Anda di halaman 1dari 17

Pembunuhan Sedingin Es

(Kasus Jessica Wongso-Mirna Kopi Sianida)

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah


Pendidikan Pancasila dari Dr. Putri Hafidati Asrizal,SH.,MH

Disusun Oleh :

Nama: Rahmat Tia Aprilia


NIM: 2306020068

Kelas : 1A

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM SYEKH YUSUF
TANGERANG
2023
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat, serta
anugerahnya yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan artikel yang berjudul “Pembunuhan Sedingin Es (Kasus Jessica Wongso-
Mirna Kopi Sianida)”.
Penyusunan artikel ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan
Pancasila yaitu EKT I. Atas dukungan dan material yang diberikan dalam penyusunan artikel
ini. Maka penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Allah Swt yang telah memberikan nikmat sehat sehingga penulis dapat menyelesaikan
artikel dan tugas ini.
2. Ibu Dr. Putri Hafidati Asrizal, SH.,MH selaku dosen Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
yang memberikan dorongan, masukkan kepada penulis dan
3. Orang tua penulis yang banyak memberikan dukungan baik moral maupun material.
4. Serta semua pihak yang tidak dapat satu per satu disebukan yang telah membantu dalam
proses penyusunan atrikel ini.
Penulis menyadari bahwa artikel ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun bagi pembaca dan mayarakat
umum, dan penulis sendiri agar kedepannya dapat belajar dari kekurangan. Semoga artikel
ini dapat bermanfaat untuk semua pihak.

Bogor, 11 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Pembunuhan Sedingin Es...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................... iii

ABSTRAK.............................................................................................................................. 1

BAB I.................................................................................................................................... 2

PENDAHULUAN.................................................................................................................... 2
A. Latar Belakang................................................................................................................... 2
B. Permasalahan.................................................................................................................... 2
C. Tujuan................................................................................................................................2

BAB II................................................................................................................................... 3

PEMBAHASAAN................................................................................................................... 3
A. KASUS RINCI.......................................................................................................................3
B. BENTUK KEJAHATAN........................................................................................................10
C. KLASIFIKASI KEJAHATAN..................................................................................................11
D. KLASIFIKASI PELAKU KEJAHATAN.....................................................................................11
E. TIPOLOGI PELAKU KEJAHATAN........................................................................................11
F. FILM DOKUMENTER.........................................................................................................11

BAB III................................................................................................................................ 13

PENUTUP........................................................................................................................... 13
A. KESIMPULAN....................................................................................................................13
B. SARAN..............................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 14

iii
ABSTRAK

Pembunuhan merupakan kejahatan yang sangat berat dan cukup mendapat perhatian di
dalam kalangan masyarakat. Berita di surat kabar, majalah dan surat kabar online sudah
mulai sering memberitakan terjadinya pembunuhan. Tindak pidana pembunuhan di kenal
dari zaman ke zaman dan karena bermacam-macam faktor. Zaman modern ini tindak
pidana pembunuhan malah makin marak terjadi. Tindak pidana pembunuhan berdasarkan
sejarah sudah ada sejak dulu, atau dapat dikatakan sebagai kejahatan klasik yang akan
selalu mengikuti perkembangan kebudayaan manusia itu sendiri. Tindak pidana
pembunuhan adalah suatu perbuatan yang dengan sengaja maupun tidak, menghilangkan
nyawa orang lain. Perbedaan cara melakukan perbuatan tindak pidana pembunuhan ini
terletak pada akibat hukum nya, ketika perbuatan tindak pidana pembunuhan ini dilakukan
dengan sengaja ataupun direncanakan terlebih dahulu maka akibat hukum yaitu sanksi
pidana nya akan lebih berat dibandingkan dengan tindak pidana pembunuhan yang
dilakukan tanpa ada unsur-unsur pemberat yaitu direncanakan terlebih dahulu.
Pembunuhan berencana sesuai Pasal 340 KUHP adalah suatu pembunuhan biasa seperti
Pasal 338 KUHP. akan tetapi dilakukan dengan direncanakan terdahulu Direncanakan
lebih dahulu 2 (voorbedachte rade) sama dengan antara timbul maksud untuk membunuh
dengan pelaksanaannya itu masih ada tempo bagi si pembuat untuk dengan tenang
memikirkan misalnya dengan cara bagaimanakah pembunuhan itu akan dilakukan.
Perbedaan antara pembunuhan dan pembunuhan direncanakan yaitu jika pelaksanaan
pembunuhan yang dimaksud Pasal 338 itu dilakukan seketika pada waktu timbul niat,
sedang pembunuhan berencana pelaksanan itu ditangguhkan setelah niat itu timbul, untuk
mengatur rencana, cara bagaimana pembunuhan itu akan dilaksanakan Jarak waktu antara
timbulnya niat untuk membunuh dan pelaksanaan pembunuhan itu masih demikian luang,
sehingga pelaku masih dapat berfikir, apakah pembunuhan itu diteruskan atau dibatalkan,
atau pula merencana dengan cara bagaimana ia melakukan pembunuhan itu. Perbedaan
lain terletak dalam apa yang terjadi didalam diri si pelaku sebelum pelaksanaan
menghilangkan jiwa seseorang (kondisi pelaku). Pembunuhan direncanakan terlebih dulu
diperlukan berfikir secara tenang bagi pelaku, namun dalam pembunuhan biasa,
pengambilan putusan untuk menghilangkan jiwa seseorang dan pelaksanaannya
merupakan suatu kesatuan, sedangkan pada pembunuhan direncanakan terlebih dulu kedua
hal itu terpisah oleh suatu jangka waktu yang diperlukan gana berfikir secara tenang
tentang pelaksanaannya, juga waktu untuk memberi kesempatan guna membatalkan
pelaksanaannya. Direncanakan terlebih dulu memang terjadi pada seseorang dalam suatu
keadaan dimana mengambil putusan untuk menghilangkan jiwa seseorang ditimbulkan
oleh hawa nafsunya dan di bawah pengaruh hawa nafsu itu juga dipersiapkan, sehingga
dalam pelaksanaan nya pelaku akan lebih mudah 3 membunuh korban.
Kata Kunci: Pembunuhan, Kopi sianida, Kematian

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia sejak manusia
masih dalam kandungan sampai akhir kematiannya. Di dalamnya tidak jarang menimbulkan
gesekan-gesekan antar individu dalam upaya pemenuhan HAM pada dirinya sendiri. Hal
inilah yang kemudian bisa memunculkan pelanggaran HAM seorang individu terhadap
individu lain, kelompok terhadap individu, ataupun sebaliknya.
Pada tanggal 6 Januari 2016, Wayan Mirna Salihin, 27 tahun, meninggal dunia setelah
meminum Kopi es vietnam di Olivier Café, Grand Indonesia. Saat kejadian, Mirna diketahui
sedang berkumpul bersama kedua temannya, Hani dan Jessica Kumala Wongso. Menurut
hasil otopsi pihak kepolisian, ditemukan pendarahan pada lambung Mirna dikarenakan
adanya zat yang bersifat korosif masuk dan merusak mukosa lambung. Belakangan ini
diketahui, zat korosif tersebut berasal dari asam sianida. Sianida juga ditemukan oleh
Puslabfor Polri di sampel kopi yang diminum oleh Mirna. Berdasarkan hasil olah TKP dan
pemeriksaan saksi, polisi menetapkan Jessica Kumala Wongso sebagai tersangka. Jessica
dijerat dengan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.
Dari latar belakang tersebut di atas maka saya menyusun artikel yang berjudul
“Pembunuhan Sedingin Es (Kasus Jessica Wongso-Mirna Kopi Sianida)”, untuk
memberikan informasi tentang kejadian kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin.

B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang dapat kita ambil
adalah bagaimana alur cerita dari kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin terhadap
tersangka Jessica Kumala Wongso.
Berikut Rumusan Masalah:
1. Bagaimana kasus rinci dari pembunuhan Wayan Mirna Salihin?
2. Bagaimana bentuk kejahatan dari kasus ini?
3. Apa saja klasifikasi kejahatan dari kasus ini?
4. Apa saja tipologi pelaku kejahatan dari kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin?

C. Tujuan
a. Untuk menyelesaikan tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila
b. Berbagi wawasan kepada pembaca
c. Memberikan informasi tentang kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin terhadap
tersangka Jessica Kumala Wongso
d. Untuk mengetahui cerita dari kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin terhadap
tersangka Jessica Kumala Wongso.

2
BAB II
PEMBAHASAAN

A. KASUS RINCI

Kasus kematian Wayan Mirna Salihin usai meminum kopi tercampur sianida dengan
terdakwa Jessica Kumala Wongso telah memasuki persidangan keenam di Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat. Dalam tiga persidangan terakhir, Jaksa penuntut umum selalu memutarkan
video rekaman dari kamera pengawas (closed circuit television/CCTV) yang menayangkan
saat pertama kali Jessica memasuki Kafe Olivier, memesan makanan, membayar, proses
kedatangan Hani dan Mirna hingga korban dibawa ke klinik.

Dalam video yang ditayangkan hingga hari ini, diambil dari beberapa kamera pemantau
yang tersebar di sekitar Kafe Olivier, belum terlihat jelas apakah Jessica yang membubuhkan
racun ke gelas kopi yang diminum Mirna.

Jessica pertama kali tiba di Kafe Olivier pada pukul 15.30 WIB untuk memesan meja di
ruangan tanpa asap rokok. Ia dilayani seorang resepsionis bersama Aprilia Cindy Cornelia
Jessica terlihat oleh CCTV sejenak masuk ke dalam lorong untuk melihat ruangan. Pada
pukul 15.32 WIB atau dua menit setelah tiba, Jessica meninggalkan Kafe Olivier. Jessica
datang untuk kedua kalinya ke Kafe Olivier, di Grand Indonesia, itu pada pukul 16.14 WIB
dengan menjinjing tiga tas kertas, yang dibawa di tangan kanan dan satu tas di tangan kiri.
Jessica diantar resepsionis ke meja 54 kemudian diberikan menu. Resepsionis mundur dan
pesanan Jessica ditangani pelayan.

Pada menit 16.22 WIB Jessica menutup pemesanan (close bill) dan melakukan
pembayaran di kasir diantar seorang pelayan bernama Marlon Napitupulu. Kira-kira satu
menit kemudian, Agus Triyono membawa pesanan Jessica berupa es kopi Vietnam Agus
berada di meja nomor 54 itu dari pukul 16.24 WIB hingga 16.26 WIB untuk menyajikan kopi.
Pukul 17.17 WIB, Hani dan Mirna datang dan saling berpelukan sejenak bersama Jessica di
depan meja 54. Mirna pun duduk di tengah diapit Jessica di sisi kiri dan Hani di sisi kanan.
Pukul 17.18 di CCTV Mirna terlihat mengaduk kopi dan meminumnya. Menit-menit
selanjutnya adalah kondisi Mirna memburuk, mulai dari merasa kepanasan di mulut hingga
bersandar di sofa karena tidak sadarkan diri. Pada 17.27 rombongan itu meninggalkan Kafe
Olivier untuk diantar ke klinik di mall menggunakan kursi roda yang disediakan pelayan Kafe
Olivier, Masih ada potongan video rekaman CCTV yang belum diputar jaksa, antara lain saat
Jessica sendirian menunggu Hani dan Mirna pada rentang waktu antara sebelum pukul 17.17
WIB.

3
1.1. Kronologi versi Jessica

Tiba di Grand Indonesia (pukul 14.00 WIB). Jessica janjian bertemu dengan tiga
temannya. Mirna. Hani dan Vera, di Kafe Olivier pada pukul 17.00.

Pesan tempat. Begitu tiba, Jessica langsung memesan meja nomor 54. Kafe Olivier
merupakan pilihan Mirna.

Jalan-jalan. Jessica berkeliling mall dan membeli tiga bingkisan berisi sabun untuk
oleh-oleh bagi ketiga temannya.

Kembali ke kafe (Sekitar pukul 16.00 WIB), Jessica memesan minuman setelah
bertanya dulu di grup perbicangan media sosial mereka.

Minuman datang. Minuman yang datang pertama adalah kopi es Vietnam pesanan
Mirna. Dua minuman lainnya, fashioned sazerac (Hani) dan cocktail (Jessica) datang
belakangan.

Sang teman tiba (pukul 16.40). Mirna dan Hani datang. Vera tak terlihat Posisi
duduk: Mirna (tengah), Jessica (kiri) dan Hani (kanan).

Mirna meminum kopi Mirma merasa bau kopinya aneh dan meminta kedua
temannya ikut mencium. "Baunya aneh," kata Jessica. Belakangan diketahui bahwa kopi
yang diminum oleh Mirna memiliki warna seperti kunyit.

Mirna meminta air putih. Jessica meminta air kepada pelayan. Ia ditanya balik
pilihan minumannya

Mirna sekarat. Ketika ia kembali, tubuh Mima sudah kaku, mulutnya mengeluarkan
busa, kejang-kejang, dengan mata setengah tertutup.

Panik. Jessica dan Hani panik sembari menggoyangkan tubuh Mira. Mereka
berteriak memanggil pelayan kafe.

Dibawa ke klinik dan rumah sakit Mirna dibawa menggunakan kursi roda ke klinik,
kemudian dibawa dengan mobil suaminya, Arief Soemarko, ke Rumah Sakit Abdi
Waluyo. Dokter klinik mall Grand Indonesia, Joshua, mengatakan denyut nadi Wayan
Mirna Salihin sebelum wafat adalah 80 kali per menit. Sementara pernapasannya 16 kali
per menit. Pada saat dibawa ke klinik, Mirna diketahui pingsan. Selama lima menit
Joshua mengaku hanya melakukan pemeriksaan dan tidak menemukan masalah pada
pemanasan dan denyut nadi. Dirinya hanya memberi alat bantu pernapasan. Kemudian
atas kemauan suami, Mirna kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Abdi Waluyo.

4
1.2. Kronologi versi Hani kepada Polisi

Tiba di kafe (pukul 16.00 WIB) Jessica tiba di kafe.

Hani dan Mirna datang (pukul 16.40 WIB), Minuman sudah tersedia. Menurut
Hani, setelah meminum es kopi, Mirna mengatakan "It's awful, it's bad". "Minumannya
ada apa-apanya kali," kata Hani. Mirna sekarat Mirna merasa kepanasan dan mulutnya
berbusa sehingga dibawa ke klinik. Mirna meninggal di Rumah Sakit Abdi Waluyo.

1.3. Berikut kronologi menurut tayangan CCTV yang disiarkan di PN


Jakarta Pusat hingga persidangan keenam, Rabu (20/7):

15.30: Jessica datang mengenakan kaus coklat dan membawa satu buah tas.

15:31: Jessica melakukan reservasi dilayani seorang resepsionis bernama Cindy.

15.32: Jesicca melihat sebentar ke dalam lorong kemudian berbalik badan dan keluar.

15:32: Jessica terlihat keluar dari Kafe Olivier.

16:14: Jessica datang untuk kedua kalinya. Ia membawa tiga paperbag di tangan
kanan dan tas ditangan kiri.

16.14: Jessica berjalan ke meja ditemani resepsionis. Jessica ditinggalkan sejenak oleh
resepsionis yang mengambil menu.

16.15: Jessica membaca menu kemudian resepsionis mundur.

16.22: Jessica melakukan pembayaran di kasir.

16:23: Agus Triyono, pelayan Kafe Olivier, mengantarkan pesanan ke meja Jessica.

16.23: Agus Triyono muncul di kamera 3 CCTV saat mengambil tissue.

16.24: Agus Triyono terlihat di kamera 9 CCTV meletakkan tissue. gelas dengan
serbuk kopi, sedotan, kemudian memangkan air panas.

16.25: Agus Triyono masih melayani Jessica di meja 54. Namun tidak begitu jelas
terlihat
terhalang pembatas.

16.26: Agus Triyono sudah meninggalkan meja Jessica 17.17: Hani berkaus biru dan
korban Wayan Mirna Salihin berbaju biru datang ke Cafe Olivier.
5
17.18: Hani dan Mirna datang menghampiri Jessica. Mereka berpelukan kemudian
Mirna duduk ditengah Jessica dan Hani, Mirna terlihat mengaduk Es Kopi Vietnam
dan meminumnya. Usai minum, Mirna mengibus-ibaskan tangan di depan mulutnya.

17.19: Mirna terlihat bersandar dan lemas. Jessica meninggalkan meja untuk
memanggil pegawai cafe.

17.20: Jessica kembali ke meja. Mirna sudah terlihat tidak sadarkan diri.

17.21: Seorang pelayan membawa air mineral dengan nampan. Seorang pelayan
wanita mengangkat gelas bersianida.

17:22: Jessica bangun dari kursinya dan berdiri di seberang meja

17.23: Jessica berdiri di seberang melihat sambil mengamati Mirna dan Hani serta
empat pelayan Cafe Olivier yang datang ke meja. Jessica terlihat menggaruk tangan.

17.24: Pelayan Kafe Olivier membawa kursi roda sementara pegawai lainnya
menggeser meja ke sisi kanan. Jessica terlihat masih berdiri sambil menggaruk
tangannya.

17.25: Jessica mendekati meja untuk mengambil tas sementara beberapa orang juga
berada di dekat meja itu, termasuk seorang ibu yang dikatakan Hani sedang membaca
doa.

17.26: Hani terlihat panik dan melakukan panggilan telepon kepada Arief Soemarko,
suami Mirna.

17.27: Mirna diangkat staf Cafe Olivier menuju lift dekat cafe untuk dibawa ke klinik.

1.4. Kronologi versi Edi Darmawan Salihin (Ayah Mirna)

Wawancara yang dilakukan oleh Karni Ilvas dalam acara Indonesia Lawyers Club
di One. Edi Darmawan Salihin mengungkapkan beberapa fakta terkait kematian
anaknya. Fakta tersebut ia peroleh salah satunya setelah melihat rekaman CCTV yang
berada di Olivier Café la menjelaskan, bahwa apa yang di ucapkan oleh Jessica Kumala
Wongso di media-media itu bohong Kebohongan tersebut antara lain mengenai air
mineral yang diakui Jessica dipesan olehnya, nyatanya tidak tercantum dalam tagihan
pesanan. Lalu penempatan goody bag yang diakui Jessica ditaruh di atas meja setelah
minuman datang, menurut Edi, nyatanya goodybag ditaruh sebelum minuman pesanan
diantarkan oleh pelayan. Edi pun mengatakan, hanya Jessica yang tidak menangis saat
keluarga dan teman-teman Mirna berada di Rumah Sakit Abdi Waluyo.

6
2.1. Barang Bukti

1. Rekaman CCTV
2. Es kopi vietnam
3. Tiga botol berisi cairan dibungkus paper bag bath and body works yang masing-
masing berisi sabun cair.
4. Struk pembelian yang berisi: 1 kopi es vietnam (Mirna), 1 fashioned sazerac
(Hani), Cocktail(Jessica).
5. Terdapat 37 barang bukti lainnya.

2.2. Alat Bukti

1. Keterangan asisten rumah tangga mengenai pembuangan celana jeans yang


diperintahkan Jessica.
2. Ayah Mirna (Dermawan Salihin) menurut beliau, kepada dirinya Jessica
mengaku hanya minum air putih.

2.3. Hasil Laboratorium Forensik

Hasil otopsi yang dilakukan terhadap jenazah Mirna, ditemukan adanya


pendarahan pada lambung dikarenakan adanya zat yang bersifat korosif masuk dan
merusak mukosa lambung. Belakangan ini diketahui, zat korosif tersebut berasal dari
Sianida. Pusat Laboratorium Forensik Mabes Polri juga sudah mengeluarkan hasil
pemeriksaan sampel kopi yang diminum Wayan Mirna Salihin. Hasilnya, dari sampel
kopi itu ditemukan 15 gram racun sianida. Sebagai perbandingan, 90 miligram sianida
bisa menyebabkan kematian pada orang dengan berat badan 60 kilogram. Sekitar 90
miligram, jika dalam bentuk cairan, dibutuhkan 3-4 tetes saja. Sedangkan 15 gram,
sekitar satu sendok teh.

2.4. Persidangan

Setelah melewati beberapa kali persidangan, Jessica Kumala Wongso pada akhirnya
dituntut 20 tahun penjara atas tindak pidana pembunuhan yang diatur dalam Pasal 340
KUHP. Dalam tuntutannya, jaksa menyebutkan bahwa Jessica diyakini terbukti bersalah
meracuni Mirna dengan menaruh racun sianida dengan kadar 5 gram. Jessica disebut
menutupi aksinya dengan cara meletakkan 3 kantong kertas di meja nomor 54.

Pada 27 Oktober 2016, Jessica Kumala Wongso dijatuhi vonis pidana penjara
selama 20 tahun Jaksa melalui surat dakwaannya menyatakan. Jessica Kumala Wongso
mengatur sedemikian rupa posisi benda-benda di atas meja agar aksinya menaburkan
racun sianida ke kopi Mirna tertutupi.

7
Salah satu yang dipakai sebagai penutup adalah 3 paper bag berisi sabun
Berdasarkan surat dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan
Negeri Jakarta Pusat. Ardito Muwardi, di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jl Bungur
Besar Raya, Jakpus, Rabu (15/6/2016), pertemuan di Restoran Olivier disepakati pada 6
Januari 2016 sekitar pukul 18.30 WIB. Jessica datang terlebih dahulu di pertemuan
tersebut. Jessica tiba di Restoran Olivier pukul 15.30 WIB dan langsung memesan
tempat duduk untuk 4 orang di area tidak merokok tepatnya di meja nomor 54. Jika
mengacu pada anggota di grup Whatsapp, maka 4 orang yang dimaksud adalah Jessica,
Mirna, Hani, dan Vera.
"Setelah mengamati keadaan restoran, sebagai persiapan selanjutnya untuk
menghilangkan nyawa Mirna, kemudian terdakwa meninggalkan restauran menuju toko
Bath and Body Works, Lantai 1. West Mall, Grand Indonesia," ujar jaksa Ardito.
"Sesampainya di toko tersebut, terdakwa membeli 3 buah sabun dan meminta
saksi Tri Nurhayati selaku karyawati Bath and Body Works, agar masing-masing sabun
tersebut dibungkus dan dimasukkan ke dalam 3 paper bag," jelasnya.
Pukul 16.14 WIB. Jessica kembali ke restauran dan meletakkan 3 paper bag di
atas meja yang telah dipesan sebelumnya. Ia kemudian memesan Vietnamesse Iced
Coffee (VIC) serta memesan 2 cocktail yaitu Old Fashion dan Sazerac, ia juga sekaligus
langsung membayarnya.
"Terdakwa langsung membayar minuman itu (close bill) dan untuk itu terdakwa
berjalan menuju kasir sambil menengok dan memperhatikan situasi dan keadaan dalam
restoran olivier, "ujarnya.
Begitu VIC tiba di meja 54, Jessica memasukkan sedotan ke dalam gelas berisi
VIC tersebut. Sebelumnya sedotan berada di samping gelas di atas tisu dan masih
tertutup di ujungnya. Tak lama, 2 cocktail tiba di meja 54. Saat itulah pegawai restoran
menyadari bahwa sedotan sudah dimasukkan ke gelas berisi VIC.
Sekitar pukul 16.28 WIB, Jessica pindah duduk ke tengah sofa. Jessica
meletakkan gelas berisi VIC di sebelah kanannya kemudian menyusun 3 paper bag di
atas meja sedemikian rupa dengan maksud menghalangi pandangan orang sekitar agar
perbuatan yang dilakukannya terhadap gelas berisi minuman VIC tidak terlihat.
"Kemudian 3 paper bag tersusun dalam rentang waktu pukul 16.30 WIB s/d 16.45
WIB, terdakwa langsung memasukkan racun natrium sianida (NaCN) ke dalam gelas
berisi minuman VIC yang disajikan untuk korban Mirna," terang Jaksa Ardito.
"Setelah terdakwa selesai memasukkan racun NaCN ke dalam gelas VIC dan
meletakannya di tengah meja 54, terdakwa memindahkan 3 paper bag ke belakang sofa
kemudian terdakwa kembali duduk di posisi semula," imbuhnya.
Kematian Wayan Mirna Salihin usai menyeruput kopi Vietnam di Kafe Olivier
pada Rabu (6/1) lalu karena terdapat racun sianida telah menyita perhatian publik.
Terlebih setelah Jessica Kumala Wongso yang juga sahabat Mirna kini ditahan.
Merasa tidak bersalah, Jessica mencari keadilan. Melalui kuasa hukumnya,
perempuan yang bekerja sebagai desain grafis di Australia itupun mengajukan
praperadilan terhadap kepolisian. Pihak Jessica menuding pihak kepolisian khususnya
Polsek Tanah Abang selaku pihak tergugat telah menyalahi wewenang. Mulai proses
penetapan tersangka tanpa bukti kuat hingga pencekalan terhadapnya.
8
Sebagai pihak tergugat. Polsek Tanah Abang pun menanggapinya dengan dingin.
Kuasa hukumnya. AKBP Aminullah, bahkan menyebut tudingan itu salah alamat. Sebab
yang menetapkan Jessica sebagai tersangka adalah Polda Metro Jaya setelah kasusnya
diambil alih pada 10 Januari. Memang mulanya Polsek Tanah Abang memanggil Jessica
setelah mendapat hasil forensik yang menunjukkan kematian Mirna tidak wajar. Untuk
mendapatkan titik terang pihak polsek pun mengirimkan sampel Корі kepada Puslabfor
Mabes Polri.
Hasilnya, positif terdapat kandungan sianida sebanyak 5 miligram dalam kopi
Mirna. Karena kasus ini dinilai cukup pelik, maka Polsek Tanah Abang
melimpahkannya kepada Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jауа untuk ditindak
lanjuti.
"Untuk kepentingan penyidikan lebih lanjut pada tanggal 10 Januari 2016,
Ditreskrimum Polda Metro Jaya melakukan pengambilalihan kasus kematian Mirna
sesuai dengan lampiran nomor RP/02/1/2016/Sektor Tanah Abang tanggal 6 Januari
2016," ujar Aminullah di Ruang Sidang Kartika PN Jakpus, JI Bungur Besar Raya,
Jakarta Pusat, Rabu (24/2/2016).
Setelah penanganan perkara lepas dari Polsek Tanah Abang, maka Ditreskrimum
Polda Metro Jaya melakukan sejumlah penyelidikan. Adapun alur penyelidikan yang
dilakukannya, sebagai berikut:

6 Januari 2016
Polsek Tanah Abang mendapat laporan tewasnya Wayan Mirna Salihin setelah
meminum es kopi Vietnam di kafe Olivier, Mall Grand Indonesia. Polisi langsung
membentuk dua tim, di mana tim pertama mengecek ke lokasi kejadian sedangkan tim
kedua mencari informasi ke RS Abdi Waluyo yang menjadi lokasi jenazah Mirna sempat
dibawa untuk mendapat pertolongan pertama. Namum tim kedua tidak dapat melihat
kondisinya secara langsung lantaran jenazah sudah dibawa keluarga ke RS Dharmais.

7 Januari 2016
Penyelidik Polsek Tanah Abang meminta rekaman medis atas nama Wayan Mirna
Salihin ke RS Abdi Waluyo. Pihaknya juga langsung mengirim barang bukti berupa
botol dan sampel kopi ke Puslabfor Mabes Polri untuk mengetahui kandungan zat yang
ada dalam minuman tersebut.

9 Januari 2016
Polsek Tanah Abang meminta izin keluarga Mirna untuk dilakukan autopsi
jenazah agar diketahui penyebab lebih jelasnya. Sebab menurut keterangan medis. Mirna
dinyatakan meninggal secara tidak wajar.

10 Januari 2016
Kasus tewasnya Mirna telah dilimpahkan kepada Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Selanjutnya, pihak Polda langsung menerbitkan surat perintah tugas dan surat perintah
penyidikan.

9
25 Januari 2016
Ditreskrimum Polda Metro Jaya menerbitkan surat dimulainya penyelidikan yang
dilanjutkan dengan surat memintai keterangan saksi dan anggota keluarga. Termasuk
juga surat perintah penggeledahan dan penyitaan batang bukti berupa CCTV dari kafe
Olivier. Selanjutnya, polisi juga menggelar rekonstruksi pembuatan kopi, meminta
keterangan ahli forensik, toksikologi forensik psikologi klinik dan kriminologi.

30 Januari 2016
Usai melakukan gelar perkara dan meningkatkan status Jessica dari saksi menjadi
tersangka, tim penyidik mengeluarkan surat perintah penangkapan dengan nomor SP
205/1/2016 Ditreskrimum. Selanjutnya, Jessica pun ditahan di ruang tahanan Polda
Metro Jaya selama 20 hari.

11 Februari 2016
Jessica melalui kuasa hukumnya mengajukan praperadilan terhadap pihak
kepolisian seperti yang tertulis dalam permohonannya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, Aminullah menyatakan bahwa pihaknya sudah
bekerja sesuai prosedur dan tidak melakukan tindakan yang menyalahi wewenang ia
juga menegaskan, secara hierarki posisinya berada di bawah Polda Metro Jaya.
"Mengingat satuan bawah tidak dibenarkan bertanggungjawab atas perbuatan
hukum yang dilakukan satuan yang diatasnya. Namun sebaliknya, apabila Polda Metro
Jaya bertanggungjawab atas perbuatan hukum yang dilakukan oleh satuan di bawahnya
dalam hal ini Polsek Tanah Abang benar sesuai undang-undang." terangnya.
Meski demikian tim kuasa hukum Jessica tetap kekeuh menyerang Polsek Tanah
Abang Pengacara Yudi Wibowo Sukinto menjelaskan, dengan digugatnya Polsek Tanah
Abang maka seluruh jajaran secara ikut berjenjang di atasnya pun ikut secara otomatis.
"Tidak benar itu kalau disebut salah sasaran. Lihat dong UU No. 2 Tahun 2002
tentang kepolisian. Polisi itu bekerja secara hirarki. UU dengan surat pengalihan tinggi
mana? Polsek saya gugat, Polda Metro saya gugat sesuai UU. Perkaranya di Polsek kan,
dilimpahkan itu kan kewenangan dia,” kata Yudi kepada wartawan usai persidangan.
Selanjutnya, sidang praperadilan ketiga dengan agenda pemeriksaan saksi pihak Jessica
dan alat bukti pihak tergugat akan digelar pada Kamis (25/2) esok.

B. BENTUK KEJAHATAN

Kasus sianida ini termasuk ke dalam bentuk kejahatan organized crime (kejahatan
terorganisir) karena saat Jessica melakukan aksinya, ia melakukannya dengan secara
terorganisir dan direncanakan dengan sangat detail sehingga dalam cctv pun tidak terlihat.

10
C. KLASIFIKASI KEJAHATAN

1. Berdasarkan ancaman pidana:


Dilihat dari motif ancaman pidana, kasus sianida ini masuk kedalam kejahatan,
karena kasus ini adalah suatu perbuatan yang dilakukan yang dapat diancam
berdasarkan ketentuan pasal-pasal dalam buku II kitab undang-undang hukum
pidana.
2. Berdasarkan dampak yang ditimbulkan:
Dilihat dari dampak yang ditimbulkan, kasus sianida ini masuk kedalam kejahatan
berdampak lokal, karena kasus ini adalah kejahatan yang mempunyai dampak korban
dalam skala kecil (perorangan).
3. Berdasarkan cara yang digunakannya:
Dilihat dari cara yang digunakan, kasus sianida ini masuk ke dalam kejahatan yang
menyakiti orang lain, karena dalam kasus ini Jessica sebagai terdakwa telah
menghilangkan nyawa sahabatnya sendiri yaitu Mirna Salihin.

D. KLASIFIKASI PELAKU KEJAHATAN

Menurut Lindesmith dan Dunham Kasus ini termasuk ke dalam penjahat


individual, karena terjadi atas alasan pribadi Jessica membunuh Mirna Salihin.

E. TIPOLOGI PELAKU KEJAHATAN

Menurut C. Recess Kasus ini termasuk ke penjahat profesional, karena dilihat dari
kasus si Jessica ini sangat mahir menyusun strategi pembunuhan terhadap Mirna serta
penyidik juga mengatakan kasus ini sulit diungkap.

F. FILM DOKUMENTER

Kasus pembunuhan dengan kopi sianida yang terjadi pada 6 Januari 2016 lalu
kini diangkat menjadi film dokumenter oleh Netflix yang diproduseri oleh Rob Sixsmith.
Film dokumenter ini lahir melalui kolaborasi antara Netflix dan Beach House Pictures,
salah satu rumah produksi independen terbesar di Asia.

Kasus kopi sianida merupakan kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin yang
dilakukan oleh sahabatnya, Jessica Kumala Wongso. Jessica membunuh Mirna dengan
mencampurkan zat sianida ke dalam kopi vietnam yang diminum Mirna di Kafe Olivier.
Sidang kasus kopi sianida ini dilakukan selama berbulan-bulan, sampai akhirnya Jessica
ditetapkan sebagai tersangka. Jessica dijatuhi hukuman selama 20 tahun penjara oleh
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 27 Oktober 2016.

11
Setelah tujuh tahun berlalu, kini diangkat menjadi film dokumenter Netflix
dengan judu l “Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso”. Film ini berdurasi 86
menit dan sudah tayang mulai 28 September 2023 di Netflix. Saat ini, film ini kembali
mencuri perhatian publik karena misteri-misteri yang masih belum terpecahkan. Berikut
sinopsis filmnya:

Sinopsis Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso

Di awal film muncul ayah Mirna, Edy Darmawan sebagai narasumber yang
mengatakan bahwa Jessica adalah benar pembunuh anaknya. Kemudian turut hadir saudari
kembar Mirna, Sandy Salihin yang bercerita tentang kenangannya bersama Mirna saat
masih hidup.

Film ini menggambarkan bagaimana Jessica mengajak Mirna dan teman-


temannya yang lain untuk bertemu setelah sekian lama berpisah. Hingga pada akhirnya
Mirna pingsan sesaat setelah meminum kopi yang telah dipesan Jessica terlebih dulu.

Film ini turut menayangkan rekaman cctv pada waktu kejadian, footage-footage
berita pada saat persidangan, dan wawancara yang dilakukan dengan beberapa narasumber.
Jessica Wongso turut hadir dalam wawancara eksklusif di film ini.

Beberapa pihak yang terlibat dalam persidangan tujuh tahun lalu pun turut hadir
dalam dokumenter ini. Mereka adalah Otto Hasibuan sebagai kuasa hukum Jessica, lima
orang jaksa penuntut umum, Dr. Djaja Surya dan Reza Indragiri sebagai saksi ahli, manager
dan barista Kafe Olivier serta beberapa orang lainnya.

Di akhir film, ditampilkan buku harian milik Jessica Wongso. Buku harian itu
berisi curahan hati Jessica tentang keputusasaannya yang dituduh membunuh sahabatnya
sendiri.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pembunuhan berencana merupakan salah satu perbuatan yang diancam dengan


pidana mati, selain itu juga ancaman hukumannya adalah pidana penjara seumur
hidup atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun. Ancaman pidana
bagi pelaku pembunuhan berencana yaitu hukuman mati atau penjara seumur hidup
atau penjara sementara selama-lamanya 20 tahun.

Setelah pemaparan mengenai kasus kopi sianida jessica yang dipaparkan


oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa kejahatan yang dilakukan oleh jessica (yang
sekarang ditetapkan sebagai tersangka) masuk ke dalam bentuk kejahatan
Terorganisir. Dengan tipologi Pelaku kejahatan yaitu penjahat profesional
Klasifikasi tersebut didasarkan oleh analisa penulis terhadap kasus kopi sianida
jessica (tersangka) yang diminum oleh mirna (korban).

B. SARAN

Hukum di Indonesia harus lebih di tegakkan lagi agar permasalahan kasus-kasus


hukum pidana di indonesia bisa diatur lebih baik lagi dan yang melanggar hukum
harus diberi hukuman yang setimpal sesuai dengan Undang-undang yang telah di
tetapkan.

13
DAFTAR PUSTAKA

(n.d.). From "Watch Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso | Netflix Official Site".
www.netflix.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-10-01.

Fasaribu, A., & Marboen, A. P. (2016, Juli 20). Kronologi Kedatangan Jessica hingga Mirna
kejang dari tayangan CCTV. Retrieved September 25, 2019 from ANTARA:
https://www.antaranews.com/berita/574172/kronologi-kedatangan-jessica-hingga-mima-
kejang-dari-tayangan-cctv

Friastuti, R. (2016, Juni 15). Kronologi Jesssica Taruh Racun Sianida di Kopi Mirna.
Retrieved September 25, 2019 from detikNews:
https://news.detik.com/berita/3233757/kronologi-jessica-taruh-racun-sianida-di-kopi-mirna

Lanin, I. (2019). Pembunuhan Wayan Mirna Salihin. Retrieved September 25, 2019 from
Wikipedia:
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembunuhan_Wayan_Mirna_Salihin#Hasil_Laboratorium_Foren
sik

Muarabagja, M. H., & Nurhadi. (2023, September 30). Kilas Balik Kasus Kopi Sianida Jessica
Wongso yang sudah Tayang di Netflix. From TEMPO.CO:
https://nasional.tempo.co/read/1777961/kilas-balik-kasus-kopi-sianida-jessica-wongso-yang-
sudah-tayang-di-netflix

Redaksi. (2023). KUHP & KUHAP. Bantul: Pustaka Baru Press.

Savitri, A. W. (2016, Februari 24). Digugat Jessica, Polisi Beberkan Kronologi Kasus Mirna
di Praperadilan. Retrieved September 25, 2019 from detiknews:
https://news.detik.com/berita/d-3150024/digugat-jessica-polisi-beberkan-kronologi-kasus-
mirna-di-praperadilan

Sianturi, A. A. (2023, Oktober 11). Sinopsis Film Dokumenter Ice Cold: Murder, Coffe and
Jessica Wongso. From detiksumut:
https://www.detik.com/sumut/berita/d-6974911/sinopsis-film-dokumenter-ice-cold-murder-
coffee-and-jessica-wongso

Sixsmith, R. (Director). (2023). Ice Cold: Murder, Coffe and Jessica Wongso [Motion Picture].

14

Anda mungkin juga menyukai