihasilkan dan telah mengambil Kimia Organik I
siswa kemudian berkembang dan dimana bahan kajian stereokimia
tersebut diajarkan. Tujuan penelitian ini
adalah: (1) menentukan distribusi model alasan atas jawabannya pada bagian
mentalmahasiswa calon gurukimia pertama (Coll dalam Wang, 2007).
dalam memahami bahan kajian Menurut Senduret al.,(2010),
stereokimia, serta (2) mengidentifikasi model mental pebelajar dapat
dan mendes-kripsikan miskonsepsi dikelompokkan menjadi empat kategori
khusus (specific misconceptions) dan berikut.
model mental alternatif yang dimiliki oleh a. Tidak ada jawaban/tanggapan (No
mahasiswa calon guru kimia. Dengan Response/ NR), jika pebelajar tidak
mengetahui miskonsepsi dan model memberikan jawaban dan tidak
mental alternatif mahasiswa, membuat alasan, atau menjawab
memungkinkan untuk melakukan tindak dengan penjelasan tidak berkaitan
lanjut berupa remidiasi secara bertahap dengan pertanyaan. Istilah untuk
dan berkelanjutan pada mata-mata tipe ini adalah tidak ada konsep.
kuliah rumpun Kimia Organik. b. Miskonsepsi khusus pada hal
tertentu (Specific Misconceptions/
METODE SM), yaitu ketika jawaban dan
Penelitian ini dilaksanakan di penjelasan tidak dapat diterima
Jurusan Pendidikan Kimia,Fakultas secara keilmuan.
MIPA, UNDIKSHA pada semester ganjil c. Benar sebagian (Partially
tahun ajaran 2013/2014. Subjek pene- Correct/PC) jika jawaban benar
litiannya adalah mahasiswa yang secara keilmuan, namun
sedang menempuh Mata Kuliah Kimia penjelasan/alasan tidak benar; atau
Organik III, di Kelas C, sebanyak 28 jawaban tidak benar secara
orang. keilmuan, namun penjelasannya
Penelitian dirancang mulai dari benar. Tipe ini dikenal sebagai
tahapan: (1) penyusunan instrumen, (2) model mental alternatif.
validasi instrumen, (3) uji coba d. Benar secara keilmuan
instrumen, (4) pengumpulan data, (5) (Scientifically Correct/SC), jika
analisis data hasil penelitian, serta (6) jawaban dan penjelasan benar
pelaporan dan publikasi hasil penelitian. secara keilmuan.
Instrumen yang digunakan adalah tes
Model mental demikian sering juga
hasil belajar yang dirancang khusus
disebut model mental tipe I sampai IV,
untuk mengidentifikasi model mental
yang masing-masing berkaitan dengan
mahasiswa dalam memahami bahan
tidak ada tanggapan (NR), terjadi
kajian stereokimia, berupa tes pilihan
miskonsepsi (SM), model mental
ganda dua tingkat (twotier test), yang
alternatif (PC), dan model mental ilmiah
terdiri dari bagian isi dan bagian alasan.
(SC).
Bagian pertama memuat respon
mahasiswa terhadap pilihan jawaban
HASIL DAN PEMBAHASAN
yang disediakan berkaitan dengan
Hasil penelitian berupa distribusi
konten; sedangkan bagian kedua,
model mental mahasiswa calon guru
menuntut mahasiswa agar memberikan
kimia dalam memahami bahan kajian
stereokimia dapat dilihat pada Tabel 1.
Model Mental
NS Indikator % %
NR %NR SM %SM PC SC
PC SC
geometri sikloalkana
terdisubstitusi.
Membandingkan titik lelehisomer-
3 isomer geometri asam 5 17,86 19 67,86 3 10,71 1 3,57
butenadioat.
Membandingkan titik didihisomer-
13 isomer geometri senyawa 8 28,57 17 60,71 2 7,14 1 3,57
alkanadiol.
Membandingkan kontribusi
4 bentuk-bentuk konformer 13 46,43 7 25,00 4 14,29 4 14,29
terhadap keasaman senyawanya.
Menjelaskan keasaman senyawa
14 berdasarkan struktur isomer 15 53,57 5 17,86 7 25,00 1 3,57
geometrinya.
Menentukan hubungan antara
5 struktur isomer geometri molekul 4 14,29 7 25,00 6 21,43 11 39,29
dengan kelarutannya dalam air.
Menentukan kontribusi
bentukkonformasi 1,2-alkanadiol
15 9 32,14 6 21,43 9 32,14 4 14,29
terhadap kelarutan senyawanya
dalam air.
Menentukan analogi yang paling
6 relevan dengan sifat kiralitas 0 0,00 0 0,00 2 7,14 26 92,86
senyawa.
Menentukan analogi yang paling
16 relevan dengan sifat akiral 2 7,14 2 7,14 2 7,14 22 78,57
senyawa.
Menerapkan hubungan antara
keberadaan unsur-unsur simetri
7 4 14,29 1 3,57 7 25,00 16 57,14
molekul dengan aktivitas
optiknya.
Menentukan hubungan antara
unsur-unsur simetri molekul
17 11 39,29 12 42,86 2 7,14 3 10,71
senyawa siklik dengan kiralitas
senyawanya.
Menentukan konfigurasi absolut
8 (R/S) senyawa berdasarkan 6 21,43 10 35,71 4 14,29 8 28,57
struktur tiga dimensinya.
Menentukan konfigurasi (R/S)
18 senyawa berdasarkan proyeksi 4 14,29 3 10,71 2 7,14 19 67,86
Fischernya.
Menentukan konfigurasi (R/S)
9 senyawa berdasarkan proyeksi 1 3,57 26 92,86 0 0,00 1 3,57
Newmanya.
Menentukan proyeksi Newman
senyawa yang diketahui nama
19 1 3,57 18 64,29 2 7,14 7 25,00
IUPACnya lengkap dengan
konfigurasi absolutnya (R/S)
Menggambar proyeksi Fischer
stereoisomer yang diketahui
10 3 10,71 9 32,14 9 32,14 7 25,00
konfigurasi absolut atom-atom
karbon kiralnya.
Menentukan stereoisomer
20 senyawa yang diketahui proyeksi 4 14,29 23 82,14 1 3,57 0 0,00
Fischernya.
Total 116 20,71 185 33,04 70 12,50 189 33,75
Keterangan:NR (No Response) = jumlah tidak ada tanggapan (tidak memiliki konsep),
dalam air semakin besar. Di sisi lain, memandang sifat inaktif optik senyawa
mahasiswa yang memiliki model mental siklik hanya ditentukan oleh
alternatif memandang kelarutan keberadaan bidang simetrinya, tanpa
senyawa 1,2-etanadiol dalam air mencermati ada tidaknya atom karbon
ditentukan oleh kemudahannya untuk kiral atau unsur-unsur simetri lainnya.
membentuk ikatan hidrogen antara Dengan demikian, model mental
molekul-molekul alkohol tersebut mahasiswa secara umum belum cukup
dengan molekul-molekul air sebagai memadai untuk menentukan aktivitas
pelarut. optik senyawa organik.
Model mental mahasiswa dalam Model mental ilmiah hanya
memilih analogi untuk menjelaskan dimiliki oleh 28,57% mahasiswa dalam
kiralitas senyawa tergolong sangat baik menentukan konfigurasi absolut (R/S)
(rerata 85,72%). Kondisi itu disebabkan senyawa berdasarkan struktur tiga
mahasiswa telah menguasai ciri-ciri dimensinya, dan mencapai 67,86%
senyawa kiral secara benar dan analogi berdasarkan proyeksi Fischernya (dua
yang ditampilkan dalam bentuk objek dimensi). Kondisi itu menunjukkan,
nyata secara makroskopis telah akrab sebagian besar mahasiswa mengalami
dengan kehidupan mahasiswa. kesulitan dalam membayangkan
Akibatnya, sebagaian besar mahasiswa struktur tiga dimensi molekul dalam
memiliki model mental ilmiah berkaitan pikirannya. Kesulitan tersebut
dengan analogi kiralitas senyawa menyebabkan mereka tidak mampu
organik. menentukan konfigurasi absolut
Dalam penentuan aktivitas optik senyawa pada pusat kiralnya. Pada
senyawa rantai terbuka yang telah saat diberikan struktur Fischer
diberikan nama lengkap dengan senyawa, mahasiswa dapat
konfigurasi absolutnya (R/S), model menggunakan strategi tertentu untuk
mental ilmiah mahasiswa mencapai menentukan konfigurasi absolutnya
57,14% dan model mental alternatifnya pada pusat-pusat kiral tanpa
sebesar 25,00%. Tingginya kebenaran memahami struktur tiga dimensinya.
ilmiah yang dicapai mahasiswa Atas dasar itu, kemampuan mahasiswa
sebagian besar berupa model mental untuk memvisualisasikan struktur tiga
verbal. Mereka tidak menggambar dimensi molekul dalam pikirannya
struktur molekul senyawa lengkap masih sangat perlu ditingkatkan.
dengan konfigurasi absolut (R/S) dan Model mental mahasiswa belum
bayangan cerminnya, namun secara mampu melakukan konversi dari
deskriptif menyatakan bahwa molekul proyeksi Newman menjadi struktur tiga
yang memiliki bidang simetri (senyawa dimensinya. Akibatnya, sebagian besar
meso) bersifat inaktif optik. Dengan mereka tidak bisa menentukan
demikian, walaupun mahasiswa telah konfigurasi absolut (R/S) senyawa
memiliki model mental ilmiah, namun berdasarkan struktur proyeksi
belum tentu memahami level simbolik Newmannya, dan 78,58% di antaranya
dan submikroskopis molekul cara tepat. mengalami miskonsepsi. Kondisi yang
Cukup tingginya persentase sama juga terjadi pada penentuan
model mental ilmiah mahasiswa pada konfigurasi absolut senyawa yang
penentuan aktivitas optik senyawa memiliki beberapa pusat kiral
rantai terbuka tidak seiring dengan berdasarkan proyeksi Fischernya.
kemampuannya untuk menentukan Pada aspek tersebut, jumlah
aktivitas optik senyawa siklik. mahasiswa yang mengalami
Sebagian besar (42,86%) mahasiswa miskonsepsi mencapai 82,14%.
mengalami miskonsepsi dan sebagian Dengan demikian, sebagian besar
tidak memiliki konsep (39,29%) pada mahasiswa belum mampu menentukan
penentuan kiralitas senyawa siklik yang dan memvisualisasikan struktur tiga
struktur ruangnya memiliki bidang dimensi senyawa dalam pikirannya dari
simetri atau pusat simetri. Mahasiswa proyeksi Newman dan proyeksi
yang mengalami miskonsepsi Fischer. Data tersebut juga dibuktikan
dari tingginya miskonsepsi yang dialami aktif optis karena tidak mengandung
mahasiswa pada saat menggolongkan atom kiral. Tetapi, sebagian besar
jenis isomer optik beberapa pasangan mahasiswa menyebutnya bersifat aktif
senyawa yang telah diketahui proyeksi optis karena tidak memiliki bidang
Fischernya. simetri.
Secara umum, model mental Kedua, kekeliruan penalaran.
ilmiah mahasiswa calon guru kimia Kekeliruan penalaran terjadi karena
dalam memahami bahan kajian ketidakpahaman mahasiswa tentang
stereokimia hanya mencapai 33,75%. level submikroskopis kimia. Sebagai
Nilai tersebut hanya sedikit di atas contoh, dalam menjelaskan perubahan
persentase miskonsepsi khusus yang wujud zat, berkaitan dengan titik didih
mencapai 33,04%. Tingginya dan titik leleh senyawa, banyak
miskonsepsi kimia dan banyaknya mahasiswa mengira proses tersebut
model mental alternatif yang dimiliki melibatkan pemutusan ikatan dalam
mahasiswa calon guru kimia molekul (ikatan kovalen), bukan ikatan
disebabkan oleh berbagai faktor,yang atau interaksi antar molekul (gaya van
secara umum dikelompokkan menjadi der Waals atau ikatan hidrogen).
faktor eksternal dan internal. Mahasiswa menjelaskan titik didih dan
Faktor eksternal yang titik leleh senyawa berdasarkan
mempengaruhi terjadinya miskonsepsi kestabilan strukur molekulnya.
dan model mental alternatif di Semakin stabil struktur molekul suatu
antaranya adalah buku-buku teks kimia senyawa, semakin kuat ikatan antar
yang digunakan oleh guru dan siswa atom-atomnya, sehingga titik didih atau
pada saat mereka masih ada di bangku titik lelehnya semakin tinggi. Kekeliruan
SMA berpeluang menimbulkan penalaran tersebut menyebabkan
terjadinya miskonsepsi(Suja & Retug, mahasiswa menjelaskan titik leleh
2013a,b). Kondisi itu disebabkan asam fumarat yang lebih tinggi
miskonsepsi bersifat sangat resisten, daripada asam maleat bukan karena
sehingga sulit dihilangkan. Faktor ikatan hidrogen yang terjadi antar
internal yang berpotensi menimbulkan molekul-molekul asam fumarat, tetapi
terjadinya miskonsepsi dan model karena lebih stabil dibandingkan asam
mental alternatif pada mahasiswa calon maleat (model mental alternatif).
guru adalah sebagai berikut. Kekeliruan penalaran juga terjadi
Pertama, ketidakmampuan pada saat mahasiswa menjelaskan
mereka memilih atribut esensial dari perbedaan kelarutan antara asam
sejumlah ciri umum yang dimiliki oleh maleat dan asam fumarat dalam air.
sebuah konsep (Ibrahim, 2012). Perbedaan kelarutan kedua isomer
Sebagai contoh, jika dalam rumus asam 1,3-butenadioat tersebut
struktur senyawa terdapat beberapa seharusnya dijelaskan berdasarkan
pusat kiral dan juga bidang simetri perbedaan kepolarannya. Asam maleat
(bidang khayalan yang membelah (isomer cis) memiliki momen dipol
suatu senyawa menjadi dua bagian, (bersifat polar), sehingga lebih mudah
sehingga setiap bagian menjadi larut dalam air. Sebaliknya, asam
bayangan cermin dari bagian yang fumarat tidak memiliki momen dipol
lainnya), maka senyawa tersebut (non polar), sehingga tidak larut dalam
bersifat inaktif optis. Di sisi lain, jika air. Secara skematis, penentuan
tidak mengandung atom karbon kiral, kepolaran kedua senyawa tersebut
walaupun tidak memiliki bidang simetri, dapat ditentukan dengan penjumlahan
senyawa tersebut tidak bersifat aktif vektor momen-momen gugusnya.
optis. Dengan demikian, atribut utama
senyawa bersifat aktif optis adalah
mengandung atom karbon kiral, bukan
pada tidak adanya bidang simetri.
Misalnya, senyawa trans-1,3-dibromo-
1,3-dinitro-siklobutana bersifat tidak
: CH3 H
CH3
H
CH3 (e, a) (a, e)
Trans-1,3-dimetil-
sikloheksana