Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH UJIAN TENGAH SEMESTER

DASAR-DASAR MANAJEMEN
PT. KAI

Disusun Oleh :
Nailah Keisha Yerinda
(05041382328084)

Dosen Pengampu :
Eka Mulyana, S.P., M.SI.

PROGRAM STUDI PETERNAKAN


JURUSAN TEKNOLOGI DAN INDUSTRI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya.Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai upaya,tugas makalah berjudul
PT.KAI dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas ujian tengah semester dasar-dasar
manajemen di Universitas Sriwijaya.Selain itu,kami juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang PT.KAI.
Dalam penyusunan makalah ini,ditulis berdasarkan informasi dari media massa yang
berhubungan dengan PT.KAI.Penulis menyadari bahwa makalah ini masih kurang
sempurna.Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat membangun demi
kesempurnaannya.
Akhir kata,semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk pembaca.

Indralaya, 13 Oktober 2023

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................... ...............................................i


Daftar Isi .............................................................................. ..............................................ii
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang ................................................... ...............................................1
B. Rumusan Masalah .............................................. ...............................................1
C. Tujuan ................................................................ ...............................................2
D. Manfaat..............................................................................................................3
BAB II Tinjauan Pustaka
A. Komunikasi ........................................................ ...............................................4
B. Organisasi .......................................................... ...............................................4
C. Strategi Komunikasi.....................................................................................5
D. Sosialisasi...........................................................................................................6
E. Hubungan Masyarakat.........................................................................................
BAB III Hasil dan Pembahasan
A. Planning (perencaan).........................................................................................7
B. Organizing (pengorganisasian)..........................................................................7
C. Actuating (pelaksaan)....................................................................................8
D. Controlling/Evaluting....................................................................................8
BAB IV Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan........................................................................................................12
B. Saran..................................................................................................................12
Daftar Pustaka ...................................................................... ...............................................13
Lampiran..............................................................................................................................1

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
PT Kereta Api Indonesia sendiri merupakan satu-satunya perusahaan yang menyediakan jasa
transportasi kereta api di Indonesia. PT Kereta Api Indonesia merupakan suatu perusahaan
yang memiliki reputasi baik dalam melayani para pengguna jasa kereta api yang ingin
berpergian dan juga perusahaan yang seringkali meluncurkan inovasi-inovasi serta
mendapatkan berbagai penghargaan baik dalamnegeri maupun luar negeri. Tidak dapat
diragukan lagi bahwa memang Kereta Api adalah moda transportasi favorit bagi masyarakat
Indonesia karena harganya yang terjangkau untuk melakukan perjalanan jauh. Namun, PT
Kereta Api Indonesia yang sudah memiliki citra dan reputasi yang baik tetap saja ada berbagai
hal-hal yang menjadi masalah dan berdampak pada citra PT Kereta Api Indonesia itu sendiri.
Dua permasalahan yang masih sering terjadi adalah pelembaran batu ke kereta dan
menerobos palang pintu kereta yang dapat membahayakan keselamatan petugas dan
penumpang kereta api. Tabel 1 dan 2 Jumlah Kejadian Pelemparan Batu ke Kereta Api dan
Jumlah Kecelakaan Kendaraan Menabrak Kereta Api di Wilayah Daop 1 Jakarta

Data-data yang telah disebutkan menunjukkan bahwa kedua kasus ini masih menjadi ancaman
bagi penurunan citra dari PT Kereta Api Indonesia sendiri karena akan menimbulkan anggapan
bahwa Kereta Api merupakan moda transportasi yang tidak aman dan nyaman karena bisa
membahayakan nyawa seseorang. Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 1 Jakarta
tentunya harus bisa mengantisipasi ancaman tersebut sejak dini dan mulai menyusun sebuah
program kampanye ataupun sosialisasi terkait dengan bahaya pelemparan batu ke kaca kereta

1
dan bahaya menerobos palang pintu kereta agar dapat mengurangi serta meminimalisir jumlah
yang menjadi korban dari kedua kasus tersebut. Untuk membuat sebuah program sosialisasi
ataupun kampanye tentang bahaya pelemparan batu ke kaca kereta dan bahaya menerobos
palang pintu kereta tentunya seorang Humas PT Kereta Api Indonesia Daop 1 Jakarta harus
menyusun sebuah strategi komunikasi yang baik terlebih dahulu. Humas wajib menyusun
sebuah strategi komunikasi untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman bagi penumpang dan
meningkatkan kemanan dalam operasional perjalanan kereta api. Kegiatan sosialisasi yang
dilaksanakan oleh Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 1 Jakarta ini bertujuan
untuk menginformasikan, mengedukasi serta mengimbau para target sasaran. Maka dari itu,
penelitian ini ingin mengetahui pesan seperti apa yang disusun oleh Humas PT Kereta Api
Indonesia Daerah Operasi 1 Jakarta dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi bahaya
pelemparan batu dan menerobos palang pintu kereta.
B. Rumusan Masalah
1. Dalam penelitian ini, dirumuskan masalah yang akan menjadi bahan penelitian yaitu:
Bagaimana strategi komunikasi Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 1
Jakarta dalam mensosialisasikan bahaya pelemparan batu dan menerobos palang pintu
kereta untuk meningkatkan citra kereta api sebagai moda transportasi unggulan?
2. Apa hambatan yang dilalui Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 1 Jakarta
dalam melakukan kegiatan sosialisasi?
3. Bagaimana strategi komunikasi Humas PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah
Operasi 1 Jakarta dalam menjalin komunikasi kepada warga yang ditertibkan?
C. Tujuan
1. Untuk memberikan arahan dalam mensosialisasikan bahaya nya pelemparan batu dan
menerobos palang pintu kereta pada masyarakat.
2. Strategi dan peran humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 1 Jakarta agar untuk
meningkatkan citra kereta api sebagai moda transportasi unggulan kepada masyarakat.
3. Upaya PT Kereta Api Indonesia (Persero) guna meminimalisir terjadinya kecelakaan.
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Secara AkademisMenambah pengetahuan dan pemikiran yang bermanfaat di bidang
Ilmu Komunikasi khususnya di bidang kehumasan., karena perlunya pemahaman akan
pentingnya strategi komunikasi yang efektif di bidang kehumasan.
2. Secara PraktisiMemberikan sumbangan pemikiran bagi para praktisi Humas PT Kereta
Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 1 Jakarta sehingga dapat menentukan

2
kebijakan bidang kehumasan dalam membuat strategi komunikasi perusahaan serta
sebagai rujukan yang bersifat konstruktif bagi perusahaan

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Komunikasi
Komunikasi merupakan sebuah aktivitas mendasar dan pasti dilakukan oleh sesama
manusia dalam kehidupan sehari-hari. Manusia bisa saling berhubungan karena mereka
berkomunikasi satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari. Manusia yang secara kodrati
adalah makhluk sosial atau membutuhkan orang lain maka tidak ada manusia yang tidak
terlibat dalam komunikasi. Menurut Effendy (2004:3) secara etimologis atau menurut asal
katanya istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio dan perkataan ini bersumber
pada kata communis. Arti communis adala sama makna mengenai suatu hal. Jadi komunikasi
berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu
hal yang dikomunikasikan.
Komunikasi juga bisa diartikan sebagai proses penyampaian ide-ide dan gagasan dari
komunikator melalui saluran kepada orang lain dan apa efeknya (Who Says What in Which
Channel To Whom With What Effect?) seperti yang dikemukakan oleh Harold D. Lasswell.
Lasswell mengungkapkan setidaknya ada 5 komponen atau unsur dalam model komunikasinya
yaitu komunikator, pesan, media komunikan dan efek yang ditimbulkan. Berdasarkan model
komunikasi Lasswell tersebut Effendy (2003:10) menyimpulkan bahwa komunikasi adalah
proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang
menimbulkan efek tertentu. Komunikasi yang efektif juga dapat tercipta karena adanya field
of experience dan frame of reference antara komunikator dan komunikan. Semakin sama dan
dekat field of experience dan frame of referenceantara komunikator dan komunikan maka
semakin besar juga kemungkinan terciptanya komunikasi yang efektif.
B. Organisasi
Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari aktivitas organisasi.
Tanpa disadari kita sudah tergabung menjadi suatu anggota organisasi pendidikan semenjak
kecil ketika kita menjadi siswa di sekolah hingga menjadi mahasiswa. Bahkan kita menjalani
kehidupan bermasyarakat juga termasuk menjadi bagian dari organisasi. Organisasi-organisasi
yang ada dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang disepakati oleh seluruh anggota
organisasi. Muhammad (2015:24) mengatakan organisasi merupakan suatu sistem yang
mengoordinasi aktivitas dan mencapai tujuan bersama atau tujuan umum.Organisasi
merupakan elemen yang amat diperlukan di dalam kehidupan manusia karena umumnya

4
organisasi yang ada dibentuk dengan tujuan membantu kita dalam melaksanakan hal-hal atau
kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan dengan baik sebagai individu (Winardi, 2006:1).
Di setiap organisasi meskipun memiliki karakteristik khusus yang berbeda-beda tetapi
memiliki karakteristik umum yang sama. Menurut Muhammad (2015:29) ada empat
karakteristik umum dari sebuah organisasi yaitu dinamis, memerlukan informasi, mempunyai
tujuan dan struktur.
a. Dinamis
Organisasi sebagai suatu sistem terbuka terus-menerus mengalami perubahan karena selalu
menghadapi tantangan baru dari lingkungannya.
b. Memerlukan informasi
Komunikasi memegang peranan penting dalam orhanisasi untuk mendpaatkan informasi yang
dibutuhkan organisasi. Informasi bisa berasal dari dalam organisasi maupun dari luar
organisasi.
c. Mempunyai Tujuan
Tiap organisasi memiliki tujuannya masing-masing yang berbeda satu sama lain. Tujuan
organisasi ini idealnya dapat dimengerti, dipahami dan dilaksanakan dengan penuh semangat
dan tanggung jawab oleh semua anggota organisasi yang tergabung di dalamnya. Partisipasi
dari tiap anggota adalah kunci sukses dari keberhasilan tujuan organisasi.
C. Strategi Komunikasi
Strategi merupakan suatu hal yang diperlukan oleh semua orang dalam menyusun dan
merencanakan sebelum melakukan suatu hal demi terlaksananya suatu hal tersebut dengan
baik. Menurut Arifin (1994:10) strategi adalah keseluruhan keputusan kondisional tentang
tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan, jadi merumuskan suatu strategi
komunikasi berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang dihadapi dan
yang akan dihadapi di masa depan guna mencapai efektivitas. Strategi juga harus direncanakan
dan dilakukan secara matang agar kegiatan terlaksana sesuai dengan keinginan. Strategi yang
baik tentunya dilakukan dengan cara penyampaian komunikasi yang baik pula dalam mencapai
tujuan tertentu. Seorang yang menyusun strategi komunikasi harus memahami sifat dan teknik
komunikasi yang baik untuk mencapai tujuan komunikasi secara efektif.
Effendy (2004:28) mengatakan bahwa strategi komunikasi baik secara makro (planned
media strategy) maupun secara mikro (single communication medium strategy) mempunyai
fungsi ganda:
a. Menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif dan instruktif secara
sistematis kepada sasaran untuk memeroleh hasil yang optimal.

5
b. Menjembatani “kesenjangan budaya” atau cultural gap akibat kemudahan diperolehnya dan
kemudahan dioperasionalkannya media massa yang begitu ampuh, yang jika dibiarkan akan
merusakn nilai-nilai budaya.
Menurut David Hunger dan Thomas L. Wheelen (2003:42) strategi adalah serangkaian
keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka
panjang. Manajemen strategi meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi
(perencanaan strategis atau perencanaan jangka panjang). Implementasi strategi dan evaluasi
serta pengendalian.
Humas dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya berjalan dengan baik dan terarah harus
dilakukan berdasarkan strategi dan sesuai tahapan-tahapan yang berurutan. Strategi
komunikasi itu juga dapat diartikan sebagai sebuah program yang terencana dalam tercapainya
sebuah tujuan. George Terry juga mengungkapkan mengenai konsep strategi manajemen
dengan istilah POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling). Planning sendiri adalah
proses untuk membuat strategi dan mengembangkan rencana kerja yang akan dilakukan dengan
memerhatikan berbagai faktor seperti spesific, measurable, achievable, realistic dan time.
Organizing sendiri meliputi pengorganisasian struktur organisasi sesuai dengan tujuan, sumber
dan lingkungan. Selanjutnya ialah proses actuating atau proses pelaksanaan kegiatan yang
sudah direncanakan pada proses planning. Controllingadalah tahapan terakhir yang memiliki
fungsi pengawasan, pengamatan dan penentuan standar yang akan diwujudkan.Humas dalam
hal ini tentu harus mempunyai strategi komunikasi yang khusus dalam mencapai tujuan
perusahaan. Suhandang (2012:142-158) juga memiliki pendapat yang hampir sama dengan
George Terry mengenai metode pekerjaan seorang humas yaitu dapat dimulai dari penelitian
(research), perencanaan (planning), pelaksanaan (action) hingga penilian dan kontrol
(evaluating and controlling).
a) Penelitian (Research)Penelitian merupakan suatu proses kegiatan formal, sistematis
dan intensif dalam kegiatan untuk mencari kebenaran. Sehubungan dengan kegiatan
Humas, penelitian penting untuk dilaksanakan untuk memperoleh fakta dan data yang
ada pada publik. Masalah humas tidak akan terpecahakan apabila tidak melakukan
penelitian terlebih dahulu. Maka untuk mengetahui situasi dan kondisi persoalan yang
sebenarnya serta mencari solusi harus dilakukan penelitian.
b) Perencanaan (Planning)Dari laporan hasil penelitian sebelumnya, diperoleh bahan
untuk menyusun strategi dan rencana kerja dalam kegiatan humas. Perencanaan yang
baik hendaknya mencakup persoalan yang terdiri dari What, Why, Where, When, Who,
dan How atau kita mengenalnya dengan 5W+1H.

6
c) Pelaksanaan (Action)Pelaksanaan kerja merupakan kegiatan operasional dalam
melakukan apa yang telah direncanakan sebelumnya setelah rencananya cukup matang
dan disetujui oleh semua pihak terkait. Pelaksanaan ini memadukan tenaga kerja (skill),
alat kerja, informasi, uang, tempat dan waktu kerja.
d) Pengawasan dan Penilaian (Controlling and Evaluation)Pada tahap ini seorang humas
melakukan kontrol untuk memeriksa sampai di mana program atau rencana yang telah
dibuat sebelumnya itu dapat dilaksanakan. Pada tahap ini humas menganalisis:
hasil kerja yang harus sesuai dengan rencana, segala sesuatunya dilaksanakan sesuai
dengan instruksi serta pedoman yang telah diberikan, kesulitan dan hambatan yang
terjadi dalam melaksanakan rencana serta efisiensi saat melaksanakan rencana. Dengan
demikian dapat diketahui hal-hal yang perlu mendapat perbaikan lebih lanjut demi
menngkatkan citra perusahaan.
D. Sosialisasi
Menurut Schaefer (2007:96) mengungkapkan bahwa bila dipandang dari sosiologi,
sosialisasi Menurut kacamata Sosiologi, sosialisasi didefinisikan sebagaiproses dalam diri
seseorang ketika mereka belajar mengenai nilai dan norma yang terdapat dalam masyarakat,
sehingga mereka mampu memainkan peran masing –masing dengan tepat dalam masyarakat
(“socialization is the process through whichpeople learn attitudes, values, and actions
appropriate for members of a particular culture”).
Dengan adanya proses sosialisasi setiap masyarakat diharapkan dapat belajar untuk
mengetahui nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat sehingga mereka dapat bertindak
sesuai dengan nilai, norma dan keyakinan tersebut. Menurut Setiadi dan Kolip (2011:159)
mengatakan bahwa kegiatan sosialisasi dalam pelaksanaannya dapat dilakukan dengan tiga
cara, yakni dengan jalan represif yang menekankan pada pemberian hukuman, partisipatif yang
menekankan pada pemberian imbalan dan ekualitas yang menekankan pada kerjasama.
5. Hubungan Masyarakat
Hubungan masyarakat merupakan sebuah profesi yang saat ini menjadi profesi yang
posisinya sangat sentral dan penting dalam suatu organisasi atau perusahaan. Menurut Gregory
(2004:6) tugas dari profesional PR adalah berkomunikasi serta membangun hubungan dengan
publik organisasi tersebut. Pernyataan dari Gregory menunjukkan bahwa humas memiliki
peran yang sangat penting dalam organisasi karena berkewajiban untuk membangun suasana
positif dalam hubungan antar publik organisasi baik internal dan eksternal yang dapat
memengaruhi keberhasilan dan kesuksesan suatu organisasi. Hal tersebut tidaklah mudah
karena memahami setiap individu di lingkungan organisasi adalah hal yang sulit.

7
Peran Humas juga sangat menentukan perkembangan dan kemajuan sebuah organisasi. Hal
tersebut dapat diketahui bersama karena menurut van der Meiden dalam Rumanti (2005:204)
bahwa fungsi dari seorang utama humas adalah sebagai berikut:
a) Menumbuhkan, mengembangkan hubungan baik antara organisasi/perusahaan dengan
publiknya baik internal maupun eksternal.
b) Menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan meningkatkan partisipasi
publik.
c) Menciptakan opini publik yang menguntungkan organisasi/perusahaan dan publik.
Dari ketiga fungsi utama di atas terlihat jelas bahwa humas dapat menentukan perkembangan
dan kemajuan sebuah organisasi atau perusahaan. Terlebih lagi di era yang modern sekarang
ini, kedudukan humas di organisasi sudah seharusnya diposisikan secara langsung berdekatan
dengan manajemen puncak atau dengan kata lain diposisikan di jajaran terdepan dalam
organisasi. Hal tersebut dilakukan menimbang salah satu tugas dari humas sendiri ialah
mengorganisasi seluruh kegiatan komunikasi organisasi baik secara internal maupun eksternal.
Jadi terlihat jelas bahwa posisi humas sangat penting dan sentral dalam organisasi dan
perusahaan.
Hubungan masyarakat (humas) atau public relations dalam sebuah perusahaan memiliki
tujuan akhir dari kegiatan yang dilakukan untuk publisitas kepada masyarakat serta
membangun citra yang baik terhadap perusahaan tersebut.Cara-cara yang ditempuh pun dapat
dilakukan diantaranya dengan mengubah sikap, opini dan perilaku target sasaran dari humas,
yaitu bisa publik internal maupun publik eksternal. Salah satu yang paling penting adalah
mengelola opini publik.

8
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Planning (Perencanaan)
Planning (perencanaan) merupakan tahapan awal yang dilakukan Humas dalam menyususn
strategi komunikasi meliputi mengumpulkan data dan informasi (riset), menentukan target
sasaran dan menetapkan waktu pelaksanaan. Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi
1 Jakarta sebelum melakukan sosialisasi keselamatan harus mengawali dengan mengumpulkan
berbagai temuan data dan informasi mengenai titik-titik daerah rawan kecelakaan yang
diakibatkan oleh pelemparan batu dan penerobosan pintu perlintasan kereta api.
Humas juga selalu mengumpulkan informasi mengenai jumlah kecelakaan akibat dari kedua
kasus tersebut untuk dijadikan sebagai tolak ukur untuk perencanaan selanjutnya. Hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Suhandang (2012:142-158) bahwa tahapan awal dalam
melakukan strategi komunikasi adalah melakukan penelitian (research) yang dilaksanakan
untuk memperoleh fakta dan data yang ada pada publik dalam kegiatan mencari kebenaran.
Humas mengumpulkan seluruh informasi tersebut berkoordinasi dengan unit kerja lainnya
yaitu unit Pengamanan (PAM) Daerah Operasi 1 Jakarta. Koordinasi dengan PAM dilakukan
Humas karena kedua kasus yang terjadi tersebut berhubungan dengan masalah keamanan. Unit
PAM sendiri juga memiliki data-data yang dibutuhkan Unit PAM sendiri mendapatkan data
dan informasi mengenai kedua kasus kejadian tersebut berdasarkan laporan-laporan baik dari
PJL (Petugas Jaga Lintas) maupun dari laporan warga setempat dan RT RW yang lokasinya
berdekatan dengan lokasi kejadian. Humas terkait dengan jumlah aksi pelemparan batu dan
kecelakaan akibat menerobos pintu perlintasan kereta. Humas akan berkoordinasi dengan Unit
PAM terkait dengan segala sesuatunya mengenai kejadian gangguan Keamanan dan Ketertiban
(KAMTIB). Namun, humas tidak hanya berkoordinasi dengan unit PAM saja dalam
mengumpulkan data dan informasi sebelum melakukan sosialisasi. Humas PT Kereta Api
Indonesia Daerah Operasi 1 Jakarta juga berkoordinasi dengan unit-unit lainnya baik melalui
media sosial seperti grup WhatsApp, BBM atau tatap muka secara langsung.
Hal yang dilakukan selanjutnya dalam tahap perencanaan adalah menentukan target sasaran.
Humas dalam menentukan target sasaran pada kegiatan sosialisasi ini target sasarannya
sebenarnya adalah seluruh lapisan masyarakat yang bertempat tinggal dan melakukan aktivitas
sehari-hari yang berdekatan dengan jalur rel atau yang selalu melintasi rel kereta api. Hal ini
berkaitan dengan kedua kasus yang menjadi fokus sosialisasi yaitu pelemparan batu ke kereta

9
dan menerobos palang pintu perlintasan. Humas memfokuskan kembali target sasaran untuk
sosialisasi bahaya melempar batu yaitu anak-anak usia sekolah karena berdasarkan informasi
yang dikumpulkan para pelaku pelemparan batu itu didominasi oleh anak-anak usia sekolah
mulai dari SD hingga SMA. Humas memiliki asumsi bahwa dengan para pelaku yang masih
anak-anak, mereka belum mengetahui akan bahaya dari melempar batu ke kereta sehingga
diperlukan adanya edukasi kepada mereka.
Untuk sosialisasi keselamatan melintasi pintu perlintasan sebidang Humas menentukan
target sasarannya tentunya wilayah pintu perlintasan sebidang yang padat dengan para
pengendara bermotor dan berpotensi terjadinya kecelakaan akibat menerobos pintu perlintasan.
Pengendara bermotor memang menjadi target sasaran utama dari sosialisasi ini karena masih
banyak sekali kecelakaan kendaraan bermotor yang menerobos pintu perlintasan lalu menabrak
kereta api sehingga menimbulkan kerugian bagi banyak pihak.
B. Organizing (Pengorganisasian)
Humas Daerah Operasi 1 Jakarta yang dipimpin oleh Senior Manager ini
mengorganisasikan siapa saja pihak-pihak yang akan dilibatkan dalam kegiatan sosialisasi.
Senior manager juga mengorganisasikan bentuk-bentuk kegiatan seperti apa saja yang akan
diberikan kepada pihak-pihak yang dilibatkan tersebut. Selain itu pada tahapan ini juga Humas
Daerah Operasi 1 Jakarta menentukan media apa saja yang tepat untuk menyampaikan pesan-
pesan yang ada selama kegiatan sosialisasi ini. Humas Daerah Operasi 1 Jakarta
mempersiapkan pihak-pihak yang dilibatkan perwakilan dari PT Kereta Api Indonesia dalam
sosialisasi bahaya akan melempar batu yaitu Senior dan Junior Manager eksternal dan internal
serta Staf Humas bersama unit PAM Daerah Operasi 1 Jakarta. Selain pihak dari PT Kereta
Api Indonesia sendiri, pihak dari sekolah-sekolah yang akan dikunjungi sebagai lokasi tujuan
sosialisasi juga dilibatkan dalam tahapan organizing ini. Humas Daerah Operasi 1 Jakarta
dalam melakukan kegiatan sosialisasi bahaya pelemparan batu ke kereta api juga dibantu secara
sukarela oleh berbagai komunitas pecinta kereta api di antaranya adalah Railfans Daop 1 atau
lebih dikenal dengan nama RD One, Edan Sepur dan Indonesian Railway Preservation Society
yang lebih dikenal dengan IRPS. Humas Daerah Operasi 1 Jakarta juga melakukan hal yang
sama dalam menentukan pihak-pihak mana saja yang terlibat untuk sosialisasi keselamatan di
palang pintu perlintasan sebidang. Humas diwakili oleh Senior dan Junior Manager eksternal
dan internal serta Staf Humas bersama unit PAM Daerah Operasi 1 Jakarta. Berbagai
komunitas pecinta kereta api juga dilibatkan dalam sosialisasi untuk membantu jumlah
personel.

10
Hal yang dilakukan setelah semua sudah jelas pihak mana saja yang dilibatkan dan apa saja
bentuk kegiatannya, Humas Daerah Operasi 1 Jakarta menentukan media apa saja untuk
menyampaikan pesan-pesan yang ingin disampaikan pada saat pelaksanaan kegiatan
sosialisasi. Humas Daerah Operasi 1 Jakarta dalam melakukan kegiatan sosialisasi ini
membawa sebuah pesan yang harus tersampaikan dengan tepat kepada target sasaran, maka
dari itu menentukan media adalah hal yang penting agar pesan yang hendak disampaikan dapat
tersampaikan dengan baik kepada target sasaran. Kegiatan sosialisasi bahaya melempar batu
ke kereta pesan disampaikan secara tatap muka langsung dengan bantuan gambar dan juga
video tentang bahaya melempar batu bagi diri sendiri dan orang lain serta ajakan untuk
mematuhi peraturan yang berlaku. Jadi pada sosialisasi ini tidak ada media yang digunakan
hanya menggunakan alat bantu seperti microphone, menunjukkan gambar-gambar serta
mempertontonkan video. Humas Daerah Operasi 1 Jakarta juga tidak pernah mengundang
wartawan ataupun media untuk kegiatan sosialisasi bahaya pelemparan batu ke kereta ini.
Berbeda dengan sosialisasi bahaya melempar batu ke kereta, sosialisasi keselamatan terkait
menerobos palang pintu perlintasan sebidang menggunakan banyak media untuk
menyampaikan pesan. Humas Daerah Operasi 1 Jakarta mempersiapkan sejumlah media agar
pesan yang disampaikan bisa tersampaikan dengan baik dan tepat sasaran. Media yang
digunakan didominasi oleh media luar ruang. Media yang digunakan oleh Humas Daerah
Operasi 1 Jakarta di antaranya spanduk; poster; pin keselamatan dan stiker.
Media luar ruang tersebut merupakan media penyampaian pesan yang digunakan Humas
Daerah Operasi 1 Jakarta untuk menyampaikan pesan kepada para pengguna jalan raya yang
melintasi pintu perlintasan sebidang. Humas Daerah Operasi 1 Jakarta juga mengundang
berbagai wartawan ataupun media. Tidak ada klasifikasi tersendiri media mana saja yang
terpenting adalah ada perwakilan dari masing-masing media online, cetak, radio dan juga
televisi untuk mempublikasikan kegiatan sosialisasi keselamatan di pintu perlintasan sebidang
ini. Tujuannya adalah agar pesan-pesan yang disampaikan terkait bahaya menerobos pintu
perlintasan ini tidak hanya tersampaikan ke para pengendara bermotor di satu wilayah saja,
tetapi juga bisa terpublikasikan dan tersampaikan ke semua lapisan masyarakat di berbagai
daerah. Media cetak dalam hal ini surat kabar lokal dan nasional yang dimaksud adalah seperti
yang terlihat pada Gambar 19 yaitu ada Kompas, Koran Sindo, Koran Tempo, Jawa Pos, Warta
Kota, Pos Kota, Media Indonesia, Bisnis Indonesia, Suara Pembaruan, Rakyat Merdeka, Radar
Bogor, Republika dan The Jakarta Post. Meskipun keberadaan surat kabar saat ini berangsur-
angsur ditinggalkan oleh para pembacanya, namun surat kabar masih memiliki daya tarik
tersendiri karena memiliki lima karakteristik yaitu publisitas, periodisitas, universalitas,

11
aktualitas dan terdokumentasikan (Ardianto et al,2014:112).Media elektronik televisi juga
menjadi media yang selalu diundang oleh Humas Daerah Operasi 1 Jakarta ketika
melaksanakan kegiatan baik eksternal maupun internal. Pemilihan media televisi yang
diundang berdasarkan media yang sudah sering meliput dan mempublikasikan kegiatan-
kegiatan dari Humas Daerah Operasi 1 Jakarta sebelumnya. Mayoritas media televisi tersebut
adalah media-media nasional yang merupakan media yang memang mempublikasikan berita-
berita yang sedang terjadi di kehidupan sehari-hari. Media-media tersebut di antaranya adalah
tvOne, Net Tv, Antv, Mnc TV, RCTI, SCTV, iNews Tv, Indosiar, Metro Tv, Kompas Tv, CNN
dan Berita Satu.
C. Actuating (Pelaksanaan)
Tahapan actuating (pelaksanaan) pada strategi komunikasi ini dilaksanakan setelah
pengorganisasian sudah disepakati oleh semua pihak yang terlibat dalam melakukan suatu
kegiatan. Pada tahapan actuating atau pelaksanaan ini Humas Daerah Operasi 1 Jakarta
merancang sebuah pesan-pesan yang akan disampaikan pada target sasaran sosialisasi yaitu
semua masyarakat yang difokuskan pada anak-anak serta para pengguna jalan raya yang sering
melintas pintu perlintasan sebidang. Untuk sosialisasi keselamatan menerobos pintu
perlintasan kereta api sebidang, Humas Daerah Operasi 1 Jakarta melakukan treatment yang
sedikit berbeda dalam menyusun serta menyampaikan pesan. Humas Daerah Operasi 1 Jakarta
dalam menyusun serta menyampaikan pesan mempertimbangkan banyak hal seperti isi pesan
yang disampaikan, melalui media mana saja pesan disampaikan karena waktu yang terbilang
sebentar untuk melakukan satu kali sosialisasi.
Humas Daerah Operasi 1 Jakarta menyusun pesannya dengan cara memperbanyak gambar-
gambar yang ditampilkan pada media-media penyampaian pesan seperti spanduk, poster, pin
keselamatan serta stiker. Gambar-gambar tersebut menunjukkan akibat dari menerobos pintu
perlintasan kereta seperti hancurnya mobil serta motor akibat menerobos. Selain gambar, pada
media penyampaian pesan tersebut berisikan tulisan imbauan dan ajakan untuk berhenti dan
tidak untuk menerobos pintu perlintasan sebidang karena dapat membahayakan diri sendiri dan
orang lain.
Penyampaian pesan melalui berbagai media tersebut juga didukung dengan penyampaian
pesan secara langsung oleh Humas Daerah Operasi 1 Jakarta dibantu oleh unit PAM dan juga
komunitas dari pecinta kereta api menggunakan pengeras suara. Jadi Humas memadukan unsur
verbal dan nonverbal dalam melakukan sosialisasi ini. Tujuannya adalah agar pesan tersebut
bisa tersampaikan secara jelas kepada pengendara bermotor dalam waktu yang singkat tersebut.
Humas Daerah Operasi 1 Jakarta juga melakukan aksi teatrikal korban kecelakaan yaitu bekerja

12
sama dengan perwakilan dari komunitas kepala besera tangan diperban dan dipenuhi luka-luka.
Aksi teatrikal ini bertujuan untuk menarik perhatian para pengendara bermotor ketika sedang
berhenti dan menunggu kereta api melintas. Humas juga melakukan aksi teatrikal tersebut
karena bertujuan juga untuk menunjukkan kepada pengendara yang suka menerobos pintu
perlintasan bahwa menerobos pintu perlintasan itu nyawa taruhannya. Permasalahannya bukan
hanya nyawa diri sendiri tetapi juga orang lainHumas dalam menyampaikan pesan-pesan
sosialisasi menggunakan komunikasi bermedia. Hal tersebut seperti yang diungkapkan sudah
dijelaskan Effendy (2006:12) bahwa komunikator dalam menyampaikan pesan dapat memilih
media penyampaian pesan yang ingin digunakan yang terbagi menjadi dua yaitu komunikasi
bermedia massa dan komunikasi bermedia nirmassa. Humas dalam hal ini menggunakan media
massa seperti media cetak, online, televisi dan radio. Humas menjalin hubungan baik dengan
berbagai media tersebut tujuannya adalah agar sosialisasi yang dilakukan pesan-pesannya bisa
menjangkau masyarakat secara luas dalam waktu yang serentak. Sosialisasi dapat
dipublikasikan melalui media-media tersebut dengan tujuan masyarakat yang belum menerima
pesan sosialisasi secara langsung, bisa melihat melalui pemberitaan yang dilakukan oleh
media-media yang telah mempublikasikannya.
D. Controlling/Evaluating
Tahapan controlling dan evaluating ini tahapan yang dilaksanakan setelah keseluruhan dari
action plan sudah dilakukan untuk mengetahui pesan-pesan yang disampaikan dalam strategi
komunikasi sudah tersampaikan dengan baik dan tepat sasaran atau belum. Humas Daerah
Operasi 1 Jakarta juga melaksanakan tahapan pengawasan dan evaluasi ini untuk mengetahui
sudah berhasil atau belum kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan dan juga untuk mengetahui
serta memperbaiki kekurangan yang masih terjadi. Hal-hal yang menjadi kekurangan
diharapkan bisa diperbaiki untuk kegiatan sosialisasi selanjutnya.
Humas Daerah Operasi 1 Jakarta melakukan pengawasan untuk mengurangi dan mencegah
terjadinya lagi kasus-kasus pelemparan batu ke kereta serta kendaraan yang menerobos pintu
perlintasan. Humas mendapatkan informasi dari para pelaku pelemparan batu bahwa ternyata
alasan mereka melakukan aksi melempar batu tersebut hanya keisengan dan kesenangan
semata.
Humas Daerah Operasi 1 Jakarta selain melakukan pengawasan juga melakukan evaluasi
terhadap hasil kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan tersebut. Evaluasi dilakukan tujuannya
sama dengan pengawasan yaitu untuk mengetahui hal-hal apa saja yang masih menjadi
kekurangan dan perlu diperbaiki ke depannya. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui
keefektifan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh humas sesuai dengan program dan rencana

13
yang telah ada dan dipersiapkan sebelumnya. Tahap evaluasi juga bermanfaat untuk
mengetahui tepat sasaran atau tidak kegiatan yang dilakukan oleh Humas Daerah Operasi 1
Jakarta. Humas Daerah Operasi 1 Jakarta dalam hal ini juga selalu mendapatkan laporan dari
warga dan pihak keamanan setempat apabila ada yang melakukan aksi pelemparan batu.
Dengan begitu Humas Daerah Operasi 1 Jakarta akan lebih memfokuskan pengawasan lebih
di titik-titik yang sering menjadi lokasi pelemparan batu berdasarkan banyaknya laporan dari
warga. Selain itu juga, karena alasan para pelaku pelemparan batu itu adalah karena keisengan
maka Humas Daerah Operasi 1 Jakarta dalam melakukan sosialisasi selanjutnya adalah dengan
menyampaikan materi-materi yang bersifat edukatif dengan menunjukkan yang menurut anak
usia sekolah hanya keisengan ternyata melanggar undang-undang dan juga membahayakan
nyawa diri sendiri mauapun orang lain.
Untuk kasus menerobos pintu perlintasan, alasan para pelaku melakukan hal tersebut
mayoritas karena terburu-buru dan tidak sabaran. Para pelaku juga sama sekali tidak peduli
dengan keselamatan dirinya sendiri dengan tetap menerobos pintu perlintasan apabila sudah
terburu-buru. Evaluasi yang dilakukan oleh Humas Daerah Operasi 1 Jakarta di antaranya rapat
evaluasi, monitoring media serta penanganan lebih lanjut berupa tindakan. Penutupun
perlintasan liar menjadi salah satu langkah Humas Daerah Operasi 1 Jakarta dalam tahapan
controlling and evaluating untuk mengurangi hingga mencegah terjadinya kecelakaan serupa
dalam rangka mengatasi semakin bertambahnya kecelakaan di pintu perlintasan.

14
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A Kesimpulan
Tahap Planning (Perencanaan) yang dilakukan oleh Humas Daerah Operasi 1 Jakarta
meliputi pengumpulan informasi mengenai titik-titik rawan terjadinya pelemparan batu dan
menerobos pintu perlintasan yang akan dijadikan lokasi sosialisasi serta menentukan target
sasaran dari sosialisasi. Tahap Organizing(Pengorganisasian) meliputi menentukan pihak mana
saja yang akan terlibat dalam kegiatan sosialisasi ini dan seperti apa bentuk kegiatannya serta
menentukan media apa saja yang menjadi media penyampaian pesan dalam kegiatan
sosialisasi.
Tahap Actuating (Pelaksanaan) yang dilakukan Humas yaitu menyusun pesan-pesan yang
bersifat informatif dan edukatif disesuaikan dengan target sasaran sosialisasi. Humas dalam hal
ini menyampaikan pesan-pesan sosialisasi berupa bahaya yang diakibatkan melempar batu dan
menerobos pintu perlintasan melalui spanduk, poster dan secara langsung menggunakan
pengeras suara; menginformasikan UU yang mengatur; pemberian pin keselamatan dan stiker
serta melakukan aksi teatrikal untuk menarik perhatian dari target sosialisasi. Tahap
Controlinng and Evaluating, dengan mengetahui alasan para pelaku melakukan pelemparan
batu dan menerobos pintu perlintasan Humas kemudian memberikan instruksi kepada para
Petugas Jaga Lintas untuk selalu memonitor dan mengingatkan orang-orang yang berada di
sekitar rel untuk tidak melempar batu dan menerobos pintu perlintasan. Humas juga
mengadakan rapat evaluasi serta monitoring media untuk mengevaluasi hasil dari kegiatan
sosialisasi yang telah dilaksanakan untuk mengetahui hal apa saja yang masih menjadi
kekurangan dari pelaksanaan sosialisasi.
Humas Daerah Operasi 1 Jakarta tidak mengalami hambatan yang berarti ketika melakukan
sosialisasi. Hambatan yang terjadi lebih bersifat situasional dan cenderung bisa langsung
diatasi oleh Humas Daerah Operasi 1 Jakarta.
B. Saran
Saran untuk Humas Daerah Operasi 1 Jakarta untuk melakukan pengumpulan informasi
mengenai titik-titik rawan terjadinya pelemparan batu dan menerobos pintu perlintasan yang
akan dijadikan lokasi sosialisasi serta menentukan target sasaran dari sosialisasi.
Humas kemudian memberikan instruksi kepada para Petugas Jaga Lintas untuk selalu
memonitor dan mengingatkan orang-orang yang berada di sekitar rel untuk tidak melempar

15
batu dan menerobos pintu perlintasan. Humas juga mengadakan rapat evaluasi serta monitoring
media untuk mengevaluasi hasil dari kegiatan sosialisasi yang telah dilaksanakan untuk
mengetahui hal apa saja yang masih menjadi kekurangan dari pelaksanaan sosialisasi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bagas,Privariandito.(2018).STRATEGI KOMUNIKASI HUMAS PT KERETA API


DAERAH OPERASI 1 JAKARTA.Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan PolitikUniversitas Sebelas Maret.

17
LAMPIRAN

18

Anda mungkin juga menyukai