Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM KULTUR JARINGAN

“PEMBUATAN LARUTAN STOK”

Dosen Pengampu : Prof. Dr. Siti Harnina Bintari, M. S..

Nama : Rifda Azkiatus Salamah

NIM : 4411418014

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2020
“PENGENALAN ALAT DAN BAHAN”

I. Tujuan
Mengetahui dan melatih keterampilan cara pembuatan larutan stock dan medium kultur
jaringan tumbuhan, khususnya medium MS
II. Alat dan Bahan
Alat

 Timbangan analitik
 Erlen meyer 200cc, 500cc, 1000cc
 Pengaduk
 Pipet
 Kompor gas
 Autoklaf
 pH meter
 Kertas label

Bahan
Hormon
Zat-zat kimia untuk pembuatan media MS seperti pada tabel
III. Dasar Teori
IV. Cara Kerja
Preparasi Medium MS
Larutan Stok A, B, C, D (Makronutrien)
Buat larutan stok makronutrien dengan kepekatan 10x masing-masing sebanyak 500Ml.
Timbang NH4NO3, KNO3, CaCl2, MgSO4, KH2PO4 masing-masing sesuai takaran
pada Tabel 1.
Masukkan 250 mL akuades ke dalam gelas beker 500 mL kemudian masukkan satu jenis
senyawa makronutrien, sambal diaduk tambahkan aquades steril hingga volumenya 500
mL dan aduk hingga membentuk larutan homogeny
Masukkan larutan stok ke dalam botol steril dan ditutup rapat

Larutan Stok E (Mikronutrien)


Buat larutan stok mikronutrien
V. Hasil Pengamatan
VI.
No Nama Alat/Bahan Fungsi SOP (untuk Dokumentasi
. beberapa alat)
1. Erlenmeyer Digunakan untuk
tempat
pembuatan
larutan stok

2. Petridish Digunakan
sebagai tempat
penanaman media

3. Gelas benda Untuk membuat


larutan stok

4. Timbangan Mengukur massa 1. Sebelum


analitik kecil dalam menimbang
rentang sub- o Perhatikan
miligram apakah betul-
betul neraca
diletakkan
mendatar
dengan
melihat water
pas pada
neraca.
o Neraca harus
selalu berada
dalam posisi
terkunci
sebelum
digunakan.
o Piring neraca
bersih dan
pintu
timbangan
tertutup.
o Tombol
pengontrol
dan
mikrometer
berat harus
berada dalam
posisi nol.
2. Meletakkan
timbangan dalam
posisi nol
o Dalam
keadaan
tanpa beban,
pintu
timbangan
tertutup
semua
tombol
pengontrol
berat pada
posisi nol.
o Kunci
dilepaskan
dalam
keadaan
beban penuh.
o Kalau skala
optik telah
berhenti
bergerak,
amati
penunjuk
skala nol
dengan
pengatur nol.
o Kembalikan
tombol
pengunci ke
posisi semula
3. Meletakkan
beban
o Neraca dalam
posisi
terkunci,
letakkan
beban
ditengah
piring neraca.
Gunakan
pinset
(penjepit).
Tangan
jangan masuk
ke dalam
ruang neraca
untuk
menghindari
perubahan
suhu atau
kelembaban
yang lebih
besar.
o Tutup pintu
timbagan
begitu selesai
meletakkan
bahan.
o Jangan
meletakkan
bahan kimia
atau contoh
analisa
langsung
pada piring
timbangan,
gunakan
cawan, kertas
saring atau
gelas arloji.
4. Penimbangan
bahan
o Lepaskan
tombol
pengunci
dalam posisi
setengah
terkunci.
o Dengan
tombol
satuan gram
cari berat
kasar dari
beban
o Kalau beban
lebih besar
dari 10 gram,
gunakan
tobol puluhan
gram sampai
terlihat skala
bergerak
bebas.
o Kembalikan
tombol
pengunci ke
posisi
terkunci.
Setelah
berhenti
sejenak,
lepaskan
tombol
pengunci
pada posisi
bebas penuh.
o Setelah skala
berhenti,
pembacaan
yang tepat
diatur oleh
micrometer.
o Jumlah gram
langsung
dibaca
disebelah kiri
tanda titk dan
angka
disebelah
kanan, titik
dibaca
dengan
nonius atau
dengan cara
lain
tergantung
jenis
timbangan.
Ada yang
sampai empat
angka
dibelakang
titik.
5. Selesai
menimbang
o Tuliskan
angka hasil
penimbangan
pada catatan.
o Kembalikan
tombol
pengunci
dalam posisi
terkunci.
o Ambil bahan
(sampel) dari
piring
timbangan.
o Kembalikan
semua
tombol
pemberat ke
posisi nol.
5. Shaker Mengocok bahan o Sambungkan
kimia agar ke sumber
homogen yang listrik, lalu
membutuhkan tekan tombol
suhu dan ON yang
kecepatan putaran terletak di
yang konstan samping
(tidak berubah). kanan alat.
o Letakkan
tabung
erlenmeyer
50 ml, 100
ml, atau 250
ml berisi
sampel
diantara 2
batang
penahan
(holder) dan
jepit sampai
rapat.
o Aturlah
Waktu
(TIME),
Kecepatan
(RPM), dan
Suhu
(TEMP)
sesuai
keinginan.
o Gunakan
tombol (+)
untuk
menambah
dan (-) untuk
mengurangi.
o Tekan tombol
berwarna
putih di
samping kiri
(+) untuk
memulai
(START).
6. Hot plate memanaskan o Pastikan alat
campuran/sampel pada posisi
datar / rata
dan aman.
o Sambung
socket kabel
ke power.
o Untuk
menghidupka
n putar ke
posisi ON.
o Untuk
pengadukan
putar sampai
lampu stir
menyala
sesuai yang
o diinginkan,
tanda 1
( lambat ) s.d
tanda 10
( cepat ).
o Untuk
pemanas
putar sampai
lampu heat
menyala
sesuai yang
diinginkan,
o tanda 1
( kurang
panas) s.d
tanda10
( sangat panas
).
o Cara
mematikan,
Kembalikan
stir dan heat
ke posisi
terendah.
o Putar tombol
ke posisi OFF
sampai
lampunya
mati.
o Kemudian
socket kabel
dilepas atau
dicabut dari
power /
listrik.
7. Kertas pH Menentukan
asam basa suatu
larutan

8. Autoklaf Mensterilisasi o Kabel power


suatu benda terhubung
menggunakan kabel kontak.
uap bersuhu dan o Tekan tombol
bertekanan tinggi power yang
selama kurang ada di bawah
lebih 15 menit alat dan
pastikan nyala
lampu
berwarna
hijau.
o Tunggu
sampai
tampilan layar
muncul
tulisan
“Runyes”
o Tekan tombol
menu
o Pilih tombol
select untuk
memilih
waktu
pengeringan.
o Letakkan alat
yang akan
disterilisasi di
atas
tray,kemudian
masukkan ke
dalam alat
sterilisasi.
o Tutup pintu
alat sampai
terdengar
bunyi “Bip”
o Setelah terisi
semua tekan
tombol “Start”
di menu
tombol
o Tunggu
sampai layar
alat sterilisasi
muncul
tulisan “End”
o Buku tutup
Autoclave
tekan tombol
“Power”
untuk
mematikan
alat
9. Pinset Alat bantu pick
atau angkat yang
digunakan untuk
menghindari
tangan dari
kontak yang tidak
diinginkan

10. Scapel Menginsisi kulit


dan memotong
jaringan secara
tajam

11. Spatula Sendok kecil


untuk mengambil
bahan kimia agar
tangan tidak
terkontaminasi
12. Dettol Cairan antiseptik
yang dapat
digunakan untuk
untuk
pertolongan
pertama, medis
dan kebersihan
pribadi
13. Sunlight Pembersih ampuh
yang membuat
peralatan
laboratorium
menjadi lebih
mudah
dibersihkan

14 Bayclean Cairan
desinfektan
karena ia bersifat
antiseptik yakni
mampu
membunuh atau
pun mengurangi
jumlah kuman
(mikroorganisme)
.
15 Tween 20 Deterjen atau
pengemulsi dan
agen pelarut
membran sel

16. Agar Substrat yang


sangat baik untuk
memisahkan
mikroorganisme,
sehingga masing
– masing jenisnya
tumbuh terpisah
17. Bakterisida Bahan atau
substansi yang
dapat membunuh
bakteri

18. Fungsisida Bahan atau


substansi yang
dapat membunuh
fungi
19. Aquades Pencampur zat
pada saat
melakukan
praktek kimia di
laboratorium,
reagent, dan
pembersih dari
alat-alat
laboratorium
20. Myoinositol Myoinositol
sangat
dibutuhkan dalam
pertumbuhan dan
perkembangan
tanaman, serta
banyak
digunakan dalam
pembuatan media
kultur in vitro
21. Media MS Salah satu bahan
yang digunakan
untuk hampir
semua macam
tanaman pada
teknik kultur
jaringan

22. Media WPM Salah satu bahan


yang dgunakan
untuk kultur
jaringan khusus
tumbuhan
berkayu

23. ZPT: 2,4-D, digunakan pada


teknik kultur
jaringan tanaman
karena bersifat
stabil tidak
mudah rusak oleh
cahaya maupun
pemanasan saat
sterilisasi.
24. ZPT: IAA Untuk
mendorong
pemanjangan sel
pada media
kultur, namun
jika
konsentrasinya
kurang maka
dapat
menghambat
pemanjangan sel
25. ZPT: NAA, berfungsi dalam
menginduksi
pembentangan sel
dan inisiasi
pengakaran

26. ZPT: Picloram, digunakan dalam


menginduksi
kalus.
Picloramdapat
menginduksi
kalus lebihcepat
dibandingkan
dengan jenis
auksin lainnya
27. ZPT: Kinetin, berperanan dalam
mempengaruhi
pertumbuhan dan
diferensiasi akar,
mendorong
pembelahan sel
dan pertumbuhan
secara umum,
mendorong
perkecambahan
dan menunda
penuaan.
28. ZPT: BAP berfungsi
meningkatkan
pembelahan sel,
proliferasi pucuk,
dan morfogenesis
pucuk

29.
Alkohol 96% Digunakan untuk
keperluan medis
dan non medis,
seperti, sterilisasi
alat-alat medis,
antiseptik,
pelarut, dan
bahan baku atau
tambahan dalam
keperluan
praktikum
30. Alkohol 70% Antiseptik
(membunuh atau
menghambat
pertumbuhan
mikroorganisme),
untuk
membersihkan
luka dan
pembersih alat-
alat medis
31. Laminar Air Flow Digunakan o Nyalakan
sebagai meja lampu UV,
kerja steril untuk minimum
kegiatan selama 30
inokulasi/ menit,
penanaman sebelum
laminar air
flow
digunakan.
Hindarkan
sinarnya dari
mata.
o Siapkan
semua alat-
alat steril
yang akan
dipergunakan.
Alat-alat yang
dimasukkan
ke dlam
laminar air
flow cabinet,
disemprot
terlebih
dahulu
dengan
alcohol 70%
atau spiritus.
o Meja dan
dinding
dalam LAF
disemprot
dengan
alkohol 70%
atau dengan
spiritus untuk
mensterilkan
LAF.
o Blower pada
LAF
dihidupkan
untuk
menjalankan
air flow.
o Nyalakan
lampu dalam
LAF.
o LAF sudah
siap untuk
digunakan.
32. Lemari bahan Tempat
mikro dan makro menyimpan
bahan-bahan
laboratorium baik
yang berukuran
mikro maupun
makro

33. Kulkas Digunakan untuk


penyimpan stock menyimpan stok
bahan bahan yang akan
digunakan untuk
proses kultur

34. Kulkas Digunakan untuk


Penyimpan Bahan menyimpan
dan larutan Stock bahan dan larutan
stok
35. Enkas Sebagai tempat
penanaman
mikroba.
Pengerjaan
sampel dengan
aseptis dan
menekan udara
bebas.

36. Rak Menyimpan dan


meletakkan alat
laboratorium

37. AC Menstabilkan
suhu dan
kelembapan
udara di suatu
ruangan. Alat ini
digunakan untuk
mendinginkan
atau
memanaskan,
tergantung
kebutuhan
38. Lampu LED Menerangi
ruangan
laboratorium

39. Thermohigromete Mengukur suhu


r dan kelembaban
di suatu tempat
baik itu indoor
(dalam ruangan)
maupun outdoor
(luar ruangan).
VII. Pembahasan
Kultur jaringan adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti
sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dalam kondisi aseptik, sehingga bagian
tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali.
Kultur jaringan banyak dimanfaatkan dalam bidang pertanian seperti penyediaan bibit
dalam jumlah besar, menghasilkan bibit unggul, mengasilkan bibit yang bebas hama dan
penyakit, dan memperbaiki sifat-sifat tanaman. Kultur jaringan merupakan salah satu cara
yang efisien untuk menghasilkan senyawa metabolit sekunder yang berkhasiat obat.
Kultur jaringan dapat digunakan sebagai metode alternatif untuk memperoleh metabolit
sekunder, karena dapat 5 dilakukan modifikasi media, zat pengatur tumbuh, sumber
karbon untuk menghasilkan metabolit yang diinginkan. Keuntungan lain penggunaan
kultur jaringan ini untuk produksi alkaloid adalah produksinya dapat diatur, kualitas dan
hasil produksi lebih konsisten, biaya produksi lebih kecil, dan mengurangi penggunaan
lahan.
Pada praktikum kali ini praktikan mengamati alat dan bahan apa saja yang digunakan
dalam laboratorium kultur jaringan beserta fungsi dan dokumentasinya. Bahan yang
digunakan dalam Laboratorium Kultur Jaringan meliputi dettol, sunlight, bayclin, tween
20, agar, bakterisida, fungisida, akuades, myoinositol, media MS, media WPM, ZPT: 2,4-
D, Picloram, IAA, NAA, Kinetin, BAP, alkohol 96%, alkohol 70%. Bahan tersebut
memiliki kegunaan yang bervariasi, diantaranya Dettol, Sunlight, dan Bayclean
digunakan sebagai pembersih/desinfektan. Tween 20, agar, media MS, media WPM,
ZPT: 2,4-D, Picloram, IAA, NAA, Kinetin, dan BAP merupakan bahan yang digunakan
sebagai media kultur jaringan. Sedangkan fungisida dan bakterisida merupakan bahan
yang digunakan untuk mencegah tumbuhnya mikroorganisme pengganggu pada media
kultur.

Bahan-bahan yang diperlukan dan biasa digunakan dalam metode kultur jaringan
adalah media MS (Murashige and Skoog), yang terdiri dari makronutrien, mikronutrien,
vitamin, iron, zat pengatur tumbuh (ZPT), myoinositol, sukrosa dan agar. Bahan-bahan
seperti makronutrien, mikronutrien, vitamin, zpt, dan iron biasanya dibuat dalam bentuk
larutan stok (media yang lebih pekat), sehingga pada saat akan membuat media, cukup
mengambil larutan stok yang sudah dibuat. Pembuatan stok bertujuan untuk
mempermudah dibandingkan setiap kali membuat media harus menimbang (Edhi Sandra,
2013). Pada pembuatan stok media, pemberian label pada botol larutan stok juga jangan
sampai lupa dan harus benar agar mempermudah pada saat akan membuat media kultur.
Selain media kultur jaringan, ada beberapa bahan yang digunakan untuk sterilisasi
eksplan, diantaranya adalah detergen, alkohol, clorox, aquadest steril, dan spiritus yang
dapat digunakan untuk sterilisasi permukaan LAF atau untuk cairan dalam Bunsen.

Alat-alat yang digunakan juga bervariasi seperti alat-alat kaca (gelas ukur, petridish,
dll), timbangan analitik, shaker, hot plate, kertas pH, autoklaf, pinset, scalpel, spatula,
laminar air flow, lemari bahan mikro dan makro nutrient, kulkas penyimpan stock bahan,
kulkas penyimpan bahan dan larutan stock, enkas, rak, AC, lampu LED, dan
thermohigrometer. Kegunaan alat-alat tersebut bervariasi sesuai dengan fungsinya, alat-
alat kaca, pinset, scalpel, dan spatula merupakan alat kerja yang digunakan dalam
mengkultur jaringan. Timbangan analitik dan thermohighrometer merupakan alat ukur
dalam praktikum. Kulkas penyimpan bahan dan larutan stock, rak, serta kulkas
penyimpan stock bahan digunakan sebagai tempat penyimpanan, dan lain sebagainya.

Pembagian ruangan dalam Laboratorium Kultur Jaringan dibagi menjadi 5 ruangan,


terdiri dari Ruang Asistensi, Ruang Bahan Kimia, Ruang Transfer, Ruang Inkubasi dan
Green House. Pada Ruang Asistensi yang disebut juga Ruang Persiapan merupakan
ruangan yang mempunyai 3 fungsi dasar yaitu untuk membersihkan alat-alat (alat-alat
gelas seperti petri, botol, dll), persiapan dan sterilisasi media, dan penyimpanan alat-alat
gelas. Sebuah bak untuk mencuci yang dilengkapi dengan kran untuk aliran air mengalir
juga diperlukan untuk membersihkan alat-alat berbahan gelas. Selain itu diperlukan meja
yang permukaanya dilapisi dengan bahan yang mudah dibersihkan. Peralatan selanjutnya
yang digunakan dalam ruang preparasi adalah lemari es untuk menyimpan larutan stok
dan beberapa media, timbangan analitik, autoclave, pH meter, magnetic stirrer, destilator
(Hartmann dkk., 1997). Selain alat di atas, ruangan ini juga 3 dilengkapi dengan alat-alat
seperti Hot plate dengan magnetic stirer,Oven, pH meter , kompor gas, labu takar, gelas
piala, erlenmeyer, pengaduk gelas, spatula, petridish, pipet, botol kultur, pisau scalpel.

Ruang penanaman merupakan ruang yang digunakan untuk isolasi, inokulasi dan
subkultur (penjarangan) pada kondisi steril yang di dalamnya terdapat lemari kaca atau
kabinet yang disebut Laminar Airflow (LAF). Laminar Airflow ini digunakan untuk
pemotongan eksplan, melakukan penanaman dan subkultur. Akan tetapi jika tidak ada
LAF yang memadai, tahap isolasi (pemotongan eksplan) dapat dilakukan di antara kertas
saring steril. Sangat dianjurkan untuk menggunakan jas laboratorium yang bersih selama
tahap persiapan dan mensterilkan tangan dengan alkohol 96% (Pierik, 1987). Alat-alat
seperti scalpel, gunting dan alat-alat inokulasi lainnya harus disterilkan dengan alkohol
96% dan dilanjutkan dengan pemanasan di atas api bunsen. Lampu ultraviolet (UV) juga
digunakan untuk mensterilkan ruang, sebelum LAF digunakan. Pemotongan eksplan juga
dilakukan di dalam LAF yang kemudian dilanjutkan dengan beberapa tahapan sterilisasi
sebelum ditanam pada media kultur. Selama inokulasi atau penanaman, botol yang berisi
media padat pada prinsipnya pada kondisi horisontal, hal ini dilakukan untuk mengurangi
kontaminasi, terutama ketika tidak bekerja dalam LAF. Subkultur atau tahap penjarangan
juga dilakukan dalam LAF, dan merupakan tahapan yang perlu dilakukan pada metode
kultur jaringan. Ada beberapa alasan perlu dilakukannya subkultur, diantaranya yaitu
nutrisi media yang semakin lama semakin berkurang, munculnya browning atau media
agar menjadi kecoklatan karena jaringan tanaman kadang mengeluarkan senyawa toksik,
atau eksplan membutuhkan tahap perkembangan lebih lanjut.

Growing area (Ruang Inkubasi) merupakan ruang pertumbuhan atau ruang


penyimpanan hasil kultur pada kondisi cahaya dan temperatur yang terkontrol. Ruang
pertumbuhan ini terdiri dari rakrak yang biasanya terbuat dari kaca dan digunakan untuk
meletakkan botol-botol kultur setelah proses penanamanan pada ruang isolasi di dalam
LAF. Rak-rak yang digunakan untuk inkubasi dilengkapi dengan lampu neon di atasnya
sebagai sumber cahaya. Sedangkan ruang pertumbuhan dalam kultur jaringan dilengkapi
dengan Air conditioner (AC) untuk mengontrol suhu ruang

VIII. Kesimpulan

- Alat yang terdapat dalam Laboratorium Kultur Jaringan meliputi alat-alat kaca
(gelas ukur, petridish, dll), timbangan analitik, shaker, hot plate, kertas pH, autoklaf,
pinset, scalpel, spatula, laminar air flow, lemari bahan mikro dan makro nutrient,
kulkas penyimpan stock bahan, kulkas penyimpan bahan dan larutan stock, enkas,
rak, AC, lampu LED, dan thermohigrometer. Sedangkan bahan yang digunakan
terdiri dari dettol, sunlight, bayclin, tween 20, agar, bakterisida, fungisida, akuades,
myoinositol, media MS, media WPM, ZPT: 2,4-D, Picloram, IAA, NAA, Kinetin,
BAP, alkohol 96%, alkohol 70%.
- Ruangan Laboratorium Kultur Jaringan dibagi menjadi 5 ruang, yang terdiri dari
Ruang Asistensi, Ruang Bahan Kimia, Ruang Transfer, Ruang Inkubasi dan Green
House.

IX. Daftar Pustaka


Basri. Arie Hapsani Hasan. 2016. Kajian Pemanfaatan Kultur Jaringan dalam
Perbanyakan Tanaman Bebas Virus . Agrica Ekstensia. 10 (1): 64 – 73.
Hartmann, H.T., D.E. Kester, F.T. Davies Jr., and R.L. Geneve. 1997. Plant
Propagation: Principle And Practices. Sixth Ed.
Kumar N, Reddy MP. 2011. In vitro plant propagation: a review. Journal of Forest
Science. 27 (2): 61−72.
Novianinda, V., F. Yulianti, E. Agustina. 2017. Pertumbuhan Planlet Stroberi (Fragaria
ananassa D) Var. Dorit pada Beberapa Variasi Media Modifikasi In Vitro di Balai
Penelitian Jeruk dan Buah Subtropika (BALITJESTRO). BIOTROPIC The
Journal of Tropical Biology. 1. (1): 41 –50.
Pierik, R.M.L. 1987. In Vitro Culture of Higher Plants. Martinus Nijhoff Publishers.
Dordrecht.The Netherlands
Santoso, U dan F. Nursandi. 2003. Kultur Jaringan Tanaman. Universitas
Muhammadiyah Malang. Malang
Wattimena, G. A., L. W. Gunawan, dan S. S. Harjadi. 1986. Penelitian Kultur Jaringan
Beberapa Tanaman Hortikultur Penting. Bogor: Budidaya Pertanian Fakultas
Pertanian IPB

Anda mungkin juga menyukai