Sap TT
Sap TT
III. Sasaran
Terlampir
V. Media
a. Leaflet
b. Flip Chart
VI. Metode
1. Ceramah
2
2. Diskusi
3. Tanya jawab
VII. Evaluasi
3. Butir Soal :
3
penanganan pada Trauma
Abdomen
3 5 menit Evaluasi :
1. Memperhatikan Ceramah
Menanyakan kepada klien
2. Memperhatikan dan Flip
tentang materi yang telah
3. Memperhatikan Chart
disampaikan.
4. Memperhatikan
4
4 5 menit Terminasi :
1. Mengucapkan terimakasih atas 1. Mendengarkan dan membalas
waktu yang diluangkan, ucapan terimakasih.
perhatian serta peran aktif klien 2. Menjawab salam.
selama mengikuti kegiatan
penyuluhan.
2. Salam penutup.
IX. Pengorganisasian
1. Moderator : Dadang S
2. Penyaji :
a. Renny W.
5. Observer :
a. Nita Kurniawati
X. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
5
b. Peserta datang pada tempat yang telah ditentukan dengan tepat
waktu.
c. Pemateri dating tepat waktu.
2. Evaluasi Proses
6
3. Evaluasi Hasil
7
MATERI PENYULUHAN
A. Definisi
Trauma adalah cedera fisik dan psikis, kekerasan yang mengakibatkan cedera
(Sjamsuhidayat, 1998). Trauma abdomen didefinisikan sebagai kerusakan
terhadap struktur yang terletak diantara diafragma dan pelvis yang
diakibatkan oleh luka tumpul atau yang menusuk.
Cedera abdomen bisa terbuka atau tertutup. Cedera abdomen tertutup terjadi
akibat pukulan langsung dari suatu benda tumpul. Cedera abdomen terbuka
meliputi luka tembus, benda yang tertanam (menusuk), dan organ-organ yang
protusi. Resiko infeksi tinggi. Benda yang tertanam (menusuk) dalam
abdomen ditangani dengan cara yang sama seperti saat menangani benda
yang tertanam (menusuk) dalam dada : stabilkan benda tersebut dan telepon
118 atau layanan medis darurat setempat.
B. Etiologi
Menurut (Hudak & Gallo, 2001) kecelakaan atau trauma yang terjadi pada
abdomen, umumnya banyak diakibatkan oleh trauma tumpul. Pada
kecelakaan kendaraan bermotor, kecepatan, deselerasi yang tidak terkontrol
merupakan kekuatan yang menyebabkan trauma ketika tubuh klien terpukul
setir mobil atau benda tumpul lainnya.
Trauma akibat benda tajam umumnya disebabkan oleh luka tembak yang
menyebabkan kerusakan yang besar didalam abdomen. Selain luka tembak,
trauma abdomen dapat juga diakibatkan oleh luka tusuk, akan tetapi luka
tusuk sedikit menyebabkan trauma pada organ internal diabdomen.
Trauma pada abdomen disebabkan oleh 2 kekuatan yang merusak, yaitu :
1. Paksaan /benda tumpul
8
Merupakan trauma abdomen tanpa penetrasi ke dalam rongga
peritoneum. Luka tumpul pada abdomen bisa disebabkan oleh jatuh,
kekerasan fisik atau pukulan, kecelakaan kendaraan bermotor, cedera
akibat berolahraga, benturan, ledakan, deselarasi, kompresi atau sabuk
pengaman. Lebih dari 50% disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.
2. Trauma tembus
Merupakan trauma abdomen dengan penetrasi ke dalam rongga
peritoneum. Luka tembus pada abdomen disebabkan oleh tusukan benda
tajam atau luka tembak.
C. Menifestasi Klinis
Menurut (Hudak & Gallo, 2001) tanda dan gejala trauma abdomen, yaitu :
1) Nyeri
Nyeri dapat terjadi mulai dari nyeri sedang sampai yang berat. Nyeri
dapat timbul di bagian yang luka atau tersebar. Terdapat nyeri
saat
ditekan dan nyeri lepas.
2) Darah dan cairanAdanya penumpukan darah atau cairan dirongga
9
dilakukan prosedur ABC jika ada indikasi. Jika korban tidak berespon, maka
1
0
3. Bila ada usus atau organ lain yang keluar, maka organ tersebut tidak
dianjurkan dimasukkan kembali kedalam tubuh, kemudian organ yang
keluar dari dalam tersebut dibalut kain bersih atau bila ada verban
steril.
4. Imobilisasi pasien.
5. Tidak dianjurkan memberi makan dan minum.
6. Apabila ada luka terbuka lainnya maka balut luka dengan menekan.
7. Kirim ke rumah sakit.
Hospital
1. Trauma penetrasi
Bila ada dugaan bahwa ada luka tembus dinding abdomen, seorang
ahli bedah yang berpengalaman akan memeriksa lukanya secara lokal
untuk menentukan dalamnya luka. Pemeriksaan ini sangat berguna bila
ada luka masuk dan luka keluar yang berdekatan.
a. Skrinning pemeriksaan rontgen
Foto rontgen torak tegak berguna untuk menyingkirkan
kemungkinan hemo atau pneumotoraks atau untuk menemukan
adanya udara intraperitonium. Serta rontgen abdomen sambil tidur
(supine) untuk menentukan jalan peluru atau adanya udara
retroperitoneum.
b. IVP atau Urogram Excretory dan CT Scanning
Ini di lakukan untuk mengetauhi jenis cedera ginjal yang ada.
c. Uretrografi
Di lakukan untuk mengetauhi adanya rupture uretra.
d. Sistografi
Ini digunakan untuk mengetauhi ada tidaknya cedera pada kandung
kencing, contohnya pada :
1. fraktur pelvis
2. trauma non-penetrasi
1
1
2. Penanganan pada trauma benda tumpul di rumah sakit :
a. Pengambilan contoh darah dan urine
Darah di ambil dari salah satu vena permukaan untuk pemeriksaan
laboratorium rutin, dan juga untuk pemeriksaan laboratorium
khusus seperti pemeriksaan darah lengkap, potasium, glukosa,
amilase.
b. Pemeriksaan rontgen
Pemeriksaan rongten servikal lateral, toraks anteroposterior dan
pelvis adalah pemeriksaan yang harus di lakukan pada penderita
dengan multi trauma, mungkin berguna untuk mengetahui udara
ekstraluminal di retroperitoneum atau udara bebas di bawah
diafragma, yang keduanya memerlukan laparotomi segera.
c. Study kontras urologi dan gastrointestinal
Dilakukan pada cedera yang meliputi daerah duodenum, kolon
ascendens atau decendens dan dubur (Hudak & Gallo, 2001).
DAFTAR PUSTAKA
Eliastam, Michael., George L. Sternb ach., Michael Jay Bresler. 1998. Buku Saku
1
2