T1 - 672016281 - Full Text
T1 - 672016281 - Full Text
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Peneliti:
Reza Dwi Waskita (672016281)
Hendry, M.Kom., Ph.D.
Abstract
1
1. Pendahuluan
PT Datacomm Diangraha Adalah salah satu service provider ICT di
Indonesia. Fokus bisnis Datacomm adalah telko, pemerintahanan dan,
komputasi awan. Pada bisnis telko, Datacomm membangun dan menagani
operator jaringan di indonesia [1].
Untuk mengakomodir proses bisnis gudang logistik di bidang telko,
Datacomm masih melakukannya secara manual yaitu dengan menggunakan
Ms. Excel. Secara global, proses yang dilakukan dalam bagian logistik yaitu
diawali dengan mencatat data pelanggan yang memeberi proyek kepada PT.
Datacomm Diangraha kemudian mencatat apa saja barang – barang yang
diperlukan untuk kebutuhan proyek tersebut, lalu membeli barang – barang
yang diperlukan dalam proyek tersebut dari salah satu vendor.
Masalah yang muncul dari proses tersebut adalah proses pendataan
manual memerlukan waktu yang lama. Pengelolaan data tidak bisa dilakukan
oleh beberapa admin gudang pada waktu yang bersamaan, hanya bisa
digunakan oleh satu pengguna pada satu waktu, pembuatan laporan persediaan
barang sering tidak tepat waktu dari jadwal dikarenakan harus merekap data
penerimaan barang dan data pengeluaran barang. Penyampaian laporan
inventory ke departemen membutuhkan waktu yang lama, pengelolaan data
sering terjadi kesalahan dalam memasukan data, menghapus data, merubah
data tanpa bisa diketahui siapa pengguna yang telah melakukan kesalahan.
Ms. Excel juga tidak bisa menyimpan data dan informasi secara terpusat pada
suatu basis data, sehingga sering kali terjadi ketidaksesuaian antara informasi
yang didapat serta kehilangan data yang disebabkan oleh human error [2].
Agar pelaksanaan pengelolaan barang dalam logistik dapat terkelola dengan
efisien, maka Datacomm merancang suatu aplikasi berupa Sistem Inventory
berbasis web. Sistem Inventory barang ini akan menampung semua data dan
Informasi tentang barang - barang tersebut. Data dan Informasi ini nantinya
akan tersimpan secara terpusat pada suatu database.
Pada penelitian ini, dilakukan pembangunan sistem inventory
menggunakan PHP dengan Laravel Framework. Framework Laravel yang
merupakan Framework open source dengan menggunakan konsep MVC
(Model, View, Controller). Model pada Laravel merupakan representasi
struktur data yang memiliki fungsifungsi yang dapat digunakan untuk
mengelola basis data. View pada Laravel adalah bagian yang mengatur
antarmuka website agar pengguna dapat berinteraksi dengan aplikasi yang
dibuat. Controller pada Laravel merupakan bagian yang menjadi jembatan
antara Model dan View dengan mengirimkan permintaan dari View dan
menerima respons dari Model [3].
Sementara itu, agar kegiatan pengembangan sistem inventory ini dapat
menghasilkan sistem informasi yang berkualitas dalam waktu yang singkat,
dalam penelitian ini menggunakan agile development methods.
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini akan membahas
bagaimana pembangunan sistem inventory dengan menggunakan agile
development methods.
2
2. Tinjauan Pustaka
Terdapat beberapa penelitian terdahulu dalam mendukung penelitian
ini antara lain penelitian yang berjudul “Sistem Informasi Inventory Berbasis
Web di PT Autotech Indonesia”, pada penelitian ini bertujuan untuk
membangun sistem informasi inventory berbasis web yang dapat memberi
kemudahan perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya dalam bidang
logistic dan dapat diakses diakses dimanapun sesuai dengan kebutuhan [4].
Pada penelitian ini membuktikan bahwa pencatatan barang logistik yang
sebelumnya dilakukan secara manual yang banyak menimbulkan banyak
kendala dapat teratasi dengan membangun sistem inventory berbasis web.
Pada Penelitian yang berjudul “Web – Based Intelligent Inventory
Management System”, dimana pada penelitian ini bertujuan untuk membangun
sebuah sistem inventory berbasis web untuk mengintegrasikan beberapa
database, menyediakan koordinasi yang efektif dari semua database, dan
mengkomunikasikan informasi kembali ke database terpusat [5]. Pada
penelitian ini membuktikan bahwa perancangan sistem inventory berbasis web
dapat diterapkan di PT Datacomm Diangraha.
Pada penelitian yang berjudul “Sistem Manajemen Arsip
Menggunakan Framework Laravel dan Vue.Js (Studi Kasus : BPKAD
Provinsi Bali)”, dimana pada penelitian ini bertujuan untuk membangun
sebuah sistem manajemen arsip. Pada penelitian ini teknologi yang digunakan
adalah PHP dengan framework Laravel dan Vue.JS. Laravel digunakan karena
memiliki berbagai macam fitur yang memudahkan proses pengembangan
sistem, sedangkan Vue.Js digunakan karena kemampuannya yang dapat
membuat tampilan halaman menjadi lebih reaktif [3]. Pada penelitian ini
membuktikan bahwa pembuatan sebuah sistem informasi dapat dibangun
menggunakan php dengan framework laravel.
Pada penelitian yang berjudul “Agile Software Development
Methodology”, dimana pada penelitian ini membahas tentang Agile
memberikan banyak manfaat dibandingkan metodologi waterfall. Agile
mencoba menyederhanakan proses perencanaan dan estimasi perangkat lunak
dengan menguraikan persyaratan yang besar menjadi tugas-tugas kecil
individu. Menganalisis tugas-tugas kecil memungkinkan tim untuk lebih
akurat memprediksi tingkat upaya yang diperlukan untuk menerapkan
perubahan [6]. Pada penelitian ini membuktikan bahwa Agile Development
dapat membangun sebuah sistem dalam waktu yang singkat.
Berdasarkan beberapa penelitian yang telah membahas mengenai
Sistem Inventory serta alat dan metodology untuk membangun sistem tersebut,
disusunlah penelitian “Perancangan Aplikasi Sistem Inventory Berbasis Web
Menggunakan Metode Agile Develpoment di PT Datacomm Diangraha”.
Penelitian ini akan menghasilkan sebuah sistem inventory yang dapat berjalan
pada platform desktop sehingga akan memudahkan dalam penggunaannya.
Dalam perancangannya, digunakan Laravel Framework yang mudah dipelajari
serta memiliki dokumentasi yang lengkap dan jelas.
3
3. Metode Penelitian
Menurut Pressman Agile software development methods merupakan
sekumpulan metodologi pengembangan perangkat lunak yang berbasis pada
pengembangan iteratif, di mana persyaratan dan solusi berkembang melalui
kolaborasi antar tim yang terorganisir. Sementara Sommerville
mengemukakan metode agile merupakan metode pengembangan incremental
yang fokus pada perkembangan yang cepat, perangkat lunak yang dirilis
bertahap, mengurangi overhead proses, dan menghasilkan kode berkualitas
tinggi dan pada proses perkembangannya melibatkan user secara langsung [7].
Metode agile terdiri dari empat tahapan yang meliputi timebox planning ,
iteration , demonstration dan, resproctive meeting seperti terlihat di Gambar 1.
4
Gambar 2. Activity Diagram Proses Bisnis Barang Masuk Sistem Berjalan
5
pertama project manager membuat suatu proyek yang berisi daftar barang
apa saja yang dibutuhkan di project tersebut. Daftar barang tersebut
dikirim ke admin gudang untuk dicek apakah stok barang tersedia atau
tidak. Kemudian admin gudang menyiapkan barang yang diminta sesuai
project, setelah itu barang dikirim sesuai alamat yang ada di project
tersebut.
Berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap sistem berjalan di atas,
ditemukan beberapa kelemahan sebagaimana pada tabel di bawah ini
disertai usulan solusi, sebagai berikut :
Tabel 1. Analisis Sistem Berjalan dan Usulan Solusi
1 Input data dan Hal ini dipandang tidak Admin menginput data
Update data efisien karena tidak ada melalui website.
masih dilakukan error handling yang Didalam website
dengan manual. kemungkinan bisa terdapat error handling
terjadi salah input data. yang dapat
Mengingat data gudang memnimalisir
sangat banyak. Ms. kesalahan. Data akan
Excel juga tidak bisa tersimpan secara
menyimpan data dan terpusat pada suatu
informasi secara database
terpusat pada suatu basis
data.
6
Gambar 4. Use Case Diagram Admin Gudang
7
Gambar 5 menjelaskan bahwa terdapat aktor bernama project
manager yang mempunyai hak untuk mengelola menu warehouse,
supplier, project, product, dan shipping. Di setiap menu project manager
bisa melakukan menambahkan, menyunting dan, menghapus data. Untuk
bisa mengakses hak tersebut project manager harus login terlebih dahulu.
Pada Gambar 6, 7 dan, 8 merupakan activity diagram sistem usulan
yang menjelaskan aktivitas memasukkan data.
8
web service akan menyimpan data jika tidak maka akan kembali ke
tampilan menu product.
9
Gambar 8. Activity Diagram Proses Bisnis Barang Keluar (Create Shipping)
10
3. Demonstration
Di tahap ketiga pengembang mulai memperkenalkan model yang
akan diterapkan. Umumnya evaluasi sistem akan melibatkan pengujian
model dan user requirement sebelum sistem disampaikan kepada user.
Menunjukkan fitur-fitur software yang telah dibangun untuk dievaluasi
oleh user sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. User disini adalah
admin gudang.
4. Retrospective Meeting
Retrospektif adalah pertemuan yang diadakan setelah pengiriman
produk untuk membahas apa yang terjadi selama proses pengembangan
dan rilis produk, dengan tujuan untuk meningkatkan hal-hal di masa depan
berdasarkan pembelajaran dan percakapan tersebut.
11
Gambar 10. Dashboard
Gambar 10 merupakan halaman dashboard yang berisi ringkasan
jumlah data dari setiap menu yang ada. Terdapat kalender yang berfungsi
untuk pembuatan event atau penanda di tanggal tertentu. Untuk melihat daftar
barang atau memasukkan data barang pilih menu product. Adapun tampilan
daftar barang yang ada di gudang seperti terlihat di Gambar 11.
12
Gambar 12. Halaman Create Product
Gambar 12 merupakan tampilan form yang harus diisi untuk
menambahkan data product. Kolom supplier merupakan combo box yang
mengambil data dari menu supplier. Kolom warehouse merupukan combo box
yang mengambil data dari menu warehouse. Kolom serial number merupakan
kolom yang menampung serial – serial barang, biasanya satu barang
mempunyai banyak serial number. Apabila data yang dimasukkan sudah
benar maka sistem akan menyimpan , jika tidak akan keluar notifikasi gagal
dan diteruskan ketampilan product kembali. Proses bisnis selanjutnya yaitu
pembuatan project. Adapaun tampilan halaman project terlihat di Gambar 13.
13
Gambar 14. Halaman Create Project
Gambar 14 merupakan tampilan form yang harus diisi untuk
menambahkan data project. Kolom no. Project otomatis terisi oleh sistem dan
tidak bisa diisi manual. Kolom warehouse destination merupukan combo box
yang mengambil data dari menu warehouse. Tombol add Data merupakan
tombol untuk menambahkan produk-produk apa saja yang dibutuhkan dalam
projek tersebut. Apabila data yang dimasukkan sudah benar maka sistem akan
menyimpan , jika tidak akan keluar notifikasi gagal dan diteruskan ketampilan
project kembali. Proses bisnis selanjutnya adalah barang keluar atau shipping.
Adapaun tampilan halaman shipping terlihat di Gambar 15.
14
Gambar 16. Halaman Create Shipping
Gambar 16 merupakan tampilan form yang harus diisi untuk
menambahkan data shipping. Kolom no. Project otomatis berisi projek mana
yang akan di pilih. Kolom shipping product merupakan form yang berisi
barang apa yang akan dikirim berdasarkan no. Project yang sudah dipilih
sebelumnya. Kolom project name akan terisi otomatis sesuai no. Project yang
dipilih. Kolom shipping type merupakan jenis pengiriman yang berisi dalam
kota dan luar kota. Jika project tersebut akan dikirim didalam kota sistem akan
otomatis membuat kode unik untuk kolom shipping code, jika luar kota kolom
shipping code akan digantikan dengan kolom Airwaybill Number dan muncul
kolom baru yaitu Expedition Name. Kolom Airwaybill Number merupakan
nomor resi barang yang dikirim. Kolom Expedition name merupakan nama
expedisi yang dipilih untuk mengirim produk. Kolom warehouse merupakan
kolom gudang pengirim. Warehouse destination merupakan gudang yang
dituju. Kolom Shipping Date Sent merupakan tanggal pengiriman. Kolom
Shipping Date Receive tanggal barang diterima. Kolom PIC merupakan nama
orang yang menerima barang tersebut. Apabila data yang dimasukkan sudah
benar maka sistem akan menyimpan , jika tidak akan keluar notifikasi gagal
dan diteruskan ketampilan shipping kembali.
Untuk memastikan Sistem Inventory telah berjalan sebagaimana
mestinya, maka dilakukan pengujian sebelum nantinya digunakan oleh PT
Datacomm Diangraha. Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk membuat
sistem ini agar tidak mengalami kerusakan saat digunakan oleh pengguna.
Untuk memastikan bahwa sistem inventory berjalan sesuai dengan fungsi yang
diharapkan serta sesuai dengan system requirment yang didefinisikan di awal,
maka dilakukan pengujian menggunakan black box testing. Black box testing
merupakan pengujian perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa
menguji desain dan kode program untuk mengetahui apakah fungsi, masukan
dan keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan
[9]. Hasil pengujian black box dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 4 dan, Tabel
5.
15
Tabel 2. Rancangan Pengujian
Tabel 3 menunjukkan bahwa uji black box pada menu create product
sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna dikarenakan ketika pengguna
berhasil memasukkan data product maka akan muncul notifikasi bahwa data
berhasil disimpan.
16
Tabel 4 menunjukkan bahwa uji black box pada menu create project
sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna dikarenakan ketika pengguna
berhasil memasukkan data project maka akan muncul notifikasi bahwa data
berhasil disimpan.
5. Kesimpulan
Penerapan agile development methods dalam pengembangan sistem
pada PT Datacomm Diangraha, dapat menghasilkan sistem informasi yang
berkualitas dalam waktu yang singkat. Adapun berdasarkan hasil uji black
box yang telah dilakukan maka didapatkan bahwa sistem inventory yang
dibangun dapat mengakomodasi proses bisnis dalam bidang inventory
perusahaan yaitu proses barang masuk dan barang keluar.
17
6. Daftar Pustaka
[1] “Datacomm Diangraha.” [Online]. Available:
https://www.datacomm.co.id/id/. [Accessed: 27-Jul-2020].
[2] E. Mufida et al., “RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI
INVENTORY PADA SALONKECANTIKAN,” vol. 3, no. 3, pp. 99–102,
2019.
[3] I. K. Aditya, H. Putra, D. Pramana, N. Luh, and P. Srinadi, “Sistem
Manajemen Arsip Menggunakan Framework Laravel dan Vue . Js ( Studi
Kasus : BPKAD Provinsi Bali ),” pp. 97–104.
[4] N. Sudarsono, S. Tasikmalaya, and J. R. E. Martadinata, “Sistem Informasi
Inventory Berbasis Web di PT Autotech Indonesia,” pp. 73–84, 2017.
[5] I. Journal and T. Akure, “Web – Based Intelligent Inventory Management
System,” vol. 1, no. 4, pp. 164–173.
[6] C. Science, “Agile software development methodology,” vol. 2, no. 1, pp.
22–27, 2015.
[7] I. Mahendra, D. Tresno, and E. Yanto, “AGILE DEVELOPMENT
METHODS DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
PENGAJUAN KREDIT BERBASIS WEB ( STUDI KASUS : BANK BRI
UNIT KOLONEL SUGIONO ),” vol. 1, no. 2, pp. 13–24, 2018.
[8] Office of the Goverment Chief Information Officer, “PRACTICE GUIDE
FOR AGILE SOFTWARE DEVELOPMENT,” Gov. Hong Kong Spec.
Adm. Reg., no. March, 2015.
[9] W. N. Cholifah, S. M. Sagita, and S. Knowledge, “PENGUJIAN BLACK
BOX TESTING PADA APLIKASI ACTION & STRATEGY BERBASIS
ANDROID,” vol. 3, no. 2, pp. 206–210, 2018.
18